Anda di halaman 1dari 9

BAB 1 Metode disinfeksi stone harus menjadi bagian dari pengendalian

PENDAHULUAN kontrol infeksi pada dental office atau dental laboratory (council of
1.1 Latar Belakang dental material, 1988; Paul et al, 1994). Di antara metode desinfeksi
Gipsum adalah mineral yang dihasilkan secara alami di stone yang menggunakan bahan kimia ini, agen tersebut harus tidak
pegunungan,berupa bubuk putih, dengan rumus kimia CaSO4.2H2O memiliki efek buruk pada fisik dan sifat mekanik dari stone cast
(kalsium sulfat dihidrat). (Kwok, 1984). Oleh karena itu, hal ini membuat desinfeksi tayangan
Secara kimiawi, gypsum yang dihasilkan untuk tujuan kedokteran dan / atau gips penting tanpa mengubah sifat fisiknya
gigi adalah kalsium sulfat dihidrat. Material ini berkembang atas respon Kestabilan sifat fisik sangat diperhatikan dalam pembuatan protesa
untuk memenuhi kebutuhan akan kekuatan dan ekspansi gips yan glebih gigi. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk
tinggi salah satunya yaitu dental stone. Material ini berwarna biru atau mengevaluasi dan membandingkan efek pada sofat fisik tipe III gigi
hijau dan paling banyak membutuhkan biaya dibandingkan semua gipsum ketika dilakukan perendaman desinfeksi sodium hipoklorit dan
produk gips.(Hatrick dkk, 2003) kalium sulfat pada hasil cetakan gypsum.
Produk gypsum dalam kedokteran gigi digunakan untuk membuat
model studi dari rongga mulut serta struktur maksilo fasial dan sebagai
piranti penting untuk pekerjaan laboratorium kedokteran gigi yang BAB II
melibatkan pembuatan protesa gigi. Penggunaannya pun telah meluas TINJAUAN PUSTAKA
yang diperlihatkan dalam pembuatan model gigi tiruan. Selain itu 2.1 Bahan Desinfektan
kegunaan klinis maupun laboratories yang lain yaitu untuk membuat Salah satu prosedur yang dilakukan dalam proses pencetakan
model kerja maupun model studi sehingga bahan gypsum ini harus ialah desinfeksi bahan cetak dengan menggunakan bahan desinfektan.
mempunyai kekuatan tekan yang kuat agar tidak rusak dalam Kebutuhan desinfektan ini telah berkembang luas karena meningkatnya
pembuatan restorasi gigi tiruan. kesadaran potensi jalur infeksi silang ketika mempergunakan bahan
Potensi kontaminasi yang ada dari gipsum diperoleh dari cetakan cetak. Desinfektan adalah bahan kimia atau pengaruh fisika yang
yang terkontaminasi. Kontaminasi ini secara khusus terjadi di digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad
posthodontics karena ada beberapa peluang untuk menularkan agen renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan
infeksi dari darah dan air liur ke cast, rims oklusi, gigi palsu dan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Selain
artikulator (Leung dan Schonfeild, 1983; Stern et al, 1991.Oleh karena perendaman, desinfektan dapat diaplikasikan dengan mempergunakan
itu semua cetakan harus ditangani dengan cara yang sama sebagaimana spray. Durasi dan mode pengaplikasian desinfektan bergantung pada
cetakan yang diambil dari pasien berisiko tinggi (Durrand Novak, 1987; potensi bahan cetak dalam mengabsorbsi air dan waktu yang sudah
Bergman, 1989). Cetakan gigi merupakan titik lemah dari kebersihan berlalu sejak cetakan diambil.Kebanyakan pabrik menganjurkan
gigi , karena tidak semua material cetak dapat didesinfeksi tanpa desinfektan tertentu, dan harus dilakukan sesuai dengan petunjuk
merugikan dan mempengaruhi sifat cetakan (Matthias, 1993). pabrik. Distorsi minimal bila waktu perendaman seperti yang

1
disarankan diikuti dan bila cetakan diisi dengan cepat.Salah satu Putih padat
disinfektan yang tidak mahal namun efektif adalah sodium hipoklorit, Berat rumus 174,27 u
yang selama ini dikenal sebagai bahan pemutih dan kalium sulfat. Titik lebur 1342 K (1069 C)
Titik didih 1962 K (1689 C)
a. Kalium Sulfat Kepadatan 2,66 103 kg/m3
Kalium sulfat (K2SO4) (juga dikenal sebagai potasium Struktur kristal orthorhombik
sulfat) merupakan garam yang terdiri dari kristal putih yang Kelarutan 11,1 g dalam 100 g air pada 20 C
dapat larut dalam air dan tak mudah terbakar.Bahan kimia ini Proses untuk pembuatan kalium sulfat mirip dengan yang
biasanya digunakan dalam pupuk, menyediakan potasium dan digunakan untuk pembuatan natrium sulfat . Potasium sulfat
sulfur. dapat disintesis oleh reaksi kalium klorida dengan asam sulfat
Kalium sulfat, K2SO4, ialah garam yang awalnya dikenal pada menurut Leblanc proses. Potasium sulfat diproduksi sesuai
abad ke-14, dan dipelajari oleh Glauber, Boyle dan Tachenius, dengan reaksi berikut:
disebut di abad ke-17 sebagai arcanuni atau sal duplicatum, 2 KCl + H 2 SO 4 2 HCl + K 2 SO 4
dianggap sebagai kombinasi garam asam dengan garam alkalin. Penggunaan utama kalium sulfat adalah sebagai pupuk . K 2
Bentuk mineral kalium sulfat, Arcanite , relatif jarang terjadi. SO 4 tidak mengandung klorida, yang bisa berbahaya bagi
Sumber daya alam dari kalium sulfat merupakan mineral yang beberapa tanaman. Potasium sulfat lebih disukai untuk tanaman
melimpah di Stafurt garam . Ini adalah cocrystalisations dari ini, yang meliputi tembakau dan beberapa buah-buahan dan
kalium sulfat dan sulfat dari magnesium kalsium dan natrium . sayuran. Tanaman yang kurang sensitif masih mungkin
Mineral adalah: memerlukan kalium sulfat untuk pertumbuhan optimal jika
Kainit , MgSO4 KCl H 2 O tanah terakumulasi klorida dari air irigasi.
Schnite , K 2 SO 4 MgSO4 6H 2 O Garam mentah juga digunakan sesekali dalam pembuatan kaca.
Leonite , K 2 SO 4 MgSO4 4H 2 O Kalium sulfat juga digunakan sebagai peredam flash artileri
Langbeinite , K 2 SO 4 2MgSO 4 propelan biaya. Ini mengurangi lampu kilat moncong ,
Glaserite , K 3 Na (SO 4) 2 flareback dan overpressure ledakan.
Polyhalite , K 2 SO 4 MgSO4 2CaSO 4 2H 2 O
Dari beberapa mineral seperti kainit , kalium sulfat dapat
dipisahkan, karena garam yang sesuai kurang larut dalam air.
Kieserite , MgSO4 2H 2 O, dapat dikombinasikan dengan b. Sodium Hipoklorit
larutan kalium klorida untuk menghasilkan kalium sulfat. Sodium hipoklorit sebagai desinfektan dapat mengurangi
Sifat-sifat dari kalium sulfat yaitu: mikroorganisme yang melekat pada gigi tiruan, sedangkan
Kalium sulfat : K2SO4 bahan desinfektan sebagai bahan pembersih seperti klorhexidin

2
glukonat atau salisilat dapat mengurangi plak pada gigi. Selain Larutan sodium hipoklorit digunakan juga sebagai disinfektan
kedua bahan di atas, ada juga bahan tradisional seperti daun untuk air minum walaupun banyak kontroversi karena larutan
sirih, daun saga, daun semanggi yang dapat dipakai sebagai ini menghasilkan sedikit senyawa berbahaya seperti chloroform
baham desinfektan. 4. Endodontics
Sodium hipoklorit termasuk golongan halogenated yang Larutan hipoklorit sekarang digunakan oleh para dokter gigi
oxygenating. Sodium hipoklorit dalam larutan membentuk endodontics ( spesialis yang berhubungan dengan bagian pulpa
hypochlorus acid (HOCl) dan oxychloride (OCl). Desinfektan gigi serta jaringan disekitar akar gigi ). Sodium hipoklorit yang
ini adalah larutan yang berbahan dasar klorin (Cl2), larutan ini digunakan memiliki konsentrasi 0.5% - 5.25%. pada
merupakan desinfektan derajat tinggi (high level disinfectants) konsentrasi yang rendah larutan ini akan melarutkan jaringan
karena sangat aktif pada semua bakteri, virus, jamur, parasit, yang telah mati, tetapi jika digunakan pada konsentrasi yang
dan beberapa spora. Bahan tersebut bekerja cepat atau fast tinggi maka bukan hanya jaringan yang mati tetapi jaringan
acting, sangat efektif melawan Hepatitis B virus (HBV) dan penting disekitar gigi yang masih hidup.
Human Immunodeficiency Virus (HIV). Pemakaian Sodium Reaksi Kimia pada sodium Hipoklorit
hipoklorit sebagai desinfektan dengan konsentrasi 0,5% untuk NaClO + 2 HCl Cl2 + H2O + NaCl ( jika bercampur dengan
merendam gigi tiruan dianjurkan 10 menit tiap hari asam akan mengeluarkan gas chlorine yang berbahaya)
NaClO + Zn ZnO + NaCl ( bereaksi dengan metal
Kegunaan menyebabkan korosif atau pengkaratan, jika terkena kulit akan
1. Pemutih menyebabkan rasa terbakar pada larutan diatas 40%)
Sodium hipoklorit sering digunakan sebagai pemutih atau untuk
menghilangkan noda. Larutan yang digunakan mengandung 3 1. Gypsum
8 % larutan sodium hipoklorit. Bahan cetak dapat dikelompokkan menjadi ireversibel atau
2. Disinfectan reversibel. Ireversibel berarti bahan tersebut tidak dapat kembali ke
Larutan sodium hipoklorit dengan perbandingan 1 : 4 dalam air bentuk semula karena telah terjadi reaksi kimia, sedangkan reversibel
efektif untuk melawan bakteri dan virus sehingga larutan berarti bahan tersebut dapat melunak dengan pemanasan dan memadat
sodium hipoklorit sering digunakan sebagai disinfektan di dengan pendinginan karena tidak terjadi perubahan kimia. Menurut
rumah sakit. Larutan sodium hipoklorit dapat menyebabkan perubahan fisik, reaksi kimia, atau perubahan polimerisasi, bahan cetak
proses korosif / karat sehingga hsetelah digunakan harus segera dibedakan menjadi elastis atau non-elastis. Bahan cetak elastis dapat
dibersihkan dengan menggunakan larutan ethanol. secara akurat mereproduksi struktur keras dan lunak rongga mulut,
3. Pengolahan air sedangkan bahan cetak non-elastis harus dipatahkan atau diubah
bentuknya terlebih dahulu untuk kemudian dikeluarkan melalui

3
undercut. Bahan cetak yang termasuk non-elastis salah satunya ialah 1.Kekuatan kompresi (paling umum digunakan untuk mengukur kekuatan
gybsum. gips) yang baik. Besarnya kekuatan kompresi dari beberapa produk
Dental stone adalah produk gipsum yang digunakan sebagai bahan gipsum berkisar (12 Mpa-38Mpa)
pengisi hasil cetakan agar mendapat bentuk model yang diinginkan. 2.Kekuatan tarik, tergantung pada penggunaan. Bila digunakan untuk
membuat piranti restorsi maka dibutuhkan kekuatan tarik yang lebih
Dental stone didapat dengan memanaskan dehidrat menggunakan
besar dibanding bila digunakan untuk membuat model studi.
autoclave sehingga menghasilkan hemihidrat berbentuk partikel kecil 3. Kekerasan dan ketahanan abrasi.Kekerasan dan ketahanan abrasi
dan seragam yang tentunya membawa sifat kurang porosit terhadap permukaan gipsum harus baik.
dental stone. Dihidrat yang dipanaskan ini dikenal juga sebagai alpha 4. Produksi detail permukaan. Dapat memberikan detail permukaan yang
hemihidrat. tajam.
Dental stone erupakan tipe 2 dalam standar ISO untuk bahan
gipsum kedokteran gigi yang mempunyai bentuk kristal yang lebih Dental stone memiliki kekuatan kompresi minimal 1 jam 20,7 Mpa
padat berbanding bahan gipsum yang lain. Hasil yang didapat adalah atau sekitar 3000 psi, tetapi tidak melebihi 34,5 Mpa atau sekitar 5000psi
lebih kuat dan lebih keras kerana bubuk alpha hemihidrat nya hanya
membutuhkan sedikit air untuk proses pengerasan. Alpha hemihidrat
juga kurang porous dan lebih halus berbanding produk plaster sehingga
menjadikannya sesuai untuk bahan pengisi dalam pembuatan model.
Pada dental stone terdapat bahan pewarna namun bahan pewarna ini
tidak mengganggu sifat dan karakteristik dental stone.
Kegunaan dental stone

Sebagai bahan pembuatan model dan die. Gambar : Dental stone untuk orthodonti
Sebagai binder bagi bahan investment yang sesuai untuk
penuangan alloy pada suhu dibawah 1200 derajat celcius.
Sebagai bahan pembuatan model orthodonti
Flasking , prosedur untuk gigi palsu akrilik ( gigi akhir )
- hal ini membutuhkan sedikit air
- lebih kuat dari plaster
Gambar : Dental stone untuk model
Sifat-sifat gypsum :
a. Abrasi dan Ketahanan Terhadap Abrasi

4
Kekerasan sering kali digunakan sebagai suatu petunjuk kekentalan dan dikendalikan gaya friksi internal dalam cairan.
dari kemampuan suatu bahan menahan abrasi atau pengikisan. Kekentalan adalah ukuran konsistensi suatu cairan beserta
Namun, abrasi merupakan mekanisme kompleks pada ketidakmampuannya untuk mengalir. Cairan dengan kekentalan
lingkungan mulut yang mencakup interaksi antara sejumlah tinggi mengalir lambat karena viscositasnya yang tinggi.
faktor. Untuk alasan ini, peran kekerasan sebagai suatu
prediktor ketahanan abrasi adalah terbatas. Seringkali abrasi c. Struktur dan Relaksasi Tekanan
digunakan untuk membandingkan bahan-bahan dengan Setelah suatu senyawa diubah bentuk secara permanen
klasifikasi tertentu, seperti satu merek logam tuang dengan (deformasi plastik), akan ada tekanan internal yang terjebak.
merek lain jenis logam tuang campuran yang sama. Tapi, Sebagai contoh, dalam suatu senyawa kristal atom-atom dalam
kekerasan kurang sahih bila digunakan untuk mengevaluasi pola ruang geometrik berubah tempat dan sistem tersebut tidak
kelas bahan yang berbeda, seperti bahan logam dengan resin dalam keseimbangan.
sintetik.
.
b. Kekentalan d. Warna dan Persepsi Warna
Sampai disini, diskusi mengenai sifat fisik bahan Bagian selanjutnya membahas sifat-sifat yang
kedokteran gigi terutama dititikberatkan pada sifat bahan padat diperlukan agar suatu bahan dapat merestorasi fungsi dari
tersebut yang terpajan berbagai jenis tekanan pada temperatur jaringan asli yang rusak atau hilang. Tujuan lain dari perawatan
ruangan atau temperatur mulut. Namun, kebanyakan, bila tidak gigi yang juga penting adalah merestorasi warna dan
semua, logam-logam adalah berwujud cair pada tahap-tahap penampilan gigi asli.
tertentu dalam aplikasinya dibidang kedokteran gigi. lebih jauh
lagi, keberhasilan atau kegagalan dari suatu bahan tertentu BAB III
bergantung pada sifatnya dalam wujud cair sama seperti PEMBAHASAN
sifatnya dalam wujud padat. Misalnya seperti semen dan bahan 3.1 Bahan Pengisi Gips Stone
cetak yang mengalami perubahan wujud dari cair ke padat di Dental stone adalah produk gipsum yang digunakan sebagai bahan
dalam mulut. Produk gipsum yang digunakan dalam pengisi hasil etakan agar mendapat bentuk model yang diinginkan.
pembentukan model dan die, serta logam tuang adalah bahan- Dental stone didapat dengan memanaskan dehidrat menggunakan
bahan berbentuk cairan yang menjadi struktur yang padat di autoclave sehingga menghasilkan hemihydrates berbentuk partikel
luar mulut. Meskipun suatu cairan tidak dapat menahan tekanan kecil dan seragam yang tentunya membawa sifat kurang porositi
geser (gaya geser per unit daerah geser), kebanyakan cairan bila terhadap dental stone. Dihidrat yang dipanaskan ini dikenal juga
dibuat bergerak, menahan gaya beban yang membuatnya sebagai alpha hemihydrate. Merupakan tipe 2 dalam standar ISO untuk
bergerak. Ketahanan untk bergerak disebut viscositas atau bahan gypsum kedokteran gigi yang mempunyai bentuk kristal yang

5
lebih padat berbanding bahan gypsum yang lain. Hasil yang didapat Teknik Disinfeksi Cetakan
adalah lebih kuat dan lebih keras kerana bubuk alpha hemihidrate nya
hanya membutuhkan sedikit air untuk proses pengerasan. Alpha Pemakaian disinfektan pada bahan cetak dapat dengan cara
hemihidrates juga kurang porous dan lebih halus berbanding produk perendaman ataupun penyemprotan dengan menggunakan sprayer.
plaster of paris sehingga menjadikannya sesuai untuk bahan pengisi Lamanya perendaman atau penyemprotan tergantung dari jenis
dalam pembuatan model. Pada dental stone terdapat bahan pewarna disinfektan yang digunakan.18 Berdasarkan aplikasi praktisnya,
namun bahan pewarna ini tidak mengganggu sifat dan karakteristik disinfeksi dengan teknik perendaman dianggap sebagai metode yang
dental stone. paling sesuai dan aplikatif untuk dokter gigi. Sementara itu, disinfeksi
dengan teknik penyemprotan dengan menggunakan sprayer dianggap
3.2 Desinfektan Cetakan sebagai metode yang paling efektif dan praktis bila jarak tempat
Desinfektan didefinisikan sebagai anti-mikroba yang merusak pencetakan dengan laboratorium dental cukup jauh
mikroorganisma patogen pada permukaan organisme yang tidak hidup.
Prosesnya itu disebut dengan desinfeksi yang bermaksud satu proses
membersihkan sebagian atau seluruh partikel mikroorganisma patogen 3.3 Perendaman Gips Tipe 3 (Dental Stone) dengan Larutan
yang bisa menimbulkan infeksi. Pedoman pengkontrolan infeksi yang Sodium Hipoklorat.
telah dipublikasikan umumnya mencakup penggunaan larutan sterilisasi Perendaman Gips Sodium hipoklorat termasuk golongan
dan disinfektan kimia apabila alatan atau item yang sudah halogenated yang oxygenating. Sodium hipoklorat dalam larutan
terkontaminasi selama perawatan dilakukan tidak dapat disteril atau membentuk hypochlorus acid (HOCl) dan oxychloride (OCl).
dibuang. Namun jika bahan itu bisa disteril maka penggunaan Desinfektan ini adalah larutan yang berbahan dasar klorin (Cl2), larutan
desinfektan tidak digalakkan. Rutinnya berbagai permukaan kerja ini merupakan desinfektan derajat tinggi (high level disinfectants)
terkontaminasi dengan saliva, darah dan eksudat, maka permukaan ini karena sangat aktif pada semua bakteri, virus, jamur, parasit, dan
perlu dibersihkan serta dedesinfeksi. beberapa spora. Pada perendaman gypsum tipe 3 dengan larutan
Tenaga medis seharusnya dapat membedakan desinfektan yang Sodium hipoklorit 0,5 % hasil penelitian bahwa desinfeksi gipsum gigi
berupa antibiotik yang menghancurkan mikroorganisma pada badan dengan hipoklorit Sodium 0,5% (NaOCl) tidak menghasilkan
dengan antiseptik yang menghancurkan mikroorganisma pada jaringan ketidakstabilan dimensi linear.
hidup. NaOCl banyak digunakan sebagai disinfektan pada 0,525% sedangkan
pada studi ini konsentrasinya 0,5% digunakan. Namun dalam penelitian
lain telah terbukti efektif secara mikrobiologis tapi studi ini berfokus
pada linear dimensi stabilitas.
Perendaman model Tipe III gigi gipsum selama 10 menit dalam
larutan NaOCl 0,5% menunjukkan tidak ada perbedaan statistik yang

6
signifikan antara kasus dari die master dan kelompok kontrol, ini mirip Kalium sulfat merupakan disenfektan sekaligus asselator bagi
dengan studi Bass RA et al (1992) yang tenggelam di cor gipsum gipsum. Larutan 2% kalium sulfat mempersingkat setting time dari 10
kalsium sulfat jenuh (bubur jelas) dengan NaOCl 0,525%. Soares CR menit menjadi 4 menit daripada menggunakan air biasa (Craig, 1993).
dan Ueti M (2001) menenggelamkan cor mereka dalam NaOCl 1% Sulfat yang larut, sementara bubuk gypsum (kalsium sulfat
selama 30 menit hasilnya mendukung penelitian ini. Namun, mereka dihidrat) mempercepat proses reaksi. Jadi bila ditambahkan kalium
menyarankan bahwa selain ada penurunan kekuatan tekan penyusun. sulfat, kelarutan hemihidrat naik, setting time pendek gunakan larutan
Namun studi ini difokuskan pada stabilitas dimensi linear. garam potassium sulfat (K2SO4) 2% yangditambahkan dalam air, terra
Penggunaan solusi NaOCl 0,5% sebagai air pengganti Tipe III gigi alba, Na2B4O7
gipsum menunjukkan hasil yang sangat diterima. Hasil penelitian kami
sama dengan penelitian yang dilaporkan oleh Abdullah MA (2006) Setting Time
dengan perendaman yang berulang pada penyusun gypsum dengan Waktu setting dari pemendaman dengan konsentrasi yang
larutan NaOCl 0,525%. Penulis juga menemukan penurunan kuat tekan. berbeda dari larutan K2 SO4 dirangkum pada tabel 1. Waktu setting
Abdelaziz et al (2004), 13 (2002) 34,35 Soares CR dan Ueti M (2001) dicampur dengan 0 % larutan K2 SO4 lebih dari 2 jam.
mereka tidak menemukan dimensi yang signifikan dalam perubahan
gips stone, tetapi mengurangi ketahanan kompresi dari gips stone.
Breault et al (1998) meneliti pengaturan waktu, kuat tekan, kekakuan,
kekuatan tarik diametral, pengaturan ekspansi, kekerasan dan
reproduksi detail setelah menggunakan NaOCl 0,525% sebagai
pengganti air dan menemukan kenaikan statistik yang signifikan pada
kekuatan tekan dan kekakuan dan penurunan dalam setting time.
Sementara properti lainnya tetap tidak berubah.

3.4 Perendaman Gips Tipe 3 (Dental Stone) dengan Larutan


Kalium Hipoklorat.
Untuk kebanyakan aplikasi dental, hal ini akan sangat bermanfaat
untuk mengembangkan produk gipsum yang memiliki perubahan sifat reaksi produk antara gypsum dan potassium sulfat, sudah
mekanik. Kekuatan,kekerasan permukaan, dan ketahanan yang baik dianggap untuk mempercepat pengaturan reaksi.. Penetapan waktu dari
terhadap abrasi merupakan pertimbangan penting. Kompensasi untuk investasi eksperimental dicampur dengan 1% K2 SO4 meningkat drastis.
peningkatan hasil dalam setting perluasan dans etting time dicapai Namun, pengaturan waktu tidak terlalu dikurangi dengan tingginya
dengan penambahan kalium sulfat. konsentrasi K2 SO4. Selain itu, ketidakstabilan investasi eksperimental

7
menurun dengan meningkatnya konsentrasi K2SO4. Ekspansi termal waktu setelah cetakan dibuat. Cara terbaik untuk mengkontrol infeksi
tidak berubah akibat adanya K2SO4 adalah dengan perendaman dalam larutan desinfektan selama masa
Pengaruh disinfeksi dengan menggunanakan larutan kalsium tertentu mengikut jenis larutan desinfektan yang digunakan. Setelah
sulfat setelah perendaman 10-30 menit. Hasilnya adalah perubahan direndam, hasil cetakan tersebut di cuci dengan air yang mengalir dan
dimensi yang terjadi hanya sebesar 0,1% yang tidak signifikan untuk segera diisi dengan gips.
aplikasi klinis sedangkan kualitas permukaan tidak mengalami
perubahan. Sodium hipoklorit (NaOCl) menghasilkan efek yang paling tidak
diinginkan sehubungan dengan permukaan erosi, kekerasan permukaan,
3.5 Perbandingan Perendaman Gips Tipe 3 (Dental Stone) kekuatan tekanan, dan reaktivitas kimia bila dibandingkan dengan
dengan Larutan Kalium Hipoklorat dan Kalium Sulfat. desinfektan kalium sulfat (K2SO4).
Efek perendaman hasil cetakan dalam desinfektan pada stabilitas Kekuatan Permukaan
dimensi masih terus diteliti. Bahan cetak yang telah dimanipulasi dapat Baik kalium sulfat (K2SO4) maupun sodium hipoklorit
mengalami perubahan dimensi oleh proses sineresis, penguapan, dan (NaOCl) tidak terlihat perubahan kekuatan permukaan pada
imbibisi. Bila kandungan air dalam cetakan dikurangi, cetakan akan gipsum secara signifikan.
mengerut, dan jika menyerap air maka akan mengembang. Perubahan Dimensi Linear
dimensi perlu dipertimbangkan dalam kedokteran gigi karena Desinfektan kalium sulfat (K2SO4) dan sodium hipoklorit
perubahan dimensi apapun yang terjadi menyebabkan hasil cetakan (NaOCl) tidak menimbulkan perubahan dimensi yang signifikan
tidak akurat. pada gipsum.
Motegi (1988) menyatakan bahwa dengan direndamnya hasil Setting Time
cetakan dalam larutan desinfektan hanya akan terjadi perubahan Penurun waktu setting yang terjadi pada pencampuran
dimensi sekitar 0 0,2%. Hal ini masih dalam batas toleransi klinik kalium sulfat (K2SO4) terhadap gipsum cukup signifikan. Hal ini
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi efektifnya juga terjadi pada pencampuran gipsum dengan sodium hipoklorit
perendaman di dalam larutan desinfektan dalam membunuh kuman. (NaOCl), yaitu penurunan dalam setting time.
Faktor-faktor ini mencakupi : Kekuatan Tekanan (Compressive Strength)
1. Konsentrasi dan sifat dari mikroorganisma yang Begitupun pada pencampuran dengan sodium hipoklorit
terkontaminasi (NaOCl), terjadi penurunan kekuatan tekanan. Sedangkan
2. Konsentrasi larutan kimia Kekuatan tekanan pada gipsum yang dicampur dengan kalium
3. Lamanya waktu perendaman sulfat (K2SO4) tidak terlalu nampak karena terfokus pada sifatnya
4. Jumlah bioburden atau eksudat yang terkontaminasi sebagai asselator untuk memperpendek waktu setting time.
Metode dan lamanya perendaman larutan desinfektan pada bahan Ekspansi Termal
cetak bergantung kepada kadar penyerapan air bahan cetak tersebut dan

8
Perubahan dimensi dari suhu ruangan sampai 7000C diukur
sebagai ekspansi termal. Ekspansi termal tidak berubah akibat
adanya kalium sulfat (K2SO4), dikarenakan jumlah ekspansi termal
yang kecil. Sedangkan pada pencampuran dengan sodium
hipoklorit (NaOCl) tidak terjadi perubahan.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian secara keseluruhan bahwa gipsum stone
yang direndam dengan desinfektan Sodium hipoklorat tidak mengalami
perubahan dimensi yang signifikan, hanya ada perubahan pada
kekuatan tekan dan kekakuan dan penurunan dalam setting time.
Sedangkan pada Kalium sulfat yang juga tidak memiliki perbedaan
yang signifikan pada perubahan sifat fisik nya, lebih terfokus pada
sifatnya sebagai asselator dalam meperpendek setting time.
Kemudian, kekuatan tekan pada gipsum yang direndam dengan
desinfektan sama-sama mengalami penurunan tetapi lebih nampak
penurunannya pada sodium hipoklorat dibandingkan kalium sulfat.
Sodium klorat dan Kalium sulfat sama-sama mengurangi waktu setting
time. Serta untuk kualitas permukaan sama-sama tidak mengalami
perubahan. Sehingga, pengaruh larutan Sodium hipoklorat dan Kalium
sulfat sebagai desinfektan sama-sama tidak terlalu berpengaruh
terhadap sifat-sifat gipsum secara keseluruhan.

4.2 Saran
Untuk mengembangkan penelitian tentang penggunaan
desinfektan Sodium hipoklorat maupun Kalium fosfat diharapkan
semua pihak yang terkait dapat mendukung penelitian yang ada, agar
dapat dipergunakan secara luas penggunaannya di kedokteran gigi.

Anda mungkin juga menyukai