Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

“AIR LIMBAH”

DI SUSUN OLEH :
NUR FADILLAH (PO7103123008)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI DIII SANITASI
TAHUN 20203

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
tema dari makalah ini adalah “Dasar-dasar Kesehatan Lingkungan”.
Pada kesempatan ini kami mengeucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen mata kuliah Dasar Dasar Kesehatan Lingkungan : Ibu Dr. Tjitrowati
Djafaar, SKM., M.Kes. yang telah memberikan tugas terhadap saya.
Saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan kita
semua. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik
dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan.

Mamboro, 20 Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang………………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………2
1.3 Tujuan……………………………………………………….………………..2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 pengertian……………………………………………………………1
2.2 sumber air limbah……………………………………..1
2.3 kerakteristik air limbah……………………………5
2.4 parameter air limbah…………………………..7
2.5 dampak pembuangan air limbah………………………….9
2.6 pengelolaan air limbah……………………..11
2.7 purifikasi air limbah……………………………..11
2.8 air limbah rumah tangga……………………12
2.9 limbah industri…………………17
2.10 limbah rumah sakit………………………….28
2.11 limbah nuklir…………….28

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan………..…………………………………………………………30
3.2 Saran …………………………………………………………..…………….30
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat.
Banyak aspek kesehatan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak
penyakit dapat dimulai, didukung, ditopang atau dirangsang oleh factor-faktor
lingkungan.
Limbah adalah semua benda yang berbentuk padat , cair, maupun gas,
merupakan bahan buangan yang berasal dari aktivitas manusia secara perorangan
maupun hasil aktivitas kegiatan lainnya diantaranya industri, rumah sakit,
laboratorium, reactor nuklir dan lain-lain. Menurut Willgooso (1979) air limbah
adalah water carrying waste from homes, bussines and industries that is mixture
of water and dissolved or suspended solids. Menurut USEPA 1977 wastewater is
water carrying dissolved or suspended solids from homes, farm, bussinesess and
industries. Ada beberapa jenis limbah diantaranya :
1. Limbah rumah tangga
2. Limbah industri
3. Limbah rumah sakit
4. Limbah nuklir

1.2 Rumusan masalah


1.2.1 pengertian
1.2.2 sumber air limbah
1.2.3 kerakteristik air limbah
1.2.4 parameter air limbah
1.2.5 dampak pembuangan air limbah
1.2.6 pengelolaan air limbah tujuan air limbah
1.2.7 syarat system pengolaan air limbah
1.2.8 metode pengolaan air limbah

1
1.2.9 purifikasi air limbah
1.2.10 limbah rumah sakit
1.2.11 limbah nuklir

1.3 Tujuan
Melalui makalah ini diharapkan pembaca mengetahui tentang :
1. Pengertian air limbah, sumber, karakteristik dan parameter air limbah.
2. Mengetahui dampak pembuangan air limbah
3. Mengetahui bagaimana pengelolaan air limbah

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Menurut Ehless dan Steel, Air limbah atau air buangan adalah sisa air dibuang
yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya,
dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat
membahayakan bagi kesehatan manusia serta mangganggu lingkungan hidup.

Batasan lainnya mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan
dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran
dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air pemukiman dan air hujan yang
mungkin ada (Haryoto Kusnoputranto, 1985). Dari batasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa air buangan adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia,
baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti industri, perhotelan, dan
sebagainya. Meskipun merupakan air sisa, namun volumenya besar, karena
kurang lebih 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia
seharihari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor (tercemar).
Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan kembali ke sungai dan laut dan akan
digunakan oleh manusia lagi. Oleh karena itu, air buangan ini harus dikelola dan
atau diolah secara baik.

2.2 Sumber Air Limbah

Air limbah ini dapat berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi sebagai berikut:

1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water),
yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Air limbah
rumah tangga terdiri dari 3 fraksi penting, yaitu :

a. Tinja (faeces), berpotensi mengandung mikroba pathogen

3
b. Air seni (urine), umumnya mengandung Nitrogen (N) dan Fosfor, serta
kemungkinan kecil mikro-organisme.

c. Grey water, merupakan air bekas cucian dapur, mesin cucidan kamar
mandi. Grey water sering juga disebut dengan istilah sullage.

Campuran faeces dan urine disebut sebagai excreta, sedangkan campuran


excreta dengan air bilasan toilet disebut sebagai black water. Mikroba pathogen
banyak terdapat pada excreta. Excreta ini merupakan cara transport utama bagi
penyakit bawaan.

2. Air buangan industri (industrial wastes water), yang berasal dari berbagai
jenis industry akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung di
dalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh
masing-masing industri, antara lain: nitrogen, sulfide, amoniak, lemak
garam-garam zat pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut dan
sebagainya. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengolahan jenis air limbah
ini, agar tidak menimbulkan polusi lingkungan menjadi lebih rumit
3. Air buangan kotapraja (municipal wastes water), yaitu air buangan yang
berasal dari daerah; perkantoran,perdagangan, hotel, restoran, tempat-
tempat umum, tempat-tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-
zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan jenis air
limbah rumah tangga. Air limbah rumah tangga sebagian besar
mengandung bahan-bahan organik sehingga memudahkan di dalam
pengelolaannya. Sebaliknya, limbah industri lebih sulit pengelolaannya
karena mengandung pelarut mineral, logam berat, dan zat-zat organic lain
yang bersifat toksik. Volume air limbah yang dihasilkan pada suatu
masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

a. Kebiasaan manusia Makin banyak orang menggunakan air, makin


banyak air limbah yang dihasilkan.

4
b. Penggunaan system pembuangan kombinasi atau terpisah Pada sistem
kombinasi, volume air limbah bervariasi dari 80-100 galon atau lebih per
kapita, sedangkan pada sistem terpisah volume air limbah mencapai rata-
rata 25-50 galon per kapita.

c. Waktu

Air limbah tidak mengalir merata sepanjang hari, tetapi bervariasi pada
waktu dalam sehri dan musim. Di pagi hari, manusia cenderung
menggunakan air , yang menyebabkan aliran air limbah lebih banyak
dibandingkan pada tengah hari yang volumenya sedikit, dan pada malam
hari agak meningkat lagi.

2.3 Karakteristik Air Limbah

Karakteristik air limbah penting untuk diketahui, karena hal ini akan
menentukan pengolahan yang tepat, sehingga tidak mencemari lingkungan hidup.
Secara garis besar dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Karakteristik fisik

Air limbah terdiri dari 99,9% air, sedangkan kandungan bahan padatnya
mencapai 0,1% dalam bentuk suspensi padat (suspended solid) yang volumenya
bervariasi antara 100-500 mg/l. Apabila volume suspensi padat kurang dari
100mg/l, air limbah disebut lemah, sedangkan bila lebih dari 500mg/l disebut
kuat. Terutama air limbah rumah tangga, biasanya berwarna suram seperti larutan
sabun, bekas cucian beras dan sayur, dan sebagainya.

2. Karakteristik kimiawi

Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik


yang berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari
penguraian tinja, urine, dan sampah-sampah lainnya. Oleh sebab itu, pada
umumnya bersifat basa pada waktu masih baru, dan cenderung ke asam apabila

5
sudah mulai membusuk. Substansi organik dalam air buangan terdiri dari 2
golongan, yakni:

a. Gabungan yang mengandung nitrogen, misalnya; urea, protein, atau


asam amino.

b. Gabungan yang tidak mengandung nitrogen, misalnya: lemak, sabun,


atau karbohidrat.

3. Karakteristik bakteriologis

Bakteri dalam air limbah berfungsi untuk menyeimbangkan DO dan BOD.


Sedangkan bakteri pathogen banyak terdapat dari hasil buangan dari
peternakan, rumah sakit, laboratorium, sanatorium, buangan rumah tangga
khususnya dari kamar mandi/wc. Kandungan bakteri pathogen serta
organism golongan E. coli terdapat juga dalam air limbah tergantung dari
mana sumbernya, namun keduanya tidak berperan dalam proses
pengolahan air limbah. Limbah industri tidak banyak mengandung bakteri
kecuali dari bahan produksinya memantau berhubungan dengan potensi
adanya bakteri diantaranya industry makanan/minuman, pengalengan ikan
dan daging, abbatoir. Beberapa mikroorganisme dalam air limbah, antara
lain:

1. Kelompok protista : virus, bakteri, jamur, protozoa

2. Kelompok tanaman dan bintang :algae, cacing

2.4 Parameter Air Limbah

Berikut adalah parameter yang dapat digunakan berkaitan dengan air

limbah.

1. Kandungan zat padat (total solid, suspending solid, dissolved solid)

2. Kandungan zat organik

6
3. Kandungan zat anorganik (mis; P, Pb, Cd, Mg)

4. Kandungan gas (mis: O2, N, CO2)

5. Kandungan bakteri (mis: E.coli)

6. Kandungan pH

7. Suhu

Pengukuran kadar oksigen dalam air limbah. Berikut beberapa parameter yang
digunakan untuk mengukur kandungan oksigen dalam air limbah.

1. Chemical oxygen demand (COD)

COD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-


bahan organik secara kimiawi, baik .ang dapat didekomposisi secara biologis
maupun yang sukar didekomposisi secara biologis. Oksigen yang dikonsumsi
setara jumlah dikromat yang diperlukan untuk mengoksidasi air sampel.

2. Biochemical oxygen demand (BOD)

BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk melakukan
proses dekomposisi aerobik terhadap bahan organic dari larutan, di bawah kondisi
suhu tertentu (umumnya 20o) dan waktu tertentu (umumnya 5hari). Hasil
pengukuran BOD dapat dinyatakan dalam mg/l. Kebutuhan BOD bervariasi antara
100-300 mg/l .Apabila hasil pengukuran menunjukkan angka lebih dari 300mg/l,
BOD dinyatakan kuat, sedangkan bila kurang dari 100mg/l disebut lemah.

3. Dissolved Oxygen (DO)

DO adalah banyaknya oksigen yang terkandung di dalam air dan diukur dalam
satuan milligram per liter. Oksigen terlarut ini digunakan sebagai tanda derajat
pengotoran limbah yang ada. Semakin besar oksigen terlarut, maka menunjukkan
derajat pengotoran ytang relative kecil.

4. Hardness (kesadahan)

7
Kesadahan adalah gambaran kation logam ekivalen yang terdapat dalam air.
Kation-kation ini dapat bereaksi dengan sabun membentuk endapan maupun
anion-anion yang terdapat di dalam air membentuk endapan atau karat pada
peralatan logam.

5. Settleable solid

Adalah lumpur yang mengendap dengan sendirinya pada kondisi yang tenang
selama 1 jam secara gaya beratnya sendiri.

6. Total suspended solid

Adalah jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang ada dalam air limbah
setelah mengalami penyaringan dengan membrane berukuran 0,45 mikron.
Suspended solid dapat dibagi menjadi zat padat dan koloid. Selain suspended
solid ada juga istilah dissolved solid.

7. Mixed Liquor Suspended Solid (MLSS)

Adalah jumlah TSS yang berasal dari bak pengendap lumpur aktif setelah
dipanaskan pada suhu 103o-105o C.

8. Mixed Liquor Volatile Suspended Solid (MLVSS)

Adalah kandungan organic matter yang terdapat dalam MLSS pada suhu
600oC, benda volatile menguap disebut MLVSS.

9. Turbidity (kekeruhan)

Adalah ukuran yang menggunakan efek cahaya sebgai dasar untuk mengukur
keadaan air sungai, kekeruhan ini disebabkan oleh adanya benda tercampur atau
benda koloid dalam air.

2.5 Dampak Pembuangan Air Limbah

Air limbah yang tidak menjalani proses pengolahan yang benar tentunya dapat
menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Dampak tersebut antara lain:

8
1) Gangguan Kesehatan

Air limbah dapat mengandung bibit penyakit yang dapat menimbulkan


penyakit bawaan air. Selain itu di dalam air limbah mungkin juga terdapat
zat-zat berbahaya dan beracun yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan bagi makhluk hidup yang mengkonsumsinya. Adakalanya, air
limbah yang tidak dikelola dengan baik juga dapat menjadi sarang vector
penyakit (misalnya nyamuk, lalat, kecoa, dan lain-lain) .

2) Penurunan Kualitas Lingkungan

Air limbah yang dibuang langsung ke air permukaan (misalnya sungai


dan danau) dapat mengakibatkan pencemaran air permukaan tersebut.
Sebagai contoh, bahan organic yang terdapat dalam air limbah bila
dibuang langsung ke sungai dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen
yang terlarut didalam sungai tersebut. Dengan demikian menyebabkan
kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan terganggu, dalam
hal ini akan mengurangi perkembangannya. Adakalanya, air limbah juga
dapat merembes ke dalam air tanah, sehingga menyebabkan pencemaran
air tanah. Bila air tanah tercemar, maka kualitasnya akan menurun
sehingga tidak dapat lagi digunakan sesuai peruntukannya.

3) Gangguan Terhadap Keindahan

Adakalanya air limbah mengandung polutan yang tidak mengganggu


kesehatan dan ekosistem, tetapi mengganggu keindahan. Contoh : air
limbah yang mengandung pigmen warna yang dapat menimbulkan
perubahan warna pada badan air penerima. Walaupun pigmen tersebut
tidak menimbulkan gangguan terhadap kesehatan, tetapi terjadi gangguan
keindahan terhadap badan air penerima tersebut. Kadang-kadang air
limbah dapat juga mengandung bahanbahan yang bila terurai
menghasilkan gas-gas yang berbau. Bila air limbah jenis ini mencemari
badan air, maka dapat menimbulkan gangguan keindahan pada badan air
tersebut.

9
4) Gangguan terhadap kerusakan benda

Adakalanya air limbah mengandung zat-zat yang dapat dikonversi oleh


bakteri anaerobik menjadi gas yang agresif seperti H2S. Gas ini dapat
mempercepat proses perkaratan pada benda yang terbuat dari besi (mis.
Pipa saluran air limbah) dan bangunan air kotor lainnya. Dengan cepat
rusaknya air tersebut maka biaya pemeliharaannya akan semakin besar
juga, yang berarti akan menimbulkan kerugian material. Untuk
menghindarkan terjadinya gangguan-gangguan diatas, air limbah yang
dialirkan ke lingkungan harus memenuhi ketentuan seperti yang
disebutkan dalam Baku Mutu Air Limbah. Apabila air limbah tidak
memenuhi ketentuan tersebut, maka perlu dilakukan pengolahan air
limbah sebelum mengalirkannya ke lingkungan.

2.6 Pengelolaan Air Limbah

Air limbah sebelum dilepas ke pembuangan akhir harus menjalani pengolahan


terlebih dahulu. Untuk dapat melaksanakan pengolahan air limbah yang efektif
diperlukan rencana pengelolaan yang baik. Pengelolaan air limbah dapat
dilakukan secara alamiah maupun dengan bantuan peralatan. Pengolahan air
limbah secara alamiah biasanya dilakukan dengan bantuan kolam stabilisasi
sedangkan pengolahan air dengan bantuan peralatan misalnya dilakukan pada
Instalasi Pengolahan Air Limbah/ IPAL (Waste Water Treatment Plant / WWTP).

2.6.1 Tujuan Pengelolaan Air Limbah

Adapun tujuan dari pengelolaan air limbah itu sendiri, antara lain:

1. Mencegah pencemaran pada sumber air rumah tangga.

2. Melindungi hewan dan tanaman yang hidup didalam air.

3. Menghindari pencemaran tanah permukaan.

10
4. Menghilangkan tempat berkembangbiaknya bibit dan vektor penyakit.

2.6.2 Syarat Sistem Pengelolaan Air Limbah

Sementara itu, sistem pengelolaan air limbah yang diterapkan harus memenuhi
persyaratan berikut:

1. Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-sumber air minum.

2. Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan.

3. Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup di air di
dalam penggunaannya sehari-hari.

4. Tidak dihinggapi oleh vektor atau serangga yang mengakibatkan penyakit.

5. Tidak terbuka dan harus tertutup.

6. Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap.

2.6.3 Metode Pengelolaan Air Limbah

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengelolah air limbah,
diantaranya:

a. Pengenceran (disposal by dilution)

Air limbah dibuang ke sungai, danau, atau laut agar mengalami pengenceran.
Dengan cara ini air limbah akan mengalami purifikasi alami. Namun, cara
semacam ini dapat mencemari air permukaan dengan bakteri pathogen, larva dan
telur cacing, serta bibit penyakit lain yang ada di dalam air limbah itu.

Apabila hanya cara ini yang dapat diterapkan, maka persyaratan berikut harus
dipenuhi:

1. Air sungai atau danau tidak boleh digunakan untuk keperluan lain.

11
2. Volume air mencukupi sehingga pengenceran berlangsung kurang dari

30-40 kali

3. Air harus cukup mengandung oksigen. Dengan kata lain air harus
mengalir (tidak boleh stagnan) agar tidak menimmbulkan bau.

b. Cesspool

Bentuk cesspool ini menyerupai sumur tetapi digunakan untuk pembuangan air
limbah. Dibuat pada tanah yang berpasir agar air buangan mudah meresap
kedalam tanah. Bagian atas ditembok agar tidak tembus air. Apabila ceespool
sudah penuh (±60bulan), lumpur didalamnya dapat dihisap keluar atau dari
semula dibuat cesspool secara berangkai, sehingga bila yang satu penuh, air akan
mengalir ke cesspool berikutnya. Jarak cesspool dengan sumur air bersih adalah
45 meter dan minimal 6 meter dari pondasi rumah.

c. Sumur resapan (seepage pit)

Sumur resapan merupakan sumur tempat menampung air limbah yang telah
mengalami pengolahan dalam system lain, misalnya dari aqua privy atau septic
tank. Dengan cara ini, air hanya tinggal mengalami peresapan ke dalam tanah.
Sumur resapan ini dibuat pada tanah yang berpasir, dengan diameter 1-2,5 meter
dan kedalaman 2,5 meter. Lama pemakaian dapat mencapai 6-10 tahun.

d. Septic tank

Septic tank, menurut WHO, merupakan metode terbaik untuk mengelolah air
limbah walau biayanya mahal, rumit, dan memerlukan tanah yang luas. Septic
tank memiliki 4 bagian, antara lain:

1. Ruang pembusukan

Dalam ruang ini, air kotor akan tertahan 13 hari dan akan mengalami
penguraian oleh bakteri pembusuk yang akan menghasilkan gas, cairan,
dan lumpur. Gas dan cairan akan masuk kedalam dosing chamber melalui
pipa. Lumpur akan masuk ke ruang lumpur.

12
2. Ruang lumpur

Ruang lumpur merupakan tempat penampungan lumpur. Apabila ruang


sudah penuh, lumpur dapat dipompa keluar.

3. Dosing chamber

Dalam dosing chamber terdapat siphon McDonald yang berfumgsi untuk


mengatur kecepatan air yang akan dialirkan ke bidang resapan agar
merata.

4. Bidang resapan

Bidang ini akan menyerap cairan keluar dari dosing chamber dan
menyaring bakteri pathogen maupun bibit penyakit lain. Panjang minimal
bidang resapan ini 10meter dan dibuat pada tanah berpasir.

e. System Riool (sewage)

System riool menampung semua air kotor dari rumah maupun perusahaan, dan
terkadang menampung kotoran dari lingkungan. Apabila dipakai untuk
menampung air hujan, sistem riool ini disebut combined system, sedangkan jika
bak penampung air hujannya dipisahkan maka disebut separated system. Agar
tidak merugikan kepentingan lain, air kotor dialirkan ke ujung kota, misalnya ke
daerah peternakan, pertanian, atau perikanan darat. Air kotor itu masih
memerlukan pengolahan.

Proses pengolahan yang dilakukan, antara lain:

1. Penyaringan (screening)

Penyaringan ditujukan untuk menangkap benda-benda yang terapung


diatas permukaan air.

2. Pengendapan (sedimentation)

Pada proses ini, air limbah dialirkan ke dalam bak besar (sand trap)
sehingga aliran menjadi lambat dan lumpur serta pasir mengendap.

13
3. Proses biologis

Proses ini menggunakan mikroba untuk memusnahkan zat organic di


dalam limbah baik secara aerob maupun anaerob.

4. Disaring dengan saringan pasir (sand filter)

5. Desinfeksi

Desinfeksi dengan kaporit (10kg/1 juta air limbah) untuk membunuh


mikroba patogen.

6. Pengenceran

Terakhir, air limbah dibuang ke sungai, danau atau laut sehingga


mengalami pengenceran.

Semua proses pengolahan air limbah ini dilakukan dalan suatu instalasi khusus
yang dibangun diujung kota. Cara lain pengolahan air limbah

Pengolahan air limbah dapat juga dilakukan dengan cara:

1. Dilution (pengenceran)

Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah,kemudian


baru dibuang ke badan-badan air. Tetapi, dengan makin bertambahnya penduduk,
yang berarti makin meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang
harus dibuang terlalu banyak, dan diperlukan air pengenceran terlalu banyak pula,
maka cara ini tidak dapat dipertahankan lagi. Di samping itu, cara ini
menimbulkan kerugian lain, diantaranya: bahaya kontaminasi terhadap badan-
badan air masih tetap ada, pengendapan yang akhirnya menimbulkan
pendangkalan terhadap badan-badan air, seperti selokan, sungai, danau, dan
sebagainya. Selanjutnya dapat menimbulkan banjir.

2. Irrigation (irigasi)

Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali, dan air akan
merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut.

14
Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan lading
pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini
terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan susu
sapi, rumah potong hewan, dan lain-lain di mana kandungan zat-zat organikdan
protein cukup tinggi yang diperlukan oleh tanaman.

3. Self purification/oxidation ponds (kolam oksidasi)

Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang
(algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah
dialirkan ke dalam kolam besar berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-
2 meter. Dinding dan lapisan kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Lokasi
kolam harus jauh dari daerah pemukiman, dan di daerah yang terbuka, sehingga
memungkinkan sirkulasi angin dengan baik. Cara kerjanya antara lain sebagai
berikut: Empat unsur yang berperan dalam pembersihan alamiah ini adalah: sinar
matahari, ganggang, bakteridan oksigen. Ganggang dengan butir klorofilnya
dalam air limbah melakukan proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari,
sehingga tumbuh dengan subur. Pada proses sintesis untuk pembentukan
karbohidrat dari H2O dan CO2 oleh klorofil di bawah pengaruh sinar matahari
terbentuk O2. Kemudian oksigen ini digunakan oleh bakteri aerobik untuk
melakukan dekomposisi zat-zat organik yang terdapat dalam air buangan. Di
samping itu, terjadi pengendapan. Sebagai hasilnya BOD dari air limbah tersebut
akan berkurang, sehingga relatif aman apabila akan dibuang ke dalam badanbadan
air (kali, danau, dan sebagainya).

1. Pengolahan air limbah secara primer dan sekunder

Pengolahan secara primer terdiri atas:

a. Screen (saringan). Kotoran yang besar disaring.

b. Grit Chamber. Detritus berupa lapisan air, kerikil dan pasir, aliran air
diperhambat dengan grit channel.

15
c. Primary sedimentation tank. Endapan crude sludge dialirkan ke sludge
digestion tank dan menghasilkan gas metana.

d. Cairan yang tertinggal dialirkan sebagai primary effluent ke pengolahan


sekunder.

Pengolahan sekunder terdiri dari;

a. Cairan yang bersal dari primary treatment dialirkan ke bak biological


treatment kemudian dialirkan ke tangka pengendapan terakhir (final
sedimentation tank). Dari total volume endapan lumpur aktif (activated
sludge) yang dihasilkan, 25%-nya akan digunakan kembali sehingga
dimasukkan lagi kedalam tangki aerasi, sedangkan yang 75%- nya akan
dibuang ke laut, ditimbun di rawa-rawa, atau dijadikan pupuk.

b. Air yang tertinggal cukup jernih sehingga dapat langsung disalurkan ke


badan-badan air setelah mengalami proses klorinasi.

c. Crudge sludge dialirkan ke sludge digestion tank untuk diubah menjadi


gas metana yang akan digunakan untuk menghasilkan tenaga listrik.

d. Endapan lumpur dalam sludge digestion tank dikeringkan dengan alat


pengering lumpur.

2.7 Purifikasi Air Limbah

Tujuan purifikasi air limbah, antara lain;

1. Untuk menstabilkan bahan-bahan organik melalui proses stabilisasi. Materi


organik akan diurai oleh bakteri menjadi bahan-bahan sederhana yang tidak akan
didekomposisi.

2. Untuk menghasilkan effluent yang bebas dari keadaan patogen.

16
3. Air dapat digunakan tanpa menimbulkan risiko gangguan kesehatan.
Dekomposisi materi organik di dalam air limbah terjadi melalui proses aerob dan
anaerob, seperti berikut.

a. Proses aerob

Proses aerob merupakan proses paling efisien untuk menurunkan kandungan


materi organik di dalam air limbah. Proses ini memerlukan pasokan oksigen
terlarut yang kontinu. Bahan-bahan organik dipecah menjadi bahan yang lebih
sederhana, seperti CO2, air, ammonia, nitrit, nitrat, dan sulfat melalui kerja
bakteri, jamur dan protozoa.

b. Proses anaerob

Proses ini sangat efektif untuk air limbah yang mengandung banyak benda padat.
Reaksi dekomposisi anaerob berlangsung lebih lambat dan sangat kompleks.
Produk akhir dari dekomposisi tersebut adalah metana, ammonia, CO2, dan H2.
Dalam melakukan purifikasi air limbah, terdapat 3 cara berikut yang dapat dipilih.

a. Modern sewage treatment,terdiri dari:

1. Pengolahan primer, yang meliputi screening, grit chamber, dan primary


sedimentation.

2. Pengolahan sekunder, yang meliputi biological treatment, secondary


sedimentation dan klorinasi.

b. Traditional sewage treatment (oxidation pond)

c. Land treatment atau sewage farming. Metode ini memanfaatkan


sebidang tanah yang dikelilingi parit berisi air limbah yang mengalir
secara intermiten. Tanah tersebut ditanami tumbuhan semacam kentang
dan pohon buah-buahan.

2.8 Air Limbah Rumah Tangga

17
Air limbah rumah tangga (sullage) adalah air limbah yang tidak mengandung
ekskreta manusia dan dapat berasal dari buangan kamar mandi, dapur, air cuci
pakaian danlain-lain yang mungkin dapat mengandung mikroorganisme patogen.
Volume air limbah rumah tangga bergantung pada volume pemakaian air
penduduk setempat. Penggunaan air untuk keperluan sehari-hari mungkin kurang
dari 10 liter per orang di daerah yang sumber airnya berasal dari kran umum,
sedangkan di daerah yang sumber airnya berasal dari sumur pompa atau
sambungan rumah sendiri, penggunaan air dapat mencapai 200liter per orang.
Implikasi dan dampak kesehatan akibat pembuangan air limbah rumah tangga
bergantung pada;

1. Teknologi yang dimanfaatkan

2. Volume air limbah

3. Iklim setempat

4. Jenis tanah

5. Kondisi air tanah

Ada 5 cara pembuangan air limbah rumah tangga, yaitu:

1. Pembuangan umum, yaitu melalui tempat penampungan air limbah

yang terletak dihalaman.

2. Digunakan untuk menyiram tanaman kebun.

3. Dibuang ke lapangan peresapan.

4. Dialirkan ke saluran terbuka.

5. Dialirkan saluran tertutup atau selokan.

Setiap cara tersebut memiliki implikasi kesehatan yang berbeda-beda.


Pembuangan melalui tempat-tempat penampungan air limbah di halaman akan
memberikan tempat bagi perkembangbiakan serangga seperti Culex pipiens selain
menghasilkan lumpur dan kondisi yang tidak saniter karena dekat dengan sumur

18
air bersih. Halaman ini juga sering dijadikan arena bermain anak-anak, bahkan
tidak jarang digunakan untuk tempat buang air besar yang memungkinkan telur
cacing untuk tidak cepat matang sehingga potensi untuk menularkan penyakit
tetap besar. Air limbah yang mengandung mikroorganisme patogen dan berasal
dari pembersihan kamar mandi mungkin dapat menginfeksi anak-anak yang
sedang bermain di halaman. Di daerah yang volume air limbah dan angka
kepadatan rumahnya masih rendah, pembuangan air limbah di luar rumah dapat
menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia. Jika kondisi tanah kurang dapat
ditembus air, sementara penggunaan air atau kepadatan rumah tinggi, metode
pembuangan air limbah yang memenuhi syarat mutlak dipenuhi. Penggunaan air
limbah dengan cara dimanfaatkan untuk penyiraman sayur-sayuran di kebun dekat
rumah memberikan dampak negatif yang lebih kecil terhadap kesehatan. Namun,
pemanfaatan tersebut jangan sampai membentuk genangan air karena dapat
menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

2.9 Limbah Industri

Limbah industri (industrial waste) yang berbentuk cair dapat berasal dari
pabrik yang biasanya banyak menggunakan air pada proses produksinya. Selain
itu libah cair juga dapat berasal dari bahan baku yang mengandung air sehingga di
dalam proses pengolahannya, air harus dibuang. Jenis-jenis industry yang
menghasilkan limbah cair antara lain, industri pulp dan rayon, pengolahan cramb
rubber, minyak kelapa sawit, baja dan besi, minyak goring, kertas, tekstil, kaustik
soda, elektor plating, plywood, tepung tapioka, pengalengan, pencelupan dan
pewarna, daging dan lainlain. Limbah cair industri mengandung bahan pencemar
yang bersifat racun dan berbahaya yang dikenal dengan sebutan B3 (Bahan
Beracun dan Berbahaya). Menurut Undang-undang RI No. 23/ 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat
dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup dan/atau

19
dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta makhluk hidup lain. Bahan ini dirumuskan sebagai bahan yang dalam jumlah
relative sedikit tetapi mempunyai potensi untuk mencemarkan dan merusak
kehidupan dan sumber daya. Apabila ditinjau secara kimia, bahan-bahan tersebut
mengandung 60.000 jenis bahan kimia dari 5 juta jenis bahan kimia yang sudah
dikenal. Tingkat bahaya keracunan yang disebabkan limbah ini bergantung pada
jenis dan karakteristiknya, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka
panjang. Mengingat sifat, karakteristik dan akibat yang ditimbulkan limbah di
masa sekarang maupun di masa akan datang, diperlukan langkah-langkah
pencegahan, penanggulangan, dan pengelolaannya secara efektif.

Air dari pabrik membawa sejumlah padatan dan partikel baik yang larut
maupun yang mengendap. Bahan ini ada yang kasar dan halus. Kerapkali air dari
pabrik berwarna keruh dan temperaturnya tinggi, Air yang mengandung senyawa
kimia beracun dan berbahaya mempunyai sifat tersendiri. Air limbah yang telah
tercemar memberikan ciri yang dapat diidentifikasi secara visual maupun melalui
pemeriksaan laboratorium. Identifikasi secara visual dapat diketahui melalui:
kekeruhan, warna air, rasa, bau yang ditimbulkan, dan indikasi lain. Sementara
itu, identifikasi secara laboratorium ditandai dengan terjadinya perubahan sifat
kimia air karena air telah mengandung bahan kimia beracun dan berbahaya dalam
konsentrasi yang melebihi batas yang dianjurkan.

Jumlah limbah yang dikeluarkan masing-masing industri bergantung pada


banyaknya produksi yang dihasilkan serta jenis produknya. Sebagai gambaran,
industri pulp dan rayon menghasilkan limbah air sebanyak 30 m3 setiap ton pulp
yang diproduksi. Contoh lainnya, industri ikan dan makanan laut menghasilkan
limbah air berkisar antara 79-500 m3 per hari, sedangkan industri pengolahan
crumb rubber menghasilkan antara 100- 1000 m3 limbah air per hari.

2.9.1 Sifat-Sifat Limbah Cair Industri

20
Berdasarkan persenyawaan yang ditemukan dalam air buangan industri, sifat
limbah cair tersebut dapat dikategorikan berdasarkan karakteristik fisika, kimia,
dan biologinya. Pengamatan mengenai karakteristik ini penting untuk menetapkan
jenis parameter pencemar yang terdapat di dalamnya. Sifat kimia dan fisika
masing-masing parameter dapat menunjukkan akibat yang akan ditimbulkan
terhadap lingkungan.

Berikut karakteristik yang dimiliki limbah cair industri.

1. Karakteristik fisik

Perubahan yang ditimbulkan parameter fisika dalam limbah cair industry, antara
lain:

a. Padatan

Berasal dari bahan organik maupun anorganik, baik yang larut, mengendap
maupun berbentuk suspense. Pengendapan di bagian dasarair akan
mengakibatkan terjadinya pendangkalan pada badan dasar penerima,
selain menyebabkan tumbuhnya tanaman tertentu, seperti eceng gondok,
juga berbahaya bagi makhluk hidup lain dalam air. Banyaknya padatan
menunjukkan banyaknya lumpur yang terkandung dalam air limbah.

b. Kekeruhan

Kekeruhan menunjukkan sifat atis optis air yang menyebabkan pembiasan


cahaya ke dalam air. Kekeruhan akan membatasi pencahayaan ke dalam
air. Sifat ini terjadi karena adanya bahan yang terapung maupun yang
terurai seperti bahan organik, jasad renik, lumpur, tanah liat, dan benda
lain yang melayag maupun terapung. Nilai kekeruhan air dikonversikan ke
dalam ukuran SiO2 dalam satuan mg/1. Semakin keruh air, semakin tinggi
daya hantar listrik dan makin tinggi pula kepadatannya.

c. Bau

21
Bau timbul karena adanya kegiatan mikroorganisme yang menguraikan zat
organik untuk menghasilkan gas tertentu. Bau juga timbul karena reaksi
kimia yang menimbulkan gas. Kuat lemahnya bau yang di timbulkan
bergantung pada jenis dan banyaknya gas yang dihasilkan.

d. Temperatur

Temperatur air limbah akan memengaruhi badan penerima apabila terdapat


perbedaan suhu yang cukup besar. Temperatur juga dapat memengaruhi
kecepatan reaksi kimia serta tata kehidupan dalam air. Perubaha suhu
memperlihatkan aktivitas kimia dan biologis pada benda padat dan gas
dalam air. Pada suhu yang tinggi terjadi pembusukan dan penambahan
tingkatan oksidasi zat organik.

e. Daya hantar listrik

Daya hantar listrik merupakan kemampuan air untuk mengalirkan arus


listrik, yang tercermin dari kadar padatan total dalam air dan suhu pada
saat pengukuran. Konduktivitas limbah cair dalam mengalirkan arus listrik
bergantung pada mobilitas ion dan kadar yang terlarut di dalam limbah
tersebut (senyawa anorganik > konduktor senyawa organik).

f. Warna

Warna timbul akibat terdapatnya suatu bahan terlarut atau tersuspensi


dalam air, selain bahan pewarna tertentu yang mengandung logam berat.

2. Karakteristik kimia

Bahan kimia yang terdapat dalam air akan menentukan sifat air baik dalam
tingkat keracunan maupun bahaya yang di timbulkannya. Secara umum sifat air di
pengaruhi oleh banhan kimia organik dan anorganik.

a. Bahan kimia organik

1. Karbohidrat dan perotein

2. Minyak dan lemak

22
3. Pestisida

4. Fenol

5. Zat warna dan surfaktan

b. Bahan kimia anorganik

1. Klorida

2. fosfor

3. logam berat dan beracun

4. nitrogen

5. sulfur

3. Karakteristik biologi

1. Virus

2.9.2 Pengolahan Limbah Cair Industri

Pengolahan limbah cair industri dapat dibagi menjadi dua, pengolahan menurut
tingkat perlakuan dan pengolahan menurut karakteristiknya.

1. Pengolahan berdasarkan tingkat perlakuan

Menurut tingkatan prosesnya, pengolahan limbah dapat digolongkan menjadi 5


tingkatan. Namun, tidak berarti bahwa semua tingkatan harus dilalui karena
pilihan tingkatan proses tetap bergantung pada kondisi limbah yang diketahui dari
hasil pemeriksaan laboratorium.

Dengan mengetahui jenis-jenis parameter dalam limbah, dapat ditetapkan jenis


peralatan yang dibutuhkan. Berikut beberapa tahapan pengolahan air limbah.

a. Pra-pengolahan (pre-treatment)

23
Pada tahap ini, saringan kasar yang tidak mudah berkarat dan berukuran ±
30×30 cm untuk debit air 100 m2 per jam sudah cukup baik. Untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik, saringan dapat dipasang secara seri
sebanyak dua atau tiga saringan. Ukuran messnya (besar lubang kawat
tikus) dapat dibandingkan dengan kawat kasa penghalang nyamuk.
Saringan tersebut diperiksa setiap hari untuk mengambil bahan yang
terjaring. Contoh bahan-bahan yang terjaring dapat berupa padatan
terapung atau melayang yang ikut bersama air. Bahan lainnya adalah
lapisan minyak dan lemak di atas permukaan air.

b. Pengolahan primer (primary treatment)

Pada tahapan ini dilakukan penyaringan terhadap padatan halus atau zat
warna terlarut maupun tersuspensi yang tidak terjaring pada penyaringan
terdahulu.

Pengolahan secara kimia dilakukan dengan cara mengendapkan bahan


padatan melalui penambahan zat kimia. Reaksi yang terjadi akan
menyebabkan berat jenis bahan padatan menjadi lebih besar daripada air.
Tidak semua reaksi dapat berlaku untuk semua senyawa kimia (terutama
senyawa organik). Pengolahan secara fisika dilakukan melalui
pengendapan maupun pengapungan yang ditujukan untuk bahan kasar
yang terkandung dalam air limbah. Penguapan dilakukan dengan
memasukkan udara ke dalam air dan menciptakan gelembung gas sehingga
partikel halus terbawa bersama gelembung ke permukaan air. Sementara
itu, pengendapan (tanpa penambahan bahan kimia) dilakukan dengan
memanfaatkan kolam berukuran tertentu untuk mengendapkan partikel-
partikel dari air yang mengalir di atasnya.

c. Pengolahan sekunder (secondary treatment)

24
Tahap ini melibatkan proses biologis yang bertujuan untuk menghilangkan
bahan organik melalui proses oksidasi biokimia. Di dalam proses biologis
ini, banyak dipergunakan reactor lumpur aktif dan trickling filter.

d. Pengolahan tersier (tertiary treatment)

Pengolahan tersier merupakan tahap pengolahan tingkat lanjut yang


ditujukan terutama untuk menghilangkan senyawa organik maupun
anorganik. Proses pada tingkat lanjut ini dilakukan melalui proses fisik
(filtrasi, destilasi, pengapungan, pembekuan, dan lain-lain), proses kimia
(absorbs karbon aktif, pengendapan kimia, pertukaran ion, elektrokimia,
oksidasi, dan reduks), dan proses biologi (pembusukan oleh bakteri dan
nitrifikasi alga).

2. Pengolahan berdasarkan karakteristik

Proses pengolahan berdasarkan karakteristik air limbah dapat dilakukan secara:

a. Proses fisik, dapat dilakukan melalui:

1. Penghancuran

2. Perataan air (misalnya: mengubah system saluran dan membuat


kolam)

3. Penggumpalan (misalnya: menggunakan alumunium sulfat dan


ferrosulfat)

4. Sedimentasi

5. Pengapungan

6. Filtrasi

b. Proses kimia, dapat dilakukan melalui: 1.Pengendapan dengan bahan


kimia

2.Pengolahan dengan logoon atau kolam

3. Netralisasi

25
4. Penggumpalan atau koagulasi

5. Sedimentasi (misalnya dengan discrete settling, floculant settling, dan zone


settling)

6. Oksidasi dan reduksi

7. Klorinasi

8. Penghilangan klor (biasanya menggunakan karbon aktif atau natrium sulfat)

9. Pembuangan fenol

10. Pembuangan sulfur

c. Proses biologi, dapt dilakukan dengan:

1. Kolam oksidasi

2. Lumpur aktif (mixed liquid suspende solid / MLSS)

3. Trickling filter

4. Lagoon

5. Fakultatif

d. Proses fisika kimia biologi

e. Pengolahan tingkat lanjut

2.10 Limbah Rumah Sakit

Air limbah rumah sakit adalah seluruh buangan cair yang berasal dari hasil
proses seluruh kegiatan rumah sakit yang meliputi limbah domestic cair yakni
buangan kamar mandi, dapur, air bekas pencucian pakaian, limbah cair klinis
rumah sakit misalnya air bekas cuci luka, cuci darah, dll ; air bekas laboratorium
dan lainnya. Beberapa teknologi yang digunakan dalam pengolahan air limbah
rumah sakit yakni antara lain: proses lumpur aktif, reactor putar biologis, proses

26
pengolahan dengan biofilter “Up Flow”, serta proses pengolahan dengan system
“biofilter anaerob-aerob.

2.11 Limbah nuklir

Pengelolaan limbah radioaktif bertujuan untuk meminimalkan dosis radiasi


yang diterima penduduk <0,1 dosis radiasi maksimum yang diperkenankan bagi
karyawan di medan radiasi. Tahap-tahap yang dilakukan untuk pengelolaan
limbah radioaktif adalah: pengangkutan limbah, pra-pengolahan, penyimpanan
sementara dan penyimpanan akhir.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Air buangan/ air limbah adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik
kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti industri, perhotelan, dan
sebagainya. Sumber air limbah yaitu air limbah rumah tangga, air limbah industry
dan air limbah kotapraja. Karakteristik air limbah ada 3 yaitu: karakteristik fisik,
karakteristik kimia, karakteristik biologi. Parameter-parameter yang digunakan
dalam air limbah yaitu BOD, COD, DO, hardness, settleable solid, Total
Suspended Solid, Mixed Liquor Suspended Solid, Mixed Liquor Volatile
Suspended Solid.
Dampak pengelolaan air limbah antara lain : gangguan kesehatan, penurunan
kualitas lingkungan, gangguan terhadap keindahan, gangguan terhadap kerusakan
benda. Pengelolaan air limbah pun dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu secara
alamiah maupun dengan bantuan peralatan. Dengan cara alamiah yaitu dengan
kolam stabilisasi sedangkan dengan peralatan biasanya dilakukan pada IPAL,
yang prosesnya dapat dikelompokkan menjadi primary treatment, secondary
treatment,dan tertiary treatment.

3.2 Saran

27
1. Pembangunan instalasi pengolahan air limbah sudah mutlak dan harus
dimiliki oleh setiap industri atau badan pengolah yang ditunjuk agar setiap
air limbah yang dibuang ke badan air sudah masuk dalam baku mutu yang
telah ditetapkan oleh pemrintah.
2. Keseriusan dari semua pihak sangat diperlukan agar limbah industri yang
ada benar-benar tidak mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia,
kalau hal ini tidak kita mulai dari sekarang maka akan sama-sama kita
lihat bahaya apa yang akan muncul ke depan yang menghadang kita.
3. Untuk mencegah penurunan kualitas hidrosfir yang disebabkan oleh air
limbah diperlukan pemilihan sistem pengolahan air limbah yang tepat agar
tidak memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan khususnya pada
kesehatan masyarkat.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.nethttps://www.academia.edu/35564723/
MAKALAH_PENGOLAHAN_LIMBAH/rizkiyuli19/makalah-pengolahan-air-
limbah-40568780

28

Anda mungkin juga menyukai