Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dewasa ini permasalahan lingkungan sering menjadi tema pembicaraan

utama di banyak Negara, bahkan telah masuk dalam isu politik. Tidak jarang

masalah pencemaran lingkungan dijadikan sebagai topik utama masalah

kerusakan dan pencemaran lingkungan. Pencemaran yang dimaksud adalah

peristiwa penambahan bermacam – macam bahan sebagai hasil dari aktivitas

manusia ke dalam lingkungan yang pada umumnya akan memberikan pengaruh

Pembangunan sektor di era globalisasi merupakan imbas dari heterogen

masyarakat, memberi konsekuensi di laksanakan akan dikembalikan ke

lingkungan atau merubah tatanan sehinggah menyebabkan kerusakan

lingkungan. Salah satu sarana pembangunan sektor kesehatan yang

menghasilkan beragam kegiatan potensial terhadap lingkungan adalah rumah

sakit. (Kementrian Lingkungan Hidup, 2002).

Berbagai usaha telah dilakukan untuk menghilangkan komponen-

komponen yang tidak diinginkan di dalam air melalui proses pengolahan, mulai

dari proses yang paling sedehana ( aerasi, penyaringan, pengendapan,) yang telah

ditemukan pada proses pengolahan limbah cair pada industi-industri besar,

misalnya. PT.MARUKI, dan PT. SERMANI STELL MAKASSAR

1
Bahan-bahan kimia telah ditemukan dalam usaha perbaikan kualitas air.

Bahan-bahan kimia ini di kenal sebagai koagulan dan flokulan misalnya

aluminium sulfat (tawas).

Akhir-akhir ini salah satu bahan polielektrolit yang dikenal sebagai

polialuminium klorida semakin dikenal dipasaran dan semakin luas

penggunaannya, baik untuk pengolahan air minum maupun pengolahan air

limbah. Tawas atau aluminium sulfat merupakan salah satu koagulan-flokulan

yang terkenal sudah sejak lama digunakan untuk pengolahan air minum maupun

air limbah sekalipun.

Berdasarkan pengujian air limbah outlet yang dilakukan oleh

PT.SERMANI STELL MAKASSAR pada tanggal 13 Oktober 2010 di BALAI

BESAR K3 MAKASSAR didapatkan hasil antara lain: Zat Padat Terlarut (TDS)

12,5 mg/L, Seng (Zn) 0.021 mg/L, Nikel (Ni) ˂ 0.001 mg/L, Cadmium (Cd)

0.0025 mg/L, Timbal (Pb) 0.019 mg/L, pH 7.0 sedangkan standar kualitas

limbah cair kelas Berdasarkan Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan No. 14 Thn

2003 adalah: Zat Padat Terlarut (TDS) 2000 mg/L , Seng (Zn) 1.0 mg/L, Nikel

(Ni) 1.0 mg/L, Cadmium (Cd) 0.05 mg/L, Timbal (pb) 0.1 mg/L, pH 6.0 – 9.0

dan apabila hasil yang didapatkan dalam pemeriksaan sampel melebihi standar

kualitas Limbah cair kelas 1 Berdasarkan Gubernur Sulawesi SelatanNo.14 Thn

2003 akan mempengaruhi kesehatan, lingkungan maupun ekosistem dalam air.

2
Lingkungan yang tercemar akan mengganggu kelangsungan hidup

makhluk hidup disekitarnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam

kegiatan industri, air yang telah digunakan (air limbah industri) tidak boleh

langsung dibuang ke lingkungan, tetapi air limbah industri harus mengalami

proses pengolahan sehingga dapat digunakan lagi atau dibuang ke lingkungan

tanpa menyebabkan pencemaran. Proses pengolahan air limbah industri adalah

salah satu syarat yang harus dimiliki oleh industri yang berwawasan lingkungan.

Dari uraian latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk meneliti

judul : “ Study Pengolahan Limbah Cair Di PT.Sermani Stell Makassar”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang, maka penulis merumuskan permasalahan

sebagai berikut : “Bagaimana Proses Pengolahan Limbah Cair di

PT.Sermani Stell dengan menggunakan kapur”

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum :

Untuk mengetahui proses pengolahan limbah cair di PT. Sermani Steel

dengan menggunakan kapur dan membandingkan hasil dari inlet dan outlet

pada unit pengolahan limbah.

3
2. Tujuan Khusus :

a. Mengetahui proses pengolahan limbah cair untuk menurunkan kadar Zat

Padat Terlarut di PT. Sermani Steel Makassar dengan menggunakan kapur

pada unit pengolahan limbah.

b. Mengetahui proses pengolahan limbah cair untuk menurunkan kadar

Cadmium (Cd) di PT. Sermani Steel Makassar dengan menggunakan

kapur pada unit pengolahan limbah.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan bagi PT.Sermani Stell Makassar

dalam penerapan proses pengolahan limbah cair secara baik agar tidak dapat

mencemari lingkungan.

2. Sebagai bahan informasi bagi para peneliti selanjutnya dan merupakan salah

satu bacaan bagi masyarakat .

3. Bagi peneliti sendiri merupakan pengalaman berharga dalam memperluas

wawasan serta pengetahuan serta dapat mengaplikasikan ilmunya di

masyarakat yaitu Ilmu Kesehatan lingkungan

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Limbah Cair Secara Umum

1. Pengertian Air Limbah

Air limbah adalah air yang bercampur dengan zat-zat padat yang

berasal dari pembuangan kegiatan rumah tangga, pertanian, perdagangan dan

industry. (Wilongso, dalam Udin Jabu 1991).

Air limbah adalah air yang membawa limbah dari rumah, bisnis, dan

industry yang merupakan suatu campuran air dan padatan terlarut atau

tersuspensi, air buangan dari hasil kegiatan proses yang dibuang kedalam

lingkungan.(Ahmad Zainal, 2007).

Limbah cair adalah air yang membawa sampah dari tempat tinggal,

kantor, bangunan perdagangan, industri, serta air tanah, air permukan, dan air

hujan yang mungkin ada.

Menurut Environmental Protection Agency (1977), wastewater is water

carrying dissolve or suspended solid from homes, fram, businesses and

industries. Artinya limbah cair adalah air yang membawa bahan padat terlarut

atau tersuspensi dari tempat tinggal, kebun, bangunan perdagangan dan industri.

2. Pengertian Air Limbah Industri

Air limbah Non domestik/Industri adalah air limbah yang bersumber dari

aktivitas industri, pertanian, dan sejenisnya. Sedangkan kandungan limbah

5
industri ini tergantung pada bahan dan teknologi yang digunakan serta barang

hasil produksi yang akan dihasilkan. ( www.system-sanitasi.html)

Secara umum dapat dikemukakan bahwa air buangan industry adalah

cairan buangan yang berasal dari industry serta tempat-tempat umum lainnya

yang mengandung bahan atau zat yang dapat membahayakan kesehatan manusia

serta mengganggu kelestarian lingkungan hidup.(Sulandra, 2010)

Limbah cair industry adalah limbah yang berasal dari hasil produksi oleh

pabrik atau perusahaan tertentu. Limbah ini mengandung zat yang berbahaya

diantaranya asam anorganik dan senyawa orgaik, zat-zat tersebut jika masuk ke

perairan maka akan menimbulkan pencemaran yang dapat membahayakan

makluk hidup pengguna air tersebut misalnya, ikan, dan makluk hidup lainnya

termasuk juga manusia.(http://sobatbaru.blogspot.com/2008/05/pengertian-

limbah-dan-polusi.html)

B. Tinjauan Umum Kapur

1. Pengertian Kapur

Kapur adalah sebuah benda putih dan halus terbuat dari batu sedimen,

membentuk bebatuan yang terdiri dari mineral kalsium. Biasanya kapur relatif

terbentuk di laut dalam dengan kondisi bebatuan yang mengandung

lempengan kalsium plates (coccoliths) yang dibentuk oleh mikroorganisme

coccolithophores. Biasanya lazim juga ditemukan batu api dan chert yang

terdapat dalam kapur

6
2. Sifat-Sifat Kapur (lime) dan Penggunaan nya.

Kapur (lime) secara umum terdapat dalam dua bentuk yaitu CaO dan

Ca(OH)2. CaO adalah bahan mudah larut dalam air dan menghasilkan gugus

hidroksil yaitu Ca(OH)2. Yang bersifat basa dan disertai keluarnya panas

yang tinggi. Menurut Tarmiji, 1986, penggunaan dari kapur antara lain

dibidang kesehatan lingkungan untuk pengolahan air kotor, air limbah

maupun industri lainnya. Pada pengolahan air kotor, kapur dapat mengurangi

kandungan bahan-bahan organik. Cara kerjanya adalah kapur ditambahkan

untuk mereaksikan alkalibikarbonat serta mengatur pH air sampai sehingga

menyebabkan pengendapan. Proses pengendapan ini akan berjalan secara

efektif apabila pH air antara 6 – 8 (Considine). Hydrate lime dihasilkan dari

reaksi quickime (CaO) dengan air, sehingga terbentuk Ca(OH)2.

Sifat-sifat fisik dan kimia Hydrate lime :

a. Bentuk kristal, powder

b. Warna, sebagian besar umumnya berwarna putih dan pada tinhkat tinggi

dapat berwarna abu-abu.

c. Kepadatan, Kalsium Hydrated lime memiliki tingkat kepadatan kira-kira

2,3 g/gm3

d. Kelarutan, tingkat kelarutan dari kira-kira 1,85 Ca(OH)2/l air pada suhu

00C sampai0,7g/l pada suhu 1000C.

e. Netralisasi asam , Hydrate lime siap bereaksi dengan asam dan gas

sehingga tentu saja berkemampuan menetralisasi asam.

7
f. pH, karena kalsium hidroksida adalah termasuk basa kuat, konsentrasi 0,10

g Ca(OH)2/l dapat memberi pH kira-kira 11,3.

3. Penggunaan Kapur

Kapur telah diikenal sebagai bahan yang dapat dipergunakan untuk

berbagai keperluan diantaranya dipakai pada bidang-bidang industri misalnya

industri kimia, kertas, dan lainlainnya, sebagai bahan bangunan, pertanian dan

lain-lain. Khusus di sektor lingkungan kapur dapat berguna dalam:

a. Proses pengolahan air, air kapur dapat berguna sebagai bahan penurun

kesadahan, menetralisasi keasaman, memperkecil kadar silika,

mangan, fluorida dan bahan-bahan organik. Selain itu dapat juga

mengurangi kadar BOD dengan cara menyerap antara 40% sampai 50

% bahan organik terlarut maupun tidak terlarut.

b. Proses pengolahan air bekas, kapur dapat befungsi antara lain dalam

pengendalian keasaman digester, penyerapan bau (deodorant) dan

sebagai desinfektan.

c. Proses pengolahan buangan industri besi/baja, kapur digunakan untuk

menetralisir asam sulfat bebas (free sulfuric acid ) dan mengendapkan

garam-garam besi yang terdapat pada limbah industri tersebut.

Kapur juga dapat dipergunakan sebagai penghilang fosfor dalam air, disini

kapur berfungsi sebagai bahan koagulan, karena salah satu cara penghilangan

fosfor dalam air adalah pengendapan kimiawi. .(http://wikipedia pengertian

kapur.com/2008/05.html)

8
C. Dampak Limbah Cair Terhadap Kesehatan Lingkungan

Adapun pengaruh yang di timbulkan oleh air limbah industri ialah :

1. Pengaruh air limbah industri terhadap kesehatan.

Air limbah industri yang mengandung organisme/microorganisme

dapat menimbulkan gangguan kesehatan sehingga dapat dengan mudah

terserang penyakit menular misalnya penyakit Amoebiasis ( penyakit usus ),

penyakit ini disebabkan Entamoeba Histolitica proto yang dikeluarkan

bersama tinja sedangkan cara penularan penyakit ini air, tangan ke mulut,

sayur-sayuran dan buah-buahan yang terkontaminasi dengan air limbah.

2. Pengaruh air limbah industri terhadap lingkungan.

a. Air limbah dan kehidupan vector.

Air limbah industri yang dibuang ke lingkungan (tanah dan badan

air)banyak menimbulkan masalah vektor. Comberan yang terdapat di

dekat rumah tangga sangat cocok untuk bersarang dan berkembang

biaknya lalat dan nyamuk bahkan tikus juga juba menyenangi tempat-

tempat tersebut untuk mencari makan.

b. Pencemaran air dan tanah oleh air limbah

Air limbah industri yang dibuang/dialirkan ke badan air akan

mencemari badan air tersebut. Bahan pencemar yang ada didalamnya

akan mengalami penyebaran dan pengenceran dan bersifat reactive atau

penghancuran biologis. Karena peristiwa inilah maka penyebaran

9
pencemaran akan cepat terjadi, dan badan air yang tercemar air limbah

akan menurunkan kwalitasnya.

c. Pengaruh air limbah industri terhadap ekosistem

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh

hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

Badan air meru[pakan ekosistem yang terdiri atas ikan, tumbuhan air, dan

plankton yang terapungdan melayang dalam air sebagai komponen

makhluk hidup, serta pasir, air, mineral, dan oksigen yang terlarut dalam

air sebagai komponen tak hidup. Apabila industri membuang air limbah

kedalam badan air dengan kualitas yang rendah, maka kadar oksigen

akan menurun karena digunakan oleh bakteri untuk proses penguraian,

berkurangnya oksigen menimbulkan gangguan pada ikan dan berakibat

menurunnya produksi ikan.

D. Jenis Pengolahan Limbah Cair

Pengolahan air limbah bertujuan untuk menguraikan, partikel tercampur,

serta membunuh organisme pathogen, selain itu diperlukan juga tambahan

pengolahan untuk menghilangkan bahan nutrisi, komponen beracun, serta bahan

yang tidak dapat didegradasikan agar konsentrasi yang ada menjadi rendah.

Oleh karena itu diperlukan pengolahan sebagai berikut :

a. Pengolahan Pendahuluan

Pada tahap pengolahan pendahuluan pertama sebagian besar

dilakukan secara fisik dan mekanik, dengan tujuan unuk memisahkn padatan

10
kasar, mengurangi ukuran padatan, memisahkan minyak atau lemak, dan proses

menyetarakan fluktasi aliran limbah pada bak penampung (Stince, 2010).

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam pengolahan pendahuluan yaitu:

1. Pengambilan benda terapung

Tahap awal pengolahan air limbah adalah menghilangkan zat padat

yang kasar. Pada proses pengolahan ini umumnya air limbah jalan

melalui para-para atau saringan kasar untuk menghilangkan benda-benda

yang besar. Dapat digunakan alat pencacah (coomminutur) untuk

memotong zat padat yang terdapat didalam air limbahan tanpa

mengambil dari aliran tersebut.

2. Pengambilan benda mengendap

Untuk menghilangkan kerikil halus berupa pasir, koral atau zat padat

berat lainnya yang mengalami penurunan kecepatan, atau mempunyai

gaya lebih berat lebih besar dari zat organic yang dapat busuk di dalam

air limbah maka dapat digunakan bak penangkap pasir (girt chamber).

b. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)

Pengolahan pertama/primary treatmen dimaksudkan untuk

mengurangi kandungan padatan tersuspensi melalui proses pengendapan

(sedimentation). Pengolahan dapat mengurangi kadar logam hingga

mencapai 35%, (Stince, 2010).

Bahan kimia dapat ditambahkan pada pengolahan primer untuk

menetralisir dan atau mempercepat proses menghilangkan partikel-partikel

11
bahan padat kecil yang tersuspensi. Pengurangan bahan padat tingkat

primer mengurangi persyaratan yang berkaitan dengan keperluan akan

oksigen pada tingkat biologis dan juga mengurangi beban, kandunganb,

bahan padat pada tangki sedimentasi sekunder. (Udin Djabu, dkk, 1991).

c. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)

Pengolahan tingkat sekunder pada umumnya meliputi proses

biologis untuk menghilangkan bahan organic melalui oksidasi biokhemis.

Proses bio;logi utama yang akan dipilih tergantung pada factor.:

1) Kwantitas air bekas

2) Biodegradability “bahan buangan”

3) Tersedianya tanah

Pada pengolahan ini dapat dibedakan menjadi :

1. Suspended growth processes (Proses pertumbuhan tersuspensi)

Suspended growth processes adalah pengolahan dengan cara

memanfaatkan mikroorganisme pengurai zat organik yang

tersuspensi dalam limbah cair yang akan diolah. Suspended growth

terdiri dari dua yaitu :

a. Lumpur aktif (activated sludge)

Sistem pengolahan lumpur aktif adalah pengolahan dengan

cara membiakkan bakteri aerobic dalam tangki aerasi yang bertujuan

untuk menurunkan organik karbon atau organik nitrogen. Dalam

penurunan organik karbon, bakteri yang berperan adalah bakteri

12
heterotropik. Sumber energy berasal dari oksidasi senyawa organik

dan sumber karbon yang berasal dari organk karbon

b. Kolam stabilisasi

Kolam stabilisasi bentuknya empat persegi dengan kedalaman

1 – 1,5 m, pada proses ini seluruh limbah cair diolah secara ilmiah

dengan melibatkan ganggang hijau, bakteri, dan sinar matahari.

Kolam oksidasi dapat digunakan untuk mengolah limbah cair yang

berasal dari rumah tangga atau kakus, ini adalah salah satu cara yang

paling ekonomis untuk pengolahan limbah cair selama luas tanah

memungkinkan dan harganya relative murah.

Periode tinggal limbah cair dalam kolam merupakan factor

yang menentukan, walaupun factor-faktor lainnya, seperti

temperature, radiasi sinar ultra violet, dan konsentrasi alga juga

memegang peranan. Kolam oksidasi merupakan cara yang dianjurkan

untuk pengolahan limbah cair di Negara-negara yang sedang

berkembang yang beriklim tropis, dimana tanah masih cukup

memungkinkan, sebagai contoh 1 hektar luas kolam untuk 7000

orang atau 0,7 – 2 m/orang.

2. Attached growth processes

Attached growth processes adalah pengolahan yang

memanfaatkan mikroorganisme yang menempel pada media yang

membentuk lapisan film untuk menguraikan zat organic. Proses ini

13
sering disebut juga dengan fix bed. Influen akan melakukan kontak

dengan media ini sehingga terjadi proses biokimia, sehingga bahan

kimia yang ada pada limbah cair tersebut dapat diturunkan

kandungannya.

d. Pengolahan tahap ketiga / pengolahan lanjutan (Tertiary Treatmen)

Proses ini disebut pengolahan tahap ketiga karena mengolah

efluen dari pengolahan tahap kedua. Standar efluen membutuhkan

pengolahan tahap ketiga ataupun pengolahan lanjutan untuk

mengholangkan kontaminan tertentu ataupun menyiapkan limbah cair

untuk pemanfatan kembali. Pengolahan ini difungsikan sebagai upaya

peningkatan kualitas limbah cair dari pengolahan tahap ke dua agar dapat

dibuang ke badan air penerima dan penggunaan kembali efluen tersebut

(Stince, 2010).

E. Karakteristik Air Limbah

1. Karakteristik fisik (physical characteristics)

Perubahan yang ditimbulkan parameter fisika dalam limbah cair industry,

antara lain :

a. Padatan

Berasal dari bahan organic maupun anorganik, baik yang larut,

mengendap maupun yang berbentuk suspense. Pengendapan di bagian

dasar air akan mengakibatkan terjadinya pendangkalan pada badan dasar

penerima, selain tumbuhnya tanaman air tertentu, seperti eceng gondok,

14
juga berbahaya bagi makhluk hidup lain dalam air. Banyaknya padatan

menunjukkan banyaknya lumpur yang terkandung dalam air limbah.

b. Kekeruhan

Kekeruhan menunjukkan sifat optis air yang menyebabkan pembiasan

cahaya ke dalam air. Kekeruhan akan membatasi pencahayaan ke dalam

air. Sifat ini terjadi karena adanya bahan yang terapung maupun yang

terurai seperti bahan organic, jasad renik, lumpur, tanah liat, dan benda

lain yang melayang maupun terapung. Semakin keruh air, semakin tinggi

daya hantar listrik dan makin tinggi pula kepadatannya.

c. Bau

Bau timbul karena adanya kegiatan mikroorganisme yang menguraikan

zat organic untuk menghasilkan gas tertentu. Bau juga timbul karena

reaksi kimia yang menimbulkan gas. Kuat lemahnya bau yang

ditimbulkan bergantung pada jenis dan banyaknya gas yang dihasilkan.

d. Temperature

Temperature air limbah akan mempengaruhi badan penerima apabila

terhadap perbedaan suhu yang cukup besar. Temperature juga dapat

mempengaruhi kecepatan reaksi kimia serta tata kehidupan dalam air.

Perubahan suhu memperlihatkan aktivitas kimia dan biologi pada benda

padat dan gas dalam air. Pada suhu yang tinggi terjadi pembusukan dan

penambahan tingkatan oksidasi zat organic.

15
e. Daya hantar listrik

Daya hantar listrik merupakan kemampuan air untuk mengalirkan arus

listrik, yang tercermin dari kadar padatan total dalam air dan suhu pada

saat pengukuran. Konduktivitas limbah cair dalam mengalirkan arus

listrik tergantung pada mobilitas ion dan kadar yang terlarut di dalam air

limbah tersebut.

f. Warna

Warna timbul akibat terdapatnya suatu bahan terlarut atau tersuspensi

dalam air, selain bahan pewarna tertentu yang mengandung logam

berat.(Budiman Chandra, 2002)

2. Kharakteristik Kimia

Bahan kimia yang terdapat dalam air akan menentukan sifat air baik

dalam tingkat keracunan maupun bahaya yang ditimbulkannya. Secara umum

sifat air dipengaruhi oleh bahan kimia organic dan anorganik.

a. Bahan kimia organic

1. Protein

Protein sebagian besar berasal dari organisme hewan dan sebagai dari

tumbuhan. Semua bahan mentah dari hewan dan tumbuh-tumbuhan

berisi protein. Protein dari tumbuh-tumbuhan antara lain dari buah-

buahan, kacang-kacangan, sayuran, tomat dan lain-lain.Secara kimia

protein dibentuk oleh rantai amino acids. Semua protein mengandung

Carbon da Nitrogen yang tinggi, dan banyak ada dalam air limbah

16
pada proses-proses yang berhubungan dengan bahan-bahan makanan

tersebut di atas. Tingginya protein dalam air limbah dapat

menimbulkan bau merangsang akibat dari proses dekomposisi.

2. Karbohidrat

Carbohydrates termasuk sugars, starches, cellulose dan wood fiber

yang semuanya terdapat dalam air limbah. Carbohydrates tersusun

Carbon, Hydrogen, dan Oksigen.

3. Pestisida

Senyawa-senyawa organic pada perticides, herbi-cides, dan

agricultural chemical yang lain adalah toxic pada bentuk-bentuk

kehidupan dan merupakan zat pencemar penting pada air permukaan

maupun air tanah. Umumnya berasal dari kegiatan pertanian, industri

dan air limbah domestic.

4. Fenol.

Phenols menyebabkan masalah rasa pada air minum, umumnya

berasal dari air limbah industri yang dibuang dan mencampuri air

permukaan. Phenol mudah dimaila secara biologis oleh bacteri s/d

konsentrasi 500 mg/l

17
b. Bahan kimia anorganik

1. Clorida

Sumber parameter chlorides berasal dari kegiatan industri pertanian,

dan domestik. Tinja manusia mengandung kira-kira 6 gram chloride

per orang per hari

2. Fosfor

Phosporus adalah unsur esensial untuk pertumbuhan algae dan

organisme biologis yang lain. Air limbah domestic dan industri banyak

mengandung phosporus (4-15 mg/l) yang dapat menimbulkan algae

blooms pada air permukaan.

3. Sulfur

Sulfur terdapat dalam air limbah maupun air permukaan dalam bentuk

sulfate ion. Sulfur diperlukan untuk synthesa protein dalam proses

dekomposisi.

4. Nitrogen

Nitrogen adalah unsur yang penting pembentukan block dalam

synthese protein yang berguna dalam proses biologis air limbah.

Namun demikian nitrogen harus dikontrol sebelum air limbah dibuang

ke lingkungan. Nitrogen adalah dikombinasi dalam proteinacesus dan

urea. Organic Nitrogen akan segera kembali menjadi amonia karena

dekomposisi air limbah. Dalam keadaan aerobic amonia berubah

menjadi Nitrit. Adanya nitrit dalam air limbah menunjukkan bahwa air

18
limbah telah mengalami dekomposisi dan memerlukan oksigen.

.(Budiman Chandra, 2002)

3. Kharakteristik Biologis

Mikroorganisme yang penting dalam air limbah dan air permukaan

diklasifikasi menjadi protista, plants dan aminals. Protista meliputi bakteri,

jamur, protozoa, dan algae. Bacteria, protozoa dan algae sangat penting dalam

proses dekomposisi atau stabilisasi organic matter. Sedangkan coliform

bacteria merupakan indikator pencemaran oleh tinja manusia.

Viruses yang dikeluarkan oleh manusia yang infected kedalam air limbah dan

air permukaan berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Terdapat antara 10000 –

100.000 virus yang infectius dari tiap gram tinja penderita hepatitis. Viruses

dapat hidup sampai 41 hari pada air atau air limbah dan 6 hari di sungai pada

suhu 200C “Plant and Animals” yang penting adalah notifier and worm.

Organisme phatogen terdapat dalam air limbah karena pencemaran tinja

manusia.

Organisme phatogen biasanya menimbulkan penyakit gastro intestinal seperti

Typhoid dan Parathypoid fever, dysentry, cholera, dan lain-lain (Udin Jabu,

1991).

F. Pengolahan Air Limbah Industri

Berbagai metode yang telah dikembangkan untuk menghilangkan berbagai

macam bentuk cemaran dari air limbah.

Proses pengolahan ini dibagi 3 kategori:

19
1. Pengolahan secara fisik

Pengolahan pada jenis ini meliputi pagar penghalang, pengendapan,

penggumpalan, penyaringan, osmoe bolak balik, destilasi dan pendinginan.

Ukuran partikel yang menentukan metode pembuangan, dimana yang besarnya

< 1 mikron sulit mengendap sedang partikel sebesar bakteri akan membentuk

gumpalan yang lebih besar sehingga mudah diendapkan. Reverse osmose dan

destilasi berguna untuk memisahkan garam terlarut. Penghilangan zat organik

terlarut relatif lebih mahal dan digunakan pada proses pengolahan lanjut seperti

pengolahan tersier.

a. Zat Padat Terlarut (TDS)

Zat Padat Terlarut (TDS) adalah ukuran dari jumlah material yang

dilarutkan dalam air. Bahan ini dapat mencakup karbonat, bikarbonat,

klorida, sulfat, fosfat, nitrat, kalsium, magnesium, natrium, ion-ion

organik, dan ion-ion lainnya. Tingkat tertentu dalam air ion ini

diperlukan untuk kehidupan akuatik.

Perubahan dalam konsentrasi TDS dapat berbahaya karena densitas

air menentukan aliran air masuk dan keluar dari sel-sel organisme.

Namun, jika konsentrasi TDS terlalu tinggi atau terlalu rendah,

pertumbuhan kehidupan banyak air dapat dibatasi, dan kematian dapat

terjadi.

Serupa dengan TSS, TDS konsentrasi tinggi juga dapat mengurangi

kejernihan air, memberikan kontribusi pada penurunan fotosintesis,

20
gabungkan dengan senyawa beracun dan logam berat, dan menyebabkan

peningkatan suhu air.

TDS dapat digunakan untuk memperkirakan kualitas air minum,

karena mewakili jumlah ion di dalam air. Air dengan TDS tinggi

seringkali memiliki rasa yang buruk dan / atau kesadahan air tinggi, dan

dapat mengakibatkan efek pencahar .(Aditya h. Montazeri, 2010)

Dampak Zat Padat Terlarut (TDS) terhadap lingkungan

 Kandungan TDS dapat berdampak buruk pada lingkungan, terutama

dapat menghambat resapan air dalam tanah dengan cara menutupi pori-

pori.

 Padatan tersuspensi akan mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam

air, yaitu mempengaruhi generasi oksigen serta fotosintesis.

Dampak Zat padat terlarut (TDS) terhadap kesehatan

TDS tidak berdampak langsung pada kesehatan karena efek kandungan

TDS di dalam air addalah memberi rasa pada air, yaitu air menjadi seperti

garam. Sehingga jika air yang tidak sengaja mengandung TDS terminum, maka

akan terjadi akumulasi garam di dalam ginjal manusia dalam waktu lama.

Sehingga lama kelamaan akan mempengaruhi fungsi fisiologis ginjal.(Aditya h.

Montazeri, 2010)

21
2. Pengolahan secara biologi

Pengolahan air limbah secara biologi meliputi reaksi-reaksi aerob dan an aerob.

Dua komponen yang dapat dinetralisir pada proses biologi dari air limbah

adalah zat organik dan nitrogen. Oleh karena polusi zat organik merupakan

sumber makanan bagi mikroorganisme, maka prinsip pengolahan secara biologi

adalah mengkontakkan zat organik tersebut dengan makroorganisme

konsentrasi tinggi.

Kondisi lingkungan perlu dijaga untuk mempertahankan tumbuh dan

berkembangnya mikroorganisme pada proses pengolahan tersebut, seperti

oksigen, makanan an organik, pH dan temperatur.

Pada proses pengolahan secara biologi yang an aerob akan terjadi proses

transformasi bakteri yang komplek dalam mencerna bahan organik dan

menghasilkan gas metan yang dapat dibakar.

Proses secara an aerob memiliki kelebihan yaitu tidak memerlukan energi

karena tidak perlu penambahan oksigen dan gas metan yang dihasilkan dapat

dimanfaatkan.

3. Pengolahan secara kimia

Pengolahan secara kimia dari air limbah saat ini lebih banyak tidak

dipergunakan karena biaya yang sangat mahal. Namun demikian dengan

persyaratan air limbah yang semakin ketat terpaksa pengolahan secara kimia

kadang-kadang masih digunakan.

22
Pada umumnya kecuali untuk desinfeksi, pengolahan air limbah

mempergunakan koagulan semacam kapur, aluminium atau garam-garam feri

dan kali elektrolit sintesis, klorin dapat digunakan untuk mengubah nitrogen

amonia menjadi gas nitrogen yang lepas dari air. (http;//pdfsearchpro.com).

Parameter yang diperiksa dalam pengolahan secara kimia antara lain:

a. Cadmium(Cd)

1. Pengertian Cadmium (Cd)

Kadmium merupakan logam lunak berbentuk kristal dan berwarna

putih keperakan yang terletak pada Golongan II B dalam susunan periodik

dengan nomor atom 48 dan bobot atom sebesar 112,40.

Cadmium (Cd) ini pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan

Jerman yang bernama Friedric Strohmeyer pada tahun 1817. Logam Cd ini

ditemukan dalam bebatuan Calamine (Seng Karbonat). Nama kadmium

sendiri diambil dari nama latin dari “calamine” yaitu “Cadmia”

Cadmium umumnya ditemukan dalam kondisi stabil pada valensi II,

seperti misalnya CdS. Logam ini mampu membetuk ion dalam senyawa

kompleks atau hidroksidanya, seperti misalnya dengan ammonia,

Cd(NH3 )4− 3−
6 , dan sianida Cd(CN)4 . Cd juga mampu membentuk senyawa

chelate. Ion Cd yang insoluble (tidak larut) dapat terjadi bila terhidrasi oleh

karbonat, arsenate atau posfat

23
Senyawa senyawa tersebut terikat pada senyawa organik atau oksida,

namun yang dominan adalah CdS. Kandungan total kadmium dalam tanah

berkisar antara 0,01 sampai dengan 7,00 ppm. Tanah dikatakan tercemar

bila kandungan kadmium mencapai lebih dari 3,0 ppm Pais dan Jones

(1997) dalam Institut Pertanian Bogor (2006) menerangkan bahwa

kadmium walaupun tidak dibutuhkan oleh tanaman namun kandungannya

dalam tanaman dapat mencapai 0,1 sampai dengan 1,0 ppm. Sumber

kadmium adalah pelapukan bahan mineral tanah, abu vulkanik, pembakaran

batu bara, pembakaran sampah, pupuk mineral seperti fosfat, batu kapur dan

limbah. Cadmium bersifat racun dan umumnya terikat pada protein dan

senyawa organik lain.Secara kimia kadmium sangat mirip dengan seng (Zn)

dan di alam sering terdapat bersama-sama logam seng, tembaga dan timbal.

2. Penggunaan Cadmium

Penggunaan Cadmium yang paling besar (75 %) adalah dalam

industri batu baterai (terutama baterai Ni-Cd). Selain itu, logam ini juga

dapat digunakan campuran pigmen, electroplating, pembuatan alloys

dengan titik lebur yang rendah, pengontrol pembelahan reaksi nuklir,

dalam pigmen cat dengan membentuk beberapa garamnya seperti kadmium

oksida (yang lebih dikenal sebagai kadmium merah), semikonduktor,

stabilisator PVC, obat – obatan seperti sipilis dan malaria, dan

penambangan timah hitam dan bijih seng, dan sebagainya. Selain itu juga

banyak digunakan sebagai lapisan tahan korosi pada baja atau plastik

24
Logam kadmium mempunyai penyebaran sangat luas di alam,

hanya ada satu jenis mineral kadmium di alam yaitu greennockite (CdS)

yang selalu ditemukan bersamaan dengan mineral spalerite (ZnS). Mineral

greennockite ini sangat jarang ditemukan di alam, sehingga dalam

eksploitasi logam Cd biasanya merupakan produksi sampingan dari

peristiwa peleburan bijih-bijih seng (Zn). Biasanya pada konsentrat bijih

Zn didapatkan 0,2 sampai 0,3 % logam Cd. Seperti halnya unsur-unsur

kimia lainnya terutama golongan logam Cd mempunyai sifat fisika dan

kimia tersendiri. Berdasarkan pada sifat-sifat fisikanya Cd merupakan

logam yang lunak, ductile, berwarna putih seperti putih perak. Logam ini

akan kehilangan kilapnya jika berada dalam udara yang basah atau lembab

serta akan cepat mengalami kerusakan bila dikenai uap ammonia (NH3)

dan sulfur hidroksida (SO2).

3. Pencemaran Logam Berat Cadmium pada Tanah

Tanah merupakan bagian dari siklus logam berat. Pembuangan

limbah ke tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna

limbah akan mengakibatkan pencemaran tanah. Jenis limbah yang

potensial merusak lingkungan hidup adalah limbah yang termasuk dalam

Bahan Beracun Berbahaya (B3) yang di dalamnya terdapat logam-logam

berat.

Logam berat termasuk zat pencemar karena sifatnya yang stabil dan

sulit untuk diuraikan. Logam berat dalam tanah yang membahayakan pada

25
kehidupan organisme dan lingkungan adalah dalam bentuk terlarut. Di dalam

tanah logam tersebut mampu membentuk kompleks dengan bahan organik

dalam tanah sehingga menjadi logam yang tidak larut. Logam yang diikat

menjadi kompleks organik ini sukar untuk dicuci serta relatif tidak tersedia

bagi tanaman. Dengan demikian senyawa organik tanah mampu mengurangi

bahaya potensial yang disebabkan oleh logam berat beracun .(Aditya h.

Montazeri, 2010)

Unsur Cadmium (Cd) tanah terkandung dalam bebatuan beku,

metamorfik, sedimen dll. Kadar Cd dalam tanah dipengaruhi oleh reaksi

tanah dan fraksi – fraksi tanah yang bersifat dapat mengikat ion Cd.

Senyawa – senyawa tertentu seperti bahan ligand dapat mempengaruhi

aktivitas ion Cd, yaitu membentuk kompleks Cd-ligand yang stabil, gugus

– gugus karboksil dan fenoksil berperan mengikat semua unsur logam

mikro

Pencemaran logam Cadmium di lingkungan terutama tanah

pertanian seperti sawah biasanya berasal dari hasil buangan industri yang

menggunakan logam kadmium dalam proses produksinya seperti industri

elektroplating yang telah mencemari air irigasi. Air irigasi kemudian di

gunakan untuk mengairi sawah. Logam Cd tersebut kemudian terendapkan

ke dalam tanah. Pada saat pH tanah turun maka penyerapan Cd ke dalam

jaringan tanaman akan tinggi. Selain dari air irigasi, pencemaran tanah

26
pertanian oleh Cd bisa terjadi akibat pemakaian pupuk pospat yang

berlebihan juga penggunaan pestisida

Logam berat memasuki lingkungan tanah melalui penggunaan

bahan kimia yang berlangsung mengenai tanah, penimbunan debu, hujan

atau pengendapan, pengikisan tanah dan limbah buangan. Interaksi logam

berat dan lingkungan tanah dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu : a) proses

sorbsi atau desorbsi, b) difusi pencucian, dan c) degradasi. Besarnya

penyerapan logam berat dalam tanah dipengaruhi oleh sifat bahan kimia,

kepekatan bahan kimia dalam tanah, kandungan air tanah, dan sifat-sifat

tanah misalnya bahan organik dan liat

Pemasok logam berat dalam tanah pertanian antara lain bahan

agrokimia (pupuk dan pestisida), asap kendaraan bemotor, bahan bakar

minyak, pupuk organik, buangan limbah rumah tangga, industri, dan

pertambangan. Selain itu sumber logam berat dalam tanah berasal dari

bahan induk pembentuk tanah itu sendiri, seperti Cd banyak terdapat pada

batuan sedimen schales. .(Aditya h. Montazeri, 2010)

4. Gangguan Kesehatan Akibat Cadmium

Cadmium (Cd) merupakan salah satu jenis logam berat yang

berbahaya karena unsur ini berisiko tinggi terhadap pembuluh darah.

Logam ini memiliki tendensi untuk bioakumulasi. Keracunan yang

disebabkan oleh kadmium dapat bersifat akut dan keracunan kronis. Logam

Cd merupakan logam asing dalam tubuh dan tidak dibutuhkan dalam

27
proses metabolisme. Logam ini teradsorbsi oleh tubuh manusia yang akan

menggumpal di dalam ginjal, hati dan sebagian dibuang keluar melalui

saluran pencernaan. Keracunan Cd dapat mempengaruhi otot polos

pembuluh darah. Akibatnya tekanan darah menjadi tinggi yang kemudian

bisa menyebabkan terjadinya gagal jantung dan kerusakan ginjal Kadmium

memiliki banyak efek toksik diantaranya kerusakan ginjal dan karsinogenik

pada hewan yang menyebabkan tumor pada testis. Akumulasi logam

kadmium dalam ginjal membentuk komplek dengan protein. Waktu paruh

dari kadmium dalam tubuh 7-30 tahun dan menembus ginjal terutama

setelah terjadi kerusakan.

Cadmium berpengaruh terhadap manusia dalam jangka waktu

yang panjang dan dapat terakumulasi pada tubuh khusunya hati dan ginjal.

Secara prinsip, pada konsentrasi rendah berefek terhadap gangguan pada

paru-paru, emphysemia dan renal turbular disease yang kronis. Kadmium

lebih mudah terakumulasi oleh tanaman jika dibandingkan dengan timbal

.(Aditya h. Montazeri, 2010)

28
G. Tujuan Pengolahan Limbah Cair Industri

Pengolahan limbah cair industri mempunyai tujuan

a. Penghilangan bahan tersuspensi dan terapung

b. Penghilangan organisme pathogen

c. Pengolahan bahan organik yang terbiodegradasi

d. Peningkatan pengertian tentang dampak pembuangan limbah yang tidak

diolah terhadap lingkungan

e. Peningkatan pengetahuan dan pemikiran tentang efek jangka panjang

yang mungkin ditimbulkan oleh komponen tertentu dalam limbah yang

dibuang kebadan air.

f. Peningkatan kepedulian nasional untuk perlingdungan lingkungan

g. Pengembangan berbagai metoda yang sesuai untuk pengolahan limbah.

(Sulandra Hi Ahmad,2010).

29
Adapun proses pengolahan seng dapat dilihat pada skema berikut :

H. Skema Proses Produksi Seng dan Proses Pengolahan Limbah

1. Proses Produksi

Adapun proses produksi PT. Sermani Steel Corporation Makassar, yaitu:


Bahan Baku
BAHAN BAKU

Shearing Line

(pemotongan)

Galvanishing Line

(Pelapisan Timah)
Proses yang
menghasilkan limbah
cair
Corrugation Line

(Pembuatan Gelombang)

HASIL PRODUKSI

LEMBARAN SENG YANG SIAP


DIPASARKAN

Gambar 3.1 Alur Proses Produksi

30
Keterangan :

a. Bahan baku

Bahan baku, berupa gulungan seng yang berasal dari Krakatau Steel maupun

dieksport dari Jepang.

b. Shearing line, ( mesin pemotong )

Lembaran baja dalam bentuk coil dimuat pada coil cor dan diangkut

kemudian dimasukkan ke dalam pay reel dimana pay reel ujung coil

diikatkan pada levelller yang merupakan pengatur kecepatan gerak coil yang

selanjutnya dimasukkan kedalam pit terus ke feet roll atau tempat

pengukuran coll yang akan dipotong setelah itu, lembaran ini dimasukkan ke

dalam up- circuit.

Shear untuk dipotong sesuai ukuran yang akan ditentukan. Coil (baja

gulungan ) yang telah dipotong – potong selanjutnya disebut colled steed

sheed atau dengan istilah popular yaitu black sheel.

Coil yang telah dipotong–potong seterusnya keinpection converyer untuk

memeriksa kerusakan seperti bocor, terlipat dan sebagainya. Kemudian

keluar dari tempat itu melalui dua jalur yang rusak keluar melalui reject

conveyer, dari reject conveyer dimasukkan ke feeding table.

c. Galvanizing line,(pelapisan baja)

Pada tahap ini black sheet yang diterima dan disharing line di dorong lembar

demi lembar secara teratur dari feed big (meja pengatur) melalui roll-roll ke

back hydrochlorid Alid I (Hel tua), kemudian masuk ke bak hydrochlorid

31
Alid II (Hell baru) untuk menghilangkan karatan–karatan yang melekat

pada black sheet.

Kemudian terus lagi ke bak air panas dengan temperatur 70 0C – 80 0C guna

mencuci lebih bersih lagi. Selanjutnya akan diatur oleh peeding conveyer

masuk ke galuanizing pot terjadilah proses pelapisan yang dimulai dengan

pelapisan zing ingot yang berfungsi untuk melapisi lembaran-lembaran baja

dan mencegah timbulnya karat. Setelah itu lead ingot juga berfungsi sebagai

bahan untuk meningkatkan temperatur dari baja lembaran kemudian

penambahan ammonium chlorida yang berfungsi sebagai bahan untuk

melancarkan jalannya proses/pelapisan seng. Selain itu ammonium clorida

juga berfungsi untuk menambah kilap permukaan lembaran seng yang

dihasilkan, setelah itu barulah diberikan alva galva ingot dimana zat kimia

ini digunakan sebagai pengkilap seng.

Pada tahap pelapisan dilakukan penimbangan untuk mengetahui berat

masing-masing tersebut, kemudian keluar melalui couting roll (roll pelapis

seng) dan terus masuk ke spangle drum dengan diantar oleh coveyer masuk

ke bak air dingin yang selanjutnya masuk heeromik acid guna membersihkan

kotoran-kotoran yang berasal dari dapur galyanizing terdapat pada

permukaan seng dan setelah itu dimasukkan ke dalam driving conveyer

guna pengeringan.

32
d. Corrugation (Pembuatan Gelombang)

Pada tahap ini baja lembaran lapisan seng yang masih berupa seng palt yang

diterima pada tahap sebelumnya digelombangkan atau mesin corrugation.

Baja lembaran lapis seng yang telah digelombangkan kemudian ditransfer ke

gudang barang jadi, dengan menggunakan mobil pengangkut, kemudian

disusun dengan rapi.

e. Hasil produksi

Setelah lembaran seng plat telah melewati tahap pemotongan, pelapisan

timah, dan penggelombangan maka seng tersebut siap dipasarkan ke

konsumen. (Tri murti sari, 2009)

2. Proses Pengolahan Limbah

Limbah yang dikeluarkan oleh industry tanpa pengolahan terlebih

dahulu akan menyebabkan pencemaran lingkungan. Menurut Undang-

undang Republik Indonesia No 4 tahun 1982 “Pencemaran Lingkungan

adalah masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat energy dan

komponen lain dalam lingkungan atau berkurangnya tatanan lingkungan

penglihatan manusia atau proses awal, sehingga kualitas lingkungan turun

sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau

tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

Masalah ekologi dan lingkungan hidup, khususnya menyangkut

pencemaran akibat limbah industry menjadi sangat penting.

33
1. Limbah Cair (Waste Water)

Waste water treatment adalah pemurnian air limbah yang

dihasilkan dari proses produksi hingga air tersebut dialirkan sehingga

tidak mengganggu habitat yang berada disekitarannya. Waste Water

Treatment di PT.Sermani Steel dibuat Tahun 1977 dan di fungsikan

pada Tahun 1978. Proses pemurnian air limbah PT. Sermani Steel

tergolong sudah sangat baik, dapat dibuktikan dengan melihat air

limbah dari proses produksi di atas yang telah bercampur dengan zat

kimia, namun setelah melalui proses waste water treatment dapat

dijalankan atau digunakan sebagai tempat membudidayakan

bermacam-macam habitat terutama ikan, masyarakat yang sangat sehat

dan berkembang dengan baik.

Hal ini menandakan bahwa limbah cair dari PT. Sermani Steel

sudah tidak berbahaya lagi, sebelum dialirkan ke saluran-saluran

tertentu hingga mencapai titik akhir yaitu sungai.

Proses dari waste water treatment adalah sebagai berikut :

1. Limbah yang terbuang dari pabrik I dan II ditampung melalui bak

hingga dialirkan ke bak V1 dan V2 (limbah HCl).

2. Limbah chrom acid dialirkan ke bak V4 dari pabrik I dan II

kemudian diproses bersama-sama HCl.

34
3. Dari bak V1 dan V2 dialirkan atau di pompa ke bak V5 dan V6

untuk dinetralisis bersama Ca(OH)2 atau kapur Na2HSO4 dan

H2SO4.

4. Setelah dinetralisis kemudian dialirkan ke separator lalu dialirkan

ke bak pengendapan,proses ini berguna untuk menurunkan kadar

logam berat dalam air limbah misalnya TDS dan Cadmium (Cd)

lalu dialirkan ke bak penjernian (sebagai indicator dengan pH 7,5)

5. Dari bak penjernian kemudian dialirkan ke bak aerasi dan diberi

ikan sebagai indicator dengan pH 7,5 kemudian di pompa ke bak

penyaringan bertingkat.

6. Air limbah dari air penyaringan bertingkat dialirkan ke bak finish,

yang terdiri dari 3 tahap dengan pH 7,10.

7. Kemudian disalurkan keluar pabrik melalui saluran tersendiri,

sampai ke sungai sinrijala.

a. Prosedur Pemeriksaan Zat Padat Terlarut (TDS)

1. Saringlah contoh yang sudah di ukur volumenya dan telah tercampur dengan

baik melalui saringan fiberglass

2. Cuci 3 kali masing-masing dengan 10 ml air suling. Biarkan mengering

sempurna diantara pencucian.

3. Setelah penyaringan sempurna, lanjutkan penghisapan selama kira-kira 3

menit.

35
4. Pindahkan filtrate pada cawan penguap yang telah ditimbang & uapkan

sampai agak kering pada steam bath.

5. Jika volume filtrate melebihi kapasitas cawan, tambahkan sedikit demi sedikit

berturut-turut pada cawan yang sama setelah penguapan.

6. Keringkan selama kurang lebih 1 jam dioven pada 1800C

7. Masukkan dalam desikator sampai dingin & timbang.

8. Ulangi tahapan pengeringan, pendinginan dalam desikator dan penimbangan

sampai didapatkan berat & konstan atau sampai kehilangan berat kurang dari

4 % dari berat awal atau 0,5 mg.

Perhitungan
(𝐴.𝐵)×1000
mg/l jumlah zat padat terlarut ×
ml volume contoh

A = Mg berat residu yang dikeringkan ditambah cawan penguap.


B = mg berat cawan penguap.

b. Prosedur Pemeriksaan Cd

1. Ukur volume sampel sebanyak 100 ml

2. Masukkan dalam gelas piala 250 ml

3. Tambah HNO3 (p) sebanyak ± 5 ml + H2SO4 (p) 2,5 ml

4. Panaskan diruangan asam suhu ± 1000C sampai uap putih cairan jernih dan

volume ± 15 – 20 ml

5. Jika sampel belum jernih ulangi bagian 3 dan 4

36
6. Dinginkan

7. Tambah aquades 15 ml. Aduk.

8. Saring dengan kertas saring wattman No. 41

9. Filtrat ditampung dalam labu ukur 100 ml. tambahkan dengan aquades

10. Homogenkan. Sampel siap dianalisis di ASS

Perhitungan
Cons. Hasil
Kadar Logam = x Standar yang dibaca
Cons.Standar

37
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi.

1. Tempat Penelitian.

PT. Sermani Steel Corporation Makassar merupakan sebuah perusahaan yang

bergerak dibidang pembuatan atau produksi lembaran baja yang berlapis seng (Zn)

yang berlokasi di Tello Makassar tepatnya di jalan Urip Sumiharjo KM 7. Perusahaan

ini mulai dibangun pada tanggal 1 November 1969 dan selesai di bangun pada

tanggal 12 Agustus 1970. PT. Sermani Steel Corporation ini di bangun di atas

permukaan dengan luas tanah 20.150 m2.

Luas bangunan 1.872 m2 dan luas kantor 250 m2, dengan jumlah tenaga kerja

100 orang.

Perusahaan ini merupakan realisasi UU No. 1 Tahun 1969 No. 11 tahun 1970

(penanaman modal asing) antara lain :

1. Tuan H. Syamsudin Dg. Mangawing (Indonesia)

2. Nippon Kokan Kabushiki Kaisha Corporation (Jepang)

3. Marubeni Corporation (Jepang)

Telah melalui prosedur yang ditentukan kemudian mendapat pengesahan

Hukum dengan surat keputusan Mentri Kehakiman tanggal 12 Januari 1970 No. J A

5/4/12.

38
2. Waktu Penelitian

Penelitian ini terdiri dari 2 (dua) tahap yaitu :

a. Tahap Persiapan, dilaksanakan pada bulan April – Mei meliputi :

penentuan judul, observasi, pengambilan data awal, penyusunan proposal,

dan seminar proposal.

b. Tahap Penelitian, dilaksanakan pada bulan Juni-Juli dengan meliputi

kegiatan pengukuran, observasi, wawancara dengan pekerja.

B. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan tujuan

untuk mengamati dan menggambarkan proses pengolahan limbah cair pada bagian

produksi PT Sermani Steel.

1. Kerangka Konsepsional
PT. SERMANI STELL MAKASSAR

Proses Produksi

( Galvanizing Line)

LIMBAH CAIR

Pengelolahan limbah cair

Penambahan H2SO4

MEMENUHI SYARAT TIDAK MEMENUHI SYARAT


Gambar 3.2 Skema Kerangka Konsep

39
Untuk bagian produksi khususnya di proses galvanizing line dapat

menghasilkan limbah cair yang dapat mempengaruhi kesehatan, lingkungan maupun

ekosistem apabila tidak di proses dengan baik dan apabila limbah tersebut di proses

dengan baik maka lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar dapat terjaga dengan

baik. Sesuai dengan SK Gub. KDH SulselNo 14/2003 mengenai kualitas parameter

air limbah yang di tetapkan seperti : Zat Padat Terlarut 2000 mg/L, Tembaga 1,5

mg/L, Seng (Zn) 1.0 mg/L, Nikel (Ni) 1.0 mg/L, Cadmium (Cd) 0.05 mg/L, Timbal

(pb) 0.1 mg/L.

2. Variabel Penelitian

Berdasarkan kerangka konsepsional maka hubungan variabel yang diteliti

adalah :

a. Variabel Bebas adalah variabel yang berpengaruh terhadap variabel terikat

yaitu proses pengelolahan limbah

b. Variabel Terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas dalam

hal ini kadar Zat Padat Terlarut dan Cadmium (Cr) pada air limbah

c. Variabel Pengganggu adalah variabel yang turut berpengaruh hubungan antara

variabel bebas dengan terikat.

Dari pengertian beberapa variabel tersebut diatas maka dapat di gambarkan

konsephubungan variabel yakni sebagai berikut :

40
Variabel Penelitian

Variabel Bebas Variabel terikat

Efektivitas proses Zat padat terlarut dan


pengololahan limbah Cadmium (Cd) air limbah

Variabel pengganggu

- pH
- Suhu
Ket. - Waktu

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Gambar 3.3 Hubungan Variabel Penelitian

3. Defenisi Operasional.

a. Air limbah industri adalah semua limbah cair yang dihasilkan oleh kegiatan

industri yang berasal dari proses galvanising line dan kamar mandi karyawan.

b. Efektivitas proses pengolahan limbah kemampuan proses pengolahan limbah

untuk melakukan pengolahan parameter Zat Padat Terlarut (TDS) dan

Cadmium (Cd) yang ada pada air limbah Sesuai dengan SK Gub. KDH

SulselNo 14/2003 mengenai kualitas parameter air limbah kelas 1 di tetapkan

seperti : Zat Padat Terlarut 2000 mg/L, Cadmium (Cd) 0.05 mg/L sebelum

dibuang kebadan air.

41
c. Zat padat terlarut(TDS) adalah semua zat padat atau partikel-partikel yang

tersuspensi dalam air dan dapat berupa komponen hidup (biotic) dan

komponen mati (abiotik)

d. Cadmium (Cd) adalah unsur kimia dengan unsur atom 48 dan massa atom

112,40.merupakan unsure logam berwarna putih kebiruan dengan titik lebur

320,9° celcius dan titik didih 767° celcius.

4. Kriteria Obyektif.

a. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dikatakan ada penurunan jika hasil

analisa parameter kadar Zat Padat Terlarut setelah pengolahan memenuhi

syarat ≤ 2000 Mg/l dan tidak memenuhi syarat apabila Instalasi Pengolahan

Air Limbah (IPAL) tidak mampu menurunkan kadar Zat padat Terlarut dalam

air limbah, sesuai standar yang dipersyaratkan oleh SK Gub. KDH SulselNo

14/2003 mengenai kualitas parameter air limbah yaitu ≥ 2000 Mg/l

b. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dikatakan ada penurunan jika hasil

analisa parameter kadar Cadmium (Cd) setelah pengolahan memenuhi syarat

≤ 0,5 Mg/l dan tidak memenuhi syarat apabila Instalasi Pengolahan Air

Limbah (IPAL) tidak mampu menurunkan kadar Cadmium (Cd) dalam air

limbah, sesuai standar yang dipersyaratkan oleh SK Gub. KDH SulselNo

14/2003 mengenai kualitas parameter air limbah yaitu ≥ 0,5 Mg/l

42
C. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

1. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah air limbah PT.

SERMANI STELL Makassar mulai dari inlet sampai outlet yang bersumber

dari proses galvanizing line ( pelapisan timah ) dengan debit 3000 M3/hari.

b. Sampel

Sampel yang di maksud adalah air limbah sesuai dengan titik

pengambilan sampel. Titik pengambilan sampel yaitu pada inlet dan outlet

instalasi pengolahan. Pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari sekitar

pukul 10.00 WITA. Parameter yang di ukur ialah, kadar Zat padat Terlarut

dan Cadmium (Cd) pada air limbah industri PT. SERMANI STELL

Makassar

Proses pengambilan sampel dilakukan secara campuran (composite

sampel). Pengambilan ini dimaksudkan untuk mewakili secara merata

perubahan parameter badan air yang sedang diteliti selama masa yang cukup

panjang secara mendetail dengan pekerjaan yang terbatas.

43
2. Teknik Pengumpulan Data

a. Data sekunder diperoleh dari data PT. SERMANI STELL Makassar

mencakup gambaran umum industri, jumlah karyawan, dan sistem pengolahan

limbah milik PT. SERMANI STELL Makassar.

b. Data primer diperoleh melalui observasi sumber air limbah, wawancara,

pengambilan sampel, dan analisa sampel diperoleh di laboratorium untuk

mengetahui kandungan Zat padat terlarut dan Cadmium (Cd).

3. Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh dari hasil analisa laboratorium diolah dan

disajikan dalam bentuk tabel. Untuk selanjutnya diolah secara deskriptif

sehingga dapat ditarik kesimpulan dan saran-saran perbaikan dengan

menghubungkan antar variabel.

44

Anda mungkin juga menyukai