buangan terlarut dalam air limbah yang tidak tereduksi dengan baik dalam pengolahan sekunder.
Pengolahan tertier diperlukan dan memiliki disain khusus tergantung jenis polutan yang akan
direduksi.
Adapun pengolahan limbah padat biasanya dilakukan dengan insenerasi dan lahan urug.
Dan untuk limbah gas biasanya dilakukan dengan absorbsi melalui scrubber, bag filter, atau
pemisahan fisik dengan siklon dan presipitator.
Pencegahan dan pengendalian pencemaran industri akan dibahas pada bab terpisah dan
berikut ini disajikan karakteristik dan dampak limbah industri terhadap lingkungan.
tidak bersifat biodegradable atau yang mengandung komponen yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme.
3. TOC (Total Organic Carbon), TOD (Total Oxygen Demand) merupakan ukuran tak
langsung dari zat organik. Pengukuran TOC adalah dengan membakar sampel kemudian
milakukan pengukuran konsentrasi CO2 yang dihasilkan. Pengukuran TOD dilakukan
sama seperti TOC hanya yang ditentukan adalah jumlah oksigen yang digunakan dalam
pembakaran dengan menghitung selisih antara oksigen sebelum pembakaran dan
oksigen sisa.
4. Zat organik, kandungan zat organik dalam badan air akan menurunkan oksigen terlarut
(Dissolved Oxygen / DO ) sehingga menimbulkan bau ( disebabkan adanya H2S dan
NH3 akibat kondisi anaerobik ) dan kondisi septik. DO merupakan kebutuhan esensial
bagi kehidupan akuatik, dengan DO optimum adalah 4-6 ppm. Berkurangnya nilai DO
merupakan indeks polusi yang disebabkan zat organik. Tingkat minimum untuk DO
adalah 5 ppm, sedangkan DO kritis bagi ikan adalah 3-4 ppm. Di bawah DO kritis akan
menyebabkan rusaknya tempat bertelur ikan dan populasi ikan akan berkurang. Contoh
senyawa organik yang mencemari badan air adalah fenol, yang mempengaruhi rasa pada
air minum.
5. Padatan tersuspensi, termasuk tanah liat dan lumpur, bakteri dan alga, serta buangan
industri seperti industri besi dan baja, industri pulp dan kertas, dsb. Konsentrasi zat
padat yang tinggi dapat mempengaruhi kehidupan organisme akuatik dengan
menurunkan DO, mengurangi proses fotosintesis akibat sinar matahari terhalangi oleh
padatan tersuspensi, meningkatkan kebutuhan oksigen dan turbiditas, menghambat
pernapasan dan memusnahkan spawning bed. Padatan tersuspensi dapat dihilangkan
dengan pengendapan, filtrasi, dan koagulasi.
6. Padatan dan cairan terapung, termasuk minyak dan lemak, serta benda terapung. Akibat
adanya padatan dan cairan terapung adalah mencegah penetrasi sinar, racun bagi jenis
ikan tertentu, adanya bahaya kebakaran, dan menyulitkan water treatment.
7. Padatan Terlarut Total (TDS =Total Dissolved Solid), termasuk garam-garam anorganik.
Analisa TDS digunakan dalam pertimbangan penggunaan kembali air proses. Contoh
garam anorganik yang sering terkandung dalam air adalah senyawa besi yang
memberikan warna pada air, senyawa karbonat menimbulkan kerak pada boiler,
senyawa N, P, K menyebabkan eutrofikasi (pertumbuhan algae dan tanaman air),
Adanya zat pencemar dalam badan air juga memberikan dampak negatif untuk berbagai
aspek seperti yang disajikan dalam tabel 2.2 berikut ini.
Tabel 2.2 Dampak Negatif Beberapa Polutan Air Terhadap Beberapa Aspek
Polutan Kesehatan Nilai Penggunaan Flora dan Aestetik
Propertis Rekreasi Air Fauna
Padatan Tersuspensi
BOD
Nutrien
Logam Berat
Panas
Bahan Terapung
Pestisida
Radioaktivitas
Asam / Basa
Minyak dan Lemak
Patogen
Keterangan : Perhatian utama
Perhatian minor
Beberapa kandungan pencemar baik itu logam berat maupun senyawa kimia yang
terdapat dalam badan air dengan konsentrasi yang melebihi ambang batas dapat membahayakan
kesehatan manusia yang menggunakannya. Tabel 2.3 menyajikan ambang batas kandungan
unsur atau senyawa kimia dalam badan air bagi kesehatan manusia.
Tabel 2.3 Ambang Batas Kandungan Unsur atau Senyawa Kimia dalam Badan Air Bagi Kesehatan Manusia
Karakteristik Ambang Batas Alamiah, Ambang Batas
ppm Yang Disarankan,
ppm
Timbal 0,1 0,05
Fluorida 1,5 0,7 – 1,2
Arsenik 0,05 0,01
Selenium 0,05
Kromium (valensi 6) 0,05
Tembaga 1,0
Besi 0,3
Magnesium 125
Seng 5
Klorida 250
Sulfat 250
Senyawa fenol 0,001
Padatan total
Desirable 500
Permitted 1000
Karbonat normal (CaCO3) 120
Alkalinitas Kesadahan Berlebih (CaCO3) 35
pH (25oC) 10,6
Akil Benzen Sulfonat 0,5
Ekstrak Karbon Kloroform 0,2
Sianida 0,01
Mangan 0,05
Nitrat 45
Strontium 90 10 ppc / liter
Radium 226 3 ppc / liter
Konsentrasi radiasi gross 1000 ppc /liter
pengolahan limbah secara kimiawi seperti untuk menghilangkan warna dalam limbah
tekstil, dan penghilangan kromium dalam industri penyamakan.
c. Industri Logam dan Pertambangan. Volume limbah yang dihasilkan umumnya dalam
jumlah yang besar dan mengandung banyak padatan tersuspensi.
d. Industri Pemrosesan Bahan Bakar, seperti oil refinery, gas reforming, dll.
e. Industri Kimia, seperti industri pupuk, logam berat, pestisida dan farmasi.
f. Industri Elektroplating dan Engineering Works
Kelompok industri d, e, dan f umumnya menghasilkan limbah yang sulit diolah dan
sering bersifat toksik
Sulfur oksida (SOx) Reaksi sulfur dan Pembakaran, Gunung berapi Hujan Asam
oksigen terutama Korosi logam
SO2 tidak pembakaran batu Merusak bebatuan
berwarna, tidak bara dan minyak dan tumbuhan
mudah terbakar, bumi Mengganggu
tidak meledak, pernapasan
relative stabil di
atmosfer, berbau
tajam, dan
membuat iritasi
SO, SO2, SO3,
SO4, S2O3, S2O7
Lainnya Pb, asam hidroklorat, formaldehid, substansi radioaktif , beberapa sangat berbahaya bagi
kesehatan
Beberapa jenis pencemar seperti partikulat, SO2, dan CO memberikan dampak buruk
bagi kesehatan manusia. Tabel 2.7 menyajikan pengaruh partikulat dengan konsentrasi tertentu
berdampak buruk pada kesehatan manusia. Tabel 2.8 menyajikan pengaruh buruk konsentrasi
SO2 terhadap pernapasan, dan tabel 2.9 menyajikan pengaruh konsentrasi CO dalam darah
(sebagai CO-Hb) terhadap kesehatan.