Anda di halaman 1dari 13

BAB II

A. PENDAHULUAN

Pengelolaan limbah adalah kegiatan terpadu yang meliputi kegiatan


pengurangan (minimization), segregasi (segregation), penanganan (handling),
pemanfaatan dan pengolahan limbah. Dengan demikian untuk mencapai hasil yang
optimal, kegiatan-kegiatan yang melingkupi pengelolaan limbah perlu dilakukan dan
bukan hanya mengandalkan kegiatan pengolahan limbah saja. Bila pengelolaan limbah
hanya diarahkan pada kegiatan pengolahan limbah maka beban kegiatan di Instalasi
Pengolahan Air Limbah akan sangat berat, membutuhkan lahan yang lebih luas,
peralatan lebih banyak, teknologi dan biaya yang tinggi. Kegiatan pendahuluan pada
pengelolaan limbah (pengurangan, segregasi dan penanganan limbah) akan sangat
membantu. Tren pengelolaan limbah di industri adalah menjalankan secara terintergrasi
kegiatan pengurangan, segregasi dan handling limbah sehingga menekan biaya dan
menghasilkan output limbah yang lebih sedikit serta minim tingkat pencemarnya.
Integrasi dalam pengelolaan limbah tersebut kemudian dibuat menjadi berbagai konsep
seperti: produksi bersih (cleaner production), atau minimasi limbah (waste
minimization). Secara prinsip, konsep produksi bersih dan minimasi limbah
mengupayakan dihasilkannya jumlah limbah yang sedikit dan tingkat cemaran yang
minimum.
Produksi Bersih menekankan pada tata cara produksi yang minim bahan
pencemar, limbah, minim air dan energi. Bahan pencemar atau bahan berbahaya
diminimalkan dengan pemilihan bahan baku yang baik, tingkat kemurnian yang tinggi,
atau bersih. Selain itu diupayakan menggunakan peralatan yang hemat air dan hemat
energi. Dengan kombinasi seperti itu maka limbah yang dihasilkan akan lebih sedikit
dan tingkat cemarannya juga lebih rendah. Selanjutnya limbah tersebut diolah agar
memenuhi baku mutu limbah yang ditetapkan.
Untuk itu perlu diadakan identifikasi masalah tentang pengolahan limbah.
Bagaimana sebuah perusahaan atau masyarakat menggunakan asas Reuse, Reduce dan
Recycle untuk menggurangi limbah
B. PEMBAHASAN
B.1 Pengertian Limbah
Menurut Ehless dan Steel, Air limbah atau air buangan adalah sisa air dibuang
yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan
pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi
kesehatan manusia serta mangganggu lingkungan hidup.
Batasan lainnya mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan
sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan
industri, bersama-sama dengan air tanah, air pemukiman dan air hujan yang mungkin
ada.
Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air yang
tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti
industri, perhotelan, dan sebagainya. Meskipun merupakan air sisa, namun volumenya
besar, karena kurang lebih 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia
sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor (tercemar). Selanjutnya
air limbah ini akhirnya akan kembali ke sungai dan laut dan akan digunakan oleh
manusia lagi. Oleh karena itu, air buangan ini harus dikelola dan atau diolah secara
baik.

B.2 Jenis – Jenis Limbah


Berdasarkan karakteristiknya, limbah dapat digolongkan menjadi 4 macam, yaitu :
a. Limbah cair
Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air
dalam sistem prosesnya. Di samping itu ada pula bahan baku mengandung air sehingga
dalam proses pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam proses pengolahan
kemudian dibuang misalnya ketika dipergunakan untuk pencuci suatu bahan sebelum
diproses lanjut. Air ditambah bahan kimia tertentu kemudian diproses dan setelah itu
dibuang. Semua jenis perlakuan ini mengakibatkan buangan air.
Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan salah satu penyumbang
limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan. Bagi industri-industri besar, seperti
industri pulp dan kertas, teknologi pengolahan limbah cair yang dihasilkannya mungkin
sudah memadai, namun tidak demikian bagi industri kecil atau sedang. Namun
demikian, mengingat penting dan besarnya dampak yang ditimbulkan limbah cair bagi
lingkungan, penting bagi sektor industri kehutanan untuk memahami dasar-dasar
teknologi pengolahan limbah cair.
Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian
lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri
yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Jadi
teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi
masyarakat yang bersangkutan.
Berbagai teknik pengolahan air buangan untuk menyisihkan bahan polutannya
telah dicoba dan dikembangkan selama ini. Teknik-teknik pengolahan air buangan yang
telah dikembangkan tersebut secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan:
1. pengolahan secara fisika
2. pengolahan secara kimia
3. pengolahan secara biologi
Untuk suatu jenis air buangan tertentu, ketiga metode pengolahan tersebut dapat
diaplikasikan secara sendiri-sendiri atau secara kombinasi. Limbah cair adalah sisa dari
suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair (PP 82 thn 2001). Jenis-jenis limbah
cair dapat digolongkan berdasarkan pada :
Sifat Fisika dan Sifat Agregat . Keasaman sebagai salah satu contoh sifat limbah
dapat diukur dengan menggunakan metoda Titrimetrik
1. Parameter Logam, contohnya Arsenik (As) dengan metoda SSA
2. Anorganik non Metalik contohnya Amonia (NH3-N) dengan metoda Biru
Indofenol
3. Organik Agregat contohnya Biological Oxygen Demand (BOD)
4. Mikroorganisme contohnya E Coli dengan metoda MPN
5. Sifat Khusus contohnya Asam Borat (H3 BO3) dengan metoda Titrimetrik
6. Air Laut contohnya Tembaga (Cu) dengan metoda SPR-IDA-SSA
b. Limbah padat
Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah domestik
pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan
perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum. Jenis-
jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca,
organik, bakteri, kulit telur, dll
Limbah padat adalah hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal
dari sisa proses pengolahan. Limbah ini dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu
limbah padat yaitu dapat didaur ulang, seperti plastik, tekstil, potongan logam dan
kedua limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis.
Bagi limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis dapat ditangani dengan
berbagai cara antara lain ditimbun pada suatu tempat, diolah kembali kemudian dibuang
dan dibakar.
c. Limbah gas dan partikel
Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh berberapa partikulat zat (limbah)
yang mengandung partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen
oksida, ozon (asap kabut fotokimiawi), karbon monoksida dan timah. Udara adalah
media pencemar untuk limbah gas. Limbah gas atau asap yang diproduksi pabrik keluar
bersamaan dengan udara.
Secara alamiah udara mengandung unsur kimia seperti O2, N2, NO2, CO2, H2
dan Jain-lain. Penambahan gas ke dalam udara melampaui kandungan alami akibat
kegiatan manusia akan menurunkan kualitas udara.
Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu partikel
dan gas. Partikel adalah butiran halus dan masih mungkin terlihat dengan mata telanjang
seperti uap air, debu, asap, kabut dan fume-Sedangkan pencemaran berbentuk gas tanya
aapat dirasakan melalui penciuman (untuk gas tertentu) ataupun akibat langsung. Gas-
gas ini antara lain SO2, NOx, CO, CO2, hidrokarbon dan lain-lain.
d. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya
atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung,
dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan
manusia.Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang berbahaya dan
beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses,
dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-
bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih karakteristik berikut:
mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi,
bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila diuji dengan toksikologi dapat diketahui
termasuk limbah B3.

B.3 Karakteristik Air Limbah


Karakteristik air limbah penting untuk diketahui, karena hal ini akan
menentukan pengolahan yang tepat, sehingga tidak mencemari lingkungan hidup.
Secara garis besar dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Karakteristik fisik
Air limbah terdiri dari 99,9% air, sedangkan kandungan bahan padatnya
mencapai 0,1% dalam bentuk suspensi padat (suspended solid) yang volumenya
bervariasi antara 100-500 mg/l. Apabila volume suspensi padat kurang dari 100mg/l,
air limbah disebut lemah, sedangkan bila lebih dari 500mg/l disebut kuat.
Terutama air limbah rumah tangga, biasanya berwarna suram seperti larutan sabun,
bekas cucian beras dan sayur, dan sebagainya.
Perubahan yang ditimbulkan parameter fisika dalam limbah cair industry, antara
lain:
a. Padatan
Berasal dari bahan organik maupun anorganik, baik yang larut, mengendap
maupun berbentuk suspense. Pengendapan di bagian dasarair akan
mengakibatkan terjadinya pendangkalan pada badan dasar penerima, selain
menyebabkan tumbuhnya tanaman tertentu, seperti eceng gondok, juga
berbahaya bagi makhluk hidup lain dalam air. Banyaknya padatan
menunjukkan banyaknya lumpur yang terkandung dalam air limbah.
b. Kekeruhan
Kekeruhan menunjukkan sifat atis optis air yang menyebabkan pembiasan
cahaya ke dalam air. Kekeruhan akan membatasi pencahayaan ke dalam air.
Sifat ini terjadi karena adanya bahan yang terapung maupun yang terurai
seperti bahan organik, jasad renik, lumpur, tanah liat, dan benda lain yang
melayag maupun terapung. Nilai kekeruhan air dikonversikan ke dalam
ukuran SiO2 dalam satuan mg/1. Semakin keruh air, semakin tinggi daya
hantar listrik dan makin tinggi pula kepadatannya.
c. Bau
Bau timbul karena adanya kegiatan mikroorganisme yang menguraikan zat
organik untuk menghasilkan gas tertentu. Bau juga timbul karena reaksi
kimia yang menimbulkan gas. Kuat lemahnya bau yang di timbulkan
bergantung pada jenis dan banyaknya gas yang dihasilkan.
d. Temperatur
Temperatur air limbah akan memengaruhi badan penerima apabila terdapat
perbedaan suhu yang cukup besar. Temperatur juga dapat memengaruhi
kecepatan reaksi kimia serta tata kehidupan dalam air. Perubaha suhu
memperlihatkan aktivitas kimia dan biologis pada benda padat dan gas
dalam air. Pada suhu yang tinggi terjadi pembusukan dan penambahan
tingkatan oksidasi zat organik.
e. Daya Hantar Listrik
Daya hantar listrik merupakan kemampuan air untuk mengalirkan arus
listrik, yang tercermin dari kadar padatan total dalam air dan suhu pada saat
pengukuran. Konduktivitas limbah cair dalam mengalirkan arus listrik
bergantung pada mobilitas ion dan kadar yang terlarut di dalam limbah
tersebut (senyawa anorganik > konduktor senyawa organik).
f. Warna
Warna timbul akibat terdapatnya suatu bahan terlarut atau tersuspensi dalam
air, selain bahan pewarna tertentu yang mengandung logam berat.

2. Karakteristik kimiawi
Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik yang
berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari penguraian tinja,
urine, dan sampah-sampah lainnya. Oleh sebab itu, pada umumnya bersifat basa pada
waktu masih baru, dan cenderung ke asam apabila sudah mulai membusuk. Substansi
organik dalam air buangan terdiri dari 2 golongan, yakni:
a. Gabungan yang mengandung nitrogen, misalnya; urea, protein, atau asam amino.
b. Gabungan yang tidak mengandung nitrogen, misalnya: lemak, sabun, atau
karbohidrat.
Bahan kimia yang terdapat dalam air akan menentukan sifat air baik dalam
tingkat keracunan maupun bahaya yang di timbulkannya. Secara umum sifat air di
pengaruhi oleh banhan kimia organik dan anorganik.
a. Bahan kimia organik
1. Karbohidrat dan perotein
2. Minyak dan lemak
3. Pestisida
4. Fenol
b. Bahan anorganik
1. Klorida
2. fosfor
3. logam berat dan beracun
4. nitrogen
5. sulfur
3. Karakteristik bakteriologis
Bakteri dalam air limbah berfungsi untuk menyeimbangkan DO dan BOD.
Sedangkan bakteri pathogen banyak terdapat dari hasil buangan dari peternakan, rumah
sakit, laboratorium, sanatorium, buangan rumah tangga khususnya dari kamar
mandi/wc. Kandungan bakteri pathogen serta organism golongan E. coli terdapat juga
dalam air limbah tergantung dari mana sumbernya, namun keduanya tidak berperan
dalam proses pengolahan air limbah. Limbah industri tidak banyak mengandung bakteri
kecuali dari bahan produksinya memang berhubungan dengan potensi adanya bakteri
diantaranya industri makanan/minuman, pengalengan ikan dan daging, abbatoir.
Beberapa mikroorganisme dalam air limbah, antara lain:
1. Kelompok protista : virus, bakteri, jamur, protozoa
2. Kelompok tanaman dan bintang :algae, cacing
Limbah industri (industrial waste) yang berbentuk cair dapat berasal dari pabrik
yang biasanya banyak menggunakan air pada proses produksinya. Selain itu libah cair
juga dapat berasal dari bahan baku yang mengandung air sehingga di dalam proses
pengolahannya, air harus dibuang. Jenis-jenis industry yang menghasilkan limbah cair
antara lain, industri pulp dan rayon, pengolahan cramb rubber, minyak kelapa sawit,
baja dan besi, minyak goring, kertas, tekstil, kaustik soda, elektor plating, plywood,
tepung tapioka, pengalengan, pencelupan dan pewarna, daging dan lain-lain.
Limbah cair industri mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan
berbahaya yang dikenal dengan sebutan B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya).
Menurut Undang-undang RI No. 23/ 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,
Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau
merusakkan lingkungan hidup dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain. Bahan ini
dirumuskan sebagai bahan yang dalam jumlah relative sedikit tetapi mempunyai potensi
untuk mencemarkan dan merusak kehidupan dan sumber daya. Apabila ditinjau secara
kimia, bahan-bahan tersebut mengandung 60.000 jenis bahan kimia dari 5 juta jenis
bahan kimia yang sudah dikenal.
Tingkat bahaya keracunan yang disebabkan limbah ini bergantung pada jenis
dan karakteristiknya, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
Mengingat sifat, karakteristik dan akibat yang ditimbulkan limbah di masa sekarang
maupun di masa akan datang, diperlukan langkah-langkah pencegahan,
penanggulangan, dan pengelolaannya secara efektif.
Air dari pabrik membawa sejumlah padatan dan partikel baik yang larut maupun yang
mengendap. Bahan ini ada yang kasar dan halus. Kerapkali air dari pabrik berwarna
keruh dan temperaturnya tinggi,
Air yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya mempunyai sifat
tersendiri. Air limbah yang telah tercemar memberikan ciri yang dapat diidentifikasi
secara visual maupun melalui pemeriksaan laboratorium. Identifikasi secara visual dapat
diketahui melalui: kekeruhan, warna air, rasa, bau yang ditimbulkan, dan indikasi lain.
Sementara itu, identifikasi secara laboratorium ditandai dengan terjadinya perubahan
sifat kimia air karena air telah mengandung bahan kimia beracun dan berbahaya dalam
konsentrasi yang melebihi batas yang dianjurkan.
Jumlah limbah yang dikeluarkan masing-masing industri bergantung pada
banyaknya produksi yang dihasilkan serta jenis produknya. Sebagai gambaran, industri
pulp dan rayon menghasilkan limbah air sebanyak 30 m 3 setiap ton pulp yang
diproduksi. Contoh lainnya, industri ikan dan makanan laut menghasilkan limbah air
berkisar antara 79-500 m3 per hari, sedangkan industri pengolahan crumb rubber
menghasilkan antara 100-1000 m3 limbah air per hari.

B.4 Sumber Air Limbah


Air limbah ini dapat berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi sebagai berikut:
1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water), yaitu
air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk.
Air limbah rumah tangga terdiri dari 3 fraksi penting, yaitu :
a. Tinja (faeces), berpotensi mengandung mikroba pathogen
b. Air seni (urine), umumnya mengandung Nitrogen (N) dan Fosfor, serta
kemungkinan kecil mikro-organisme.
c. Grey water, merupakan air bekas cucian dapur, mesin cucidan kamar mandi.
Grey water sering juga disebut dengan istilah sullage.
Campuran faeces dan urine disebut sebagai excreta, sedangkan campuran excreta
dengan air bilasan toilet disebut sebagai black water. Mikroba pathogen banyak
terdapat pada excreta. Excreta ini merupakan cara transport utama bagi penyakit
bawaan.
2. Air buangan industri (industrial wastes water), yang berasal dari berbagai jenis
industry akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung di dalamnya sangat
bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industri,
antara lain: nitrogen, sulfide, amoniak, lemak garam-garam zat pewarna,
mineral, logam berat, zat pelarut dan sebagainya. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan polusi
lingkungan menjadi lebih rumit.
3. Air buangan kotapraja (municipal wastes water), yaitu air buangan yang berasal
dari daerah; perkantoran,perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat umum,
tempat-tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung
dalam jenis air limbah ini sama dengan jenis air limbah rumah tangga.
Air limbah rumah tangga sebagian besar mengandung bahan-bahan organik
sehingga memudahkan di dalam pengelolaannya. Sebaliknya, limbah industri
lebih sulit pengelolaannya karena mengandung pelarut mineral, logam berat, dan
zat-zat organic lain yang bersifat toksik.
Volume air limbah yang dihasilkan pada suatu masyarakat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain:
a. Kebiasaan manusia
Makin banyak orang menggunakan air, makin banyak air limbah yang
dihasilkan.
b. Penggunaan system pembuangan kombinasi atau terpisah
Pada sistem kombinasi, volume air limbah bervariasi dari 80-100 galon atau
lebih per kapita, sedangkan pada sistem terpisah volume air limbah mencapai
rata-rata 25-50 galon per kapita.
c. Waktu
Air limbah tidak mengalir merata sepanjang hari, tetapi bervariasi pada waktu
dalam sehri dan musim. Di pagi hari, manusia cenderung menggunakan air ,
yang menyebabkan aliran air limbah lebih banyak dibandingkan pada tengah
hari yang volumenya sedikit, dan pada malam hari agak meningkat lagi.

B.5 Dampak Limbah


Air limbah yang tidak menjalani proses pengolahan yang benar tentunya dapat
menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Dampak tersebut antara lain:
a. Gangguan Kesehatan
Air limbah dapat mengandung bibit penyakit yang dapat menimbulkan penyakit
bawaan air. Selain itu di dalam air limbah mungkin juga terdapat zat-zat berbahaya dan
beracun yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi makhluk hidup yang
mengkonsumsinya. Adakalanya, air limbah yang tidak dikelola dengan baik juga dapat
menjadi sarang vector penyakit (misalnya nyamuk, lalat, kecoa, dan lain-lain) .
b. Penurunan Kualitas Lingkungan
Air limbah yang dibuang langsung ke air permukaan (misalnya sungai dan danau)
dapat mengakibatkan pencemaran air permukaan tersebut. Sebagai contoh, bahan
organic yang terdapat dalam air limbah bila dibuang langsung ke sungai dapat
menyebabkan penurunan kadar oksigen yang terlarut didalam sungai tersebut. Dengan
demikian menyebabkan kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan
terganggu, dalam hal ini akan mengurangi perkembangannya. Adakalanya, air limbah
juga dapat merembes ke dalam air tanah, sehingga menyebabkan pencemaran air tanah.
Bila air tanah tercemar, maka kualitasnya akan menurun sehingga tidak dapat lagi
digunakan sesuai peruntukannya.
c. Gangguan Terhadap Keindahan
Adakalanya air limbah mengandung polutan yang tidak mengganggu kesehatan
dan ekosistem, tetapi mengganggu keindahan. Contoh : air limbah yang mengandung
pigmen warna yang dapat menimbulkan perubahan warna pada badan air penerima.
Walaupun pigmen tersebut tidak menimbulkan gangguan terhadap kesehatan, tetapi
terjadi gangguan keindahan terhadap badan air penerima tersebut.
Kadang-kadang air limbah dapat juga mengandung bahan-bahan yang bila terurai
menghasilkan gas-gas yang berbau. Bila air limbah jenis ini mencemari badan air,
maka dapat menimbulkan gangguan keindahan pada badan air tersebut.
d. Gangguan terhadap kerusakan benda
Adakalanya air limbah mengandung zat-zat yang dapat dikonversi oleh bakteri
anaerobik menjadi gas yang agresif seperti H 2S. Gas ini dapat mempercepat proses
perkaratan pada benda yang terbuat dari besi (mis. Pipa saluran air limbah) dan
bangunan air kotor lainnya. Dengan cepat rusaknya air tersebut maka biaya
pemeliharaannya akan semakin besar juga, yang berarti akan menimbulkan kerugian
material.
Untuk menghindarkan terjadinya gangguan-gangguan diatas, air limbah yang
dialirkan ke lingkungan harus memenuhi ketentuan seperti yang disebutkan dalam Baku
Mutu Air Limbah. Apabila air limbah tidak memenuhi ketentuan tersebut, maka perlu
dilakukan pengolahan air limbah sebelum mengalirkannya ke lingkungan.
C. PENUTUP

C.1 Kesimpulan
a. Identifikasi masalah limbah dapat dilihat dari :
1. Jenis limbah : limbah cair, limbah padat, limbah gas dan partikel, limbah B3
2. Karakteristik limbah : karakteristik fisik, karakteristik kimiawi, karakteristik
bakteriologis
3. Sumber limbah : limbah rumah tangga, limbah industri, limbah buangan
kotapraja
b. Dampak dari limbah meliputi :
1. Gangguan kesehatan
2. Penurunan kualitas lingkungan
3. Gangguan terhadap keindahan
4. Gangguan terhadap kerusakan benda

C.2 Saran
a. Perlu adanya kesadaran dan pengetahuan dari masyarakat akan dampak dari
limbah
b. Pemerintah perlu memfasilitasi penanganan limbah di masyarakat
c. Pemerintah dapat memberikan sanksi tegas bagi pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab dalam hal pembuangan limbah

DAFTAR PUSTAKA
Sulaimantap.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai