Anda di halaman 1dari 51

PANDUAN SKILL LAB

DENTAL ANATOMY

Tim penyusun :
Tim Skill Lab Dental Anatomi

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2018
I. PENDAHULUAN

1.1 GAMBARAN UMUM SKILL LAB


Skill lab dental anatomi ini akan dilaksanakan pada semester 4, tahun ke 2. Skill lab ini akan
mempelajari tentang determinasi jaringan keras gigi/rahang dan jaringan lunak, menggambar,
serta membuat suatu replika/mengukir mahkota gigi-gigi permanen manusia. Sistem
pembelajaran skill lab ini dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi dan simulasi.

1.2 AREA KOMPETENSI


Area kompetensi (domain) dari standar kompetensi Dokter Gigi yang akan dicapai pada skill
lab ini yaitu :

Domain I : Profesionalisme
Mampu melakukan praktik di bidang kedokteran gigi sesuai dengan keahlian, tanggung jawab,
kesejawatan, etika dan hukum yang relevan.

Domain II : Penguasaan Ilmu Pengetahuan Kedokteran dan Kedokteran Gigi


Memahami ilmu kedokteran dasar dan klinik, kedokteran gigi dasar dan klinik yang relevan
sebagai dasar profesionalisme serta pengembangan ilmu kedokteran gigi.

a. Kompetensi Utama
Memahami prinsip-prinsip ilmu kedokteran gigi dasar mencakup Biologi Oral untuk
menunjang keterampilan preklinik dan klinik, serta penelitian bidang kedokteran gigi.

b. Kompetensi Penunjang
- Menjelaskan ilmu-ilmu kedokteran gigi dasar untuk pengembangan ilmu kedokteran gigi
dasar dan klinik.
- Menganalisis hasil penelitian kedokteran gigi dasar yang berkaitan dengan kasus medik
dental dan disiplin ilmu lain yang terkait.
- Memahami prinsip-prinsip ilmu kedokteran gigi dasar untuk menunjang keterampilan
preklinik dan klinik, serta penelitian bidang kedokteran gigi.

1.3 PRASYARAT
Untuk menempuh skill lab Dental Anatomi mahasiswa harus lulus Blok VIII Kedokteran Gigi I,
dan sedang menempuh Blok X (Stogmatognati II).

1.4 MATA KULIAH TERINTEGRASI


Mata kuliah yang terintegrasi dalam modul ini adalah Dental Anatomi, Stogmatognati, Forensik.

1.5 TUJUAN SKILL LAB


a. Tujuan Umum Skill Lab
Setelah melakukan keterampilan I (diskusi dan menggambar) mengenai anatomi gigi,
diharapkan mahasiswa semester IV FKG IIK dapat mengindentifikasikan ciri morfologi gigi
permanen dan gigi sulung dengan benar, serta dapat mengidentifikasi anomali gigi.
Setelah melakukan keterampilan II (membuat replika/mengukir) dengan membuat model
malam gigi permanen mahasiswa paham anatomi gigi dengan memperhatikan aspek
labial/bukal, palatal/lingual, mesial, distal dan oklusal dalam oklusi dan estetika sehingga
dapat mengidentfikasi gigi permanen dengan benar.
b. Tujuan Khusus Skill lab
Setelah melakukan keterampilan I mengenai anatomi gigi, mahasiswa semester IV FKG IIK
mampu:
1. Menjelaskan terminologi anatomi gigi berdasarkan topografi gigi geligi dalam rahang.
2. Menjelaskan terminologi anatomi berdasarkan nomenklatur gigi.
3. Mengidentifikasi jenis/perbedaan gigi permanen dan gigi sulung.
4. Mengidentifikasi ciri morfologi gigi anterior dan gigi posterior serta anomali tentang:
a. Ciri morfologi gigi atas dan gigi bawah dalam rahang.
b. Ciri morfologi gigi insisif pertama dan kedua; caninus; premolar pertama dan
kedua; Molar pertama, kedua dan ketiga.
c. Ciri morfologi gigi kanan dan gigi kiri dalam rahang.

Setelah melakukan latihan keterampilan II mahasiswa mampu dengan benar:


1. Mengidentifikasi gigi permanen rahang atas dan rahang bawah.
2. Membedakan gigi permanen bagian kanan dan kiri.
3. Memahami bentuk anatomi pada aspek labial/bukal, palatal/lingual, mesial, distal dan
insisal/oklusal.
4. Memahami ciri khas bentuk anatomi masing-masing gigi permanen.
5. Membuat cusp berdasarkan bentuk pembagian, tinggi/rendah gigi posterior permanen
RA dan RB.
6. Membuat bentuk groove gigi anterior permanen RA dan RB.
7. Membuat bentuk groove gigi posterior permanen RA dan RB.
8. Membuat fisure, sulkus, ridge setiap gigi anterior dan posterior permanen RA dan RB
dalam aspek labial/bukal, palatal/lingual, mesial, distal dan oklusal.
9. Membuat titik kontak yang tepat dengan gigi tetangga.
10. Menggunakan alat yang tepat untuk membuat model malam gigi.
11. Mengetahui bahan yang tepat untuk membuat model malam gigi.
12. Mengetahui metode pembuatan model malam.

1.6 REQUIREMENT
Pemetaan skill lab ini adalah sebagai berikut :
PERTEMUAN
KEGIATAN
KE
1 Overview
2 Pretest
Diskusi topografi gigi geligi dalam rahang (alveolar, midline, os maksila, os
mandibula, TMJ, mesial, distal, labial, bukal, fasial, lingual, palatal, insisal, oklusal,
servikal, proksimal)
3 Diskusi identifikasi gigi geligi permanen rahang atas dan bawah dari anterior ke
posterior
Diskusi perbedaan gigi permanen dan gigi sulung untuk rahang atas dan bawah dari
anterior ke posterior
Diskusi anomali bentuk dan determinasi gigi dengan bantuan elemen
Diskusi dan latihan penulisan nomenklatur (universal, zygmondi/palmer,
4
FDI/WHO)
Diskusi lapisan gigi dan ketebalannya serta jaringan periodontal
MAHASISWA BISA MEMINTA BUKU GAMBAR
Gambar potongan proksimal gigi permanen anterior (insisif/kaninus) beserta
jaringan periodontalnya
5
Gambar potongan proksimal gigi permanen molar (M1/M2) beserta jaringan
periodontalnya
6 Gambar gigi permanen insisif sentral rahang atas
Gambar gigi permanen insisif lateral rahang atas
Gambar gigi permanen insisif sentral rahang bawah
7
Gambar gigi permanen insisif lateral rahang bawah
Gambar gigi permanen kaninus rahang atas
8
Gambar gigi permanen kaninus rahang bawah
Gambar gigi permanen premolar pertama rahang atas
9
Gambar gigi permanen premolar kedua rahang atas
Gambar gigi permanen premolar pertama rahang bawah
10
Gambar gigi permanen premolar kedua rahang bawah
Gambar gigi permanen molar pertama rahang atas
11
Gambar gigi permanen molar kedua rahang atas
Gambar gigi permanen molar pertama rahang bawah
12
Gambar gigi permanen molar kedua rahang bawah
Gambar gigi permanen molar ketiga rahang atas
13
Gambar gigi permanen molar ketiga rahang bawah
Gambar gigi sulung insisif sentral rahang atas
14
Gambar gigi sulung insisif lateral rahang atas
Gambar gigi sulung insisif sentral rahang bawah
15
Gambar gigi sulung insisif lateral rahang bawah
Gambar gigi sulung kaninus rahang atas
16
Gambar gigi sulung kaninus rahang bawah
Gambar gigi sulung molar pertama rahang atas
17
Gambar gigi sulung molar kedua rahang atas
Gambar gigi sulung molar pertama rahang bawah
18
Gambar gigi sulung molar kedua rahang bawah
19 ACC triming model rahang atas dan bawah
20 Pembuatan model malam gigi permanen insisif pertama rahang atas

21 Pembuatan model malam gigi permanen insisif kedua rahang atas

22 Pembuatan model malam gigi permanen insisif rahang bawah

23 Pembuatan model malam gigi permanen kaninus rahang bawah

24 Pembuatan model malam gigi permanen premolar rahang atas


25
Pembuatan model malam gigi permanen molar rahang atas
26
27 Pembuatan model malam gigi permanen premolar rahang bawah
28
Pembuatan model malam gigi permanen molar rahang bawah
29
30 Diskusi dan latihan determinasi
31 Ujian Determinasi
32 Ujian Determinasi (perbaikan)
Alat yang harus disiapkan :
1. Model gigi/phantom
2. Bolpoin, pensil dan pengahapus untuk menggambar
3. Pisau model
4. Kertas minyak
5. Spirtus brander
1.7 SISTEM PENILAIAN
Bobot masing-masing komponen nilai adalah sebagai berikut :
1. Penilaian Cognitif (25 %) terdiri dari :
- Pretest (5 %)
- Proses (10 %)
- Ujian determinasi (10 %)
2. Penilaian Psikomotor (60 %) terdiri dari :
- Keterampilan 1 (20 %)
- Keterampilan 2 (20 %)
- Ujian determinasi (20 %)
3. Penilaian Afektif (15 %)

Rentang nilai cognitif, psikomotor dan afektif, dengan rincian sebagai berikut :

COGNITIF PSIKOMOTOR
 Pemahaman teori masing-  Margin dan external surface
masing aspek (fasial,  Anatomi ridge, cingulum, fossa
lingual/palatal, mesial,  Penampang fasial: outline, mesial/distal,
distal, oklusal/insisal) insisal
RENTANG  Penampang mesial/distal: outline &
NILAI kontur labial/lingual, cingulum
 Kontak proksimal dan embrasur
 Kontak antagonis
 Penampang insisal: ukuran, bentuk,
outline
 Penampang lingual: bentuk, cingulum
- 1x menunjukkan - 1x menunjukkan
- Memahami teori seluruh - Hasil carving sesuai dengan bentuk
80-100
aspek (5 aspek) anatomi pada semua aspek diatas
- Hasil carving rapi
- 1-2x menunjukkan - 1-2x menunjukkan
- Memahami teori anatomi - Hasil carving sesuai dengan bentuk
70-79 pada 4 aspek anatomi pada 4-5 aspek
- Kurang memahami pada 1 - Hasil carving rapi
aspek saja
- 2-3x menunjukkan - 2-3x menunjukkan
- Pemahaman teori kurang - Hasil carving sesuai dengan bentuk
65-69
lengkap secara anatomi pada 3-4 aspek
keseluruhan - Hasil carving kurang rapi
- 3-4x Menunjukkan - 3-4x Menunjukkan
- Pemahaman teori kurang - Hasil carving sesuai dengan bentuk
55-64
lengkap secara anatomi pada 2-3 aspek
keseluruhan - Hasil carving kurang rapi
- >4x menunjukkan - >4x menunjukkan
- Tidak memahami teori - Hasil carving tidak sesuai dengan
0-54
secara keseluruhan bentuk anatomi pada 4-5 aspek
- Hasil carving tidak rapi
Profesionalisme/afektif
Sikap dan perilaku mahasiswa selama praktikum berlangsung yang meliputi 6 kriteria :
kemauan keras, kedisiplinan, tanggung jawab, kebersihan, kepatuhan dan sopan santun
No Keterangan Skor
1. Bila 6 kriteria diatas dipenuhi dgn sempurna/sangat baik 81 - 100
2. Bila hanya memenuhi 4-5 dr 6 kriteria diatas 61 - 80
3. Bila hanya memenuhi 2-3 dr 6 kriteria diatas 41 - 60
4. Bila hanya memenuhi 1 dr 6 kriteria diatas 21 - 40
5. Apabila ke 6 kriteria diatas tidak dipenuhi 0 - 20

1.8 TATA TERTIB SKILL LAB


Pada skill lab dental anatomi ini setiap mahasiswa WAJIB :
1. Berpakaian rapi, berkerah, memakai bawahan (rok/celana panjang) berbahan kain dan
bersepatu. Mahasiswa tidak boleh memakai kaos atau memakai bawahan berbahan jeans,
sandal sepatu dan sandal.
2. Bagi mahasiswa yang memiliki rambut panjang (lebih dari sebahu) rambut harus diikat
menggunakan tali rambut dengan rapi.
3. Selama kegiatan skill lab harus memakai jas lab panjang (15cm diatas lutut) warna putih,
bersih, rapi.
4. Selama kegiatan skill lab setiap mahasiswa harus menggunakan name tag yang terpasang
rapi dan berfoto.
Keterampilan I
ANATOMI GIGI
ORGANISASI MATERI
Diskusi kelompok

Keterampilan 1 : Gambar gigi permanen + gigi sulung

Keterampilan 2 : Carving gigi permanen

Ujian determinasi

IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI GIGI


Sebelum membicarakan anatomi dan morfologi gigi, mahasiswa harus mengetahui
identifikasi dan kalsifikasi gigi terlebih dahulu.

Identifikasi dan klasifikasi


Gigi manusia pada umumnya terdiri dari 2 jenis :
a. Gigi decidui/gigi susu/gigi sementara/temporary teeth
b. Gigi permanen/tetap
Setiap manusia pada umumnya mempunyai gigi permanen sebanyak 32 buah :
- 16 gigi tertanam pada rahang atas (maksila)
- 16 gigi tertanam pada rahang bawah (mandibula)
Setiap rahang terdiri dari 2 kelompok gigi yang dinamanakan :
a. Kelompok gigi depan (anterior)
Kelompok gigi anterior terdiri dari :
- 2 gigi seri tengah = central incisors = incisivus centralis
- 2 gigi seri samping = lateral incisors = incisivus lateralis
b. Kelompok gigi belakang (posterior)
Kelompok gigi posterior terdiri dari :
- 4 gigi geraham kecil = bicuspids = premolar
- 6 gigi geraham besar = molar
Pada gigi decidui, tidak ada premolar tetapi molar.
Gigi-gigi permanen yang mengganti gigi decidui disebut gigi pengganti (SUCCEDANAEUS
TEETH)
Gigi yang tidak mengganti gigi decidui disebut NON SUCCEDANAEUS TEETH. Contoh :
gigi molar.

TIPE GIGI
Fungsi gigi bermacam-macam, tergantung pada bentuk dan ukuran, serta lokasinya dalam
rahang. Tiga fungsi dasar gigi adalah :
1. Memotong
2. Memegang
3. Memegang dan menggiling
Selain itu masih ada fungsi gigi lainnya, yaitu :
1. Untuk memproduksi dan mempertahankan suara/bunyi
2. Untuk estetik
3. Untuk melindungi jaringan-jaringan penanamnya
4. Untuk mempertahankan jaringan penyangga, supaya tetap dalam kondisi baik, dan terikat
dengan erat dalam lengkung gigi serta membantu dalam perkembangan dan perlindungan
dari jaringan-jaringan yang menyangganya.
Incisivus : gigi ini didesain untuk memotong sedangkan sudut untuk memotong disebut
sudut incisal
Caninus : gigi ini didesain untuk mengiris dan memotong
Premolar : gigi ini untuk memegang makanan dan membantu menghaluskan makanan
Molar : gigi ini berfungsi untuk mengunyah (menghaluskan makanan)

ANATOMI GIGI
Menjelaskan Terminologi Anatomi Gigi Berdasarkan Topografi Gigi Geligi dalam
Rahang.
Untuk mengindentifikasi bagaimana letak gigi dalam rahang, apakah itu gigi anterior atau gigi
posterior.
Mahasiswa harus mampu:
1. Menjelaskan letak gigi dalam rahang pada model rahang atau pada cranium
2. Menjelaskan bidang gigi pada model rahang/cranium.
3. Menjelaskan bagian gigi pada model gigi.

Topografi gigi geligi dalam rahang


Maxilla : Rahang Atas (RA)
Mandibula : Rahang Bawah (RB)
Geligi anterior : Insisif dan Caninus (sebab letak di muka)
Geligi posterior : Premolar dan Molar (sebab letak di belakang)

Gambar 1. Topografi gigi dilihat dari anterior. (Balogh MB, ch Renbach M.J. 1997)

Gambar 2. Bagian gigi anterior dan posterior. (Balogh MB, ch Renbach M.J. 1997)
Bidang Gigi
Garis meridian/median : normal melalui tengah dari gigi insisif.
Labial : bidang gigi yang menghadap bibir
Buccal : bidang gigi yang menghadap pipi
Lingual : bidang gigi yang menghadap ke lidah
Palatinal : bidang lingual dari gigi rahang atas disebut demikian, pada
rahang bawah tak ada palatinal
Incisal : permukaan atas pada gigi anterior
Oclusal : permukaan atas pada gigi posterior
Mesial : sisi gigi yang mendekati garis median
Distal : sisi gigi yang menjauhi garis median
Bidang proximal : bidang yang saling menempel pada tiap gigi, terdiri dari mesial
dan distal.

Bagaimana mengenai titik kontrak pada gigi insisif pertama dan molar ketiga? (lihat gambar 3)

Gambar 3. Cavum oris dengan bidang gigi. (Balogh MB, ch Renbach MJ. 1997)

Bagian Gigi
Setiap gigi mempunyai mahkota dan akar. Mahkota diselubungi oleh enamel, sedangkan
akar diselubungi oleh sementum. Pertemuan antara enamel dan sementum disebut Cemento
Enamel Junction (CEJ). Garis pemisah antara mahkota dan radix disebut cervical line.
a. Bagian MAHKOTA (dentin – enamel ):
1. Incisal ridge/edge = 11 -12
2. Cusp tunggal (tonjolan tunggal ): C
3. Cusp ganda (tonjolan ganda ): P – M
Mahkota dibagi 2, yaitu :
Anatomical crown (mahkota anatomis) : semua bagian mahkota yang diliputi oleh jaringan
enamel (erupsi atau tidak), panjangnya tetap.
Clinical crown (mahkota klinis) : bagian dari mahkota yang tidak diliputi epitel
lagi dan terlihat di atas gingival dan menonjol
dalam rongga mulut (keadaan ini tidak tetap).
b. Bagian AKAR (dentin – cementum):
1. Akar tunggal dengan satu apek pada:
Gigi anterior dan beberapa premolar.
2. Akar ganda
a. 2 akar, 2 aspeks BIFURKASI
b. 3 akar, 3 aspeks TRIFURKASI: pada molar RA
c. Batas MAHKOTA –AKAR cemento enamel junction (=cervical line)

Akar dibagi 2, yaitu :


Anatomical root (akar anatomis) : bagian dari gigi yang diliputi jaringan sementum.
Clinical root (akar klinis) : bagian dari akar yang masih diliputi oleh jaringan
periodontium, panjangnya tidak tetap

Gambar 4. Anatomi mahkota gigi dan akar gigi. (Ash and Nelson2003)

Gambar 5. Anatomi gigi dan akar gigi

Struktur Susunan
Struktur susunan gigi manusia terdiri dari :
1. Enamel/email adalah permukaan luar dari anatomical crown.
Enamel adalah jaringan yang terpadat dan terkeras dari tubuh manusia. Komposisi kimia
dari enamel adalah 96% bahan anorganik dan 4% zat organic dan air. Enamel tidak
mempunyai kemampuan untuk menggantikan bagian-bagian yang rusak.
2. Dentin, merupakan bentuk pokok dari gigi, pada crown diliputi oleh jaringan enamel dan
pada radix diliputi oleh jaringan cementum. Dentin merupakan bagian terbesar dari gigi dan
merupakan dinding yang membatasi dan melindungi rongga yang berisi jaringan pulpa.
Dentin, keras, tebal dari jaringan kapur. Lebih lunak dari enamel tetapi lebih keras dari
cementum atau tulang.
Warnanya kuning, kenyal. Komposisi kimia (70% zat anorganik dan 30% zat organik) dan
air. Dentin dan cementum mempunyai hubungan dengan jaringan-jaringan yang ada dalam
rahang dan gusi sehingga bila rusak, mempunyai kemampuan untuk tumbuh/memperbaiki
sendiri. Dentin yang baru disebut secondary dentin.
Reparative dentin terjadi akibat karies atau trauma. Dentin, adalah suatu jaringan yang
terbentuk secara berkelanjutan sesudah gigi erupsi.
3. Cementum, merupakan suatu zat yang menyerupai tulang. Cementum berfungsi sebagai
perlekatan antara gigi dan tulang alveolar. Tidak setebal atau sekeras enamel atau dentin
tetapi sepadat tulang. Komposisi kimia terdiri dari 45-50% zat anorganik dan 50-55% zat
organik.
4. Jaringan pulpa adalah jaringan lunak yang terdapat dalam rongga pulpa sampai foramen
apikal. Jaringan pulpa mengandung bahan dasar (ground substance), bahan perekat, sel
syaraf, jaringan ikat, pembuluh limfe, vena dan pembuluh darah.
Jaringan pulpa terdapat dalam rongga pulpa yang terdiri dari :
 Pulpa horn/tanduk pulpa, yaitu ujung ruang pulpa.
 Pulpa chamber/pulpa kamar/ruang pulpa, yaitu ruang pulpa di dalam crown.
 Pulpa canal/saluran pulpa, yaitu saluran di akar gigi.
 Foramen apikal, yaitu lubang di apex gigi tempat keluarnya jaringan pulpa yang ada
di akar ke tulang rahang.

Tonjolan pada gigi


a. Cusp : peninggian/tonjolan/puncak pada bagian oklusal
b. Tubercle : tonjolan/peninggian yang lebih kecil yang dibentuk oleh jaringan enamel I
c. Cingulum : suatu bulatan enamel yang terletak di bagian cervical third sebelah lingual dari
anterior.
d. Ridge : suatu peninggian yang memanjang pada permukaan gigi. Peninggian tersebut
semakin ke oklusal semakin sempit dan biasanya memanjang.
Ridge diberi nama berdasarkan letaknya:
1. Buccal Ridge : daerah buccal.
2. Marginal ridge : di bagian tepi permukaan occlusal.
3. Tri angular ridge : ridge dari puncak cusp menuju pusat/tengah.
4. Transversal ridge : 2 buah tri angular yang bergabung terdapat pada gigi yang
mempunyai 3 puncak.
5. Oblique ridge : seperti tranversal ridge tetapi menyilang.

Gambar 6. A. Aspek mesial premolar pertama kanan atas. S = sulcus pada permukaan oklusal, MR=marginal
ridge, CR=cusp ridge, BCR=buccocervical ridge. B. Aspek oklusal premolarpertama kanan atas. CR=cusp ridge,
TR=triangular ridge, Trans R=transverse ridge. C. Aspek oklusalmolar pertama kanan atas. DG=developmental
groove, SC=supplemental groove, P=pit. (Ash and Nelson 2003).

Cekungan pada gigi


- Fossa : depresi/cekungan yang tidak teratur, nama sesuai lokasi
- tepi  triangular fossa
- pada lingual I lingual fossa
- tengah (pada occlusal M)  central fossa
- Sulcus : cekungan/lembah yang memanjang terdapat diantara 2 cusp/ridge
- Developmenental groove : alur/lengkukan panjang tapi dangkal, letak antara 2 buah bidang
yang membentuk sulcus/yang mempunyai inklinasi.
- Supplemental groove : groove tambahan/cabang development groove.
- Pit : cekungan kecil sebesar ujung jarum, pada pertemuan dari
developmental groove  akhir dari groove.

Keterangan :
MLC = mesiolingual cusp.
NMR = mesial marginal ridge,
MBC = mesiobuccal cusp,
MBG = mesiobuccal groove,
CF = central fossa,
DBG = distobuccal groove,
DBC = distobuccal cusp,
TRR = transverse ridge,
BCR = buccocervical ridge

Gambar 7. Molar pertama kanan bawah

Keterangan :

BG = buccal groove
DLC = distolingual cusp
OR = oblique ridge
DMR = distal marginal ridge

Gambar 8. Molar pertama atas.

Nomenklatur (Sistem Pemberian Nomer Gigi)


Tabel 1. FORMULASI GIGI

GELIGI SULUNG GELIGI PERMANEN


2 1 2 2 1 2 3
i c M  10 I C P M  10
2 1 2 2 1 2 3
Dibaca: Dibaca:
Insisif: 2 atas dan 2 bawah, Insisif: 2 atas dan 2 bawah,
Caninus: 1 atas dan 1 bawah, Caninus: 1 atas dan 1 bawah,
Molar: 2 atas dan 2 bawah. Molar: 3 atas dan 3 bawah.
Jumlah = 10 gigi (kiri/kanan) Jumlah = 16 gigi (kiri/kanan)
1. CARA UNIVERSAL
Gigi Sulung

A B C D E F G H I J
Kanan Kiri
T S R Q P O N M L K

Gigi Permanen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17

Keterangan :
E, F, O, P : Insisif I
D, G, N, Q : Insisif II
C, H, M, R : Caninus
B, I, L, S : Molar I
A, J, K, T : Molar II

Gambar 9. Susunan gigi


sulung.

Keterangan:
8, 9, 24, 25 : Insisif I
7, 10, 23, 26 : Insisif II
6, 11, 22, 27 : Caninus
5, 12, 21, 28 : Premolar I
4, 13, 20, 29 : Premolar II
3, 14, 19, 30 : Molar I
2, 15, 18, 31 : Molar II
1, 16, 17, 32 : Molar III

Gambar 10. Susunan gigi permanen.


2. CARA ZSIGMONDY/PALMER
Gigi sulung :

V IV III II I I II III IV V
V IV III II I I II III IV V

Atau

E D C B A A B C D E
E D C B A A B C D E
Gigi Permanen:
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

Contoh : Insisif kedua sulung kiri atas: |II atau |B


Molar satu permanen kanan atas: 6|

Latihan penulisan cara Zsigmondy/Palmer


1. Insisive permanen kedua kiri RB =
2. Molar peranen ketiga kanan RA =
3. Premolar kedua kiri RA =
4. Caninus permanen kanan RB =
5. Molar sulung kedua kanan RB =
6. Caninus sulung kiri RB =
7. Insisive sulung pertama kiri RA =

3. CARA FDI/WHO

Gigi sulung:

56 55 54 53 52 51 61 62 63 64 65
86 85 84 83 82 81 71 72 73 74 75
Gigi Permanen:
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38

Latihan penulisan cara FDI/WHO:


1. Insisive permanen kedua kiri RB =
2. Molar peranen ketiga kanan RA =
3. Premolar kedua kiri RA =
4. Caninus permanen kanan RB =
5. Molar sulung kedua kanan RB =
6. Caninus sulung kiri RB =
7. Insisive sulung pertama kiri RA =
Mengidentifikasikan jenis/perbedaan gigi permanen dan gigi sulung.
Untuk dapat mengidentifikasi perbedaan gigi permanen dan gigi sulung.
Mahasiswa harus mampu:
1. Menjelaskan perbedaan permanen dan gigi sulung, langsung pada model gigi yang
disediakan, yaitu :
a. Mahkota gigi sulung anterior terlihat lebih lebar mesio-distal dibandingkan panjang
mahkota.
b. Akar gigi sulung anterior terlihat lebih sempit dan lebih panjang.
c. Dilihat dari sisi mesial atau distal gigi anterior sulung bagian servical ridge labial dan
lingual terlihat lebih menonjol.
.

Gambar 11. Perbedaan gigi permanen dan sulung.

d. Akar gigi molar sulung terlihat lebih panjang dan ramping, lebih melebar melewati garis
proyeksi outline mahkota.
e. Dari aspek bukal bagian servikal molar sulung terlihat lebih ramping dalam arah mesial
distal.
f. Servical ridge sebelah bukal lebih menonjol khususnya molar pertama rahang atas dan
bawah.
g. Permukaan oklusal meruncing ke arah oklusal menyebabkan permukaan oklusal lebih
sempit

Gambar 12. Perbedaan gigi molar permanen dan sulung.

h. Secara keseluruhan gigi sulung lebih kecil daripada gigi permanen.


i. Gigi sulung berwarna lebih terang/muda dibandingkan gigi permanen.
Gambar 13. Perbedaan gigi permanen dan sulung (gigi asli)

Mengidentifikasi ciri morfologi gigi anterior dan gigi posterior (gigi permanen dan gigi
sulung) serta anomali gigi.
1. Beda gigi atas dan gigi bawah yang senama.
2. Beda gigi Insisif pertama dan kedua; Premolar pertama dan kedua; Molar pertama, kedua
dan ketiga pada rahang yang sama.
3. Beda gigi kanan dan gigi kiri dalam rahang yang sama
(Lihat gambar 1)

ANOMALI GIGI
Insisif permanen
1. Insisif permanen pertama RA
a. Macrodontia
b. Marginal ridge berbentuk sekop (shovel shape)
c. Lingual pit
2. Insisif permanen kedua RA
a. Microdontiabentuk pasak (peg shape)
3. Insisif permanen pertama RB
a. Kadang terdapat dua saluran akar: 1 buccal dan 1 lingual.

4. Anomali jumlah gigi : mesiodens, laterodens, parapremolar, paramolar, fusi dan germinasi
Anomali gigi molar permanen

Gambar 32. Molar permanen ketiga RA. Peg third molar.

Gambar 33. Buccal pit Gambar 34. Gigi impaksi

Gigi Permanen

Gigi Anterior
Insisif Pertama Permanen Rahang Atas
 Evidence of calcification pada usia 3-4 bulan
 Enamel completed pada usia 4-5 tahun
 Erupsi pada usia 7-8 tahun
 Root completed pada usia 10 tahun

Ciri identifikasi utama:


1. Permukaan mesial lurus dan terletak pada sudut tegak lurus, tajam ke tepi incisal.
2. Sudut disto-insisal membulat.
3. Mahkota besar, dibandingkan akar merupakan gigi anterior terbesar.
4. Marginal ridge cukup jelas, pada permukaan palatal cekung dengan cingulum berkembang
baik.
5. Permukaan labial cembung dan halus, kadang terdapat 2 cekungan arah insisoservikal.
6. Pada insisal gigi yang baru erupsi terdapat mamelon sebanyak tiga buah.
7. Cervical margin paling berkelok pada sisi mesial
8. Akar tunggal meruncing, dengan potongan melintang berbentuk segitiga membulat dan
salah satu permukaan agak datar menghadap labial.

Aspek Labial
a. Mahkota berbentuk sekop.
b. Halus.
c. Apabila gigi baru erupsi maka akan terlihat mamelon di incisal ridge.
d. Disto incisal ridge (sudut disto insisal) bulat.
e. Mesio incisal ridge (sudut mesio insisal ridge) tajam 900.
f. Terdapat 2 sulkus yang berjalan makin kearah serviks gigi makin hilang, sulkus tersebut
disebut:
- Sulkus disto labial
- Sulkus mesio labial.
g. Sulkus ini membagi labial menjadi 3 bagian, sehingga gigi insisivus centralis disebut juga
gigi triconodont.

Aspek Palatal
a. Merupakan dataran yang concave/cekung
b. Terdapat fossa palatinalis yang dibatasi krista, yaitu :
- Krista mesialis (mesial marginal ridge)
- Krista distalis (distal marginal ridge)
c. Pada fossa ada cekungan yang tidak begitu dalam, disebut foramen caecum (lubang buntu)
d. Pada bagian cervical terdapat cingulum dan tuberculum (tuberculum dentale)
e. Corak marginal ridge – cingulum, huruf M

Radix (akar)
a. Satu, panjangnya 1-1½ panjang mahkota/ 2-3 mm lebih panjang dari mahkota
b. Biasanya lurus atau membengkok kearah palatinal/distal
c. Akar tebal dan apeksnya bulat, bentuk seperti kerucut
d. Potongan melintang radix seperti segitiga sama sisi membulat
e. Pulpa canal satu

Gambar 14. Gigi insisif pertama permanen RA

Gambar 15. a. Gigi Insisif pertama permanen RA (aspek palatal)


b. Mamelons pada gigi insisif pertama
Insisif Kedua Permanen Rahang Atas
 Evidence calcification pada usia 10-12 bulan
 Enamel completed pada usia 4-5 tahun
 Erupsi pada usia 8-9 tahun
 Root completed pada usia 11 tahun

Ciri identifikasi utama:


1. Sudut mesio-incial lancip, sudut disto-incisal lebih membulat.
2. Tepi incial jelas miring kebawah, ke permukaan distal lebih pendek
3. Mahkota lebih membulat, lebih pendek dan lebih sempit dimensi mesio-distal daripada
insisif pertama RA
4. Terdapat foramen caecum incisivum pada palatal.
5. Permukaan palatal lebih cekung daripada Insisif pertama RA Akar tunggal yang meruncing
halus ke Apex dan membelok ke distal
6. Cervical margin lebih berkelok pada permukaan mesial daripada distal.

Aspek Labial
a. Merupakan dataran yang lebih convex daripada insisivus centralis
b. Sudut mesio insisal lancip, sudut disto insisal lebih membulat
c. Labio-palatal (fasial-palatal) > mesio-distal

Aspek Palatal
a. Lebih concave daripada insisivus central, ada lingual pit
b. Fossa palatinal lebih jelas/lebih dalam
c. Krista mesialis (mesial marginal ridge) jelas
d. Krista distalis (distal marginal ridge) jelas
e. Corak marginal ridge – cingulum, huruf V
f. Cingulum lebih kecil, nyaris tidak kelihatan
Radix (akar)
a. Satu, panjang 1-1½ mahkota
b. Ujung akar lebih runcing dan membelok ke arah distal
c. Akar lebih ramping
d. Pulpa canal satu
e. Akar kelihatan lebih panjang karena ukuran crown lebih kecil

Gambar 16. Gigi insisif permanen kedua rahang atas


Insisif Pertama Permanen Rahang Bawah
 Evidence of calcification pada usia 3-4 bulan
 Enamel completed pada usia 4-5 tahun
 Erupsi pada usia 6-7 tahun
 Root completed pada usia 9 tahun

Ciri identifikasi utama:


1. Akar tunggal, mendatar mesio-distal dan cenderung bengkok ke distal.
2. Tepi incisal tegak lurus terhadap garis yang membagi dua mahkota labio-lingual.
3. Alur longitudinal distal lebih jelas dari pada mesial.
4. Gigi terkecil pada gigi-geligi permanen
5. Cervical margin lebih berkelok pada permukaan mesial daripada distal.

Aspek Labial
a. Halus, mahkota bentuk pahat
b. Sudut mesio insisal lancip
c. Sudut disto insisal lebih bulat
d. Mesio facial line angle lebih panjang dari disto facial line angle

Aspek Lingual
a. Cingulum amat kecil
b. Tubercle/tuberkulum tidak ada
c. Pit tidak ada
d. Fossa lingual amat dangkal

Radix (akar)
a. Lurus dan gepeng, pipih, kalau berbelok ke arah distal/labial
b. Potong melintang oval
c. Bagian mesial distal radix ada sulcus, yang distal lebih jelas
d. Pulpa canal satu

Gambar 17. Gigi insisif permanen pertama rahang bawah


Insisif Kedua Permanen Rahang Bawah
 Evidence of calcification pada usia 3-4 bulan
 Enamel completed pada usia 4-5 tahun
 Erupsi pada usia 7-8 tahun
 Root completed pada usia 10 tahun

Ciri identifikasi utama:


1. Sedikit lebih besar daripada insisif pertama RB, mahkota berbentuk kipas dan tepi incisal
lebih lebar mesio-distal.
2. Tepi insisal tegak lurus terhadap garis yang membelah dua akar, tetapi terpuntir ke distal
dalam arah lingual; mengikuti garis lengkung gigi.
3. Panjang akar 14 mm.
4. Permukaan mesial mahkota sedikit lebih panjang daripada distal, sehingga tepi insial sedikit
miring.
5. Marginal ridge mesial dan distal samar, tetapi lebih menonjol daripada insisif pertama RB.

Aspek Labial
a. Disto insisal membulat, mesio insisal lancip
b. Mesiao facial line angle lebih besar daripada disto facial line angle
c. Incisal edge miring ke distal
d. Groove (sulcus) lebih dalam daripada insisivus central

Aspek Lingual
a. Lebih monojol daripada insisivus centrak bawah
b. Ridge lebih berkembang
c. Fossa kelihatan

Radix (akar)
a. Panjang, pipih, sama seperti insisivus central bawah
b. Sulkus di sebelah mesial dan distal lebih jelas

Gambar 18. Gigi insisif permanen kedua rahang bawah


Caninus Permanen Rahang Atas
 Evidence of calcification pada usia 4-5 bulan
 Enamel completed pada usia 6-7 tahun
 Erupsi pada usia 11-12 tahun
 Root completed pada usia 13-15 tahun

Ciri identifikasi utama:


1. Cusp tunggal runcing, kira-kira segaris dengan sumbu panjang akar.
2. Lereng distal cusp lebih panjang daripada lereng mesial dan menyatu dengan permukaan
distal cembung.
3. Dimensi serviko-insisal hampir sama dengan mesio-distal
4. Kesejajaran mahkota-akar pada sisi mesial lebih lurus daripada distal
5. Bagian labial cembung, dan bagian palatal cingulum jelas.
6. Garis cervical kurang berkelok pada permukaan distal.
7. Akar tunggal sangat panjang, dengan potongan melintang segitiga membulat.
8. Permukaan disto palatal dan mesio-palatal akar sering beralur longitudinal.

Aspek Labial
a. Merupakan dataran yang convex
b. Terdapat krista yang berjalan dari arah cervical ke ujung permukaan incisal dan membagi
facies labial menjadi dua bagian, yaitu :
- Facies mesio labial (sempit)
- Facies disto labial (lebar)
Sehingga mesio incisal ridge lebih pendek dari disto incisal ridge

Aspek Insisal
a. Incisal ridge berbentuk seperti huruf V
b. Bagian mesial lebih rendah daripada bagian distal
c. Ujung cusp pada poros gigi

Aspek Proksimal
a. Ujung cusp lebih ke labial dari poros gigi

Aspek Palatinal
a. Cingulum, fossa, tuberculum jelas
b. Fossa palatinal terbagi menjadi dua :
- Fossa mesio palatinal
- Fossa disto palatinal
c. Kedua fossa itu dibatasi oleh 3 krista (ridge), yaitu :
- Krista mesialis
- Krista palatinalis (medialis)
- Krista distalis,
Ketiga krista ini membentuk triangular ridge.

Radix (akar)
a. Satu, panjangnya 2-2½ panjang mahkota, meruncing
b. Penampang akar hampir membulat
c. Pulpa canal satu, akar jika membelok kea rah distal
d. Pada permukaan akar mesial dan distal terdapat sulcus
Gambar 19. Gigi permanen caninus rahang atas

Caninus Permanen Rahang Bawah


 Evidence of calcification pada usia 4 bulan
 Enamel completed pada usia 7 tahun
 Erupsi pada usia 9-10 tahun
 Root completed pada usia 13 tahun

Ciri identifikasi utama:


1. Profil distal mahkota lebih membulat daripada mesial.
2. Mahkota lebih sempit mesio-distal disbanding caninus RA, sehingga mahkota tampak lebih
panjang, membentuk garis imajiner salib pada bidang servikoinsisal dan mesiodistal
3. Mempunyai akar yang berbifurkasi (variasi yang tidak jarang terjadi).
4. Lereng mesial cusp lebih pendek daripada distal.
5. Kesejajaran mahkota-akar pada sisi mesial lebih lurus daripada distal, permukaan mesial
mahkota kurang lebih segaris lurus dengan akar.
6. Cingulum kurang jelas dibandingkan dengan caninus RA.
7. Permukaan labial dari mahkota bersambung (longitudinal) dengan akar.
8. Akar cenderung bengkok sedikit ke distal.
9. Mahkota tampak miring ke distal dalam hubungan dengan akar.

Aspek Labial
a. Mahkota kelihatan panjang
b. Amat convex dan membelook ke arah lingual ini disebut kronenflucht
c. Terdapat krista yang tidak begitu jelas, yang membagi facies labial menjadi 2 bagian yaitu :
- Facies mesio labial
- Facies disto labial, lebih membulat daripada mesial
d. Ujung cusp lebih ke mesial dari as gigi
Aspek insisal
a. Insisal ridge bentuk huruf V
b. Mesio insisal ridge lebih pendek dari disto insisal ridge
c. Bagian distal lebih rendah daripada bagian mesial

Aspek Lingual
a. Kurang menonjol, cingulum relative lebih halus
b. Fossa, ridge kurang jelas

Aspek Proksimal
a. Puncak cusp lebih ke lingual dari as gigi

Radix (akar)
a. Lebih gepeng/pipih daripada kaninus atas, kalau membelok ke arah distal
b. Pulpa canal satu
c. Pada permukaan mesial distal radix ada sulcus

Gambar 20. Gigi permanen caninus rahang bawah


Gigi Posterior

Premolar Pertama Permanen Rahang Atas


 Evidence of calcification pada usia 1½ tahun
 Enamel completed pada usia 5-6 tahun
 Erupsi pada usia 10-11 tahun
 Root completed pada usia 12-13 tahun

Ciri identifikasi utama:


1. Dua akar dan dua saluran akar: buccal dan palatal, cenderung membengkok ke distal, kedua
akar sering bergabung secara parsial atau keseluruhan
2. Dua cusp berbentuk tegas, buccal lebih besar daripada palatal.
3. Fossa canina cekung pada permukaan mesial mahkota, yang meluas ke akar longitudinal,
menonjol pada permukaan mesial akar.
4. Kesejajaran mahkota-akar pada sisi mesial lebih lurus daripada distal
5. Dari penampang oklusal, sisi mesial lebih lurus (secara bukopalatal)
6. Lereng mesial cusp buccal lebih panjang daripada distal.
7. Cusp palatal sedikit miring ke mesial.
8. Bagan occlusal lebih angular daripada premolar kedua RA.

Aspek Bukal
a. Merupakan dataran yang convex
b. Insisal ridge seperti huruf V
c. Terdapat Krista yang berjalan dari dataran oklusal ke serviks, disebut krista bukalis dan
membagi facies bukal menjadi dua bagian :
- Facies mesio bukal
- Facies disto bukal

Aspek Oklusal
a. Ada 2 cusp, bukal dan palatal
b. Cusp bukal lebih besar dan lebih tinggi daripada palatal cusp
c. Cusp palatal lebih tajam
d. Puncak cusp bukal ada di tengah-tengah, mesio insisal ridge lebih besar daripada disto
insisial ridge
e. Puncak cusp palatal lebih ke arah mesial
f. Diantara cusp bukal dan palatal terdapat groove/fissure yang berakhir seperti huruf V datar
g. Facies oklusal berbentuk hexagonal

Aspek Proksimal
a. Sebelah mesial lebih concave daripada sebelah distal

Radix (akar)
a. Dua, bukal dan palatal, akar bukal lebih besar dan panjang daripada palatal
b. Ada 3 tipe radix premolar satu atas :
- Nyata jelas terdiri dari 2 radix
- 2 radix bersatu, tetapi ujungnya membelah pada apexnya
- 2 radix bersatu sampai apexnya, seolah-olah akarnya hanya satu, tetapi pulpa canal ada
dua
c. Pada radix ada sulcus yang berjalan sepanjang sisi akar
d. Pulpa canal ada 2, meskipun akarnya bersatu tetapi pulpa canal tetap 2
Gambar 21. Gigi premolar pertama rahang atas

Premolar kedua Permanen Rahang Atas


 Evidence of calcification pada usia 2 tahun
 Enamel completed pada usia 6-7 tahun
 Erupsi pada usia 10-12 tahun
 Root completed pada usia 12-14 tahun

Ciri identifikasi utama:


1. Dua cusp, satu palatal dan satu buccal, dengan ukuran lebih setara dan lebih dangkal
daripada premolar pertama RA.
2. Tidak ada fossa canina, permukaan mesial cembung.
3. Bagan occlusal oval.
4. Kesejajaran mahkota-akar pada sisi mesial lebih lurus daripada distal
5. Akar tunggal, pipih, lebih panjang daripada molar pertama RA.
6. Lereng mesial cusp buccal lebih pendek daripada distal, tepat berlawanan dengan keadaan
pada premolar petama RA, tetapi sama dengan caninus RA.
7. Fissure mesio-distal occlusal tidak emoting marginal ridge mesial cenderung mempunyai
fissura dan alur tambahan.

Aspek bukal dan oklusalnya sama dengan premolar satu atas tetapi occlusal line lebih bersudut
dan lebih bulat. Groove lebih pendek dan tidak teratur.
Cusp bukal terletak di tengah-tengah, sedangkan cusp palatal lebih ke mesial
Aspek radixnya, mempunyai satu radix dengan pulpa canal satu. Pada mesial dan distal ada
sulkus yang membujur.
Gambar 22. Gigi permanen kedua rahang atas

Premolar Pertama Permanen Rahang Bawah


 Evidence of calcification pada usia 2 tahun
 Enamel completed pada usia 5-6 tahun
 Erupsi pada usia 10-12 tahun
 Root completed pada usia 12-13 tahun

Ciri Identifikasi utama :


1. Fossa occlusal, distal lebih lebar daripada mesial.
2. Dua cusp digabung oleh ridge enamel central, cusp buccal besar runcing dengan apek yang
terletak ditengah, cusp lingual kecil.
3. Inklinasi mahkota lingual yang jelas diatas akar.
4. Permukaan buccal mahkota cembung, permukaan lingual hamper lurus.
5. Bagan occlusal circulair, mendatar dan berada pada permukaan mesio lingual.
6. Akar tunggal membulat, cenderung membengkok ke diatal. Alur longitudinal mesial lebih
nyata daripada distal.

Aspek Bukal
a. Menyerupai kaninus
b. Amat convex (Kronenflucht)

Aspek Oklusal
a. Facies oklusal hampir bulat
b. Terdapat 2 tonjol (bukal dan lingual)
c. Tonjol bukal lebar dan tonjol lingual sempit
d. Tonjol bukal lebih sempit dari tonjol lingual
e. Diantara tonjol bukal dan tonjol lingual ada krista/ridge yang disbeut krista transversalis
f. Mesio insisal cusp ridge lebih kecil dari disto insisal cusp ridge
g. Terdapat 2 fossa di oklusal, yang distal lebih besar dari mesial
Aspek Lingual
a. Permukaan lingual hampir lurus

Radix (akar)
a. Akar satu, pulpa canal satu
b. Akar meruncing ke bawah dan pada sepertiga apikal akar menjadi lebih ramping
c. Akar membengkok ke distal
d. Terdapat sulcus dibagian mesial lebih jelas daripada distal

Gambar 23. Gigi premolar pertama RB

Premolar Kedua Permanen Rahang Bawah


 Evidence of calcification pada usia 2½ tahun
 Enamel completed pada usia 6-7 tahun
 Erupsi pada usia 11-12 tahun
 Root completed pada usia 13-14 tahun

Ciri identifikasi utama:


1. Mahkota lebih besar daripada premolar pertama RB.
2. Ukuran cusp lebih mirip dan tidak meruncing, biasanya tiga cusp.
3. Bagan occlusal hampir empat persegi, tanpa pendaratan mesiolingual.
4. Fissura sentral melengkung sekitar cusp buccal untuk menggabungkan fossa mesial dan
distal, fossa distal lebih besar.
5. Marginal ridge mesial lebih tinggi daripada distal.
6. Akar kerucut tunggal, sedikit mendatar mesio-distal, membengkok ke distal apex yang
tumpul.
7. Tidak ada alur longitudinal.

Aspek bukal dan lingualnya sama dengan gigi premolar pertama permanen rahang bawah
Aspek oklusal
a. Facies oklusal hampir empat persegi
b. Bertonjol 2 dan bertonjol 3
c. Bertonjol 2 (1 bukal dan 1 lingual)
d. Pada yang betonjol 3, cusp bukal yang besar, kemudian cusp mesiolingual dan cusp
distolingual yang terkecil
e. Bentuk fissure dari yang bertonjol 2 tipe U dan tipe H
f. Bentuk fissure bertonjol 3, tipe Y

Radix (akar)
a. Satu, pulpa canal satu, kalau berbelok ke arah distal
b. Tidak ada sulkus

Gambar 24. Gigi premolar kedua rahang bawah

Molar Pertama Permanen Rahang Atas


 Evidence of calcification pada saat dilahirkan
 Enamel completed pada usia 4 tahun
 Erupsi pada usia 6-7 tahun
 Root completed pada usia 9-10 tahun

Ciri identifikasi umum:


1. Pada 50 -70 % kasus, terlihat cusp carabelli pada permukaan palatal cusp mesio-palatal.
2. Tiga akar berkembang baik dan terpisah, palatal terpanjang dan paling divergen. Akar bukal
cenderung benkok ke distal.
3. Bagian occlusal jajaran genjang.
4. Gigi molar terbesar.
5. Empat cusps: mesio-palatal terbesar; disto-palatal terkecil; serta oblique ridge khas
menghubungkan cusp mesio-palatal dan disto-buccal.
6. Cusp buccal lebih runcing daripada cusp palatal.
7. Dimensi mahkota lebih lebar secara bucco-palatal daripada mesio-distal.
Aspek oklusal
a. Bentuk belah ketupat/jajaran genjang (rhomboidal)
b. Mempunyai 4 tonjol : mesio bukal, disto bukal, mesio palatinal, disto palatinal
c. Cusp mesio bukal dan cusp disto palatal tajam
d. Cusp disto bukal dan cusp mesio palatal runcing
e. Tonjol terbesar adalah mesio palatinal
f. Tonjol terkecil adalah disto palatinal
g. Kadang-kadang ada tonjol tambahan di sebelah mesio palatinal, disbut tuberculum
anomaly carabelli.
h. Fissure seperti huruf H miring (fissure berjalan dari facies bukal ke arah facies mesial dan
dari facies palatinal ke arah facies distal)
i. Urutan besar tonjol: mesio palatinal, mesio bukal, disto bukal, disto palatinal

Aspek Bukal
a. Lebih besar dan lebih datar dari palatinal
b. Mahkota mesio-distal lebih pendek dibandingkan dengan buko-palatinal

Aspek Distal
a. Halus dan convex
b. Ukuran mahkota buko-palatinal (mesial) lebih besar dari ukuran mahkota buko-palatinal
(distal)

Aspek Mesial
a. Datar
b. Sering ada tonjol tambahan (mesio palatinal)

Radix (akar)
a. Tiga, dua disebelah bukal dan 1 disebelah palatinal
b. Akar palatinal terpanjang, terbesar dan paling divergen
c. Akar mesio bukal lebih lebar, tidak panjang
d. Akar disto bukal terkecil
e. Pulpa canal ada 3
f. Tumbuhnya akar divergen

Gambar 25. Gigi molar pertama RA


Gambar 26. Permukaan occlusal
gigi molar pertama RA

Molar Kedua Permanen Rahang Atas


 Evidence of calcification pada usia 3 tahun
 Enamel completed pada usia 7-8 tahun
 Erupsi pada usia 11-13 tahun
 Root completed pada usia 14-16 tahun

Ciri identifikasi utama:


1. Tidak ada cusp carabelli.
2. Secara occlusal berbentuk jajaran genjang lebih jelas, ukuran dimensi mesio-distal lebih
sempit daripada molar pertama RA.
3. Akar kurang divergen; kedua akar buccal kurang lebih sama panjang, terletak lebih
berdekatan, sejajar, berinklinasi sedikit ke distal.
4. Penggabungan akar lebih sering daripada molar petama RA.
5. Oblique ridge menghubungkan cusp mesio palatal dan disto buccal
6. Ukuran kedua cusp distal mengecil.
7. Keseluruhan mahkota agak lebih kecil daripada molar pertama RA walau sangat mirip.
8.
Aspek bukal dan palatinalnya sama dengan gigi molar pertama permanen rahang atas.

Aspek Oklusal
a. Ada tiga tipe, jumlah/bentuk tonjol :
- Tipe I : bertonjol 4 seperti molar satu atas
- Tipe II : bertonjol 3, dimana tonjol disto palatinal mereduksi (tidak ada)
- Tipe III: bentuk mahkota seolah-olah tertarik sehingga berbentuk oval, di mana ukuran
mesio-distal lebih besar daripada ukuran buko-palatinal
b. Pada tipe I, facies oklusal berbentuk belah ketupat/jajaran genjang/rhomboid
c. Tonjolnya ada 4, 2 di bukal dan 2 di palatinal
d. Tonjol terbesar mesio palatinal, terkecil disto palatinal
e. Fissure seperti huruf H miring

Radix (akar)
a. Ada 3, 2 di bukal dan 1 di palatinal
b. Pulpa canal 3
Gambar 27. Gigi molar kedua rahang atas

Molar Ketiga Permanen Rahang Atas


 Evidence of calcification pada usia 7 tahun
 Enamel completed pada usia 12-16 tahun
 Erupsi pada usia 17-22 tahun
 Root completed pada usia 18-25 tahun

Ciri identifikasi utama:


1. Jumlah cusp bervariasi antara tiga atau empat cusp, banyak terdapat fissure tambahan
2. Penampang occlusal segitiga, cusp disto palatal yang kecil sering tidak ada.
3. Akar pendek, kurang berkembang, kovergen, sering berfusi, membengkok ke distal,
biasanya berjumlah tiga buah.
4. Gigi molar atas terkecil, mahkota lebih kecil daripada molar kedua RA.
5. Cusp terbesar mesio palatal.
6. Hanya mempunyai daerah kontak mesial.
7. Mahkota sering tampak “terlalu besar untuk akarnya”.

Gambar 28. Gigi molar ketiga RA.


Molar Pertama Permanen Rahang Bawah
 Evidence of calcification pada saat dilahirkan
 Enamel completed pada usia 3 tahun
 Erupsi pada usia 6 tahun
 Root completed pada usia 9-10 tahun

Ciri identifikasi utama:


1. Lima cusp: tiga buccal dan dua lingual.
2. Permukaan buccal tampak gemuk dan berinklinasi ke lingual, dengan satu alur yang
berakhir pada pit buccal
3. Gigi terbesar pada mandibula.
4. Permukaan buccal, terlihat lima cusp. Permukaan lingual, terlihat dua cusp.
5. Kesejajaran mahkota-akar pada sisi mesial lebih lurus daripada distal
6. Dimensi mesio-distal mahkota lebih panjang daripada bucco-lingual; permukaan buccal
lebih panjang dari pada lingual.
7. Bagan occlusal kira-kira empat persegi panjang.
8. Dua akar:
Akar mesial lebih panjang, pipih, beralur longitudinal, bengkok ke distal;
Akar distal lebih membulat dan kurang bengkok ke distal.

Aspek Oklusal
a. Bentuk pentagonal (segilima)/hexagonal
b. Ada 5 tonjol, 3 di bukal dan 2 di lingual
c. Tonjol terbesar mesio bukal dan terkecil disto bukal
d. Mesio distal mahkota lebih panjang dari buko lingual. Bukal lebih panjang dari lingual

Aspek Bukal
a. Amat convex (kronenflucht)
b. Ada sulkus yang berjalan ke arah oklusal yang kemudian akan menjadi fissure

Aspek Lingual
a. Datar/vertical
b. Tonjol lingual lebih tinggi dibandingkan dengan tonjol bukal

Radix
a. Dua (1 di mesial dan 1 di distal)
b. Akar mesial lebih tebal dan besar
c. Pulpa canal 3, 2 di mesial dan 1 di distal
d. Kadang-kadang ada tambahan akar, kecil dan bengkok
e. Akar kalau membelok kea rah distal
Gambar 29. Gigi molar
pertama rahang bawah
Molar Kedua Permanen Rahang Bawah
 Evidence of calcification pada usia 2-3 tahun
 Enamel completed pada usia 7-8 tahun
 Erupsi pada usia 11-13 tahun
 Root completed pada usia 14-15 tahun

Ciri identifkasi utama:


1. Penampang occlusal persegi empat membulat. Fissure berbentuk positif
2. Cusp: 2 cusp lingual, 2 cusp buccal, yang dipisahkan oleh fissure crusiformis sentral, yang
jelas pada permukaan occusal.
3. Dimensi mesio-distal tidak selebar molar pertama RB.
4. Cusp lingual lebih tinggi daripada cusp buccal.
5. Dua akar sama dengan molar pertama rahang bawah, tetapi lebih sempit, berdekatan satu
sama lain, konvergen, kadang berfusi sebagaian. Sumbu kedua akar hampir sejajar dan
membengkok ke distal.
Aspek Oklusal
a. Segiempat/rectangular
b. Mempunyai empat tonjol yang besarnya hampir sama
c. Fissure yang memisahkan tonjol bentuk palang (+)
d. Tonjol bukal ada dua yang dipisahkan oleh bukal groove
e. Tonjol lingual adan dua yang dipisahkan oleh lingual groove

Aspek Bukal
a. Amat convex (Kronenflucht)

Radix (akar)
a. Ada dua, mesial dan distal
b. Akar mesial lebih tebal dan lebar
c. Pulpa canal tiga, 2 di mesial dan 1 di distal

Gambar 30. Gigi molar kedua rahang bawah


Molar Ketiga Permanen Rahang Bawah
 Evidence of calcification pada usia 8-10 tahun
 Enamel completed pada usia 12-16 tahun
 Erupsi pada usia 17-21 tahun
 Root completed pada usia 18-25 tahun

Ciri identifikasi utama:


1. Bentuk mahkota sama dengan molar kedua RB, kebanyakan lebih kecil.
2. Dua akar: mesial dan distal, pendek, kurang berkembang, sering bergabung, konvergen,
dengan inklinasi ke distal yang jelas.
3. Bagan occlusal empat persegi/bujur, sudut membulat. Jumlah pit dan fissure banyak.
4. Jumlah cusp bervariasi antara tiga, empat atau lima cusp.
5. Ukuran bucco-lingual mengecil pada bagian distal.
6. Permukaan buccal cembung, berinklinasi ke lingual.
7. Kesejajaran mahkota-akar pada sisi mesial lebih lurus daripada distal.

Gambar 31. Gigi molar ketiga rahang bawah

Gigi Sulung

Gigi anterior

Insisif Sulung Pertama RA


Ciri identifikasi utama:
1. Sudut disto-incisal membulat, sudut mesio-incisal lancip.
2. Bentuk mahkota mirip Insisif permanen pertama RA, secara keseluruhan lebih kecil dan
kelihatan lebih gemuk.
3. Cingulum palatal besar.
4. Akar miring ke distal, dan agak ke labial dari sumbu panjang mahkota, dan meruncing kea
rah apek.
5. Dimensi mesio-distal dan sevico-incisal mahkota hamper sama.

Gambar 35. Gigi insisif sulung pertama RA


Insisif Sulung Kedua Rahang Atas
Ciri identifikasi utama:
Bentuk serupa dengan insisif sulung pertama RA, tetapi mahkota lebih kecil dan lebih sempit.
1. Cingulum palatal kurang menonjol.
2. Sudut disto-incisal membulat, sudut mesio-incial lancip.
3. Akar tunggal.

Gambar 36. Gigi insisif sulung pertama.

Insisif Sulung Pertama Rahang Bawah


Ciri identifikasi utama:
1. Akar tunggal meruncing dan lebih membulat daripada insisif/permanen pertama RB. Akar
cenderung berinklinasi ke distal.
2. Merupakan gigi terkecil pada kelompok gigi sulung.
3. Cervical margin sisi mesial berkelok
4. Mahkota berbentuk pahat.

Gambar 37. Gigi sulung pertama rahang bawah.

Insisif Sulung Kedua Rahang Bawah


Ciri identifikasi utama:
1. Sudut disto-incisal membulat, sudut mesio-incisal lancip.
2. Akar tunggal meruncing, cenderung berinklinasi ke distal.
3. Dari medial ke distal, tepi incisal miring ke bawah.
4. Tepi incisal mengikuti bentuk lengkung mandibula.
5. Lebih besar daripada insisif sulung pertama RB. Lebar mesiodistal bagian insisal lebih lebar
daripada bagian servikal, berbentuk kipas
6. Permukaan lingual lebih cekung daripada insisif sulung pertama RB.

Gambar 38. Gigi sulung kedua rahang bawah


Caninus Sulung Rahang Atas
Ciri identifikasi utama:
1. Lereng mahkota mesial lebih panjang daripada distal.
2. Mahkota lebih kecil dan bulat dibandingkan caninus permanen RA
3. Dimensi servikoinsisal lebih lebar daripada mesioinsisal
4. Ridge labial dan palatal terbentang dari ujun cusp.
5. Sisi incisal berbentuk intan dengan sudut membulat.
6. Cervical margin mesial lebih meluas ke incisal daripada distal.
7. Akar tunggal meruncing ramping, panjang dua kali mahkota, dan cenderung berinklinasi ke
distal.

Gambar 39. Gigi caninus sulung rahang atas

Caninus Sulung Rahang Bawah


Ciri identifikasi utama:
1. Lebih kecil dan ramping daripada caninus sulung RA.
2. Lereng distal lebih panjang daripada lereng mesial.
3. Permukaan lingual cekung. Dimensi servikoinsisal lebih lebar daripada mesiodistal
4. Ridge longitudinal labial dan lingual kurang baik, ridge lingual sering tak ada.
5. Servical margin mesial lebih berlekuk.
6. Akar tunggal meruncing, bengkok ke distal dan ke labial.

Gambar 40. Gigi caninus sulung rahang bawah


Gigi posterior

Molar Sulung Pertama Rahang Atas


Ciri identifikasi utama:
1. Mahkota trapezoid.
2. Tubercle molar Zucherkandl di bagian cervikal sisi mesial bagian bukal
3. Cusp mesio-palatal terbesar dan paling runcing.
4. Ukuran mahkota labio-palatal terlebar pada sisi mesial.
5. Tiga akar yang divergen.
6. Type premolar form: seperti premolar kedua RA
7. Type molar form:
a. Tiga cusp: satu buccal dan dua palatal, cusp mesio-palatal lebih besar daripada disto-
palatal.
b. Empat cusp: dua buccal dan dua palatal.

Gambar 41. Molar sulung pertama rahang atas

Molar Sulung Kedua Rahang Atas


Ciri identifikasi umum:
1. Morfologi seperti molar permanen pertama RA, dengan ukuran lebih kecil.
2. Terdapat tiga akar: mesio-buccal, disto-buccal dan palatal yang divergen.
3. Terdapat 4 cusp utama dan 1 cusp tambahan (cusp carabelli) di mesiopalatal
4. Dimensi mesio-distal lebih sempit dari buko-palatal

Gambar 42. Gigi molar sulung kedua rahang atas

Molar Sulung Pertama Rahang Bawah


Ciri identifikasi utama:
1. Terdapat turbercle molar Zucherkandl di bagian cervikal sisi mesial bagian bukal
2. Terdapat empat cusp: dengan cusp mesio-buccal terbesar.
3. Panjang mahkota mesio-distal lebih besar daripada disto-lingual.
4. Marginal ridge mesial lebih menonjol daripada distal.
5. Terdapat dua akar pada mesial dan distal, akar mesial lebih panjang, divergen
Gambar 43. Gigi molar sulung pertama rahang bawah

Gambar 44. Gigi pergantian.

Molar Sulung Kedua Rahang Bawah


Ciri identifikasi utama:
1. Cusp dan akar sama dengan molar permanen pertama RB, terdapat 5 cusp dengan ukuran
yang lebih kecil daripada molar pertama permanen rahang bawah.
2. Occusal berbentuk empat persegi panjang. Dimensi mesiodistal lebih lebar daripada
bukolingual
3. Cusp mesio-buccal dan disto-bucal berukuran sama.
4. Berakar dua: mesial dan distal, sangat divergen, akar mesial lebih panjang

Gambar 45. Gigi molar sulung kedua rahang bawah


Keterampilan II
PEMBUATAN MODEL
MALAM GIGI
ORGANISASI MATERI
Pengulasan bahan separasi pada model kerja

Penekanan/penetesan malam pada model kerja

Carving sesuai dengan anatomi gigi

Menghaluskan model malam

BACAAN
1. Ash and Nelson 2003, Wheeler’s Dental Anatomy, Physiology and Occlusion 8th edition.
Saunders publisher, USA.
2. Itjingningsih WH. 1991. Anatomi Gigu. Penerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta.
3. Krans Bs, Jordan RE, Abrams K. 1988. Dental anatomy and occlusion.
BC Decker Inc. Toronto
4. Permal D. 1975. An Outline for dental anatomy. Lea & Febiger Philadelphia.

TUGAS KETERAMPILAN II
a. Mahasiswa diharuskan membaca buku pedoman skill lab yang telah diberikan agar
memperlancar dan mengerti apa yang akan dilakukan dalm praktikum.
b. Mahasiswa diperbolehkan bertanya pada instruktur tentang hasil pekerjaan yang tidak
dimengerti.

EVALUASI
Setiap pekerjaan pembuatan model malam gigi akan diadakan penilaian yang telah ditentukan.
Setelah selesai keterampilan I dan II akan dilakukan ujian akhir.

ALAT DAN BAHAN


Alat
1. Bunsen
2. Pisau malam
3. Pisau model
4. Pinset Kedokteran Gigi
5. Sonde
6. Kaca ukuran 10 cm x 10 cm
7. Kertas minyak
8. Lap putih ukuran 40 cm x 30 cm

Gambar 1. Alat yang digunakan untuk membuat model malam gigi


Bahan
1. Model kerja rahang atas dan rahang bawah
2. Malam model
3. Vaselin/parafin
4. Kapas
5. Air sabun
6. Bedak talk.

TAHAP MERADIR MODEL RAHANG ATAS DAN RAHANG BAWAH


Meradir model rahang atas dan rahang bawah menggunakan pisau malam / pisau model /
contra angle low speed pada gigi 11, 12, 25, 26, 32, 33, 45 dan 46. Peradiran dilakukan dengan
hati-hati, sebatas margin gingiva, interdental papil harus tetap runcing. Gigi sebelahnya
(proksimal) tidak boleh terkena radir. Ketebalan margin gingiva ±1,5 mm, tidak boleh terlalu
tipis. Kedalaman ± 10 mm (Gambar 2)

Gambar 2. Hasil radir pada gigi 11, 12, 25, 26, 32, 33, 45, dan 46

TAHAP PEMBUATAN MODEL MALAM GIGI


Di bawah ini sebagai contoh tahapan membuat model malam pada gigi 11. Tahap pembuatan
model malam gigi lain sama, tetapi bentuk anatomi berbeda.
1. Sebelum melakukan pembuatan model malam, model kerja diulasi dengan bahan
separasi paraffin (Gambar 3)
2. Membuat model malam dengan cara memanaskan malam moel bagian palatal
menggunakan jari telunjuk, sampai menutupi bagian mesial, distal, labial dan palatal
disesuaikan dengan gigi tetangga (Gambar 4A & 4B).
Gambar 3. Model kerja diulasi dengan bahan separasi parafin.

Gambar 4. A. Malam model (malam merah) diteteskan dan ditekan pada model kerja.
B. Malam model dibentuk sesuai dengan anatomi gigi

3. Malam harus homogen. Bila tidak homogeny, pisau model dipanaskan dan ditekankan
pada bagian malam yang tidak homogeny hingga meleleh. Malam dibiarkan sampai
dingin. Kelebihan malam pada proksimal dan servikal dipotong menggunakan ujung
pisau model.
4. Model malam dilepas dari model kerja dengan hati-hati, diperlukan bagian dalam moel
malam harus sesuai dengan permukaan model kerja. Bila tidak sesuai, kembalikan model
malam pada model kerja. Pisau model dipanaska dan ditekan pada model malam,
sehingga malam mengalir menempati permukaan model kerja yang tidak rata.
5. Ketebalan permukaan model malam bagian palatal disesuaikan dengan gigi yang senama
dan lengkung labial gigi-gigi tetangga. Bila bagian palatal 1/3 servikoinsisal kurang
tebal, ditambahkan malam untuk membentuk cingulum. Fossa bagian palatal dibentuk
dengan ujung bulat pisau model. Perhatikan ketebalan malam daerah marginal ridge.
6. Ketebalan dan kecembungan model malam bagian labial disesuaikan dengan gigi
tetangga.
7. Bagian 1/3 servikal merupakn bagian yang tercembung kemudian mendatar/menipis
kearah insial.

Gambar 5. A. Bagian daerah servikal harus tertutup semua dengan malam model titik kontak dengan gigi
tetangga, dan oklusi dengan gigi antagonis .
B. Seluruh permukaan model malam yang telah dihaluskan dilihat dan aspek labial

Gambar 6. Periksa sekali lagi model malam bagian tepi gusi jangan sampai over contouredlunder contoured,
periksa lengkung labial dengan gigi tetangga.

8. Bagian tepi servikal dirapikan, model malam harus rapat pada model kerja sesuai garis
servikal anatomi mahkota gigi tanpa ada celah. Memeriksa kontak proksimal mesial dan
distal harus tanpa celah (diastema) di daerah kontak ( Gambar 5A dan 5B).
9. Model kerja rahang atas dan bawah dioklusikan, dengan cara bagian insial/oklusal
ditaburi bedak talk di antara model malam dengan gigi antagonisnya. Bagian yang
terdapat spot biru berarti ada peninggian gigit, malam dikurangi sedikit kemudian
dioklusikan lagi dengan articulating paper. Bila semua bagian palatal terdapat spot biru
yang merata, berate semua bidang sudah kontak dengan gigi antagonis.
10. Model malam dihaluskan menggunakan kapas. Kapas dibasahi air sabun, diperas,
digosokkan pada sabun dan ditekankan pad seluruh permukaan model malam (gambar
6).
Bentuk anatomi gigi 11 dan 12
No. Aspek Bentuk Anatomi Gambar
1 Labial a. Bentuk cembung, sudut mesiolabial runcing
b. Sudut distolabial membulat
c. Lebar insisoservikal 10-11 mm
d. Lebar mesiodistal pada daerah titik kontak
rata-rata 8-9 mm
e. Lebar mesiodistal daerah servikal 6,5-7 mm
f. Distal outline lebih cembung daripada mesial
outline.
2 Palatal Terdiri dari 2 bagian:
a. 2/3 insisoservikal bentuk cekung/fossa
b. 1/3 insisoservikal bentuk menonjol/cingulum

3 Mesial Datar, garis servikal mengikuti bentuk papilla


gingival/melengkung kearah insisal

4 Distal Lengkung garis servikal lebih rendah daripada


mesial

5 Insisal Membulat, bagian tengah lebih cekung


daripada bagian tepi

6 Titik Tepat diatas papilla gingival


kontak
Bentuk anatomi gigi 13 dan 23
No. Aspek Bentuk Anatomi Gambar
1 Labial a. Lebar mesiodistal lebih kecil 1 mm daripada
insisif pertama.
b. Bagian servikal labial cembung
c. Terdapat ridge dari puncak cusp kearah servikal
d. Terdapat dua slope: mesial slope dan distal slope,
mesial slope lebih pendek daripada distal slope.
Sehingga sudut mesioinsisal lebih rendah kearah
insisal daripada sudut distoinsial
e. Distal outline lebih cekung daripada mesial

2 Palatal Cingulum besar, terdapat ridge dibawah


cingulum, diantara dua fossa (mesial dan distal
fossa) marginal ridge terlihat jelas

3 Mesial Lengkung garis servikal lebih rendah daripada


distal

4 Distal Pemukaan distal lebih concave daripada mesial

5 Insisal Jarak labiopalatal lebih lebar daripada mesiodistal

6 Titik Titik kontak mesial lebih rendah dari pada titik


kontak kontak distal
Bentuk anatomi gigi 14 dan 24
No. Aspek Bentuk Anatomi Gambar
1 Labial a. Bentuk trapezium, cembung terdapat buccal ridge
bagian tengah buccal
b. Mesial outline dibagian servikal outline ke titik kontak
sedikit cekung
c. Mesial slope lebih lurus dan panjang daripada distal
slope
d. Distal outline dibawah garis servikal lebih lurus dp
mesial
e. Lebar mesiodistal bagian servikal lebih kecil 2 mm
dari lebar mesiodiatal bagian terbesar
2 Palatal a. Bentuk mengecil kearah palatal
b. Sudut yang terbentuk oleh mesial slope dan distal
slope ± 90o
c. Cusp palatal lebih pendek daripada cusp bukal, maka
cusp bukal terlihat dari aspek palatal

3 Mesial a. Lebar bukopalatal bagian servikal lebih lebar dp


bagian oklusal
b. Pada mesial marginal ridge terdapat mesial marginal
development groove
c. Bagian tengah terdapat cekungan/mesial
developmental depression.
4 Distal Garis servikal distal lebih datar daripada mesial

5 oklusal a. Jarak bukopalatal lebih lebar daripada mesiodistal.


b. Terdapat 2 cusp: bukal dan palatal. Bukal lebih besar
dp palatal. Tetapi palatal lebih runcing.
c. Fisura membagi dua cusp tersebut dan ujung-ujungnya
bercabang di mesial dan distal outline

6 Titik Titik kontak mesial satu garis dengan titik kontak distal.
kontak
Bentuk anatomi gigi 34 dan 44
No. Aspek Bentuk Anatomi Gambar
1 Bukal a. Mesial cusp ridge lebih pendek daripada distal cusp
ridge
b. Titik kontak hampir sama tinggi
c. Jarak mesiodistal bagian servikal lebih kecil daripada
bagian titik kontak.
d. Permukaan bukal lebih cembung daripada premolar
pertama
2 Lingual a. Cusp lingual kecil, bagian servikal sempit dan
cembung
b. Pada permukaan lingual agak kemesial terdapat
mesiolingual developmental groove

3 Mesial a. Bentuk rhomboid/belah ketupat


b. Tinggi cusp lingual 2/3 tinggi cusp bukal.
c. Batas lingual dari mesial marginal bergabung dengan
developmental depression mesiolingual.
d. Garis servikal agak melengkung.
e. Jarak antara titik kontak dengan garis servikal sangat
pendek.
4 Distal a. Marginal ridge menjadi satu dengan lingual cusp ridge
b. Permukaan distal halus dan cembung.
c. Bentuk speroidal.
d. Diatas garis servikal terdapat bagian yang cekung arah
bukolingual.
e. Titik kontak terletak dipertengahan antara ujung cusp
bukal dengan garis servikal.

5 Oklusal a. Buccal ridge terlihat menonjol.


b. Terdapat buccal triangular ridge yang besar ditengah
oklusal.
c. Sebelah mesial dan distal terdapat fossa.
d. Bentuk mahkota konvegen kearah tengah permukaan
lingual

6 Titik
kontak
Bentuk anatomi gigi 16 dan 26
No. Aspek Bentuk Anatomi Gambar
1 Bukal a. Terdapat buccal developmental groove yang membagi
mesiobukal dan distopalatal cusp
b. Terlihat 2 cusp, mesiobukal lebih besar dp distobukal,
tetapi distobukal lebih runcing.
c. Mesial outline hampir lurus, cembung didaerah titik
kontak.
d. Distal outline cembung didaerah 1/3 tengah
2 palatal Cusp palatal (carabelli) paling kecil menempel pada
permukaan palatal cusp mesiopalatal

3 Mesial a. Garis servikal lebih melengkung


b. Terlihat cusp mesiobukal dan mesiopalatal.
c. Outline bukal agak cekung

.
4 Distal a. Hampir sama dengan aspek mesial, permukaan
cembung.
b. Garis servikal lebih datar daripada mesial.

5 Oklusal a. Bentuk outline jajaran genjang.


b. Terdiri dari 2 fossa besar dan 2 fossa kecil. Fossa
membagi oklusal menjadi 4 cusp.
c. Bentuk fissure seperti huruf H

6 Titik Titik kontak mesial dan distal terletak dalam satu garis
kontak lurus
Bentuk anatomi gigi 36 dan 46
No. Aspek Bentuk Anatomi Gambar
1 Bukal a. Bentuk trapezium, jumlah cusp 5 yang terlihat
semuanya dari sisi bukal. 2 cusp bukal dan 1 cusp
distal didepan dengan ujung yang agak datar dan 2
cusp lingual dibelakang yang runcing sehingga
terlihat dari sisi bukal.
b. Terdapat 2 groove:
1. Mesiobuccal development groove yang
membatasi mesiobuccal lobe dan distobuccal
lobe
2. Distobuccal development groove yang
membatasi distobuccal lobe dan distal lobe.
Mesiobuccal d.g.
c. Mesial outline cekung diatas garis servikal, cembung
di daerah titik kontak
2 Lingual a. Terdapat 2 cusp lingual: mesiolingual dan
distolingual. Ujungnya runcing, cusp mesiolingual
adalah yang terlebar.
b. Terdapat groove kecil di antara 2 cusp lingual. Garis
servikal tidak teratur.

3 Mesial a. Sisi mesial hanya terlihat cusp mesiobuccal dan


mesiolingual.
b. Buccal outline cembung diatas garis servikal
kemudian convergen ke oklusal.
c. Lingual outline cembung dipertengahan
oklusoservikal

4 Distal a. Semua cusp terlihat dari sisi distal.


b. Distobuccal developmental groove terlihat dari sisi
distal
c. Garis servikal tidak teratur.

5 Oklusal a. Bentuk heksagonal, lebar mesiodistal lebar besar 1


mm daripada bukolingual.
b. Cusp mesiobukal terbesar, cusp distobukal lebih
kecil. Cusp distal terkecil. 2 cusp lingual hampir
sama besar dengan cusp distobukal.
c. 3 fosa oklusal: 1 fosa besar dan 2 fosa kecil. Fosa
besar terdapat ditengah oklusal, (central fossa). 2
fossa kecil: mesial triangular fossa dan distal
triangular fossa.
d. Terdapat 4 developmental groove: central
developmental groove, mesiobuccal developmental
groove, distobuccal developmental groove dan
lingual developmental groove. Semua groove
berpusat di central pit.
6 Titik kontak

Bentuk –bentuk anatomi diatas sebagai pedoman untuk membuat model malam pada gigi 11, 12,
25, 26, 32, 33, 45, dan 46. Bentuk anatomi gigi yang lain dapat dipelajari di kuliah anatomi gigi
dan textbook dental anatomi yang tersedia di perpustakaan FKG IIK.

Anda mungkin juga menyukai