Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA INDUSTRI

TEKSTIL (STUDI KASUS PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE


SURAKARTA)

Junaidi*), Bima Patria Dwi Hatmanto

ABSTRACT

Industrial activities which grow rapidly caused contamination of environment generated by


throwing away industrial disposal. PT. IskandarIndah Printing Textile as one of the textile factory
at Surakarta managed their waste water by processing it used waste water treatment plant, so
that fulfilled quality standard. Characteristic waste water divided to become physics
characteristic, chemical, and biological. Unit processing of waste consist of unit operate and unit
process. Operation unit consist of ekualisasi, koagulasi, flokulasi, sedimentation, and aerasi.
While for the unit of process cover processing of biology and processing of chemistry.Waste
water treatment plant at PT. Iskandar Indah Printing Textille Surakarta consist of unit of
ekualisasi, koagulasi, flokulasi, primary sedimentation, netralisasi, biological basin, secondary
sedimentation, rapid sand filter, and sludge drying bed. Quality efluent of waste water treatment
plant, measured to pass efluen sand filter, because this unit represent last unit.

Keywords: waste water, waste water treatment plant, effluent, operation unit, process unit,
PT Iskandar Indah Printing Textile

PENDAHULUAN jumlahnya kecil, akan tetapi apabila dalam


jumlah yang cukup besar akan menimbulkan
Dewasa ini tantangan dalam dunia industri dampak negatif terhadap alam karena dapat
maupun perdagangan sedemikian pesat, hal mengakibatkan terjadinya perubahan
ini menuntut adanya strategi efektif dalam keseimbangan lingkungan sehingga limbah
mengembangkan industri, sehingga dapat tersebut dikatakan telah mencemari
bersaing dengan negara-negara lain yang lingkungan. Hal ini dapat dicegah dengan
telah maju, terutama dalam hal industri mengolah limbah yang dihasilkan industri
tekstilnya.. Seiring dengan itu, suatu konsep sebelum dibuang ke badan air. Limbah yang
pembangunan berkelanjutan (Sustainable dibuang ke sungai harus memenuhi baku
Development) mutlak dilakukan. Sustainable mutu yang telah ditetapkan, karena sungai
Development merupakan strategi merupakan salah satu sumber air bersih bagi
pembangunan terfokus pada pemenuhan masyarakat, sehingga diharapkan tidak
kebutuhan saat ini tanpa mengesampingkan tercemar dan bisa digunakan untuk
kebutuhan mendatang yang mana hal ini keperluan lainnya.
dikaitkan dengan kelestarian dan kesehatan
lingkungan alam. PT. Iskandar Indah Printing Textille. sebagai
salah satu pabrik tekstil yang terdapat di
Permasalahan lingkungan saat ini yang Solo berupaya untuk mengelola limbah yang
dominan salah satunya adalah limbah cair dihasilkannya dengan melakukan
berasal dari industri. Limbah cair yang tidak pengolahan terhadap limbah cair yang
dikelola akan menimbulkan dampak yang dikeluarkan ke dalam suatu instalasi
luar biasa pada perairan, khususnya sumber pengolah limbah yaitu Effluent Treatment
daya air. Kelangkaan sumber daya air di Plant (ETP). Dari upaya tersebut diharapkan
masa mendatang dan bencana alam semisal dapat mengurangi beban pencemaran
erosi, banjir, dan kepunahan ekosistem terhadap lingkungan sehingga memenuhi
perairan tidak pelak lagi dapat terjadi apabila baku mutu Peraturan Daerah propinsi Jawa
kita kaum akademisi tidak peduli terhadap Tengah Nomor 10 tahun 2004 tentang baku
permasalahan tersebut. mutu air limbah cair untuk industri tekstil.

Alam memiliki kemampuan dalam Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi


menetralisir pencemaran yang terjadi apabila Jawa Tengah Nomor 10 tahun 2004 tentang

*) Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip 1


Jl. Prof. H. Sudarto, SH Tembalang Semarang
Jurnal PRESIPITASI
Vol.1 No.1 September 2006, ISSN 1907-187X

baku mutu air limbah, yang dimaksud berukuran 0,45 mikron (Sugiharto,
dengan limbah cair adalah sisa dari suatu 1987).
hasil usaha dan atau kegiatan yang c. Warna.
berwujud cair yang dibuang ke lingkungan Pada dasarnya air bersih tidak
dan diduga dapat menurunkan kualitas berwarna, tetapi seiring dengan waktu
lingkungan. Sedangkan menurut Sugiharto dan menigkatnya kondisi anaerob,
(1987) air limbah (waste water) adalah warna limbah berubah dari yang abu–
kotoran dari masyarakat, rumah tangga dan abu menjadi kehitaman.
juga yang berasal dari industri, air tanah, air d. Kekeruhan
permukaan, serta buangan lainnya. Kekeuhan disebabkan oleh zat padat
Begitupun dengan Metcalf & Eddy (2003) tersuspensi, baik yang bersifat
mendefinisikan limbah berdasarkan titik organik maupun anorganik.
sumbernya sebagai kombinasi cairan hasil e. Temperatur
buangan rumah tangga (permukiman), Merupakan parameter yang sangat
instansi perusahaaan, pertokoan, dan penting dikarenakan efeknya terhadap
industri dengan air tanah, air permukaan, reaksi kimia, laju reaksi, kehidupan
dan air hujan. organisme air dan penggunaan air
untuk berbagai aktivitas sehari – hari.
Pengelolaan limbah cair dalam proses f. Bau
produksi dimaksudkan untuk meminimalkan Disebabkan oleh udara yang
limbah yang terjadi, volume limbah minimal dihasilkan pada proses dekomposisi
dengan konsentrasi dan toksisitas yang juga materi atau penambahan substansi
minimal. Sedangkan pengelolaan limbah cair pada limbah. Pengendalian bau
setelah proses produksi dimaksudkan untuk sangat penting karena terkait dengan
menghilangkan atau menurunkan kadar masalah estetika.
bahan pencemar yang terkandung 2. Karateristik Kimia
didalamnya sehingga limbah cair tersebut a. Biological Oxygen Demand (BOD)
memenuhi syarat untuk dapat dibuang. Menunjukkan jumlah oksigen terlarut
Dengan demikian dalam pengolahan limbah yang dibutuhkan oleh organisme
cair untuk mendapatkan hasil yang efektif hidup untuk menguraikan atau
dan efisien perlu dilakukan langkah-langkah mengoksidasi bahan–bahan buangan
pengelolaan yang dilaksanakan secara di dalam air
terpadu dengan dimulai dengan upaya b. Chemical Oxygen Demand (COD)
minimisasi limbah (waste minimization), Merupakan jumlah kebutuhan oksigen
pengolahan limbah (waste treatment), dalam air untuk proses reaksi secara
hingga pembuangan limbah produksi kimia guna menguraikan unsur
(disposal). pencemar yang ada. COD dinyatakan
dalam ppm (part per milion) atau ml
O2/ liter.(Alaerts dan Santika, 1984).
ANALISA DAN PEMBAHASAN c. Dissolved Oxygen (DO)
adalah kadar oksigen terlarut yang
Karakteristik Air Limbah dibutuhkan untuk respirasi aerob
mikroorganisme. DO di dalam air
Karakteristik air limbah dapat dibagi menjadi sangat tergantung pada temperatur
tiga yaitu: dan salinitas
1. Karakteristik Fisika d. Ammonia (NH3)
Karakteristik fisika ini terdiri dari Ammonia adalah penyebab iritasi dan
beberapa parameter, diantaranya : korosi, meningkatkan pertumbuhan
a. Total Solid (TS) mikroorganisme dan mengganggu
Merupakan padatan didalam air yang proses desinfeksi dengan chlor
terdiri dari bahan organik maupun (Soemirat, 1994). Ammonia terdapat
anorganik yang larut, mengendap, dalam larutan dan dapat berupa
atau tersuspensi dalam air. senyawa ion ammonium atau
b. Total Suspended Solid (TSS) ammonia. tergantung pada pH larutan
Merupakan jumlah berat dalam mg/l e. Sulfida
kering lumpur yang ada didalam air Sulfat direduksi menjadi sulfida dalam
limbah setelah mengalami sludge digester dan dapat
penyaringan dengan membran mengganggu proses pengolahan

2
Junaidi, Bima Patria Hatmanto
Analisis Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Tekstil

limbah secara biologi jika Parameter yang biasanya diuji adalah pH,
konsentrasinya melebihi 200 mg/L. TSS, BOD, dan COD, sedangkan untuk
Gas H2S bersifat korosif terhadap pipa parameter seperti fenol, krom, minyak dan
dan dapat merusak mesin (Sugiharto, lemak, NH3, dan sulfida tidak rutin diuji.
1987).
f. Fenol Adapun hasil pengujian karakteristik air
Fenol mudah masuk lewat kulit. limbah dapat dilihat pada tabel berikut
Keracunan kronis menimbulkan gejala
gastero intestinal, sulit menelan, dan Tabel 2 pH Efluen IPAL
hipersalivasi, kerusakan ginjal dan Bulan pH Baku
hati, serta dapat menimbulkan mutu *
kematian (Soemirat, 1994). Mei 7,98 6 s/d 9
g. Derajat keasaman (pH) Juni 7,85 6 s/d 9
pH dapat mempengaruhi kehidupan Juli 7,18 6 s/d 9
biologi dalam air. Bila terlalu rendah Agustus 7,65 6 s/d 9
atau terlalu tinggi dapat mematikan Ket: * Perda Propinsi Jawa Tengah No 10
kehidupan mikroorganisme. Ph tahun 2004
normal untuk kehidupan air adalah 6– Sumber: Data Sekunder PT Iskandartex,
8. 2004
h. Logam Berat
Logam berat bila konsentrasinya pH Effluen
berlebih dapat bersifat toksik
10.00
sehingga diperlukan pengukuran dan
8.00
pengolahan limbah yang mengandung nilai pH
pH
6.00
logam berat. 4.00
Batas Atas
Batas Baw ah
3. Karakteristik Biologi 2.00
Karakteristik biologi digunakan untuk 0.00
mengukur kualitas air terutama air yang 0 1 2 3 4 5
bulan
dikonsumsi sebagai air minum dan air
bersih. Parameter yang biasa digunakan Gambar 1 Grafik pH efluen IPAL terhadap
adalah banyaknya mikroorganisme yang Baku Mutu Limbah Cair
terkandung dalam air limbah. Sumber: Pengolahan Data dan Perda
Propinsi Jawa Tengah No 10 tahun 2004
Unit Pengolahan Limbah
pH menjadi faktor penentu dalam proses
Pada dasarnya unit pengolahan limbah biologis, karena pH mempengaruhi kinerja
terdiri dari unit operasi dan unit proses. Unit mikroba yang berperan dalam degradasi
operasi terdiri dari ekualisasi, koagulasi, materi organik dalam proses lumpur aktif,
flokulasi, sedimentasi, dan aerasi. oleh karena itu pH air limbah haru netral
Sedangkan untuk unit proses meliputi sebelum masuk ke bak aerasi yang berupa
pengolahan biologi dan pengolahan kimia. lumpur aktif.
Contoh dari unit proses adalah activated
sludge, atau lumpur aktif.

Limbah cair PT. Iskandar Indah Printing


Teztile ini berasal dari bahan-bahan yang
digunakan pada proses produksi, terutama
pada proses pengkanjian, pewarnaan, dan
printing atau pemberian motif.

Tabel 1 Sumber Air Limbah


No. Proses produksi Jenis
kontaminan
1. Pengkanjian Larutan
2. Pewarnaan/ kanji
3. pemutihan Pemutih
Printing Pewarna

3
Jurnal PRESIPITASI
Vol.1 No.1 September 2006, ISSN 1907-187X

Tabel 3 BOD Efluen IPAL Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa kualitas
Bulan BOD (mg/L) Baku mutu COD efluen dari unit pengolahan limbah PT.
* Iskandar Indah Printing Textille bulan Juni
Mei 40,99 6 adalah 55,98 mg/L, sehingga kualitas efluen
Juni 29,57 6 yang dihasilkan IPAL PT. Iskandar Indah
Juli 26,11 6 Printing Textile belum memenuhi baku mutu
Agustus 28,55 6 yang berlaku.
Ket: * Perda Propinsi Jawa Tengah No 10
tahun 2004 Tabel 5 Konsentrasi TSS Efluen
Sumber: Data Sekunder PT Iskandartex, Bulan TSS Baku
2004 (mg/L) Mutu*
Mei 24 5
Perbandingan BOD Efluen dengan Baku Mutu Juni 36 5
Juli 28 5
50
40
Agustus 30 5
Konsentrasi

30 BOD Ket: * Peraturan Daerah Propinsi Jawa


20 Baku mutu Tengah No 10 tahun 2004
10 Sumber: Data Sekunder PT Iskanndartex,
0
0 1 2 3 4 5
2004
Bulan

Perbandingan TSS Efluen dengan Baku Mutu


Gambar 2 Grafik Perbandingan BOD efluen 40
IPAL terhadap Baku Mutu 35

Sumber: Pengolahan Data dan Perda Prop. Kosnsentrasi


30
25
TSS
Jateng No. 10 tahun 2004 20
Baku Mutu
15
10

Dari tabel 3 dapat dilihat nilai BOD5 pada 5


0
bulan Mei, Juni, Juli, dan Agustus 2004 0 1 2 3 4 5

masih melebihi dari standar baku mutu 6 Bulan

mg/L. Gambar 4 Grafik Perbandingan TSS efluen


IPAL terhadap Baku Mutu
Tabel 4 COD Efluen IPAL Sumber: Pengolahan Data dan Perda Prop.
Bulan COD Baku mutu Jateng No. 10 tahun 2004
(mg/L) *
Mei 51,8 15 Jika dilihat dari keempat karakteristik diatas,
Juni 55,98 15 hanya pH efluen yang memenuhi standar
Juli 53,13 15 baku mutu, ini menunjukkan bahwa
Agustus 45,25 15 pengolahan limbah pada PT. Iskandar Indah
Ket: * Perda Propinsi Jawa Tengah No 10 Printing Textille masih perlu ditingkatkan
tahun 2004 efisiensinya, sehingga kualitas efluennya
Sumber: Data Sekunder PT Iskandartex, dapat memenuhi standar baku mutu yang
2004 berlaku.

Perbandingan COD Efluen dengan Baku Mutu Instalasi pengolah air limbah pada PT.
60.00 Iskandar Indah Printing Textille Surakarta
50.00 terdiri dari unit ekualisasi, koagulasi,
Konsentrasi (mg/L)

40.00
COD
flokulasi, sedimentasi I, netralisasi, bak
30.00
Baku Mutu biologi, sedimentasi II, rapid sand filter, dan
20.00

10.00
sludge drying bed
0.00
0 1 2 3 4 5
Kualitas efluen dari unit pengolah limbah,
Bulan
diukur melalui efluen dari sand filter, karena
Gambar 3 Grafik Perbandingan COD efluen unit tersebut merupakan unit pengolah
IPAL terhadap Baku Mutu limbah yang terakhir. Pada tabel 6 dapat
Sumber: Pengolahan Data dan Perda Prop. dilihat perbandingan kualitas efluen pada
Jateng No. 10 tahun 2004 bulan Juni 2004 dengan baku mutu.

4
Junaidi, Bima Patria Hatmanto
Analisis Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Tekstil

Tabel 6 Perbandingan Kualitas Efluen IPAL mutu sebesar 12 mg/l. Ini menunjukkan
dengan Baku Mutu bahwa tingginya kandungan zat organis
No Parameter Peraturan Hasil dalam badan air. Jika suatu badan air
Daerah Prop. Penguji dicemari oleh zat organis, bakteri dapat
Jateng No 10 an menghabiskan oksigen yang terlarut dalam
tahun 2004 Outlet air selama proses oksidasi tersebut sehingga
Juni dapat menyebabkan kematian ikan-ikan.
1. PH 6,0 – 9,0 7,85 Pada akhirnya jumlah oksigen akan habis,
2. TSS 5 36 keadaan menjadi anaerobik dan dapat
3. Fenol 0,5 0,001 menimbulkan bau busuk.
4. Krom 1,0 <0,03
Total Analisa Biaya Pengolahan
5. Minyak & 3,0 0,32
lemak Biaya pengolahan IPAL dalam 1 bulan
6. Amoniak 8,0 15,2 adalah ± Rp. 2.500.000 termasuk biaya
(NH3) untuk bahan kimia, operator, listrik, sehingga
7. Sulfida 0,3 <0,04 dapat ditentukan biaya pengolahan dalam 1
(S) hari, yaitu:
8. BOD5 6,0 29,57 Biaya pengolahan tiap hari
9. COD 15 55,98 = Rp 2.500 .000 = Rp83.333,00
30
Keterangan: tt= tidak terukur
Sumber: Data Perusahaan, 2004 dan Perda
Biaya pengolahan dalam satu hari adalah
Propinsi Jateng No.10 tahun 2004
Rp. 83.333,00. Sedangkan debit limbah cair
3
yang masuk IPAL adalah 299,96 m /hr.
Sehingga dapat dihitung biaya pengolahan
Dari tabel 6 dapat dilihat ada beberapa 3
setiap m air limbah dalam 1 hari :
parameter yang belum memenuhi standar
Rp 83.333
baku mutu yang berlaku, yaitu BOD5, COD, = Rp 277,80
NH3, dan TSS. 299,96

Warna merupakan salah satu parameter fisik Jadi, biaya pengolahan untuk tiap m3 air
air limbah yang bisa diamati secara limbah yang dihasilkan PT. Iskandar Indah
langsung, tetapi tidak menjadi prioritas Printing Textille adalah Rp. 277,80 setiap
dalam Peraturan Daerah tersebut. Warna harinya
efluen dari IPAL PT. Iskandar Indah Printing
Textille yang belum terlalu jernih dan masih KESIMPULAN
berwarna kekuningan. Ini menunjukkan pada
bak filtrasi dengan menggunakan sand filter Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari
kurang efektif dan kemungkinan disebabkan kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
media yang berupa pasir, kerikil dan ijuk 1. Instalasi Pengolah Limbah PT. Iskandar
telah jenuh dan memerlukan backwash Indah Printing Textille terdiri dari bak
setiap periode tertentu atau mungkin diganti ekualisasi, koagulasi, flokulasi,
dengan media yang baru. sedimentasi I, netralisasi, aerasi,
sedimentasi II, rapid sand filter, dan
Limbah PT. Iskandar Indah Printing Textille rapid sand filter.
yang telah diolah dibuang ke sungai
terdekat, yaitu Kali Pepe yang bermuara ke 2. Parameter yang memenuhi Peraturan
sungai Bengawan Solo. Berdasarkan PP Daerah Propinsi Jawa Tengah No. 10
No.82/2001 maka Kali Pepe termasuk tahun 2004 adalah pH, krom total, fenol,
golongan IV dalam peruntukkannya yaitu minyak dan lemak, dan sulfida.
untuk mengairi tanaman. Badan air ini tidak Sedangkan parameter yang belum
dianjurkan sebagai air baku untuk air minum, memenuhi standar baku mutu adalah
pariwisata, perikanan maupun peternakan. BOD5, COD, TSS, dan NH3.

Dari standar baku mutu tersebut, maka


parameter yang tidak memenuhi adalah
BOD yaitu sebesar 29,57 mg/l, dimana baku

5
Jurnal PRESIPITASI
Vol.1 No.1 September 2006, ISSN 1907-187X

SARAN 7. Reynolds, Tom D., 1982, “Unit


Operations and Process in
1. Perlunya pencatatan data yang rutin Environmental Engineering”,
untuk memantau kondisi terkini baik dari Wadsworth,Inc: California.
kualitas efluen maupun kinerja unit
pengolahannya. 8. Soemirat, Juli, 1994, “Kesehatan
Lingkungan”, Gadjah Mada University
2. Pada pembubuhan koagulan, flokulan, Press: Yogyakarta.
maupun polymer, sebaiknya sesuai
kondisi limbah yang masuk, bukan 9. Sugiharto, 1987, “Dasar – Dasar
berdasarkan pengalaman, karena Pengolahan Air Limbah”, Universitas
karakteristik limbah yang bervariasi dan Indonesia ( UI-Press ): Jakarta.
fluktuatif.

DAFTAR PUSTAKA

1. Alaerts, G., Santika dan Sri Sumestri,


1984, “Metode Penelitian Air”, Usaha
Nasional: Surabaya.

2. Darmasetiawan, Martin.
2001.“Perencanaan Bangunan Air”. ITB
Press: Bandung.

3. Eckenfelder Jr, W.W. 2003 . ”Industrial


Water Pollution Control” . McGraw-Hill
Book Co: Singapore

4. Fair, Gordon M, Geyer, John C, Okun,


Daniel A. 1968. ‘Water and Wastewater
Engineering” Vol 2: Water Purification
and Wastewater Treatment and
Disposal. John Wiley & Son: New York.

5. Kristanto, Philip, 2002, “Ekologi Industri”,


Andi: Yogyakarta.

6. Metcalf dan Eddy, 1991, “Wastewater


Engineering Treatment Disposal Reuse“,
3th ed. McGraw-Hill Book Co: Singapore.

Anda mungkin juga menyukai