Anda di halaman 1dari 7

RESUME MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN

LIMBAH DOMESTIK

Nama : Erika Besty Br Barus NIM : G1D121028

1. Pengertian Limbah Domestik

Limbah yang saat ini paling banyak dihasilkan oleh manusia adalah limbah domestik.
Limbah domestik adalah bagian sisa atau buangan yang dihasilkan dari berbagai kegiatan
manusia. Limbah domestik dapat berasal dari rumah tangga, sekolah, penginapan, restoran,
perkantoran, pasar, mall, dan sarana sejenis lainnya. Limbah domestik yang terakumulasi
menjadi satu dan tidak ditangani dengan baik, tentunya dapat menjadi masalah bagi kehidupan
organisme lain.

2. Jenis Limbah Domestik


a. Limbah Cair Domestik

Limbah cair domestik berasal dari berbagai kegiatan atau kebutuhan sehari-hari
manusia, seperti air bekas mandi, air bekas mencuci baju, air bekas mencuci peralatan makan,
sisa makanan berwujud cair, serta kotoran manusia. Pembuangan limbah cair domestik perlu
dikelola dengan baik karena tidak sedikit dari limbah jenis ini yang mengandung bahan kimia,
seperti detergen, sabun mandi, dan minyak, sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada
lingkungan. Meski dalam volume sedikit tidak berbahaya, tetapi jika terakumulasi dalam
jumlah besar, tentu bisa mencemari lingkungan. Terutama sungai atau danau di sekitar
masyarakat.

b. Limbah Padat Domestik

Jenis limbah domestik yang kedua adalah limbah padat. Dihasilkan oleh aktivitas
rumah tangga dengan contoh yang mudah dijumpai di sekitar kita. Misalnya saja seperti kertas,
pakaian, botol plastik, perabotan rumah tangga, peralatan elektronik, dan lain-lain. Limbah
padat domestik ini sulit diurai oleh tanah dan terkadang hanya dibiarkan menumpuk bertahun
-tahun di gudang atau di tempat pembuangan sampah akhir. Sudah seharusnya, berbagai
kalangan memikirkan tentang pengelolaan limbah padat domestik agar dapat dimanfaatkan
lebih baik lagi agar tidak mencemari planet bumi.

Limbah padat domestik dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

• Limbah organic domestik

Limbah organik merupakan limbah yang berasal dari sampah atau buangan sisa
makanan, seperti buah, sayuran ayam, dan nasi. Limbah organik yang dibuang akan
mengalami pembusukan dan terurai dengan sendirinya. Namun masih banyak limbah
organik yang tidak dikumpulkan. Limbah yang dibiarkan begitu saja akan menimbulkan
bau tidak sedap.

• Limbah anorganik domestik


Limbah anorganik merupakan limbah yang berasal dari bahan atau barang yang sulit
atau bahkan tidak dapat diuraikan melalui proses biologis, seperti besi, botol, plastik, kaca,
peralatan rumah tangga, dan peralatan elektronik. Limbah anorganik yang ditumpuk dan
dibuang sembarangan akan berdampak buruk dengan mencemarkan serta mengganggu
pemandangan dan kenyamanan lingkungan.

3. Dampak Limbah Domestik


a. Dampak Limbah Domestik terhadap Kesehatan

Pembuangan limbah domestik tanpa adanya pengelolaan terlebih dahulu dapat


berdampak buruk pada kesehatan manusia. Limbah padat yang dibuang secara
sembarangan di permukaan tanah akan mengalami pembusukan. Limbah yang
mengalami pembusukan tersebut dapat menghasilkan gas beracun, seperti metan,
asam sulfat, dan amonia. Limbah jenis ini juga dapat menyebabkan pencemaran
pada air dan lingkungan sekiranya jika dibuang di perairan, seperti sungai atau laut.
Limbah domestik jenis ini dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan,
seperti diare, gatal-gatal, hingga gangguan ginjal dan hati.

Selain itu, air limbah domestik yang berasal dari toilet juga dapat menimbulkan
berbagai penyakit, seperti diare, kolera, dan tifus, karena mengandung bakteri E.
Coli. Air limbah toilet ini perlu dikelola dengan baik. Jarak antara sumur dan septic
tank harus cukup jauh karena jika tidak, air limbah dapat menyerap ke dalam sumur.
Air sumur yang tercemar oleh air limbah akan mengandung bakteri yang dapat
menyebar jika digunakan untuk mandi, menggosok gigi, mencuci piring, dan
kegiatan lainnya yang menggunakan air sumur tanpa melalui proses memasak.

b. Dampak Limbah Domestik terhadap Lingkungan


Pembuangan limbah domestik tanpa adanya pengelolaan terlebih dahulu dapat
menyebabkan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Pembuangan limbah
domestik yang mengandung bahan kimia, seperti detergen, di permukaan tanah
dapat mempengaruhi tingkat keasaman/pH tanah yang akan berpengaruh pada
penyerapan unsur hara dan pertumbuhan tanaman. Limbah dengan kandungan
bahan kimia yang dibuang di sungai akan merusak atau bahkan membunuh tanaman
dan hewan yang hidup dalam sungai tersebut. Hal tersebut terjadi karena air limbah
yang mengandung bahan kimia domestik ini akan mengurangi kadar oksigen yang
terdapat dalam air sungai sehingga merusak kualitas air sungai tersebut. Keadaan
ini akan berpengaruh pada kerusakan ekosistem di sungai dalam waktu yang
berkepanjangan.

c. Dampak Limbah Domestik terhadap estetika


Pembuangan limbah domestik tanpa adanya pengelolaan terlebih dahulu dapat
menimbulkan bau yang tidak sedap atau bau busuk yang akan mengganggu
penciuman. Pembuangan limbah secara sembarangan juga akan menyebabkan
lingkungan menjadi kumuh dan kotor sehingga tidak enak untuk dipandang.

4. Cara Mengurangi Limbah Domestik


Limbah domestik memiliki berbagai dampak buruk bagi lingkungan dan kehidupan
manusia. Karena itu, perlu adanya usaha untuk mengurangi jumlah limbah
domestik. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi
jumlah limbah domestik.

1. Mengurangi Penggunaan Energi Listrik


Mengurangi penggunaan atau melakukan penghematan listrik dapat
mengurangi jumlah limbah domestik yang dihasilkan oleh barang elektronik. Cara
untuk menghemat listrik dapat dilakukan dengan selalu mematikan barang elektronik
yang tidak digunakan, mematikan lampu di siang hari dengan memanfaatkan cahaya
matahari, serta menggunakan barang elektronik yang lebih hemat energi, seperti lampu
LED.

2. Mengurangi Penggunaan Pendingin Ruangan


Mengurangi penggunaan pendingin ruangan atau AC dapat mengurangi jumlah
limbah domestik karena alat ini dapat menghasilkan limbah berupa zat freon atau CFC,
yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan serta mengakibatkan penipisan
lapisan ozon. Penggunaan pendingin ruangan dapat dikurangi dengan memanfaatkan
udara alami dari jendela dan ventilasi udara yang terdapat di rumah.

3. Meninggalkan Penggunaan Kantong Plastik


Plastik menjadi salah satu limbah domestik yang banyak ditemukan. Limbah
plastik, sebagai limbah anorganik yang sangat sulit untuk diuraikan, dapat
menyebabkan kerusakan lingkungan. Karena itu, mengganti penggunaan kantong
plastik dengan kantong belanja yang lebih ramah lingkungan, seperti kantong belanja
yang terbuat dari kain dan kanvas, sangat diperlukan untuk mengurangi jumlah limbah
plastik domestik.

5. Pengelolaan Limbah Domestik


Upaya pengelolaan limbah domestik secara tepat sangat perlu dilakukan untuk
menanggulangi dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan. Pengelolaan limbah
domestik dapat dilakukan sesuai dengan masing-masing jenisnya. Berikut adalah
penjelasan mengenai pengelolaan limbah domestik.

1. Pengelolaan Limbah Cair Domestik


Salah satu bentuk pengelolaan yang dapat dilakukan untuk mengurangi
pencemaran dari limbah cair domestik adalah dengan menggunakan Bio Septic
Tank. Bio septic tank dapat dimanfaatkan untuk menampung limbah cair domestik
sehingga dapat mengurangi pencemaran pada lingkungan. Bio Septic Tank memiliki
kapasitas yang cukup besar serta dilengkapi dengan alat penyaringan yang mampu
mengurangi bau kotoran dan menghindari pencemaran tanah. Bio septic tank terbuat
dari serat fiber yang tebal sehingga mampu mencegah kebocoran dari limbah yang
tertampung di dalamnya.

Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengelola limbah cair domestik adalah
dengan melakukan pengelolaan greywater. Greywater merupakan limbah cair
domestik yang berasal dari beberapa limbah cair, selain limbah toilet atau
kakus. Greywater dapat dihasilkan dari air bekas mandi, air bekas mencuci baju, air
bekas mencuci peralatan, dan lainnya. Pengolahan Greywater dapat dilakukan dengan
membuat bak filter organik sehingga limbah cair domestik tidak terbuang langsung di
tanah atau saluran air. Bak filter tersebut dapat diisi dengan pasir, tanah, serta tanaman
penyaring, seperti enceng gondok, kangkung, dan kiambang, yang akan menjernihkan
dan mengurangi polusi pada air. Penyaluran air bekas mandi dan mencuci menuju bak
filter dilakukan secara bertahap. Air bekas mencuci peralatan makan akan masuk ke
bak penangkap lemak terlebih dahulu. Greywater dapat mengurangi pencemaran
lingkungan serta dapat dimanfaatkan sebagai sumber air alternatif untuk mengatasi
masalah jumlah air yang terus berkurang di wilayah perkotaan. Air yang dihasilkan oleh
pengelolaan greywater dapat dimanfaatkan untuk keperluan selain makan dan minum,
seperti membersihkan toilet, mencuci toilet, dan menyiram tanaman.

2. Pengelolaan Limbah Padat Domestik


Pengelolaan limbah padat domestik dapat dilakukan dengan beberapa proses berikut.

1) Pemilahan
Pemilahan menjadi salah satu cara pengelolaan limbah padat yang paling sering
dilakukan. Cara ini dilakukan dengan memilah atau memisahkan limbah organik
(sampah basah) dan limbah anorganik (sampah kering). Limbah organik (sampah
basah) dapat diolah menjadi pupuk organik atau pupuk kompos. Sedangkan limbah
anorganik (sampah kering) dapat dipilah kembali untuk diberikan kepada pemulung
ataupun didaur ulang sehingga menghasilkan barang yang bernilai.
2) Pewadahan
Pewadahan merupakan kegiatan penampungan sampah sementara secara mandiri
sebelum diangkut atau dipindahkan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) atau
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Pewadahan dilakukan dengan menyediakan wadah
untuk memisahkan limbah anorganik berdasarkan jenis atau bahannya,

3) Pengumpulan
Proses pengumpulan limbah padat dilakukan oleh para petugas kebersihan yang
mendatangi masing-masing tempat untuk mengangkut atau memindahkan sampah ke
Tempat Penampungan Sementara (TPS). Proses pengumpulan limbah padat juga dapat
dilakukan dengan cara lain, yaitu melalui komunal langsung. Komunal langsung
merupakan proses pengambilan limbah padat di setiap titik komunal untuk langsung
diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) tanpa dipindahkan terlebih dahulu.

4) Pengangkutan
Proses pengangkutan limbah padat dalam pengumpulan komunal langsung dilakukan
dengan menggunakan kendaraan pengangkut jenis compactor truck dan arm roll truck.
Masing-masing kendaraan tersebut memiliki kapasitas 6 m3 dan 4 m3. Kendaraan
pengangkut jenis compactor truck mempunyai kelebihan untuk melakukan
pengepresan limbah padat sehingga dapat meningkatkan daya tampungnya. Kedua
kendaraan pengangkut limbah padat ini dilengkapi dengan lengan tarik hidrolik
sehingga kegiatan pemuatan atau pembongkaran limbah padat dapat dilakukan dengan
lebih mudah tanpa bersentuhan langsung dengan limbah tersebut.

5) Tempat Penampungan Sementara (TPS)


Limbah padat yang sebelumnya telah dikumpulkan dan diangkut akan dibawa ke
Tempat Penampungan Sementara (TPS). TPS adalah tempat penampungan sebelum
sampah kembali dipindahkan menuju tempat pengolahan dan daur ulang atau Tempat
Pemrosesan Akhir (TPA).

6) Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)


Limbah padat yang telah sampai di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) akan diisolasi
atau ditimbun secara aman agar tidak menyebabkan gangguan terhadap lingkungan.
Selain melakukan isolasi atau penimbunan sampah, TPA juga akan mengolah sampah
dengan melakukan pemilahan sampah, daur ulang sampah anorganik, serta
pengomposan sampah organik.

Anda mungkin juga menyukai