Anda di halaman 1dari 8

DAMPAK LIMBAH ATAU SAMPAH DI AREA

PONDOK PESANTREN TERHADAP PENCEMARAN


LINGKUNGAN HIDUP

Oleh : Yusi Alfina Rizqi


NIM:2284203011
Mahasiswi Universitas Nurul Huda
Yusirizqi26@gmail.com

ABSTRAK

Sampah atau limbah pondok pesantren adalah sampah yang berasal dari kegiatan
sehari-hari dalam lingkungan pondok pesantren yang tidak termasuk tinjak dan
sampah spesifik. Dampak limbah rumah tangga dapat mempengaruhi terhadap
pencemaran lingkungan seperti penurunan kualitas air, maka akan mempengaruhi
terhadap tingkat kesehatan bagi orang lain. Beberapa cara pengelolaan
sampah/limbah di pondok pesantren yang dapat dilakukan yaitu dengan
melakukan perencanaan yang baik terhadap pengelolaan sampah/limbah tersebut
seperti daur ulang, pembakaran, pemisahan, pengomposan, dan pembusukan.

Kata kunci: Sampah pondok pesantren, pencemaran, Lingkungan Hidup.


I. PENDAHULUAN
Kehadiran sampah merupakan salah satu persoalan yang dihadapi oleh
masyarakat. Keberadaan sampah tidak diinginkan bila dihubungkan dengan factor
kebersihan, kesehatan, kenyamanan dan keindahan (estetika). Tumpukan sampah
yang mengganggu kesehatan dan keindahan lingkungan merupakan jenis
pencemaran yang dapat digolongkan dalam degradasi lingkungan yang bersifat
sosial (Bintarto, 1997:57) Salah satu faktor yang mempengaruhi lingkungan
adalah masalah pembuangan dan pengelolaan sampah. Sampah adalah bahan
buangan sebagai akibat dari aktivitas manusia yang merupakan bahan yang sudah
tidak dapat dipergunakan lagi. Sampah adalah limbah yang bersifat padat
terdiridari zat organik dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan
harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi
pembangunan.

Pada saat ini manusia kurang akan kesadaran lingkungan sendiri. Banyak di
antara mereka yang kurang mengertiakan kebersihan lingkungan, sehingga
mereka dengan mudahnya membuat limbah yang sangat berbahaya bagi
lingkungan. Seperti halnya aktivitas sehari-hari yang kita lakukan seperti mandi,
mencuci dan berbagai aktifitas lain yang kita anggap sepele namun menghasilkan
sisa buangan ternyata dapat membahayakan bagi manusia dan lingkungan
khususnya lingkungan laut. Kurangnya partisipasi dalam pengelolaan limbah
rumah tangga merupakan kendala terpenting.

Dampak limbah ini sendiri terhadap lingkungan hidup perlu mendapat perhatian
dari pemerintah. Dalam menjaga lingkungan hidup pemerintah memerlukan
adanya aturan yang jelas dan tegas tentang lingkungan hidup, serta
mensosialisasikan kepada masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas dapat diambil suatu rumusan masalah yaitu sebagai
berikut:

1. Bagaimana dampak sampah di area pondok pesantren terhadap lingkungan hidup?


2. Hambatan apa saja yang terjadi terhadap pengelolaan limbah rumah tangga untuk
mencegah terhadap pencemaran lingkungan hidup?
3. Apakah ada cara terhadap dampak sampah di area pondok pesantren terhadap
pencegahan pencemaran lingkungan hidup?

II. DAMPAK LIMBAH ATAU SAMPAH DI AREA PONDOK


PESANTREN
Pengertian limbah atau sampah sendiri adalah suatu sisa-sisa dari usaha atau
kegiatan. Adapun sumber limbah di area pondok pesantren adalah sebagai
berikut:

a) Limbah Organik,

Berdasarkan pengertian secara kimiawi limbah organic merupakan segala limbah


yang mengandung unsur Karbon (C), sehingga meliputi limbah dari mahluk hidup
(misalnya kotoran hewan dan manusia seperti tinja (feaces) yang mengandung
mikroba potogen, air seni (urine) umumnya mengandung Nitrogen dan Posfor)
sisa makanan (sisa-sisasayuran, wortel, kol, bayam, salada dan lain-lain) kertas,
kardus, karton, air cucian, minyak goreng bekas dan lain-lain. Limbah tersebut
ada yang mempunyai daya racun yang tinggi, misalnya: sisa obat, baterai bekas,
dan air aki. Limbah tersebut tergolong (B3) yaitu bahan berbahaya dan beracun,
sedangkan limbah air cucian, limbah kamar mandi, dapa tmengandung bibit-bibit
penyakit atau pencemar biologis seperti bakteri, jamur, virus, dan sebagainya.
Namun secara teknis sebagian orang mendefinisakan limbah organic sebagai
limbah yang hanya berasal dari mahluk hidup (alami) dan sifatnya mudah busuk.
Artinya bahan-bahan organic alami namun sulit membusuk atau terurai, seperti
kertas, dan bahan organic sintetik (buatan) yang sulit membusuk atau terurai.

b) LimbahAnorganik,

Berdasarkan pengertian secara kimawi, limbah yang tidak mengandung unsure


karbon, seperti logam (misalnya besi dari mobil bekas atau perkakas dan
almunium dari kaleng bekas atau peralatan rumah tangga), kaca dan pupuk
anorganik (misalnya yang mengandung unsure nitrogen dan fospor). Limbah-
limbah ini tidak memiliki unsure karbon sehingga tidak dapat di urai oleh mikro
organism. Seperti halnya limbah organik, pengertian limbah organik yang sering
diterapkan dilapangan umumnya limbah anorganik dalam bentuk padat (sampah).
Agak sedikit berbeda dengan pengertian diatas secara teknis limbah anorganik di
definisikan sebagai limbah yang tidak dapat atau sulit terurai atau busuk secara
alami oleh miro organism pengurai. Dalam hal ini bahan organic seperti plastic,
karet, kertas, juga dikelompokan sebagai limbah anorganik. Bahan-bahan tersebut
sulit terurai oleh mikro organisme unsure karbonnya memebentuk rantai kimia
yang kompleks dan panjang.

III. DAMPAK LIMBAH ATAU SAMPAH DI AREA PONDOK


PESANTREN TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP
Limbah di area pondok ini dapat mempengaruhi kualitas air sehingga
menimbulkan pencemaran air, misalnya air bekas mandi dan deterjen. Air yang
tercemar tidak dapat lagi digunakan untuk keperluan, air yang tercemar tidak
dapat lagi digunakan untuk melayani kehidupan manusia, hal ini akan
menimbulkan akibat sosial yang luas dan memerlukan waktu pemulihan yang
lama, meskipun air diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Kebutuhan
keluarga sangat banyak. Air tidak dapat dimanfaatkan untuk keperluan industri,
jika air tercemar maka tidakdapatdimanfaatkan untuk keperluan industri dan
upaya peningkatan taraf hidup manusia tidak akan terwujud. Air tersebut tidak
dapat digunakan untuk keperluan pertanian karena sudah tercemar sehingga tidak
dapat digunakan untuk irigasi, sawah, dan kolam ikan karena adanya senyawa
anorganik yang menyebabkan perubahan pH air

Dampak dari menumpuknya sampah organic dari aktivitas sehari-hari, sampah


organik yang terurai oleh mikroorganisme akan menimbulkan bau yang tidak
sedap (busuk) karena sampah tersebut terurai menjadi zat-zat yang lebih kecil
disertai dengan keluarnya gas-gas yang berbau busuk dan tidak nyaman.
Berikut dampak negative sampah yang masuk ke lingkungan perairan:

 Fenomena eutrofikasi, penyebab utamanya adalah sungai mengalir ke laut,


limbah yang diangkut adalah bahan-bahan kimia yang digunakan sebagai
pupuk alami pertanian dan limbah dari peternakan dan manusia, salah satu
limbah yang umum terutama deterjen. Eutrofikasi berarti air menjadi
terlalu subur, menyebabkan ledakan jumlah alga dan fitoplankton yang
bersaing untuk mendapatkan cahaya yang dibutuhkan untuk fotosintesis.
Karena jumlahnya yang terlalu banyak, maka alga dan fitoplankton yang
ada di dasar akan mati secara masal dan sulit mengonsumsi O2 karena
terlalu banyak organisme di sana. Sisa proses pernapasan menghasilkan
banyak CO2, sehingga kondisi air menjadi hipoksia dan menyebabkan
hewan-hewan di perairan tersebut mati secara massal.
 Meningkatnya emisi CO2 akibat banyaknya jumlah kendaraan, konsumsi
listrik yang berlebihan, dan limbah industry akan berdampak pada
peningkatan tingkat keasaman laut. Peningkatan CO2 tentunya akan
menimbulkan dampak buruk bagi manusia dalam hal kesehatan
pernafasan
 CO2 meningkatkan keasaman laut hal ini mempengaruhi kemampuan
karang dan kerang lainnya untuk membuat cangkang. Jika keadaan ini
terus berlanjut, hewan-hewan tersebut akan punah dalam waktu dekat.

Plastik adalah masalah terbesar dan paling berbahaya. Banyak hewan yang hidup
di dalam atau di laut tanpa sadar mengkonsumsi plastik, sehingga tidak jarang
plastik yang terdapat di laut di jadikan sebagai makanan bagi hewan laut. Plastik
tidak dapat dicerna dan akan tersangkut di organ pencernaan hewan sehingga
menyumbat saluran pencernaan dan menyebabkan kematian karena kelaparan
atau infeksi. Banyak dari potongan plastic tersebut berakhir di perut burung laut
dan hewan laut lainnya, termasuk penyu. Bahan beracun yang digunakan dalam
produksi plastic dapat terurai dan masuk ke lingkungan jika terkena air. Racun ini
bersifat hidrofobik (ikatandengan air) dan menyebar di permukaan laut, sehingga
plastic lebih mematikan di laut dibandingkan di darat.

IV. HAMBATAN DALAM PENANGANAN LIMBAH ATAU


SAMPAH DI AREA PONDOK PESANTREN TERHADAP
PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP
Pembuangan sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan masalah
besar karena penumpukan sampah atau pembuangan yang sembarangan di area
terbuka akan menyebabkan pencemaran tanah dan mempengaruhi saluran air
bawah tanah. Demikian pula halnya dengan pembakaran sampah yang akan
menimbulkan pencemaran udara, sedangkan membuang sampah ke sungai akan
mengakibatkan pencemaran air, penyumbatan saluran air dan banjir.

Oleh karena itu, banyak negara besar yang melakukan “incineration” atau
pembakaran sampah, yang merupakan salah satu cara alternative pembuangan
sampah. Permasalahan dalam proses ini adalah biaya insinerasi lebih tinggi
dibandingkan biaya system pembuangan akhir (sanitary landfill). Jika limbah
tersebut dimanfaatkan dalam jumlah besar untuk pertanian maka akan
menimbulkan permasalahan karena mengandung logam berat.

Permasalahan sampah di Indonesia antara lain meningkatnya jumlah sampah yang


dihasilkan oleh masyarakat, kurangnya fasilitas pembuangan sampah, dan sampah
yang menjadi tempat tumbuh dan bersarangnya serangga dan tikus, menjadi
sumber pencemaran serta pencemaran tanah, air dan udara. Menjadi sumber dan
habitat kuman penyakit yang berbahaya bagi kesehatan.

Beberapa kendala yang muncul dalam pengelolaan atau pengolahan sampah


adalah:

 Ketidakpedulian anggota keluarga sendiri;


 Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kelestarian lingkungan,
seperti membuang sampah rumah tangga ke sungai atau tempat yang tidak
pada tempatnya;
 Kurangnya tempat sampah yang disediakan;
 Kurangnya sosialisasi dari pemerintah mengenai pentingnya pengelolaan
sampah, khususnya sampah di area pondok pesantren dan rumah tangga;
 Perusahaan tidak memiliki desain kemasan yang dapat didaur ulang;
 Kurangnya aplikasi

V. CARA PENANGANAN LIMBAH ATAU SAMPAH DI AREA


PONDOK PESANTREN DAN RUMAH TANGGA
TERHADAP PENCEGAHAN PENCEMARAN
LINGKUNGAN HIDUP
Cara efektif untuk memerangi pencemaran limbah di area pondok pesantren agar
tidak merusak lingkungan dan tetap bersih serta bebas kuman adalah:
 Dengan mendaur ulang, menjual ke pasar loak atau kepedagang barang
bekas yang lewat. Cara ini bias mengubah sampah yang awalnya tidak ada
apa-apanya menjadi sesuatu yang ekonomis dan menghasilkan uang.
 Dengan mengukir: Cara ini paling sederhana untuk dilakukan karena
tidak memerlukan banyak usaha.
 Pengomposan adalah proses biokimia di mana bahan organic dalam
sampah diurai untuk menghasilkan humus, yang memperbaiki struktur
tanah.
 Pemisahan khususnya dengan mengambil bahan tertentu kemudian diolah
kembali sehingga memiliki nilai ekonomis.
 Pada saat penguraian sampah untuk memperoleh pupuk organik, pada
proses ini akan terbuang energiorganik berupa panas dan gas-gas
pencemaran yang dihasilkan antara lain udara, tanah dan air yang
dihasilkandari proses penguraian tersebut.

KESIMPULAN
Dampak dari pembuangan limbah rumah tangga yang tidak tepat akan
menyebabkan kualitas air menurun dan tidak dapat digunakan lagi. Dampak lain
seperti pembuangan limbah ke air laut akan menyebabkan perubahan air laut,
sehingga biota laut berisiko mengalami kepunahan atau kematian.

SARAN
Ada kebutuhan untuk menegakkan hokum terhadap mereka yang mencemari
lingkungan dan menerapkan hukuman yang tegas. Dan terkait sampah ysng ada di
area pondok pesantren maupun perumahan perlu adanya regulasi yang jelas dan
tegas serta meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai topic ini.
1. Kendala dalam pengelolaan sampah rumah tangga karena kurangnya
pemahaman terhadap lingkungan hidup, kurangnya peran masyarakat, kurangnya
tempat sampah, kurangnya perencanaan perusahaan di bidang daur ulang
kemasan;
2. Sampah yang ada di area pondok pesantren dan rumah tangga dapat diolah
dengan cara mendaur ulang, membakar, membuat kompos, memilah dan
menguraikan.

DAFTAR PUSTAKA

Wardhana, W.A. (2001). Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi.


http://noviresbioku.blogspot.com/2015/05/lim bah-rumah-tangga-
danpencemaran.html

Sastrawijaya, A.T (2000). Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.


http://www.anneahira.com/artikelpencemaran-air.htm

Mulia, R.M. (2005). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

http://www.karawangnews.com/2013/06/mas alah-sampah-di-indonesia-
dan.html

Anda mungkin juga menyukai