Anda di halaman 1dari 6

PENGERTIAN

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014


Tentang Baku Mutu Air Limbah menyatakan bahwa. Air limbah adalah sisa dari suatu
usaha dan/atau kegiatan yang berwujud cair. Air limbah domestik adalah air limbah
yang berasal dari usaha dan/atau kegiatan pemukiman, rumah makan, perkantoran,
perniagaan, apartemen dan asrama. Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau
kadar unsur pencemar dan/atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepas ke dalam media air
dari suatu usaha dan/atau kegiatan.
Air limbah yaitu air dari suatu daerah permukiman, rumah tangga, dan juga
berasal dari industry, air tanah, air permukaan serta buangan lainnya yang telah
dipergunakan untuk berbagai keperluan, harus dikumpulkan dan dibuang untuk
menjaga lingkungan hidup yang sehat dan baik.

KARAKTERISTIK
Air limbah memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan sifatnya. Karakter air
limbah meliputi sifat fisika, kimia, dan biologi.

1. Karakteristik Berdasarkan Sifat Fisika


Karaketer fisika air limbah meliputi suhu, bau, warna, dan padatan. Suhu
menunjukkan derajat atau tingkat panas air limbah yang diterakan ke dalam skala-
skala. Suhu air limbah biasanya lebih tinggi dari pada air bersih karena adanya
tambahan air hangat dari pemakaian perkotaan. Suhu air limbah biasanya bervariasi
dari musim ke musim, dan juga tergantung pada letak geografisnya.
Bau merupakan parameter yang subjektif. Pengukuran bau tergantung pada
sensivitas indra penciuman seseorang. Kehadiran bau menunjukkan adanya
komponenkomponen lain dalam air. Misalnya, bau seperti telur busuk menunjukkan
adanya hydrogen sulfide yang dihasilkan oleh permukaan zat-zat organic dalam
kondisi anaerobik.
Pada air limbah, warna biasanya disebabkan oleh kehadiran materi-
materi dissolved, suspended, dan senyawa-senyawa koloidal yang dapat dilihat dari
pectrum warna yang terjadi. Padatan yang terdapat dalam air limbah dapat
diklasifikasikan menjadifloating, settleable, suspended, atau dissolved. Bahan padat
total terdiri dari bahan padat tak terlarut atau bahan padat yang terapung serta senyawa
senyawa yang larut dalam air. Kandungan bahan padat terlarut ditentukan dengan
mengeringkan serta menimbang residu yang didapat dari pengeringan.
2. Karakteristik Berdasarkan Sifat Kimia
Karakter kimia air limbah senyawa organik dan senyawa anorganik Senyawa
organik adalah karbon yang dikombinasi dengan satu atau lebih elemen-elemen lain
(O, N, P, H). Senyawa anorganik terdiri dari kombinasi elemen yang bukan tersusun
dari karbon organic. Pengujian kimia dari air limbah yaitu meliputi
pengukuranBiological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD),
Dissolved Oxygen (DO), Derajat keasaman (pH), logam berat, ammonia, sulfide, fenol.
Nitrogen organik, Nitrit, Nitrat, Fosfor organik dan Fosfor anorganik. Nitrogen dan
fosfor sangat penting karena kedua nutrien ini telah sangat umum diidentifikasikan
sebagai bahan untuk pertumbuhan gulma air. Pengujian-pengujian lain seperti Klorida,
Sulfat, pH serta alkalinitas diperlukan untuk mengkaji dapat tidaknya air limbah yang
sudah diolah dipakai kembali serta untuk mengendalikan berbagai proses pengolahan.
3. Karakteristik Berdasarkan Sifat Biologi
Merupakan banyaknya mikroorganisme yang terdapat dalam air limbah
tersebut. Mikroorgaisme ditemukan dalam jenis yang sangat bervariasi hampir dlam
semua bentuk air limbah, bisanya dengan konsentrasi 105-108 organisme/l.
Kebanyakan merupakan sel tunggal yang bebas ataupun berkelompok dan mampu
melakukan proses-proses kehidupan (tumbuh, metabolism, dan
reproduksi). Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air
yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih. Parameter yang biasa digunakan
adalah banyaknya mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah. Keberadaan
bakteri dalam unit pengolahan air limbah merupakan kunci sukses efisiensi proses
biologi. Bakteri untuk evaluasi kualitas air.
BAKU MUTU AIR LIMBAH

Baku mutu effluent untuk air limbah diatur dalam Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup nomor 112 tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik
yang mensyaratkan bahwa baku mutu untuk tiap parameter adalah kadar
maksimumnya seperti tercantum dalam Tabel berikut:
Tabel . Baku Mutu Air Limbah Domestik

Parameter Satuan Kadar Maksimum

pH 6 -10

BOD mg/L 100

TSS mg/L 100

Lemak dan minyak mg/L 10

Dalam pasal 2 dan pasal 4 di tegaskan bahwa baku mutu tersebut berlaku bagi:

a. semua kawasan permukiman (real estate), kawasan perkantoran, kawasan

b. perniagaan, dan apartemen

c. rumah makan (restauran) yang luas bangunannya lebih dari 1000 meter persegi

d. asrama yang berpenghuni 100 (seratus) orang atau lebih

selain itu baku mutu tersebut hanya berlaku untuk pengolahan air limbah domestik
terpadu.

Baku mutu air limbah domestik daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah
Provinsi dengan ketentuan sama atau lebih ketat dan apabila baku mutu air limbah
domestik daerah belum ditetapkan, maka berlaku baku mutu air limbah domestik
secara nasional. Apabila hasil kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
(Amdal) atau hasil kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL) dari usaha dan atau kegiatan mensyaratkan baku mutu
air limbah domestik lebih ketat, maka diberlakukan baku mutu air limbah domestik
sebagaimana yang dipersyaratkan oleh Amdal atau UKL dan UPL.

Dalam Pasal 8 ditegaskan bahwa setiap penanggung jawab usaha dan atau
kegiatan permukiman (real estate), rumah makan (restauran), perkantoran,
perniagaan dan apartemen wajib :

a. melakukan pengolahan air limbah domestik sehingga mutu air limbah domestik
yang dibuang ke lingkungan tidak melampaui baku mutu air limbah domestik
yang telah ditetapkan;

b. membuat saluran pembuangan air limbah domestik tertutup dan kedap air
sehingga tidak terjadi perembesan air limbah ke lingkungan.

c. membuat sarana pengambilan sample pada outlet unit pengolahan air limbah.

PENANGANAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN AMDAL

Dalam Undang-Undang No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup ditetapkan bahwa setiap rencana kegiatan yang
diperkirakan akan memiliki dampak penting terhadap lingkungan wajib dilengkapi
dengan AMDAL.

Analisis mengenai dampak lingkungan hidup adalah kajian mengenai dampak


penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan.

Dampak penting yang dimaksud ditentukan berdasarkan kriteria:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau
kegiatan;
b. Luas wilayah penyebaran dampak;
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak;
e. Sifat kumulatif dampak;
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan/atau
g. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang


Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, dalam bidang Pekerjaan Umum jenis kegiatan
Air Limbah Domestik terdapat tiga kegiatan yang wajib AMDAL yaitu :

a. Pembangunan Instalasi Pemgolahan Lumpur Tinja (IPLT), termasuk fasilitas


penunjangnya dengan besaran luas 2 ha dan kapasitas 11 m3/hari, dengan
alasan ilmiah khusus bahwa besaran tersebut setara dengan layanan untuk
100.000 orang serta dampak potensial berupa bau, gangguan kesehatan, lumpur
sisa yang tidak diolah dengan baik dan gangguan visual.

b. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) limbah domestik


termasuk fasilitas penunjangnya dengan besaran/skala luas 3 ha dan beban
organik 2,4 ton/hari. Adapun alasan ilmiahnya adalah kegiatan tersebut setara
dengan layanan untuk 100.000 orang.

c. Pembangunan sistem perpipaan air limbah dengan luas layanan 500 ha dan
debit air limbah 16.000 m3/hari. Alasan ilmiahnya adalah kegiatan tersebut
setara dengan layanan 100.000 orang, setara dengan 20.000 unit sambungan air
limbah dan dampak potensial berupa gangguan lalu lintas, kerusakan prasarana
umum, ketidaksesuaian atau nilai kompensasi.

Pengolahan Air Limbah


Pengolahan limbah bertujuan untuk menetralkan air dari bahan-bahan
tersuspensi dan terapung, menguraikan bahan organic biodegradable, meminimalkan
bakteri patogen, serta memerhatikan estetika dan lingkungan.
Cara Pengolahan Air Limbah
Pengolahan air limbah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara alami dan
secara buatan.
a. Secara Alami
Tanpa bantuan tangan manusia dalam mengolah limbah yang mengandung
pencemar, alam sendiri memiliki kemampuan untuk memulihkan kondisinya sendiri
atau yang disebut self purification. Alam memiliki kandungan zat yang mampu
mendegradasi pencemar dalam air limbah menjadi bahan yang lebih aman dan mampu
diterima alam itu sendiri, diantaranya adalah mikroorganisme. Waktu yang diperlukan
akan sangat tergantung dari tingkat pencemarannya yang otomatis berkorelasi dengan
tingkat kepadatan penduduk. Jika kepadatan penduduk meningkat maka pencemaran
pun akan sangat mungkin meningkat sehingga proses alam untuk membersihkan
dirinya sendiri akan memakan waktu yang sangat lama. Sehingga akhirnya akan terjadi
penumpukan beban limbah sampai dimana kemampuan alam untuk dapat melakukan
pembersihan sendiri (self purification) jauh lebih rendah dibanding dengan jumlah
pencemar yang harus didegradasi.
b. Secara Buatan
Pengolahan air limbah dengan bantuan alat dilakukan pada Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL). Pengolahan ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu
primary treatment (pengolahan pertama), secondary treatment (pengolahan kedua), dan
tertiary treatment (pengolahan lanjutan).

Anda mungkin juga menyukai