TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Air limbah domestik adalah air buangan manusia yang berasal dari
perumahan, daerah komersial, institut dan fasilitas sejenisnya. Grey water adalah
limbah cair domestik yang terpisah dengan limbah dari toilet atau black water.
Grey water berasal dari bekas air mandi, air bekas mencuci pakaian baik dari
ember-ember cucian maupun dari mesin cuci, dan air bekas aktifitas dapur rumah
tangga, gedung-gedung perkanroran maupun sekolah.
Buangan air dari unit pengolahan limbah merupakan sumber yang harus
diperhitungkan dalam masalah kualitas air. Hasil penelitian terdahulu
menyebutkan limbah cair tersebut merupakan sumber air kedua yang ada dibadan
air (sungai, danau, laut dan sebagainya).
Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau
kegiatan permukiman, rumah makan (restaurant), perkantoran, perniagaan,
apartemen dan asrama yang berpotensi mencemari lingkungan. Grey water adalah
limbah cair dari semua aktifitas rumah/bangunan selain dari toilet (kakus).
Karakteristik grey water dipengaruhi oleh gaya hidup penghuni rumah seperti
budaya memasak/makanan, volume penggunaan air, dan jenis bahan-bahan
pembersih rumah tangga yang digunakan (Eickson et al., 2002). Beberapa
parameter kunci untuk mengetahui kualitas air limbah adalah suhu, pH, Chemical
Oxygen Demand (COD), Biochemical Oxygen Demand (BOD) dan Total
Suspended Solid (TSS). Hal inilah yang menjadi indikator seberapa besar
pencemaran di dalam limbah cair oleh pembuangan domestik dan industri.
Sesuai dengan pengertian air limbah yang merupakan benda sisa, maka
sudah tentu bahwa air limbah merupakan air yang sudah tidak digunakan lagi.
Akan tetapi tidak berarti bahwa air limbah tersebut tidak perlu lagi dilakukan
pengolahan, karena apabila limbah ini tidak dilakukan pengolahan dengan baik
akan dapat menimbulkan gangguan baik terhadap lingkunagn maupun terhadap
kehidupan yang ada.
Pada sistem Free Water Surface (FWS), air mengalir pada permukaan air
yang terbuka. Pada prakteknya, sistem FWS jarang digunakan karena sistem ini
dapat menjadi sarang bagi vektor penyakit (seperti nyamuk) dan menimbulkan
bau (Wallace dan Robert, 2006).