Anda di halaman 1dari 10

BAB II

KEGIATAN INDUSTRI DAN DAMPAKNYA BAGI


LINGKUNGAN

Industri adalah sekelompok perusahaan yang menghasilkan barang-barang dan jasa


bernilai ekonomi. Industri yang akan dibahas dalam materi kuliah ini adalah industri proses
kimia yaitu industri yang memanfaatkan proses-proses kimia sebagai tahap-tahap inti
penjelmaan bahan mentah menjadi produk akhir yang bernilai ekonomis. Umumnya pabrik
proses kimia melibatkan diantaranya satu atau beberapa tahap pengolahan bahan baku menjadi
produk akhir yaitu :
1. penyiapan kondisi bahan mentah, misalnya penggilingan, pengayakan, pemanasan,
pendinginan, penghilangan pengotor, dsb.
2. penyelenggaraan reaksi kimia yang melahirkan produk yang dikehendaki
3. pemisahan produk utama dari produk samping dan reaktan atau pelarut yang umumnya
didaur-ulang ke tahap penyelenggaraan reaksi untuk dimanfaatkan kembali.
4. penyempurnaan produk, seperti pemurnian, penggilingan, penggumpalan, pengeringan,
pengemasan,dsb.
Dari setiap tahap pengolahan yang ada di pabrik proses seringkali menghasilkan limbah berupa
limbah cair, padat, dan gas. Limbah-limbah ini biasanya mengalami pengolahan terlebih dahulu
sebelum dibuang ke lingkungan.
Pengolahan air limbah industri biasanya terdiri dari 3 tahap, yaitu pengolahan primer,
sekunder, dan tertier. Pengolahan primer (primary treatment) bertujuan untuk mengurangi
padatan dalam limbah melalui metode kimia atau fisika. Pengolahan ini biasanya meliputi
pemisahan materi padat besar dari air limbah dengan saringan atau menghancurkannya dengan
mesin hingga menjadi partikel halus. Padatan yang tersisa dibiarkan mengendap di dalam septic
tank atau kolam. Pengolahan sekunder (secondary treatment) merupakan proses biologi dan
kimia yang digunakan untuk menghilangkan hampir semua materi organik yang ada dalam air
limbah. Yang biasa digunakan adalah pengolahan secara aerob dan anaerob. Pengolahan tertier
(tertiary treatment) bertujuan untuk mengurangi nutrien, substansi beracun, dan materi zat

TK- 366 Pengelolaan Limbah Industri BAB II – halaman 1


Lecture Notes

buangan terlarut dalam air limbah yang tidak tereduksi dengan baik dalam pengolahan sekunder.
Pengolahan tertier diperlukan dan memiliki disain khusus tergantung jenis polutan yang akan
direduksi.
Adapun pengolahan limbah padat biasanya dilakukan dengan insenerasi dan lahan urug.
Dan untuk limbah gas biasanya dilakukan dengan absorbsi melalui scrubber, bag filter, atau
pemisahan fisik dengan siklon dan presipitator.
Pencegahan dan pengendalian pencemaran industri akan dibahas pada bab terpisah dan
berikut ini disajikan karakteristik dan dampak limbah industri terhadap lingkungan.

2.1 Air limbah


Pencemar penting dalam air limbah dikelompokkan berdasarkan :
a. Jenis zat pencemar, dan
b. Pengaruhnya terhadap lingkungan seperti penyakit, sifat racun / berbahaya, gangguan
astetik, dan kerusakan flora dan fauna akuatik.

2.1.1 Jenis zat pencemar dan Pengaruhnya terhadap Lingkungan


1. BOD (Biochemical Oxygen Demand), yaitu ukuran tak langsung terhadap banyaknya
oksigen yang digunakan oleh mikroorganisme untuk mendekomposisi materi organik
yang ada dalam limbah. Pada umumnya cuplikan air diuji dengan membiarkan pada
temperatur konstan 20oCdalam wadah tertutup selama 5 hari dan dinyatakan sebagai
BOD520. BOD biasa digunakan untuk menguji limbah rumah tangga yang belum dan
sudah diolah, serta limbah industri yang dapat didegradasi secara biologis
(biodegradable). Perairan yang baik memiliki harga BOD sekitar 1-2 ppm. Nilai BOD
yang besar menunjukkkan konsentrasi reduktor yang tinggi. Nilai BOD kurang dari 0,5
ppm, biasanya dinyatakan untuk air bersih yang hampir tidak mengandung zat organik.
Perairan dengan BOD tinggi terdapat pada sungai yang sangat dicemari oleh buangan
industri dan limbah rumah tangga.
2. COD (Chemical Oxygen Demand), yaitu ukuran tak langsung terhadap banyaknya
oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi materi organik limbah dengan
menggunakan dikromat ( K2Cr2O7) dalam pelarut asam. Nilai COD selalu lebih tinggi
dari BOD karena banyak bahan organik dapat dioksidasi secara kimiawi namun tidak
dapat dioksidasi secara biologis. Analisa COD digunakan untuk menguji limbah yang

TK- 366 Pengelolaan Limbah Industri BAB II – halaman 2


Lecture Notes

tidak bersifat biodegradable atau yang mengandung komponen yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme.
3. TOC (Total Organic Carbon), TOD (Total Oxygen Demand) merupakan ukuran tak
langsung dari zat organik. Pengukuran TOC adalah dengan membakar sampel kemudian
milakukan pengukuran konsentrasi CO2 yang dihasilkan. Pengukuran TOD dilakukan
sama seperti TOC hanya yang ditentukan adalah jumlah oksigen yang digunakan dalam
pembakaran dengan menghitung selisih antara oksigen sebelum pembakaran dan
oksigen sisa.
4. Zat organik, kandungan zat organik dalam badan air akan menurunkan oksigen terlarut
(Dissolved Oxygen / DO ) sehingga menimbulkan bau ( disebabkan adanya H2S dan
NH3 akibat kondisi anaerobik ) dan kondisi septik. DO merupakan kebutuhan esensial
bagi kehidupan akuatik, dengan DO optimum adalah 4-6 ppm. Berkurangnya nilai DO
merupakan indeks polusi yang disebabkan zat organik. Tingkat minimum untuk DO
adalah 5 ppm, sedangkan DO kritis bagi ikan adalah 3-4 ppm. Di bawah DO kritis akan
menyebabkan rusaknya tempat bertelur ikan dan populasi ikan akan berkurang. Contoh
senyawa organik yang mencemari badan air adalah fenol, yang mempengaruhi rasa pada
air minum.
5. Padatan tersuspensi, termasuk tanah liat dan lumpur, bakteri dan alga, serta buangan
industri seperti industri besi dan baja, industri pulp dan kertas, dsb. Konsentrasi zat
padat yang tinggi dapat mempengaruhi kehidupan organisme akuatik dengan
menurunkan DO, mengurangi proses fotosintesis akibat sinar matahari terhalangi oleh
padatan tersuspensi, meningkatkan kebutuhan oksigen dan turbiditas, menghambat
pernapasan dan memusnahkan spawning bed. Padatan tersuspensi dapat dihilangkan
dengan pengendapan, filtrasi, dan koagulasi.
6. Padatan dan cairan terapung, termasuk minyak dan lemak, serta benda terapung. Akibat
adanya padatan dan cairan terapung adalah mencegah penetrasi sinar, racun bagi jenis
ikan tertentu, adanya bahaya kebakaran, dan menyulitkan water treatment.
7. Padatan Terlarut Total (TDS =Total Dissolved Solid), termasuk garam-garam anorganik.
Analisa TDS digunakan dalam pertimbangan penggunaan kembali air proses. Contoh
garam anorganik yang sering terkandung dalam air adalah senyawa besi yang
memberikan warna pada air, senyawa karbonat menimbulkan kerak pada boiler,
senyawa N, P, K menyebabkan eutrofikasi (pertumbuhan algae dan tanaman air),

TK- 366 Pengelolaan Limbah Industri BAB II – halaman 3


Lecture Notes

senyawa nitrat menyebabkan penyakit methemoglobinemia pada bayi akibat kekurangan


oksigen.
8. Asam / Basa, misalnya asam sulfat menyebabkan iritasi pada mata, korosi, kerusakan
jarring nelayan ; soda kaustik ( limbah pabrik sabun, penyamakan, industri tekstil, dsb.)
pada konsentrasi 25 ppm menyebabkan ikan mati, kerapuhan kaustik (caustic
embritlement), mengganggu pembentukan flok (untuk alum), merusak vegetasi karena
tumbuhan lebih sensitif terhadap asam / basa dibandingkan hewan. Asam dan basa
disamping menyebabkan korosi pada logam juga merusak benda-benda yang terbuat
dari karet, memudarkan warna pada produk tekstil, merusak benda seni seperti patung,
dan memudarkan / mengkusamkan logam (tarnish). Perairan yang baik mempunyai pH
sekitar 6-8 (air tawar) dan 8,1-8,4 (air laut). Perubahan pH perairan dapat juga
mepengaruhi kelarutan logam-logam beracun.
9. Zat pencemar terhadap astetik, antara lain : bau, rasa, dan warna. Warna dapat
menyebabkan berkurangnya aktivitas fotosintesa dan penyediaan air bersih (water
supply). Contoh sumber pencemar adalah industri tekstil, pulp dan kertas, pemotongan
hewan, industri kimia, dsb.
10. Mikroorganisme. Sumber mikroorganisme patogen adalah industri penyamakan kulit,
pemotongan hewan dan pengalengan.
11. Polusi panas (thermal), terjadi terutama pada perairan yang tidak mengalir, menerima
pembuangan air panas pabrik atau pembangkit energi di sekitarnya. Adanya
peningkatan temperatur pada badan air akan menyebabkan penurunan D.O. ,
peningkatan aktivitas mikroorganisme, dan pergeseran kesetimbangan dalam ekologi.
12. Bahan berbahaya dan beracun, termasuk diantaranya dalah logam berat ( ferrous dan
non-ferrous) dan zat kimia. Contoh logam berat adalah Al, Sb, As, Ba, Be, Cr, Co, Cd,
Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, Mo, Ni, Se, Ag, Ti, V, Zn. Cd dihasilkan dari Lumpur dan limbah
industri kimia tertentu ; Hg dihasilkan dari industri klor-alkali, industri cat, kegiatan
pertambangan, industri kertas, pembakaran bahan baka fosil ; Pb dihasilkan dari
peleburan timah hitam dan accu. Logam-logam berat umumnya bersifat racun dalam
konsentrasi rendah terhadap makhluk hidup, khususnya untuk mikroorganisme dalam
pengolahan limbah secara biologis ( dapat dilihat pada tabel 2.1). Senyawa kimia yang
beracun diantaranya adalah pestisida, sianida, sulfida, fenol, dsb. Kandungan kromium
sebesar 5 ppm dapat meracuni ikan dan kandungan tembaga 0,1 – 0,5 ppm dapat
meracuni bakteri dan mikroorganisme.

TK- 366 Pengelolaan Limbah Industri BAB II – halaman 4


Lecture Notes

Tabel 2.1 Perkiraan Konsentrasi Inorganik Maksimum Dalam


Pengolahan Air Limbah Industri Secara Biologis
Komponen Valensi Konsentrasi (mg /l)
Berilium 2 0,01
Boron 3 0,05
Vanadium 2 0,1
Bismuth 5 0,1
Bismuth 3 0,5
Besi 2 0,5
Besi 3 5,0
Cadmium 2 0,1
KCN - 2,0
Kobalt 2 1,0
Tembaga 1 0,5
Tembaga 2 0,2
Molibdenium 6 5,0
Arsenit 3 10,0
Natrium metasilikat 2 10,0
Nikel 2 0,1 – 1,0
Merkuri 2 0,01
Timbal 2 0,8
Selenium 4,6 10,0
Antimoni 3 0,5
Antimoni 5 0,5
TEL (Tetraethyl Lead) - 0,001
Titanium 4 0,1
Kromium 3 6,0
Kromium 6 0,2
Seng 2 10

Adanya zat pencemar dalam badan air juga memberikan dampak negatif untuk berbagai
aspek seperti yang disajikan dalam tabel 2.2 berikut ini.

Tabel 2.2 Dampak Negatif Beberapa Polutan Air Terhadap Beberapa Aspek
Polutan Kesehatan Nilai Penggunaan Flora dan Aestetik
Propertis Rekreasi Air Fauna
Padatan Tersuspensi
BOD
Nutrien
Logam Berat
Panas
Bahan Terapung
Pestisida
Radioaktivitas
Asam / Basa
Minyak dan Lemak
Patogen
Keterangan : Perhatian utama

Perhatian minor

TK- 366 Pengelolaan Limbah Industri BAB II – halaman 5


Lecture Notes

Beberapa kandungan pencemar baik itu logam berat maupun senyawa kimia yang
terdapat dalam badan air dengan konsentrasi yang melebihi ambang batas dapat membahayakan
kesehatan manusia yang menggunakannya. Tabel 2.3 menyajikan ambang batas kandungan
unsur atau senyawa kimia dalam badan air bagi kesehatan manusia.

Tabel 2.3 Ambang Batas Kandungan Unsur atau Senyawa Kimia dalam Badan Air Bagi Kesehatan Manusia
Karakteristik Ambang Batas Alamiah, Ambang Batas
ppm Yang Disarankan,
ppm
Timbal 0,1 0,05
Fluorida 1,5 0,7 – 1,2
Arsenik 0,05 0,01
Selenium 0,05
Kromium (valensi 6) 0,05
Tembaga 1,0
Besi 0,3
Magnesium 125
Seng 5
Klorida 250
Sulfat 250
Senyawa fenol 0,001
Padatan total
Desirable 500
Permitted 1000
Karbonat normal (CaCO3) 120
Alkalinitas Kesadahan Berlebih (CaCO3) 35
pH (25oC) 10,6
Akil Benzen Sulfonat 0,5
Ekstrak Karbon Kloroform 0,2
Sianida 0,01
Mangan 0,05
Nitrat 45
Strontium 90 10 ppc / liter
Radium 226 3 ppc / liter
Konsentrasi radiasi gross  1000 ppc /liter

2.1.2 Sumber – Sumber Air limbah Industri


Jenis dan sumber limbah yang dihasilkan oleh setiap industri bergantung pada industrinya
seperti :
a. Industri Makanan, diantaranya adalah industri pengalengan, permen, bir, susu dan keju,
pemrosesan produk pertanian, pemrosesan daging. Limbah industri makanan merupakan
senyawa organik dalam bentuk suspensi, koloid dan larutan sehingga memungkinkan
diproses dengan pengolahan biologis.
b. Industri Tekstil, Penyamakan Kulit dan Kertas, umumnya menghasilkan limbah berupa
zat organik yang dapat didegradasi secara biologis. Kadang-kadang diperlukan proses

TK- 366 Pengelolaan Limbah Industri BAB II – halaman 6


Lecture Notes

pengolahan limbah secara kimiawi seperti untuk menghilangkan warna dalam limbah
tekstil, dan penghilangan kromium dalam industri penyamakan.
c. Industri Logam dan Pertambangan. Volume limbah yang dihasilkan umumnya dalam
jumlah yang besar dan mengandung banyak padatan tersuspensi.
d. Industri Pemrosesan Bahan Bakar, seperti oil refinery, gas reforming, dll.
e. Industri Kimia, seperti industri pupuk, logam berat, pestisida dan farmasi.
f. Industri Elektroplating dan Engineering Works
Kelompok industri d, e, dan f umumnya menghasilkan limbah yang sulit diolah dan
sering bersifat toksik

2.2 Pencemaran Udara


Kegiatan alam dan manusia khususnya kegiatan industri merupakan sumber emisi
polutan udara. Jenis-jenis polutan udara dan dampaknya terhadap manusia dan lingkungan
disajikan berikut ini dalam subbab berikut.

2.2.1 Parameter, Klasifikasi, dan Sumber Pencemar Udara


Pencemar udara secra umum dapat digolongkan menjadi beberapa golongan dan sub
golongan seperti yang disajikan dalam tabel 2.4, dan untuk gas pencemar udara dapat
diklasifikasikan menjadi pencemar primer dan sekunder. Tabel 2.5 menyajikan contoh baik
pencemar primer maupun pencemar sekunder beserta sumbernya.

Tabel 2.4 Golongan Parameter Pencemar Udara


Golongan Sub Golongan Parameter
Partikulat Padat Debu (dust), Asap (smoke), Abu
Terbang (Flay Ash), Uap Asap
(Fumes)
Cair Halimun (Mist), Percikan (Spray)
Gas Organik Hidrokarbon Hexane, Benzene, Etilen, Metana,
Butana, Butadin
Aldehid dan Keton Formaldehid, Aseton
Organik Lainnya Chlorinated Hydrocarbon, Alkohol
Gas Anorganik Oksida Karbon CO, CO2
Oksida Sulfur SO2, SO3
Oksida Nitrogen NO2, NO3
Anorganik Lainnya H2S, HF, Amonia

TK- 366 Pengelolaan Limbah Industri BAB II – halaman 7


Lecture Notes

Tabel 2.5 Klasifikasi Gas Pencemar Udara


Golongan Pencemar Primer Pencemar Sekunder Sumber Antrophogenik
Senyawa Sulfur SO2, H2S SO3, H2SO4, MSO4*) Pembakaran bahan bakar
yang mengandung sulfur
Senyawa Nitrogen NO, NH4 NO2, MNO3*) Kombinasi N2 dan O2 pada
pemebakaran temperatur
tinggi
Senyawa Karbon Senyawa C1-C5 Aldehid, Keton dan Asam Pembakaran bahan bakar,
pengilangan minyak,
pemakaian solven
Oksida Karbon CO, CO2 Tidak Ada Pemvakaran
Senyawa Halogen HF, HCl Tidak Ada Kegiatan Metalurgi
(Sumber : Seinfield, 1975)
Keterangan : *) MSO4 dan MNO3 masing masing menunjukkan senyawa sulfat dan nitrat secara umum

2.2.2 Sifat dan Dampak Pencemar Udara


Pencemar udara memiliki karakteristik dan dampak yang beragam. Tabel 2.6 menyajikan
berbagai dampak untuk setiap jenis pencemar udara beserta sumbernya.
Tabel 2.6 Pencemar Udara, Karakteristik dan Dampaknya
Pencemar Udara Karakteristik, Sumber di Industri Sumber lain Dampak
Jenis
Partikulat  Partikel solid dan Unit penggilingan, Kendaraan  Mengurangi
liquid (mist) pengeringan serbuk, bermotor, visibilitas
tersuspensi di pembakaran pembakaran  Korosi logam
atmosfer sampah  Merusak bangunan
 Tanah, timbal,  Gangguan
asbestos, tetes pernapasan dan
asam sulfat, dan kesehatan
produk kimia
serbuk
Nitrogen Oksida  Hasil reaksi Pembakaran Kendaraan  Menghambat
(NOx) kimia nitrogen bermotor pertumbuhan
dan oksigen, tanaman
berwarna  Gangguan kesehatan
kemerahan (NO2)  Photochemical
 Lebih berat dari smog
udara, dan larut  Hujan Asam
dalam air  Pemanasan global
 NO, NO2, N2O,  Korosi logam
N2O3, N2O4,  Merusak pakaian
N2O5

Sulfur oksida (SOx)  Reaksi sulfur dan Pembakaran, Gunung berapi  Hujan Asam
oksigen terutama  Korosi logam
 SO2 tidak pembakaran batu  Merusak bebatuan
berwarna, tidak bara dan minyak dan tumbuhan
mudah terbakar, bumi  Mengganggu
tidak meledak, pernapasan
relative stabil di
atmosfer, berbau
tajam, dan
membuat iritasi
 SO, SO2, SO3,
SO4, S2O3, S2O7

TK- 366 Pengelolaan Limbah Industri BAB II – halaman 8


Lecture Notes

Pencemar Udara Karakteristik, Sumber di Industri Sumber lain Dampak


Jenis
H 2S  Gas yang tidak Pembakaran,  Hujan Asam
stabil, tidak terutama bahan bakr  Korosi logam
berwarna, dan yang mengandung  Merusak bebatuan
mudah terbakar sulfur dan tumbuhan
 Di atmosfer H2S  Mengganggu
akan dioksidasi pernapasan
oleh O, O2 dan  Menimbulkan
O3 menjadi SO2 bercak pada logam
dan memudarkan
kilaunya
Karbon oksida  Tidak berbau, Pembakaran Kendaran  CO beracun,
tidak berwarna, bermotor bereaksi dengan
tidak terasa hemoglobin (Hb)
 CO dan CO2 dalam darah
manusia
menghasilkan
carboxyhemoglobin
(COHb) sehingga
mengurangi
kemampuan darah
untuk mengalirkan
oksigen.
 CO2 menangkap
panas dalam
atmosfer dan terlibat
dalam pemanasan
global

Hidrokarbon  Senyawa alifatik Tangki Kendaraan  Photochemical


dan aromatik penyimpanan, bermotor smog
pembakaran tak  Kanker
sempurna  Gangguan
pernapasan
 CH4 terlibat dalam
pemanasan global

Ozon (O3)  Gas biru muda, Troposferik ozon  Pemanasan global


berbau harum  Kerusakan hutan
 Terbentuk ketika  Photochemical
sinar UV smog
mengkatalisa  Mengurangi
reaksi nitrogen visibilitas
oksida dan  Gangguan kesehatan
hidrokarbon

CFCs  Tidak beracun Refrigeran dan Refigeran dalam  Penipisan ozon


 Satabil propelan lemari pendingin,
 Tidak mudah produk-produk
terbakar spray
 Tidak korosif
 CFCl3, CF2Cl2

Lainnya Pb, asam hidroklorat, formaldehid, substansi radioaktif , beberapa sangat berbahaya bagi
kesehatan

TK- 366 Pengelolaan Limbah Industri BAB II – halaman 9


Lecture Notes

Beberapa jenis pencemar seperti partikulat, SO2, dan CO memberikan dampak buruk
bagi kesehatan manusia. Tabel 2.7 menyajikan pengaruh partikulat dengan konsentrasi tertentu
berdampak buruk pada kesehatan manusia. Tabel 2.8 menyajikan pengaruh buruk konsentrasi
SO2 terhadap pernapasan, dan tabel 2.9 menyajikan pengaruh konsentrasi CO dalam darah
(sebagai CO-Hb) terhadap kesehatan.

Tabel 2.7 Pengaruh Partikulat Terhadap Kesehatan


Konsentrasi (g/m3) Kehadiran Unsur Lain Waktu Pengaruh
80 - 100 Laju Pembentukan sulfat 2 tahun rata-rata geometrik Naiknya angka kematian
diatas 30 mg/cm2/bln pada usia 50 – 69 tahun
100 Laju Pembentukan sulfat 1 tahun rata-rata geometrik Naiknya angka kematian
diatas 30 mg/cm2/bln pada usia diatas 50 tahun
100 - 130 120 g/m3 SO2 Rata-rata 1 tahun Penyakit pernapasan pada
anak
200 250 g/m3 SO2 Rata-rata 24 jam Meningkatnya
ketidakhadiran pekerja
industri
300 630 g/m3 SO2 Rata-rata 24 jam Bronchitis kronis
750 715 g/m3 SO2 Rata-rata 24 jam Meningkatnya penyakit
dan kematian
(Sumber : Peavy, 1988)

Tabel 2.8 Pengaruh SO2 Terhadap kesehatan


Konsentrasi (ppm) Waktu Pernapasan Pengaruh
0 – 0,6 - Tidak ada pengaruh
0,15 – 0,25 1 – 4 hari Jantung mulai sedikit terpengaruh
1,0 – 2,0 3 – 10 menit Mempengaruhi fungsi jantung
1,0 – 5,0 Sesak dada
5,0 1 jam Radang paru-paru
10,0 1 jam Sangat berbahaya
400-500 Sangat berbahaya dalam jangka waktu yang pendek
(Sumber : Peavy, 1988)

Tabel 2.9 Pengaruh CO-Hb dalam Darah Terhadap Kesehatan


COHb (%) Pengaruh
< 1,0 Tidak ada pengaruh
1,0 – 2,0 Sedikit pengaruh terhadap perangai / kelakuan seseorang
2,0 – 5,0 Gangguan sistem saraf, fungsi psikomotorik
> 5,0 Gangguan fungsi jantung dan paru-paru
10,0 – 80,0 Koma, sakit kepala, keletihan, mengantuk, kegagalan pernapasan, kematian
(Sumber : Peavy, 1988)

TK- 366 Pengelolaan Limbah Industri BAB II – halaman 10

Anda mungkin juga menyukai