Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan industri di Kota Cimahi saat ini semakin pesat. Industri


merupakan salah satu penyumbang besar bagi perekonomian di Kota Cimahi.
Kawasan industri terbesar di Cimahi berada di Cimahi Selatan. Beberapa industri
yang ada merupakan industri yang bergerak di bidang tekstil. PT. Garuda Mas
Semesta merupakan salah satu perusahaan yang berada dikawasan Indusri di Cimahai
Selatan yang bergerak di bidang tekstil dengan hasil produksinya adalah kain denim.

Dalam menjalankan usahanya PT. Garuda Mas Semesta menjual produk


denim ke sejumlah sentra perdagangan kain di kota-kota besar di Indonesia. Jumlah
karyawan di PT. Garuda Mas Semesta berjumlah kurang lebih 500 orang yang terdiri
dari pekerja tetap dan pekerja kontrak. Untuk melakukan kegiatan produksinya PT.
Garuda Mas Semesta memberlakukan sistem kerja shift, terdapat 3 shift kerja yaitu
sift pagi, siang dan malam. Untuk meningkatkan produktifitas dan mengurangi
kelelahan pekerja, PT. Garuda Mas Semesta memberlakukan 1 kali istirahat. Dengan
pemenuhan kebutuhan energi berupa makanan yang disediakan di kantin. Kantin
tersebut dikelola oleh pihak ke-3, dengan pengolahan makanan yang dilakukan setiap
3 kali sehari sesuai dengan shift kerja. Dalam setiap pengolahan makanan terdapat
limbah cair yang selalu dihasilkan.

Limbah cair atau limbah domestik kantin berasal dari proses pencucian alat
masak dan makan, serta proses pengolahan makanan dan minumam. Limbah
domestik yang dihasilkan langsung dibuang ke badan air yang berada disekitar
industi tanpa melalui proses pengolahan sebelumnya. Sehingga limbah cair tersebut
menyebabkan pencemaran lingkungan khususnya terhadap badan air penerima.
Bentuk pencemarannya berupa bau yang tidak sedap dan juga pengurangan oksigen
terlarut di air. Pencemaran tersebut dapat mengganggu secara estetika. Selain itu
pengurang oksigen terlarut pada air dapat mengganggu ekosistem biota air. Lebih
parahnya jika pencemaran terus berlanjut dapat menyebabkan kematian biota air,
yang disebabkan perubahan kondisi menajadi anaerob.

Menteri Lingkungan Hidup telah menetapkan Permen LH No. 68 Tahun 2016


tentang baku mutu air limbah domestik pada pasal 3 ayat 1 bahwa ”Setiap usaha
dan/atau kegiatan yang menghasilkan air limbah domestik wajib melakukan
pengolahan limbah domestik yang dihasilkan”. Didalam peraturan di sebutkan bahwa
kadar maksimum parameter TSS sebesar 30 mg/L. Sedangkan berdasarkan hasil
pemeriksaan kualitas air limbah domestik PT. Garuda Mas Semesta yang dilakukan
oleh peneliti sebesar 78 mg/L. sehingga PT. Garuda Mas Semesta wajib melakukan
proses pengolahan sampai limbah domestik yang dihasilkan dapat memenuhi baku
mutu untuk di buang ke badan air khususnya pada parameter TSS.

Total padatan tersuspensi (TSS) merupakan padatan yang terdapat pada air
limbah. Padatan ini dapat berupa bahan organic ataupun mikroorganisme. Menurut
Rudy Yuwono (2006), limbah cair yang memiliki TSS tingi dapat menghalangi
masuknya cahaya matahari ke dalam air dan mengakibatkan berkurangnya laju
fotosintesis tumbuhan air. Suplai oksigen dari tumbuhan – tumbuhan airpun akan
berkurang. Jika cahaya sepenuhnya tehambat, tumbuhan dan makhluk hidup lainnya
akan mati dan endapan yang tebal akan membuat badan air semakin dangkal.

Menurut hasil penelitian Rapinsho Muradi (2017), bahwa metode


elektrokoagulasi dengan Tegangan listrik 6 volt, dan elektroda yang digunakan 6 plat
alumunium, dapat menurunkan kadar tss sebesar 84,46 % namun dalam penelitian
tersebut terdapat saran untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai jarak
optimum dari penggunaan plate elektroda untuk menurunkan kadar TSS air limbah
domestik

Berdasarkan pemaparan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan


penelitian mengenai perbedaan jarak antar plate elektroda pada metode
elektrokoagulasi dalam menurunkan parameter TSS pada limbah cair domestik di
kantin milik PT. Garuda Mas Semesta.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat


dirumuskan masalah dari penelitian ini, yaitu "Apakah terdapat perbedaan jarak antar
plate elektroda pada metode elektrokoagulasi dalam menurunkan parameter TSS
(Total Suspended Solid) pada limbah cair domestik di kantin milik PT. Garuda Mas
Semesta".

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui perbedaan variasi jarak antar plate elektroda pada metode


elektrokoagulasi dalam menurunkan parameter TSS pada limbah cair domestik di
kantin milik PT. Garuda Mas Semesta

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui penurunan kadar TSS (Total Suspended Solid) pada setiap variasi
jarak plate dari sebelum diberikan perlakuan dan setelah dilakukan perlakuan.
2. Mengetahui perbedaan 2 variasi jarak (1 cm dan 3 cm) terhadap penurunan
kadar TSS (Total Suspended Solid) dari sebelum diberikan perlakuan dan
setelah dilakukan perlakuan.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

1.5 Manfaat Penelitian


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Limbah Cair


Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. P.68 tahun 2016
tentang baku mutu limbah domestic, menyatakan bahwa :
a. Air limbah adalah air sisa dari suatu hasil usaha dan/ atau kegiatan.
b. Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari aktivitas hidup
sehari-hari manusia yang berhubungan dengan pemakaian air.
c. Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan
atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air
limbah yang akan dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dari suatu
usaha dan atau kegiatan

Menurut SNI 6989.59:2008, PP RI No. 82 Tahun 2001 bahwa Air limbah


adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair .

Limbah cair merupakan gabungan atau campuran dari air dan bahan-bahan
pencemar yang terbawa oleh air, baik dalam keadaan terlarut maupun tersuspensi
yang terbuang dari sumber domestic (perkantoran, perumahan, dan
perdagangan), sumber industry, dan pada saat tertentu tercampur dengan air
tanah, air permukaan, atau air hujan.(Soeparmin,H.M.2002)
Sesuai dengan sumber asalnya, maka air limbah mempunyai komposisi
yang sangat bervariasi dari setiap tempat dan setiap saat. Akan tetapi, secara
garis besar zat-zat yang terdapat di air limbah dapat dikelompokkan seperti
skema berikut ini.

Air Limbah

Air Bahan Padat


(99,9%) (00,1%)

Organik Anorganik

 Protein (65%)  Butiran


 Karbohidrat  Garam
(25%)  Metal
 Lemak (10%)

Sumber : Sugiharto, 2014


2.3.1 Klasifikasi dan Karakteristik Limbah Cair
Limbah cair dibedakan menurut asal limbah cair:
1. Limbah cair dari rumah tangga yang terdiri atas senyawa organic seperti
sayur-mayur, buah-buahan dan senyawa anorganik seperti gelas, kaleng.
2. Limbah cair dari industri dengan nilai BOD tinggi, rendah padatan terlarut,
konsentrasi logam berat sangat tinggi atau senyawa organic sangat tinggi
dalam limbah cair.
3. Limbah cair dari industri dengan nilai COD sangat tinggi namun nilai BOD
rendah.
Karakteristik limbah cair termasuk jenis pencemar perlu diketahui terlebih
dahulu sebelum diproses (Suharto, 2011).
2.3.2 Sifat Kimia Limbah Cair
Protein sangat kompleks dalam struktur kimiawinya dan tidak stabil, akan
berubah menjadi bahan lain pada proses dekomposisi. Beberapa hal adalah terlarut
dalam air, sedangkan lainnya tidak terlarut. Berat molekul protein sangat besar
berkisar antara 20.000 – 20 juta. Seluruh protein mengandung karbon, yang biasanya
adalah kandungan bahan organic seperti halnya dengan hirogen dan oksigen. Protein
merupakan penyebab utama terjadinya bau karena adanya proses pembusukkan dan
penguraian. Jika bahan organic (protein) yang belum diolh dan dibuang ke badan air,
maka bakteri akan menggunakan oksigen untuk proses pembusukkannya. Oksigen
tidak seimbang dengan kebutuhan maka oksigen yang terlarut akan turun mencapai
titik nol, dengan demikian kehidupan di dalam air akan mati. Untuk mengukur
kebutuhan oksigen yang diperlukan menguraikan benda organic di dalam air limbah
dipergunakan satuan BOD, yang menggunakan ukuran mg/L air kotor. Semakin besar
angka BOD ini menunjukkan bahwa derajat pengotoran air limbah semakin besar
(Sugiharto, 2014).
2.3.3 Air Limbah Industri
Jumlah aliran air limbah yang berasal dari industri sangat bervariasi tergantung
jenis dan besar-kecilnya industri, pengawasan pada proses industri, derajat
penggunaan air, derajat pengolahan air limbah yang ada. Sebagai patokannya dapat
dipergunakan pertimbangan bahwa 85-90% dari jumlah air yang dipergunakan adalah
berupa air limbah apabila industri tersebut tidak menggunakan kembali air limbah
(Sugiharto, 2014).
2.3.4 Indikator Pencemar
Terjadinya sumber pencemar terhadap lingkungan ditujukan oleh beberapa
indikator. Indikator pencemar yang paling banyak dijumpai di lingkungan adalah bau
busuk karena terjadinya pemecahan protein dan senyawa organic lainnya misalnya
gas H2S dan senyawa mercaptan R.SH (Suharto, 2011).
2.3.5 Sumber dan Jenis Pencemar dalam Limbah Cair.
1. Sumber Fisik
Pencemar fisik missal suhu, nilai pH, warna, bau dan total padatan
tersuspensi. Senyawa padatan dalam limbah cair dibedakan menurut:
a. Padatan tersuspensi terdiri atas padatn tak mengendap dan selanjutnya padatan
ini terdiri atas senyawa organik dan anorganik. Padatan tersuspensi dengan
ukuran partikel padatan lebih besar 10-2 mm.
b. Padatan berupa senyawa koloid dalam limbah cair terdiri atas senyawa organik
dan senyawa anorganik. Senyawa koloid dengan ukuran partikel padatan antara
10-6 – 10-3 mm.
c. Padatan terlarut dalam limbah cair yang terdiri atas senyawa organic dan
anorganik. Padatan terlarut dengan ukuran partikel padatan antara 10-6 – 10-8 mm
(Suharto, 2011).
2. Sumber Pencemar Senyawa Kimia Organik dan Anorganik
Pencemar senyawa kimia organik misal karbohidrat, protein, lemak,
minyak, pelumas, Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen
Demand (COD), Total Organic Carbon (TOC), TOD, alkalinitas. Pencemar
senyawa anorganik misal logam berat, N, P, khlorida, sulfur, hydrogen sulfit,
dan gas terlarut dalam limbah cair.
Sasaran utama perlakuan limbah cair adalah untuk menerapkan peraturan
limbah cair dengan biaya seefektif mungkin, namun kesemuanya sangat
tergantung pada limbah cair yang dibuang oleh dunia industri. Perlakuan aerobik
dan anerobik terhadap limbah cair bergantung pada nilai BOD limbah cair. Jika
nilai BOD dalam limbah cair sangat tinggi (> 4000 mg/L), maka digunakan
perlakuan anaerobik. Jika nilai BOD kecil (< 4000 mg/L), maka dilakukan proses
aerobik. Jika nilai BOD amat tinggi, maka sebaiknya digunakan kombinasi
perlakuan anaerobik dan aerobik.
Limbah cair dibuang ke air permukaan tanah setelah limbah cair
dikumpulkan, ditampung, diproses sesuai dengan peraturan (Suharto, 2011).
2.3.6 Efek Buruk Air Limbah
Air limbah merupakan barang sisa, maka sudah barang tentu bahwa air limbah
merupakan benda yang sudah tidak diperlukan lagi. Akan tetapi, tidak berarti bahwa
air limbah tersebut tidak perlu dilakukan pengelolaan, karena apabila limbah ini tidak
dikelola secara baik akan dapat menimbulkan gangguan, baik terhadap lingkungan
maupun terhadap kehidupam yang ada.
1. Gangguan tehadap Kesehatan
Air limbah sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia mengingat
bahwa banyak penyakit yang ditularkan melalui air limbah. Air limbah hanya
merupakan media pembawa agent berbagai penyakit water borne disease.
2. Gangguan terhadap Kehidupan Biotik
Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah, maka
akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang terlarut di dalam air limbah.
Dengan demikian akan menyebabkan kehidupan di dalam air yang membutuhkan
oksigen akan terganggu, dalam hal ini akan mengurangi perkembangannya.
Selain matinya biota air seperti ikan atau bakteri, pencemaran limbah dapat pula
menyebabkan kematian tumbuhan air. Sebagai akibat matinya bakteri-bakteri,
maka proses penjernihan sendiri yang seharusnya bisa terjadi pada air limbah aka
sulit diuraikan. Ditambah lagi, adanya pengaruh fisik seperti adanya temperature
tinggi yang dikeluarkan oleh industri yang memerlukan proses pendinginan.
Panasnya air limbah ini dapat mematikan semua organisme apabila tidak
dilakukan pendinginan terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran air limbah.
3. Gangguan terhadap Keindahan
Ampas yang berasal dari pabrik perlu dilakukan pengendapan terlebih
dahulu sebelum dibuang ke saluran air limbah, akan tetapi memerlukan waktu
yang sangat lama. Selama waktu tersebut maka air limbah mengalami proses
pembusukkan dari zat organic yang ada di dalamnya. Sebagai akibatnya timbul
bau hasil pengurangan dari zat organic yang sangat menusuk hidung. Selain
baud an tumpukkan ampas yang mengganggu, maka warna air limbah yang kotor
akan menimbulkan gangguan pemandangan yang tidak kalah besarnya
(Sugiharto, 2014).
2.2 Pengolahan Limbah Cair
Berbagai cara pengolahan air buangan dapat diterapkan tergantung pada
kualitasnya. Pada umumnya, pengolahan air dilakukan secara bertahap:
1. Pengolahan awal (preliminary treatment) adalah pengolahan yang dilakukan
untuk mencegah komplikasi pengolahan selanjutnya, dan untuk mengurangi
kegiatan pemeliharaan peralatan.
2. Pengolahan primer ialah pengolahan untuk menghilangkan semua benda
terapung, dan sebagian benda tersuspensi.
3. Pengolahan sekunder ialah pengolahan biologis seperti pengolahan dengan
lumpur aktif, kolam oksidasi, trickling filter, lagoon storage dan aerasi, land
spreading, dan seterusnya.
Pengolahan kimia (pengolahan tersier) secara khusus, untuk menghilangkan
zat-zat kimia yang berbahaya, zat organik yang persisten, dan seterusnya (Soemirat,
2014).
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian


3.1.1 Jenis Penelitian

Desain penelitian yang akan dilakukan ini menggunakan desain eksperimen.


Jenis penelitian ini dikategorikan kedalam penelitian eksperimen pre post only yaitu
adanya penelitian terdahulu (pretest) pada kelompok perlakuan, dan dilakukan
posttest setelah perlakuan (Notoatmodjo,2005 dalam Suherja 2013).
Jadi dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui variasi jarak antar plate
elektroda pada metode elektrokoagulasi dalam menurunkan parameter TSS pada air
limbah domestik di kantin milik PT. Garuda Mas Semesta.
3.1.2 Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penetian ini adalah sebagai berikut :

Variabel Independent Variabel Dependent


Variasi jarak 1 cm dan 3 cm Penurunan kadar TSS air
plate elektroda pada metode limbah domestic kantin milik
elektrokoagulasi dalam PT. Garuda Mas Semesta
menurunkan parameter TSS
menggunakan meode
elektrokoagulasi
3.1.3 Strategi Penelitian
Dalam penelitian ini dilakukan strategi penelitian, sehingga hal-hal yang tidak
diharapkan yang data mempengaruhi kesimpulan hasi penelitian dapat
dihindari. Beberapa hal yang dilakukan dalam strategi penelitian ini antara
laing :
1. Tegangan
Tegangan yang diberikan dalam proses elektrokoagulasi ini dilakukan
dengan tegangan yang sama sebesar 6 volt
2. Kuat arus
Kuar arus yang diberikan dalam proses elektrokoagulasi sebesar 5 A
3. Waktu detensi
Penggunaan waktu detensi setiap alat yang akan dilakukan uji coba
disesuaikan dengan perhitungan. Hasil dari perhitungan bahwa waktu
detensi air limbah domestrik pada alat elektrokoagulasi selama 90 menit.
4. Jumlah plat
Penggunaan jumlah plat pada penelitian ini mengikuti penelitian
sebelumnya yaitu berjumlah 6 palet yang tebuat dari alumunium
5. Ketebalan plat elektroda
Ketebalan plat elektroda pada proses elektrokoagulasi ini menggunakan
ketebalan yang sama, yaitu 0,3 mm.
3.1.4 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah diduga terdapat perbedaan waktu kontak
pada proses elektrokoagulasi terhadap penurunan TSS limbah cair domestik
kantin di PT.Garuda Mas Semesta.
3.2 Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini disajikan pada tabel berikut :
Tabel 3.1 Definisi Operaional

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Skala Ukur Hasil Ukur
Operasional
Perbedaan Jarak yang Menghitug jarak Meteran Ordinal (1 cm dan 3
jarak antara digunakan setiap plat pada cm )
plat antara plate pada elektrokoagulasi centimeter
metode
elektrokoagulasi

Penurunan selisih kadar Pemeriksaan Neraca Ratio Nilai


kadar TSS TSS pada air Laboratorium Analitis parameter
da;am limbah limbah domestic (Metode TSS dalam
domestik sebelum dan Gravimetri) satuan Mg/L
sesudah
menggunakan
pengolahan
metode
elektrokoagulasi

3.2 Populasi dan sampel

3.2.1 Populasi dan Sampel

Populasi sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan limbah cair domestik kantin
yang berada di PT.Garuda Mas Semesta. Sampel yang digunakn adalah sebagian
limbah cair domsetik yang dihasilkan kantin. Limbah cair domestik yang digunakan
adalah air limbah yang bearasal dari kegiatan tempat pengolahan makanan di kantin
untuk para karyawan dan staff PT.Garuda Mas Semesta.

3.2.2 Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian adalah berdasarkan banyaknya perlakuan. Banyaknya


perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 2 perlakuan dengan mengatur
jarak antar plat pada elektrokoagulasi

Yang digunakan sebagai metode untuk menurunkan parameter TSS (Total Suspended
Solid) pada limbah cair domestik. Pada penentuan besar sampel yang akan diambil
peneliti ini mengacu pada rumus Gomez-gomez. Sehingga, dengan rumus Gomez-
gomez untuk mendapat banyak pengulangan dalam setiap perlakuan sebagai berikut:

t (r-1) ≥ 15

keterangan :

t (treatment) = banyaknya perlakuan (dalam penelitina ini terdapat 2 perlakuan)


r (replika) =banyaknya pengulangan

makan:

t (r-1) ≥ 15

(r-1) ≥ 15

2r-2 ≥ 15

2r ≥ 17

r ≥ 8,5 9

dari hasil perhitungan Gomez-gomez didapatkan banyaknya pengulangan untuk


2 perlakuan dalam penelitian ini yang akan digunakan adalah 9 pengulangan.

2 perlakuan x 9 pengulangan = 18 sampel

Jumlah sampel yang akan diteliti adalah sebanyak 19 sampel, yang bearasal dari
1 sampel tanpa perlakuan dan 18 sampel diberi perlakuan

Penelitian ini menggunakan pengolahan secara kontinyu atau terus menerus,


sehingga membutuhkan air limbah domsetik yang melebihi volume bak yang
digunakan. Kebutuhan setiap perlakuan 10L. Sehingga besar sampel untuk 9
pengulangan :

2 perlakuan x 9 pengulangan x 10 liter = 180 liter

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik pengambilan sampel


gabungan. Sampel gabungan merupakan campuran dua tau lebih sampel sesaat kedala
sebuah wadah untuk di uji di laboratorium, anwar (2005). Dimana komposit sampling
inin digunakan karena sampel yang akan digunakanadalah limbha cair yang tidak
dilakukan penampungan dan langsung di buang ke badan air. Sehingga menggunakan
sampel gabungan waktu (time composite sample). Sampel gabungan waktu adalah
campuran beberapa sampel sesaat yang diambil dari titik yang sama dengan volume
dan interval waktu yang sama dan dikumpulkan dalam sebuah wadah untuk diuji.
Pengambilan sampel ini dilakukan dengan menyesuaikan lokasi yang telah ditentukan
berdasarkan SNI 6989.59:2008.

3.3. Pengumpulan Data

3.3.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa:

1. Data Primer
Data primer dihhaisilkan dari hasil pemeriksaan parameter TSS sebelum dan
sesudah diberi perlakuan, selanjutnya sicatat pada instrumen pengumpul data
dalam bentuk tabel.
2. Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan berasal dari data yang telah ada sebelumnya yang
diperoleh melalui literatus, penelitian- penelitian sebelumnya, buku panduan,
jurnal dan media internet.

3.3.2 Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data yang digunakan pada penelitian ini adalah ;

1. lembar observasi digunakan untuk mencatat hasil perlakuan berupa lembar


observasi pengamatan dan pengukuran karakteristik dan parameter limbah cair
domestik kantin milik PT.Garuda Mas Semesta.
2. Stopwatch, digunakan untuk mengukur waktu detensi yang digunakan
3. Camera, digunakan untuk mengambil gambar saat melakukan penelitian
3.3.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

3.3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah degan pengukuran parameter


limbah cair domestik. Pada pengumpulan data ini dibutuhkan lembar observasi
untuk setiap air limbah yang dilakukan pengolahan dan tidak. Teknik
pengumpulan data untuk percobaan elektrokoagualasi, dengan sampel air
limbah domestik PT.Garuda Mas Semesta.

3.3.5 Tenaga pengumpul data

Pada pelaksanaan pengumpul data penelitian ini dilakukan oleh peneliti sendiri,
dibantu oleh rekan mahasiswa jurusan kesehatan lingkungan, serta dibantu oleh
pembimbing lapangan dan petugas kantin PT.Garuda Mas Semesta.

3.4 Pelaksanaan Penelitian


Pelaksanaan dalam penelitian ini meliputi tempat dan waktu penelitian, langkah-
langkah penelitian serta rancangan pengolahan dan analisis data.

3.4.1 Tempat dan Waktu Penelitian


3.4.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium untuk analisis kadar TSS dalam
limbah cair domestik kantin PT.Garuda Mas Semesta. Sebagai tempat/lokasi
pengambilan sampel.
3.4.1.2 Waktu penelitian
Waktu penelitian dilakukan mulai dari bulan – sampai --
3.4.2 Langkah-langkah penelitian
Dalam penelitian ini ada beberapa tahap yang dilakukan oleh peneliti, yaitu:
3.4.2.1 Persiapan alat dan bahan
4. pengambilan sampel
alat : Drum, Botol timba, jerigen 2 lite 2 buah, pH meter, thermometer, cool
bo, kamera, lembar observasi, label dan ATK.
Bahan : es batu
5. pengukuran kadar padatan tersuspensi total (total suspended solid, TSS)
alat dan bahan yang digunakan yang diperlukan berdasarkan SNI 06
6989.3:2004 tentang cara uji padatan tersuspensi total (TSS) secara
gravimetri
Alat :
1. desikator berisi slika gel/
2. oven, untuk pemanasan pada suhu 103 sampai dengan 1005
3. timbangan analitik dengan ketelitiann 0,1 mg.
4. pengaduk magnetik
5. pipet volum
6. gelas ukur
7. cawan alumunium
8. cawan porselen
9. penjepit
10. kaca arloji dan
11. pompa vacum.
Bahan :
a. kertas saring (glass-fiber filter) dengan beberapa jenis :
1. whatman grade 934 AH, denga ukuran pori (particle retention) 1,5m
(starndar for TSS in water analysis).
2. gelman type A/E, degan ukuran pori (particle retention) 1,0 m
(starndar for TSS/TDS testing in sanitary water analysis procedures).
3. E-D scintific specialities grade 161 (VWR brand grade 161) dengan
ukuran pori (particle retention) 1,1 m (starndar for TSS/TDS testing in
water and wastewater).
4. saringan dengan ukuran pori 0,45
5. air suling

3.4.2.1.1. RANCANGAN BANGUN ALAT REKAYASA.

3.4.2.1.2. Prosedur kerja rekayasa/alat kualitas lingkungan

1. Lakukan penyaringan dengan peralatan vakum. Basahi saringan dengan


sedikit air suling.
2. Aduk contoh uji dengan pengaduk magnetik untuk memperoleh contoh uji
yang lebih homogen.
3. Pipet contoh uji dengan volume tertentu, pada waktu contoh diaduk dengan
pengaduk magnetik
4. Cuci kertas saring atau saringan dengan 3 x 10 mL air suling, biarkan kering
sempurna, dan lanjutkan penyaringan dengan vakum selama 3 menit agar
diperoleh penyaringan sempurna. Contoh uji dengan padatan terlarut yang
tinggi memerlukan pencucian tambahan.
5. Pindahkan kertas saring secara hati-hati dari peralatan penyaring dan
pindahkan ke wadah timbang aluminium sebagai penyangga. Jika digunakan
cawan Gooch pindahkan cawan dari rangkaian alatnya
6. Keringkan dalam oven setidaknya selama 1 jam pada suhu 103ºC sampai
dengan 105ºC, dinginkan dalam desikator untuk menyeimbangkan suhu dan
timbang.
7. Ulangi tahapan pengeringan, pendinginan dalam desikator, dan lakukan
penimbangan sampai diperoleh berat konstan atau sampai perubahan berat
lebih kecil dari 4% terhadap penimbangan sebelumnya atau lebih kecil dari
0,5 mg.

3.4.2.2 Persiapan Pengambilan Data

3.4.3 Pengolahan dan Analisis Data


Dalam penelitan ini dimulai dari editing, coding, entry prosessing dan
cleaning, dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Editing
Editing adalah kegiatan pengecekan data yang terkumpul. Data-data
pengukuran kekeruhan air sebelum dan sesudah melalui media saring kerikil dan
pasir dengan ketebalan setiap perlakuan yang berbeda.
2. Coding
Coding adalah merubah data dalam bentuk huruf menjadi data berbentuk
angka, menyunting data yang telah dikumpulkan, lalu memberikan kode dengan
merubah data dalam bentuk huruf menjadi data berbentuk angka, ini dilakukan
untuk data bersifat katagorik atau dilakukan pengelompokkan data terhadap data
numerik.
3. Entry prosessing
Entry prosessing adalah kegiatan untuk memproses data untuk dianalisis.
Analisa dapat dilakukan secara manual atau menggunakan software program
statistik. Pada proses ini, data hasil pengukuran kekeruhan air sebelum dan sesudah
melalui media saring kerikil dan pasir dengan ketebalan setiap perlakuan yang
berbeda dimasukkan kedalam software SPSS untuk dianalisis.
4. Cleaning
Cleaning adalah kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dimasukkan
atau di entry apakah sudah sesuai atau belum.

Anda mungkin juga menyukai