KELOMPOK 4 (GENAP)
SELF ADHESIVE RESIN SEMEN
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui peran semen dalam bidang prostodonsia.
2. Untuk mengetahui komponen penyusun self adhesin semen.
3. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi penggunaan self adhesin semen dalam
perawatan gigi tiruan cekat.
4. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan self adhesin semen.
5. Untuk mengetahui bagaimana prosedur penggunaan self adhesin semen yang akan
digunakan sebagai perekat gigi tiruan cekat.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian
(Yu,H,dkk, 2014)
(Yu,H,dkk, 2014)
(Shillingburg,1997)
(Yu,H,dkk, 2014)
Self adhesive resin cement memiliki indikasi dan kontra indikasi sebagai berikut:
a. Indikasi Self Adhesive Resin Cement
1. All-ceramic crown, onlay, inlay, bridge
2. All-metal atau ceramic metal crown/bridge
3. High-strength ceramic (zirconia) crown, bridge, inlay, onlay
4. Posts (metal dan fiber)
5. Lithium disilicate inlay, onlay, crown dan bridge
6. Indirek komposit inlay, onlay, crown
(Bunek and Powers, 2012)
7. Sementasi ceramic-metal crown dan bridge
8. Sementasi ceramic (kecuali veneer)
9. Restorasi indirek
(Anusavice dkk, 2013; Sakaguchi and Powers, 2012)
10. Sementasi adhesive akhir komposit prostodontik
11. Memperkuat pre-fabricated, cast post, dan pins
(Curtis and Watson, 2008)
Keuntungan dari resin semen antara lain memiliki kekuatan tekan dan tarik yang paling
baik. Dengan kelarutan yang rendah. Dapat berikatan secara mikromekanik pada email dan
dentin, permukaan alloy dan permukaan keramik. Serta memiliki warna yang beragam.
Kekurangan resin semen antara lain, manipulasi agak rumit, dapat mengalami kebocoran tepi
dengan adanya polimerisasi shrinkage, dapat mengiritasi pulpa tidak melepas flour, modulus
elastisitas rendah, dan sulit di bersihkan jika mengeras. (Octarina,2012)
Semen resin adhesive mempunya beberapa kelebihan yaitu:
kelarutan yang rendah.
mempunyai kemampuan untuk obligasi ke struktur gigi.
mempunyai kekuatan yang cukup untuk menahan dislodgement selama menjalani
fungsinya. ( Dean, 2016)
Semen resin adhesive adalah bahan yang mempunyai adaptasi tepi yang baik ke
permukaan gigi. (Ferrari, 2008)
Self-adhesive dual-cured resin cement memiliki keuntungan dapat berikatan dengan
jaringan gigi tanpa adanya aplikasi etsa, primer dan bonding, sehingga aplikasinya lebih
mudah dan mengurangi tahapan klinis. Self-adhesive dual-cured resin cement juga dapat
berikatan secara kimiawi terhadap struktur gigi yang bertujuan untuk mengurangi rasa sakit
pada gigi serta memiliki beragam warna untuk menghasilkan estetik yang baik. (Capa dkk.,
2009)
1. Sediaan serbuk-cairan telah dikemas dalam kapsul yang telah telah dilakukan
triturasi dengan amalgamator setelah diaktivasi.
2. Sediaan pasta-
pasta dapat
dicampurkan dengan
metode hand-mixed
setelah proses
dispensing.
3. Beberapa pabrik
menyuplai mixer tips
berbentuk dual-barreled
syringe yang dapat
digunakan sebagai alat
pencampur kedua pasta
secara auto-mixed, dan
langsung di aplikasikan
ke mahkota yang sudah dipreparasi.
4. Working time dimulai dari pencampuran pasta adalah 2 menit.
5. Pada sediaan dual-cured, ekses atau kelebihan dari semen dihilangkan setelah
dipapar oleh sinar selama 20 detik atau selama proses pengerasan setelah fase
gel tercapai.
Total set time yang setelah awal pencampuran adalah sekitar 5 menit setelah
dimulainya campuran.
(Curtiz dan Watson, 2008)
(Rosenstiel, 2016)
BAB III
KESIMPULAN
1. Bahan sementasi yang digunakan pada Gigi Tiruan Cekat adalah Semen zinc fosfat,
Semen Ionomer Kaca (SIK), Semen ionomer Kaca Modifikasi Resin (IKMR), Semen
resin dan Self adhesive resin.
2. Semen self-adhesive adalah kategori terbaru dari jenis semen resin karena memiliki
tingkat estetis yang tinggi, sehingga cocok untuk crown all-ceramic dan inlay-onlay
porcelain.
3. Keuntungan dari resin semen yaitu kekuatan tekan dan tarik yang paling baik, kelarutan
yang rendah, berikatan secara mikromekanik pada email dan dentin, permukaan alloy
dan permukaan keramik, dan memiliki warna yang beragam. Kekurangan resin semen
antara lain, manipulasi agak rumit, dapat mengalami kebocoran tepi dengan adanya
polimerisasi shrinkage, dapat mengiritasi pulpa tidak melepas flour, modulus elastisitas
rendah, dan sulit di bersihkan jika mengeras.
DAFTAR PUSTAKA
Annusavice, K.J., Shen, C., dan Rawls, R, 2013, Phillip’s Science of Dental Materials,
Elsevier, Missouri, hal. 269
Bunek, S.S. dan Powers,M., 2012, Crown and Bridge Cements: Clinical Applications,
Dentistry Today, No.156: 1-10
Capa, N et al., 2009, Shear bond strengt of luting agent to fixed prosthodontic restorative core
material, Australia Dental Journal
Curtis, R.V., dan Watson, T.F., 2008, Dental Biomaterials: Imaging, Testing and Modelling,
Woodhead Publishing Limited: England, hal. 187.
Octarina, 2012, Pengaruh Durasi Sandblasting Pada Permukaan Restorasi Veener Resin
Powers, J.M. dan Wataha, Dental Materials: Foundations and Applications, Elsevier: USA,
hal. 90.
Rosenstiel, S.F, et al., 2016, Contemporary Fixed Prosthodontics, Elsevier: China, hal. 783.
Shillingburg,H.T., 1997, Fundamentals of Fixed Prosthodontics third Edition, the Ovoid Bell
Press, USA.
Yu,H., Zheng,M., Chen,R., 2014, Proper Selection of Contemporary Dental Cement, OHDM-
Vol. 13 (1): 54-59.