LIMBAH DOMESTIK
Limbah yang saat ini paling banyak dihasilkan oleh manusia adalah limbah domestik.
Limbah domestik adalah bagian sisa atau buangan yang dihasilkan dari berbagai kegiatan
manusia. Limbah domestik dapat berasal dari rumah tangga, sekolah, penginapan, restoran,
perkantoran, pasar, mall, dan sarana sejenis lainnya. Limbah domestik yang terakumulasi
menjadi satu dan tidak ditangani dengan baik, tentunya dapat menjadi masalah bagi kehidupan
organisme lain.
Limbah cair domestik berasal dari berbagai kegiatan atau kebutuhan sehari-hari
manusia, seperti air bekas mandi, air bekas mencuci baju, air bekas mencuci peralatan makan,
sisa makanan berwujud cair, serta kotoran manusia. Pembuangan limbah cair domestik perlu
dikelola dengan baik karena tidak sedikit dari limbah jenis ini yang mengandung bahan kimia,
seperti detergen, sabun mandi, dan minyak, sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada
lingkungan. Meski dalam volume sedikit tidak berbahaya, tetapi jika terakumulasi dalam
jumlah besar, tentu bisa mencemari lingkungan. Terutama sungai atau danau di sekitar
masyarakat.
Jenis limbah domestik yang kedua adalah limbah padat. Dihasilkan oleh aktivitas
rumah tangga dengan contoh yang mudah dijumpai di sekitar kita. Misalnya saja seperti kertas,
pakaian, botol plastik, perabotan rumah tangga, peralatan elektronik, dan lain-lain. Limbah
padat domestik ini sulit diurai oleh tanah dan terkadang hanya dibiarkan menumpuk bertahun
-tahun di gudang atau di tempat pembuangan sampah akhir. Sudah seharusnya, berbagai
kalangan memikirkan tentang pengelolaan limbah padat domestik agar dapat dimanfaatkan
lebih baik lagi agar tidak mencemari planet bumi.
Limbah organik merupakan limbah yang berasal dari sampah atau buangan sisa
makanan, seperti buah, sayuran ayam, dan nasi. Limbah organik yang dibuang akan
mengalami pembusukan dan terurai dengan sendirinya. Namun masih banyak limbah
organik yang tidak dikumpulkan. Limbah yang dibiarkan begitu saja akan menimbulkan
bau tidak sedap.
Selain itu, air limbah domestik yang berasal dari toilet juga dapat menimbulkan
berbagai penyakit, seperti diare, kolera, dan tifus, karena mengandung bakteri E.
Coli. Air limbah toilet ini perlu dikelola dengan baik. Jarak antara sumur dan septic
tank harus cukup jauh karena jika tidak, air limbah dapat menyerap ke dalam sumur.
Air sumur yang tercemar oleh air limbah akan mengandung bakteri yang dapat
menyebar jika digunakan untuk mandi, menggosok gigi, mencuci piring, dan
kegiatan lainnya yang menggunakan air sumur tanpa melalui proses memasak.
Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengelola limbah cair domestik adalah
dengan melakukan pengelolaan greywater. Greywater merupakan limbah cair
domestik yang berasal dari beberapa limbah cair, selain limbah toilet atau
kakus. Greywater dapat dihasilkan dari air bekas mandi, air bekas mencuci baju, air
bekas mencuci peralatan, dan lainnya. Pengolahan Greywater dapat dilakukan dengan
membuat bak filter organik sehingga limbah cair domestik tidak terbuang langsung di
tanah atau saluran air. Bak filter tersebut dapat diisi dengan pasir, tanah, serta tanaman
penyaring, seperti enceng gondok, kangkung, dan kiambang, yang akan menjernihkan
dan mengurangi polusi pada air. Penyaluran air bekas mandi dan mencuci menuju bak
filter dilakukan secara bertahap. Air bekas mencuci peralatan makan akan masuk ke
bak penangkap lemak terlebih dahulu. Greywater dapat mengurangi pencemaran
lingkungan serta dapat dimanfaatkan sebagai sumber air alternatif untuk mengatasi
masalah jumlah air yang terus berkurang di wilayah perkotaan. Air yang dihasilkan oleh
pengelolaan greywater dapat dimanfaatkan untuk keperluan selain makan dan minum,
seperti membersihkan toilet, mencuci toilet, dan menyiram tanaman.
1) Pemilahan
Pemilahan menjadi salah satu cara pengelolaan limbah padat yang paling sering
dilakukan. Cara ini dilakukan dengan memilah atau memisahkan limbah organik
(sampah basah) dan limbah anorganik (sampah kering). Limbah organik (sampah
basah) dapat diolah menjadi pupuk organik atau pupuk kompos. Sedangkan limbah
anorganik (sampah kering) dapat dipilah kembali untuk diberikan kepada pemulung
ataupun didaur ulang sehingga menghasilkan barang yang bernilai.
2) Pewadahan
Pewadahan merupakan kegiatan penampungan sampah sementara secara mandiri
sebelum diangkut atau dipindahkan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) atau
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Pewadahan dilakukan dengan menyediakan wadah
untuk memisahkan limbah anorganik berdasarkan jenis atau bahannya,
3) Pengumpulan
Proses pengumpulan limbah padat dilakukan oleh para petugas kebersihan yang
mendatangi masing-masing tempat untuk mengangkut atau memindahkan sampah ke
Tempat Penampungan Sementara (TPS). Proses pengumpulan limbah padat juga dapat
dilakukan dengan cara lain, yaitu melalui komunal langsung. Komunal langsung
merupakan proses pengambilan limbah padat di setiap titik komunal untuk langsung
diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) tanpa dipindahkan terlebih dahulu.
4) Pengangkutan
Proses pengangkutan limbah padat dalam pengumpulan komunal langsung dilakukan
dengan menggunakan kendaraan pengangkut jenis compactor truck dan arm roll truck.
Masing-masing kendaraan tersebut memiliki kapasitas 6 m3 dan 4 m3. Kendaraan
pengangkut jenis compactor truck mempunyai kelebihan untuk melakukan
pengepresan limbah padat sehingga dapat meningkatkan daya tampungnya. Kedua
kendaraan pengangkut limbah padat ini dilengkapi dengan lengan tarik hidrolik
sehingga kegiatan pemuatan atau pembongkaran limbah padat dapat dilakukan dengan
lebih mudah tanpa bersentuhan langsung dengan limbah tersebut.