PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Apakah Jenis-jenis unit pengolahan air limbah .
Apa Macam-macam dampak pencemaran air limbah .
Bagaimana Pengelolaan limbah cair untuk pengendalian pencemaran air .
Apa Karakteristik limbah cair domestic.
Ketersediaan Tanah
Hampir semua tanah disekitar daerah pemukiman adalah milik pribadi, ini merupakan
masalah jika akan membangun fasilitas untuk umum seperti pengolahan limbah komunal. Secara
umum, dampak dari pembuangan air limbah yang tidak menjalani pengolahan sebelum dibuang
ke lingkungan seperti :
- Kontaminasi dan pencemaran pada air permukaan dan badan-badan air yang digunakan oleh
manusia.
- Mengganggu kehidupan dalam air, mematikan hewan dan tumbuhan air.
- Menimbulkan bau (sebagai hasil dekomposisi zat anaerobic) dan zat anorganik).
- Menghasilkan lumpur yang dapat mengakibatkan pendangkalan air sehingga terjadi
penyumbatan yang dapat menimbulkan banjir.
Untuk daerah pesisir, seyogyanya dapat diupayakan prasarana drainase yang terpusat,
karena lokasi pesisir yang merupakan daerah resapan air sehingga meyulitkan untuk membuat
SPAL bagi masing-masing rumah tangga. Gambar di samping menunjukkan buruknya sanitasi
lingkungan di daerah pesisir khususnya SPAL. Dampak fisik yang dapat langsung dilihat akibat
buruknya sanitasi lingkungan di daerah pesisir adalah lingkungan yang kotor, tidak teratur dan
tentunya berbau. Hal inilah yang menjadi penyumbang timbulnya gangguan ekosistem di daerah
pesisir dan pantai.
b. Sumur Resapan
Sumur Resapan Air merupakan rekayasa teknik konversi air yang berupa bangunan yang
dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang
digunakan sebagai tempat penampung air hujan diatas atap rumah dan meresapkannya ke dalam
tanah.
Konstruksi Sumur Resapan Air (SRA) merupakan alternatif pilihan dalam mengatasi
banjir dan menurunnya permukaan air tanah pada kawasan perumahan, karena dengan
pertimbangan :
1. Pembuatan konstruksi SRA tidak memerlukan biaya besar.
2. Bentuk konstruksi SRA sederhana
Manfaat pembangunan Sumur Resapan Air antara lain :
1. Mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga mengurangi
terjadinya banjir dan erosi.
2. Mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air
3. mencegah menurunnya lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan.
Sepertinya menjadi salah satu sumber utama dan penyebab pencemaran air yang memberikan
dampak paling kentara terutama pada masyarakat pda kawasan pesisir dan pantai
Limbah pemukiman (rumah tangga) yang menjadi salah satu penyebab pencemaran air
diakibatkan oleh aktivitas manusia itu sendiri. Dan pada akhirnya pencemaran air ini juga
memberikan dampak dan akibat merugikan bagi manusia itu pula.
Limbah Pemukiman. Salah satu penyebab pencemaran air adalah aktivitas manusia yang
kemudian menciptakan limbah (sampah) pemukiman atau limbah rumah tangga.
Limbah pemukiman mengandung limbah domestik berupa sampah organik dan sampah
anorganik serta deterjen. Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan
oleh bakteri seperti sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-daunan. Sedangkan sampah anorganik
seperti kertas, plastik, gelas atau kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit. Sampah
anorganik ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri (non biodegrable).
Selain sampah organik dan anorganik, deterjen merupakan limbah pemukiman yang paling
potensial mencemari air. Padahal saat ini hampir setiap rumah tangga menggunakan deterjen.
Dampak pencemaran air yang disebabkan oleh limbah pemukiman mendatangkan akibat atau
dampak diantaranya:
Deterjen sangat sukar diuraikan oleh bakteri sehingga akan tetap aktif untuk jangka waktu
yang lama di dalam air, mencemari air dan meracuni berbagai organisme air.
Material pembusukan tumbuhan air akan mengendapkan dan menyebabkan pendangkalan.
1. Pendekatan non teknis yang dimaksud adalah penerbitan peraturan sekaligus sosialisasi
peraturan yang digunakan sebagai landasan hukum bagi pengelola badan air maupun
penghasil limbah dalam mengendalikan limbah maupun mengelola limbahnya.
2. Pendekatan teknis berupa penyediaan / pengadaan sarana dan prasarana penanganan
limbah serta monitoring dan evaluasi.
Karakteristik limbah cair dinyatakan dalam bentuk kualitas limbah cair dan jumlah
aliran limbah cair yang dihasilkan.
Kualitas limbah cair diukur terhadap kadar fisik, kimiawi dan biologis. Parameter yg
diukur antara lain sebagai berikut:
1. Parameter fisik berupa padatan (partikel padat) yg ada dalam air (padatan total,padatan
tersuspensi dan padatan terlarut) ;warna;bau dan temperature
2. Parameter kimia selain berupa kadar BOD5, COD, dan TOC yang menggambarkan
kadar bahan organik dalam limbah, juga senyawa yg terkait dengan anomia bebas,
nitrogen organik, nitrit, nitrat, fosfor organik dan fosfor
anorganik,sulfat,klorida,belerang,logam berat (Fe, Al, Mn dan Pb), dan gas (H2O, CO2,
O2, dan CH4).
3. Parameter biologis juga merupakan hal penting karena ada beribu-ribu bakteri per
millimeter dalam air limbah yg belum diolah. Jenis bakteri yg diukur adalah bakteri
golongan Coli.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pencemaran limbah rumah tangga terhadap ekosistem laut
A. Konsep dan Sistem Saluran Pembuangan Air Limbah di Kawasan Pesisir
Volume air limbah yang dihasilkan dalam suatu masyarakat dipengaruhi oleh beberapa
factor, antara lain :
a. Kebiasaan manusia. Makin banyak orang menggunakan air, makin banyak air limbah yang
dihasilkan.
b. Penggunaan sistem pembuangan kombinasi atau terpisah. Pada sistem kombinasi, volume air
limbah bervariasi dari 80-100 galon atau lebih perkapita, sedangkan pada sistem terpisah volume
limbah mencapai rata-rata 25-50 galon perkapita.
c. Waktu. Air limbah tidak mengalir merata sepanjang hari, tetapi bervariasi bergantung pada
waktu dalam sehari dan musim. Di pagi hari, manusia cenderung menggunakan air yang
menyebabkan aliran air limbah lebih banyak, sedangkan di tengah hari volumenya lebih sedikit,
dan di malam hari agak meningkat lagi.
B. Pencemaran limbah rumah tangga terhadap ekosistem laut
- Septictank
- Sumur Resapan
- Penyebab dan dampak pencemaran air oleh limbah pemukiman
C. Karakteristik Limbah Cair
Karakteristik limbah cair dinyatakan dalam bentuk kualitas limbah cair dan jumlah aliran
limbah cair yang dihasilkan.
Kualitas limbah cair diukur terhadap kadar fisik, kimiawi dan biologis.
B. SARAN
Untuk lebih memahami semua tentang pengolahan limbah cair domestic daerah pantai
dan pesisir, di sarankan pembaca untuk mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada
makalah ini. Selain itu, di harapkan para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
sifatnya membangun.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengelolaan lingkungan hidup merupakan kewajiban bersama berbagai pihak baik
pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat luas. Hal ini menjadi lebih penting lagi mengingat
Indonesia sebagai negara yang perkembangan industrinya cukup tinggi dan saat ini dapat
dikategorikan sebagai negara semi industri (semi industrialized country). Sebagaimana lazimnya
negara yang masih berstatus semi industri, target yang lebih diutamakan adalah peningkatan
pertumbuhan output, sementara perhatian terhadap eksternalitas negatif dari pertumbuhan
industri tersebut sangat kurang. Beberapa kasus pencemaran terhadap lingkungan telah menjadi
topik hangat di berbagai media masa, misalnya pencemaran Teluk Buyat di Sulawesi Utara yang
berdampak terhadap timbulnya bermacam penyakit yang menyerang penduduk yang tinggal di
sekitar teluk tersebut.
Para pelaku industri kadang mengesampingkan pengelolaan lingkungan yang menghasilkan
berbagai jenis-jenis limbah dan sampah. Limbah bagi lingkungan hidup sangatlah tidak baik
untuk kesehatan maupun kelangsungan kehidupan bagi masyarakat umum, limbah padat yang di
hasilkan oleh industri-industri sangat merugikan bagi lingkungan umum jika limbah padat hasil
dari industri tersebut tidak diolah dengan baik untuk menjadikannya bermanfaat.
B. TUJUAN
Dalam penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui cara pengelolaan limbah domesti
dalam rumah tangga.
BAB II
PENGELOLAAN LIMBAH DOMESTIK RUMAH TANGGA
A. PENGERTIAN
Limbah Domestik adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah
bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah merupakan buangan atau sesuatu
yang tidak terpakai berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia yang
sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi
kuman-kuman penyebab penyakit disentri, tipus, kolera dan penyakit lainnya. Air limbah
tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan. Air
limbah harus dikelola untuk mengurangi pencemaran.
Dalam dunia arsitektur ada metode yang bisa diterapkan dalam merencanakan pengolahan
limbah rumah tangga yaitu dengan :
• Membuat saluran air kotor
• Membuat bak peresapan
• Membuat tempat pembuangan sampah sementara
Pengelolaan yang paling sederhana ialah pengelolaan dengan menggunakan pasir dan
benda-benda terapung melalui bak penangkap pasir dan saringan. Benda yang melayang dapat
dihilangkan oleh bak pengendap yang dibuat khusus untuk menghilangkan minyak dan lemak.
Lumpur dari bak pengendap pertama dibuat stabil dalam bak pembusukan lumpur, di mana
lumpur menjadi semakin pekat dan stabil, kemudian dikeringkan dan dibuang. Pengelolaan
sekunder dibuat untuk menghilangkan zat organik melalui oksidasi dengan menggunakan
saringan khusus. Pengelolaan secara tersier hanya untuk membersihkan saja. Cara pengelolaan
yang digunakan tergantung keadaan setempat, seperti sinar matahari, suhu yang tinggi di daerah
tropis yang dapat dimanfaatkan.
Pengelolaan yang paling sederhana ialah pengelolaan dengan menggunakan pasir dan benda-
benda terapung melalui bak penangkap pasir dan saringan. Benda yang melayang dapat
dihilangkan oleh bak pengendap yang dibuat khusus untuk menghilangkan minyak dan lemak.
Lumpur dari bak pengendap pertama dibuat stabil dalam bak pembusukan lumpur, di mana
lumpur menjadi semakin pekat dan stabil, kemudian dikeringkan dan dibuang.
Pengelolaan sekunder dibuat untuk menghilangkan zat organik melalui oksidasi dengan
menggunakan saringan khusus.
Pengelolaan secara tersier hanya untuk membersihkan saja. Cara pengelolaan yang
digunakan tergantung keadaan setempat, seperti sinar matahari, suhu yang tinggi di daerah tropis
yang dapat dimanfaatkan.
Berikut ini adalah pengelolaan limbah rumah tangga untuk limbah cair, padat dan gas.
1. Pengelolaan air limbah kakus I.
2. Pengelolaan air limbah kakus II.
3. Pengelolaan air limbah cucian.
4. Pembuatan saluran bekas mandi dan cuci.
5. Pengelolaan sampah.
6. Pengelolaan limbah industri rumah tangga.
7. Pengelolaan air limbah rumah tangga I
8. Pengelolaan air limbah rumah tangga II
9. Pengelolaan air limbah
Air limbah dialirkan melalui saluran ke drum dan air dalam drum akan disaring dengan
koral/ijuk ke luar, dan kemudian meresap ke dalam tanah.
Bahan :
1. Drum
2. Koral
3. Kayu
4. Ijuk
5. Pipa pralon
Peralatan
1. Palu
2. Besi runcing
3. Cangkul
4. Parang
5. Gergaji
Pembuatan
Drum dilubangi dengan garis tengah 1 cm, jarak antara lubang 10 cm. Pembuatan lubang di
luar dapur dengan ukuran panjang, lebar dan dalam masing-masing 110 cm. Di dasar lubang
diberi koral/ijuk setebal 20 cm dan drum dimasukkan ke dalam lobang tersebut. Sela-sela drum
diselingi dengan koral/ijuk. Kemudian dibuat saluran air limbah ukuran ½ bis, atau dari pasangan
batu bata. Drum ditutup dengan kayu/bambu atau kalau ingin lebih tahan lama dicor dengan
campuran semen dan pasir yang diberi penguat besi.
Dari penjelasan tersebut terlihat keguna tempat pengelolaan limbah, yaitu untuk membuang
air cucian dapur dan kamar mandi serta untuk membuang air kotoran kamar mandi. Saluran
pengolahan limbah ini perlu dibersihkan secara teratur terutama pada saringan air. Jangan
membuan benda-benda padat seperti : batu kerikil, kertas, kain, plastik dan barang-barang
lainnya, karena akan menyumbat saluran.
Limbah air bekas mandi dan cuci dialirkan ke bak kontrol dan langsung ke sumur resapan.
Air akan tersaring pada bak resapan dan air yang keluar dari bak resapan sudah bebas dari
pencemaran.Tempat mandi dan cuci dibuat dari batu bata, campuran semen dan pasir. Bak
kontrol dibuat terutama untuk saluran yang berbelok, karena pada saluran berbelok lama-lama
terjadi pengikisan ke samping sedikit demi sedikit, dan akan terjadi suatu pengendapan kotoran.
Dibuat juga sumur resapan yang terbuat dari susunan batu bata kosong yang diberi kerikil dan
lapisan ijuk. Sumur resapan diberi kerikil dan pasir. Jarak antara sumur air bersih ke sumur
resapan minimum 10 m agar supaya jangan mencemarinya.
Disamping cara yang tersebut diatas untuk mengelola limbah saluran kamar mandi dan
limbah bekas cucian dapat juga dilakukan dengan cara mengalirkan limbah melalui saluran ke
sebuah lubang resapan.
Pertama dibuat lubang di luar dapur dengan lebar, panjang dan tinggi 1 m atau disesuaikan
dengan tempat dan kebutuhan. Di buat saluran dari batu bata, pasir, semen atau pakai bis. Kalau
saluran terbuka bisa ditutup dengan bambu, kayu atau seng. Bak resapan diisi dengan pasir,
kerikil, batu kali. Akan lebih baik kalau bak resapan ditutup dengan kayu/bambu/cor-coran pasir
dan semen. Dan dapat diberi saluran udara dari pralon.
Dari penjelasan diatas terlihat kegunaannya yaitu untuk membuang limbah industri rumah
tangg dan untuk membuang kotoran-kotoran yang bersifat cair. Bak hendaknya sering
dibersihkan agar kotorannya tidak mengganggu saluran perlu di kontrol saluran-salurannya untuk
menghindari kemacetan. Jangan membuang limbah berupa benda padat seperti : kain, kertas,
daun-daun, plastik, kerikil, dsb.
Kerugiannya ialah apabila kurang dikontrol akan sering macet, sehingga air akan keluar ke atas
dan mengganggu lingkungan sekitarnya.
Sistem Sanitary Landfill tentunya harus memenuhi desain teknis tertentu sehingga sampah
yang dimasukkan ke tanah tidak mencemarkan tanah dan air tanah. Di sejumlah negara maju,
sebelum dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA), sampah dipilah terlebih dahulu antara
sampah organik dan non-organik, sampah yang mudah terdegradasi dan yang sulit.
Sistem ini mampu mengontrol emisi gas metan, karbondioksida atau gas berbahaya lainnya
akibat proses pemadatan sampah. RSL juga bisa mengontrol populasi lalat di sekitar TPA.
Sehingga mencegah penebaran bibit penyakit.
Cara kerjanya, di RSL, sampah ditumpuk dalam satu lahan. Lahan tempat sampah tersebut
sebelumnya digali dan tanah liatnya dipadatkan. Lahan ini desbut ground liner. Usai tanah liat
dipadatkan, tanah kemudian dilapisi dengan geo membran, lapisan mirip plastik berwarna yang
dengan ketebalan 2,5 milimeter yang terbuat dari High Density Polyitilin, salah satu senyawa
minyak bumi. Lapisan ini lah yang nantinya akan menahan air lindi (air kotor yang berbau yang
berasal dari sampah), sehingga tidak akan meresap ke dalam tanah dan mencemari air tanah. Di
atas lapisan geo membran dilapisi lagi geo textile yang gunanya memfilter kotoran sehingga
tidak bercampur dengan air lindi. Secara berkala air lindi ini dikeringkan.
Sebelum dipadatkan, sampah yang menumpuk diatas lapisan geo textille ini kemudian ditutup
dengan menggunakan lapisan geo membran untuk mencegah menyebarnya gas metan akibat
proses pembusukan sampah (yang dipadatkan) tanpa oksigen.
Geo membran ini juga akan menyerap panas dan membantu proses pembusukan. Radiasinya
akan dipastikan dapat membunuh lalat dan telur-telurnya di sekitar sampah. Sementara hasil
pembusukan samapah dalam bentuk kompos bisa dijual.
Gas metan ini juga yang pada akhirnya digunakan untuk memanaskan air hujan yang
sebelumnya ditampung untuk mencuci truk-truk pengangkut sampah. Henky yakin jika truk
sampah yang bentuknya tertutup dicuci setiap kali habis mengangkut sampah, tidak akan
menebarkan bau ke lokasi TPA.
Pengolahan sampah dengan sistem ini sebenarnya sama saja dengan yang sudah dilaksanakan
TPA Bantar Gebang. Hanya saja, pada Zona I TPA Bantar Gerbang, groun lner tidak
menggunakan geo membran untuk menahan air lindi. Dan terjadi kebocoran yang menyebabkan
pencemaran air serta pencemaran udara.
Jika, TPA Bantar Gebang direhabilitasi kemudian pola pengolahannya digantikan dengan
RSL, pemerintah daerah Jakarta, menurut Henky tidak perlu mencari lokasi baru untuk
menampung sampah. Karena sampah dapat diolah secara berkesinambungan dan sistem di
ground liner bisa diperbaiki secara berkala.
Sampah seperti pecahan kaca, logam, dan plastik dibakar dulu hingga menjadi abu sebelum
ditimbun. Sampah yang mudah terdegradasi seperti sisa makanan, digiling terlebih dulu sebelum
ditimbun. Dasar TPA dilapisi bahan kedap air dan diberi saluran untuk cairan hasil dari
pembusukan sampah (lindi). Di dekat TPA harus ada sumur kontrol untuk mengontrol apakah air
tanah di sekitar TPA sudah tercemar.
TPA di Indonesia, sesungguhnya tidak menerapkan sanitary landfill seperti yang sering
didengung-dengungkan. Paling banter TPA itu menggunakan sistem open dumping alias model
curah yang lebih primitif dibandingkan dengan sanitary landfill, yakni sampah ditumpuk
bergunung-gunung. Jika sistem ini dilengkapi lapisan dasar kedap air dan saluran untuk lindi
masih dianggap mendingan.
Namun, kalo tidak sangat berbahaya sekali karena sampah akan mencemari tanah dan air
tanah (berupa bakteri e-coli dan logam berat) secara langsung. Sudah begitu, sistem open
dumping yang digunakan ternyata masih disertai dengan pembakaran sampah. Padahal,
pembakaran sampah itu "haram hukumnya" karena pembakaran sampah hanya menghasilkan
oksidan berbahaya bagi kesehatan, apalagi kalo sampah yang dibakar adalah sampah non-
organik, seperti plastik, kaca, atau logam. Jika itu dilakukan sama saja dengan memindahkan
sampah di permukaan tanah ke udara dalam bentuk oksidan.
Sampah landfill yang diproduksi pasar dan rumah tangga, seperti sisa makanan, sisa sayur
mayur, atau segala yang cepat busuk dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik dan sumber
energi untuk membangkitkan listrik dari tenaga uap. Tempat pembuangan dengan rayonisasi juga
mempersingkat waktu waktu dari pengambilan ke tempat pembuangan sampah untuk langsung
diolah. Durasi ini penting untuk meminimalkan bau akibat proses pembusukan yang tidak dapat
ditunda.
Truk-truk yang menutup sampahnya dengan terpal plastik tebal adalah cermin pengelolaan
sampah yang buruk, dengan ditutup rapat seperti itu bau yang timbul akan lebih menyengat
sebab proses anaerob menghasilkan gas asam sulfida, metan, dan licit. Sampah cukup ditutup
dengan semacam jaring halus yang memungkinkan proses aerob : menyerap oksigen dan
mengeluarkan CO2 yang tidak berbau.
Rayonisasi pembuangan sampah tidak akan membuat warga sekitarnya terganggu apabila
tempat pembuangan dan pengolahan sampah dikelola dengan baik dan tidak menimbulkan
polusi. Kompensasi sosialnya, warga sekitar mendapat tambahan subsidi kesehatan dan
pendidikan sebagai insentif.
Indikator yang bisa dilihat dari komitmen Pemerintah untuk mempercepat kesadaran
masyarakat salah satunya adalah baik buruknya pengelolaan sampah di setiap kota yang selalu
parsial, latah dan berorientasi kepada proyek.
Merujuk pada Protokol Kyoto (1997) yang sampai saat ini belum diratifikasi oleh Indonesia,
khususnya pada Annex A, disebutkan bahwa jenis-jenis buangan yang bisa diperdagangkan
adalah gas-gas rumah kaca, buangan bahan bakar, serta buangan industri mineral, logam, pelarut
dan limbah. Namun, belum banyak pihak yang memahami apa yang bisa dimanfaatkan menurut
protokol tersebut karena Indonesia masih belum meratifikasi. Menurut pakar Lingkungan Prof
(Em) Dr. Otto Soemarwoto, " Semua pihak yang berhubungan dengan emisi sebaiknya
mempelajari Protokol Kyoto dan pengaturannya melalui Mekanisme Pembangunan Bersih
sehingga ketika diratifikasi, semua bisa memanfaatkannya".
Kesadaran warga untuk mau memilah sampah organik dan anorganik sebetulnya dapat dipicu
dengan memberikan insentif berupa pengurangan pajak bagi restoran, kantor, dan pusat bisnis
yang kooperatif dalam pemilahan sampah ini.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Apabila setiap rumah tangga mau dan mampu mendaur ulang sampahnya masing-masing,
maka sisa sampah yang dibuang dari rumah tangga tinggal sedikit berupa limbah non organik
dan inipun masih bisa dimanfaatkan para pemulung.
Limbah Domestik adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas
industri rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah merupakan buangan atau sesuatu yang tidak
terpakai berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia yang sukar untuk
dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman
penyebab penyakit disentri, tipus, kolera dan penyakit lainnya. Air limbah tersebut harus diolah
agar tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan. Air limbah harus dikelola
untuk mengurangi pencemaran.
3.2 SARAN
Sudah saatnya masyarakat dididik untuk bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah
secara sederhana. Seperti masyarakat dan pemerintah harus saling bahu membahu untuk
mengelola sampah secara professional, mereka sadar bahwa sampah jika dikelola dengan baik
selain mempunyai nilai jual juga menjaga lingkungan bersih dan aman dari polusi.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Apakah Jenis-jenis unit pengolahan air limbah .
Apa Macam-macam dampak pencemaran air limbah .
Bagaimana Pengelolaan limbah cair untuk pengendalian pencemaran air .
Apa Karakteristik limbah cair domestic.
2.1 LIMBAH
2.1.1 Definisi Limbah
Limbah adalah bahan buangan tidak terpakai yang berdampak negatif terhadap
masyarakat jika tidak dikelola dengan baik.
Limbah adalah sisa produksi baik dari alam maupun hasil dari kegiatan manusia.
Beberapa pengertian tentang limbah:
Berdasarkan keputusan Menperindag RI No. 231/MPP/Kep/7/1997 Pasal I tentang
prosedur impor limbah, menyatakan bahwa Limbah adalah bahan/barang sisa atau bekas
dari suatu kegiatan atau proses produksi yang fungsinya sudah berubah dari aslinya.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999 Limbah didefinisikan
sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia.
3. Karakteristik Biologi
Pada air limbah, karakteristik biologi menjadi dasar untuk mengontrol timbulnya
penyakit yang dikarenakan organisme pathogen. Karakteristik biologi tersebut seperti bakteri
dan mikroorganisme lainnya yang terdapat dalam dekomposisi dan stabilisasi senyawa
organik (Eddy, 2008).
3. Infiltrasi
Infiltrasi adalah masuknya air tanah ke dalam saluran air buangan melalui sambungan
pipa, pipa bocor, atau dinding manhole, sedangkan inflowadalah masuknya aliran air
permukaan melalui tutup manhole, atap, area drainase, cross connectionsaluran air hujan
maupun air buangan(Eddy, 2008).
a. Karakteristik limbah cair dinyatakan dalam bentuk kualitas limbah cair dan jumlah
aliran limbah cair yang dihasilkan.
b. Kualitas limbah cair diukur terhadap kadar fisik, kimiawi dan biologis. Parameter
yg diukur antara lain sebagai berikut:
Parameter fisik berupa padatan (partikel padat) yg ada dalam air (padatan
total,padatan tersuspensi dan padatan terlarut) ;warna;bau dan temperature
Parameter kimia selain berupa kadar BOD5, COD, dan TOC yang
menggambarkan kadar bahan organik dalam limbah, juga senyawa yg
terkait dengan anomia bebas, nitrogen organik, nitrit, nitrat, fosfor organik
dan fosfor anorganik,sulfat,klorida,belerang,logam berat (Fe, Al, Mn dan
Pb), dan gas (H2O, CO2, O2, dan CH4).
Parameter biologis juga merupakan hal penting karena ada beribu-ribu
bakteri per millimeter dalam air limbah yg belum diolah. Jenis bakteri yg
diukur adalah bakteri golongan Coli.
2.2.2 Dampak Limbah Cair Rumah Tangga
Keberadaan limbah cair rumah tangga apabila tidak dikelola dengan baik akan
berpengaruh terhadap lingkungan, antara lain :
Keberadaan limbah cair domestik / rumah tangga akan terus meningkat sesuai
dengan perkembangan jumlah penduduk, demikian juga limbah industri termasuk
industri rumah tangga mempunyai kontribusi yang cukup signifikan terhadap zat
pencemar organik pada badan-badan air.
Makhluk air yang tinggi tidak dapat hidup di perairan ini akibat kebutuhan
oksigen untuk kehidupannya tidak tercukupi. Jika oksigen terlarut dalam air
mencapai nol, maka mikroorganisme yang berperan akan berganti dari
mikroorganisme jenis aerob menjadi mikroorganisme jenis anaerob. Ciri perairan
yang berada dalam keadaan anaerobik ini adalah munculnya bau akibat dari
terbentuknya gas H2S dan NH3.
Senyawa organik yang dinyatakan dengan BOD ini dapat berupa senyawa
organik yang tersuspensi dan senyawa organik yang terlarut.
A. KESIMPULAN
Limbah Domestik adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi,
cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah
merupakan buangan atau sesuatu yang tidak terpakai berbentuk cair, gas dan padat.
Dalam air limbah terdapat bahan kimia yang sukar untuk dihilangkan dan berbahaya.
Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab
penyakit disentri, tipus, kolera dan penyakit lainnya. Air limbah tersebut harus diolah
agar tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan. Air limbah
harus dikelola untuk mengurangi pencemaran.
B. SARAN
Sudah saatnya masyarakat dididik untuk bertanggung jawab dalam
pengelolaan sampah secara sederhana. Seperti masyarakat dan pemerintah harus
saling bahu membahu untuk mengelola sampah secara professional, mereka sadar
bahwa sampah jika dikelola dengan baik selain mempunyai nilai jual juga menjaga
lingkungan bersih dan aman dari polusi.