Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Air limbah
atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun
tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang
dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta menggangu lingkungan hidup. Air limbah
mempunyai sifat-sifat yang dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu: sifat fisik, sifat kimiawi
dan sifat biologis (Suyasa, 2015). Adapun cara pengukuran yang dilakukan pada setiap jenis dari
sifat-sifat tersebut dilakukan dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan keadaannya. Analisis
jumlah dan satuan biasanya diterapkan untuk menelaah bahan kimianya, sedangkan analisis
menggunakan penggolongan, banyak diterapkan untuk kandungan biologinya.

Gorontalo adalah nama sebuah kelurahan yang terdapat di Kecamatan Komodo,


Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kelurahan ini memiliki luas
wilayah 743 km2 dengan jumlah penduduk tahun 2021 sebanyak 7.166 jiwa, dan wilayah
terbanyak penduduknya di Kecamatan Komodo. Khususnya di Kelurahan Gorontalo Kota
Labuan Bajo belum memiliki . Di Tingkat masyarakat dan dunia usaha belum ada upaya yang
konsen terhadap sistem pengelolaan air limbah domestik yang memenuhi standar pelayanan
penyehatan lingkungan, baik di dalam perilaku sehari-hari maupun dalam sistem kelembagaan.
Dengan kedudukan kelembagaan yang masih lemah baik di tingkat masyarakat, dunia usaha dan
pemerintah maka perencanaan program atau upaya pencapaian target pengelolaan air limbah
belum ada langkah-langkah konkrit, sehingga otomatis perangkat peraturan terkait pengelolaan
air limbah di tingkat daerah belum tersedia.

Penanganan pembuangan air limbah yang ada saat ini yaitu dengan membuang air limbah
domestik langsung ke saluran drainase tanpa pengolahan terlebih dahulu. Untuk mencapai
sanitasi yang lebih baik dan lengkap, Pemerintahan Kecamatan Komodo berencana untuk
membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk melayani penyaluran air limbah
domestik di Kelurahan Gorontalo, Kecamatan Komodo. Pengolahan air limbah dimaksudkan
untuk mengurangi konsentrasi unsur-unsur pencemar di dalam air limbah, sehingga aman
dibuang ke badan air penerima.
Anaerobic Baffled Reactor (ABR) merupakan sistem pengolahan tersuspensi yang terjadi
secara anaerobik dalam bioreaktor yang terbagi dengan beberapa kompartemen. Serangkaian
sekat yang jenis metode aerasi dipasang di ABR membuat limbah cair mengalir secara up-flow
dan down-flow dari inlet menuju outlet sehingga terjadi kontak antara limbah cair dengan
biomassa aktif (Movahedyan et al., 2007). Konsentrasi senyawa organik bervariasi sepanjang
ABR sehingga menghasilkan pertumbuhan populasi mikroorganisme yang berbeda-beda pada
masing-masing kompartemen (Foxon et al., 2004). Kondisi ini bergantung pada kondisi
lingkungan spesifik yang dihasilkan oleh senyawa hasil penguraian (Bell, 2002).

1.2 Tujuan Perencanaan


Tujuan dari tugas perencanaan ini adalah merencanakan Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) Domestik ABR (Anaerobic Baffled Reactor), sehingga diharapkan dapat mengurangi
perencanaan oleh limbah domestik hasil dari buangan dapur dan kamar mandi (grey water) di
Kelurahan Gorontalo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat.

1.3 Ruang Lingkup Perencanaan


Ruang lingkup dari kegiatan perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Domestik ABR (Anaerobic Baffled Reactor), dengan ini meliputi:
● Sampel limbah yang digunakan berasal dari limbah cair domestik Kelurahan Gorontalo,
yang berasal dari buangan dapur dan kamar mandi (grey water).
● Operasional dan pemeliharaan
● Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
● Gambar desain instalasi pengolahan air limbah domestik
● Wilayah perencanaan sistem penyaluran air buangan domestik ini adalah Kelurahan
Gorontalo , Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggari Barat, Provinsi NTT.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Air Limbah Domestik
Air limbah menjadi persoalan kontemporer seiring kepadatan penduduk yang semakin
meningkat. Setiap rumah tangga yang tinggal di perkotaan pasti akan membutuhkan tempat
pembuangan air limbah. Sebagian besar rumah tangga membuang air limbah di sungai, got,
selokan, atau badan air lainnya. Air limbah mengandung senyawa-senyawa polutan yang dapat
merusak ekosistem air. Air limbah bila tidak dikelola secara baik akan dapat menimbulkan
gangguan, baik terhadap lingkungan maupun terhadap kehidupan yang ada. (Sugiarto, 2008).
Scundaria (2000) menyebutkan bahwa limbah merupakan sumber daya alam yang telah
kehilangan fungsinya, yang keberadaannya mengganggu kenyamanan dan keindahan
lingkungan. Limbah dihasilkan dari sisa proses produksi baik industri maupun domestik/rumah
tangga. Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha atau kegiatan
pemukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama. Beberapa bentuk
dari air limbah ini berupa tinja, air seni, limbah kamar mandi dan juga sisa kegiatan dapur rumah
tangga.
Air limbah yang bersumber dari rumah tangga, menurut Notoatmodjo (2003) dalam Angreni
2009, yaitu buangan yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah terdiri
dari excreta (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan kamar mandi dan umumnya terdiri
dari bahan-bahan organik. Air dikatakan tercemar jika adanya penambahan makhluk hidup,
energi atau komponen lainnya baik sengaja maupun tidak, kedalam air baik oleh manusia
ataupun proses alam yang menyebabkan kualitas air turun sampai tingkat yang menyebabkan air
tidak sesuai peruntukannya.
Limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, dari
berbagai skala rumah tangga layaknya industri pertambangan, dan 6 hasil produksi lainnya.
Limbah dianggap lebih banyak menghasilkan hal negatif dibandingkan positif sehingga menjadi
limbah yang mengganggu. Baku mutu air limbah merupakan ukuran batas atau kadar unsur
pencemar dan atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah
yang akan dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dari suatu usaha dan atau kegiatan. Baku
Mutu Air Limbah Domestik yang diatur dalam Permen LHK Nomor 68 Tahun 2016 dapat dilihat
sebagai berikut.
Tabel 2.1 Baku Mutu Air Limbah Domestik

2.2 Sumber Air Limbah Domestik


Tjokrokusumo (1999), mengatakan bahwa sumber-sumber air limbah dapat berasal dari air
limbah rumah tangga adalah berasal dari perumahan dan daerah perdagangan, daerah
perkantoran atau lembaga serta daerah fasilitas rekreasai, air limbah industri dan air limbah
rembesan.
Air buangan berasal dari berbagai sumber menurut Notoatmodjo (2003) dalam Angreni 2009,
secara garis besar air buangan dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut:
a. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (Domestic Wastes Water), yaitu air
limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah ini terdiri dari
ekskreta (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri
bahan- bahan organik.
b. Air buangan industri (Industrial Waste Water), yang berasal dari berbagai jenis industri
akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung di dalamnya 7 sangat bervariasi sesuai
dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industri.
c. Air buangan kotapraja (Municipal Waste Water), yaitu air buangan yang berasal dari
daerah perkotaan, perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat umum, tempat-tempat ibadah
dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama
dengan air limbah rumah tangga.

2.3 Karakteristik Air Buangan


Prinsip dasar pengolahan air limbah adalah untuk menghilangkan bahkan mengurangi
kontaminan yang terdapat dalam air limbah (Mara, 1978). Adapun karakteristik yang terdapat
pada air limbah perlu diketahui karena hal ini akan menentukan cara pengolahan yang tepat,
sehingga tidak mencemari lingkungan hidup. Kualitas air buangan dibedakan menjadi tiga
karakteristik yaitu karakteristik fisik, karakteristik kimia dan karakteristik biologi.
Tabel 2.2 Karakteristik Limbah Domestik atau Limbah Perkotaan

2.3.1 Karakteristik Fisik


a. Temperatur
Temperatur adalah ukuran panas atau dinginnya air limbah. Temperatur merupakan
parameter yang sangat penting dikarenakan efeknya terhadap reaksi kimia, laju
reaksi, kehidupan organisme air dan penggunaan air untuk berbagai aktivitas sehari-
hari. Terjadinya reaksi kimia yang sejalan dengan meningkatnya temperatur,
ditambah dengan terjadinya penurunan kuantitas oksigen pada air permukaan, dapat
menyebabkan penurunan konsentrasi oksigen terlarut dalam air limbah. (Metcalf and
Eddy, 2003).
b. Padatan
Total padatan adalah semua bahan yang terdapat dalam contoh air setelah dipanaskan
pada suhu 1030C - 1050C selama kurang lebih 1 jam. Total padatan ini terdiri dari
total padatan terlarut (total dissolved solid) dan total padatan tersuspensi (total
suspensi solid).
- TSS (Total Suspended Solid)
Total suspended solid dapat berupa komponen biotik seperti fitoplankyon,
zooplankton, bakteri dan fungi, maupun komponen abiotik seperti detritus dan
partikel anorganik lainnya. Zat padat tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya
reaksi kimia yang heterogen dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang
paling awal dan dapat menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu
perairan. (Intan R, 2012).
- TDS (Total Dissolved Solid)
Total Dissolved Solid merupakan bagian dari total solid yang berupa padatan terlarut.
Pada umumnya analisis total dissolved solid menggunakan suhu 1800C agar air yang
tersumbat dapat dihilangkan secara mekanis.
c. Warna
Warna dibedakan menjadi true color dan apparent color. True color atau warna sejati
adalah warna yang diakibatkan oleh material koloid dan berasal dari penguraian zat
organik, seperti zat humus, lignin dan asam organik lainnya. Sedangkan apparent
color atau warna semua adalah warna yang diakibatkan oleh materi tersuspensi,
seperti red clay soil, pemakaian zat warna oleh industri, pewarna makanan, cat dan
lainnya. (Sawyer, 2003)
d. Turbiditas atau Kekeruhan
Kekeruhan merupakan suatu kondisi dimana air yang mengandung materi tersuspensi
yang dapat menghalangi masuknya cahaya, sehingga jarak pandang terganggu. Materi
tersuspensi ini dapat berupa nitrogen dan fosfor yang dapat meningkatka
pertumbuhan alga. Pertumbuhan bakteri dan alga akan meningkatkan tingkat
kekeruhan perairan yang akan berpengaruh pada berkurangnya kadar oksigen yang
terlarut. (Sawyer, 2003)

2.3.2 Karakteristik Kimia


a. Derajat Keasaman / pH
pH merupakan derajat keasaman suatu perairan. Nilai pH akan berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup organisme perairan. Nilai pH dalam suatu perairan dapat
dijadikan indikator dari adanya keseimbangan unsur kimia dan unsur hara yang
bermanfaat bagi kehidupan begetasi akuatik.
b. Alkalinitas
Alkalinitas menggambarkan kemampuan air untuk menetralkan asam. Alkalinitas
adalah suatu parameter kimia yang menunjukkan jumlah ion karbonat dan bikarbonat
yang mengikat logam alkali tanah pada perairan.
c. Oksigen Terlarut / Dissolved Oxygen (DO)
DO merupakan kadar oksigen terlarut yang dibutuhkan untuk respirasi aerob
mikroorganisme. DO di dalam air sangat tergantung pada temperatur dan salinitas.
Untuk menambahkan oksigen dalam limbah cair dapat dilakukan dengan cara yaitu
memasukkan udara dalam air limbah, misalnya dengan penggunaan aerator dan
memaksa air ke atas untuk berkontak dengan oksigen. (Sugiharto, 1997) Air dengan
konsentrasi DO yang tinggi memiliki kemampuan mengoksidasi yang baik, sedangkan
air memiliki konsemtrasi DO yang rendah apabila terdapat kandungan pencemar
(bahan organik) yang tinggi. Kandungan oksigen merupakan hal penting bagi
kelangsungan hidup organisme perairan, sehingga penentuan kadar DO dalam air
dapat dijadikan ukuran untuk menentukan kualitas dari suatu air limbah. Oleh karena
itu, analisis DO merupakan kunci yang dapat menentukan tingkat pencemaran suatu
perairan.
e. Bau
Bau yang ditimbulkan oleh air limbah adalah tanda dari adanya pelepasan gas berbau,
seperti H2S. Gas ini ada karena penguraian zat organik sulfat atau belerang pada
kondisi minim oksigen. (Metcalf and Eddy, 2003)
e. BOD (Biochemical Oxigen Demand) BOD didefinisikan sebagai jumlah oksigen yang
dibutuhkan oleh mikroorgnisme untuk menstabilkan materi organik yang dapat
terdekomposisi di bawah kondisi aerobik. (Sawyer.2003)
f. COD (Chemical Oxygen Demand) COD adalah banyaknya oksigen yang diperlukan
untuk mengoksidasi senyawa organik secara kimiawi. Hasil analisis COD
menunjukkan kandungan senyawa organik yang terdapat dalam air limbah. Ada
beberapa alasan dilakukannya analisis COD pada air limbah, antara lain (Metcalf &
Eddy, 2003) :
- Ada beberapa materi yang tidak dapat dioksidasikan biologi, seperti glukosa dan lignin,
akan teroksidasi secara kimiawi.
- Nilai COD yang tinggi akan disebabkan oleh tingginya kadar materi organik yang
dioksidasi oleh dikromat .
g. Nitrogen Bentuk nitrogen dalam air limbah antara lain organik nitrogen, ammonia,
nitrit, nitrat dan gas nitrogen. (Hammer dan Hammer Jr., 2008). Nitrogen merupakan
senyawa penting dalam sintesis protein. Pada proses pengolahan air limbah secara
biologis biasanya dilakukan pengukuran kadar nitrogen dan fosfor yang merupakan
unsur penting bagi pertumbuhan alga dan organisme biologi lainnya.
h. Minyak dan Lemak Minyak adalah lemak yang bersifat cair. Keduanya mempunyai
komponen utama karbon dan hidrogen yang mempunyai sifat tidak larut dalam air.
Sifat dari minyak dan lemak relatif stabil dan tidak mudah terdekomposisi oleh
bakteri. Dalam pengolahan air limbah, kandungan minyak dan lemak harus disisihkan
agar tidak mengganggu kehidupan biologi atau ekosistem air pada badan air
penerima.

2.4 Anaerobic Baffled Reactor (ABR)


Anaerobic Baffled Reactor dapat dikatakan sebagai pengembangan tangki septik konvensional. ABR
terdiri dari kompartemen pengendap yang diikuti oleh beberapa reaktor baffle. Baffle ini digunakan untuk
mengarahkan aliran air ke atas (upflow) melalui beberapa seri reaktor selimut lumpur (sludge blanket).
Konfigurasi ini memberikan waktu kontak yang lebih lama antara biomasa anaerobik dengan air limbah
sehingga akan meningkatkan kinerja pengolahan. Dari setiap kompartemen tersebut akan menghasilkan
gas (M.Ali, 2015).
BAB III
Gambaran Umum Wilayah Perencanaan

A. Keadaan Geografis
Manggarai Barat merupakan salah satu kabupaten di wilayah Provinsi NTT yang terletak
antara 080 14’ – 090 00’ Lintang Selatan (LS) dan 1190 21’–1200 20’ Bujur Timur (BT). Lokasi
fokus materi pada tugas besar ini terletak di Kecamatan Komodo Kota Labuan Bajo. Labuan
Bajo merupakan ibukota Kabupaten Manggarai Barat. Labuan bajo memiliki letak geografis
yang sangat strategis dimana posisi Labuan Bajo berada di bagian barat Pulau Flores yang
menjadikan Labuan Bajo sebagai pintu masuk bagian barat Pulau Flores
Kecamatan komodo adalah salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Manggarai
Barat, dengan luas wilayah 70.689 Ha dengan 2 Kelurahan dan 17 Desa jumlah penduduk sekitar
51.098 jiwa. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
 Sebelah timur :Kec. Boleng dan Kec. Mbeliling
 Sebelah barat : Selat Sape
 Sebelah utara : Laut Flores, dan
 Sebelah selatan : Laut Sawu.
B. Topografi
Keadaan topografi Kabupaten Manggarai Barat bervariasi berdasarkan bentuk relief,
kemiringan lereng dan ketinggian dari permukaan laut. Ketinggian wilayah Kabupaten
Manggarai Barat menunjukkan ketinggian yang bervariasi yakni kelas ketinggian kurang dari
100 m dpl sebanyak 23 %, 100 – 500 m dpl sebanyak 47 %, 500 – 1000 m dpl sebanyak 25 %
dan lebih dari 100 m dpl sebanyak 3 %. Lebih dari 75 % ketinggian di atas 100 m dpl,
kemiringan lerengnya bervariasi antara 0-2 %, 2-15 %, 15-40 % dan di atas 40 %. Namun secara
umum wilayah Kabupaten Manggarai Barat memiliki topografi berbukit-bukit hingga
pegunungan (Profil Kabupaten Manggarai Barat,2022). Topografi Kota Labuan Bajo dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :

No Desa/kelurahan Topografi Desa Luas wilayah (km2) Persentase terhadap


luas kecamatan (%)
1. Labuan Bajo Lereng 11.65 1.43
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Manggarai Barat, 2022

C. Penduduk
Jumlah penduduk di Kecamatan Komodo Kota Labuan Bajo adalah sebanyak 55.586
dengan rician penduduk laki-laki sebanyak 28.205 dan perempuan sebanyak 27.381.Untuk jumlah
penduduk di Kota Labuan Bajo dapat dilihat pada table di bawah ini :

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kota Labuan Bajo

No Kecamatan Kota Penduduk Luas Wilayah (km2)


Laki-laki Perempuan
1. Labuan Bajo 28.205 27.381 11,65
Jumlah 28.205 27.381 11,65
Sumber : Kabupaten Manggarai Barat dalam angka 2022,BPS

D. Sarana dan Prasarana


Di Kecamatan Komodo terdapat beberapa fasilitas umum meliputi fasilitas pendidikan,
kesehatan, perdagangan dan peribadatan. Data jumlah fasilitas umum dapat dilihat pada tabel 1.2.
 Fasilitas Pendidikan di Kota Labuan Bajo

No Fasilitas Pendidikan Jumlah


1. Paud 21
2. TK 7
2. SD 43
3. SMP 24
4. SMA 14
Sumber Kabupaten Manggarai Barat dalam angka tahun 2022,BPS
 Fasilitas Kesehatan di Kota Labuan Bajo

No Fasilitas Kesehatan Jumlah


1. Puskesmas 7
2. Rumah Sakit 3
2. Poliklinik 5
3. Tempat praktek dokter 10
4. Poskesdes (pos kesehatan desa) 12
5. Apotek 21
Sumber Kabupaten Manggarai Barat dalam angka tahun 2022,BPS

 Fasilitas tempat ibadah

No Tempat Ibadah Jumlah


1. Masjid 50
2. Surau Langgar 22
3. Gereja Kristen 2
4. Gereja Katolik 8
5. Kapel 11
6. Pura 3
Sumber Kabupaten Manggarai Barat dalam angka tahun 2022,BPS

 Fasilitas Pasar

No Fasilitas Pasar Jumlah


1. Pasar dengan bangunan permanen 3
2. Pasar dengan bangunan semi permanen 3
3. Pasar tanpa bangunan 2
Sumber Kabupaten Manggarai Barat dalam angka tahun 2022,BPS

 Restaurant, warung makan, hotel dan penginapan


No Fasilitas Jumlah
1. Jumlah Restoran rumah makan 40
2. Jumlah Warung kedai makanan minuman 35
3. Jumlah Hotel 40
4. Jumlah Penginapan 28
Sumber Kabupaten Manggarai Barat dalam angka tahun 2022,BPS

E. Sistem Air Limbah


Sistem Air Limbah Rencana penyaluran air limbah untuk tiap kecamatan berbeda sesuai dengan
tingkat perkembangannya. Pada dasarnya sebagian besar air limbah di wilayah Kabupaten Manggarai Barat
adalah air limbah rumah tangga. Sistem saluran air limbah yang berasal dari rumah tangga diarahkan
menggunakan saluran tertutup. Penyaluran air limbah, digunakan beberapa alternatif yaitu :
1. Sistem septic tank kolektif dimana satu septic tank akan digunakan oleh beberapa keluarga (6-10KK)
yang disalurkan melalui saluran tertutup dari setiap rumah. Besarnya rumah tangga yang akan
menggunakan fasilitas ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti jarak rumah, kelandaian tanah, dan
lainnya. Dikhususkan pada kawasan pusat kota dengan intensitas kegiatan yang cukup tinggi.
2. Sistem septic tank individu, penanganan penyaluran air kotor dengn cara membuat septic tank di setiap
rumah. Dikhususkan bagi kawasan kota yang memiliki penduduk yang relative jarang.

F. Kondisi Sanitasi
Sarana sanitasi di Kabupaten Manggarai Barat,Kecamatan Komodo Labuan Bajo dapat ditinjau
dari jenis tempat pembuangan akhir tinja serta kepemilikan fasilitas pembuangan akhir tinja. Di
Kabupaten Manggarai Barat, dominasi jenis tempat pembuangan akhir tinja adalah IPAL/ Septic
Tank sebesar 71,37%. Perinciannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Jenis Tempat Pembuangan Akhir Tinja di Kabupaten Manggarai Barat Kecamatan
Komodo Labuan Bajo

No
Jenis  Jumlah Persentase
.

IPAL/Septic
1               – 71,37%
Tank
2 Lubang Tanah               – 26,67%

3 Lainnya               – 1,96%

Jumlah 100,00%

Sumber : Statistik Kesejahteraan Provinsi NTT, 2020


Adapun berdasarkan kepemilikannya, sebanyak 75,64% telah memiliki fasilitas BAB sendiri.
Sedangkan terdapat 10,94% masyarakat yang tidak memiliki fasilitas BAB.

Kepemilikan Fasilitas BAB di Kabupaten Manggarai Barat Kecamatan Komodo


Labuan Bajo

No. Jenis Perkotaan Pedesaan Total


1 Sendiri 93,42% 73,33% 75,64%
2 Sendiri namun Bersama 3,19% 11,25% 10,32%
3 Komunal 3,11% 3,10% 3,10%
4 Tidak Ada Fasilitas 0,28% 12,32% 10,94%
Jumlah 100,00% 100,00% 100,00%
Sumber : Statistik Kesejahteraan Provinsi NTT, 2020

Data jumlah IPAL di Kota Labuan Bajo

No Kelurahan Jumlah IPAL


1. Kelurahan Pasir Panjang 1
2. Kelurahan Pasir Putih 2
3. Kelurahan Warloka 1
4. Kelurahan Gorontalo Kampung Baru 1
5. Kelurahan Kampung Tengah 1
Sumber : Profil Sanitasi Kota Labuan Bajo,2020
g. Proyeksi Penduduk-+

Rumus uji korelasi yang digunakan :

n ( ∑ xy ) −( ∑ y )( ∑ x )
r=
√ [ n ( ∑ y ) −( ∑ y ) ] . [ n ( ∑ x ) − ( ∑ x ) ]
2 2 2 2

Keterangan :
y (aritmatika) : pertambahan penduduk
y (geometrik) : ln Pertambahan Penduduk
y (last square) : Jumlah Penduduk
x : tahun ke – n
n : Jumlah tahun
4.2.2 Proyeksi Jumlah Penduduk 20 Tahun Mendatang
Proyeksi penduduk digunakan untuk memperkirakan jumlah penduduk untuk masa yang akan
datang. Perkiraan jumlah penduduk ini digunakan sebagai dasar untuk perhitungan kuantitas air
buangan yang dihasilkan dari aktivitas domestik. Untuk mendapatkan metode proyeksi yang
tepat, perlu dilakukan uji korelasi dan metode yang ada. Dari hasil uji korelasi dengan hasil yang
mendekati 1 (satu) merupakan metode yang digunakan.
Rumus uji korelasi yang digunakan :

n ( ∑ xy ) −( ∑ y )( ∑ x )
r=
Keterangan :[√ n ( ∑ y ) −( ∑ y ) ] . [ n ( ∑ x ) − ( ∑ x ) ]
2 2 2 2

y (aritmatika) : pertambahan pengunjung


y (geometrik) : ln Pertambahan pengunjung
y (last square) : Jumlah pengunjung
x :tahun ke – n
n :Jumlah tahun

Jumlah Pertumbuhan % Pertumbuhan


Tahun
pengunjung pengunjung Pengunjung
2017 51.868 0 0

2018 53.439 2.708 0,08

2019 54.997 -1.087 -0,034

2020 55.000 228 0,007

2021 55.038 -890 -0,029

Jumlah 156.527 959 0,024

31.305,4 191,8
Rata - rata 0,005
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk Kota Labuan Bajo
Sumber: Perhitungan 2023
a. Metode Aritmatika

X Y XY X² Y²
0 0 0 0 0
1 0 0 1 0
2 -219 -438 4 47961
3 -262 -786 9 68644
4 183 732 16 33489
10 -298 -492 30 150094
Tabel 4.2 Metode Aritmatika Kota Labuan Bajo

n ( ∑ xy ) −( ∑ y )( ∑ x )
r=
√ [ n ( ∑ y ) −( ∑ y ) ] . [ n ( ∑ x ) −( ∑ x ) ]
2 2 2 2

5 (−298 ) −(−492)(10)
r=
√ [ −290.326 ] [−350]
−1417
r=
10231440
r = 0,094
b. Metode Geometri
X Y (ln) XY X² Y²
1 8.917847 8.918 1 79.528
2 8.917847 17.836 4 79.528
3 8.888067 26.664 9 78.998
4 8.851234 35.405 16 78.344
5 8.877103 44.386 25 78.803
14 35.534250 124.290 55 395.201
Tabel 4.3 Metode geometrik Kecamatan Kota Labuan Bajo
n ( ∑ xy ) −( ∑ y )( ∑ x )
r=
a. √ [ n ( ∑ y ) −( ∑ y ) ] . [ n ( ∑ x ) −( ∑ x ) ]
2 2 2 2

5 ( 35.534 )−( 8.917)(14 )


r=
√ 0,041654 [50 ]
−35.852379
r=
−1590.6055
r = 0.02
c.Metode last square
X Y (jumlah penduduk tiap tahun) XY X² Y²
1 94109 94109 1 8856503881
2 94791 189582 4 8985333681
3 90127 270381 9 8122876129
4 91393 365572 16 8352680449
5 91980 459900 25 8460320400
14 462400 1379544 55 42777714540
n ( ∑ xy ) −( ∑ y )( ∑ x )
r=
√ [ n ( ∑ y ) −( ∑ y ) ] . [ n ( ∑ x ) −( ∑ x ) ]
2 2 2 2

5 ( 1379544 )−(368291)(14)
r=
√[20560166][50]
1417
r=
2135
r = 0,66
Metode
Arimatik Geometri Lats Square
Kecamatan
Nilai Korelasi Nilai Korelasi Nilai Korelasi
(r) (r) (r)
Kota Labuan 0,094 - 0,02
0,66
Bajo

Berdasarkan hasil uji korelasi pada Kota Labuan Bajo yang dihasilkan nilai r yang paling
mendekati nilai 1 adalah hasil dari perhitungan secara Last Square yaitu nilai r = 0,66. Kemudian
metode ini digunakan untuk menghitung atau menentukan jumlah proyeksi penduduk untuk 20
tahun ke depan (2042),seperti pada contoh perhitungan berikut ini yaitu:
Pn = Po ( 1 + r )n
Dimanan :
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n
Po = jumlah penduduk pada tahun dasar
r = laju pertumbuhan penduduk rata-rata
n = jumlah interval

Pengunjung Kecamatan Kota Atambua

Proyeksi jumlah Pengunjung Kota Labuan Bajo pada tahun 2021 sebagai berikut:
P2021 = P2020 (1+0,66)(2021-2020)
P2021 = 7292 (1,66)1
= 89.181
Proyeksi Pengunjung Kota Labuan Bajo pada tahun 2026 sebagai berikut:
P2026 = P2021 (1+0,66)(2026 - 2021)
P2026 = 7983 (1,66)5
= 100.617
Proyeksi jumlah Pengunjung Kota Labuan Bajo pada tahun 2031 sebagai berikut:
P2031 = P2021 (1+0,16)((2031-2021)
P2031 = 7983 (1,66)10
= 1.268.131

Proyeksi jumlah Pengunjung Kota Labuan Bajo pada tahun 2036 sebagai berikut:
P2036 = P2021 (1+0,16)(2036-2021)
P2036 = 7983 (1,66)15
= 15.981.966
Proyeksi jumlah Pengunjung Kota Labuan Bajo pada tahun 2041 sebagai berikut:
P2041 = P2021 (1+0,16)(2034-2021)
P2041 = 7983 (1,66)20
= 20.145.100

No Kecamatan Tahun
2021 2026 2031 2036 2041
1 Kota Labuan Bajo 89.181 100.617 1.268.131 15.981.96 20.145.100
6
Tabel 4. 6 Proyeksi perkiraan Pengunjung Kota Labuan Bajo
Sumber : Hasil Perhitungan Tahun 2023

4.3 Proyeksi Fasilitas


Proyeksi Fasilitas digunakan untuk memperkirakan jumlah fasilitas tiap kelurahan sampai
dengan periode tahun perencanaan, dalam hal ini jumlah untuk 25 tahun kedepan. Proyeksi ini
menggunakan pendekatan nilai perbandingan jumlah penduduk tahun proyeksi dengan jumlah
fasilitas tahun proyeksi dengan jumlah fasilitas tahun sekarang. Sedangkan rumus perhitungan
sebagai berikut :

(X / Z ) = ∑ Pn/ ∑ Po
dimana :
X : Perkiraan jumlah fasilitas yang dibutuhkan pada
tahun proyeksi
Z : Jumlah fasilitas yang ada pada tahun sekarang

( ∑ Pn/ ∑ Po ) : Perbandingan jumlah penduduk tahun yang akan


datang dengan tahun sekarang.
4.3.1 Proyeksi Fasilitas Pendidikan
Berikut merupakan data yang berisikan tentang jumlah fasilitas pendidikan yang ada di
Kecamatan Kota Labuan Bajo yang disajikan pada tabel di bawah ini;
Tabel 4.7 Data Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Kota Labuan Bajo
No Fasilitas Pendidikan Jumlah
1. Paud 10
2. TK 4
2. SD 10
3. SMP 2
4. SMA -
Sumber Kabupaten Manggarai Barat dalam angka tahun 2022,BPS

Misalnya hitungan proyeksi fasilitas pendidikan Paud di Kota Labuan Bajo pada tahun
2041:
Pn
X= .Z ¿ 20145100 10
Po 7983

X = 252 unit
Jadi jumlah fasilitas pendidikan Sekolah Dasar di Kecamatan Kota Labuan Bajo pada
tahun 2041 adalah 25 unit.
Untuk perhitungan selanjutnya untuk proyeksi fasilitas pendidikan di Kecamatan Kota
Labuan Baju disajikan pada tabel berikut ini :

Fasilitas Pendidikan Tahun

2021 2041
Paud 10
252
TK 4
100
SD 10
252
SMP 2
50
SMA -
-

Sumber : Hasil Perhitungan 2023

4.3.2 Proyeksi Fasilitas Peribadatan


Berikut merupakan data yang berisikan tentang jumlah fasilitas peribadatan yang ada di
Kota Labuan Bajo yang disajikan pada tabel di bawah ini;

Tabel 4.9 Fasilitas Peribadatan di Kota Labuan Bajo

Jenis Fasilitas Keagamaan Jumlah


Masjid 50
Surau Langgar 22
Gereja Kristen 2
Gereja Katolik 8
Kapel 11
Pura 3

Sumber : Kecamatan Komodo dalam Angka 2021

Misalnya hitungan proyeksi fasilitas peribadatan Masjid di Kota Labuan Bajo pada tahun 2041 :
Pn
X= .Z ¿ 20145100 50
Po 7983

X = 126 unit
Jadi jumlah fasilitas Peribadatan Masjid pada tahun 2041 di Kota Labuan Bajo adalah126 unit.
Untuk perhitungan selanjutnya untuk proyeksi fasilitas peribadatan di Kota Labuan Bajo dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.10 Hasil Proyeksi Jumlah Fasilitas Peribadatan di Kota Labuan Bajo
Peribadatan Tahun

2021 2041
Masjid 50
126
Surau Langgar 22
90
Gereja Kristen 2
5
Gereja Katolik 8
20
Kapel 11
27
Pura 3
7

Sumber : Hasil Perhitungan 2023


4.3.3 Proyeksi Fasilitas Kesehatan

Fasilitas Kesehatan Jumlah


Puskesmas 7
Rumah Sakit 3
Poliklinik 5
Tempat praktek dokter 10
Poskesdes (pos kesehatan desa) 12
Apotek 21

Sumber Kabupaten Manggarai Barat dalam angka tahun 2022,BPS


Misalnya hitungan proyeksi fasilitas kesehatan Puskesmas Kota Labuan Bajo pada tahun
2041 :
Pn
X= .Z ¿ 20145100 7
Po 7983

X = 176 unit
Jadi jumlah fasilitas kesehatan Puskesmas di Kota Labuan Bajo pada tahun 2041 adalah
sebanyak 176 unit.
Untuk perhitungan selanjutnya untuk proyeksi fasilitas kesehatan di Kota Labuan Bajo
dilihat pada tabel berikut ini :

Kesehatan Tahun

2021 2041
Puskesmas
7 176
Rumah Sakit 3
75
Poliklinik 5
12
Tempat praktek dokter 10
252
Poskesdes (pos kesehatan 12
302
desa)
Apotek 21
529

Sumber : Hasil Perhitungan 2023

4.3.4 Proyeksi Sarana Pasar


Fasilitas Pasar Jumlah
Pasar dengan bangunan permanen 3
Pasar dengan bangunan semi permanen 3
Pasar tanpa bangunan 2
Sumber : Kecamatan Komodo dalam Angka 2022

Misalnya hitungan proyeksi fasilitas Pasar Kota Labuan Bajo pada tahun 2041 :
Pn
X= .Z ¿ 20145100 3
Po 7983

X = 75 unit
Jadi jumlah fasilitas Pasar di Kota Labuan Bajo pada tahun 2041 adalah sebanyak 176 unit.
Untuk perhitungan selanjutnya untuk proyeksi fasilitas Pasar di Kota Labuan Bajo dilihat
pada tabel berikut ini :

Pasar Tahun

2021 2041
Pasar dengan bangunan 3
75
permanen
Pasar dengan bangunan 3
75
semi permanen
Pasar tanpa bangunan 2
50

Sumber : Hasil Perhitungan 2023

4.4 Perkiraan Pemakaian Air Bersih Domestik Tahun 2041


Berdasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air
Minum menyatakan bahwa: “Standar Kebutuhan Pokok Air Minum adalah kebutuhan air sebesar
10 meter kubik/kepala keluarga/bulan atau 100 liter/orang/hari, dapat dilihat pada berikut:

Tabel 4.13 Kebutuhan Air Bersih Domestik Tahun 2041

Rata-rata
Jumlah Kebutuhan Air
Kecamatan pemakaian Air
Penduduk (jiwa) Bersih (L/hr)
Bersih (L/org/hari)

Kota Labuan 20.145.100


130 2.618.863.000
Bajo

Sumber : Hasil Perhitungan, 2023


4.5 Perkiraan Pemakaian Air Bersih Untuk Fasilitas Berdasarkan Perkiraan Data Tahun
2041
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel proyeksi fasilitas kemudian dilakukan
perhitungan perkiraan pemakaian air bersih untuk fasilitas di. Kota Labuan Bajo (didasarkan
literatur) sebagai berikut :
Pendidikan : 10.000 L/hari/unit*
Peribadatan : 2000 L/hari/unit*
Kesehatan : 300 L/hari/unit*
Umum : 500 L/hari/unit*
(Sumber: *SNI 19-6728.1-2002 dan **Ditjen Cipta Karya 1996)
Misalkan fasilitas pendidikan Kota Labuan Bajo pada tahun 2041 adalah 195 unit, dengan cara
yang sama diperoleh jumlah kebutuhan air bersih untuk fasilitas pendidikan di Kota Labuan
Bajo.
Kebutuhan Air Bersih = Jumlah unit × kebutuhan air bersih
= 58 unit × 10.000 L/hari/unit
= 500.000 L/hari/unit
Kebutuhan air fasilitas selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.14 sebagai berikut:

Tabel 4.14 Kebutuhan Air Fasilitas di Kelurahan Gorontalo

No Jenis Fasilitas L/hari/unit

1 Pendidikan 260.000

2 Peribadatan 960.000

3 Kesehatan 500.000

4 Umum 80.000

Total 1.800.000

Sumber: Hasil Perhitungan 2023


4.6 Kualitas Air Buangan Domestik
Tabel 4.15 Komposisi Air Buangan Domestik
Komposisi Limbah Cair Domestik
Parameter Konsentrasi (mg/l) Typical (mg/l)
TS 300-1200 700
Settleable Solid 50 – 200 100
SS 100 – 400 220
TDS 250 – 850 500
BOD5 100 – 400 250
COD 200 – 1000 500
N-Total 15 – 90 40
N-Organik 5 - 40 25
Amoniak 10 – 50 25
Nitrit  10 – 50 25
P-Total 5 - 20 12
P-Organik  1 – 5 2
P-Anorganik  5 – 15 10
pH 7 - 7,5 7
Kalsium 30 – 50 40
Chlorida 30 – 85 50
Sumber : Diristiyani,2020
4.7 Kuantitas Air Bersih
4.7.1 Kota Labuan Bajo
 Air Bersih
 Qr : Perkiraan air rata-rata (100 L/hr)
Qr = proyeksi penduduk 2041 × 100
Qr = 20.145.100×100
Qr = 2014510000 L/hr
Qr = 23.316,09 L/dt
 Qhm : kebutuhan harian air max (1,15 - 1,25 L/hr)
Qhm = Qr × 1,25
Qhm = 20.145.100 × 1,25
Qhm = 25181375 L/hr
Qhm = 291,45 L/dt
 Q jam : kebutuhan air jam max (1,75 L/hr)
Q jam = Qr × 1,75
Q jam = 20.145.100 × 1,75
Q jam = 35253925 L/hr
Q jam = 408,03 L/dt
 Kehilangan air = 20% × Q jam
Kehilangan air = 20% × 1,05 L/dt
Kehilangan air = 0,21 L/dt
 Kebutuhan total air = Q jam + kehilangan air
Kebutuhan total air = 1,05 L/dt + 0,21 L/dt
Kebutuhan total air = 1,26 L/dt
 Air Buangan
 Rumah tangga = 70/100 × kebutuhan air total
= 70/100 × 1,26L/dt
= 0,88 L/dt

 Fasilitas peribadatan = 10/100 × total fasilitas


= 10/100 × 275 unit
= 27,5 L/dt
 Fasilitas kesehatan = 10/100 × total fasilitas
= 10/100 × 1346 unit
= 134,6 L/dt
 Fasilitas pendidikan = 10/100 × total fasilitas
= 10/100 × 654 unit
= 65,4 L/dt
 Fasilitas Umum = 10/100 × total fasilitas
= 10/100 × 200 unit
= 20 L/dt
 Total air buangan = RT + FasPeri + FasKes + FasPen + FasUm
= (0,88 + 27,5 + 134,6 + 65,4 + 20 ) L/dt
= 248,38 L/dt
4.8 Flowchart dan Neraca Massa Instalasi Pengolahan Air Limbah dengan Unit
Anaerobic Baffeld Reactor (ABR) di Kota Labuan Bajo
A. Parameter Air Limbah Cair Domestik di Kota Labuan Bajo

Tabel 4.16 Parameter air limbah cair domestik di Kota Labuan Bajo

Parameter Kadar maksimum air Satuan Kadar maksimum


limbah (mg/L)* baku mutu* *

BOD 170 mg/l 30

COD 250 mg/l 50

TSS 200 mg/l 50

Minyak dan 8,00 mg/l 10


lemak

pH 6,87 - 6-9

Detergen 0,21 mg/l 10

B. Flowchart Instalasi Pengolahan Air Limbah dengan Unit Anaerobic Baffeld Reactor
(ABR) di Kota Labuan Bajo
Berdasarkan Tabel 4.16 Parameter air limbah cair domestik di Kota Labuan Bajo, terlihat
kandungan BOD, COD, TSS, dan Detergen yang melebihi batas kadar maksimum air limbah
sesuai dengan PERGUB JATIM No.72 Tahun 2013. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu gambaran
proses Instalasi Pengolahan Air Limbah dengan Unit Anaerobic Baffeld Reactor (ABR) di Kota
Labuan Bajo. Diagram proses pengelolaan limbah cair domestik di Kota Labuan Bajo dapat
dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini. Didalam pengolahan air limbah cair domestik sistem air
hujan dan saluran limbah dipisahkan agar proses pengolahan air limbah dapat berjalan secara
efektif.
Gambar 4. 1 Diagram Pengolahan Air Limbah Domestik Dengan Unit Anaerobic.

Sumber Air
Limbah

Air Limbah Bak Grease Bak Pengendapan


Domestik Removal

Pengolahan dengan Unit


Kombinasi Anaerobic
dan aerobic

Bak
Indikator

Air Hujan Tanah


1. Sumber Air Limbah domestik
Sungai
Air limbah domestik adalah air yang berasal dari usaha atau kegiatan permukiman,
rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen, dan perumahan. Beberapa bentuk
dari air limbah ini berupa tinja, air seni, limbah kamar mandi, dan juga sisa kegiatan
dapur rumah tangga. Komposisi limbah cair rata-rata mengandung bahan organik dan
senyawa mineral yang berasal dari sisa makanan, urin, dan sabun. Sebagian limbah rumah
tangga berbentuk suspensi, lainnya dalam bentuk bahan terlarut.
2. Bak Grease Removal
Bak pemisah lemak atau grease removal berfungsi untuk memisahkan lemak atau minyak
yang berasal dari kegiatan dapur, serta untuk mengendapkan kotoran pasir, tanah atau
senyawa padatan yang tak dapat terurai secara biologis. Bak pemisah lemak atau grease
removal yang direncanakan adalah tipe gravitasi sederhana. Bak terdiri dari dua buah ruang
yang dilengkapi dengan bar screen pada bagian inletnya.
3. Bak Pengendapan
Bak pengendapan awal berfungsi untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran
organik tersuspensi. Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungsi sebagai bak pengurai
senyawa organik yang berbentuk padatan, Sludge (pengurai lumpur) dan penampung lumpur.
4. Unit Anaerobik
Setelah zat pengotor dipisahkan dalam unit Bar Screen, selanjutnya ar limbah dialirkan
masuk ke dalam unit ABR. ABR merupakan perkembangan dari tangki septik yang memiliki
tahapan baffel yang dibagi ke dalam beberapa kompartemen. Baffel dalam hal ini digunakan
untuk mengarahkan aliran air limbah dalam mode upflow melalui serangkaian sludge blanket
reactors. Lumpur di dalam reaktor naik dan turun dengan produksi gas dan alairan, tetapi
bergerak melalui reaktor pada tingkat yang lambat. Aliran yang mengalir keatas dan ke
bawah mengurangi bakteri yang hanyut, yang memungkinkan ABR mempertahankan massa
biologis aktif tanpa menggunakan media tetap. Proses yang terjadi di dalam unit ABR adalah
sedimentasi padatan, proses dekomposisi anaeriobic larutan dan padatan melalui kontak
dengan lumpur, proses dekomposisi anaerobic lumpur bagian bawah dan sedimentasi bahan
mineral. Di dalam unit ABR sebanyak 85% TSS, 95% BOD, 95% COD, dan 95% detergen
mampu disisihkan dengan waktu detensi 24 jam (Tchobanoglous, et al, 2003).

5. Bak Indikator
Setelah air imbah melewati proses dalam unit ABR, selanjutnya air limbah dialirkan masuk
ke dalam bak indidkator. Fungsi bak indikator adalah untuk uji kualitas effluent  pengolahan
limbah dengan indikator biologis. Indikator biologis yang digunakan disini adalah ikan dari
jenis koi, nila, dan tombro. Jika indikator biologis tersebut dapat hidup dalam air hasil olahan
limbah cair berarti kualitas effluent limbah bagus. Dan sebaliknya, jika indikator-indikator
biologis tersebut tidak dapat bertahan hidup maka kualitas effluent bisa dinyatakan buruk dan
limbah jelek sehingga harus dievaluasi proses unit-unit pengolahan limbah sebelumnya.
Selanjutnya, air limbah kemudian dibuang ke saluran umum jika menghasilkan effluen yang
baik.

C. Neraca Massa dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah dengan unit Anaerobic
Baffeld Reactor

INFLUENT Bak
Pengolahan dengan Unit
Pengendapan
BOD 170 Mg/L Anaerobic (80%)
(60%)
COD 250 Mg/L BOD 13,6 Mg/L
BOD 68Mg/L
COD 20 Mg/L
COD 100 Mg/L
Bak Grease
Removal

Bak Indikator

BOD 13,6Mg/L

COD 20 Mg/L

TSS 16 Mg/L

6. Lokasi perencanaan IPAL


Daerah prioritas pengolahan limbah cair berada di Kelurahan Gorontalo. Lahan digunakan untuk
pemukiman dan masih terdapat lahan kosong untuk IPAL. Gorontalo adalah nama sebuah desa yang
terdapat di kecamatan Komodo, kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur. Desa
ini memiliki luas wilayah 743 km2 dengan jumlah penduduk tahun 2021 sebanyak 7292 jiwa, dan
wilayah terbanyak penduduknya di Kecamatan Komodo.

Gambar 4.3 Lokasi Perencanaan ABR di Kelurahan Gorontalo Kota Labuan Bajo

KETERANGAN:

= Lokasi perencanaan Unit ABR di kecamatan Kota Atambua

A. Perhitungan Desain
Bangunan yang digunakan adalah Bak Grease removal, Bak Ekualisasi, Bak
Pengendapan, Bak Unit Kombinasi anaerobic dan Aerobic, Bak Indikator. Perhitungan dimensi
dari bangunan pengolahan diatas adalah sebagai berikut :
I. Bak Grease Removal
Bak pemisah lemak atau grease removal yang direncanakan adalah tipe gravitasi
sederhana. Bak terdiri dari dua buah ruang yang dilengkapi dengan bar screen pada
bagian inletnya.
 Kriteria Desain :
Direncanakan dengan menggunakan Bak grease removal dengan pembersihan
manual:
- Jarak antara batang = 25 – 75 mm
- Lebar batang = 4 – 9 mm
- Kemiringan batang = 30 – 45o
- Kecepatan yang diharapkan = 0,6 – 0,8 m/s
- Faktor bentuk (ᵦ) = 2,42 (segi empat sisi miring)
 Direncanakan :
- Jarak antara batang (b) = 30 mm = 0,03 m
- Lebar batang (w) = 9 mm = 0,009 m
- Faktor bentuk (ᵦ) = 2,42
- Kemiringan batang = 60o
- Lebar saluran (B) = 0,8 m
- Tinggi saluran = 0,5 m
 Perhitungan :
- Saluran pembawa
- V = Q . td
60 detik
= 0,12108 m3/s × 5 menit ×
1menit
= 36 m3
- Luas Saluran
Volume
A =
h
36 m3
=
0,5 m
= 7,2 m2
- Dimensi saluran
Bentuk persegi panjang
A =P×L→P:L=2:1
7,2 = 2L × L
7,2 = (2L)2

L =
√ 72
2
L = 1,8 m
P =2.L
= 2 . 1,8
= 3,6 m
Jadi, P = 3,6 m; L = 1,8 m
1. Debit air limbah sebesar
1 m3
= × 121,08 L/dtk
1000 L
= 0,12108 m3/dtk
2. Jumlah kisi
n = (n × w) + (n + 1) b
0,8 m = (n × 0,009 m) + (n + 1) 0,03 m
0,8 m = 0,009 m.n + 0,03 n + 0,03 m
0,8 m = 0,01 m.n
0,8 m
n =
0,01 m
= 80 buah
3. Jumlah bukaan total
S =n+1
= 80 buah + 1
= 81 buah
4. Lebar bukaan
LT = (n + 1) 0,003 m
= (80 + 1) 0,003 m
= 0,243 m
5. Panjang batang terendam
H 0,243
Lb = = = 0,486 m
sin θ sin 30°
6. Kecepataan aliran melalui bukaan
Q
Vs =
Lb . LT

0,12108 m3 /dtk
=
(0,486 m)(0,243 m)
= 1,026 m/dtk
7. Headloss velocity
V s2
Hv =
2g
= ¿¿
= 0,054 m/dt
8. Headloss saat screen dalam keadaan bersih

( ) . Hv. sin θ
4 /3
w
HL =ᵦ.
b

= 2,42 . (
0,03 m )
4 /3
0,009 m
.0,054 m/dt. sin 30 °

= 2,42 x 0,21 x 0,054 m x 0,5


= 0,014 m/dt
- Cek lebar saluran
Lebar saluran = (n × w) + LT
= (80 × 0,009 m) + 0,243 m
= 0,96 m
- Kecepatan aliran pada kisi saat kisi tersumbat 50%
Vs’ = 2 . Vs
= 2 x 1,026m/dtk
= 2,052 m/dtk
II. Bak Pengendapan Awal
Dimensi bak pengendapan dapat dihitung dengan rumus :
rt
hari × Q
24 jam
Dimana : rt = retention time
Q = Debit air limbah
Debit air limbah = 121,08 L/dtk = 0,12108 m3/dtk : 2 = 0.06054 m3/dtk
BOD masuk = 170 mg/L
Efisiensi = 80%
BOD keluar = 34 mg/L
- Volume bak :
V = Q . td
60 detik
= 0,06054 m3/dtk × 120 menit ×
1menit
= 435,9m3
- Luas bak pengumpul :
Volume
A =
h
435,9 m3
=
2m
= 217,95 m2

- Dimensi bak :
A =P×L→P:L=2:1
217,95 = 2L × L
217,95 = (2L)2

L =
√ 217,95
2
L = 10 m
P =2.L
= 2 . 10
= 20 m
Jadi, P = 20 m; L = 10 m dan tinggi bak = 2 m
- Volume lumpur
Mass = (SS1 - SSe) Q (8,34 lb/mgal).(mg/l)(365 hari/th)
= (210 - 8,4) (1,0 mgal/d) (8,34 lb/mgal.mg/l)(365 hari/th)
= 613690,56 lb/th
= 153422,64 kg/th

Tabel 4.17 Efisiensi Penghilangan Bahan Pencemar di Bak Pengendap Awal


Parameter Influent (mg/l) Efisiensi Influent (mg/l)
Removal (%)
BOD 170 60 68
COD 250 60 100
TSS 200 60 80
(Sumber : Data Perhitungan, 2023)
III. Unit Kombinasi Aerob dan Anaerobic
Efisiensi penghilangan BOD, COD, dan TSS pada Tanki Aerob dan Anaerobic dapat
dilihat pada tabel 4.18

Parameter Influent (mg/l) Efisiensi Removal (%) Effluent (mg/l)


BOD 68 90 6,8
COD 100 90 10
TSS 80 90 8
(Sumber : Data Perhitungan, 2023)

Kriteria Desain :
a. Debit air buangan = 0,12108
b. Direncanakan 1 aerator lagoon
c. Waktu tinggal = 4 hari (96 jam)
Desain
1. Volume
0,0283 m3
V = Q∅ c = (121,08 m3/hari) 4 hari = 484.32 m3 x
2,831 m3
= 4,841 m3
0,0283 m3
Surface area (Luas Permukaan) = = 0,2088 m3 (0,352 m2)
2,831 m3
2. Perkiraan konsentrasi padatan biologis yang dihasilkan menggunakan persamaan 8-27
Y (so−s) 0,65(32,4−6,46)
X = =
1+ kd ∅ 1+0,07 (1,958)
16,861
=
1,137
= 14,82 mg/l vss
3. Perkiraan padatan tersuspensi dalam limbah laguna sebelum menetap
14,82
SS = 32,4 mg/l +
0,80
= 50 mg/l
4. Perkiraan kebutuhan oksigen menggunakan persamaan 10-5
a. Tentukan P jumlah padatan biologis yang terbuang per hari
Px = (1,480) (25,94) x 8,34 mg/l = 320,18 lb/d
b. Dengan asumsi bahwa factor konversi untuk BOD5 ke BOD adalah 0,68, tentukan oxygen
lb O2/d = (25,94) (32,4 – 8,9) x (8,34 lb/mgal) (mg/l) - 1,42 (320,18 lb/d)
0,68
5083,9
= - 1,42 (320,18 lb/d)
0,68
= 7176,3 – 1,42 (320,18 lb/d)
= 7021 lb/d (3184 kg/d)
5. Hitung Ratio oksigen yang diperlukan untuk BOD removed
O2 required
= 7021lb/ d
BOD 5 ¿¿
7021lb/ d
=
195,99
= 35,8
6. Tentukan persyaratan daya aerator permukaan, dengan asumsi bahwa aerator yang
digunakan memiliki peringkat pada 3,0 lb O2/hp.h (1,8 kg/kw.h)
a. Tentukan faktor koreksi untuk aerator permukaan untuk kondisi
i. konsentrasi oksigen pada 15,5 oc = 8,87 mg/l
ii. konsentrasi oksigen pada 15,5 oc dikoreksi untuk ketinggian = 8,87 x 0,94 = 8,34
mg/l
iii. C1,5 dari lampiran E = 9,08
BC −Cl
Faktor koreksi = (1.024T-20) Q
c 1,5
8,34−1,5
= (1.02415,5-15) 0.85
9,08
= 0,753 (1.02415,5-15) 0,85
= 0,753 x 1,28 x 0,85
= 0,81

b. Tingkat transfer Bidang N sama dengan


N = N6 (0,67)
= 3,0 (0,67)
= 2,01 O2/hp.hr
Jumlah O, yang di transfer perhari per unit sama dengan 48,2 lb O,/hpd. Jumlah
seluruhnya daya yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan oksigen adalah
7021lb O2/d
Hp = = 145,6
48,2 lb O 2/hp . d
7. Periksa kebutuhan energi untuk percampuran, asumsikan itu untuk aliran campuran
sepenuhnya rezim. Kebutuhan daya adalah 0,6 hp/28,3168 m3
a. Lagoon volume 0,0519 m3
b. Daya yang dibutuhkan = 0,6 x 0,591 = 0,03546 hp (0,2644 kw)
c. Gunakan 8 aerator permukaan 40 hp (30kw)

VI. Jumlah lumpur yang akan menumpuk pada akhir 4 tahun


Dimana (VSS)r = massa padatan tersuspensi yang mudah menguap pada akhir tahun
(kg)
T = waktu (tahun)
a. Massa padatan tersuspensi yang mudah menguap terakumulasi pada akhir 4 tahun
VSSr = [ 0,7 + 0,25 (4 - 1)] (5323,43 kg/th)
= 7718,35 kg
Massa padatan tersuspensi yang mudah menguap terakumulasi pertahun
7718,35 kg
1 tahun =
4
= 1929,5 kg
b. Total massa padatan terakumulasi pada akhir 4 tahun
SSt = 7718,35 kg + 4 tahun (2281,47 kg/th)
= 10055,91 kg
Massa padatan terakumulasi pertahun
10055,9 kg
1 tahun =
4
= 2513,9 kg

1. Volume cairan yang dibutuhkan dan dimensi untuk bak sedimentasi


a. Volume sedimentasi
V = (2d) (1,0 mgal/d) = 2 mgal
= 2.000.000 gal (1 ft3/7,48 gal)
= 267.400 (7571,9 m3)
b. Luas permukaan cekungan sedimentasi
7571,9m 3
As =
5
= 1514,38 m2

2. Kedalaman yang dibutuhkan untuk menyimpan lumpur


a. massa lumpur yang terakumulasi per kg
massa akumulasi dari lumpur 10055,91 kg
10055,91kg
massa persatuan luas =
1514,38m 2
= 6,64 kg/m2
b. kedalaman yang diperlukan dengan asumsi bahwa padatan yang disimpan akan kenilai
rata-rata 85 % dan padatan terakumulasi = 1,06
6,64 kg/m2 = (1,06) (0,8) (999,5 kg/ m3)
d.m
6,64 kg /m2
c. =
( 1,06 )( 0,8 ) (999,5 kg /m3)
6,64 kg /m2
=
847,576
= 0,00783
V. Sludge Drying Bed
Volume sludge yang masuk
- Sedimentasi I = 153422,64 kg/th
- Aerasi = 0,0519 kg/th
- Sedimentasi II = 158856,36 kg/th +
Total = 312279,05 kg/th
Luas Sludge Drying Bed
1,04 S [(1−sd )/ sd −(1−se) /se ]+ ( 1000 ) (P)(A )
A =
(10)( Ke)( Ep)
= 1,04. 312279,05¿ ¿
30816109,4
=
87,18
= 353476,823 m2

VI. Bak Indikator


Kriteria desain :
1. pH optimum = 6 – 9
2. BOD = 0,972 mg/l
3. COD = 1,68 mg/l
4. TSS = 1,26 mg/l
5. Aliran merata

Perhitungan
- Menghitung influen bak pengendap akhir :
Debit dari secondary clarifier, Q = 0,12108 m3/detik
= 435,888 m3/jam
= 10461,312 m3/hari
- Dimensi bak kontak Qpeak :
a. Memilih susunan ruang dan dimensi
Ruang kontak dibuat memiliki tiga peraturan keliling susunan baffle dengan dimensi
dan pengaturannya, seperti berikut :
Vbak =Qxt
= 435,888 m3/jam x 0,5 jam
= 217.944 m3
Ditetapkan panjang putaran keliling ruang kontak = 3m

5.PERHITUNGAN PROFIL HIDROLIS

Profil Hidrolis merupakan garis yang menunjukkan adanya perbedaan tinggi muka air pada unit
Instalasi sebagai akibat adanaya kehilangan tekanan dalam saluran, pipa, kekasaran dinding dan
lain-lainnya.

5.1 Grease Removal


HL Yang melalui grease removal pada saat saringan bersih = 0,21 m
HL yang melalui grease removal pada saat Clogging = 0, 081 m
● HL Pada saluran sebelum grease removal pada saat bersih
Lebar saluran ( L ) = 1,001 m
Tinggi ( H ) = d2 = 0,80 m
V2 = 0,447 m/dtk
Asumsi panjang saluran ( P ) = 2 m
n = 0,015
A L× H 1,001m ×0,80 m
R = = = = 0,30 m
P L+(2 × H ) 1,001m+( 2× 0,80 m)
V = 1/n x R 2/3 × S ½
0,447 = 1/0,015 × (0,30) 2/3 × S ½
S = 0,122
HL =S×P
= 0,039 × 2 m = 0,244 m
● HL Pada saluran sebelum bar screen pada saat Clogging 50 %
Lebar saluran ( L ) = 1,001 m
Tinggi ( H ) = d2’= 1,1 m
V2’ = 0,447 m/dtk
Asumsi panjang saluran ( P ) = 2 m
n = 0,015
A L× H 1,001m ×1,1 m
R = = = = 0,34 m
P L+(2 × H ) 1,001m+( 2×1,1 m)
V = 1/n × R 2/3 × S ½
0,447 = 1/0,015 × (0,34) 2/3 × S ½
S = 0,117
HL =S×P
= 0,117 × 2 m = 0,234 m
● HL Pada saluran sesudah bar screen pada saat bersih maupun Clogging 50 %
Lebar saluran ( L ) = 1,001 m
Tinggi ( H ) = d3 = 0,9 m
V3 = 0,447 m/dtk
Asumsi panjang saluran ( P ) = 2 m
n = 0,015
A L× H 1,001m ×0,9 m
R = = = = 0,32 m
P L+(2 × H ) 1,001m+( 2× 0,9 m)
V = 1/n × R 2/3 × S ½
0,447 = 1/0,015 × (0,32) 2/3 × S ½
S = 0,119
HL =S×P
= 0,119 × 2 m = 0,238 m
● Total HL Pada saat bersih
= 0,21 + 0,244+ 0,238
= 0,692 m
● Total HL Pada saat Clogging
= 0,081 m + 0,234 + 0,238
= 0,553 m

5.2 Bak Pengendap (Primary Clarifier)


● Zona Pengendapan
Q = 0,234 m3 / detik
Panjang bak = 10,8 m
Lebar bak = 5,4 m
Tinggi bak = 2,5 m
n = 0,015
A L× H 5,4 m× 2,5 m
R = = = = 1,30 m
P L+(2 × H ) 5,4 m+(2 ×2,5 m)
3
m
0,234
Q dtk
V = = = 0,17 m/detik
A 1
4 π (1 ,30)2
V = 1/n × R 2/3 × S ½
0,17 = 1/0,015 × (1,30) 2/3 × S ½
S = 0,046
HL =S×P
= 0,046 × 10,8 m = 0,5 m
● Zona Inlet
Q = 0,234 m3 / detik
Asumsi V = 0,3 m / detik
Q 0,234
A = = = 0,78 m2
A 0,3
A = ¼ π d2
0,78 = ¼ (3,14) d2
d = 1 m ≈ 1000 mm
0,234
Q tiap orifice = = 0,0234 m/dtk
10
Q = Cd × A × √ 2g HL
0,234 = 0,6 × 0,78 × √19,62 HL
HL = 0.112 m
● Zona Outlet
0,234
Q v-notch = = 3,7 × 10-3 m/dtk
63
Q = 8/15 × Cd x √ 2g tan θ/2 x H 5/2

3,7 × 10-3 = 8/15 × 0,6 x √ 19,62 tan 90°/2 . H 5/2


H 5/2 = 2,61 × 10-3 m
H = 0,011 m
Saluran penghubung bak pengendap I dan Biofilter Anaerob
Lebar =1m
Diameter = 0,4 m

Perhitungan:
A = ¼ π d2 = ¼ × 3,14 × (0,4)2 = 0,125 m2
Q 0,234
V = = = 1,87 m/dtk
A 0,125
2
L V
HL =f× ×
D 2g
1 1,872
= 0,025 × ×
0,4 2.9,81
= 0,011 m

5.3 Biofilter Anaerob dan aerobik


Q = 0,234 m3/detik
HL = 0
Saluran penghubung Biofilter Anaerob dan aerobik
Lebar asumsi = 1 m
Diameter = 0,4 m
Perhitungan:
A = ¼ π d2 = ¼ × 3,14 × (0,4)2 = 0,125 m2
Q 0,234
V = = = 1,872 m/dtk
A 0,125
L V2
HL = f× ×
D 2g
2
1 1,87
= 0,025 × ×
0,4 2.9,81
= 0,011 m

6. Rencana Anggaran Biaya Ipal Domestik


Dalam menentukan besarnya biaya yang digunakan pada setiap kegiatan, baik itu pengadaan
barang ataupun pelaksanaan suatu pekerjaan tentunya membutuhkan rincian-rincian secara pasti,
sehingga apabila terdapat suatu koreksi terhadap banyaknya bahan atau pekerjaan (kuantitas)
secara mudah koreksi biaya dapat dilakukan. Untuk itu, besarnya biaya pengadaan alat-alat
bangunan pengolah limbah cair, pipa dan kelengkapannya bersumber pada brosur penjualan alat-
alat tersebut.

 Perhitungan RAB Alat Bangunan Ipal Domestik


Pada tabel 5.1 di bawah ini akan dijelaskan mengenai perhitungan RAB unit IPAL Domestik
di Kecamatan Komodo Kelurahan Gorontalo yang dibutuhkan.
Tabel 5.1 Rancangan Anggaran Biaya

Harga
No Uraian Pekerjaan Satuan Volume Satuan Harga Total
Rp Rp
Pembersihan Lahan m3
1 Mandor Org/hr 1 65.000 65.000
2 Pekerja Org/hr 20 40.000 800.000
 Total 839.250
Pengukuran dan
Pemasangan Bouwplank m3
a. Bahan
1 Kayu Meranti Usuk 4/6, 5/7 m3 10 4.400.000 44.000.000
2 Paku 1 kg 10 35.000 350.000
b. Upah
1 Mandor Org/hr 1 62.000 65.000
2 Kepala Tukang Kayu Org/hr 1 50.250 50.250
3 Tukang Kayu Org/hr 5 50.000 250.000
4 Pekerja Org/hr 15 40.000 585.000
 Total 45.301.250
Pek. Galian Tanah m3
1 Mandor Org/hr 1 65.000 65.000
2 Pekerja Org/hr 15 40.000 600.000
  Total  665.000
Pek. Urukan Tanah
Kembali m3
1 Mandor Org/hr 1 65.000 65.000
2 Pekerja Org/hr 15 40.000 600.000
  Total  665.000
Pek. Pondasi m3
a. Bahan
1 Semen PC 50 Kg zak 20 75.500 1.510.000
2 Pasir 1 m3 100 97.000 9.700.000
3 Batu 1 m3 75 133.000 9.975.000
b. Upah
1 Mandor Org/hr 1 65.000 65.000
2 Kepala tukang batu Org/hr 1 52.500 52.500
3 Tukang Batu Org/hr 10 48.000 48.000
4 Pekerja Org/hr 20 40.000 800.000
  Total 22.150.500
Pembuatan Lantai Kerja m3
a. Bahan
1 Semen PC 40 Kg zak 25 56.000 1.400.000
2 Pasir 1 m3 100 88.800 8.880.000
b. Upah
1 Mandor Org/hr 1 65.000 65.000
2 Pekerja Org/hr 20 40.000 800.000
  Total  11.145.000
Pembuatan Unit Bar screen m3
a. Bahan
1 Semen PC 50 Kg zak 60 67.500 4.050.000
2 Pasir Pasang 1 m3 200 132.000 26.400.000
3 Batu Kali Belah 15/20 cm 1 m3 100 139.900 13.990.000
4 Kapur Pasang 1 m3 100 1.430.000 14.300.000
b. Upah
1 Mandor Org/hr 1 65.000 65.000
2 Kepala tukang batu Org/hr 1 52.500 52.500
3 Tukang Batu Org/hr 10 48.000 480.000
4 Pekerja Org/hr 20 40.000 800.000
  Total 60.137.500
Pembuatan Unit Bak
Pengendapan Awal m3
a. Bahan
1 Semen PC 50 Kg zak 60 67.500 4.050.000
2 Pasir Pasang 1 m3 200 139.900 26.400.000
3 Batu Kali Belah 15/20 cm 1 m3 100 451.000 27.980.000
4 Kapur Pasang 1 m3 100 1.430.000 143.000.000
b. Upah
1 Mandor Org/hr 1 65.000 65.000
2 Kepala tukang batu Org/hr 1 52.500 52.500
3 Tukang Batu Org/hr 10 48.000 48.000
4 Pekerja Org/hr 20 40.000 800.000
  Total  202.395.500
Pembuatan Unit Tangki
Aerasi m3
a. Bahan
1 Semen PC 50 Kg zak 20 68.300 1.366.000
2 Pasir Pasang 1 m3 1000 142.300 142.300.000
3 Batu Kali Belah 15/20 cm 1 m3 200 451.000 90.200.000
4 Kapur Pasang 1 m3 200 99.000 19.800.000
b. Upah
1 Mandor Org/hr 1 180.000 180.000
2 Kepala tukang batu Org/hr 1 180.000 180.000
3 Tukang Batu Org/hr 15 165.000 2.475.000
4 Pekerja Org/hr 25 155.000 3.875.000
  Total  260.376.000
Pembuatan Unit Sludge
Drying Bed
a. Bahan
1 Semen PC 50 Kg zak 20 68.300 1.366.000
2 Pasir Pasang 1 m3 1000 142.300 142.300.000
3 Batu Kali Belah 15/20 cm 1 m3 500 451.000 45.100.000
4 Kapur Pasang 1 m3 500 99.000 19.800.000
b. Upah
1 Mandor Org/hr 1 180.000 180.000
2 Kepala tukang batu Org/hr 1 180.000 180.000
3 Tukang Batu Org/hr 15 165.000 2.475.000
4 Pekerja Org/hr 25 155.000 3.875.000
  Total  215.276.000
Pembuatan Unit Bak
Pengendapan Akhir m3
a. Bahan
1 Semen PC 50 Kg zak 60 67.500 4.050.000
2 Pasir Pasang 1 m3 200 139.900 26.400.000
27.980.000
3 Batu Kali Belah 15/20 cm 1 m3 100 451.000
4 Kapur Pasang 1 m3 100 1.430.000 143.000.000
b. Upah
1 Mandor Org/hr 1 59.250 59.250
2 Kepala tukang batu Org/hr 1 50.250 50.250
3 Tukang Batu Org/hr 10 47.250 472.500
4 Pekerja Org/hr 20 39.000 780.000
  Total  202.792.000
Pembuatan Unit Kolam
Indikator m3
a. Bahan
1 Semen PC 50 Kg zak 20 67.500 1.366.000
2 Pasir Pasang 1 m3 1000 139.900 139.900.000
3 Batu Kali Belah 15/20 cm 1 m3 500 451.000 255.500.000
4 Kapur Pasang 1 m3 500 1.430.000 429.000.000
b. Upah
1 Mandor Org/hr 1 59.250 59.250
2 Kepala tukang batu Org/hr 1 50.250 50.250
3 Tukang Batu Org/hr 15 47.250 708.750
4 Pekerja Org/hr 25 39.000 975.000
  Total  827.559.250
Pemasangan Pipa m3
a. Bahan
1 Pipa PVC D Ø 4” m1 4 38.500 154.000
2 Pipa PVC tipe AW Ø ¾ m1 50 12.075 603.750
3 Pipa PVC tipe AW Ø 6 m1 4 133.225 532.900
b. Upah
1 Tukang Org/hr 1 50.250 50.250
2 Pekerja Org/hr 5 39.000 195.000
  Total  1.535.000
Finishing Cat m3
a. Bahan
1 Cat Tembok Luar 1 Kg kaleng 2000 48.000 96.000.000
2 Kuas 1 bh 50 13.300 665.000
b. Upah
1 Mandor Org/hr 1 59.250 59.250
2 Kepala Tukang Cat Org/hr 1 50.250 50.250
3 Tukang Cat Org/hr 25 47.250 1.181.250
  Total  97.955.750
Lain-lain
1 Dokumentasi org 2 150.000,00 300.000,00
Perjalanan org 10 100.000,00 1.000.000,00
2
  Total  1.300.000

TOTAL 1.800.093.000
PPN + PPH (15%) 273.513.950
TOTAL KESELURUHAN 2.242.606.950

Anda mungkin juga menyukai