PENDAHULUAN
1
proses biokimia yang terjadi karena kehadiran zat-zat tertentu di dalam air buanga
n.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa tujuan utama dari perencanaan ba
ngunan pengolahan air buangan ini adalah:
Menentukan jenis pengolahan air buangan yang sesuai dengan data kualitas k
andungan air buangan yang dihasilkan.
Merencanakan bangunan pengolah air buangan, termasuk diagram alir proses
pengolahan.
Menentukan kualitas dan kuantitas penghilangan kandungan bahan organik m
aupun anorganik yang dikehendaki.
2
BAB II
DASAR TEORI
3
mnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh ma
sing-masing industri.
c. Air limbah kotapraja (Municipal Wastes Water), yaitu air buangaan yan
g berasal dari daerah: perkotaan, perdagangan, hotel, restoran, tempat-te
mpat umum, tempat-tempat ibadah dan sebagainya. Pada umumnya zat-
zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan air limbah r
umah tangga.
(Anonim, 2015)
4
terganggunya keseimbangan ekosistem secara keseluruhan. Limbah padat
yang dibuang ke sungai dalam jumlah yang banyak dapat menyumbat aliran
air sungai dan menyebabkan banjir.
Selain pencemaran air, pencemaran udara oleh limbah juga akan terjadi
seperti bau tidak sedap yang ditimbulkan karena pembusukan sampah
organik. Asap yang ditimbulkan dari kendaran bermotor, pembakaran
sampah maupun industri-industri besar juga dapat menimbulkan
pencemaran udara. Pembakaran sampah berbahan plastik tertentu bahkan
dapat bersifat karsinogenik dan menimbulkan kanker apabila dihirup
manusia.
(Larasati, 2017)
5
c. Pengolahan Limbah
Terdapat dua macam system dalam pengelolaan air limbah domestic yaitu:
Sanitasi sistem setempat (on-site), yaitu system dimana fasilitas
pengolahan air limbah berada dalam persil atau batas tanah yang
dimiliki, fasilitas ini merupakan fasilitas sanitasi individual seperti
septic tank.
Sanitasi system terpusat (off-site atau sewerage system, yaitu system
dimana fasilitas pengolahan air limbah berada diluar pensil atau
dipisahkan dengan batas jarak atau tanah yang menggunakan perpipaan
untuk mengalirkan air limbah dari rumah-rumah secara bersamaan dan
kemudian dialirkan ke IPAL. (Anugerah, 2014)
d. Pembuangan Limbah
Limbah yang tidak memiliki nilai guna atau dengan kata lan tidak dapat
dimanfaatkan lagi, maka limbah tersebut dapat dibuang. Sebelum dibuang
ke alam, limbah harus melalui proses pengolahan agar bahan-bahan
berbahaya yang terkandung didalamnya hilang. Hal tersebut bertujuan agar
limbah yang dibuang tidak berdampak negatif bagi lingkungan. Salah satu
contoh pembuangan limbah adalah penimbunan limbah di dalam tanah.
(Larasati, 2017)
6
Karena cukup beratnya mengolah parameter ini. Maka biasanya dalam banyak
IPAL (Installasi Pengolahan Air Limbah), akan diinstal Oil Trap yang
berfungsi sebagai perangkap lemak. Agar dapat dipisahkan dari air, sebelum
membuat pengolahan air limbah menjadi berat. (Anonim, 2018)
b. COD
COD atau Chemical Oxygen Demand. Yang berarti nilai oxygen yang
dibutuhkan kalau dihitung secara kimia, untuk mengoksidasikan zat-zat yang
ada didalam air.
Tingginya nilai COD disebabkan beberapa hal diantaranya adalah TSS dan
Minyak. Maka dari itu dalam cara pengolahan limbah domestik akan dibuat
juga cara memisahkan atau mengeleminasi TSS dan minyak tadi supaya nilai
COD menjadi turun. (Anonim, 2018)
c. BOD
BOD atau Biological Oxygen Demand. Yang berarti jumlah Oxygen yang
dibutuhkan secara biologis untuk mengoksidasikan zat organik dalam air
limbah. BOD. Untuk menurunkan BOD, mirip dengan cara menurunkan COD.
Hanya saja BOD itu sendiri akan terfokus pada penurunan zat organik
dibanding zat anorganik. (Anonim, 2018)
d. TSS
Total Suspended Solid adalah jumlah padatan yang tersuspensi. Untuk
menurunkan TSS, pilihan pertamanya adalah tentu dengan proses fisika dengan
pemisahan sumbernya. Lalu dilanjut dengan kimia yakni dengan
penggumpalan lewat koagulasi dan flokukasi.
Fase terakhir cara mengolah limbah domestik yang mengandung TSS adalah
dengan proses filtrasi. (Anonim, 2018)
e. Ammonia
Ammonia adalah suatu senyawa yang terdiri dari unsur Nitrogen dan Hidrogen.
Ammonia ini bersifat basa lemah, yang akan sedikit menambahkan nilai pH air
7
limbah ke arah diatas 7. Ammonia sendiri memiliki standar baku mutu
biasanya dibawah 10 mg/L yang artinya jika berada diatas baku mutu tersebut
maka air limbah tersebut dikatakan masih mencemari lingkungan.
Ammonia banyak dihasilkan dari kegiatan ekskresi manusia, yang kemudian
ditambahkan pula dengan hasil pengolahan bakteri dalam memecahkan
senyawa organik dalam air. Ciri-ciri keberadaan ammonia dapat diketahui
lewat baunya yang cukup pusing. Bahkan dalam konsentrasi tertentu dapat
membuat mual. Untuk mengolah ammonia, memerlukan tiga tahapan yakni
nitrifikasi, denitrifikasi dan aerasi plus ditambah make up process agar
sempurna. Jika tidak diolah dengan baik maka ammonia dapat menyebabkan
booming algae ataupun eceng gondok, yang dapat memenuhi badan air
sehingga bisa terjadi kekurangan oksigen ataupun banjir. (Anonim, 2018)
8
BAB III
DASAR-DASAR PERENCANAAN
9
Mei 131,1 13 48,1
Juni 167,2 13 54,5
Juli 83,8 9 48,8
Agustus 40,4 11 44,9
Septembe
r 164,6 7 53,4
Oktober 56,6 11 51,6
November 149,8 16 40,8
Desember 214,8 20 39,7
Rata-rata 135,5 12,6 49,4
Pn = Po (1 + r)n
10
Perhitungan proyeksi penduduk hingga 20 tahun perencanaan dengan metode
Geometri:
3.2.1 Tahun 2024
Pn = Po (1 + r)n
P(2024) = P(2014) (1 + 0,009)10
= 498.998 (1 + 0,009)10
= 545.771 jiwa
11
Untuk hidran umum sebesar = 15%
c. Untuk tahun 2034
Untuk proyeksi jumlah air domestik maka perlu dihitungkan jumlah
kebutuhan air:
- Untuk sambungan rumah sebesar = 95%
Untuk hidran umum sebesar = 5%
Diasumsikan :
Kemampuan suplay air untuk HU = 30 lt/org.hari
Kemampuan suplay air untuk SR = 175 lt/org.hari
12
= (69.860 + 2.994) m3/hari
= 72.854 m3/hari
Q Air Buangan Total = 70% x Q Total
= 70% x 72.854 m3/hari
= 50.998 m3/hari
b. Tahun 2024
- Jumlah penduduk untuk sambungan rumah (SR)
= 545.771 jiwa x 85%
= 463.905 jiwa
- Jumlah penduduk untuk hidran umum (HU)
= 545.771 jiwa x 15%
= 81.865 jiwa
o Q Kebutuhan air untuk SR = Jml. Penduduk x Kebutuhan Air
= 463.905 jiwa x 175 lt/org.hari
= 81.183 m3/hari
o Q Air Buangan SR = 70% x Q Kebutuhan Air untuk SR
= 70% x 81.183 m3/hari
= 56.828 m3/hari
o Q Kebutuhan air untuk HU = Jml. Penduduk x Kebutuhan Air
= 81.865 jiwa x 30 lt/org.hari
= 2.455 m3/hari
o Q Air Buangan HU = 70% x Q Kebutuhan Air untuk HU
= 70% x 2.455 m3/hari
= 1.718 m3/hari
Maka kebutuhan air domestik adalah
Q Total = Q SR + Q HU
= (81.183 + 2.455) m3/hari
= 83.638 m3/hari
Q Air Buangan Total = 70% x Q Total
= 70% x 83.638 m3/hari
= 58.547 m3/hari
13
c. Tahun 2034
- Jumlah penduduk untuk sambungan rumah (SR)
= 596.928 jiwa x 95%
= 567.081 jiwa
- Jumlah penduduk untuk hidran umum (HU)
= 596.928 jiwa x 5%
= 29.846 jiwa
o Q Kebutuhan air untuk SR = Jml. Penduduk x Kebutuhan Air
= 567.081 jiwa x 175 lt/org.hari
= 99.239 m3/hari
o Q Air Buangan SR = 70% x Q Kebutuhan Air untuk SR
= 70% x 99.239 m3/hari
= 69.467 m3/hari
o Q Kebutuhan air untuk HU = Jml. Penduduk x Kebutuhan Air
= 29.846 jiwa x 30 lt/org.hari
= 895 m3/hari
o Q Air Buangan HU = 70% x Q Kebutuhan Air untuk HU
= 70% x 895 m3/hari
= 626 m3/hari
Maka kebutuhan air domestik adalah
Q Total = Q SR + Q HU
= (99.239 + 895) m3/hari
= 100.134 m3/hari
Q Air Buangan Total = 70% x Q Total
= 70% x 100.134 m3/hari
= 70.094 m3/hari
14
Tabel 3 Proyeksi Kebutuhan Air Domestik dan Buangan
15
= 50.067 m3/hari
- Q air buangan = 70% x Q non domestik
= 70% x 50.067 m3/hari
= 35.047 m3/hari
3. Tempat Ibadah
Jumlah unit sekolah = 100 unit
Kebutuhan air = 30 lt/org.hari
Jumlah pemakai = 200 org/unit
Perhitungan:
Q non domestik = unit x debit x asumsi jml.
Pemakai
= 100 x 30 x 200
= 600.000 lt/hari = 600 m3/hari
Q air buangan = 70% x Q non domestik
= 70% x 600 m3/hari
= 420 m3/hari
4. Sekolah
16
Jumlah unit sekolah = 174 unit
Kebutuhan air = 20 lt/org.hari
Jumlah pemakai = 120 org/unit
Perhitungan:
Q non domestik = unit x debit x asumsi jml.
Pemakai
= 174 x 20 x 120
= 417.600 lt/hari = 418 m3/hari
Q buangan = 70% x Q non domestik
= 70% x 418 m3/hari
= 293 m3/hari
17
Tahun 2024
Q Air Bersih Total (2024) = Q air domestik + Q non domestik
= 83.638 m3/hari + 43.077 m3/hari
= 126.715 m3/hari
Q Air Buangan Total (2024) = 70% x Q Air Bersih Total
= 70% x 126.715 m3/hari
= 88.700 m3/hari
Tahun 2034
Q Air Bersih Total (2034) = Q air domestik + Q non domestik
= 100.134 m3/hari + 51.325 m3/hari
= 151.459 m3/hari
Q Air Buangan Total (2034) = 70% x Q Air Bersih Total
= 70% x 151.459 m3/hari
= 106.021 m3/hari
18