a. Pencemaran Air
Di dalam tata kehidupan manusia, air banyak memegang peranan penting antara lain
untuk minum, memasak, mencuci dan mandi. Di samping itu air juga banyak diperlukan
untuk mengairi sawah, ladang, industri, dan masih banyak lagi.
Tindakan manusia dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari, secara tidak sengaja telah
menambahjumlah bahan anorganik pada perairan dan mencemari air. Misalnya,
pembuangan detergen ke perairan dapat berakibat buruk terhadap organisme yang ada di
perairan. Pemupukan tanah persawahan atau ladang dengan pupuk buatan, kemudian
masuk ke perairan akan menyebabkan pertumbuhan tumbuhan air yang tidak terkendali
yang disebut eutrofikasi atau blooming. Beberapa jenis tumbuhan seperti alga, paku air,
dan eceng gondok akan tumbuh subur dan menutupi permukaan perairan sehingga cahaya
matahari tidak menembus sampai dasar perairan. Akibatnya, tumbuhan yang ada di
bawah permukaan tidak dapat berfotosintesis sehingga kadar oksigen yang terlarut di
dalam air menjadi berkurang.
Bahan-bahan kimia lain, seperti pestisida atau DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana) yang
sering digunakan oleh petani untuk memberantas hama tanaman juga dapat berakibat
buruk terhadap tanaman dan organisme lainnya. Apabila di dalam ekosistem perairan
terjadi pencemaran DDT atau pestisida, akan terjadi aliran DDT.
b. Pencemaran Tanah
Tanah merupakan tempat hidup berbagai jenis tumbuhan dan makhluk hidup lainnya
termasuk manusia. Kualitas tanah dapat berkurang karena proses erosi oleh air yang
mengalir sehinggakesuburannya akan berkurang. Selain itu, menurunnya kualitas tanah
juaga dapat disebabkan limbah padat yang mencemari tanah.
Menurut sumbernya, limbah padat dapat berasal dari sampah rumah tangga (domestik),
industri dan alam (tumbuhan). Adapun menurut jenisnya, sampah dapat dibedakan
menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik berasal dari sisa-sisa
makhluk hidup, seperti dedaunan, bangkai binatang, dan kertas. Adapun sampah
anorganik biasanya berasal dari limbah industri, seperti plastik, logam dan kaleng.
c. Pencemaran Udara
Udara dikatakan tercemar jika udara tersebut mengandung unsur-unsur yang mengotori
udara. Bentuk pencemar udara bermacam-macam, ada yang berbentuk gas dan ada yang
berbentuk partikel cair atau padat.
Kadar CO2 yang terlampau tinggi di udara dapat menyebabkan suhu udara di permukaan
bumi meningkat dan dapat mengganggu sistem pernapasan. Kadar gas CO lebih dari 100
ppm di dalam darah dapat merusak sistem saraf dan dapat menimbulkan kematian. Gas
SO2 dan H2S dapat bergabung dengan partikel air dan menyebabkan hujan asam.
Keracunan NO2 dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, kelumpuhan, dan
kematian. Sementara itu, CFC dapat menyebabkan rusaknya lapian ozon di atmosfer.
Partikel dalam bentuk padat dapat berupa debu atau abu vulkanik. Selain itu, dapat juga
berasal dari makhluk hidup, misalnya bakteri, spora, virus, serbuk sari, atau serangga-
serangga yang telah mati. Partikel-partikel tersebut merupakan sumber penyakit yang
dapat mengganggu kesehatan manusia.
Partikel yangmencemari udara dapat berasal dari pembakaran bensin. Bensin yang
digunakan dalam kendaraan bermotor biasanya dicampur dengan senyawa timbal agar
pembakarannya cepat mesin berjalan lebih sempurna. Timbal akan bereaki dengan klor
dan brom membentuk partikel PbClBr. Partikel tersebut akan dihamburkan oleh
kendaraan melalui knalpot ke udara sehingga akan mencemari udara.
Efek rumah kaca dapat menyebabkan suhu lingkungan menjadi naik secara global, atau
lebih dikenal dengan pemanasan global. Akibat pemanasan global ini, pola iklim dunia
menjadi berubah. Permukaan laut menjadi naik,sebagai akibat mencairnya es di kutub
sehingga pulau-pulau kecil menjadi tenggelam. Keadaan tersebut akan berpengaruh
terhadap keseimbangan ekosistem dan membahayakan makhluk hidup, termasuk
manusia.
Akibat lain yang ditimbulkan pencemaran udara adalah terjadinya hujan asam. Jika hujan
asam
Terjadi secara terus menerus akan menyebabkan tanah, danau, atau air sungai menjadi
asam. Keadaan itu akan mengakibatkan tumbuhan dan mikroorganisme yang hidup di
dalamnya terganggu dan mati. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap keseimbangan
ekosistem dan kehidupan manusia.
Untuk membuktikan kepedulian kita terhadap lingkungan, kita perlu bertindak. Beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pencemaran lingkungan, diantaranya
sebagai berikut:
Salah satu cara untuk menanggulangi sampah terutama sampah rumah tangga adalah
dengan memanfaatkannya menjadi pupuk kompos. Sampah-sampah tersebut dipisahkan
antara sampah organik dan anorganik.
Selanjutnya, sampah organik ditimbun di dalam tanah sehingga menjadi kompos. Adapun
sampah anorganik seperti plastik dan kaleng bekas dapat di daur ulang menjadi alat
rumah tangga dan barang-barang lainnya.
Menempatkan pabrik atau kawasan industri di daerah yang jauh dari keramaian
penduduk. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengaruh buruk dari limbah pabrik dan
asap pabrik terhadap kehidupan masyarakat.
Tumbuhan mampu menyerap CO2 di udara untuk fotosintesis. Adanya jalur hijau akan
mengurangi kadar CO2 di udara yang berasal dari asap kendaraan bermotor atau asap
pabrik. Dengan demikian, tumbuhan hijau bisa mengurangi pencemaran udara. Selain itu,
tumbuhan hijau melepaskan O2 ke atmosfer.
Begitu juga dengan penggunaan obat anti hama tanaman. Jika penggunaannya melebihi
dosis yang ditetapkan akan menimbulkan pencemaran. Selain dapat mencemari
lingkungan juga dapat meyebabkan musnahnya organisme tertentu yang dibutuhkan,
seperti bakteri pengurai atau serangga yang membantu penyerbukan tanaman.
Pemberantasan hama secara biologis merupakan salah satu alternatif yang dapat
mengurangi pencemaran dan kerusakan ekosistem pertanian.
Dewasa ini, tingkah laku manusia dengan sikap semena-mena terhadap lingkungan sudah
sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Selain mengeksploitasi alam secara serakah,
manusia juga telah meracuni alam ini dengan berbagai jenis sampahnya.
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makluk hidup,
zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lngkungan atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau
tidak dapat berfingsi lagi sesuai dengan peruntukannya (UU Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh alam
(misal gunung meletus, gas beracun). Ilmu lingkungan biasanya membahas pencemaran
yang disebabkan oleh aktivitas manusia, yang dapat dicegah dan dikendalikan.
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan. Syarat-syarat
suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap
makluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi
tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat memberikan efek merusak.
b. Pencemaran Air
Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau komponen lainnya
kedalam air sehingga menyebabkan kualitas air terganggu. Kualitas air yang terganggu
ditandai dengan perubahan bau, rasa, dan warna.
Ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air dapat dibedakan
antara lain :
1. Limbah Pertanian
Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik. Insektisida
dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan
atau manusia
orang yang memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih
insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat
biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan
aturan. Jangan membuang sisa obet ke sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut
dalam air dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi,
ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan
mengancam kelestarian bendungan. bemdungan akan cepat dangkal dan biota air akan
mati karenanya.
3. Limbah Industri
Adanya sebagian industri yang membuang limbahnya ke air. Macam polutan yang
dihasilkan tergantung pada jenis industri. Mungkin berupa polutan organik (berbau
busuk), polutan anorganik (berbuaih, berwarna), atau mungkin berupa polutan yang
mengandung asam belerang (berbau busuk), atau berupa suhu (air menjadi panas).
Pemerintah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemara air oleh limbah
industri. Misalnya, limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke
sungai agar tidak terjadi pencemaran.
Dilaut, sering terjadi kebocoran tangker minyak karena bertabrakan dengan kapal lain.
Minyak yang ada di dalam kapal tumpah menggenangi lautan dalam jarak ratusan
kilometer. Ikan, terumbu karang, burung laut, dan hewan-hewan laut banyak yang mati
karenanya. Untuk mengatasinya, polutan dibatasi dengan pipa mengapung agar tidak
tersebar, kemudian permukaan polutan ditaburi dengan zat yang dapat menguraikan
minyak.
c. Pencemaran tanah
Pencemaran tanah banyak diakibatkan oleh sampah-sampah rumah tangga, pasar,
industri, kegiatan pertanian, dan peternakan.
Sampah dapat dihancurkan oleh jasad-jasad renik menjadi mineral, gas, dan air, sehingga
terbentuklah humus. Sampah organik itu misalnya dedaunan, jaringan hewan, kertas, dan
kulit. Sampah-sampah tersebut tergolong sampah yang mudah terurai. Sedangkan sampah
anorganik seperti besi, alumunium, kaca, dan bahan sintetik seperti plastik, sulit atau
tidak dapat diuraikan. Bahan pencemar itu akan tetap utuh hingga 300 tahun yang akan
datang. Bungkus plastik yang kita buang ke lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan
ditemukan oleh anak cucu kita setelah ratusan tahun kemudian.
Sebaiknya, sampah yang akan dibuang dipisahkan menjadi dua wadah. Pertama adalah
sampah yang terurai, dan dapat dibuang ke tempat pembuangan sampah atau dapat
dijadikan kompos. Jika pembuatan kompos dipadukan dengan pemeliharaan cacing
tanah, maka akan dapat diperoleh hasil yang baik. cacing tanah dapat dijual untuk pakan
ternak, sedangkan tanah kompos dapat dijual untuk pupuk.
Proses ini merupakan proses pendaurulangan (recycle). Kedua adalah sampah yang tak
terurai, dapat dimanfaatkan ulang (penggunaulangan = reuse). Misalnya, kaleng bekas
kue digunakan lagi untuk wadah makanan, botol selai bekas digunakan untuk tempat
bumbu dan botol bekas sirup digunakan untuk menyimpan air minum.
Selain penggunaulangan dan pendaurulangan, masih ada lagi upaya untuk mencegah
pencemaran, yaitu melakukan pengurangan bahan/ penghematan (reduce), dan
melakukan pemeliharaan (repair). Di negara maju, slogan-slogan reuse, reduce, dan
repair, banyak diedarkan ke masyarakat.
Saat ini telah diusahakan agar mesin-mesin yang digunakan manusia tidak terlalu bising.
jika bising harus diusahakan adanya isolator. menanam tanaman berdaun rimbun di
halaman rumah
meredam kebisingan. Bagi mereka yang suka mendengarkan musik yang hingar bingar,
hendaknya mendengarkan di tempat khusus (misal di dalam kamar) agar tidak
mengganggu orang lain.
1. Parameter Fisik
Parameter fisik meliputi pengukuran tentang warna, rasa, bau, suhu, kekeruhan, dan
radioaktivitas.
2. Parameter Kimia
Parameter kimia dilakukan untuk mengetahui kadar CO2, pH, keasaman, kadar logam,
dan logam berat. Sebagai contoh berikut disajukan pengukuran pH air, kadar CO2, dan
oksigen terlarut.
a. Pengukuran pH air
Air sungai dalam kondisi alami yang belum tercemar memiliki rentangan pH 6,5 – 8,5.
Karena pencemaran, pH air dapat menjadi lebih rendah dari 6,5 atau lebih tinggi dari 8,5.
Bahan-bahan organik biasanya menyebabkan kondisi air menjadi lebih asam.
Kapurmenyebabkan kondisi air menjadi alkali (basa). jadi, perubahan pH air tergantung
kepada macam bahan pencemarnya. Perubahan nilai pH mempunyai arti penting bagi
kehidupan air. Nilai pH yang rendah (sangat asam) atau tinggi (sangat basa) tidak cocok
untuk kehidupan kebanyakan organisme. Untuk setiap perubahan satu unit skala pH (dari
7 ke 6 atau dari 5 ke 4) dikatakan keasaman naik 10 kali. Jika terjadi sebaliknya,
keasaman turun 10 kali. Keasaman air
dapat diukur dengan sederhana yaitu dengan mencelupkan kertas lakmus ke dalam air
untuk melihat perubahan warnanya.
Pencemaran air (terutama yang disebabkan oleh bahan pencemar organik) dapat
mengurangi persediaan oksigen terlarut. hal ini akan mengancam kehidupan organisme
yang hidup di dalam air. Semakin tercemar, kadar oksigen terlerut semakin mengecil.
Untuk dapat mengukur kadar oksigen terlarut, dilakukan dengan metode Winkler.
Parameter kimia yang dilakukan melalui kegiatan pernapasan jasad renik dikenal sebagai
parameter biokimia. contohnya adalah pengukuran BOD dab COD.
Pengukuran BOD
Bahan pencemar organik (daun, bangkai, karbohidrat, protein) dapat diuraikan oleh
bakteri air. Bakteri memerlukan oksigen untuk mengoksidasikan zat-zat organik tersebut.
akibatnya, kadar oksigen
terlarut di air semakin berkurang. Semakin banyak bahan pencemar organik yang ada di
perairan, semakin banyak oksigen yang digunakan, sehingga mengakibatkan semakin
kecil kadar oksigen terlarut.
Banyaknya oksigen terlerut yang diperlukan bakteri untuk mengoksidasikan bahan
organik disebut sebagai Konsumsi Oksigen Biologis (KOB) atau Biological Oksigen
Demand, yang biasa disingkat BOD. Angka BOD ditetapkan dengan menghitung selisih
antara oksigen terlarut awal dan oksigen terlarut setelah air cuplikan (sampel) disimpan
selama 5 hari pada suhu 20oC. Karenanya BOD ditulis secara lengkap BOD205 atau
BOD5 saja. Oksigen terlarut awal diibaratkan kadar oksigen maksimal yang dapat larut di
dalam air. Biasanya, kadar oksigen dalam air diperkaya terlebih dahulu dengan oksigen.
Setelah disimpan selama 5 hari, diperkirakan bakteri telah berbiak dan menggunakan
oksigen terlarut untuk oksidasi. Sisa oksigen terlarut yang ada diukur kembali. Akhirnya,
konsumsi oksigen dapat diketahui dengan mengurangi kadar oksigen awal
3. Parameter Biologi
Di alam terdapat hewan-hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme yang peka dan ada pula
yang tahan terhadap kondisi lingkungan tertentu.
Organisme yang peka akan mati karena pencemaran dan organisme yang tahan akan tetap
hidup. Siput air dan Planaria merupakan contoh hewan yang peka pencemaran. Sungai
yang mengandung siput air dan planaria menunjukkan sungai tersebut belum mengalami
pencemaran. Sebaliknya, cacing Tubifex (cacing merah) merupakan cacing yang tahan
hidup dan
bahkan berkembang baik di lingkungan yang kaya bahan organik,meskipun spesies
hewan yang lain telah mati. Ini berarti keberadaab cacing tersebut dapat dijadikan
indikator adanya pemcemaran zat organik. Organisme yang dapat dijadikan petunjuk
pencemaran dikenal
sebagai indikator biologis. dengan oksigen akhir (setelah 5 hari).
Indikator biologis terkadang lebih dapat dipercaya daripada indikator kimia. Pabrik yang
membuang limbah ke sungai dapat mengaturpembuangan limbahnya ketika akan
dikontrol oleh pihak yang berwenang.
Pengukuran secara kimia pada limbah pabrik tersebut selalu menunjukkan tidak adanya
pencemaran. Tetapi tidak demikian dengan makluk hidup yang menghuni ekosistem air
secara terus menerus. Disungai itu terdapat hewan-hewan, mikroorganisme, bentos,
mikroinvertebrata, ganggang, yang dapat dijadikan indikator biologis.
1. Punahnya Spesies
Sebagaimana telah diuraikan, polutan berbahaya bagi biota air dan darat. Berbagai jenis
hewan mengelami keracunan, kemudian mati. Berbagai spesies hewan memiliki
kekebalan yang tidak sama. Ada yang peka, ada pula yang tahan. Hewan muda, larva
merupakan hewan yang peka terhadap bahan pencemar. Ada hewan yang dapat
beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan pencemar., adpula yang tidak. Meskipun
hewan beradaptasi, harus diketahui bahwa tingkat adaptasi hewan ada batasnya. Bila
batas tersebut terlampui, hewan tersebut akan mati.
2. Peledakan Hama
Penggunaan insektisida dapat pula mematikan predator. Karena predator punah, maka
serangga hama akan berkembang tanpa kendali.
6. Pemekatan Hayati
Proses peningkatan kadar bahan pencemar melewati tubuh makluk dikenal sebagai
pemekatan hayati (dalam bahasa Inggrisnya dikenal sebagai biomagnificition.
Tidak adanya sanksi yang berat terhadap pelaku pembuangan limbah rumah ataupun
industri ke sungai
Environmental pollution is contamination of air, water and land from man-made waste.
Pollution leads to depletion of the ozone layer, global warming and climate change. Air
pollution is the release of chemicals and particles into the atmosphere. Water pollution
includes surface runoff, leakage into groundwater, liquid spills, wastewater discharge and
littering. If toxins are spilled on the ground or if an underground storage tank leaks, soil
can become contaminated. Well known contaminants include herbicides and pesticides.
Toxic waste is waste material, often in chemical form, which pollutes the natural
environment and contaminates groundwater.
PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN UPAYA MENGATASINYA
Bersahabatlah dengan alam, jika tak ingin terkena kutukannya. Percayalah apa yang
terjadi saat ini sebenarnya adalah sebuah pengulangan yang terjadi dihidup kita. Istilah
kerennya KARMA. Saat kita menanam sesuatu itu pulalah yang kita panen. Saat kita
membuat lingkungan disekitar kita tercemar entah itu membuang sampah disekenanya,
berkendaraan dengan ugal-ugalan sehingga menimbulkan polusi udara yang meng-abu-
abu-kan udara, atau merokok di dalam angkot tanpa mau menelan asapnya seorang diri.
Tinggal menunggu waktu saja dan dampak pencemaran yang kita buat akan kembali
kepada kita dan tragisnya ikut dirasakan oleh orang yang mungkin tidak ikut melakukan
“dosa” tersebut. Bisa diumpamakan seperti “Nila setitik rusak air susu seblanga”
pebuatan satu orang yang merasakan akibatnya juga orang disekitarnya.
Oleh karena itu harus kita sadari bahwa Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita
bersama, yang semakin penting untuk diselesaikan, karena menyangkut keselamatan,
kesehatan, dan kehidupan kita. Siapapun bisa berperan serta dalam menyelesaikan
masalah pencemaran lingkungan ini, termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang
terkecil, diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang lebih luas.
Permasalahan pencemaran lingkungan yang harus segera kita atasi bersama diantaranya
pencemaran air tanah dan sungai, pencemaran udara perkotaan, kontaminasi tanah oleh
sampah, hujan asam, perubahan iklim global, penipisan lapisan ozon, kontaminasi zat
radioaktif, dan sebagainya. Untuk menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini,
tentunya kita harus mengetahui sumber pencemar, bagaimana proses pencemaran itu
terjadi, dan bagaimana langkah penyelesaian pencemaran lingkungan itu sendiri.
Sumber Pencemar
Pencemar datang dari berbagai sumber dan memasuki udara, air dan tanah dengan
berbagai cara. Pencemar udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industi, dan
pembakaran sampah. Pencemar udara dapat pula berasal dari aktivitas gunung berapi.
Pencemaran sungai dan air tanah terutama dari kegiatan domestik, industri, dan pertanian.
Limbah cair domestik terutama berupa BOD, COD, dan zat organik. Limbah cair industri
menghasilkan BOD, COD, zat organik, dan berbagai pencemar beracun. Limbah cair dari
kegiatan pertanian terutama berupa nitrat dan fosfat.
Proses Pencemaran
Proses pencemaran dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Secara
langsung yaitu bahan pencemar tersebut langsung berdampak meracuni sehingga
mengganggu kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan atau mengganggu keseimbangan
ekologis baik air, udara maupun tanah. Proses tidak langsung, yaitu beberapa zat kimia
bereaksi di udara, air maupun tanah, sehingga menyebabkan pencemaran.
Pencemar ada yang langsung terasa dampaknya, misalnya berupa gangguan kesehatan
langsung (penyakit akut), atau akan dirasakan setelah jangka waktu tertentu (penyakit
kronis). Sebenarnya alam memiliki kemampuan sendiri untuk mengatasi pencemaran
(self recovery), namun alam memiliki keterbatasan. Setelah batas itu terlampaui, maka
pencemar akan berada di alam secara tetap atau terakumulasi dan kemudian berdampak
pada manusia, material, hewan, tumbuhan dan ekosistem.
Langkah Penyelesaian
Di bidang industri misalnya dengan mengurangi jumlah air yang dipakai, mengurangi
jumlah limbah, dan mengurangi keberadaan zat kimia PBT (Persistent, Bioaccumulative,
and Toxic), dan berangsur-angsur menggantinya dengan Green Chemistry. Green
chemistry merupakan segala produk dan proses kimia yang mengurangi atau
menghilangkan zat berbahaya.
Tindakan pencegahan dapat pula dilakukan dengan mengganti alat-alat rumah tangga,
atau bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan yang lebih ramah lingkungan.
Pencegahan dapat pula dilakukan dengan kegiatan konservasi, penggunaan energi
alternatif, penggunaan alat transportasi alternatif, dan pembangunan berkelanjutan
(sustainable development).
Langkah pengendalian sangat penting untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat.
Pengendalian dapat berupa pembuatan standar baku mutu lingkungan, monitoring
lingkungan dan penggunaan teknologi untuk mengatasi masalah lingkungan. Untuk
permasalahan global seperti perubahan iklim, penipisan lapisan ozon, dan pemanasan
global diperlukan kerjasama semua pihak antara satu negara dengan negara lain.
Artikel
Gejala pencemaran yang terjadi dalam waktu singkat dapat diatasi dengan melihat
sumber pencemaran lalu mengendalikannya. Tanda-tanda pencemaran ini gampang
terlihat pada komponen lingkungan yang terkena pencemaran. Berbeda halnya dengan
pencemaran yang terjadi dalam waktu yang cukup lama. Bahan pencemar sedikit demi
sedikit berakumulasi.
Dampak pencemaran semula tidak begitu kelihatan. Namun setelah menjalani waktu
yang relatif panjang dampak pencemaran kelihatan nyata dengan berbagai akibat yang
ditimbulkan. Unsur-unsur lingkungan,mengalami perubahan kehidupan habitat. Tanaman
yang semula hidup cukup subur menjadi gersang dan digantikan dengan tanaman lain.
Jenis binatang tertentu yang semula berkembang secara wajar beberapa tahun kemudian
menjadi langka, karena mati atau mencari tempat lain.
Kondisi kesehatan manusia juga menunjukkan perubahan; misalnya, timbul penyakit baru
yang sebelumnya tidak ada.Kondisi air, mikroorganisme, unsur hara dan nilai estetika
mengalami perubahan yang cukup menyedihkan.
Bahan pencemar yang terdapat dalam limbah industri ternyata telah memberikan dampak
serius mengancam satu atau lebih unsur lingkungan: Jangkauan pencemar dalam jangka
pendek maupun panjang tergantung pada sifat limbah,jenis, volume limbah, frekuensinya
dan lamanya limbah berperan.
Cari Artikel
Artikel
Penyebab, Sebab dan Akibat Pencemaran Lingkungan Pada Air dan Tanah - Kesehatan
Lingkungan - Ilmu Sains Biologi
Mon, 12/06/2006 - 2:27pm — godam64
Alam memiliki kemampuan untuk mengembalikan kondisi air yang telah tercemar
dengan proses pemurnian atau purifikasi alami dengan jalan pemurnian tanah, pasir,
bebatuan dan mikro organisme yang ada di alam sekitar kita.
Jumlah pencemaran yang sangat masal dari pihak manusia membuat alam tidak mampu
mengembalikan kondisi ke seperti semula. Alam menjadi kehilangan kemampuan untuk
memurnikan pencemaran yang terjadi. Sampah dan zat seperti plastik, DDT, deterjen dan
sebagainya yang tidak ramah lingkungan akan semakin memperparah kondisi
pengrusakan alam yang kian hari kian bertambah parah.
Salah satu penyebab pencemaran di air yang paling terkenal adalah akibat penggunaan
zat kimia pemberantas hama DDT. DDT digunakan oleh para petani untuk mengusir dan
membunuh hama yang menyerang lahan pertanian.
DDT tidak hanya berdampak pada hama namun juga binatang-binatang lain yang ada di
sekitarnya dah bahkan di tempat yang sangat jauh sekalipun akibat proses aliran rantai
makanan dari satu hewan ke hewan lainnya yang mengakumulasi zat DDT. Dengan
demikian seluruh hewan yang ada pada rantai makanan akan tercemar oleh DDT
termasuk pada manusia.
DDT yang telah masuk ke dalam tubuh akan larut dalam lemak, sehingga tubuh kita akan
menjadi pusat polutan yang semakin hari akan terakumulasi hingga mengakibatkan efek
yang lebih menakutkan.