Anda di halaman 1dari 10

BAHAN AJAR

MATERI PERTEMUAN KE-1

PERUBAHAN LINGKUNGAN

Lingkungan hidup dapat diartikan sebagai lingkungan fisik yang mendukung kehidupan serta
proses-proses yang terlibat dalam aliran energi dan siklus materi. Karenanya keseimbangan lingkungan
secara alami dapat berlangsung apabila komponen yang terlibat dalam interaksi dapat berperan sesuai
kondisi keseimbangan serta berlangsungnya aliran energi dan siklus biogeokimia. Keseimbangan
lingkungan dapat terganggu jika terjadi perubahan berupa pengurangan fungsi dari komponen atau
hilangnya sebagian komponen yang dapat menyebabkan putusnya rantai makanan dalam ekosistem di
lingkungan itu. Lingkungan yang seimbang memiliki daya lenting dan daya dukung yang tingi. Daya
lenting adalah daya untuk pulih kembali ke keadaan seimbang. Daya dukung adalah kemampuan
lingkungan untuk dapat memenuhi kebutuhan sejumlah makhluk hidup agar dapat tumbuh dan
berkembang secara wajar di dalamnya. Keseimbangan Iingkungan ini ditentukan oleh seimbangnya
energi yang masuk dan energi yang digunakan, seimbangnya antara bahan makanan yang terbentuk
dengan yang digunakan, seimbangnya antara faktor-faktor abiotik dengan faktor-faktor biotik.
Gangguan terhadap salah satu faktor dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Kegiatan
pembangunan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia sering menimbulkan perubahan
lingkungan. Perubahan tersebut menjadikan kerusakan lingkungan yang terkadang dalam taraf yang
sudah mengkawatirkan. Perubahan lingkungan akibat pencemaran lingkungan saat ini sudah menjadi
isu lokal, nasional dan global. Perubahan lingkungan yang menyebabkan kerusakan lingkungan bisa
terjadi karena faktor alam maupun faktor manusia.
a) Perubahan Lingkungan Karena Faktor Manusia
Manusia memiliki berbagai jenis kebutuhan, baik kebutuhan pokok atau kebutuhan lainnya.
Dalam memenuhi kebutuhan tersebut manusia memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia.
Semakin banyak jumlah manusia, semakin banyak pula sumber daya alam yang digali. Dalam proses
pengambilan, pengolahan, dan pemanfaatan sumberdaya alam terdapat zat sisa yang tidak digunakan
oleh manusia. Sisa-sisa tersebut dibuang karena dianggap tidak ada manfaatnya lagi. Proses
pembuangan yang tidak sesuai dengan mestinya akan mencemari perairan, udara, dan daratan.
Sehingga lama-kelamaan lingkungan menjadi rusak. Kerusakan lingkungan yang diakibatkan
pencemaran terjadi dimana-mana berdampak pada menurunya kemampuan kungan menimbulkan
dampak buruk bagi manusia seperti penyakit dan bencana alam. Beberapa kegiatan manusia yang dapat
meneyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan yaitu:
1) Penebangan hutan
2) Penambangan liar
3) Pembangunan perumahan
4) Penerapan intensifikasi pertanian
b) Perubahan Lingkungan Karena Faktor Alam
Sadar atau tidak lingkungan yang kita tempati sebenarnya selalu berubah. Pada awal
pembentukannya bumi sangat panas seehingga tidak ada satupun bentuk kehidupan yang berada
didalamnya.namun dalam jangka waktu yang sangat lamadan berangsur-angsur lingkungan bumi
berbah menjadi lingkungan yang memungkinkan adanya bentuk kehidupan. Perubahan lingkungan itu
terjadi karena adanya faktor-faktor alam. Beberapa faktor alam yang dapat mempengaruhi berubahnya
kondisi lingkungan antara lain bencana alam, seperti gunung meletus, tsunami, tanah longsor, banjir,
dan kebakaran hutan.

Pencemaran lingkungan
Pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau
komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau
oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Macam-Macam Pencemaran Lingkungan
 Pencemaran Udara
 Pencemaran Air
 Pencemaran Tanah
 Pencemaran Suara (Kebisingan)
1. Pencemaran Udara
Pencemaran udara disebabkan oleh gas/asap yang dikeluarkan oleh industri, kendaran bermotor, dan
perumahan. Semuanya berupa gas hasil pembakaran fosil (misalnya minyak bumi dan batubara) dan
penggunaan gas berbahaya, misalnya gas CFC (khloro fluorokarbon).
Akibat Pencemaran Udara:
1. Hujan asam akibat hasil buangan pembakaran fosil dalam bentuk gas belerang oksida (SO dan
SO2)
2. Efek rumah akibat banyaknya gas CO2
3. Kerusakan pada lapisan Ozon karena CFC

Cerobong asap pabrik kertas ini setiap hari mengeluarkan asap yang dapat membahayakan penduduk sekitar.

2. Pencemaran Air
Pencemaran air dapat berupa limbah padat atau cair yang berasal dari rumah tangga, industri,
pertanian dan rumah sakit. Dampak dari pencemaran air adalah punahnya organisme di dalam
ekosistem air. Bahan-bahan yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air antara lain deterjen,
minyak bumi, insektisida, pupuk, sisa-sisa bahan organik (nasi, minyak goreng, kotoran, urine) dan
sampah.
Cara penanggulangannya antara lain:
1. Tidak membuang sampah ke sungai dan selokan.
2. Tidak membuang limbah cair industri ke selokan dan sungai. Industri diharuskan membuat kolam
pengolah limbah cair.
3. Tidak membuang sisa obat/insektisida ke selokan dan sungai.

Pembuangan Sampah sembarangan di sungai menyebabkan air sungai tercemar oleh sampah

3. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah masuknya bahan pencemar ke areal tanah. Sumber pencemaran tanah berupa
limbah sampah yang berasal dari limbah rumah tangga, industri dan pertanian.
Sampah dibedakan menjadi dua macam yaitu:
1. Sampah organik. Sampah ini dapat diuraikan oleh dekomposer menjadi mineral, gas, dan air,
sehingga terbentuklah humus. Contohnya dedaunan, jaringan hewan, kertas, dan kulit.
2. Sampah anorganik. Sampah ini sulit diuraikan oleh dekomposer. Contohnya besi, aluminium, kaca,
dan bahan sintetik seperti plastik.

Sampah bertumpuk tanpa pengolahan lebih lanjut menyebabkan tanah menjadi tercemar oleh sampah. Sampah plastik tidak
bisa terurai oleh mikroba.
Cara penanggulangan pencemaran tanah antara lain:
1. Memilah sampah organik dengan sampah anorganik. Sampah organik bisa di daur ulang
menjadi kompos. Sampah anorganik bisa dimanfaatkan kembali (recycle).
2. Membuang sampah ke tempat sampah. Jangan membuang sampah anorganik di
sembarang tempat.
3. Jangan mengubur sampah berbahaya (baterai, aluminium, kaca, plastik, dll) di tanah

4. Pencemaran Suara (Kebisingan)


Pencemaran suara disebabkan oleh suara mesin pabrik, mesin penggilingan, mesin kendaraan yang
berlalu lalang di jalan dan mesin pesawat. Orang yang terus-menerus berada di tempat bising akan
mengalami kelainan, misalnya menjadi tuli, jantung berdebar-debar, sulit tidur, pusing dan mudah
marah.
Upaya penanggulangan pencemaran suara antara lain:
1. Membuat dinding kedap suara.
2. Menanam tanaman di sekitar rumah yang dapat meredam suara.
3. Mesin pabrik dan kendaraan dilengkapi dengan peredam suara. Menggunakan knalpot yang
memiliki peredam suara.
4. Tidak membuat kegaduhan, misalnya tidak membunyikan radio, TV, musik dengan suara keras.
5. Larangan menyalakan petasan.

Kendaraan bermotor selain menyebabkan pencemaran udara juga menyebabkan pencemaran suara karena menyebabkan
kebisingan

Permasalahan Lingkungan

1. Pencemaran Sungai

https://sumatra.bisnis.com/read/20190116/533/879133/walhi-sumsel-catat-63-kasus-pencemaran-sungai

Selama 5 tahun belakangan ini, setidaknya 64 dari 470 daerah aliran sungai mengalami kondisi yang
kritis, hal ini disebbakan oleh beberapa hal seperti :
 Limbah industri yang terkandung berbagai macam zat kimia di dalamnya.
 Limbah domestik, seperti limbah rumah tangga yang secara sengaja dibuang ke sungai.
 Limbah pertanian
 Dan masih banyak lainnya
Untuk mengatasi permasalahan ini, tentu saja dibutuhkan kerja sama antara pihak pemerintah, masyarakat,
serta pelaku-pelaku industri. Pihak pemerintah wajib untuk memberlakukan aturan bentuk penyimpangan
sosial baik bagi industri atau masyarakat agar jangan sampai membuang limbah di sungai. Masyarakat pun
harus sadar mengenai pentingnya air sungai untuk kehidupan. Selain itu, pihak pemerintah juga perlu
mengatur pembuangan yang baik agar limbah-limbah industri tak mengalir ke sungai-sungai setempat.
2. Kerusakan Hutan

Sumber gambar : https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2020/Dinas-Kehutanan-Jatim-Akui-Banyak-


Hutan-Kritis-di-Jatim-yang-Perlu-Rehabilitasi/

Masalah lainnya yang cukup besar di Indonesia adalah mengenai kerusakan hutan. Mulai dari
penebangan liar, penggundulan hutan, hingga baru-baru ini terjadi yaitu pembakaran hutan menjadi penyebab
dari kerusakan hutan yang ada. Tentu saja jika hal ini dibiarkan terus menerus, akan menyebabkan
berkurangnya kawasan hutan di Indonesia yang berakibat pada ketidakstabilan ekosistem. Untuk mengatasi
kerusakan hutan ini, ada beberapa solusi yang bisa dilakukan.
 Solusi untuk jangka pendeknya tentu saja adalah penegakan hukum yang harus dilakukan. Hal ini sangat
penting untuk mencegah kegiatan ilegal logging, dan hal hal lainnya.
 Kegiatan pembangunan yang dilakukan perlu memperhatikan lingkungan setempat.
 Penanaman kembali hutan hutan yang telah rusak.

3. Abrasi

Sumber gambar https://balitribune.co.id/content/dari-2063-kilometer-pantai-abrasi-penanganan-tahun-ini-


hanya-80-meter
Kegiatan-kegiatan seperti pengambilan pasir pantai, karang, serta perusakan hutan-hutan bakau menjadi
penyebab abrasi yang nantinya berkaitan dengan kerusakan laut dan pantai. Tentu saja jika dibiarkan terus
menerus, maka kelestarian laut dan pantai di Indonesia semakin berkurang. Apalagi wilayah Indonesia
sebagaian besar merupakan lautan. Nah untuk mengatasi hal ini, berikut beberapa solusi yang perlu
diterapkan:
 Pemerintah menerapkan reklamasi pantai untuk menanam kembali hutan bakau si sekitar area
pantai.
 Menerapkan aturan yang ketat mengenai pengambilan batu-batu karang.
 Larangan tentang penggunaan bahan peledak untuk mencari ikan.

4. Menurunnya Keanekaragaman Hayati


Dampak lanjutan dari kerusakan hutan tersebut bisa menjadi penyebab menurunnya keaneka ragaman
hayati yang ada di Indonesia. Bahkan tak hanya itu saja, banyak sekali alat komunikasi zaman sekarang
menjadi informasi pengambilan flora dan fauna ilegal yang dijadikan sebagai barang jual beli membuat
hewan dan tumbuhan Indonesia menjadi berkurang bahkan punah. Solusinya adalah:
 Program untuk penangkaran satwa liar.
 Konservasi in-situ dan konservasi ex-situ.
 Memperluas habitat untuk satwa-satwa liar.
 Peningkatan SDM
 Penyuluhan mengenai penangkaran satwa Indonesia secara intensif.
5. Pencemaran Tanah

Sumber gambar : https://www.viva.co.id/berita/metro/1111980-geger-tanah-di-bekasi-bakar-telapak-


kaki-anak-anak-yang-menginjaknya
Tak hanya air dan udara saja yang dapat tercemar, namun tanah juga bisa tercemar dengan bahan-bahan
yang dapat merusak kualitas tanah. Permasalahan lingkungan hidup Biasanya hal ini terjadi akibat
pengambilan tambang yang berlebihan, pembuangan sampah-sampah yang sulit diuraikan, dan masih banyak
lainnya. Untuk mengatasi hal ini, perlu dilakukan usaha pelestarian tanah dan hutan melalui tata guna lahan,
peraturan mengenai TPTI (Tebang Pilih Tanam Indonesia), reboisasi, serta pengolahan sampah agar dapat
terurai dengan baik.

6. Penumpukan Sampah

Sumber gambar : https://lampung.tribunnews.com/2018/10/10/dampak-penumpukan-sampah-hingga-


berhari-hari
Semakin tinggi tingkat pertumbuhan penduduk, membuat tingkat konsumsi meningkat dan akhirnya
membuat jumlah sampah semakin banyak permasalahan hukum di Indonesia meningkat. Hal ini lah
yang menjadi permasalahan di Indonesia, karena belum adanya solusi untuk menganggulanginya. Hal ini
tentunya membuat lingkungan menjadi kotor dan tentu saja merugikan lingkungan. Nah berikut ini solusi
yang bisa dilakukan:
 Membuat tempat pembuangan sampah terpadu, yang lokasinya agak jauh dari pemukiman warga.
 Penerapan 4R yaitu Replace, reduce, reuse, serta recycle.
 Membuat tempat sampah terpisah antara organik dan anorganik

7. Rusaknya Ekosistem Laut

Sumber gambar : https://www.greeners.co/berita/kerusakan-laut-indonesia-telah-terjadi-dalam-25-


tahun-terakhir/

Pengambilan ikan yang masih menggunakan bahan kimia dan bahan peledak masih menjadi tradisi
bagi beberapa nelayan di Indonesia. Tentu saja ini merusak ekosistem laut, termasuk terumbu karang.
Seperti yang adan ketahui sendiri, terumbu karang menjadi potensi alam di Indonesia. Untuk mengatasi ini,
pentingnya peran pemerintah untuk mengetatkan peraturan mengenai larangan pemakaian peledak dan
bahan kimia
Upaya Mengatasi Masalah Lingkungan
Dalam etika lingkungan, pelestarian lingkungan dilakukan agar tercipta keseimbangan antara
perkembangan peradaban manusia dengan pemeliharaan lingkungan. Usaha tersebut dilakukan dengan
konservasi, pengolahan dan daur ulang limbah, serta penggunaan bahan kimia berbahaya sesuai dosis dan
peruntuknnya. Konservasi adalah usaha untuk melindungi, mengatur, dan memperbaharui sumber daya alam.
Beberapa contoh konservasi lingkungan antara lain: a. Konservasi sumber daya alam hayati: perlindungan
tempat hidup satwa melalui taman nasional. b. Konservasi tanah: reboisasi, pembuatan sengkedan, dan rotasi
tanaman. c. Konservasi hutan: peraturan penebangan hutan. d. Konservasi air: pembuatan waduk. e. Konservasi
energi: pemanfaatan sumber energi alternatif.
Selama ini aktivitas manusia telah menimbulkan banyak kerusakan dan pencemaran lingkungan. Pada
dasarnya terdapat tiga cara yang dapat dilakukan manusia untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran serta
untuk melestarikan lingkungan, yaitu secara administratif, secara teknologis, dan secara edukatif/ pendidikan.
a. Penanggulangan secara administratif
Penanggulangan secara administratif terhadap pencemaran lingkungan merupakan tugas pemerintah,
yaitu dengan membuat peraturan-peraturan atau undang-undang. Beberapa peraturan yang telah dikeluarkan,
antara lain sebagai berikut :
1) Pabrik tidak boleh menghasilkan produk (barang) yang dapat mencemari lingkungan. Misalnya, pabrik
pembat lemari es, AC dan sprayer tidak boleh menghasilkan produk yang menggunakan gas CFC
sehingga dapat menyebabkan penipisan dan berlubangnya lapisan ozon di stratofer.
2) Industri harus memiliki unit-unit pengolahan limbah (padat, cair, dan gas) sehingga limbah yang dibuang
ke lingkungansudah terbebas dari zat-zat yang membahayakan lingkungan.
3) Pembuangan sampah dari pabrik harus dilakukan ke tempat-tempat tertentu yang jauh dari pemukiman.
4) Sebelum dilakukan pembangunan pabrik atau proyek-proyek industri
5) Pemerintah mengeluarkan buku mutu lingkungan, artinya standar untuk menentukan mutu suatu
lingkungan. Untuk lingkungan air ditentukan baku mutu air , sedangkan untuk lingkungan udara
ditentukan baku mutu udara. Dalam buku mutua air, antara lain tercantum batasan kadar bahan pencemar
logam berat, misalnya fosfor dan merkuri. Didalam buku mutu udara, antara lain tercantum batasan
kadar bahan pencemar, misalnya gas CO2 dan CO. Pemerintah akan memberikan sanksi kepada pabrik
yang menghasilkan limbah dengan bahan pencemar yang melebihi standar baku mutu.
b. Penanggulangan secara teknologis
Penanggulangan pencemaran lingkungan secara teknologis, misalnya menggunakan peralatan untuk
mengolah sampah atau limbah. Di surabaya terdapat suatu tempat pembakaran akhir sampah dengan suhu yang
sangat tinggi sehingga tidak membuang asap. Tempat tersebut dinamakan insenerator.
c. Penanggulangan secara Edukatif
Penangkalan pencemaran secara edukatif dilakukan melalui jalur pendidikan baik formal maupun
nonformal. Melalui pendidikan formal, disekolah dimasukkan pengetahuan tentang lingkungan hidup tentang
lingkungan hidup kedalam mata pelajaran yang terkait, misalnya IPA dan Pendidikan agama. Melalui jalur
pelestarian lingkungan dan pencegahan serta penanggulangan pencemaran lingkungan.
MATERI PERTEMUAN KE-2
JENIS-JENIS LIMBAH

Pengelompokan Limbah Berdasarkan Bentuk atau Wujudnya dapat dibagi menjadi empat
diantaranya yaitu: limbah cair, limbah padat, limbah gas

1. Limbah cair

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air menjelaskan pengertian dari limbah yaitu sisa dari suatu hasil usaha dan
atau kegiatan yang berwujud cair. Pengertian limbah cair lainnya adalah sisa hasil buangan proses
produksi atau aktivitas domestik yang berupa cairan. Limbah cair dapat berupa air beserta bahan-bahan
buangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam air. Limbah cair dapat
diklasifikasikan dalam empat kelompok diantaranya yaitu:

 Limbah cair domestik (domestic wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan dari perumahan
(rumah tangga), bangunan, perdagangan dan perkantoran. Contohnya yaitu: air sabun, air
detergen sisa cucian, dan air tinja.
 Limbah cair industri (industrial wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan industri.
Contohnya yaitu: sisa pewarnaan kain/bahan dari industri tekstil, air dari industri pengolahan
makanan, sisa cucian daging, buah, atau sayur.
 Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang berasal dari berbagai
sumber yang memasuki saluran pembuangan limbah cair melalui rembesan ke dalam tanah atau
melalui luapan dari permukan. Air limbah dapat merembes ke dalam saluran pembuangan
melalui pipa yang pecah, rusak, atau bocor sedangkan luapan dapat melalui bagian saluran yang
membuka atau yang terhubung kepermukaan. Contohnya yaitu: air buangan dari talang atap,
pendingin ruangan (AC), bangunan perdagangan dan industri, serta pertanian atau perkebunan.
 Air hujan (storm water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan di atas permukaan
tanah. Aliran air hujan dipermukaan tanah dapat melewati dan membawa partikel-partikel
buangan padat atau cair sehingga dapat disebut limbah cair.

2. Limbah padat

Limbah padat adalah sisa hasil kegiatan industri ataupun aktivitas domestik yang berbentuk padat.
Contoh dari limbah padat diantaranya yaitu: kertas, plastik, serbuk besi, serbuk kayu, kain, dll. Limbah
padat dapat diklasifikasikan menjadi enam kelompok sebagai berikut:

 Sampah organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat semi basah, berupa bahan-
bahan organik yang mudah membusuk atau terurai mikroorganisme. Contohnya yaitu: sisa
makanan, sisa dapur, sampah sayuran, kulit buah-buahan.
 Sampah anorganik dan organik tak membusuk (rubbish), yaitu limbah padat anorganik atau
organik cukup kering yang sulit terurai oleh mikroorganisme, sehingga sulit membusuk.
Contohnya yaitu: selulosa, kertas, plastik, kaca, logam.
 Sampah abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa abu, biasanya hasil pembakaran. Sampah
ini mudah terbawa angin karena ringan dan tidak mudah membusuk.
 Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu semua limbah yang berupa bangkai binatang,
seperti tikus, ikan dan binatang ternak yang mati.
 Sampah sapuan (street sweeping), yaitu limbah padat hasil sapuan jalanan yang berisi
berbagai sampah yang tersebar di jalanan, sperti dedaunan, kertas dan plastik.
 Sampah industri (industrial waste), yaitu semua limbah padat yang bersal daribuangan
industri. Komposisi sampah ini tergantung dari jenis industrinya.

3. Limbah gas

Limbah gas adalah limbah yang memanfaatkan udara sebagai media. Secara alami udara
mengandung unsur-unsur kimia seperti O2, N2, NO2, CO2, H2 dll. Penambahan gas ke udara yang
melampaui kandungan udara alami akan menurunkan kualitas udara. Limbah gas yang dihasilkan
berlebihan dapat mencemari udara serta dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Zat pencemar
melalui udara diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu partikel dan gas. Partikel adalah butiran halus
dan masih mungkin terlihat dengan mata telanjang seperti uap air, debu, asap, kabut dan fume.
Sedangkan pencemaran berbentuk gas hanya dapat dirasakan melalui penciuman (untuk gas tertentu)
ataupun akibat langsung.

Limbah gas yang dibuang keudara biasanya mengandung partikel-partikel bahan padatan atau
cairan yang berukuran sangat kecil dan ringan sehingga tersuspensi dengan gas-gas tersebut. Bahan
padatan dan cairan tersebut disebut sebagai materi partikulat. Seperti limbah gas yang dihasilkan oleh
suatu pabrik dapat mengeluarkan gas yang berupa asap, partikel serta debu. Apabila ini tidak ditangkap
dengan menggunakan alat, maka dengan dibantu oleh angin akan memberikan jangkauan pencemaran
yang lebih luas. Jenis dan karakteristik setiap jenis limbah akan tergantung dari sumber limbah.

Secara umum, jenis limbah dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu limbah organik, limbah anorganik,
dan limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya).

 Limbah Organik

Limbah Organik merupakan limbah yang berasal dari jaringan organisme dan umumnya mudah
untuk diuraikan. Contoh dari limbah Organik ini adalah serah atau bagian tumbuhan yang sudah
rontok, bangkai sisa sayuran, kotoran ternak maupun kertas. Sebenarnya limbah-limbah organik masih dpat
dimanfaatkan kembali (reuse) baik dengan cara di daur ulang (recycle) maupun tanpa didaur ulang.
1) Dengan daur Ulang Limbah-limbah organik tertentu, seperti sampah sayuran, sampah daun atau sampah
ranting dapat dimanfaatkan kembali dengan cara didaur ulang, misalnya menjadi pupuk kompos. Selain
itu, kertas bekas juga dapat didaur ulang menjadi kertas pembungkus, kertas tisu, kertas koran, dan
kertas tulis.
2) Tanpa Daur Ulang Tidak semua limbah organik padat harus didaur ulang terlebih dahulu sebelum dapat
digunakan kembali. Beberapa limbah pada tersebut antara lain:
 Ban karet bekas dapat dijadikan tempat sampah, ember, sandal, meja, atau kursi.
 Serbuk gregaji kayu dapat digunakan sebagi media tanam jamur.
 Kulit jagung dapat dijadikan bunga hiasan.
 Limbah Anorganik

Limbah anorganik merupakan limbah yang berasal dari bahan-bahan non hayati dan umumnya akan
sulit untuk diuraikan. Adapun, contoh dari limbah anorganik ini antara lain ; besi, aluminium, timah,
kaca, dan bahan sintesis seperti plastik dan lain sebagainya.
Limbah anorganik merupakan limbah yang berasal dari bahan-bahn tak hidup atau bahan sintetis seperti
minyak bumi, sisa-sisa bahan kimia, kaleng alumunium, kasa dan besi. sama halnya seperti limbah organik, pada
limbah anorganikpun dapat dimanfaatkan kembali dengan cara didaur ulang atau tanpa didaur ulang.
1) Dengan Daur Ulang Beberapa limbah anorganik seperti kaleng, alumunium, baja, pecahan botol, toples,
kaca, serta botol gelas dapat dilebur dan diolah kembali.
2) Tanpa Daur Ulang Beberapa limbah anorganik dapat dimanfaatkan kembali tanpa melalui proses daur
ulang, yaitu dengan dijadikan berang-barang yang terkadang memiliki harga jual tinggi .contohnya botol
dan gelas plastik bekas kemasan air mineral dijadikan mainan anak-anak, pot tanaman, atau hiasan.
Begitupun dengan pecahan kaca yang dapat dijadikan hiasan dinding atau lukisan.
 Limbah B3

Limbah B3 atau Bahan Beracun dan Berbahaya merupakan limbah yang berasal dari berbagai
macam bahan kimia beracun dan berbahaya. Contoh dari limbah B3 ini antara lain; pestisida, sisa
batu baterai, oli bekas, tumpahan minyak, maupun lain sebagainya.
 E-waste: adalah limbah dari peralatan listrik dan elektronik seperti komputer, telepon, dan peralatan
rumah tangga. Limbah elektronik umumnya digolongkan berbahaya karena mengandung komponen
beracun, misalnya PCB dan berbagai logam).
 Limbah medis: berasal dari sistem perawatan kesehatan manusia dan hewan dan biasanya terdiri dari
obat-obatan, bahan kimia, farmasi, perban, peralatan medis bekas, cairan tubuh dan bagian-bagian tubuh.
Limbah medis dapat menular, beracun atau radioaktif atau mengandung bakteri dan mikroorganisme
berbahaya (termasuk yang kebal obat).
 Limbah radioaktif: mengandung bahan radioaktif. Pengelolaan limbah radioaktif berbeda secara
signifikan dari limbah lainnya.
Adapun metode pengelolaan limbah B3 yang umum digunakan dan terbukti efektif dalam mencegah resiko
terjadinya kerusakan dan pencemaran lingkungan. Metode pengelolaanya dilakukan dengan:
1) Pengelolaan Limbah B3 secara fisik
Secara fisik, limbah B3 dapat diolah menggunakan 3 metodde yang berbeda. Sesuaikan dengan
karakteristik limbah dan lingkungan Anda dalam memilih metode yang digunakan untuk pengelolaan
limbah B3.
a) Menyisihkan komponen, meliputi stripping, dialisa, adsorpsi, electrodialisa, kristalisasi,
leaching, solvent extraction, dan reverse osmosis.
b) Memisahkan antara padatan dengan cairan, meliputi thickening, sedimentasi, floatasi, filtrasi,
koagulasi, sentrifugasi, dan klarifikasi
c) Membersihkan gas, meliputi wet scrubbing, elektrostatik presipitator, adsorpsi karbon aktif, dan
penyaringan partikel.
2) Pengelolaan Limbah B3 secara kimia
Melalui metode kimia, akan terjadi beberapa proses seperti stabilisasi atau solidifikasi, reduksi
—oksidasi, absorpsi, prolisa, penukaran ion, pengendapan, elektrolisasi, dan netralisasi. Secara
keseluruhan, pengelolaan limbah B3 secara fisik dan kimia yang paling umum digunakan adalah
stabilisasi atau solidifikasi. Sebuah proses yang memungkinkan terjadinya perubahan sifat kimia dan
bentuk fisik melalui tambahan senyawa pereaksi atau bahan peningkat tertentu yang bisa digunakan
untuk membatasi dan memperkecil pelarutan, penyebaran kadar atau daya racun limbah. Proses ini
biasanya ditemukan pada bahan seperti termoplastik, kapur (CaOH2), serta semen.
3) Pengelolaan Limbah B3 secara biologi Pengelolaan limbah B3 secara biologi paling dikenal dengan
sebutan viktoremediasi serta bioremediasi. Vitoremediasi merupakan penggunaan tumbuhan dalam
proses akumulasi serta absorpsi berbagai bahan beracun dan berbahaya dari tanah. Sementara
bioremediasi ialah penggunaan jenis mikroorganisme dan bakteri sebagai bahan untuk mengurai atau
mendegradasi limbah B3. Kedua proses tersebut tak kalah efektif untuk mengatasi permasalahan
pencemaran lingkungan oleh limbah B3. Apalagi biaya yang dibutuhkan lebih terjangkau jika
dibandingkan dengan metode fisik dan kimia, meski secara praktis metode biologi juga memiliki
kelemahan akibat prosedur alaminya. Jika dipakai untuk pengelolaan limbah B3 dalam jumlah besar,
waktu yang dibutuhkan lebih lama. Serta penggunaan makhluk hidup di dalam proses biologi juga
beresiko membawa berbagai senyawa beracun yang dibawa ke dalam rantai makanan ekosistem.

Reuse Reduce, dan Recycle (3R)


3R terdiri atas reuse, reduce, dan recycle. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih
dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduceberarti mengurangi segala
sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah
menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.
Melakukan 3R (Reuse Reduce Recycle) Setiap Hari. Mengelola sampah dengan sistem 3R (Reuse
Reduce Recycle) dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja (setiap hari), di mana saja, dan tanpa
biaya. Yang dibutuhkan hanya sedikit waktu dan kepedulian kita.
Berikut adalah kegiatan 3R (Reuse Reduce Recycle) yang dapat dilakukan di rumah, sekolah, kantor,
ataupun di tempat-tempat umum lainnya.
Contoh kegiatan reuse sehari-hari:
 Pilihlah wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau berulang-ulang.
Misalnya, pergunakan serbet dari kain dari pada menggunakan tissu, menggunakan baterai yang
dapat di charge kembali.
 Gunakan kembali wadah atau kemasan yang telah kosong untuk fungsi yang sama atau fungsi
lainnya. Misalnya botol bekas minuman digunakan kembali menjadi tempat minyak goreng.
 Gunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.
 Gunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis.
 Gunakan email (surat elektronik) untuk berkirim surat.
 Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan
Contoh kegiatan reduce sehari-hari:
 Pilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang.
 Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar.
 Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya alat tulis yang bisa diisi ulang
kembali).
 Maksimumkan penggunaan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis
kembali.
 Kurangi penggunaan bahan sekali pakai.
 Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi.
 Hindari membeli dan memakai barang-barang yang kurang perlu.

Contoh kegiatan recycle sehari-hari:


 Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai.
 Olah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali.
 Lakukan pengolahan sampah organic menjadi kompos.
 Lakukan pengolahan sampah non organic menjadi barang yang bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai