PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Limbah merupakan bahan buangan yang sudah tidak digunakan lagi oleh
suatu industri. Limbah ini memiliki berbagai wujud diantaranya yaitu limbah
padat, limbah gas dan dapat berupa cairan. Limbah yang tidak dikelola dengan
baik akan berdampak buruk terhadap lingkungan yaitu selain mencemari,
dengan jumlah yang cukup banyak akan dapat merusak lingkungan sehingga,
lingkungan tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya. Maka dari itu harus
ada peraturan atau regulasi yang mengatur tentang bagaimana industri dalam
mengelola limbah yang dihasilkan.
Sedangkan berdasarkan UU RI No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, maka setiap industri maupun
instansi/badan usaha harus bertanggung jawab terhadap pengelolaan limbah
yang telah dihasilkan dari setiap kegiatan industri tersebut. Peraturan tersebut
berarti bahwa setiap industri diwajibkan dalam mengelola limbah yang
dihasilkan. Dari berbagai limbah yang sulit penangannya salah satunya yaitu
limbah cair. Limbah cair yang berasal dari industri berbasis kegiatan organik
mempunyai potensi pencemaran yang sangat berat terhadap lingkungan,
terutama industri makanan atau industri minuman.
Dalam pengelolaan limbah cair organik ini biasanya menggunakan proses
pengolahan biologi aerobik maupun anaerobik. Hal tersebut tergantung bahan
limbah yang akan diolah berasal dari limbah apa. Untuk bahan limbah yang
berasal dari organik ringan proses yang cocok digunakan yaitu proses
pengolahan limbah dengan metode aerobik. Dalam pengolahan limbah aerobik
pH dari air limbah yang akan dikelola harus netral atau berkisaran pada nilai
7.
Maka dari para penyedia lahan industri dikawasan industri hendaknya juga
memfasilitasi terkait masalah pengolahan limbah di kawasan industri tersebut.
PT. SIER selain sebagai jasa penyedia lahan untuk perindustrian dikawasan
industri rungkut Surabaya, juga menyediakan fasilitas dalam pengolahan
limbah. Limbah yang diolah dalam pengolahan IPAL PT. SIER adalah
pengelolaan limbah cair saja, selian itu menjadi tanggung jawab industri.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Pencemaran
Pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam sehingga kualitas
lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu menyebabkan lingkungan menjadi
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (UU No 4
Tahun 1982).
Pencemaran ialah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,
dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia,
sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yng telah ditetapkan (UU
Lingkungan No 32 Tahun 2009).
Pencemaran air dapat merupakan masalah, regional maupun global, dan
sangat berhubungan dengan pencemaran udara serta penggunaan lahan tanah
atau daratan. Walaupun air merupakan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui, tetapi air akan dapat dengan mudah terkontaminasi oleh aktivitas
manusia untuk tujuan yang bermacam-macam sehingga dengan mudah dapat
tercemar (Darmono, 1995).
Air yang tersebar di alam semesta ini tidak pernah terdapat dalam bentuk
murni, namun bukan berarti bahwa semua air sudah tercemar. Misalnya,
walaupun didaerah pegunungan atau hutan yang terpencil dengan udara yang
bersih dan bebas dari pencemaran, air hujan yang turun diatasnya selalu
mengandung bahan-bahan terlarut, seperti karbon dioksida (CO2), oksigen
(O2), dan nitrogen (N2), serta bahan-bahan tersuspensi misalnya debu dan
partikel-partikel lainnya yang terbawa air hujan dari atmosfir.
Adanya benda-benda asing yang mengakibatkan air tersebut tidak dapat
digunakan sesuai dengan peruntukannya secara normal disebut dengan
pencemaran air. Karena kebutuhan makhluk hidup akan air sangat bervariasi,
maka batas pencemaran untuk berbagai jenis air juga berbeda-beda. Sebagai
contoh, air kali di pegunungan yang belum tercemar tidak dapat digunakan
langsung sebagai air minum karena belum memenuhi persyaratan untuk
dikategorikan sebagai air minum (Kristanto, 2002).
manusia
serta
mengganggu
kelestarian
lingkungan
hidup
(Kusnoputranto, 1985).
Limbah cair adalah air kotor yang membawa sampah dari tempat tinggal,
bangunan, perdagangan, dan industri berupa campuran air dan bahan padat
terlarut atau bahan tersuspensi (Wilgooso, 1979).
Menurut Environmental Protection Agency 1977, Limbah cair adalah air
yang membawa bahan padar terlarut atau tersuspensi dari tempat tinggal,
kebun, bangunan perdagangan dan industri.
Sedangkan menurut P. Gintings (2008), limbah cair ialah buangan yang
kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki di
lingkungan karena tidak mempunyai nilai ekonomi.
2.3 Definisi IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal adalah Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang dibangun untuk mengelola air limbah
rumah tangga dengan tujuan untuk mencegah pencemaran air tanah dari
bakteri Eschercia coli akibat pembuangan limbah rumah tangga yang kurang
memadai. Fungsi dari IPAL diantaranya :
1. Pengolahan air limbah pertanian, untuk membuang kotoran hewan, residu
pestisida, dan sebagainya dari lingkungan pertanian.
2. Pengolahan air limbah perkotaan, untuk membuang limbah manusia dan
limbah rumah tangga lainnya.
3. Pengolahan air limbah industri, untuk mengolah limbah cair dari aktivitas
manufaktur sebuah industri dan komersial, termasuk juga aktivitas
pertambangan.
2.4 Komposisi Limbah IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
Komposisi air limbah yang nantinya akan diolah dalam Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) tergantung dari sumber air limbah tersebut.
Air limbah dapat bersumber dari limbah domestik maupun limbah industri.
Secara umum didalam limbah domestik tidak terkandung zat-zat berbahaya,
sedangkan didalam limbah industri harus dibedakan antara limbah yang
mengandung zat-zat yang berbahaya dan yang tidak sehingga untuk limbah
industri yang mengandung zat-zat yang berbahaya harus dilakukan
penanganan khusus tahap awal sehingga kandungannya bisa di minimalisasi
terlebih dahulu sebelum dialirkan ke sewage plant, karena zat-zat berbahaya
itu bisa memetikan fungsi mikro organisme yang berfungsi menguraikan
senyawa-senyawa di dalam air limbah. Berikut ini merupakan bagan
komposisi air limbah secara umum:
Air Limbah
Bahan Padat
(0,1%)
Air (99,9%)
Organik [protein
(65%), karbohidrat
(25%),
lemak (10%)]
2.5 Mekanisme IPAL (Instalasi
Pengolahan
Air Limbah)
Anorganik
(butiran,
garam, metal)
karakteristik limbahnya dan untuk mengontrol debit limbah yang akan masuk
ke proses selanjutnya yaitu proses sedimentasi. Sedimentasi adalah suatu unit
operasi untuk menghilangkan materi tersuspensi atau flok kimia. Air limbah
selanjutnya akan diolah menggunakan proses biologis menggunakan beberapa
filter/alat penyaringan yang dapat disesuaikan dengan kondisi tempat
pengolahan air limbah. Salah satu proses biologis yang dapat digunakan yaitu
proses biofilter anaerob-aerob. Dalam proses biofilter anaerob-aerob air
limbah yang masih mengandung zat organik dan nutrisi diubah menjadi sel
bakteri baru, hidrogen maupun karbon dioksida oleh sel bakteri dalam kondisi
cukup oksigen sehingga zat organik dalam air limbah berkurang. Setelah itu
air limbah yang telah seusai dengan baku mutu air akan dikeluarkan ke badan
air dan lumpur sisa pengolahan air limbah akan dikeringkan atau diolah
kembali. Berikut ini merupakan gambar IPAL dengan teknologi secara fisika
dan biologis:
Gambar 2.2 Mekanisme IPAL dengan Teknologi Pengolahan secara Fisika dan
Biologis
2.6 Dampak Limbah Cair
Dampak limbah cair menurut Santi (2004) meliputi gangguan terhadap
kesehatan,
gangguan
terhadap
kehidupan
biotic,
gangguan
terhadap
pengaruh
fisik
seperti
adanya
tempertur
tinggi
yang
Industri penyamakan
kulit
Industri minyak sawit
Industri pengolahan
Industri oleokimia dasar
kedelai
Industri pengolahan
Industri soda
obat tradisional (jamu)
kostik/khlor
Jenis Usaha/Industri yang Diatur Baku Mutu Air Limbahnya
Industri karet
Industri peternakan sapi Industri pulp dan kertas
dan babi
Industri tapioca
Industri monosodium
glutamat dan inosin
Monofosfat
Industri kayu lapis
Industri pengolahan
susu
Industri minuman
ringan
Industri sabun, deterjen
dan produk-produk
Minyak nabati
Industri bir
Industri baterai timbal
asam
Industri pengolahan
buah-buahan dan/atau
Sayuran
Industri pengolahan
hasil perikanan
Industri pengolahan
hasil rumput laut
Industri pengolahan
kelapa
Industri ethanol
Industri baterai kering
Industri cat
Industri farmasi
Industri
pengolahan kopi
Industri gula rafinasi
Industri pestisida
Industri petrokimia
hulu
Industri rayon
Industri tekstil
Industri keramik
Fasilitas pelayanan
kesehatan
Rumah pemotongan
hewan
Domestik
Polyethylene tereftalat
Industri pupuk
Perhotelan
10
1. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air
minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sarna dengan kegunaan tersebut;
2. Kelas dua, air yang peruntukannya
dapat
digunakan
untuk
11
BAB 3
METODE KEGIATAN
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan : Kamis, 2 Juni 2016
Tempat pelaksanaan : IPAL PT SIER
3.2 Metode
Dalam rangka kunjungan kali ini metode yang digunakan adalah
pada awal diberikan penjelasan mengenai IPAL PT SIER secara umum di
aula atau temapt pertemuan sebelum melakukan observasi melihat secara
langsung proses kerja dari IPAL PT SIER. Dalam pertemuan awal
diberikan materi dan penjelasan serta menunjukan video tentang IPAL PT
SIER. Selanjutnya dilakukan observasi dengan mengunjungi langsung ke
bagian bagian atau tahapan proses dari pengolahan limbah IPAL PT
SIER ini dipandu oleh salah satu pihak dari IPAL PT SIER bertugas
menjelaskan tiap tahap serta menjawab pertanyaan yang diajukan dari
mahasiswa.
3.3 Cara Kerja
Proses cara kerja pengolahan limbah PT SIER memiliki beberapa
tahap. Pertama berasal dari pabrik atau perkantoran lalu menuju bak
kontrol diteruskan ke sistem air limbah, rumah pompa , bak pengendapan
pertama, Oxydalition Ditch , bak pengendap akhir , bak pembagi lumpur,
bak pengering lumpur, bak effluent, kolam indikator, Thickener, Filter
press, Instalasi pembakar sludge dan yang terakhir open channel flow.
12
13
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi PT. SIER
Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) merupakan kawasan industri
terbaik dan terbesar di Jawa Timur. Kawasan ini mulai berdiri pada tanggal 28
Februari 1974.
4.1.1Visi Misi PT. SIER
Sebagai perusahaan yang sudah berdiri lebih dari 40 tahun maka
PT. SIER tentunya telah memiliki tujuan dari perusahaan tersebut. Tujuan
tersebut tercantum dalam visi dan misi. Visi dan misi PT. SIER antara lain
adalah
Visi:
Menjadi pengembang kawasan industri modern yang terintregrasi ramah
lingkungan
Misi:
1. Mewujudkan kawasan industri modern yang inovatif, berbasis
teknologi informasi, dan ramah lingkungan.
2. Menyediakan lahan industri siap bangun untuk kepentingan semua
investor.
3. Peka dan adiptif terhadap perubahan lingkungan bisnis dan rencana
pengembangan regional dan nasional.
4. Pemanfaatan sumber daya yang optimal dalam penyediaan layanan
penjualan, persewaan, penyediaan fasilitas industri, dan sarana
penunjanganya dengan kualitas terbaik guna mendukung proses
bisnis.
4.1.2Fasilitas PT. SIER
PT. SIER memiliki sistem industri yang bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi dan produktivitas dimana termasuk dalam usaha
tersebut adalah pengolahan air limbah, kemudahan akses keluar masuk
barang di Pelabuhan Tanjung Perak yang dilengkapi dengan terminal peti
kemas dan Bandara Udara Juanda Surabaya. Bentuk kemudahan akses
tersebut adalah terdapat jalan tol yang langsung menghubungkan area
area tersebut sehingga perjalanan yang ditempuh pada area ini adalah
sekitar kurang lebih satu jam. Kemudahan akses lain adalah dilengkapi
14
15
16
baik dari kegiatan industri maupun limbah akibat kegiatan domestik dari
perkantoran.
4.2 Sumber Air Limbah PT. SIER (Persero)
Sumber air limbah yang diolah di IPAL PT. SIER (Persero) berasal dari
seluruh pabrik dan perkantoran yang berada di kawasan Rungkut dan Berbek.
Jumlah pabrik dan perkantoran yang membuang air limbah di IPAL PT. SIER
(Persero) sebanyak 393 perusahaan. Sumber air limbah yang masuk ke IPAL
PT. SIER (Persero) Surabaya beranekaragam. Air limbah yang masuk ke
IPAL berasal dari berbagai jenis industri diantaranya:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
4.3 Jenis-Jenis Limbah Industri yang Menjadi Bahan Olahan PT. SIER
1. Bahan buangan cairan berminyak
Minyak tidak dapat larut di dalam air, melainkan akan mengapung
di atas permukaan air, bahan buangan cairan berminyak yang di buang ke
air lingkungan akan mengapung menutupi permukaan air. Apabila bahan
buangan cairan berminyak mengandung senyawa yang volatil maka akan
terjadi penguapan dan luar permukaan minyak yang menutupi permukaan
air akan menyusut. Penyusutan luas permukaan ini tergantung pada jenis
minyaknya dan waktu lapisan minyak yang menutupi permukaan air
dapat
juga
terdegradasi
oleh
mikroorganisme
tertentu,
namun
18
19
ini dapat berubah setiap saat , hal ini dipengaruhi oleh banyak nya volume
air limbah industi yang dominan. Misal air berwarna putih keruh, hal ini
dipengaruhi volume air limbah yang masuk dan yang paling dominan
dengan jumlah yang besar adalah industri lem, pasta gigi dan lain-lain.
20
21
penambahan lumpur yang baru sehingga pengolahan air limbah dapat terus
berlangsung. Pada bak oksidasi ini dengan panjang 40 meter, lebar 10
meter dan tinggi 3 meter, dengan waktu tinggal 16-24 jam. Dengan
demikian penurunan kadar BOD-COD 90-95 % kadar mercurinya < 0,1
ppm. Kemudian ke bak pembagi lumpur dengan waktu tinggal 4-5 jam.
Kemudian ke bak indicator untuk mengetahui mutu dan kualitas hasil
pengolahan limbah.
22
24
Gambar 4.6 Bak Pengering atau Bak Zat Terapung (Floating Tank)
25
26
Meskipun teknologi IPAL yang dimiliki oleh PT. Sier sudah tepat
guna (menguntungkan), PT. Sier juga memiliki kekurangan. Kekurangan
tersebut adalah pada pengolahan limbah cair masih menimbulkan bau
pada bak penampungan awal. Hal ini karena belum terjadi pengolahan.
PT. Sier tidak memanagemen pengolahan polusi udara.
Pada tahun 2007 lalu, terjadi luapan air jorok dari saluran drainase
PT. Sier yang meluberi perumahan penduduk di daerah Rungkut Lor. Air
tersebut berwarna hitam, berbuih dan berbau menyengat. Air tersebut
diduga luapan limbah PT. Sier. Menurut pengelola kawasan industri, air
terbut merupakan luapan dari saluran drainase yang dibangun kurang
layak dan dangkalnya saluran tersebut.
28
BAB 5
PENUTUPAN
5.1 Kesimpulan
Pencemaran ialah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,
dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia,
sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Pencemaran air dapat merupakan masalah, regional maupun global, dan sangat
berhubungan dengan pencemaran udara serta penggunaan lahan tanah atau
daratan. Walaupun air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui,
tetapi air akan dapat dengan mudah terkontaminasi oleh aktivitas manusia
untuk tujuan yang bermacam-macam sehingga dengan mudah dapat tercemar
pencemaran limbah cair dapat berdampak pada gangguan terhadap kesehatan,
gangguan terhadap kehidupan biotic, gangguan terhadap keindahan, dan
gangguan terhadap kerusakan benda.
Maka dari itu para penyedia lahan industri dikawasan industri seperti PT.
SIER selain sebagai jasa penyedia lahan untuk perindustrian dikawasan
industri rungkut Surabaya, juga menyediakan fasilitas dalam pengolahan
limbah. Limbah yang diolah dalam pengolahan IPAL PT. SIER adalah
pengelolaan limbah cair. Proses cara kerja pengolahan limbah PT SIER
memiliki beberapa tahap. Pertama berasal dari pabrik atau perkantoran lalu
menuju bak kontrol diteruskan ke sistem air limbah, rumah pompa , bak
pengendapan pertama, Oxydalition Ditch , bak pengendap akhir , bak pembagi
lumpur, bak pengering lumpur, bak effluent, kolam indikator, Thickener, Filter
press, Instalasi pembakar sludge dan yang terakhir open channel flow.
5.2 Saran
Pengolahan limbah cair di IPAL PT SIER masih menimbulkan bau karena
menggunakan metode fisika dan biologi saja, sehingga perlu adanya
penggunaan alat pelindung diri berupa masker bagi petugas yang bekerja di
lapangan, terutama petugas pengawas di pos bak kontrol karena bau sangat
menyengat dan jika dihirup dalam jangka waktu yang lama dan terus menerus
dapat berpengaruh terhadap kesehatan.
29
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, N. M., 2011. Otomasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Sistem
Mobile di Baristand Industri Surabaya. Jurnal Riset Industri, Volume V
No. 2, pp. 183-194.
Darmono, 1995. Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya Dengan
Taksologi Senyawa Logam, Jakarta: UI Press.
Ginting, P., 2008. Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri, Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
Gubernur Jawa Timur, 2010. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 61 Tahun
2010 tentang Penetapan Kelas Air Pada Sungai, Surabaya: Sekretaris
Daerah.
Kristanto, P., 2002. Ekologi Industri, Yogyakarta: ANDI.
Kusnoputranto, H., 1985. Kesehatan Lingkungan, Jakarta: FKM UI.
PTL-BPPT, ____. Buku SOP IPAL BPPT. [Online]
http://www.kelair.bppt.go.id [Accessed 5 Juni 2016].
Available
at:
30