Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan kebutuhan dasar manusia, hewan maupun tumbuhan dan se
mua yang hidup di atas permukaan bumi ini. Sehingga segala sesuatu yang berhub
ungan dengan air tidak dapat diabaikan begitu saja, mengingat semakin banyak pe
nggunaan air didalam semua aktivitas kehidupan sehari-hari.
Air bersih menjadi kebutuhan pokok manusia. Disamping untuk kebutuhan
air minum, air bersih diperlukan juga untuk keperluan rumah tangga seharihari mi
salnya mandi, mencuci, memasak dan lain sebagainya. Maka dari itu pemakaian ai
r untuk kebutuhan rumah tangga ini, perlu pula dipikirkan tentang pembuangan air
bekas pemakaiannya.
Air yang telah dipakai tersebut merupakan suatu air kotor dan harus dibuang,
tetapi pembuangannya tidak boleh mengakibatkan pencemaran terhadap lingkung
an. Pembuangan secara langsung ke dalam sungai tanpa ada pengolahan terlebih d
ahulu akan mengakibatkan tercemarnya air sungai tersebut. Hal ini dapat diatasi d
engan meningkatkan sanitasi lingkungan sehingga tercipta kondisi lingkungan yan
g baik dan benar. Sebagai realisasi dari hal tersebut perlu direncanakan suatu siste
m pengolahan air buangan yang memadai.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari sistem bangunan pengolahan air buangan ini adalah sebagai su
atu fasilitas yang membantu mengolah air buangan limbah sedemikian rupa, sehin
gga dapat mengurangi kadar zat atau konstituent tertentu yang terkandung di dala
m air buangan limbah sampai batas yang disyaratkan dan tidak menimbulkan gan
gguan terhadap lingkungan hidup manusia serta kehidupan di dalam badan air pen
erima.
Pada umumnya di dalam air buangan banyak terdapat jenis bakteri khususny
a bakteri patogen yang seringkali menyebabkan penyebaran berbagai macam peny
akit. Dan terutama pengaruhnya terhadap pengurangan oksigen di dalam air akibat

1
proses biokimia yang terjadi karena kehadiran zat-zat tertentu di dalam air buanga
n.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa tujuan utama dari perencanaan ba
ngunan pengolahan air buangan ini adalah:
 Menentukan jenis pengolahan air buangan yang sesuai dengan data kualitas k
andungan air buangan yang dihasilkan.
 Merencanakan bangunan pengolah air buangan, termasuk diagram alir proses
pengolahan.
 Menentukan kualitas dan kuantitas penghilangan kandungan bahan organik m
aupun anorganik yang dikehendaki.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang Lingkup dalam tugas perencanaan ini dititikberatkan pada pembuata
n konsep-konsep dasar perhitungan disain yang meliputi:
 Primary Treatment :
Screening
Grit Chamber
 Secondary Treatment :
Pengolahan secara biologis secara aerobik maupun anaerobik.
 Sludge Treatment dan Disposal.
 Lay Out, profil hidrolis, gambar-gambar disain.
 Bill Of Quantity dan Rencana Anggaran Biaya.

2
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Identifikasi Air Buangan


Air buangan biasa dinamakan air limbah atau sludge bahan buangan dari sua
tu lingkungan masyarakat dimana terdapat kontaminan di dalamnya yang merupa
kan substansi organik dan anorganik original. Air buangan ini berasal dari sumber
domestik, industri, air hujan atau infiltrasi ground water. Air limbah yang masih b
aru berupa cairan keruh dan berbau tanah tetapi tidak terlalu merangsang. Bahan b
uangan ini mengandung padatan terapung dan tersuspensi serta polutan dalam ben
tuk larutan. Selain tidak sedap dipandang, air buangan ini sangat berbahaya teruta
ma karena jumlah organisme patogen yang dikandungnya. Karena itu air limbah p
erlu mendapat penanganan khusus dalam pengolahannya sebelum dikembalikan k
e badan air. (Wahyudi, 2011)

2.2 Sumber Air Limbah


Air limbah yang bersumber dari rumah tangga (Domestic Wastes Water), ya
itu buangan yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah in
i terdiri dari excreta (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan kamar mandi
dan umumnya terdiri dari bahan-bahan organik
Air limbah yang mengandung exkreta, yakni tinja dan urine manusia jauh le
bih berbahaya dibandingkan dengan air bekas cucian dapur, kamar mandi dan bah
an-bahan organik karena banyak mengandung kuman patogen.
Air limbah berasal dari berbagai sumber, secara garis besar air limbah dapat
dikelompokkan menjadi :
a. Air limbah yang bersumber dari rumah tangga (Domestic Wastes Wate
r), yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umu
mnya air limbah ini terdiri dari excreta (tinja dan air seni), air bekas cuc
ian dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri bahan-bahan organik.
b. Air limbah industri (Industrial Wastes Water), yang berasal dari berbag
ai jenis industri akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung di dala

3
mnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh ma
sing-masing industri.
c. Air limbah kotapraja (Municipal Wastes Water), yaitu air buangaan yan
g berasal dari daerah: perkotaan, perdagangan, hotel, restoran, tempat-te
mpat umum, tempat-tempat ibadah dan sebagainya. Pada umumnya zat-
zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan air limbah r
umah tangga.
(Anonim, 2015)

2.3 Dampak Air Buangan


a. Dampak Limbah terhadap Kesehatan Manusia
Berbagai jenis penyakit dapat ditimbulkan karena tidak adanya
penangan atau pengelolaan limbah yang benar. Mulai dari penyakit ringan
seperti sakit perut/diare hingga penyakit yang mematikan seperti keracunan
akut dapat disebabkan oleh adanya limbah.
Berikut ini beberapa contoh jenis penyakit yang dapat menyerang
manusia akibat adanya limbah:
- Gangguan pencernaan seperti diare
- Tifus
- Keracunan akut dan keracunan kronis
- Jamur pada kulit
- Sesak napas
- Gangguan saraf
b. Dampak Limbah terhadap Lingkungan
Selain berdampak negatif bagi manusia, limbah juga berdampak negatif
bagi lingkungan. Dampak negatif yang paling terlihat jelas adalah rusaknya
lingkungan sehingga menurunkan nilai estetika lingkungan atau dengan kata
lain lingkungan menjadi tidak enak dipandang.
Limbah berupa cairan yang masuk ke dalam sistem drainase atau sungai
akan mengakibatkan pencemaran air. Apabila hal ini sudah terjadi maka
akan banyak organisme seperti ikan akan mati keracunan. Jika hal ini terjadi
maka akan terjadi perubahaan ekosistem perairan yang menjebabkan

4
terganggunya keseimbangan ekosistem secara keseluruhan. Limbah padat
yang dibuang ke sungai dalam jumlah yang banyak dapat menyumbat aliran
air sungai dan menyebabkan banjir.
Selain pencemaran air, pencemaran udara oleh limbah juga akan terjadi
seperti bau tidak sedap yang ditimbulkan karena pembusukan sampah
organik. Asap yang ditimbulkan dari kendaran bermotor, pembakaran
sampah maupun industri-industri besar juga dapat menimbulkan
pencemaran udara. Pembakaran sampah berbahan plastik tertentu bahkan
dapat bersifat karsinogenik dan menimbulkan kanker apabila dihirup
manusia.
(Larasati, 2017)

2.4 Pengelolaan Air Buangan


a. Pengurangan Limbah
Banyaknya limbah yang ada dapat dikurangi dengan mengurangi jumlah
pemakaian limbah. Salah satu contoh yang mudah dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari adalah penggunaan botol air minum untuk
mengurangi sampah botol plastik dan penggunaan tas belanja untuk
mengurangi sampah kantong plastik. (Larasati, 2017)
b. Daur ulang
Beberapa jenis limbah dapat didaur ulang sehingga menghasilkan barang
lain yang dapat digunakan. Sebagian besar limbah yang dapat didaur ulang
adalah limbah anorganik seperti botol plastik, kaleng bekas, kain perca,
pecahan kaca/keramik dan lain sebagainya. Daur ulang limbah jika
dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kreativitas maka akan
menghasilkan barang-barang baru yang berguna serta memiliki nilai estetika
tinggi seperti daur ulang limbah menjadi kerajinan tangan.
Selain limbah anorganik, daur ulang juga dapat dilakukan terhadap limbah
organik. Sisa-sisa makanan maupun dedaunan kering jika ditimbun didalam
tanah maka akan menghasilkan pupuk kompos untuk tanaman. (Larasati,
2017)

5
c. Pengolahan Limbah
Terdapat dua macam system dalam pengelolaan air limbah domestic yaitu:
 Sanitasi sistem setempat (on-site), yaitu system dimana fasilitas
pengolahan air limbah berada dalam persil atau batas tanah yang
dimiliki, fasilitas ini merupakan fasilitas sanitasi individual seperti
septic tank.
 Sanitasi system terpusat (off-site atau sewerage system, yaitu system
dimana fasilitas pengolahan air limbah berada diluar pensil atau
dipisahkan dengan batas jarak atau tanah yang menggunakan perpipaan
untuk mengalirkan air limbah dari rumah-rumah secara bersamaan dan
kemudian dialirkan ke IPAL. (Anugerah, 2014)
d. Pembuangan Limbah
Limbah yang tidak memiliki nilai guna atau dengan kata lan tidak dapat
dimanfaatkan lagi, maka limbah tersebut dapat dibuang. Sebelum dibuang
ke alam, limbah harus melalui proses pengolahan agar bahan-bahan
berbahaya yang terkandung didalamnya hilang. Hal tersebut bertujuan agar
limbah yang dibuang tidak berdampak negatif bagi lingkungan. Salah satu
contoh pembuangan limbah adalah penimbunan limbah di dalam tanah.
(Larasati, 2017)

2.5 Parameter Air Buangan


Terdapat beberapa parameter dalam air buangan limbah domestik yaitu:
a. Minyak dan Lemak
Minyak dan lemak paling banyak dihasilkan oleh aktifitas dapur dan makan.
Tingginya parameter ini dalam air bisa meningkatkan nilai parameter pencemar
lain seperti COD dan BOD, serta TOC dan Coliform.
Dalam beberapa kasus, Minyak dan Lemak jika dipadukan dengan Protein
yang terdapat pada air limbah, maka akan dapat menimbulkan scum yang
berbentuk seperti Oncom. Scum ini adalah lemak yang tercampur dengan udara
dan protein. Scum disini amat disukai oleh bakteri patogen sebagai tempat
tumbuhnya.

6
Karena cukup beratnya mengolah parameter ini. Maka biasanya dalam banyak
IPAL (Installasi Pengolahan Air Limbah), akan diinstal Oil Trap yang
berfungsi sebagai perangkap lemak. Agar dapat dipisahkan dari air, sebelum
membuat pengolahan air limbah menjadi berat. (Anonim, 2018)

b. COD
COD atau Chemical Oxygen Demand. Yang berarti nilai oxygen yang
dibutuhkan kalau dihitung secara kimia, untuk mengoksidasikan zat-zat yang
ada didalam air.
Tingginya nilai COD disebabkan beberapa hal diantaranya adalah TSS dan
Minyak. Maka dari itu dalam cara pengolahan limbah domestik akan dibuat
juga cara memisahkan atau mengeleminasi TSS dan minyak tadi supaya nilai
COD menjadi turun. (Anonim, 2018)

c. BOD
BOD atau Biological Oxygen Demand. Yang berarti jumlah Oxygen yang
dibutuhkan secara biologis untuk mengoksidasikan zat organik dalam air
limbah. BOD. Untuk menurunkan BOD, mirip dengan cara menurunkan COD.
Hanya saja BOD itu sendiri akan terfokus pada penurunan zat organik
dibanding zat anorganik. (Anonim, 2018)

d. TSS
Total Suspended Solid adalah jumlah padatan yang tersuspensi. Untuk
menurunkan TSS, pilihan pertamanya adalah tentu dengan proses fisika dengan
pemisahan sumbernya. Lalu dilanjut dengan kimia yakni dengan
penggumpalan lewat koagulasi dan flokukasi.
Fase terakhir cara mengolah limbah domestik yang mengandung TSS adalah
dengan proses filtrasi. (Anonim, 2018)

e. Ammonia
Ammonia adalah suatu senyawa yang terdiri dari unsur Nitrogen dan Hidrogen.
Ammonia ini bersifat basa lemah, yang akan sedikit menambahkan nilai pH air

7
limbah ke arah diatas 7. Ammonia sendiri memiliki standar baku mutu
biasanya dibawah 10 mg/L yang artinya jika berada diatas baku mutu tersebut
maka air limbah tersebut dikatakan masih mencemari lingkungan.
Ammonia banyak dihasilkan dari kegiatan ekskresi manusia, yang kemudian
ditambahkan pula dengan hasil pengolahan bakteri dalam memecahkan
senyawa organik dalam air. Ciri-ciri keberadaan ammonia dapat diketahui
lewat baunya yang cukup pusing. Bahkan dalam konsentrasi tertentu dapat
membuat mual. Untuk mengolah ammonia, memerlukan tiga tahapan yakni
nitrifikasi, denitrifikasi dan aerasi plus ditambah make up process agar
sempurna. Jika tidak diolah dengan baik maka ammonia dapat menyebabkan
booming algae ataupun eceng gondok, yang dapat memenuhi badan air
sehingga bisa terjadi kekurangan oksigen ataupun banjir. (Anonim, 2018)

f. Total Bakteri Colliform


Bakteri bentuk coli atau coliform adalah parameter yang menunjukan berapa
banyak jumlah bakteri yang berada dalam satu ml air limbah. Biasanya jumlah
bakteri dihitung berdasarkan jumlah koloninya dengan coloni counter.
Dalam air limbah domestik, bakteri yang paling dikhawatirkan adalah bakteri
Escherechia coli dan Entamoba coli yang dapat menyebabkan penyakit diare
ataupun sakit perut hingga sakit kolera. (Anonim, 2018)

8
BAB III
DASAR-DASAR PERENCANAAN

3.1 Data Kota dan Kependudukan


3.1.1 Letak dan Batas Daerah
Kota Banda Aceh adalah salah satu kota yang berada di Aceh dan menjadi
ibukota Provinsi Aceh, Indonesia. Sebagai pusat pemerintahan, Banda Aceh
menjadi pusat kegiatan ekonomi, politik, sosial dan budaya. Kota Banda Aceh
juga merupakan kota Islam yang paling tua di Asia Tenggara, di mana Kota
Banda Aceh merupakan ibu kota dari Kesultanan Aceh.
Letak Kota Banda Aceh terdapat pada koordinat 5° 32' 53.844'' Lintang
Utara, dan 5° 19' 25.5108'' Bujur Timur. Kota Banda Aceh terdiri dari 9
kecamatan, 70 desa dan 20 kelurahan dengan luas wilayah keseluruhan ± 61,36
km². Dengan jumlah penduduk sekitar 498.998 jiwa. (BPS, 2014)
Adapun batas-batas Kota Banda Aceh yaitu:
Sebelah utara : Selat Malaka
Sebelah selatan : Kabupaten Aceh Besar
Sebelah Barat : Samudera Hindia
Sebelah Timur : Kabupaten Aceh Besar

3.1.2 Curah Hujan


Berikut data curah hujan di Kota Banda Aceh yang terjadi selama kurun waktu 12
bulan pada tahun 2015.

Tabel 1 Curah Hujan Kota Banda Aceh tahun 2015

Curah Jumlah Rata-rata


Bulan Hujan Hari Hujan Penyinaran
(mm) (hari) Matahari
(1) (2) (3) (4)
Januari 283,3 16 54
Februari 136,1 15 44,5
Maret 89,7 8 64,2
April 106,2 12 48,5

9
Mei 131,1 13 48,1
Juni 167,2 13 54,5
Juli 83,8 9 48,8
Agustus 40,4 11 44,9
Septembe
r 164,6 7 53,4
Oktober 56,6 11 51,6
November 149,8 16 40,8
Desember 214,8 20 39,7
Rata-rata 135,5 12,6 49,4

Sumber: BMKG, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika


Blang Bintang, 2015

3.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Banda Aceh


Dalam merencanakan bangunan pengolah air buangan ada beberapa dasar
perencanaan yang harus diperhatikan. Terutama mengenai kuantitas air buangan
yang dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang dilayani dan perlu dilakukan suatu
prediksi jumlah penduduk sesuai dengan periode tahun perencanaan, yaitu dengan
metoda proyeksi.
Metoda proyeksi yang digunakan adalah metoda Geometri, metode ini
memperhatikan adanya suatu saat terjadi perkembangan menurun lalu stabil
disebabkan kepadatan penduduk mendekati maksimum.
Rumus yang digunakan:

Pn = Po (1 + r)n

Dimana : n = tahun perencanaan


Pn = perkiraan jumlah tahun
Po = jumlah penduduk sekarang
r = kecepatan pertambahan penduduk = 0,9%

Perhitungan proyeksi jumlah penduduk Kota Banda Aceh


 Jumlah penduduk tahun 2014 (Po) = 498.998 jiwa
 Kecepatan pertambahan penduduk (r) = 0,9%
 Kurun waktu proyeksi (n) = 10 tahun

10
Perhitungan proyeksi penduduk hingga 20 tahun perencanaan dengan metode
Geometri:
3.2.1 Tahun 2024
Pn = Po (1 + r)n
P(2024) = P(2014) (1 + 0,009)10
= 498.998 (1 + 0,009)10
= 545.771 jiwa

3.2.2 Tahun 2034


Pn = Po (1 + r)n
P(2034) = P(2024) (1 + 0,009)10
= 545.771 (1 + 0,009)10
= 596.928 jiwa
Maka proyeksi jumlah penduduk dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 2 Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Banda Aceh

Tahun Jumlah Penduduk


2014 498.998 jiwa
2024 545.771 jiwa
2034 596.928 jiwa

3.3 Penentuan Kapasitas


3.3.1 Proyeksi Kebutuhan Air Domestik
a. Untuk tahun 2014
Untuk proyeksi jumlah air domestik maka perlu dihitungkan jumlah
kebutuhan air:
- Untuk sambungan rumah sebesar = 80%
- Untuk hidran umum sebesar = 20%
b. Untuk tahun 2024
Untuk proyeksi jumlah air domestik maka perlu dihitungkan jumlah
kebutuhan air:
- Untuk sambungan rumah sebesar = 85%

11
Untuk hidran umum sebesar = 15%
c. Untuk tahun 2034
Untuk proyeksi jumlah air domestik maka perlu dihitungkan jumlah
kebutuhan air:
- Untuk sambungan rumah sebesar = 95%
Untuk hidran umum sebesar = 5%
Diasumsikan :
Kemampuan suplay air untuk HU = 30 lt/org.hari
Kemampuan suplay air untuk SR = 175 lt/org.hari

3.3.2 Perhitungan Jumlah Kebutuhan Air Domestik


a. Tahun 2014
- Jumlah penduduk untuk sambungan rumah (SR)
= 498.998 jiwa x 80%
= 399.198 jiwa
- Jumlah penduduk untuk hidran umum (HU)
= 498.998 jiwa x 20%
= 99.800 jiwa
o Q Kebutuhan air untuk SR = Jml. Penduduk x Kebutuhan Air
= 399.198 jiwa x 175 lt/org.hari
= 69.860 m3/hari
o Q Air Buangan SR = 70% x Q Kebutuhan Air untuk SR
= 70% x 69.860 m3/hari
= 48.902 m3/hari
o Q Kebutuhan air untuk HU = Jml. Penduduk x Kebutuhan Air
= 99.800 jiwa x 30 lt/org.hari
= 2.994 m3/hari
o Q Air Buangan HU = 70% x Q Kebutuhan Air untuk HU
= 70% x 2.994 m3/hari
= 2.096 m3/hari
Maka kebutuhan air domestik adalah
 Q Total = Q SR + Q HU

12
= (69.860 + 2.994) m3/hari
= 72.854 m3/hari
 Q Air Buangan Total = 70% x Q Total
= 70% x 72.854 m3/hari
= 50.998 m3/hari
b. Tahun 2024
- Jumlah penduduk untuk sambungan rumah (SR)
= 545.771 jiwa x 85%
= 463.905 jiwa
- Jumlah penduduk untuk hidran umum (HU)
= 545.771 jiwa x 15%
= 81.865 jiwa
o Q Kebutuhan air untuk SR = Jml. Penduduk x Kebutuhan Air
= 463.905 jiwa x 175 lt/org.hari
= 81.183 m3/hari
o Q Air Buangan SR = 70% x Q Kebutuhan Air untuk SR
= 70% x 81.183 m3/hari
= 56.828 m3/hari
o Q Kebutuhan air untuk HU = Jml. Penduduk x Kebutuhan Air
= 81.865 jiwa x 30 lt/org.hari
= 2.455 m3/hari
o Q Air Buangan HU = 70% x Q Kebutuhan Air untuk HU
= 70% x 2.455 m3/hari
= 1.718 m3/hari
Maka kebutuhan air domestik adalah
 Q Total = Q SR + Q HU
= (81.183 + 2.455) m3/hari
= 83.638 m3/hari
 Q Air Buangan Total = 70% x Q Total
= 70% x 83.638 m3/hari
= 58.547 m3/hari

13
c. Tahun 2034
- Jumlah penduduk untuk sambungan rumah (SR)
= 596.928 jiwa x 95%
= 567.081 jiwa
- Jumlah penduduk untuk hidran umum (HU)
= 596.928 jiwa x 5%
= 29.846 jiwa
o Q Kebutuhan air untuk SR = Jml. Penduduk x Kebutuhan Air
= 567.081 jiwa x 175 lt/org.hari
= 99.239 m3/hari
o Q Air Buangan SR = 70% x Q Kebutuhan Air untuk SR
= 70% x 99.239 m3/hari
= 69.467 m3/hari
o Q Kebutuhan air untuk HU = Jml. Penduduk x Kebutuhan Air
= 29.846 jiwa x 30 lt/org.hari
= 895 m3/hari
o Q Air Buangan HU = 70% x Q Kebutuhan Air untuk HU
= 70% x 895 m3/hari
= 626 m3/hari
Maka kebutuhan air domestik adalah
 Q Total = Q SR + Q HU
= (99.239 + 895) m3/hari
= 100.134 m3/hari
 Q Air Buangan Total = 70% x Q Total
= 70% x 100.134 m3/hari
= 70.094 m3/hari

14
Tabel 3 Proyeksi Kebutuhan Air Domestik dan Buangan

Tahu Q SR Q Buang Q HU Q Q Total Q


n (m3/hari) SR (m3/hari) Buang (m3/hari) Buang
(m3/hari) HU Total
(m3/hari (m3/hari
) )
2014 69.860 48.902 2.994 2.096 72.854 50.998
2024 81.183 56.828 2.455 1.718 83.638 58.547
2034 99.239 69.467 895 626 100.134 70.094

3.3.2 Kebutuhan Air Non Domestik


1. Industrial, Komersial dan Fasilitas Umum
 Besar Kebutuhan Air 50% dari kebutuhan domestik.
 Tingkat kenaikan 6% pertahun.
Perhitungan
 Untuk tahun 2014
- Q domestik = 72.854 m3/hari
- Q non domestik = 50% x 72.854 m3/hari
= 36.427 m3/hari
- Q air buangan = 70% x Q non domestik
= 70% x 36.427 m3/hari
= 25.499 m3/hari
 Untuk tahun 2024
- Q domestik = 83.638 m3/hari
- Q non domestik = 50% x 83.638 m3/hari
= 41.819 m3/hari
- Q air buangan = 70% x Q non domestik
= 70% x 41.819 m3/hari
= 29.273 m3/hari
 Untuk tahun 2034
- Q domestik = 100.134 m3/hari
- Q non domestik = 50% x 100.134 m3/hari

15
= 50.067 m3/hari
- Q air buangan = 70% x Q non domestik
= 70% x 50.067 m3/hari
= 35.047 m3/hari

2. Hotel dan Penginapan


 Jumlah unit = 20 unit
 Kebutuhan air = 60 lt/org.hari
 Asumsi Jumlah pemakai = 200 org/unit
Perhitungan:
 Q non domestik =  unit x debit x asumsi jml.
Pemakai
= 20 x 60 x 200
= 240.000 lt/hari = 240 m3/hari
 Q air buangan = 70% x Q non domestik
= 70% x 240 m3/hari
= 168 m3/hari

3. Tempat Ibadah
 Jumlah unit sekolah = 100 unit
 Kebutuhan air = 30 lt/org.hari
 Jumlah pemakai = 200 org/unit
Perhitungan:
 Q non domestik =  unit x debit x asumsi jml.
Pemakai
= 100 x 30 x 200
= 600.000 lt/hari = 600 m3/hari
 Q air buangan = 70% x Q non domestik
= 70% x 600 m3/hari
= 420 m3/hari

4. Sekolah

16
 Jumlah unit sekolah = 174 unit
 Kebutuhan air = 20 lt/org.hari
 Jumlah pemakai = 120 org/unit
Perhitungan:
 Q non domestik =  unit x debit x asumsi jml.
Pemakai
= 174 x 20 x 120
= 417.600 lt/hari = 418 m3/hari
 Q buangan = 70% x Q non domestik
= 70% x 418 m3/hari
= 293 m3/hari

Tabel 4 Kebutuhan Air Non Domestik dan Buangan

Q non domestik (m3/hari) Q buang (m3/hari)


Fasilitas
2014 2024 2034 2014 2024 2034
Industri,
Komersial dan 36.427 41.819 50.067 25.499 29.273 35.047
Fasilitas Umum
Hotel 240 240 240 168 168 168
Tempat Ibadah 600 600 600 420 420 420
Sekolah 418 418 418 293 293 293
Jml. Total 37.685 43.077 51.325 26.380 30.154 35.928

3.3.3 Kebutuhan Air Total


Perhitungan:
Tahun 2014
 Q Air Bersih Total (2014) = Q air domestik + Q non domestik
= 72.854 m3/hari + 37.685 m3/hari
= 110.539 m3/hari
 Q Air Buangan Total (2014) = 70% x Q Air Bersih Total
= 70% x 110.539 m3/hari
= 77.377 m3/hari

17
Tahun 2024
 Q Air Bersih Total (2024) = Q air domestik + Q non domestik
= 83.638 m3/hari + 43.077 m3/hari
= 126.715 m3/hari
 Q Air Buangan Total (2024) = 70% x Q Air Bersih Total
= 70% x 126.715 m3/hari
= 88.700 m3/hari
Tahun 2034
 Q Air Bersih Total (2034) = Q air domestik + Q non domestik
= 100.134 m3/hari + 51.325 m3/hari
= 151.459 m3/hari
 Q Air Buangan Total (2034) = 70% x Q Air Bersih Total
= 70% x 151.459 m3/hari
= 106.021 m3/hari

Tabel 5 Kebutuhan Air Bersih Total dan Buangan Total

Tahun Q Air Bersih Total Q Air Buangan Total


m3/hari m3/hari
2014 110.539 77.377
2024 126.715 88.700
2034 151.459 106.021

18

Anda mungkin juga menyukai