Anda di halaman 1dari 22

I.

Pengolahan Bahan Galian ( Mineral Processing )

Mineral Processing dibagi menjadi 3 yaitu


1. Mineral Dressing
Yaitu memisahkan mineral berharga , pengotor, memanfaatkan sifat fisik
mineral tanpa mengubah identitas kimia dan fisiknya
2. Extraktive Metallurgi
Yaitu memanfaatkan reaksi kimia untuk memisahkan mineral berharga dari
pengotor, terjadi perubahan sifat fisik dan kimia
3. Fuel Technologi
Yaitu pengolahan bahan galian dengan memanfaatkan reaksi kimia untuk
memisahkan fraksi fraksinya, sehingga terjadi perubahan dalam sifat
sifat fisik dan kimia dari mineral mineral tersebut.

Bagan Mineral Dressing Metallurgi

Hasil tambang

Pengolahan Bahan Galian

PBG

konsentrat tailing

Ekstraksi metallurgi

Ekstrasi Metallurgi

logam taili
ng
Keuntungan PBG
a. Menghemat ongkos pengangkutan
b. Mengurangi kehilangan logam dalam peleburan
c. Mengurangi ongkos peleburan.

Kerugian PBG :
a. Kehilangan mineral yang diinginkan
b. Adanya biaya untuk operasi pengolahan

Langkah Langkah Mineral Dressing


Comuminution ( pengecilan ukuran )
Sizing ( penyeragaman ukuran )
Concentration ( konsentrasi )
Dewatering ( pemisahan cairan )
a. Comminution adalah proses pengecilan ukuran, dilakukan dengan cara
memecah bongkah batuan besar menjadi ukuran yang lebih kecil sehingga
terjadi pelepasan (liberasi) dari mineral mineral yang berbeda. Prosesnya
ada 2 tahap yaitu crushing (peremukan) dan grinding (penggerusan) crushing
menghasilkan ukuran > 1 cm sedangkan grinding menghasilkan ukuran < 100
mesh
b. Sizing adalah proses pemisahan butiran mineral mineral menjadi bagian-
bagian (fraksi) yang berbeda dalam ukurannya. Sizing dilakukan dengan 2
cara :
1. Menyaring atau mengayak ( screening )
2. classifying (klasifikasi) memisahkan butiran-butiran berdasarkan
kecepatan jatuh butiran di dalam air atau udara.
c. Concentration yaitu proses memisahkan butiran butiran mineral berharga
dari pengotornya. Dibedakan menjadi menjadi :
- Konsentrasi gravimetri
- Konsentrasi magnetisasi
- Konsentrasi elektrolisis
- Konsentrasi secara flotasi
d. Dewatering , yaitu proses mengurangi/menghilangkan kandungan air dari
hasil akhir proses pengolahan bahan galian yang menggunakan air dalam
operasinya. Dibedakan menjadi 3 tahap :
1. Thickening (pengentalan)
2. Filtering (penyaringan)
3. Drying (pengeringan)
II STUDI BAHAN BAKU

1. Pengertian Bahan Galian


Mineral secara definisi adalah bahan alam an-organik yang mempunyai
komposisi kimia dan struktur/ susunan atom tertentu, dapat berunsur
tunggal.
Dalam PBG mineral yaitu semua bentukan alam berupa unsur-unsur kimia
batuan, mineral dan mineral bahan bakar yang merupakan endapan-
endapan alam , yang cara memperolehnya dengan kegiatan menggali atau
mengebor, atau menambang.
2. Penggolongan Bahan Galian
Dari segi pemanfaatannya, mineral dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Mineral logam (metalic mineral : bijih )
2. Mineral non logam (non-metalic mineral : bahan galian industri )
3. Mineral energi (fuel mineral)

Mineral logam yaitu bahan galian yang dapat diambil satu macam logam
atau lebih secara ekonomis (metalic mineral) :

a. Logam mulia ( precious metal) : emas, perak, platina


b. Logam dasar (base metal) : tembaga, timbal, seng, timah
c. Logam ferous ( stell industri ) ; besi, nikel, chromium, tungsten dan
vanadium
d. Logam radio active : uranium, thorium dan radium

Mineral non logam / mineral industri yaitu mineral yang bukan penghasil
logam maupun energi tetapi bahan galian yang dapat dipakai langsung
atau sebagai bahan baku untuk industri ( non metallic mineral ).

- Isolator : mika dan asbes


- Refractory material : silika, alumina, zirkon, dan grafit
- Abrasive mineral : corondum, garnet, intan dan topaz
- General industri mineral : fosfat, belerang, gamping dll

Mineral energi yaitu dipakai sebagai sumber energi primer ( fuel mineral ):
- Solid : coal, lignit dan oil shale
- Liquid : minyak bumi ( crued oil )

3. Sifat Fisik Bahan Galian

Pengenalan sifat fisik mineral dapat dilakukan dengan dua cara berdasarkan
literatur dan analisa yang dilakukan di laboratorium

Beberapa sifat fisik bahan galian

a) Kekerasan (hardness)
b) Berat jenis
c) Kemagnitan (magnetic suseptibility)
d) Kelistrikan (electric conduktivity)
e) Bidang belah
f) Kehancuran (frackture)
g) Warna
h) Perubahan sifat mineral karena pemanasan
i) Perubahan sifat permukaan mineral.
4. Liberasi
Ada dua macam operasi pokok dalam mineral processing, yaitu liberasi dan
konsentrasi. Liberasi adalah proses untuk melepaskan mineral berharga dari
mineral pengotor (gangue minerals) yang terdapat bersama sama dalam
satu butir atau bongkah sehingga terle[as satu sama lain
- Partikel bebas sempurna apabila satu butiran terdiri dari hanya satu
macam mineral saja, terlepas dari mineral-mineral lain yang tadinya
terikat dalam bongkah yang lebih besar.
- Partikel terikat apabila satu butiran terdiri dari dua macam mineral atau
dan masing-masing mineral masih terikat / menyatu sama lain.

Derajat liberasi adalah tingkat kebebasan butiran mineral tertentu dalam


satu fraksi ukuran.


Derajat liberasi = + 100 %
III COMMINUTION

Comminution atau pengecilan ukuran adalah proses pemecahan padatan batuan


secara mekanis. Comminution dilakukan dalam dua tahap yaitu crushing dan
grinding. Comminution dilakukan secara beraturan, dimulai dengan crushing
untuk yang kasar ( 1/20 inci) dilanjutkan dengan grinding untuk yang halus (
<1/20 inci ).

Perbandingan antara ukuran umpan yang masuk dengan ukuran produk yang
dihasilkan dari suatu crushing atau grinding disebut reduction ratio ( nisbah
pengecilan )

Teori teori proses pemecahan batuan

1. Rittingers Law (1867)


Energi yang dipakai dalam size reduction (penegecilan ukuran),
berbanding lurus dengan jumlah luas permukaan baru yang timbul
1 1
Pertambahan permukaan E = K ( 2 1 )

Ket : D1 = diameter awal


D2 = diameter akhir

K = konstanta

E = energi

2. Kicks Law (1885)


Energi yang dibutuhkan dalam comminution adalah sebanding dengan
log
perubahan volume E = 2

Ket : R = reduction ratio =

F = diameter feed
P = diameter produk
3. Bonds third Theory
Kerja yang diperlukan untuk penghancuran sebanding dengan panjangnya
retakan yang timbul pada batuan yang pecah per unit volume
10 10
W=

Ket : w = work input


Wi = work index
= parameter untuk tahanan dari material terhadap crushing
P = diameter produk
F = diameter feed

Sebagai kesimpulan dalam penggunaan rumusan rumusan tersebut berlaku


untuk :

1. Kicks law = >1 cm diameter


2. Bonds law = < 1 cm ( lebih halus )
3. Rittingers law = 10 1000 m ( sangat halus )

Tujuan comminution adalah :

1. Untuk memperkecil ukuran batuan, sehingga diperoleh butiran mineral


dengan ukuran tertentu.
2. Untuk melepaskan mineral berharga dari ikatan mineral pengotornya
(liberasi), menjadi butiran yang bebas sempurna ( free particle )
3. Mempermudah pengangkutan.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam proses comminution , yaitu :

- Mudah atau sukarnya bahan galian tersebut untuk hancur


- Struktur dan fraktur bahan galian jika pecah
- Kekerasan bahan galian
- Berat jenis bahan galian

Proses comminution ada 3 tahap, yaitu :

1. Primary crushing
2. Secondary crushing
3. Fine / tertiary grinding
CRUSHING / GRINDING

KLASIFIKASI ALAT MESIN UKURAN FEED UKURAN PRODUK


1. Primary 1. Jaw Crusher 12 60 inci 4 6 inci
Crushing 2. Gyratory 12 60 inci 4 6 inci
Crusher
2. Secondary 1. Gyratory Cone
Crushing Crusher
2. Roll Crusher 1 3
6 8 inci - 8 inci
3. Gravity Stam 2
Mill
4. Hammer Mill
3. Tertiary 1. Ball Mill
Crushing / 2. Tube Mill 3 inci (-3 inci ) 50 200 mesh
Fine Grinding 3. Rod Mill

1. PRIMARY CRUSHING
Ada 2 jenis alat primary crushing , yaitu jaw crusher dan gyratory crusher.
1.1 Jaw crusher terdiri dari 2 pelat terbuat dari baja, yang berhadap hadapan ,
membentuk sudut kecil kearah bawah, dimana salah satu pelat diam dan satu
lagi dapat bergerak membuka dan menutup seperti rahang binatang ( jaw )
Jaw crusher dapat dibedakan berdasarkan pada sumbu / poros penahan
swing jaw, yaitu :
- Blake Type Jaw Crusher, dibedakan menjadi 2 jenis yaitu double
toggle dan single toggle.
- Dodge Type Jaw Crusher
- Universal Type Jaw Crusher

Ukuran umpan jaw crusher terbesar yang masuk sebaiknya tidak melebihi
80 90 % dari gape agar tidak ada proses pengeluaran , lepas dari gigitan
jaws.

Kapasitas jaw crusher ialah produk hasil pemecahan yang melalui


discharge opening per satuan waktu, dinyatakan dalam ton per jam, dan
secara empiris dinyatakan dengan rumus

T = 0.6 x Lr x So
ket : T = kapasitas ( ton/jam )

Lr = Panjang receiving opening ( in )

So = Lebar discharge opening ( in )

Faktor yang mempengaruhi kapasitas :

a. Luas discharge opening pada open set


b. Sifat sifat batuan
c. Moisture content (kadar air)
d. Throw
e. Frekuensi dari swing jaw
f. Nip anggle
g. Bentuk dan sifat permukaan jaw plate
h. Cara memberi umpan ( feeding )
i. Size reduction

Pengaturan Jaw Crusher :

Untuk mendapatkan hasil peremukan yang sesuai dengan yang diinginkan


, ada beberapa faktor yang dapat diatur :

a. Lebar discharge opening


b. Throw
c. Kecepatan

Cara feeding pada crusher primer biasanya tidak lebih dari 75 % dari
kapasitasnya.

1.2 GYRATORY CRUSHER


Gyratory crusher dipakai untuk memecah batuan berbongkah besar maupun
kecil, yaitu sebagai primary crushing dan secondary crushing, kapasitasnya
lebih besar dari jaw crusher.
Pada gyratory crusher, proses penghancuran berjalan terus menerus selama
inner shell ( dinding dalam ) berkisar sambil berputar pada as nya,
sedangkan pada Jaw Crusher, crushing proses terjadi pada saat swing jaw
mendekat kepada fixed jaw.
Ada 3 tipe alat gyratory crusher, yaitu :
- Suspended Spindel Gyratory Crusher
- Supported Spindel Gyratory Crusher
- Fixed Spindel Gyratory Crusher

Kapasitas Gyratory Crusher secara empiris dinyatakan dengan rumus

T = 0,75 So ( L G )

T = kapasitas ( ton/jam )

So = Open Setting ( inci )

L = Panjang keliling dinding luar ( inci )

G = keliling dinding dalam pada gape ( inci )

Keuntungan Gyratory dibanding Jaw Crusher :

1. Lubang bukaan dan pengeluaran lebih luas jadi kapasitas lebih besar
2. Untuk kapasitas yang sama mesinnya lebih kecil.
3. Pemakaian tenaga lebih kecil
4. Penghancuran terjadi terus menerus
5. Kapasitas gyratory crusher 2, 5 kapasitas jaw crusher untuk gape yang
sama
6. Gyratory crusher dapat menerima umpan dari semua arah

Perbandingan Antara Jaw Crusher dan Gyratory Crusher

1. Biaya instalasi sebanding dengan beratnya, tetapi karena getaran gyratory


lebih kecil, maka biaya fundasi lebih kecil
2. Housing cost lebih besar dari pada gyratory crusher
3. Pengaturan umum lebih sederhana pada gyratory crusher
4. Efisiensi, size reduction per unit energi lebih besar pada gyratory crusher
5. Perawatan lebih tinggi pada gyratory crusher
2. SECONDARY CRUSHING
Produk dari primer crushing menjadi umpan (feed) bagi secondary crushing
dengan ukuran diameter kurang dari 15 cm. Tujuannya untuk memperkecil
ukuran batuan sehingga sesuai untuk dijadikan feed bagi alat grinding.
Secondary crushing dapat dilakukan dengan menggunakan alat :
1. Gyratory Cone Crusher
Adalah modifikasi dari gyratory crusher. Contohnya adalah symons cone
crusher
2. Roll Crusher
Roll crusher terdiri dari 2 silinder baja, berdiameter sama, berputar pada
sumbunya yang sejajar dengan arah putaran yang berlawanan kearah
dalam.
Secara teoritis kapasitas roll crusher dapat dihitung dengan rumus :
K = 0,0034 NDWsG
K = Kapasitas (ton/jam)
N = Jumlah putaran (RPM)
D = Diameter silinder ( inci )
W = lebar silinder ( inci )
S = jarak silinder ( inci )
G = berat jenis partikel
Hubungan antara diameter silinder dengan diameter rata-rata ukuran batuan
yang dapat diggling, dinyatakan dengan rumus :
d = 0,0476 x D
d = diameter partikel max (inci)
D = diameter silinder ( inci )
3. Toothed Rolls
Dapat terdiri dari satu roll atau dua roll yang pada permukaan roll diberi
gigi gigi yang tajam untuk melakukan proses penghancuran. Toothed
Rolls dipakai untuk penghancuran batubara.
4. Gravity Stamp Mill
Cara kerjanya seperti memakai lumpang dan alu. Alu diangkat sampai titik
tertinggi lalu dijatuhkan diatas mortar block ( lumpang ) yang berlubang
lubang. Batuan akan pecah, demikian terjadi berulang ulang. Batuan yang
kecil dapat keluar melalui lubang lubang yang ada pada mortar block.
5. Hammer Mill
Merupakan salah satu jenis impact crusher yang terdiri dari 4 atau lebih
hammer yang dipasang dengan baut pada satu revolving disk ( piring yang
berputar ) dalam crushing chamber. Revolving disk berputar dengan
kecepatan tinggi , maka hammer memukul batuan, kemudian dipecah lagi
oleh pelat pelat pemecah yang dipasang di dinding crushing chamber.
Partikel yang sudah halus dapat keluar melalui lubang lubang di sebelah
bawah crushing chamber.
3. TERTIARY CRUSHING
Tertiary Crushing / fine grinding adalah tahap akhir comminution dimana
partikel partikel yang sudah kecil diperkecil lagi ukuranya oleh kombinasi gaya
pukulan dan gaya gerus dalam keadaan kering atau basah
Perbadaan grinding dengan crushing.
- Crushing mereduksi ukuran batuanyang relatif masih kasar, sedangkan
grinding lebih halus
- Crushing menggunakan compressive stress sedangkan dalam grinding
dengan.
- Crushing dihasilkan dari impactsedangkan grinding dari rubbing.

Alat yang melakukan grinding disebut tumbling mill atau revolving mill

Tumbling Mill

Tumbling mill terdiri dari satu drum ( shell ) berbentuk silinder yang dinding
dalamnya dilapisi dengan liner (pelapis) dan dimuati grinding media ;
kemudian diputar pada as nya yang horizontal, dilengkapi dengan bukaan pada
salah satu ujungnya untuk memasukkan umpannya dan pengeluaran
(discharge) pada ujung yang lain.

Tumbling mill diklasifikasikan berdasarkan :

1. Berdasarkan ukuran shell silinder :


- Ball Mill
- Tube Mill
2. Berdasarkan grinding media :
- Ball Mill
- Rod Mill
- Pebbles Mill
3. Berdasarkan cara pengeluaran :
- Overflow Discarge Mill
- Grade Discharge Mill
3.1 Ball Mill
Adalah tumbling mill yang mempunyai ukuran panjang kira kira sama
dengan diameternya. Dan berisi bola bola baja sebagai grinding media.
Bentuknya dapat berupa cylindrical ball mill dan conical ball mill
3.2 Tube Mill
Bentuknya mempunyai perbandingan panjang dan diameter lebih besar
dua. Grinding media biasanya bola besi/baja atau keramik.
3.3 Rod Mill
Grinding media berupa batang batang besi. Penggunaan rod mill untuk
memperoleh produk berbentuk granular yuang sesuai untuk gravity
concentration dan mempunyai tendesi lebih sedikit menghasilkan
overgrinding.
3.4 Pebble Mill
Bentuknya sama dengan ball mill dengan grinding media dipakai bola-bola
keramik

Media Grinding :

Ada 3 macam grinding media yaitu :

a. Bola-bola besi/baja
b. Bola bola keramik atau batu keras
c. Batang batang besi/baja

Tujuan Grinding

1. Untuk melepaskan ikatan antara satu mineral dengan mineral pengikutnya


2. Memperkecil ukuran dari mineral berharga yang telah dibebaskan
3. Diperlukan untuk memenuhi persyaratan pasar
3.5 Autogenous Mill
Memakai gerakan tumbling sebagai dasar untuk menggiling batuan. Grinding
medianya yaitu batuannya itu sendiri, yaitu dari pergerakan tumbukan antara
batuan , disebut self grinding.
3.6 Tower Mill
Merupakan bentuk lain dari ball mill untuk operasi penggerusan yang sangat
halus. Ruang penggerusan bentuknya vertikal, dibagian dalamnya dilengkapi
dengan pelat panjang yang melingkar bentuk spiral dari atas ke bawah, yang
dapat memberikan gerakan yang melingkar terhadap grinding media yang
turun ke bawah.
IV. SIZING

Sizing adalah proses pemisahan campuran butiran yang berbeda ukurannya


menjadi fraksi fraksi ukuran yang hampir sama.

Beberapa cara yang dilakukan untuk melakukan sizing terhadap butiran mineral
yaitu : lab sizing, screening, classifying dan hydrocyclon.

1. LABORATORY SCREENING
Screening / menyaring adalah pemisahaan butiran butiran secara mekanis
berdasarkan perbedaan ukurannya. Dapat dilakukan dengan menggunakan
microscope sizing.
Satuan Mesh
Satuan mesh adalah besarnya ukuran lubang saringan dimana untuk panjang 1
inci terdapat sejumlah lubang dan kawat saringan yang sama jumlahnya dengan
banyak mesh yang ditentukan.
Analisis Saringan
Dalam analisis saringan biasanya digunakan satu susun saringan, yaitu satu
serie saringan yang susunannya mulai dari yang kasardiatas sampai yang halus
dibagian bawah berdasarkan kepada saringan standar 200 mesh dan skala
saringan atau angka pembanding 2.
Kegunaan dari analisis saringan adalah :
a. Untuk mengetahuisize reduction ( distribusi ukuran )
b. Untuk mengetahui derajat liberasi dari mineral.
c. Penentuan kapasitas dari suatu alat.
2. INDUSTRIAL SCREENING
Prinsip screening / penyaringan adalah untuk meloloskan butiran yang lebih
kecil melalui lubang saringan dan menahan butiran yang lebih besar dari
lubang saringan. Butiran yang lolos dari saringan disebut undersize, sedangkan
yang tertahan disebut oversize.
Tujuan Penyaringan :
a. Untuk mencegah material yang sudah kecil ukurannya masuk ke dalam alat
crusher
b. Mencegah material kasar masuk ke dalam tahap berikutnya dalam sirkulasi
tertutup pada crushing dan grinding operation
c. Untuk mendapatkan produk dengan ukuran tertentu, yang sesuai untuk
proses lebih lanjut
d. Untuk mendapatkan produk ukuran tertentu sesuai dengan permintaan
pasar

Kecepatan material dapat menerobos permukaan saringan tergantung pada :

a. Ukuran absolut dari lubang saringan


b. Ukuran relatif butiran terhadap lubang saringan yang akan diterobos.
c. Persentase lubang saringan dibanding luas permukaan saringan.
d. Kadar air dari material yang akan disaring.

Secreen Surface

Screen surface atau permukaan saringan adalah bahan dimana terdapat lubang
lubang untuk lewatnya material, harus cukup kuat menahan beban dan flexibel
untuk menahan gaya vibrasi.

Secreen surface dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :

a. Bar screen
b. Punched plate screen
c. Woven wire screen

Macam Macam Screen

Dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam, yaitu stationary screen dan moving


screen.

1. Stationary Screen
Biasanya dipakai untuk menyaring material yang berat dan besar, terdiri
dari beberapa batang besi yang disusun sejajar menjadi satu rangkaian,
disebut Grizzly. Grizzly membentuk sudut antara 20 50 dari
horizontal. Contoh dari grizzly adalah fixed grizzly dan cantilever grizzly.
Sieve Bend Screen adalah saringan statis yang diam, banyak dipakai
dalam industri mineral untuk memisahkan butiran yang sangat halus
secara basah
2. Moving Screen
Berdasarkan gerakan screen surface, moving screen dibadakan menjadi :
a. Moving Grizzly
Dibuat bergerak secara mekanis untuk membantu penyaringan
sekaligus menggerakkan material oversize keluar dari grizzly. Contoh
vibrating grizzly, traveling grizzly, dan roll grizzly
b. Revolving screen
Terdiri dari shell yang berputar bebrbentuk silinder atau prisma,
piramid atau cone dari bahan punched plate atau woven wire
c. Shaking Screen
Terdiri dari kotak persegi panjang yang satu sisinya terbuka yang di
dasarnya dipasang screen surface dan secara mekanis digoyang bolak
balik arah horizontal.
d. Vibrating Screen
Pada prinsipnya terdiri dari screen surface yang dibuat bergetar dengan
amplitudo kecil dan frekuensi tinggi. Adanya getaran tinggi membantu
material terangkat dan bergerak diatas permukaan saringan.
Kemiringan saringan dibuat antara 0 35 dengan kecepatan 600
3600 rpm dan amplitudo 1 1/16 in.
Vibrating screen dapat dibedakan berdasarkan mekanisme
penggeraknya , yaitu secara mekanis atau elektrik :
1. Cam and spring type : leahy screen
2. Eccentric shaft type : symon screen
3. Unbalanced pulley type : Deister plat O screen
4. Electromagnetic type : Hummer screen.

3. CLASSIFICATION
Classification adalah metode pemisahan butiran butiran mineral berdasarkan
perbedaan kecepatan mengendap butiran butiran tersebut dalam cairan. Alat
untuk proses classification adalah classifier. Classifier menghasilkan 2 produk
yaitu :
- Bagian butiran kasar paling cepat mengendap disebut sand, underflow
atau oversize.
- Bagian butiran halus lambat mengendap disebut overflow atau slime.

Secara teoritis bila butiran butiran bergerak dalam suatu fluida, akan berlaku
2 kondisi pengendapan, yaitu free settling dan hindered settling condition.

Free Settling Condition

Terjadi apabila setiap butir mengendap secara bebas dalam cairan yang diam
atau cairan yang bergerak berlawanan arah ke atas, tanpa tertahan oleh butiran
butiran yang lain.

Hindered Settling Condition

Terjadi apabila pada campuran butiran butiran dengan berbagai ukuran ,


bentuk, dan beraty jenis bergerak bersam sama dalam cairan pada situasi
saling berdesakan, tetapi masih dapat bergerak diantara sesama butiran dalam
kolom air yang mengalir ke atas.

Free Settling Classifier :

Dalam keadaan free settling, kecepatan jatuh dari butiran tergantung pada
beberapa faktor :

a. Berat jenis ( sp.gr )


b. Ukuran ( size )
c. Bentuk ( shape )
d. Gelembung udara ( air bubles )
e. Magnetis Magnetism )
f. Density of liquids
g. Viscosity
Alat Alat Classifier :
Berdasarkan kondisi dan cairan ( medium ) yang digunakan, maka classifier
dapat dibagi dalam 3 macam :
1) Sorting Classifier
Dalam sorting classifier pengendapan butiran dalam kondisi kurang
lebih hindered settling. Contoh dari sorting classifier adalah Launder
Classifier yaitu evans classifier dan richards classifier
2) Sizing Classifier
Pada sizing classifier tidak dibutuhkan air , kecuali air yang dikerjakan
ada dalam suspensi yang dikerjakan. Sizing dilakukan dalam kondisi
free settling dan sedapat mungkin tidak dipengaruhi oleh berat jenisdan
bentuk butiran. Sizing classifier dibadakan menjadi 3 macam yaitu :
a) Non mechanical classifier ( Settling Cone )
b) Mechanical Classifier
3) Air Classifier
Prinsipnya hampir sama dengan classification dalam air, dimana terjadi
pemisahan butiran butiran mineral karena perbedaan kecepatan
pergerakan di udara atau gas dalam kondisi free settling. Contoh dari air
sizing adalah Gayco Pneumatic Classifier.
4. HYDROCYCLON
Cyclon merupakan alat mekanik dengan bagian bagian yang statis,
bentuknya cylindroconical, yaitu bagian atasnyaberbentuk silinder vertikal dan
bagian bawah berbentuk kerucut ( conical ) dengan ukuran yang bervariasi.
Perbandingan panjang dengan diameter 1-2 dengan 1 sampai 8-9 dengan 1
Hydrocyclon menggunakan gaya sentrifugal dalam pemisahan material yang
tersuspensi dalam cairan umpan ( pulp )
V. PERGERAKAN BUTIRAN DALAM CAIRAN

Beberapa proses pengolahan bahan galian berhubungan dengan pergerakan


butiran dalam cairan yaitu :
1. Thickening
2. Gravitasi concentration
3. Classification
4. Filtration
Apabila suatu butiran atau benda jatuh bebas dalam ruang hampa (vacum),
maka kecepatan jatuh (v) hanya dipengaruhi gravitasi
V =
Apabila butiran jatuh dalam cairan (medium), maka pada butiran ada
tahanan cairan sebagai fungsi kecepatan.
Kecepatan akan bertambah sampai gaya tahanan air sama besar dengan
gaya tarik oleh gravitasi. Setelah itu butiran jatuh dengan kecepatan tetap
(terminal velocity)
Apabila cairan tidak memberikan tahanan pada butiran bergerak di
dalamnya, maka karena gaya gravitasi Bentuk butiradan gaya lain, butiran
bergerak turun dengan percepatan tetap

Tahanan = 0 Butiran diam terhadap cairan

Tahanan tidak = 0 Butiran bergerak


R = f (v)

Eddy Resistance Atau Turbulent Resistance turbulent flow


Yaitu jika v butiran relatif besar (mis. Butir besar), butir mendesak cairan,
menimbulkan puasaran air (eddy) di belakangnyabanyak mesh yang ditentukan

Viscous Resistance Flow laminer


Jika v butiran relatif kecil (mis. Butir kecil), Eddy resistance diabaikan, tahanan
didasarkan viscousity cairan terhadap butiran (skin friction)
Pengendapan Butiran Kecil
Menurut stoke, butiran halus / kecil (-50 micron)di dalam cairan akan mengendap
dengan sangat lambat, disebut viscous flowatau laminar flow. Tahanan dalam
pergerakan butiran kecil ini disebut viscous resistant
R = 6 v ....... stoke equation
R = resistance
= viscocity cairan
R = radius butiran
V = velocity / kecepatan
Unit = c.g.s
Berlaku untuk butiran kecil (- 50 micron)
Hukum kedua dari pergerakan terhadap butiran yang jatuh :
Mass x acceleration =
m.a=K

m. = mg . mg R

m = massa butiran
m = massa cairan yang dipindahkan ( fliud )
v = velocity / kecepatan
t = time
g = grafitasi
R = rasistance ( tahanan )

Pengendapan Butiran Kasar


Menurut newton, tahan terhadap butiran kasar ( + 50 cm ) dalam cairan adalah
hasil kali dari density fluid. Cairan dengan kecepatan kuadrat dengan luas
permukaan, disebut turbulent resistance

R = r v

R = resistance
= density of fluid
r = radius of sphere
v = velocity ( kecepatan )
berlaku untuk butiran kasar (+ 50 cm)
Dalam percobaan, ternyata persamaan newton kurang memuaskan, karena itu
ditambahkan jeda persamaan tersebut koefisien Q atau coeficient of resistance
sehingga didapat persamaan yang lebih teliti :

R = Q r v ........... Rittingers Equation

( untuk mineral bulat dengan r > 0,2 cm, dalam air Q = 0,4 )

Anda mungkin juga menyukai