Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan komponen lingkungan alam yang bersama-sama dengan komponen


alam lainnya, hidup bersama dan mengelola lingkungan dunia. Karena manusia adalah makhluk
yang memiliki akal dan pikiran, peranannya dalam mengelola lingkungan sangat besar. Manusia
dapat dengan mudah mengatur alam dan lingkungannya sesuai dengan yang diinginkan melalui
pemanfaatan ilmu dan teknologi yang dikembangkannya. Akibat perkembangan ilmu dan
teknologi yang sangat pesat, kebudayaan manusia pun berubah dimulai dari budaya hidup
berpindah-pindah (nomad), kemudian hidup menetap dan mulai mengembangkan buah
pikirannya yang terus berkembang sampai sekarang ini. Hasilnya berupa teknologi yang dapat
membuat manusia lupa akan tugasnya dalam mengelola bumi. Sifat dan perilakunya semakin
berubah dari zaman ke zaman. Sekarang ini manusia mulai bersifat boros, konsumtif dan
cenderung merusak lingkungannya.
Lingkungan mempunyai daya dukung dan daya lenting. Daya dukung berarti kemampuan
lingkungan untuk dapat memenuhi kebutuhan sejumlah makhluk hidup agar dapat tumbuh dan
berkembang secara wajar didalamnya. Daya lenting berarti kemampuan untuk pulih kembali
kepada keadaan setimbang. Kegiatan manusia amat berpengaruh pada peningkatan atau
penurunan daya dukung maupun daya lenting lingkungan. Manusia dapat meningkatkan daya
dukung lingkungan, tetapi karena keterbatasan kemampuan dan kapasitas lingkungan, tidak
mungkin terus ditingkatkan tanpa batas, sehingga manusia secara sadar ataupun tidak
menyebabkan ketidaksetimbangan atau kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan
diakibatkan oleh berbagai faktor, antara lain oleh pencemaran. Pencemaran ada yang diakibatkan
oleh alam, dan ada pula yang diakibatkan oleh perbuatan manusia. Pencemaran akibat alam
antara lain letusan gunung berapi. Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh gunung berapi seperti
asap dan awan panas dapat mematikan tumbuhan, hewan bahkan manusia. Lahar dan batu-batu
besar dapat merubah bentuk muka bumi. Pencemaran akibat manusia adalah akibat dari aktivitas
yang dilakukannya. Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika dimasuki atau kemasukan bahan
pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada mahluk hidup yang ada didalamnya.
Gangguan itu ada yang segera nampak akibatnya, dan ada pula yang baru dapat dirasakan oleh
keturunan berikutnya. Kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia di mulai dari
meningkatnya jumlah penduduk dari abad ke abad.
Populasi manusia yang terus bertambah mengakibatkan kebutuhan manusia semakin
bertambah pula, terutama kebutuhan dasar manusia seperti makanan, sandang dan perumahan.
Bahan-bahan untuk kebutuhan itu semakin banyak yang diambil dari lingkungan. Disamping itu
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memacu proses industrialisasi, baik di
negara maju ataupun negara berkembang. Untuk memenuhi kebutahan populasi yang terus
meningkatkan, harus diproduksi bahan-bahan kebutuhan dalam jumlah yang besar melalui
industri. Kian hari kebutuhan-kebutuhan itu harus dipenuhi. Karena itu mendorong semakin
berkembangnya industri, hal ini akan menimbulkan akibat antara lain Sumber Daya Alam (SDA)
yang diambil dari lingkungan semakin besar, baik macam maupun jumlahnya, industri
mengeluarkan limbah yang mencemari lingkungan, Populasi manusia mengeluarkan limbah
juga, seperti limbah rumah tangga yang dapat mencemari lingkungan, muncul bahan-bahan
sintetik yang tidak alami (insektisida, obat-obatan, dan sebagainya) yang dapat meracuni
lingkungan. Akibat selanjutnya lingkungan semakin rusak dan mengalami pencemaran.
Pencemaran lingkungan terbagi atas tiga jenis, berdasarkan tempat terjadinya, yaitu pencemaran
udara, pencemaran air dan pencemaran tanah. Di Indonesia, kerusakan lingkungan akibat
pencemaran udara, air dan tanah sudah sangat kritis. Terlebih kebanyakan dari manusia
menggatungkan hidupnya dari laut.
Laut sebagian besar terdiri dari air. Dalam ekosistem laut, terdapat banyak kehidupan
yang satu sama lain saling bergantung. Baik itu mulai dari hulu suangai sampai dasar laut. Dalam
PP. no 20 tahun 1990 Air adalah semua air yang terdapat di dalam dan atau berasal dari sumber
air, dan terdapat diatas permukaan tanah, tidak termasuk dalam pengertian ini adalah air yang
terdapat di bawah permukaan tanah dan air laut.
Pencemaran air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut dan air tanah
yang disebabkan olek aktivitas manusia. Air dikatakan tercemar jika tidak dapat digunakan
sesuai dengan fungsinya. Walaupun fenomena alam, seperti gunung meletus, pertumbuhan
ganggang, gulma yang sangat cepat, badai dan gempa bumi merupakan penyebab utama
perubahan kualitas air, namun fenomena tersebut tidak dapat disalahkan sebagai penyebab
pencemaran air. Pencemaran ini dapat disebabkan oleh limbah industri, perumahan, pertanian,
rumah tangga, industri, dan penangkapan ikan dengan menggunakan racun. Polutan industri
antara lain polutan organik (limbah cair), polutan anorganik (padatan, logam berat), sisa bahan
bakar, tumpaham minyak tanah dan oli merupakan sumber utama pencemaran air, terutama air
tanah. Disamping itu penggundulan hutan, baik untuk pembukaan lahan pertanian, perumahan
dan konstruksi bangunan lainnya mengakibatkan pencemaran air tanah.
Limbah rumah tangga seperti sampah organik (sisa-sisa makanan), sampah anorganik
(plastik, gelas, kaleng) serta bahan kimia (detergen, batu batere) juga berperan besar dalam
pencemaran air, baik air di permukaan maupun air tanah. Polutan dalam air mencakup unsur-
unsur kimia, pathogen/bakteri dan perubahan sifat Fisika dan kimia dari air. Banyak unsur-unsur
kimia merupakan racun yang mencemari air. Patogen/bakteri mengakibatkan pencemaran air
sehingga menimbulkan penyakit pada manusia dan binatang. Adapuan sifat fisika dan kimia air
meliputi derajat keasaman, konduktivitas listrik, suhu dan pertilisasi permukaan air. Di negara-
negara berkembang, seperti Indonesia, pencemaran air (air permukaan dan air tanah) merupakan
penyebab utama gangguan kesehatan manusia/penyakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di
seluruh dunia, lebih dari 14.000 orang meninggal dunia setiap hari akibat penyakit yang
ditimbulkan oleh pencemaran air.

B. Rumusan Masalah
 Apakah Jenis-jenis unit pengolahan air limbah .
 Apa Macam-macam dampak pencemaran air limbah .
 Bagaimana Pengelolaan limbah cair untuk pengendalian pencemaran air .
 Apa Karakteristik limbah cair domestic.

C. Tujuan dan manfaat


Tujuan dan manfaat dari makalah kami yang berjudul pengolahann limbah cair domestic
adalah agar mahasiswa mampu memahami dan mengerti tentang pengolahan limbah cair
domestic.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep dan Sistem Saluran Pembuangan Air Limbah


Menurut Ehless dan Steel, air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari rumah
tangga, industri, dan tempat-tempat umum lainnya dan biasanya mengandung bahan-bahan atau
zat yang dapat membahayakan kehidupan manusia serta mengganggu lingkungan. Air limbah
yang paling banyak dan paling tidak teratur dihasikan oleh rumah tangga. Sebagian besar air
limbah rumah tangga mengandung bahan organic sehingga memudahkan di dalam
pengelolaannya. Volume air limbah yang dihasilkan dalam suatu masyarakat dipengaruhi oleh
beberapa factor, antara lain :
a. Kebiasaan manusia. Makin banyak orang menggunakan air, makin banyak air limbah yang
dihasilkan.
b. Penggunaan sistem pembuangan kombinasi atau terpisah. Pada sistem kombinasi, volume air
limbah bervariasi dari 80-100 galon atau lebih perkapita, sedangkan pada sistem terpisah volume
limbah mencapai rata-rata 25-50 galon perkapita.
c. Waktu. Air limbah tidak mengalir merata sepanjang hari, tetapi bervariasi bergantung pada
waktu dalam sehari dan musim. Di pagi hari, manusia cenderung menggunakan air yang
menyebabkan aliran air limbah lebih banyak, sedangkan di tengah hari volumenya lebih sedikit,
dan di malam hari agak meningkat lagi.

Ketersediaan Tanah
Hampir semua tanah disekitar daerah pemukiman adalah milik pribadi, ini merupakan
masalah jika akan membangun fasilitas untuk umum seperti pengolahan limbah komunal. Secara
umum, dampak dari pembuangan air limbah yang tidak menjalani pengolahan sebelum dibuang
ke lingkungan seperti :
- Kontaminasi dan pencemaran pada air permukaan dan badan-badan air yang digunakan oleh
manusia.
- Mengganggu kehidupan dalam air, mematikan hewan dan tumbuhan air.
- Menimbulkan bau (sebagai hasil dekomposisi zat anaerobic) dan zat anorganik).
- Menghasilkan lumpur yang dapat mengakibatkan pendangkalan air sehingga terjadi
penyumbatan yang dapat menimbulkan banjir.

Untuk daerah pesisir, seyogyanya dapat diupayakan prasarana drainase yang terpusat,
karena lokasi pesisir yang merupakan daerah resapan air sehingga meyulitkan untuk membuat
SPAL bagi masing-masing rumah tangga. Gambar di samping menunjukkan buruknya sanitasi
lingkungan di daerah pesisir khususnya SPAL. Dampak fisik yang dapat langsung dilihat akibat
buruknya sanitasi lingkungan di daerah pesisir adalah lingkungan yang kotor, tidak teratur dan
tentunya berbau. Hal inilah yang menjadi penyumbang timbulnya gangguan ekosistem di daerah
pesisir dan pantai.

B. Jenis-Jenis Unit Pengolahan Air Limbah


a. Septictank
Sistem septic tank sebenarnya adalah sumur rembesan atau sumur kotoran. Septic tank
merupakan sitem sanitasi yang terdiri dari pipa saluran dari kloset, bak penampungan kotoran
cair dan padat, bak resapan, serta pipa pelepasan air bersih dan udara.
Hal-hal yang yang harus diperhatikan saat pembangunan septic tank agar tidak mencemari
air dan tanah sekitarnya adalah :
1. jarak minimal dari sumur air bersih sekurangnya 10m.
2. untuk membuang air keluaran dari septic tank perlu dibuat daerah resapan dengan lantai septic
tank dibuat miring kearah ruang lumpur.
3. septic tank direncanakan utuk pembuangan kotoran rumah tangga dengan jumlah air limbah
antara 70-90 % dari volume penggunaan air bersih.
4. waktu tinggal air limbah didalam tangki diperkirakan minimal 24 jam.
5. besarnya ruang lumpur diperkirakan untuk dapat menampung lumpur yang dihasilkan setiap
orang rata-rata 30-40 liter/orang/tahun dan waktu pengambilan lumpur diperhitungkan 2-4 tahun.
6. pipa air masuk kedalam tangki hendaknya selalu lebih tinggi kurang lebh 2.5 cm dari pipa air
keluar.
7. septic tank harus dilengkapi dengan lubang pemeriksaan dan lubang penghawaan untuk
membuang gas hasil penguraian.
Agar septic tank tidak mudah penuh dan mampat, awet dan tahan lama perlu diperhatikan
hal berikut :
1. Kemiringan Pipa
Kemiringan pipa menentukan kelancaran proses pembuangan limbah. Selisih ketinggian
kloset dan permukaan air bak penampung kotoran minimal 2 %, artinya setiap 100cm terdapat
perbedaan ketinggian 2cm.
2. Pemilihan Pipa yang tepat
Pipa saluran sebaiknya berupa PVC. Ukuran minimal adalah 4 inchi. Rumah yang memiliki
jumlah toilet yang banyak sebaiknya menggunakan pipa yang lebih besar. Perancangan
saluran diusahakan dibuat lurus tanpa belokan, karena belokan atau sudut dapat membuat
mampat.
3. Sesuaikan Kapasitas Septic tank
Untuk rumah tinggal dengan jumlah penghuni empat orang, cukup dibuat septic tank dengan
ukuran (1.5×1.5×2)m. bak endapan dan sumur resapan bias dibuat dengan ukuran (1x1x2)m.
semakin banyak penghuni rumah maka semakin besar ukuran yang dibutuhkan.
4. Bak Harus Kuat dan Kedap Air
Septic tank harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap korosi, rapat air dan tahan lama.
Konstruksi septic tank harus kuat menahan gaya-gaya yang timbul akibat tekanan air, tanah
maupun beban lainnya.

b. Sumur Resapan
Sumur Resapan Air merupakan rekayasa teknik konversi air yang berupa bangunan yang
dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang
digunakan sebagai tempat penampung air hujan diatas atap rumah dan meresapkannya ke dalam
tanah.
Konstruksi Sumur Resapan Air (SRA) merupakan alternatif pilihan dalam mengatasi
banjir dan menurunnya permukaan air tanah pada kawasan perumahan, karena dengan
pertimbangan :
1. Pembuatan konstruksi SRA tidak memerlukan biaya besar.
2. Bentuk konstruksi SRA sederhana
Manfaat pembangunan Sumur Resapan Air antara lain :
1. Mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga mengurangi
terjadinya banjir dan erosi.
2. Mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air
3. mencegah menurunnya lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan.

C. Penyebab dan Dampak Pencemaran Air Oleh Limbah Pemukiman

Sepertinya menjadi salah satu sumber utama dan penyebab pencemaran air yang memberikan
dampak paling kentara terutama pada masyarakat pda kawasan pesisir dan pantai

Limbah pemukiman (rumah tangga) yang menjadi salah satu penyebab pencemaran air
diakibatkan oleh aktivitas manusia itu sendiri. Dan pada akhirnya pencemaran air ini juga
memberikan dampak dan akibat merugikan bagi manusia itu pula.

Limbah Pemukiman. Salah satu penyebab pencemaran air adalah aktivitas manusia yang
kemudian menciptakan limbah (sampah) pemukiman atau limbah rumah tangga.

Limbah pemukiman mengandung limbah domestik berupa sampah organik dan sampah
anorganik serta deterjen. Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan
oleh bakteri seperti sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-daunan. Sedangkan sampah anorganik
seperti kertas, plastik, gelas atau kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit. Sampah
anorganik ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri (non biodegrable).

Selain sampah organik dan anorganik, deterjen merupakan limbah pemukiman yang paling
potensial mencemari air. Padahal saat ini hampir setiap rumah tangga menggunakan deterjen.

Dampak pencemaran air yang disebabkan oleh limbah pemukiman mendatangkan akibat atau
dampak diantaranya:

 Deterjen sangat sukar diuraikan oleh bakteri sehingga akan tetap aktif untuk jangka waktu
yang lama di dalam air, mencemari air dan meracuni berbagai organisme air.
 Material pembusukan tumbuhan air akan mengendapkan dan menyebabkan pendangkalan.

Dampak pencemaran air limbah terhadap kesehatan manusia.


Limbah cair berdampak pada kesehatan manusia baik Pengaruh langsung terhadap
kesehatan, umpamanya, tergantung sekali pada kualitas air yang terkontaminasi dalam hal ini
berfungsi sebagai media penyalur ataupun penyebar penyakit. Peran air limbah sebagai pembawa
penyakit menular bermacam-macam :

1. Air sebagai media untuk hidup mikroba patogen


2. Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
3. Jumlah air bersih yang tersedia tak cukup
4. Air sebagai media untuk hidup vector penyebar penyakit

Dampak Pencemaran Air Terhadap Rantai Makanan.


Rantai makanan dalam air akan terganggu akibat adanya pencemaran air. Dengan
banyaknya zat pencemaran yang ada di dalam air, menyebabkan menurunnya kadar oksigen di
dalam air tersebut. Beberapa jenis ikan maupun tumbuh-tumbuhan yang ada dalam air akan mati
karena kekurangan oksigen. Demikian pula apabila zat pencemar tersebut beracun dan
berbahaya, maupun terjadinya kenaikan suhu air, beberapa jenis biota akan mati, sehingga
keseimbangan rantai makanan terganggu. Disisi lain akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses
pembersihan diri secara alamiah yang seharusnya dapat terjadi menjadi terhambat

D. Pengelolaan Limbah Cair Untuk Pengendalian Pencemaran Air

 Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran


air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin agar sesuai dengan baku mutu air.
 Tujuan pengelolaan limbah cair adalah untuk mengendalikan agar tidak terjadi
pencemaran air atau menghasilkan zero pollution.
 Pendekatan yang dilakukan dalam pengelolaan pencemaran air mencakup pendekatan
non teknisdanpendekatan teknis.

1. Pendekatan non teknis yang dimaksud adalah penerbitan peraturan sekaligus sosialisasi
peraturan yang digunakan sebagai landasan hukum bagi pengelola badan air maupun
penghasil limbah dalam mengendalikan limbah maupun mengelola limbahnya.
2. Pendekatan teknis berupa penyediaan / pengadaan sarana dan prasarana penanganan
limbah serta monitoring dan evaluasi.

E. Karakteristik Limbah Cair

 Karakteristik limbah cair dinyatakan dalam bentuk kualitas limbah cair dan jumlah
aliran limbah cair yang dihasilkan.
 Kualitas limbah cair diukur terhadap kadar fisik, kimiawi dan biologis. Parameter yg
diukur antara lain sebagai berikut:

1. Parameter fisik berupa padatan (partikel padat) yg ada dalam air (padatan total,padatan
tersuspensi dan padatan terlarut) ;warna;bau dan temperature
2. Parameter kimia selain berupa kadar BOD5, COD, dan TOC yang menggambarkan
kadar bahan organik dalam limbah, juga senyawa yg terkait dengan anomia bebas,
nitrogen organik, nitrit, nitrat, fosfor organik dan fosfor
anorganik,sulfat,klorida,belerang,logam berat (Fe, Al, Mn dan Pb), dan gas (H2O, CO2,
O2, dan CH4).
3. Parameter biologis juga merupakan hal penting karena ada beribu-ribu bakteri per
millimeter dalam air limbah yg belum diolah. Jenis bakteri yg diukur adalah bakteri
golongan Coli.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pencemaran limbah rumah tangga terhadap ekosistem laut
A. Konsep dan Sistem Saluran Pembuangan Air Limbah di Kawasan Pesisir
Volume air limbah yang dihasilkan dalam suatu masyarakat dipengaruhi oleh beberapa
factor, antara lain :
a. Kebiasaan manusia. Makin banyak orang menggunakan air, makin banyak air limbah yang
dihasilkan.
b. Penggunaan sistem pembuangan kombinasi atau terpisah. Pada sistem kombinasi, volume air
limbah bervariasi dari 80-100 galon atau lebih perkapita, sedangkan pada sistem terpisah volume
limbah mencapai rata-rata 25-50 galon perkapita.
c. Waktu. Air limbah tidak mengalir merata sepanjang hari, tetapi bervariasi bergantung pada
waktu dalam sehari dan musim. Di pagi hari, manusia cenderung menggunakan air yang
menyebabkan aliran air limbah lebih banyak, sedangkan di tengah hari volumenya lebih sedikit,
dan di malam hari agak meningkat lagi.
B. Pencemaran limbah rumah tangga terhadap ekosistem laut
- Septictank
- Sumur Resapan
- Penyebab dan dampak pencemaran air oleh limbah pemukiman
C. Karakteristik Limbah Cair
Karakteristik limbah cair dinyatakan dalam bentuk kualitas limbah cair dan jumlah aliran
limbah cair yang dihasilkan.
Kualitas limbah cair diukur terhadap kadar fisik, kimiawi dan biologis.
B. SARAN
Untuk lebih memahami semua tentang pengolahan limbah cair domestic daerah pantai
dan pesisir, di sarankan pembaca untuk mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada
makalah ini. Selain itu, di harapkan para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
sifatnya membangun.
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pengelolaan lingkungan hidup merupakan kewajiban bersama berbagai pihak baik
pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat luas. Hal ini menjadi lebih penting lagi mengingat
Indonesia sebagai negara yang perkembangan industrinya cukup tinggi dan saat ini dapat
dikategorikan sebagai negara semi industri (semi industrialized country). Sebagaimana lazimnya
negara yang masih berstatus semi industri, target yang lebih diutamakan adalah peningkatan
pertumbuhan output, sementara perhatian terhadap eksternalitas negatif dari pertumbuhan
industri tersebut sangat kurang. Beberapa kasus pencemaran terhadap lingkungan telah menjadi
topik hangat di berbagai media masa, misalnya pencemaran Teluk Buyat di Sulawesi Utara yang
berdampak terhadap timbulnya bermacam penyakit yang menyerang penduduk yang tinggal di
sekitar teluk tersebut.
Para pelaku industri kadang mengesampingkan pengelolaan lingkungan yang menghasilkan
berbagai jenis-jenis limbah dan sampah. Limbah bagi lingkungan hidup sangatlah tidak baik
untuk kesehatan maupun kelangsungan kehidupan bagi masyarakat umum, limbah padat yang di
hasilkan oleh industri-industri sangat merugikan bagi lingkungan umum jika limbah padat hasil
dari industri tersebut tidak diolah dengan baik untuk menjadikannya bermanfaat.

B. TUJUAN
Dalam penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui cara pengelolaan limbah domesti
dalam rumah tangga.
BAB II
PENGELOLAAN LIMBAH DOMESTIK RUMAH TANGGA

A. PENGERTIAN
Limbah Domestik adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah
bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah merupakan buangan atau sesuatu
yang tidak terpakai berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia yang
sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi
kuman-kuman penyebab penyakit disentri, tipus, kolera dan penyakit lainnya. Air limbah
tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan. Air
limbah harus dikelola untuk mengurangi pencemaran.
Dalam dunia arsitektur ada metode yang bisa diterapkan dalam merencanakan pengolahan
limbah rumah tangga yaitu dengan :
• Membuat saluran air kotor
• Membuat bak peresapan
• Membuat tempat pembuangan sampah sementara

Hal-hal tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut ;


1) Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya baik air dipermukaan
tanah maupun air di bawah permukaan tanah.
2) Tidak mengotori permukaan tanah.
3) Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah.
4) Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain.
5) Tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
6) Konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang mudah didapat dan murah.
7) Jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 10 m.

Pengelolaan yang paling sederhana ialah pengelolaan dengan menggunakan pasir dan
benda-benda terapung melalui bak penangkap pasir dan saringan. Benda yang melayang dapat
dihilangkan oleh bak pengendap yang dibuat khusus untuk menghilangkan minyak dan lemak.
Lumpur dari bak pengendap pertama dibuat stabil dalam bak pembusukan lumpur, di mana
lumpur menjadi semakin pekat dan stabil, kemudian dikeringkan dan dibuang. Pengelolaan
sekunder dibuat untuk menghilangkan zat organik melalui oksidasi dengan menggunakan
saringan khusus. Pengelolaan secara tersier hanya untuk membersihkan saja. Cara pengelolaan
yang digunakan tergantung keadaan setempat, seperti sinar matahari, suhu yang tinggi di daerah
tropis yang dapat dimanfaatkan.

B. PENGELOLAAN LIMBAH DOMESTIK DALAM RUMAH TANGGA

Pengelolaan yang paling sederhana ialah pengelolaan dengan menggunakan pasir dan benda-
benda terapung melalui bak penangkap pasir dan saringan. Benda yang melayang dapat
dihilangkan oleh bak pengendap yang dibuat khusus untuk menghilangkan minyak dan lemak.
Lumpur dari bak pengendap pertama dibuat stabil dalam bak pembusukan lumpur, di mana
lumpur menjadi semakin pekat dan stabil, kemudian dikeringkan dan dibuang.
Pengelolaan sekunder dibuat untuk menghilangkan zat organik melalui oksidasi dengan
menggunakan saringan khusus.
Pengelolaan secara tersier hanya untuk membersihkan saja. Cara pengelolaan yang
digunakan tergantung keadaan setempat, seperti sinar matahari, suhu yang tinggi di daerah tropis
yang dapat dimanfaatkan.
Berikut ini adalah pengelolaan limbah rumah tangga untuk limbah cair, padat dan gas.
1. Pengelolaan air limbah kakus I.
2. Pengelolaan air limbah kakus II.
3. Pengelolaan air limbah cucian.
4. Pembuatan saluran bekas mandi dan cuci.
5. Pengelolaan sampah.
6. Pengelolaan limbah industri rumah tangga.
7. Pengelolaan air limbah rumah tangga I
8. Pengelolaan air limbah rumah tangga II
9. Pengelolaan air limbah
Air limbah dialirkan melalui saluran ke drum dan air dalam drum akan disaring dengan
koral/ijuk ke luar, dan kemudian meresap ke dalam tanah.
Bahan :
1. Drum
2. Koral
3. Kayu
4. Ijuk
5. Pipa pralon
Peralatan
1. Palu
2. Besi runcing
3. Cangkul
4. Parang
5. Gergaji
Pembuatan
Drum dilubangi dengan garis tengah 1 cm, jarak antara lubang 10 cm. Pembuatan lubang di
luar dapur dengan ukuran panjang, lebar dan dalam masing-masing 110 cm. Di dasar lubang
diberi koral/ijuk setebal 20 cm dan drum dimasukkan ke dalam lobang tersebut. Sela-sela drum
diselingi dengan koral/ijuk. Kemudian dibuat saluran air limbah ukuran ½ bis, atau dari pasangan
batu bata. Drum ditutup dengan kayu/bambu atau kalau ingin lebih tahan lama dicor dengan
campuran semen dan pasir yang diberi penguat besi.

C. LIMBAH RUMAH TANGGA DARI BUANGAN CLOSET (WC)


Closet (WC) adalah suatu cara pembuangan air kotoran manusia agar air kotoran tersebut
tidak mengganggu kesehatan dan lingkungan. Dibuat bak penampung kotoran (septik tank) yang
terdiri dari bak pengumpul dan bak peresapan serta dihubungkan dengan saluran pipa pralon. Air
limbah closet (WC) dialirkan melalui pralon ke bak penampung kotoran berdinding kedap air.
Berikut ini contoh membuat bak penampung kotoran dengan jumlah keluarga 6 orang dan
dalam jangka waktu 5 tahun, sedangkan waktu tinggal dalam tangki direncanakan minimal 2 hari
(24 jam).
Untuk mendapatkan gambaran besarnya tangki yang harus dibuat maka diperoleh dengan cara
sebagai berikut :
a. Jumlah air limbah yang dibuang setiap hari sekitar 100 liter/orang/hari.
b. Besarnya tangki pencerna dalam 1 tahun 2 x 6 x 100 liter = 1.200 liter.
c. Banyaknya lumpur sebesar 30 liter/orang/tahun.
d. Banyaknya lumpur selama 5 tahun 6 x 30 liter x 5 = 900 liter. e. Jadi untuk melayani keluarga
tersebut di atas diperlukan tangki pencerna 1,2 m3 dengan ruang pengumpul lumpur sebesar 0,9
m3.

1. Cara Pembuatan Closet


Ruang closet (WC) dibuat tertutup , closet (WC) dengan lubang leher angsa dipasang,
kemudian dibuat tangki kotoran dengan dinding kedap air. Untuk mengalirkan udara dari tangki
keluar dipasang pula pralon berukuran kecil yang berbentuk huruf T. Kemudian dibuat sumur
resapan yang didalamnya diisi kerikil, ijuk dan dinding peresapan berlubang-lubang.
Closet tersebut digunakan untuk membuang air kotoran manusia (tinja dan air seni). Closet
perlu dijaga kebersihannya, yaitu dengan menggunakan karbol dengan takaran yang sesuai
dengan aturan. Jangan masukkan benda-benda padat seperti : kerikil, batu, kertas, kain ,
plastik,dsb, karena dapat menyumbat saluran air.
Peresapan air pada Closet tergantung dari kapasitas tangki/bak dan jenis tanahnya.
Semakin kecil bak peresapan, maka akan semakin kecil resapannya.
Keuntungan menggunakan cara ini ialah mudah dibuat, sederhana, bahan-bahnya mudah
didapatkan dan murah. Selain itu cara ini lebih baik, karena dapat mengurangi pencemaran
sumber air bersih disekitarnya.

2. Penggunaan Air Untuk Keperluan Closet


Toilet siram desain lama membutuhkan 19 liter air dan bisa memakan hingga 40% dari
penggunaan air untuk kebutuhan rumah tangga. Dengan jumlah penggunaan 190 liter air per
kepala per hari, mengganti toilet ini dengan unit baru yang menggunakan hanya 0,7 liter per
siraman bisa menghemat 25% dari penggunaan air untuk rumah tangga tanpa mengorbankan
kenyamanan dan kesehatan. Sebaliknya, memasang unit penyiraman yang memakai 19 liter air di
sebuah rumah tanpa WC bisa meningkatkan pemakaian air hingga 70%. Jelas, hal ini tidak
diharapkan di daerah yang penyediaan airnya tidak mencukupi, dan hal tersebut juga bisa
menambah jumlah limbah yang akhirnya harus dibuang dengan benar.
Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut, banyak perhatian telah diberikan pada
pembuatan sistem sanitasi yang tahan lama, hemat air, bisa diterima oleh orang-orang yang akan
memakainya, dan memungkinkan penggunaan kembali limbah yang telah diolah. Pengembangan
sanitasi yang paling penting dalam dekade ini adalah pengesahan bentuk-bentuk sanitasi yang
sebelumnya dianggap primitif. Setelah beberapa tahun penelitian terapan dan kemajuan
teknologi, kakus luar rumah telah ditransformasi menjadi instalasi sederhana tapi canggih yang
memberikan tingkat kenyamanan dan kesehatan yang tinggi. Dua teknologi penting yang
berhubungan dengan kakus ini adalah: lubang kakus yang diperbaiki dan diberi ventilasi
(Ventilated Improved Pit latrine/VIP latrine) dan toilet siram guyur (Pour Flush Toilet/PF toilet).
Dua teknologi ini biayanya jauh lebih sedikit daripada toilet konvensional yang dihubungkan ke
tanki septik atau sistem saluran pembuangan.

D. LIMBAH RUMAH TANGGA DARI SALURAN AIR PEMBUANGAN


Selain dari buangan closet (WC) limbah bekas air buangan kamar mandi dan bekas air cucian
juga harus dikelola dengan baik. Berikut ini merupakan ketentuan yang sedapat mungkin untuk
dilakukan dalam pengelolaannya yaitu tempat cucian dipasang tidak jauh dari dapur. Bak cucian
dipasang saringan, saluran pralon ke bak kontrol yang jaraknya maksimum 5 m. Bak ini perlu
ditutup dan diberi pegangan agar memudahkan pengambilan tutup bak. Agar binatang tidak
dapat masuk perlu dibuat besi penghalang.

Dari penjelasan tersebut terlihat keguna tempat pengelolaan limbah, yaitu untuk membuang
air cucian dapur dan kamar mandi serta untuk membuang air kotoran kamar mandi. Saluran
pengolahan limbah ini perlu dibersihkan secara teratur terutama pada saringan air. Jangan
membuan benda-benda padat seperti : batu kerikil, kertas, kain, plastik dan barang-barang
lainnya, karena akan menyumbat saluran.
Limbah air bekas mandi dan cuci dialirkan ke bak kontrol dan langsung ke sumur resapan.
Air akan tersaring pada bak resapan dan air yang keluar dari bak resapan sudah bebas dari
pencemaran.Tempat mandi dan cuci dibuat dari batu bata, campuran semen dan pasir. Bak
kontrol dibuat terutama untuk saluran yang berbelok, karena pada saluran berbelok lama-lama
terjadi pengikisan ke samping sedikit demi sedikit, dan akan terjadi suatu pengendapan kotoran.
Dibuat juga sumur resapan yang terbuat dari susunan batu bata kosong yang diberi kerikil dan
lapisan ijuk. Sumur resapan diberi kerikil dan pasir. Jarak antara sumur air bersih ke sumur
resapan minimum 10 m agar supaya jangan mencemarinya.
Disamping cara yang tersebut diatas untuk mengelola limbah saluran kamar mandi dan
limbah bekas cucian dapat juga dilakukan dengan cara mengalirkan limbah melalui saluran ke
sebuah lubang resapan.
Pertama dibuat lubang di luar dapur dengan lebar, panjang dan tinggi 1 m atau disesuaikan
dengan tempat dan kebutuhan. Di buat saluran dari batu bata, pasir, semen atau pakai bis. Kalau
saluran terbuka bisa ditutup dengan bambu, kayu atau seng. Bak resapan diisi dengan pasir,
kerikil, batu kali. Akan lebih baik kalau bak resapan ditutup dengan kayu/bambu/cor-coran pasir
dan semen. Dan dapat diberi saluran udara dari pralon.

E. LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA


Industri rumah tangga seperti industri tempe, tahu, rumah makan, dan lain-lain perlu dikelola.
Limbah dari industri rumah tangga tersebut menimbulkan bau yang tidak enak dan mengganggu
lingkungan sekitarnya.
Salah satu cara mengelola limbah rumah tangga adalah dengan membuat 3 bak. Ketiga bak
tersebut digunakan sebagai tempat pengendapan limbah secara bertahap. Dengan demikian air
limbah yang keluar dari bak terakhir sudah tidak membahayakan lagi.
Cara pembuatannya ialah buat bak sebanyak 3 buah dari batu bata dengan campuran pasir dan
semen. Kemiringan saluran harus diperhitungkan. Usahakan jangan sampai ada benda pada air
limbah, sebab apabila ada akan menempel dan menyumbat saluran. Antara bak satu dengan
lainnya dihubungkan pipa pralon, antara satu dengan yang lain letaknya lebih rendah. Susunan
dan sifat air limbah yang berasal dari limbah industri rumah tangga tergantung pada macam dan
jenisnya, industri.
Air limbah dapat berupa limbah dari pabrik susu, rumah makan, pemotongan hewan, pabrik
tahu, pabrik tempe, dsb. Kotoran air limbah yang masuk ke bak I, akan mengapung. Pada bagian
bawah limbah melalui pipa akan terus mengalir ke bak II. Lemak akan tertinggal dan akan
menempel pad dinding. Untuk mengambil lemak perlu diserok. Dalam Bak II limbah
akanmengalami pengendapan, terus ke bak III begitu juga. Dari pipa pralon pada bak III air
limbah akan keluar dan sudah tidak membahayakan lagi. Untuk membawa lumpur diperlukan
kecepatan 0.1m/detik dan untuk membawa pasir kasar perlu kecepatan 0,2m/detik.

Dari penjelasan diatas terlihat kegunaannya yaitu untuk membuang limbah industri rumah
tangg dan untuk membuang kotoran-kotoran yang bersifat cair. Bak hendaknya sering
dibersihkan agar kotorannya tidak mengganggu saluran perlu di kontrol saluran-salurannya untuk
menghindari kemacetan. Jangan membuang limbah berupa benda padat seperti : kain, kertas,
daun-daun, plastik, kerikil, dsb.
Kerugiannya ialah apabila kurang dikontrol akan sering macet, sehingga air akan keluar ke atas
dan mengganggu lingkungan sekitarnya.

F. PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA


Bak sampah dapat dipakai untuk membuang kotoran seperti daun, plastik, kertas. Pembakaran
kotoran dari sampah untuk bak yang dibuat dari kayu diambil dahulu lalu dibakar di tempat.
Sampah kompleks perumahan biasanya diambil dengan gerobak sampah/truk sampah dan
dibuang ke tempat lain.
Dapat dibuat bak, bisa dari kayu bekas/batu bata atau bisa juga dari porselin. Bak dari kayu
lebih sederhana tetapi kotoran tidak dapat dibakar, karena bak akan terbakar. Bak yang dari
batubata, kotorannya bisa dibakar. Agar supaya kayu bawah tidak terkena rayap dapat dibuatkan
kaki. Begitu pula pada bak batu bata, agar mudah memindahkan bak.
Bak sampah tersebut digunakan untuk membuang kotoran sampah seperti kertas, daun, dsb.
Agar tetap terawat, maka perlu diperhatikan hal, yaitu:
1) Bak kayu perlu di cat
2) Setelah penuh diambil terus dibakar
3) Jangan membuang yang berbau busuk seperti bangkai, dsb.

1. Mendaur Ulang Sampah Rumah Tangga


Mendaur ulang sampah merupakan salah satu cara yang perlu mendapat prioritas utama
dalam pengelolaan sampah rumah tangga, karena gangguan pencemarannya tinggi.
Pengomposan sebaiknya dilakukan di dalam wadah untuk mencegah pencemaran lingkungan,
gangguan binatang dan menjaga estetika.
Bahan wadah tempat sampah:
• Wadah portable dapat menggunakan drum, plastik, kayu, anyaman bambu, dsb.
• Wadah permanen dapat menggunakan pasangan semen dengan ukuran: panjang dan lebar
minimal 75 cm, sedangkan tingginya lebih kurang 100 cm. Bagian atas dibuatkan tutup yang
mudah dibuka/tutup, bagian depan bawah diberi lobang panen kompos.
Alat yang telah diuji coba dengan hasil baik adalah drum 200 liter, diberi pasangan pipa
PVC berlubang-lubang untuk penghawaan. Bahan yang dikomposkan berupa sampah daun dan
sisa makanan dapur.
Cara Pengomposan Sampah Rumah Tangga:
• Drum dipasang tegak, diganjal dan di bawah lubang ditaruh pecahan genteng untuk mencegah
tikus masuk.
• Sampah daun dari pembersihan halaman dikumpulkan di dekat drum komposter dan dipotong-
potong (2,5 - 5 cm) menggunakan parang atau gunting rumput.
• Sampah dapur ditampung dulu di dapur dalam dua ember kecil bertutup, yang satu untuk sisa
makanan, yang kedua untuk plastik dan barang-barang bekas lain. Setiap kali ember sisa
makanan penuh, dibawa ke kebun, dan dimasukkan ke dalam drum kemudian di atasnya ditutup
rapat dengan potongan daun atau serbuk gergaji untuk mencegah pencemaran lalat dan
menyeimbangkan C2N ratio. Kemudian di atas lapisan ditaburi aktivator isolar mikroorganisme
2 - 3 sendok besar(antara lain: orgaded, stardec, dsb.), atau kompos dan terakhir disiram air agar
selalu lembab.
• Demikian dilakukan setiap hari sampai drum penuh dan biarkan pengomposan berlanjut. Proses
pengomposan akan merambat dari bawah ke atas seperti yang terjadi di lantai hutan.
• Untuk mempercepat pengomposan, sejak drum berisi separuh, perlu sering ditusuk-tusuk agar
terjadi lorong-lorong penghawaan.
• Setelah lebih kurang 6 minggu, kompos dipanen dengan mengeluarkannya dari drum, dikering
anginkan dan dapat langsung dipakai. Sesudah itu drum dapat dipakai kembali.
Pengomposan sampah dalam jumlah banyak:
Apabila tersedia banyak bahan baku sampah, misalnya setelah pemangkasan tanaman, bahan
baku ini dapat dimasukkan seluruhnya ke dalam wadah dengan menggunakan sistim berlapis
(sandwich system), dengan ketebalan lapisan kurang lebih 30 cm. Di atas setiap lapisan bahan
baku sampah diberi pupuk kandang, tanah subur, kompos atau ditaburi aktivator biologis
(orgadec, stardec, dll.) kemudian diberi air supaya lembab. Demikian dilakukan sampai penuh
dan wadah segera ditutup untuk menghindari gangguan berbagai binatang. Untuk tahap
pengomposan selanjutnya lihat poin diatas.
2. Tempat Pembuangan Akhir dan Penerapan Sanitary Landfill
Sanitary Landfill adalah sistem pengelolaan sampah yang mengembangkan lahan cekungan
dengan syarat tertentu, antara lain jenis dan porositas tanah. Dasar cekungan pada sistem ini
dilapisi geotekstil. Lapisan yang menyerupai plastik ini menahan peresapan lindi ke tanah. Diatas
lapisan ini, dibuat jaringan pipa yang akan mengalirkan lindi ke kolam penampungan. Lindi yang
telah melalui instalasi pengolahan baru dapat dibuang ke sungai. Sistem ini juga mensyaratkan
sampah diuruk dengan tanah setebal 15 cm tipa kali timbunan mencapai ketinggian 2 meter.

Sistem Sanitary Landfill tentunya harus memenuhi desain teknis tertentu sehingga sampah
yang dimasukkan ke tanah tidak mencemarkan tanah dan air tanah. Di sejumlah negara maju,
sebelum dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA), sampah dipilah terlebih dahulu antara
sampah organik dan non-organik, sampah yang mudah terdegradasi dan yang sulit.
Sistem ini mampu mengontrol emisi gas metan, karbondioksida atau gas berbahaya lainnya
akibat proses pemadatan sampah. RSL juga bisa mengontrol populasi lalat di sekitar TPA.
Sehingga mencegah penebaran bibit penyakit.
Cara kerjanya, di RSL, sampah ditumpuk dalam satu lahan. Lahan tempat sampah tersebut
sebelumnya digali dan tanah liatnya dipadatkan. Lahan ini desbut ground liner. Usai tanah liat
dipadatkan, tanah kemudian dilapisi dengan geo membran, lapisan mirip plastik berwarna yang
dengan ketebalan 2,5 milimeter yang terbuat dari High Density Polyitilin, salah satu senyawa
minyak bumi. Lapisan ini lah yang nantinya akan menahan air lindi (air kotor yang berbau yang
berasal dari sampah), sehingga tidak akan meresap ke dalam tanah dan mencemari air tanah. Di
atas lapisan geo membran dilapisi lagi geo textile yang gunanya memfilter kotoran sehingga
tidak bercampur dengan air lindi. Secara berkala air lindi ini dikeringkan.
Sebelum dipadatkan, sampah yang menumpuk diatas lapisan geo textille ini kemudian ditutup
dengan menggunakan lapisan geo membran untuk mencegah menyebarnya gas metan akibat
proses pembusukan sampah (yang dipadatkan) tanpa oksigen.
Geo membran ini juga akan menyerap panas dan membantu proses pembusukan. Radiasinya
akan dipastikan dapat membunuh lalat dan telur-telurnya di sekitar sampah. Sementara hasil
pembusukan samapah dalam bentuk kompos bisa dijual.
Gas metan ini juga yang pada akhirnya digunakan untuk memanaskan air hujan yang
sebelumnya ditampung untuk mencuci truk-truk pengangkut sampah. Henky yakin jika truk
sampah yang bentuknya tertutup dicuci setiap kali habis mengangkut sampah, tidak akan
menebarkan bau ke lokasi TPA.
Pengolahan sampah dengan sistem ini sebenarnya sama saja dengan yang sudah dilaksanakan
TPA Bantar Gebang. Hanya saja, pada Zona I TPA Bantar Gerbang, groun lner tidak
menggunakan geo membran untuk menahan air lindi. Dan terjadi kebocoran yang menyebabkan
pencemaran air serta pencemaran udara.
Jika, TPA Bantar Gebang direhabilitasi kemudian pola pengolahannya digantikan dengan
RSL, pemerintah daerah Jakarta, menurut Henky tidak perlu mencari lokasi baru untuk
menampung sampah. Karena sampah dapat diolah secara berkesinambungan dan sistem di
ground liner bisa diperbaiki secara berkala.
Sampah seperti pecahan kaca, logam, dan plastik dibakar dulu hingga menjadi abu sebelum
ditimbun. Sampah yang mudah terdegradasi seperti sisa makanan, digiling terlebih dulu sebelum
ditimbun. Dasar TPA dilapisi bahan kedap air dan diberi saluran untuk cairan hasil dari
pembusukan sampah (lindi). Di dekat TPA harus ada sumur kontrol untuk mengontrol apakah air
tanah di sekitar TPA sudah tercemar.
TPA di Indonesia, sesungguhnya tidak menerapkan sanitary landfill seperti yang sering
didengung-dengungkan. Paling banter TPA itu menggunakan sistem open dumping alias model
curah yang lebih primitif dibandingkan dengan sanitary landfill, yakni sampah ditumpuk
bergunung-gunung. Jika sistem ini dilengkapi lapisan dasar kedap air dan saluran untuk lindi
masih dianggap mendingan.
Namun, kalo tidak sangat berbahaya sekali karena sampah akan mencemari tanah dan air
tanah (berupa bakteri e-coli dan logam berat) secara langsung. Sudah begitu, sistem open
dumping yang digunakan ternyata masih disertai dengan pembakaran sampah. Padahal,
pembakaran sampah itu "haram hukumnya" karena pembakaran sampah hanya menghasilkan
oksidan berbahaya bagi kesehatan, apalagi kalo sampah yang dibakar adalah sampah non-
organik, seperti plastik, kaca, atau logam. Jika itu dilakukan sama saja dengan memindahkan
sampah di permukaan tanah ke udara dalam bentuk oksidan.
Sampah landfill yang diproduksi pasar dan rumah tangga, seperti sisa makanan, sisa sayur
mayur, atau segala yang cepat busuk dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik dan sumber
energi untuk membangkitkan listrik dari tenaga uap. Tempat pembuangan dengan rayonisasi juga
mempersingkat waktu waktu dari pengambilan ke tempat pembuangan sampah untuk langsung
diolah. Durasi ini penting untuk meminimalkan bau akibat proses pembusukan yang tidak dapat
ditunda.
Truk-truk yang menutup sampahnya dengan terpal plastik tebal adalah cermin pengelolaan
sampah yang buruk, dengan ditutup rapat seperti itu bau yang timbul akan lebih menyengat
sebab proses anaerob menghasilkan gas asam sulfida, metan, dan licit. Sampah cukup ditutup
dengan semacam jaring halus yang memungkinkan proses aerob : menyerap oksigen dan
mengeluarkan CO2 yang tidak berbau.
Rayonisasi pembuangan sampah tidak akan membuat warga sekitarnya terganggu apabila
tempat pembuangan dan pengolahan sampah dikelola dengan baik dan tidak menimbulkan
polusi. Kompensasi sosialnya, warga sekitar mendapat tambahan subsidi kesehatan dan
pendidikan sebagai insentif.
Indikator yang bisa dilihat dari komitmen Pemerintah untuk mempercepat kesadaran
masyarakat salah satunya adalah baik buruknya pengelolaan sampah di setiap kota yang selalu
parsial, latah dan berorientasi kepada proyek.
Merujuk pada Protokol Kyoto (1997) yang sampai saat ini belum diratifikasi oleh Indonesia,
khususnya pada Annex A, disebutkan bahwa jenis-jenis buangan yang bisa diperdagangkan
adalah gas-gas rumah kaca, buangan bahan bakar, serta buangan industri mineral, logam, pelarut
dan limbah. Namun, belum banyak pihak yang memahami apa yang bisa dimanfaatkan menurut
protokol tersebut karena Indonesia masih belum meratifikasi. Menurut pakar Lingkungan Prof
(Em) Dr. Otto Soemarwoto, " Semua pihak yang berhubungan dengan emisi sebaiknya
mempelajari Protokol Kyoto dan pengaturannya melalui Mekanisme Pembangunan Bersih
sehingga ketika diratifikasi, semua bisa memanfaatkannya".
Kesadaran warga untuk mau memilah sampah organik dan anorganik sebetulnya dapat dipicu
dengan memberikan insentif berupa pengurangan pajak bagi restoran, kantor, dan pusat bisnis
yang kooperatif dalam pemilahan sampah ini.
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Apabila setiap rumah tangga mau dan mampu mendaur ulang sampahnya masing-masing,
maka sisa sampah yang dibuang dari rumah tangga tinggal sedikit berupa limbah non organik
dan inipun masih bisa dimanfaatkan para pemulung.
Limbah Domestik adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas
industri rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah merupakan buangan atau sesuatu yang tidak
terpakai berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia yang sukar untuk
dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman
penyebab penyakit disentri, tipus, kolera dan penyakit lainnya. Air limbah tersebut harus diolah
agar tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan. Air limbah harus dikelola
untuk mengurangi pencemaran.

3.2 SARAN
Sudah saatnya masyarakat dididik untuk bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah
secara sederhana. Seperti masyarakat dan pemerintah harus saling bahu membahu untuk
mengelola sampah secara professional, mereka sadar bahwa sampah jika dikelola dengan baik
selain mempunyai nilai jual juga menjaga lingkungan bersih dan aman dari polusi.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan komponen lingkungan alam yang bersama-sama dengan komponen


alam lainnya, hidup bersama dan mengelola lingkungan dunia. Karena manusia adalah makhluk
yang memiliki akal dan pikiran, peranannya dalam mengelola lingkungan sangat besar. Manusia
dapat dengan mudah mengatur alam dan lingkungannya sesuai dengan yang diinginkan melalui
pemanfaatan ilmu dan teknologi yang dikembangkannya. Akibat perkembangan ilmu dan
teknologi yang sangat pesat, kebudayaan manusia pun berubah dimulai dari budaya hidup
berpindah-pindah (nomad), kemudian hidup menetap dan mulai mengembangkan buah
pikirannya yang terus berkembang sampai sekarang ini. Hasilnya berupa teknologi yang dapat
membuat manusia lupa akan tugasnya dalam mengelola bumi. Sifat dan perilakunya semakin
berubah dari zaman ke zaman. Sekarang ini manusia mulai bersifat boros, konsumtif dan
cenderung merusak lingkungannya.
Lingkungan mempunyai daya dukung dan daya lenting. Daya dukung berarti kemampuan
lingkungan untuk dapat memenuhi kebutuhan sejumlah makhluk hidup agar dapat tumbuh dan
berkembang secara wajar didalamnya. Daya lenting berarti kemampuan untuk pulih kembali
kepada keadaan setimbang. Kegiatan manusia amat berpengaruh pada peningkatan atau
penurunan daya dukung maupun daya lenting lingkungan. Manusia dapat meningkatkan daya
dukung lingkungan, tetapi karena keterbatasan kemampuan dan kapasitas lingkungan, tidak
mungkin terus ditingkatkan tanpa batas, sehingga manusia secara sadar ataupun tidak
menyebabkan ketidaksetimbangan atau kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan
diakibatkan oleh berbagai faktor, antara lain oleh pencemaran. Pencemaran ada yang diakibatkan
oleh alam, dan ada pula yang diakibatkan oleh perbuatan manusia. Pencemaran akibat alam
antara lain letusan gunung berapi. Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh gunung berapi seperti
asap dan awan panas dapat mematikan tumbuhan, hewan bahkan manusia. Lahar dan batu-batu
besar dapat merubah bentuk muka bumi. Pencemaran akibat manusia adalah akibat dari aktivitas
yang dilakukannya. Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika dimasuki atau kemasukan bahan
pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada mahluk hidup yang ada didalamnya.
Gangguan itu ada yang segera nampak akibatnya, dan ada pula yang baru dapat dirasakan oleh
keturunan berikutnya. Kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia di mulai dari
meningkatnya jumlah penduduk dari abad ke abad.
Populasi manusia yang terus bertambah mengakibatkan kebutuhan manusia semakin
bertambah pula, terutama kebutuhan dasar manusia seperti makanan, sandang dan perumahan.
Bahan-bahan untuk kebutuhan itu semakin banyak yang diambil dari lingkungan. Disamping itu
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memacu proses industrialisasi, baik di
negara maju ataupun negara berkembang. Untuk memenuhi kebutahan populasi yang terus
meningkatkan, harus diproduksi bahan-bahan kebutuhan dalam jumlah yang besar melalui
industri. Kian hari kebutuhan-kebutuhan itu harus dipenuhi. Karena itu mendorong semakin
berkembangnya industri, hal ini akan menimbulkan akibat antara lain Sumber Daya Alam (SDA)
yang diambil dari lingkungan semakin besar, baik macam maupun jumlahnya, industri
mengeluarkan limbah yang mencemari lingkungan, Populasi manusia mengeluarkan limbah
juga, seperti limbah rumah tangga yang dapat mencemari lingkungan, muncul bahan-bahan
sintetik yang tidak alami (insektisida, obat-obatan, dan sebagainya) yang dapat meracuni
lingkungan. Akibat selanjutnya lingkungan semakin rusak dan mengalami pencemaran.
Pencemaran lingkungan terbagi atas tiga jenis, berdasarkan tempat terjadinya, yaitu pencemaran
udara, pencemaran air dan pencemaran tanah. Di Indonesia, kerusakan lingkungan akibat
pencemaran udara, air dan tanah sudah sangat kritis. Terlebih kebanyakan dari manusia
menggatungkan hidupnya dari laut.
Laut sebagian besar terdiri dari air. Dalam ekosistem laut, terdapat banyak kehidupan
yang satu sama lain saling bergantung. Baik itu mulai dari hulu suangai sampai dasar laut. Dalam
PP. no 20 tahun 1990 Air adalah semua air yang terdapat di dalam dan atau berasal dari sumber
air, dan terdapat diatas permukaan tanah, tidak termasuk dalam pengertian ini adalah air yang
terdapat di bawah permukaan tanah dan air laut.
Pencemaran air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut dan air tanah
yang disebabkan olek aktivitas manusia. Air dikatakan tercemar jika tidak dapat digunakan
sesuai dengan fungsinya. Walaupun fenomena alam, seperti gunung meletus, pertumbuhan
ganggang, gulma yang sangat cepat, badai dan gempa bumi merupakan penyebab utama
perubahan kualitas air, namun fenomena tersebut tidak dapat disalahkan sebagai penyebab
pencemaran air. Pencemaran ini dapat disebabkan oleh limbah industri, perumahan, pertanian,
rumah tangga, industri, dan penangkapan ikan dengan menggunakan racun. Polutan industri
antara lain polutan organik (limbah cair), polutan anorganik (padatan, logam berat), sisa bahan
bakar, tumpaham minyak tanah dan oli merupakan sumber utama pencemaran air, terutama air
tanah. Disamping itu penggundulan hutan, baik untuk pembukaan lahan pertanian, perumahan
dan konstruksi bangunan lainnya mengakibatkan pencemaran air tanah.
Limbah rumah tangga seperti sampah organik (sisa-sisa makanan), sampah anorganik
(plastik, gelas, kaleng) serta bahan kimia (detergen, batu batere) juga berperan besar dalam
pencemaran air, baik air di permukaan maupun air tanah. Polutan dalam air mencakup unsur-
unsur kimia, pathogen/bakteri dan perubahan sifat Fisika dan kimia dari air. Banyak unsur-unsur
kimia merupakan racun yang mencemari air. Patogen/bakteri mengakibatkan pencemaran air
sehingga menimbulkan penyakit pada manusia dan binatang. Adapuan sifat fisika dan kimia air
meliputi derajat keasaman, konduktivitas listrik, suhu dan pertilisasi permukaan air. Di negara-
negara berkembang, seperti Indonesia, pencemaran air (air permukaan dan air tanah) merupakan
penyebab utama gangguan kesehatan manusia/penyakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di
seluruh dunia, lebih dari 14.000 orang meninggal dunia setiap hari akibat penyakit yang
ditimbulkan oleh pencemaran air.

B. Rumusan Masalah
 Apakah Jenis-jenis unit pengolahan air limbah .
 Apa Macam-macam dampak pencemaran air limbah .
 Bagaimana Pengelolaan limbah cair untuk pengendalian pencemaran air .
 Apa Karakteristik limbah cair domestic.

C. Tujuan dan manfaat


Tujuan dan manfaat dari makalah kami yang berjudul pengolahann limbah cair domestic
adalah agar mahasiswa mampu memahami dan mengerti tentang pengolahan limbah cair
domestic.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LIMBAH
2.1.1 Definisi Limbah
Limbah adalah bahan buangan tidak terpakai yang berdampak negatif terhadap
masyarakat jika tidak dikelola dengan baik.
Limbah adalah sisa produksi baik dari alam maupun hasil dari kegiatan manusia.
Beberapa pengertian tentang limbah:
 Berdasarkan keputusan Menperindag RI No. 231/MPP/Kep/7/1997 Pasal I tentang
prosedur impor limbah, menyatakan bahwa Limbah adalah bahan/barang sisa atau bekas
dari suatu kegiatan atau proses produksi yang fungsinya sudah berubah dari aslinya.
 Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999 Limbah didefinisikan
sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia.

2.1.2 Limbah Cair


Limbah cair atau buangan merupakan air yang tidak dapat dimanfaatkan lagi sertadapat
menimbulkan dampak yang buruk terhadap manusia dan lingkungan. Keberadaan limbah cair
tidak diharapkan di lingkungan karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Pengolahan yang tepat
bagi limbah cair sangat diutamakan agar tidak mencemari lingkungan (Mardana, 2007).

2.1.3Karakteristik Limbah Cair


Limbah cair baik domestik maupun non domestik mempunyai beberapa karakteristik
sesuai dengan sumbernya, dimana karakteristik limbah cair dapat digolongkan pada
karakteristik fisik, kimia, dan biologi sebagai berikut(Eddy, 2008).
1. Karakteristik Fisik
Karakteristik fisik air limbah yang perlu diketahui adalah total solid,bau, temperatur,
densitas, warna, konduktivitas, dan turbidity.
a.Total Solid
Total solidadalah semua materi yang tersisa setelah proses evaporasi pada suhu 103–
105oC. Karakteristik yang bersumber dari saluran air domestik, industri, erosi tanah,
dan infiltrasi ini dapat menyebabkan bangunan pengolahan penuh dengan sludgedan
kondisi anaerob dapat tercipta sehingga mengganggu proses pengolahan.
b.Bau
Karakteristik ini bersumber dari gas-gas yang dihasilkan selama dekomposisi bahan
organik dari air limbah atau karena penambahan suatu substrat ke air limbah.
c.Temperatur
Temperatur ini mempengaruhi konsentrasi oksigen terlarut di dalam air. Air yang
baikmempunyai temperatur normal 8oC dari suhu kamar 27oC. Semakin tinggi
temperatur air (>27oC) maka kandungan oksigen dalam air berkurang atau
sebaliknya.
d.Density
Density adalah perbandingan antara massa dengan volume yang dinyatakan sebagai
(kg/m3).
e.Warna
Air limbah yang berwarna banyak menyerap oksigen dalam airsehingga dalam waktu
lama akan membuat air berwarna hitam dan berbau.
f.Kekeruhan
Kekeruhan diukur dengan perbandingan antara intensitas cahaya yang dipendarkan
oleh sampel air limbah dengan cahaya yang dipendarkan oleh suspensi standar pada
konsentrasi yang sama (Eddy, 2008).
2. Karakteristik Kimia
Pada air limbah ada tiga karakteristik kimia yang perlu diidentifikasi yaitu bahan
organik, anorganik, dan gas.
a. Bahan organic
Pada air limbah bahan organik bersumber dari hewan, tumbuhan, dan aktivitas
manusia. Bahan organik itu sendiri terdiri dari C, H, O, N, yang menjadi karakteristik
kimia adalah protein, karbohidrat, lemak dan minyak, surfaktan, pestisida dan fenol,
dimana sumbernya adalah limbah domestik, komersil, industri kecuali pestisida yang
bersumber dari pertanian.
b.Bahan anorganik
Jumlah bahan anorganik meningkat sejalan dan dipengaruhi oleh asal air limbah.
Pada umumnya berupa senyawa-senyawa yang mengandung logam berat (Fe, Cu,
Pb, dan Mn), asam kuat dan basa kuat, senyawa fosfat senyawa-senyawa nitrogen
(amoniak, nitrit, dan nitrat), dan juga senyawa-senyawa belerang (sulfat dan hidrogen
sulfida).
c. Gas
Gas yang umumnya ditemukan dalam limbah cair yang tidak diolah adalah nitrogen
(N2),oksigen (O2), metana (CH4), hidrogen sulfida (H2S), amoniak (NH3), dan
karbondioksida (Eddy, 2008).

3. Karakteristik Biologi
Pada air limbah, karakteristik biologi menjadi dasar untuk mengontrol timbulnya
penyakit yang dikarenakan organisme pathogen. Karakteristik biologi tersebut seperti bakteri
dan mikroorganisme lainnya yang terdapat dalam dekomposisi dan stabilisasi senyawa
organik (Eddy, 2008).

2.1.4 Sumber Limbah Cair


Sumber air limbah dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu:
1. Air limbah domestik atau rumah tangga
Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003, limbah
cair domestik adalah limbah cair yang berasal dari usaha dan atau kegiatan pemukiman,
rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen, dan asrama. Air limbah domestik
mengandung berbagai bahan, yaitu kotoran, urine, dan air bekas cucian yang
mengandung deterjen, bakteri, dan virus (Eddy, 2008).
2. Air limbah industry
Air yang dihasilkan oleh industri, baik akibat proses pembuatan atau produksi yang
dihasilkan industri tersebut maupun proses lainnya (Darmono, 2001). Limbah non
domestik adalah limbah yang berasal dari pabrik, industri, pertanian, perternakan,
perikanan, transportasi, dan sumber-sumber lain (Eddy, 2008).

3. Infiltrasi
Infiltrasi adalah masuknya air tanah ke dalam saluran air buangan melalui sambungan
pipa, pipa bocor, atau dinding manhole, sedangkan inflowadalah masuknya aliran air
permukaan melalui tutup manhole, atap, area drainase, cross connectionsaluran air hujan
maupun air buangan(Eddy, 2008).

2.1.5 Dampak Limbah Cair


Limbah organik mengandung sisa-sisa bahan organik, detergen, minyak dan kotoran manusia.
Limbah ini dalam skala kecil tidak akan terlalu mengganggu, akan tetapi dalam jumlah besar
sangat merugikan. Dampak negatif yang dapat ditimbulkan limbah cair adalah sebagai
berikut:
1. Gangguan terhadap kesehatan manusia
Gangguan terhadap kesehatan manusia dapat disebabkan oleh kandungan bakteri, virus,
senyawa nitrat, beberapa bahan kimia dari industri dan jenis pestisida yang terdapat
darirantai makanan, serta beberapa kandungan logam seperti merkuri, timbal, dan
kadmium (Eddy, 2008).
2. Gangguan terhadap keseimbangan ekosistem
Kerusakan terhadap tanaman dan binatang yang hidup pada perairan disebabkan oleh
eutrofikasi yaitu pencemaran air yang disebabkan oleh munculnya nutrient yang
berlebihan ke dalam ekosistem air, air dikatakan eutrofik jika konsentrasi total
phosphorus (TP) dalam air berada dalam rentang 35-100μg/L dan pertumbuhan tanaman
yang berlebihan (Eddy, 2008).
3. Gangguan terhadap estetika dan benda
Gangguan kenyamanan dan estetika berupa warna, bau, dan rasa. Kerusakan benda yang
disebabkan oleh garam-garam terlarut seperti korosif atau karat, air berlumpur,
menyebabkan menurunnya kualitas tempat-tempat rekreasi dan perumahan akibat bau
serta eutrofikasi (Eddy, 2008).
2.2 LIMBAH CAIR DOMESTIK
Limbah cair domestik adalah air yang telah dipergunakan dan berasal dari rumah tangga
atau pemukiman termasuk di dalamnya adalah yang berasal dari kamar mandi, tempat cuci,
WC, serta tempat memasak (Sugiharto, 2008).Komposisi limbah cair rata-rata mengandung
bahan organik dan senyawa mineral yang berasal dari sisa makanan, urin, dan sabun.
Sebagian limbah rumah tangga berbentuk suspensi lainnya dalam bentuk bahan
terlarut.Limbah cair ini dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu limbah cair kakus yang umum
disebut black water dan limbah cair dari mandi-cuci yang disebut grey water. Black water
oleh sebagian penduduk dibuang melalui septic tank, namun sebagian dibuang langsung ke
sungai, sedangkan gray water hampir seluruhnya dibuang ke sungai-sungai melalui saluran
(Mara, 2004).

2.2.1 Karakteristik Limbah Cair Domestik

a. Karakteristik limbah cair dinyatakan dalam bentuk kualitas limbah cair dan jumlah
aliran limbah cair yang dihasilkan.
b. Kualitas limbah cair diukur terhadap kadar fisik, kimiawi dan biologis. Parameter
yg diukur antara lain sebagai berikut:

 Parameter fisik berupa padatan (partikel padat) yg ada dalam air (padatan
total,padatan tersuspensi dan padatan terlarut) ;warna;bau dan temperature
 Parameter kimia selain berupa kadar BOD5, COD, dan TOC yang
menggambarkan kadar bahan organik dalam limbah, juga senyawa yg
terkait dengan anomia bebas, nitrogen organik, nitrit, nitrat, fosfor organik
dan fosfor anorganik,sulfat,klorida,belerang,logam berat (Fe, Al, Mn dan
Pb), dan gas (H2O, CO2, O2, dan CH4).
 Parameter biologis juga merupakan hal penting karena ada beribu-ribu
bakteri per millimeter dalam air limbah yg belum diolah. Jenis bakteri yg
diukur adalah bakteri golongan Coli.
2.2.2 Dampak Limbah Cair Rumah Tangga
Keberadaan limbah cair rumah tangga apabila tidak dikelola dengan baik akan
berpengaruh terhadap lingkungan, antara lain :

a. Pencemaran Pada Badan Air

Keberadaan limbah cair domestik / rumah tangga akan terus meningkat sesuai
dengan perkembangan jumlah penduduk, demikian juga limbah industri termasuk
industri rumah tangga mempunyai kontribusi yang cukup signifikan terhadap zat
pencemar organik pada badan-badan air.

Parameter BOD (Biochemical Oxigen Demand) adalah parameter yang


digunakan untuk tolok ukur kandungan senyawa organik yang dapat dirombak oleh
mikroorganisme. Tolok ukur ini dipilih karena kebutuhan oksigen untuk reaksi
yang dilakukan oleh sel ini setara dengan konsentrasi senyawa organik yang
dirombak. Perombakan ini akan terus berlangsung selama oksigen didalam air
masih tersedia. Hasil perombakan ini menghasilkan sel baru.

Jika air mengandung senyawa organik yang dapat dirombak oleh


mikroorganisme, maka peningkatan akan terjadi didalam air itu selama kandungan
oksigen terlarut dapat memenuhi kebutuhan untuk reaksi biokimiawi. Jadi nilai
BOD yang tinggi dari suatu limbah cair yang dibuang ke perairan alami akan
menyusutkan kandungan oksigen terlarut pada perairan itu.

Makhluk air yang tinggi tidak dapat hidup di perairan ini akibat kebutuhan
oksigen untuk kehidupannya tidak tercukupi. Jika oksigen terlarut dalam air
mencapai nol, maka mikroorganisme yang berperan akan berganti dari
mikroorganisme jenis aerob menjadi mikroorganisme jenis anaerob. Ciri perairan
yang berada dalam keadaan anaerobik ini adalah munculnya bau akibat dari
terbentuknya gas H2S dan NH3.

Senyawa organik yang dinyatakan dengan BOD ini dapat berupa senyawa
organik yang tersuspensi dan senyawa organik yang terlarut.

b. Pencemaran Pada Tanah


Air limbah yang mencemari tanah dalam perjalanannya akan mengalami
peristiwa fisik mekanik, kimia, dan biologis. Peristiwa fisik mekanik yang terjadi
karena adanya distribusi larutan yang mengalir melalui pori-pori tanah yang tidak
seragam, sehingga terjadi efek penahanan oleh zat-zat padat dan pengendapan
partikel-partikel padat karena gaya berat. Peristiwa kimia terjadi penyebaran
molekuler yang dihasilkan dari potensi kimia, sedangkan proses biologis terjadi
pada bahan pencemar organik yang diuraikan oleh bakteri pembusuk.
Pada tanah kering gerakan bakteri horizontal ± 1 meter dan vertikal kebawah ± 3
meter.
Pada tanah basah dengan kecepatan aliran tanah 1 – 3 meter perhari maka gerakan
atau perjalanan bakteri bersama aliran air secara horizontal mencapai maksimum 11
meter dimana pada jarak 5 meter akan melebar maksimum 2 meter dan kemudian
menyempit kembali sampai jarak 11 meter. Adapun gerakan kebawah tergantung
dari kedalaman air limbah itu menembus kedalam tanah.
Gerakan pencemar bahan kimia dalam tanah secara horizontal mengikuti
aliran air akan melebar 9 meter pada jarak 25 meter dan menyempit lagi sampai
jarak 95 meter.
Mengingat limbah cair rumah tangga kaya akan zat organik, maka jika debitnya
cukup besar, maka tingkat penetrasi di dalam tanah akan mencapai jarak yang
cukup jauh, sehingga berpotensi untuk mencemari air tanah / air sumur.
Dalam standar kualitas air (Permenkes No. 416 Tahun 1990) ditentukan maksimal
angka zat organik adalah 10 mg/l. Penyimpangan terhadap batas maksimum yang
diperbolehkan ini akan dapatmenyebabkan timbulnya bau tidak sedap dan dapat
menyebabkan sakit perut.

c. Air Limbah dan Kehidupan Vektor


Air limbah yang dibuang ke lingkungan baik di tanah atau pada badan air banyak
menimbulkan masalah vektor yaitu cocok untuk bersarang dan berkembang biaknya
nyamuk dan lalat. Tikus juga menyenangi tempat-tempat tersebut. Dengan demikian
akibat yang ditimbulkan selain mengganggu kenyamanan juga berpotensi terjadinya
penularan penyakit seperti penyakit perut, malaria, kecacingan dan lain-lain.
Beberapa masalah yang dapat ditimbulkan oleh buangan limbah cairdomestik antara lain:
1.Merusak keindahanatau estetikakarena pemandanganmenjadi tidak sedap dan berbau
busuk.
2.Menimbulkan kerusakan lingkungan.
3.Merusak dan membunuh kehidupan di dalam air.
4.Membahayakankesehatan.

Masuknya air limbah domestik ke dalam lingkungan perairan


akanmengakibatkan perubahan-perubahan besar dalam sifat fisika, kimia, dan
biologisperairan tersebut seperti suhu, kekeruhan,konsentrasi oksigen terlarut, zat
hara,dan produksi dari bahan beracun. Tingkat dan luas pengaruh yang
ditimbulkanterhadap organisme perairan tersebut sangat tergantung dari jenis dan
jumlahbahan pencemar yang masuk ke perairan. Berubahnya keseimbanganantarafaktor
fisika-kimia dan biologis dalam suatu lingkungan akibat adanya senyawapencemar
dapat mempengaruhi organisme dalam lingkungan tersebut.

2.2.3 Dampak Buruk


a. Dampak Limbah terhadap Kesehatan Manusia
Berbagai jenis penyakit dapat ditimbulkan karena tidak adanya penangan atau
pengelolaan limbah yang benar. Mulai dari penyakit ringan seperti sakit perut/diare
hingga penyakit yang mematikan seperti keracunan akut dapat disebabkan oleh
adanya limbah.
Berikut ini beberapa contoh jenis penyakit yang dapat menyerang manusia akibat
adanya limbah:
 Gangguan pencernaan seperti diare
 Tifus
 Keracunan akut dan keracunan kronis
 Jamur pada kulit
 Sesak napas
 Gangguan saraf

b. Dampak Limbah terhadap Lingkungan
Selain berdampak negatif bagi manusia, limbah juga berdampak negatif bagi
lingkungan. Dampak negatif yang paling terlihat jelas adalah rusaknya lingkungan
sehingga menurunkan nilai estetika lingkungan atau dengan kata lain lingkungan
menjadi tidak enak dipandang.
Limbah berupa cairan yang masuk ke dalam sistem drainase atau sungai akan
mengakibatkan pencemaran air. Apabila hal ini sudah terjadi maka akan banyak
organisme seperti ikan akan mati keracunan. Jika hal ini terjadi maka akan terjadi
perubahaan ekosistem perairan yang menjebabkan terganggunya keseimbangan
ekosistem secara keseluruhan. Limbah padat yang dibuang ke sungai dalam jumlah
yang banyak dapat menyumbat aliran air sungai dan menyebabkan banjir.
Selain pencemaran air, pencemaran udara oleh limbah juga akan terjadi seperti bau
tidak sedap yang ditimbulkan karena pembusukan sampah organik. Asap yang
ditimbulkan dari kendaran bermotor, pembakaran sampah maupun industri-industri
besar juga dapat menimbulkan pencemaran udara. Pembakaran sampah berbahan plastik
tertentu bahkan dapat bersifat karsinogenik dan menimbulkan kanker apabila dihirup
manusia
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Limbah Domestik adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi,
cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah
merupakan buangan atau sesuatu yang tidak terpakai berbentuk cair, gas dan padat.
Dalam air limbah terdapat bahan kimia yang sukar untuk dihilangkan dan berbahaya.
Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab
penyakit disentri, tipus, kolera dan penyakit lainnya. Air limbah tersebut harus diolah
agar tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan. Air limbah
harus dikelola untuk mengurangi pencemaran.

B. SARAN
Sudah saatnya masyarakat dididik untuk bertanggung jawab dalam
pengelolaan sampah secara sederhana. Seperti masyarakat dan pemerintah harus
saling bahu membahu untuk mengelola sampah secara professional, mereka sadar
bahwa sampah jika dikelola dengan baik selain mempunyai nilai jual juga menjaga
lingkungan bersih dan aman dari polusi.

Anda mungkin juga menyukai