Pencemaran tanah
Pencemaran tanah dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung. Pencemaran tanah
secara langsung, terjadi bila zat pencemar langsung mencari tanah, misalnya dari penggunaan
insektisida, fungisida, herbisida, DDT (dikloro difenil trikloroentana), dan pupuk kimiawi secara
berlebihan. Sementara pencemaran tanah tidak langsung terjadi melalui perantara air dan udara,
misalnya limbah domestik dan industri dibuang ke sistem perairan lalu polutan tersebut terserap
ke dalam tanah, atau zat sisa pembakaran dari pabrik dan kendaraan bermotor yang dibuang ke
udara lalu terbawa oleh air hujan dan masuk ke tanah. Pencemaran tanah juga dapat disebabkan
oleh limbah yang tidak mudah terurai, misalnya plastik, kaca, Styrofoam, dan kaleng.
Pencemaran udara
Atmosfer bumi tersusun dari 78% gas nitrogen, 21% gas oksigen, 0,93% gas argon,
0,032% gas karbon dioksida dan sejumlah kecil gas-gas lain. Komposisi gas ini merupakan
komposisi atmosfer yang paling sesuai untuk mendukung kehidupan di bumi. Ketika jumlahnya
meningkat sebagai hasil aktivitas manusia atau akibat peristiwa alam, maka akan terjadi
ketidakseimbangan komposisi atmosfer bumi yang menyebabkan berbagai masalah lingkungan
yang juga berdampak pada kesehatan manusia. Perubahan komposisi atmosfer tersebut juga
disebabkan masuknya berbagai polutan yang bukan merupakan komponen penyusun atmosfer,
contohnya chlorofluorocarbon (CFC). Meningkatnya kegiatan industri atau penggunaan bahan
bakar fosil untuk kendaraan bermotor menyebabkan semakin banyaknya polutan yang terbuang
ke udara.
Berikut ini beberapa zat yang dapat menyebabkan pencemaran udara.
1. Karbon Monoksida (CO)
2. Nitrogen Oksida (NOx)
3. Chlorofluorocarbon (CFC) dan Halon
4. Ozon (O3)
5. Gas Rumah Kaca (H2O, CO2, CH4, O3 dan NO)
6. Belerang Oksida (SO4)
Berbagai faktor yang menyebabkan pencemaran udara yaitu faktor alami antara lain badai pasir,
kebakaran hutan, dan letusan gunung berapi. Faktor lain yang disebabkan oleh aktivitas manusia
seperti :
- Asap
- Karbon monoksida
- Karbon dioksida
- Sulfur Dioksida
- Nitrogen Oksida
Pencemaran Air
Pencemaran air adalah masuknya makhluk hidup atau zat lain ke dalam air yang menyebabkan
kualitas air menurun ke tingkat tertentu sehingga tidak dapat berfungsi sesuai peruntukkannya.
Pencemaran dapat terjadi pada air di darat maupun di laut. Untuk menentukan air sudah tercemar
atau belum, dapat diketahui dengan melakukan pengujian terhadap tiga parameter, yaitu sebagai
berikut:
1. Parameter Fisik; meliputi kandungan partikel padat, zat padat terlarut, kekeruhan, warna bau,
suhu, dan pH air.
2. Parameter Kimia; meliputi BOD (biochemical axygen demand), COD (chemical oxygen
demand), dan DO (dissolved oxygen). Kandungan zat atau senyawa kimiawi, misalnya
ammonia bebas, nitrogen organik, nitrit, nitrat, fosfor organic, sulfat, klorida, belerang,
logam dan gas, juga dapat dijadikan indikator pencemaran air.
3. Parameter Biologi; digunakan untuk mengetahui jenis dan jumlah mikroorganisme air yang
dapat menyebabkan penyakit, contohnya Escherichia coli, Vibrio cholerae, Salmonella
typhosa, dan Entamoeba histolytica.
Penyebab pencemaran air dapat berasal dari sumber langsung dan sumber tidak langsung.
Sumber pencemaran langsung berupa buangan (efluen) yang langsung dibuang ke badan air,
misalnya sungai, saluran air, selokan, laut dan danau. Sumber pencemaran tidak langsung
merupakan kontaminan yang masuk melalui air tanah akibat pencemaran air permukaan oleh
limbah industri maupun limbah domestik. Pencemaran air disebabkan oleh limbah dari berbagai
kegiatan manusia, antara lain sebagai berikut:
1. Limbah domestic
2. Limbah industry
3. Limbah pertanian
4. Limbah pertambangan
5. Limbah Air
6. Limbah Beracun Anorganik
7. Pestisida
8. Minyak
Pencemaran Suara
Pencemaran suara adalah suara yang tidak diinginkan, mengganggu, dan merusak
pendengaran manusia.
Kebisingan dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Tingkat gangguan tergantung pada
tingkat kenyaringan suara (tingkat kebisingan) dan lamanya telinga mendengar kebisingan.
Kebisingan juga menyebabkan gangguan psikologis, seperti kesulitan berkonsentrasi dan
gangguan fisiologis, seperti sakit kepala
Pengertian Limbah
Lingkungan di sekitar kita terdiri dari lingkungan biotik dan abiotik, dimana kita sebagai
manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan yang merupakan daya dukung dalam
kelangsungan hidup manusia. Daya dukung tersebut meliputi udara, air, makanan, sandang,
papan yang kesemuanya itu diperoleh dari lingkungan hidup disekitar kita.
Suatu lingkungan hidup dikatakan baik apabila komponen-komponen lingkungan tersebut
dalam keadaan seimbang. Dalam memenuhi kebutuhannya maka manusia harus mengambil dan
menggunakan sesuatu dari lingkungan sekitarnya dan kemudian melepas sisa-sisa aktivitas
kelingkungan juga. Sisa kegiatan manusia tersebut menjadi salah satu penyebab pencemaran
lingkungan (environmental pollution) yang dapat mempengaruhi kualitas lingkungan. Jadi
pencemaran lingkungan terjadi karena adanya sisa suatu usaha atau kegiatan manusia atau
limbah yang dibuang kedalam lingkungan hingga daya dukung terlampaui.
Limbah merupakan suatu barang (benda) sisa dari sebuah kegiatan produksi yang tidak
bermanfaat/bernilai ekonomi lagi. Limbah sendiri dari tempat asalnya bisa beraneka ragam, ada
yang limbah dari rumah tangga, limbah dari pabrik-pabrik besar dan ada juga limbah dari suatu
kegiatan tertentu. Dalam dunia masyarakat yang semakin maju dan modern, peningkatan akan
jumlah limbah semakin meningkat. Logika yang mudah seperti ini, dahulunya manusia hanya
menggunakan jeruk nipis untuk mencuci piring, namun sekarang manusia sudah menggunakan
sabun untuk mencuci piring sehingga peningkatan akan limbah tak bisa di elakkan lagi.Dengan
konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah sangat merugikan bagi kita semua, sehingga
perlu penanganan limbah yang serius. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah
tergantung pada karakteristik limbah.
Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah :
1. Volume limbah
2. Kandungan bahan pencemar
3. Frekuensi pembuangan limbah.
Penanganan Limbah
Penanganan Limbah Cair
1. Sistem penanganan limbah cair industri, salah satunya dengan penanganan sistem setempat
yaitu industri membuat instalasi pengolahan limbah sendiri. Limbah yang dihasilkan di
usahakan sedikit mungkin dan dapat dimanfaatkan kembali.