Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL

PENYULUHAN KESEHATAN RUMAH SAKIT


GIZI BURUK
DI POLI ANAK RSUD DR. SOETOMO

Diusulkan oleh:

Kelompok :
1. Maria Nerissa Arviana, S.Kep. 131913143065
2. Farhan Ardiansyah, S.Kep. 131913143066
3. Meilia Dwi Cahyani, S.Kep. 131913143067
4. Homsiyah, S.Kep. 131913143068
5. Aisyah Niswatus Sakdiyah, S.Kep. 131913143069
6. Gita Kurnia Widiastutik, S.Kep. 131913143070
7. Ainil Fikroh Rahma D., S.Kep. 131913143071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Cabang Ilmu : Profesi Ners Stase Anak


Pokok Bahasan : Gizi Buruk
Hari, Tanggal : Rabu, 22 Januari 2019
Tempat : Poli Anak RSUD Dr. Soetomo
Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien
Waktu : 30 menit

A. Latar Belakang
Masalah gizi balita yang dihadapi Indonesia saat ini merupakan masalah
gizi ganda yaitu masalah kurang gizi dan gizi lebih. Kurang energi protein
(KEP) pada balita merupakan salah satu dari masalah gizi utamayang
dihadapi Indonesia(Depkes RI, 2009).
Menurut Notoatmodjo (2007) perbaikan gizi pada balita, tidak cukup
hanya dengan memberikan PMT saja, tetapi juga dengan peningkatan
pengetahuan gizi keluarga. Meningkatnya pengetahuan sebagai intervensi
boleh jadi akan diikuti dengan perubahan perilaku. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kesehatan Universitas
Indonesia (Puslitkes UI) (2003) terhadap pekerja di perusahaan elektronik,
terjadi perubahan perilaku yang disebabkan intervensi pendidikan gizi
yaitu proporsi pekerja yang berperilaku makan sehat meningkat dari 32,2%
menjadi 47,1%. Berdasarkan hasil studi tentang efek pendidikan gizi
pada siswa sekolah dasar terhadap asupan makanan, terjadi peningkatan
asupan makanan dari 49,2% sebelum intervensi menjadi 68,0% setelah
intervensi (Depkes, 2009).
B. Tujuan
1. Tujuan Intruksionsal Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan pasien dan
keluarga mampu memahami tentang gizi buruk
2. Tujuan Intruksionsal Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan pasien dan
keluarga mampu :
a. Menjelaskan pengertian gizi buruk
b. Menjelaskan penyebab gizi buruk
c. Menjelaskan tata laksanan gizi buruk
d. Menjelaskan pentingnya mencegah gizi buruk
C. Pokok Bahasan
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan pasien dan
keluarga memahami tentang gizi buruk
D. Sub Pokok Bahasan
a. Menjelaskan pengertian gizi buruk
b. Menjelaskan penyebab gizi buruk
c. Menjelaskan tata laksanan gizi buruk
d. Menjelaskan pentingnya mencegah gizi buruk
a. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
b. Media
1. Leaflet
2. Flipchart
c. Setting tempat
Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan tim penyuluhan
Flipchart
Keterangan :
: Penyuluh : Observer
: Moderator : Peserta
: Fasilitator
: Notulen

d. Pengorganisasian
1. Pembimbing akademik : Iqlima , S.Kep., Ns., M.Kep
2. Pembimbing klinik :
3. Penyaji : Maria Nerissa Arviana, S.Kep
4. Moderator : Homsiyah, S.Kep
5. Notulen : Gita Kurnia W, S.Kep
6. Observer : Meilia Dwi Cahyani, S.Kep
7. Fasilitator : Ainil Fikroh Rahma D, S.Kep
8. Peserta : Keluarga pasien di Poli Anak RS Dr. Soetomo

e. Job Description
Nama
No Job Description
Sie
1. Penyaji 1. Menyampaikan materi penyuluhan
2. Menggali pengetahuan peserta tentang materi yang
akan disampaikan
3. Menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh peserta
2. Moderator 1. Memandu jalannya penyuluhan dan sesi Tanya jawab
2. Membuka acara dan menyampaikan maksud serta
tujuan kegiatan penyuluhan
3. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme kegiatan
4. Melakukan evaluasi hasil tentang materi yang telah
disampaikan
5. Menutup acara penyuluhan
3. Notulen 1. Mencatat pertanyaan peserta dan jawaban penyaji
sebagai dokumentasi kegiatan
2. Mencatat proses kegiatan penyuluhan disesuaikan
dengan rencana kegiatan pada SAP
3. Menyusun laporan dan menilai hasil kegiatan
penyuluhan
4. Observer 1. Mengawasi dan mengevaluasi selama penyuluhan
berlangsung
2. Mencatat situasi pendukung dan penghambat proses
kegiatan penyuluhan
5. Fasilitator 1. Sebagai operator presentasi (meng-handle PPT)
2. Membantu dan mengondisikan peserta selama
penyuluhan berlangsung
3. Meminta tanda tangan peserta yang hadir (absensi)
4. Membantu moderator dalam mengajukan pertanyaan
untuk evaluasi hasil
5. Memfasilitasi peserta untuk aktif bertanya
6. Membagikan leaflet

f. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Evaluasi
1. 5 menit Pembukaan a. Peserta
a. Mengucap salam. menjawab
b. Memperkenalkan diri. salam.
c. Menyampaikan tujuan kegiatan dan b. Peserta
kontrak waktu. kooperatif.
d. Menggali pengetahuan tentang cuci c. Peserta mengerti
tangan maksud dan
tujuan kegiatan.
2. 15 menit Materi (10 menit) a. Peserta
a. Menjelaskan pengertian gizi buruk memperhatikan
b. Menjelaskan penyebab gizi buruk dan kooperatif
c. Menjelaskan tata laksanan gizi b. Peserta
buruk mengajukan
d. Menjelaskan pentingnya mencegah pertanyaan
gizi buruk apabila ada yang
kurang
dimengerti
3. 5 menit Penutup a. Peserta
a. Menyimpulkan materi yang telah mendengarkan
disampaikan. dengan baik.
b. Mengucapkan terima kasih atas b. Peserta
partisipasi peserta dan mengucapkan menjawab
salam penutup. salam.

g. Metode Evaluasi
1. Metode evaluasi : Tanya jawab
2. Jenis evaluasi : Lisan
h. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Stuktur
a) Kesiapan materi
b) Kesiapan SAP
c) Kesiapan media : leaflet
d) Pasien dan keluarga siap di ruangan
e) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan
sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a) Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan
b) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
d) Suasana penyuluhan tertib
e) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
f) Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 20 orang
3. Evaluasi Hasil
Menanyakan kembali materi yang telah disampaikan kepada peserta
penyuluhan (klien dan keluarga):
a. Acara dimulai tepat waktu tanpa kendala.
b. Peserta memahami materi yang disampaikan oleh pemateri.
c. Peserta mampu melakukan langkah langkah cuci tangan dan etika batuk.
d. Peserta tidak ada yang meninggalkan tempat sebelum acara penyuluhan
selesai.

Materi Penyuluhan dan Referensi


TERLAMPIR
MATERI PENYULUHAN GIZI BURUK
A. Definisi Gizi Buruk
Gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks berat
badan menurut umur (BB/U) yang merupakan padanan istilah underweight
(gizi kurang) dan severely underweight (gizi buruk). Balita disebut gizi
buruk apabila indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U) kurang dari -3 SD
(Kemenkes, 2011). Gizi buruk (severe malnutrition) adalah suatu istilah
teknis yang umumnya dipakai oleh kalangan gizi, kesehatan dan
kedokteran. Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya
kekurangan gizi menahun (Wiku A, 2005).
B. Faktor penyebab gizi buruk
WHO menyebutkan bahwa banyak faktor dapat menyebabkan gizi
buruk, yang sebagian besar berhubungan dengan pola makan yang buruk,
infeksi berat dan berulang terutama pada populasi yang kurang mampu.
Diet yang tidak memadai, dan penyakit infeksi terkait erat dengan standar
umum hidup, kondisi lingkungan, kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti makanan, perumahan dan perawatan kesehatan
(WHO, 2012). Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya gizi buruk,
diantaranya adalah status sosial ekonomi, ketidaktahuan ibu tentang
pemberian gizi yang baik untuk anak, dan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) (Kusriadi, 2010).
1. Konsumsi zat gizi
Konsumsi zat gizi yang kurang dapat menyebabkan keterlambatan
pertumbuhan badan dan keterlambatan perkembangan otak serta dapat
pula terjadinya penurunan atau rendahnya daya tahan tubuh terhadap
penyakit infeksi (Krisnansari d, 2010). Selain itu faktor kurangnya asupan
makanan disebabkan oleh ketersediaan pangan, nafsu makan
anak,gangguan sistem pencernaan serta penyakit infeksi yang diderita
(Proverawati A, 2009).
2. Penyakit infeksi
Infeksi dan kekurangan gizi selalu berhubungan erat. Infeksi
pada anak-anak yang malnutrisi sebagian besar disebabkan kerusakan
fungsi kekebalan tubuh, produksi kekebalan tubuh yang terbatas dan atau
kapasitas fungsional berkurang dari semua komponen seluler dari sistem
kekebalan tubuh pada penderita malnutrisi (RodriquesL, 2011)
3. Pengetahuan ibu tentang gizi dan kesehatan
Seorang ibu merupakan sosok yang menjadi tumpuan dalam
mengelola makan keluarga. pengetahuan ibu tentang gizi balita
merupakan segala bentuk informasi yang dimiliki oleh ibu mengenai zat
makanan yang dibutuhkan bagi tubuh balita dan kemampuan ibu untuk
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari (Mulyaningsih F, 2008).
Kurangnya pengetahuan tentang gizi akan mengakibatkan
berkurangnya kemampuan untuk menerapkan informasi dalam
kehidupan sehari-hari yang merupakan salah satu penyebab terjadinya
gangguan gizi (Notoadmodjo S, 2003). Pemilihan bahan makanan,
tersedianya jumlah makanan yang cukup dan keanekaragaman
makanan ini dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu tentang
makanan dan gizinya. Ketidaktahuan ibu dapat menyebabkan
kesalahan pemilihan makanan terutama untuk anak balita (Nainggolan J
dan Zuraida R, 2010).
4. Pendidikan ibu
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin
mudah diberikan pengertian mengenai suatu informasi dan semakin
mudah untuk mengimplementasikan pengetahuannya dalam perilaku
khususnya dalam hal kesehatan dan gizi (Ihsan M.Hiswani, Jemadi,
2012). Pendidikan ibu yang relatif rendah akan berkaitan dengan sikap dan
tindakan ibu dalam menangani masalah kurang gizi pada anak
balitanya (Oktavianis, 2016).
5. Pola asuh anak
Pola asuh anak merupakan praktek pengasuhan yang
diterapkan kepada anak balita dan pemeliharaan kesehatan (Siti M,
2015). Pola asuh makan adalah praktik-praktik pengasuhan yang
diterapkan ibu kepada anak balita yang berkaitan dengan cara dan
situasi makan. Pola asuh yang baik dari ibu akan memberikan
kontribusi yang besar pada pertumbuhan dan perkembangan balita
sehingga akan menurunkan angka kejadian gangguan gizi dan begitu
sebaliknya (Istiany,dkk, 2007).
6. Sanitasi
Sanitasi lingkungan termasuk faktor tidak langsung yang
mempengaruhi status gizi. Gizi buruk dan infeksi kedua – duanya
bermula dari kemiskinan dan lingkungan yang tidak sehat dengan
sanitasi buruk (Suharjo, 2010). Upaya penurunan angka kejadian
penyakit bayi dan balita dapat diusahakan dengan menciptakan sanitasi
lingkungan yang sehat, yang pada akhirnya akan memperbaiki status
gizinya (Hidayat T, dan Fuada N, 2011).
7. Tingkat pendapatan
Tingkat pendapatan keluarga merupakan faktor eksternal yang
mempengaruhi status gizi balita (Mulyana DW, 2013). Keluarga
dengan status ekonomi menengah kebawah, memungkinkan konsumsi
pangan dan gizi terutama pada balita rendah dan hal ini
mempengaruhi status gizi pada anak balita ( Supariasa IDN, 2012).
Balita yang mempunyai orang tua dengan tingkat pendapatan kurang
memiliki risiko 4 kali lebih besar menderita status gizi kurang
dibanding dengan balita yang memiliki orang tua dengan tingkat
pendapatan cukup (Persulessy V, 2013).
8. Ketersediaan pangan
Kemiskinan dan ketahanan pangan merupakan penyebab tidak
langsung terjadinya status gizi kurang atau buruk (Roehadi S, 2013).
Masalah gizi yang muncul sering berkaitan dengan masalah
kekurangan pangan, salah satunya timbul akibat masalah ketahanan
pangan ditingkat rumahtangga, yaitu kemampuan rumahtangga
memperoleh makanan untuk semua anggotanya (Sobila ET, 2009).
9. Jumlah anggota keluarga
Jumlah anggota keluarga berperan dalam status gizi seseorang.
Anak yang tumbuh dalam keluarga miskin paling rawan terhadap
kurang gizi. apabila anggota keluarga bertambah maka pangan untuk
setiap anak berkurang, asupan makanan yang tidak adekuat
merupakan salah satu penyebab langsung karena dapat menimbulkan
manifestasi berupa penurunan berat badan atau terhambat
pertumbuhan pada anak, oleh sebab itu jumlah anak merupakan faktor
yang turut menentukan status gizi balita (Faradevi R, 2017).
10. Sosial budaya
Budaya mempengaruhi seseorang dalam menentukan apa yang
akan dimakan, bagaimana pengolahan, persiapan, dan penyajiannya
serta untuk siapa dan dalam kondisi bagaimana pangan tersebut
dikonsumsi. Sehingga hal tersebut dapat menimbulkan masalah gizi
buruk (Arifn Z, 2015).
C. Klasifikasi Gizi Buruk
Gizi buruk berdasarkan gejala klinisnya dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Marasmus
Marasmus terjadi disebabkan asupan kalori yang tidak cukup.
Marasmus sering sekali terjadi pada bayi di bawah 12 bulan. Pada
kasus marasmus, anak terlihat kurus kering sehingga wajah seperti
orangtua, kulit keriput, cengeng dan rewel meskipun setelah makan,
perut cekung, rambut tipis, jarang dan kusam, tulang iga tampak jelas dan
pantat kendur dan keriput (baggy pant).
2. Kwashiorkor
Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein yang
berat disebabkan oleh asupan karbohidrat yang normal atau tinggi
namun asupan protein yang inadekuat (Liansyah TM, 2015). Beberapa
tanda khusus dari kwashiorkor adalah: rambut berubah menjadi warna
kemerahan atau abu-abu, menipis dan mudah rontok, apabila rambut
keriting menjadi lurus, kulit tampak pucat dan biasanya disertai
anemia, terjadi dispigmentasi dikarenakan habisnya cadangan energi atau
protein. Pada kulit yang terdapat dispigmentasi akan tampak pucat,
Sering terjadi dermatitis (radang pada kulit), terjadi pembengkakan,
terutama pada kaki dan tungkai bawah sehingga balita terlihat gemuk.
Pembengkakan yang terjadi disebabkan oleh akumulasi cairan yang
berlebihan. Balita memiliki selera yang berubah-ubah dan mudah
terkena gangguan pencernaan (Arvin Ann M, 2000).
3. Marasmus-Kwashiorkor
Memperlihatkan gejala campuran antara marasmus dan
kwashiorkor. Makanan sehari-hari tidak cukup mengandung protein
dan energi untuk pertumbuhan normal. Pada penderita berat badan
dibawah 60% dari normal memperlihatkan tanda-tanda kwashiorkor
seperti edema, kelainan rambut, kelainan kulit serta kelainan biokimia
(Pudjiadi S, 2010).
D. Makanan yang baik untuk gizi buruk
1. Berikan semua jenis produk susu
Anak-anak yang mengalami kekurangan gizi bisa mendapatkan
asupan gizi cepat dari semua jenis produk susu. Produk susu mengandung
kalsium, protein dan lemak yang bisa membuat anak lebih cepat gemuk.
Kemudian produk susu bisa membantu tubuh anak mendapatkan
rangsangan yang baik untuk menghasilkan insulin sehingga bisa membuat
anak memiliki kadar gula yang sempurna. Ada berbagai jenis produk susu
yang bisa diberikan kepada anak secara langsung seperti susu sapi, keju
dan yogurt. Semua jenis produk susu ini bisa diberikan setiap hari dan
perhatikan jika anak juga mengalami alergi susu sapi. Maka
pertimbangan lain bisa dilakukan yaitu dengan memberikan jenis susu
nabati dari susu kedelai dan susu air beras.
2. Semua produk olahan berkalori tinggi
Anak yang kurus dan kurang gizi membutuhkan asupan kalori
yang sangat tinggi. Kalori bisa menjadi sumber tenaga dan sumber energi
untuk tubuh anak. Ada tiga jenis unsur utama kalori tinggi seperti lemak,
karbohidrat dan protein. Anda bisa mencoba untuk memberikan bubur
atau makanan padat yang diolah dari kacang-kacangan, biji-bijian, keju
alpukat. Anda bisa mencoba membuatnya dalam bentuk bubur atau sup.
3. Berikan semua makanan tinggi protein
Anak yang mengalami kurang gizi biasanya akan sangat
kekurangan protein. Ini bisa menyebabkan pertumbuhan anak menjadi
terhambat dan sangat lambat. Untuk mengatasi ini maka Anda bisa
memberikan semua jenis menu yang diolah dari bahan tinggi protein
seperti ikan salmon, ikan tuna, daging ayam, daging bebek, telur, ikan
lele dan semua jenis olahan kedelai. Untuk olahan kedelai maka Anda
bisa memberikan susu kedelai atau sari kacang hijau.
4. Bubur gandum dan bubur beras merah
Anak yang mengalami kurang gizi juga harus menerima makanan
padat yang bisa membuat pencernaan membaik. Berbagai jenis makanan
yang padat namun bisa membuat berat badan anak lebih cepat naik
seperti bubur gandum dan bubur beras merah. Untuk memberikan rasa
maka Anda bisa menambahkan kaldu ayam atau kaldu sapi. Namun
untuk awal pemberian maka sebaiknya tidak terlalu banyak, sebab
biasanya perut anak belum nyaman untuk mendapatkan makanan padat.
5. Olahan telur
Telur mengandung vitamin dan protein yang sangat tinggi. Salah
satu nutrisi yang sangat penting dari telur adalah kolin. Kolin bisa
membuat anak mendapatkan pertumbuhan yang baik, rangsangan
pertumbuhan otot dan sistem syaraf serta bisa meningkatkan fungsi otak
sehingga anak menjadi cerdas. Untuk memberikan telur pada anak maka
Anda harus memberikan telur yang memang sudah dimasak dengan baik.
Misalnya dengan membuat olahan rebusan telur, telur goreng dengan
minyak zaitun, omelet telur, atau memasukkan telur ke dalam sup, bubur
atau nasi.
6. Selai kacang untuk camilan anak
Kacang tanah mengandung lemak tak jenuh tunggal. Anda bisa
mencoba untuk memberikan selai kacang sebagai bahan yang
mengandung protein tinggi. Selain itu olahan selai kacang juga sudah
mengandung minyak kepala, gula dan garam. Semua nutrisi ini penting
untuk anak yang masuk ke masa pertumbuhan. Anda bisa mencoba
memberikan selai kacang dengan cara menambahkan dalam camilan
anak, seperti roti gandum atau biskuit.
7. Olahan biji-bijian terproses
Semua jenis makanan yang terbuat dari biji-bijian sangat baik
untuk anak. Berbagai jenis makanan ini termasuk seperti roti gandum,
oatmeal, sereal, dan kelompok nasi. Bahkan Anda juga bisa
memberikan olahan biji-bijian yang sudah diproses seperti biskuit
gandum dan bubur gandum. Semua jenis makanan ini juga
mengandung serat dan karbohidrat. Jika anak tidak menderita alergi
gluten maka bisa diberikan secara rutin kepada anak.
8. Olahan daging
Daging sangat penting untuk anak yang menderita kurang gizi.
Daging mengandung zat besi yang bisa membantu produksi sel darah
merah pada anak sehingga bisa mengatasi anemiua. Kemudian daging
juga mengandung zat besi dan magnesium yang bisa meningkatkan
fungsi otak anak dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Agar anak-
anak bisa makan daging dengan baik maka Anda bisa mencoba untuk
mengolah daging menjadi hidangan yang lembut. Anda bisa
mencampurnya dengan jenis makanan lain seperti tahu, tempe, telur, dan
bubur. Anda bisa mengajari anak untuk makan daging secara pelan
sehingga mereka tidak terkena gangguan pencernaan seperti sembelit.
9. Semua jenis olahan keju
Semua jenis olahan keju mengandung nutrisi yang sangat penting
untuk anak seperti vitamin D, kalsium, protein, lemak dan fosfor. Semua
nutrisi ini bisa membantu tubuh menjadi lebih sehat sekaligus juga
mendorong anak memiliki pertumbuhan tulang yang lebih sehat. Anak –
anak biasanya tidak suka jika harus makan keju secara langsung, karena
itu Anda bisa mencampurnya dengan sereal, camilan dengan roti atau
biskuit.
10. Olahan ikan
Semua jenis olahan ikan sangat baik untuk anak yang mengalami
kekurangan gizi. Ikan mengandung protein yang sangat baik untuk
meningkatkan fungsi otot dan tulang. Kemudian ikan juga mengandung
berbagai jenis lemak sehata seperti omega 3 yang bisa membuat otak
anak menjadi lebih cerdas. Bahkan konsumsi ikan secara teratur juga bisa
membuat sistem syaraf dan mata anak menjadi lebih sehat. Beberapa
jenis ikan yang disarankan seperti ikan salmon, ikan nila, ikan lele, ikan
sarden, ikan tuna dan jenis ikan yang lain. Ikan sebaiknya juga harus
dimasak hingga matang seperti menjadi bubur atau ikan kukus.
11. Menu sup sayuran hijau
Kemudian selain berbagai jenis daging dan ikan maka Anda juga
harus mulai memberikan sayuran yang berwarna hijau. Sayuran hijau bisa
membuat anak menerima berbagai zat yang penting untuk masa
pertumbuhan seperti zat besi, kalsium, vitamin C, dan juga mineral
seperti kalium yang sangat baik untuk menjaga kesehatan jantung. Anda
bisa mencoba memberikan sayuran hijau yang sudah dimasak menjadi
bubur atau sup. Beberapa sayuran yang sangat disarankan terutama
sayuran yang mengandung glukosinates seperti brokoli, kembang kol,
sawi , kubis dan jenis lainnya.
12. Semua sayuran dan buah berwarna cerah
Selain jenis sayuran yang berwarna hijau maka Anda juga harus
mencoba memberikan sayuran dan buah yang berwarna cerah. Sayuran
dan buah yang berwarna cerah sangat baik untuk anak karena
mengandung vitamin A yang sangat tinggi. Vitamin A tidak hanya untuk
meningkatkan fungsi mata tapi juga membantu agar sistem kekebalan
tubuh anak meningkat sehingga anak tidak mudah sakit. Beberapa jenis
sayuran berwarna misalnya seperti tomat, wortel, pepaya, labu, jeruk dan
jenis sayuran atau buah yang lain.
E. Pencegahan Gizi Buruk
Beberapa cara untuk mencegah terjadinya gizi buruk pada anak, yaitu:
1. Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6 bulan.
Setelah itu, anak mulai dikenalkan dengan makanan tambahan sebagai
pendamping ASI yang sesuai dengan tingkatan umur, lalu disapih setelah
berumur 2 tahun.
2. Anak diberi makanan yang bervariasi, seimbang antara kandungan protein,
lemak, vitamin dan mineralnya. Perbandingan komposisinya untuk lemak
minimal 10% dari total kalori yang dibutuhkan, sementara protein 12% dan
sisanya karbohidrat.
3. Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program
posyandu. Cermati apakah pertumbuhan anak sesuai dengan standar di atas.
Jika tidak sesuai, segera konsultasikan hal itu ke dokter.
4. Jika anak dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa ditanyakan
kepada petugas pola dan jenis makanan yang harus diberikan setelah
pulang dari rumah sakit.
5. Jika anak menderita karena kekurangan gizi, maka segera berikan kalori
yang tinggi dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula. Sedangkan untuk
proteinnya bisa diberikan setelah sumber-sumber kalori lainnya sudah
terlihat mampu meningkatkan energi anak. Berikan pula suplemen mineral
dan vitamin penting lainnya. Penanganan dini sering kali membuahkan
hasil yang baik. Pada kondisi yang sudah berat, terapi bisa dilakukan
dengan meningkatkan kondisi kesehatan secara umum. Namun, biasanya
akan meninggalkan sisa gejala kelainan fisik yang permanen dan akan
muncul masalah intelegensia di kemudian hari.
F. Penatalaksanaan
1. Jika memiliki anak yang diduga mengalami malnutrisi atau kurang gizi
ada baiknya untuk segera membawanya ke rumah sakit sebagai
pertolongan pertama. Hal ini sesuai dengan saran yang diutarakan
oleh WHO. Dengan demikian, dokter dapat memeriksa keadaan anak
dengan seksama dan dapat mengobati dehidrasi maupun infeksi yang
terjadi.
2. Pada fase awal pengobatan, seorang anak akan diberikan asupan gizi yang
disalurkan melalui hidung—ini berlangsung hingga 1 minggu. Jika
keadaan sang anak sudah terlihat membaik dilanjutkan ke tahap
berikutnya, yaitu rehabilitasi. Pada tahap ini sang anak dapat diberi ASI.
Seringkali anak membutuhkan dukungan secara emosi ataupun fisik,
sehingga nafsu makannya dapat bertambah.
3. Perhatian dan pemberian kasih sayang merupakan cara yang paling ampuh
dalam mengobati sang anak. Beberapa dokter dan ahli gizi bisa jadi
membantu para ibu dengan memberikan tips praktis dalam merawat anak
atau dalam memilih menu makanan yang bergizi agar terhindar dari
kekambuhan.
4. Setelah kondisi anak benar-benar pulih, ia dapat dirawat di rumah dan
dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan secara berkala baik itu di rumah
sakit atau klinik anak untuk mendapatkan perawatan lanjutan yang
memadai.
DAFTAR HADIR PESERTA PENDIDIKAN KESEHATAN
DI POLI ANAK RSUD DR. SOETOMO
SURABAYA

Tempat : Poli Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya


Hari, tanggal : Selasa, 22 Januari 2019
Waktu : 06.30 – 07.00 WIB
No Nama Tanda tangan
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13
14. 14.
15. 15.
16. 16.
17. 17.
18. 18.
19. 19.
20. 20.
DAFTAR HADIR MAHASISWA PENDIDIKAN KESEHATAN
GIZI BURUK
DI POLI ANAK RSUD DR. SOETOMO
SURABAYA

Tempat : Poli Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya


Hari, tanggal : Rabu, 22 Januari 2019
Waktu : 06.30 – 07.00 WIB
No Nama Tanda tangan
1. Maria Nerissa Arviana, S.Kep. 1.
2. Farhan Ardiansyah, S.Kep. 2.
3. Meilia Dwi Cahyani, S.Kep. 3.
4. Homsiyah, S.Kep 4.
5. Aisyah Niswatus Sakdiyah, S.Kep. 5.
6. Gita Kurnia Widiastutik, S.Kep 6.
7. Ainil Fikroh Rahma D., S.Kep. 7.
DAFTAR HADIR PEMBIMBING PENDIDIKAN KESEHATAN
CUCI TANGAN
DI POLI ANAK RSUD DR. SOETOMO
SURABAYA

Tempat : Poli Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya


Hari, tanggal : Rabu, 22 Januari 2019
Waktu : 06.30 – 07.00 WIB
No Nama Tanda tangan
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
Lampiran 3. Lembar penilaian
FORMAT PENILAIAN
PENYULUHAN KESEHATAN RUMAH SAKIT(PKRS)
I. Penyajian
Bobot
No. Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4
1. Sesuai waktu yang dialokasikan
2. Menggunakan bahasa yang bisa dimengerti
3. Kelancaran dan kejelasan penyajian
4. Kemampuan mengemukakan intisari penyuluhan
5. Penampilan penyaji dalam penyuluhan
TOTAL : ……………..

II. Isi Penyuluhan ( Bobot : 4 )


Bobot
No. Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4
1. Kesesuaian TIK denga TIU
2. Kesesuaian materi dengan TIK
3. Kesesuaian kegiatan penyuluhan
4. Kesesuian Media/ alat dan sumber
5. Kesesuian alat evaluasi
TOTAL : ……………..

III. Tanya Jawab ( Bobot : 3)


Bobot
No. Aspek yang Dinilai
1 2 3 4
1. Ketepatan Menjawab
2. Kemampuan mengemukan argumen
3. Sikap penyuluh menanggapi pertanyaan

TOTAL : ……………..

Score Akhir = ( Penyajian + Isi + Tanya Jawab ) X 100 = ……..


52

Keterangan : Surabaya, 20 September 2019


1 : Kurang
2 : Cukup
3 : Baik
4 : Sangat Baik

(_________________________)
NIP.
Lampiran 4. Lembar observasi
LEMBAR OBSERVASI
PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN
GIZI BURUK
DI POLI ANAK RSUD DR. SOETOMO
SURABAYA
Keterlaksanaan (Sesuai dengan
No Struktur Penilaian Hasil yang Ingin Dicapai)
Ya Tidak
Kriteria Struktur
1 Kesiapan Materi
2 Kesiapan SAP
3 Kesiapan media: flipchart & leaflet
4 Kehadiran peserta penyuluhan (min. 10)
5 Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh
mahasiswa
6 Pengorganisasian penyelenggaran penyuluhan
dilakukan pada hari sebelumnya
Kriteria Proses
Pembukaan:
1 Membuka acara dengan salam
2 Memperkenalkan diri
3 Kontrak waktu
4 Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
5 Menyebutkan materi penyuluhan
6 Menggali pengetahuan peserta
Pelaksanaan:
7 Penyampaian materi penyuluhan
8 Memberikan kesempatan kepada sasaran
penyuluhan untuk mengajukan pertanyaan
mengenai materi yang disampaikan
9 Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peserta
penyuluhan
10 Peserta antusias dalam mengikuti penyuluhan

Evaluasi:
11 Menanyakan kepada peserta penyuluhan tentang
materi yang diberikan
12 Moderator penyimpulkan hasil penyuluhan
13 Membagikan leaflet
14 Ucapan terimakasih kepada peserta
15 Menutup acara dengan salam
Kriteria Hasil
16 Peserta yang hadir  10 orang
17 Acara dimulai tepat waktu
18 Peserta mengikuti acara sesuai dengan aturan yang
disepakati
19 Peserta memahami materi yang telah disampaikan
dan menjawab pertanyaan dengan benar

Surabaya, 22 Januari 2019


Observer

(Meilia Dwi Cahyani)


Lampiran 5. Lembar evaluasi

LEMBAR EVALUASI MAHASISWA


PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN
GIZI BURUK
DI POLI ANAK RSUD DR. SOETOMO
SURABAYA
Keterlaksanaan (Sesuai dengan
No Struktur Penilaian Hasil yang Ingin Dicapai)
Ya Tidak
Moderator
1 Membuka acara penyuluhan
2 Menyampaikan maksud dan tujuan penyuluhan
3 Memperkenalkan diri dan tim kepada peserta
4 Menyebutkan kontrak waktu dan mekanisme
penyuluhan
5 Memotivasi peserta untuk bertanya
6 Memimpin jalannya diskusi dan evaluasi materi
7 Menutup acara penyuluhan
Penyuluh
8 Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan
bahasa yang mudah dipahami oleh peserta
9 Menggali pengetahuan tentang materi yang akan
disampaikan
10 Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan
memperhatikan proses penyuluhan
11 Menjawab pertanyaan peserta.
Notulen
12 Mencatat pertanyaan dan jawaban sebagai
dokumentasi kegiatan
13 Mencatat proses kegiatan sesuai SAP
Fasilitator
14 Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta
15 Menjawab pertanyaan jika ada peserta yang
bertanya kepadanya
16 Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang
belum jelas
17 Menjelaskan tentang istilah atau hal-hal yang dirasa
kurang jelas bagi peserta
Observer
18 Mencatat nama, dan jumlah peserta, serta
menempatkan diri sehingga memungkinkan dapat
mengamankan jalannya proses penyuluhan.
19 Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta
selama proses penyuluhan.
20 Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana
penyuluhan
21 Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh
yang dirasa tidak sesuai dengan rencana
penyuluhan.

Surabaya, 22 Januari 2019


Observer

(Meilia Dwi Cahyani)


Lampiran 6. Lembar notulensi
LEMBAR NOTULENSI
PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN
GIZI BURUK
DI POLI ANAK RSUD DR. SOETOMO
SURABAYA

Kegiatan : Pendidikan kesehatan


Topik : Gizi Buruk
Hari, tanggal : Rabu, 22 Januari 2019
Tempat : Poli Anak RSUD Dr. Soetomo
Waktu : 06.30 – 07.00 WIB
N
Jam Kegiatan diskusi
o

1. Nama Penanya : ............................................................................................


Pertanyaan : ............................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Jawaban : ............................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................

2. Nama Penanya : ............................................................................................


Pertanyaan : ............................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Jawaban : ............................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................

3. Nama Penanya : ............................................................................................


Pertanyaan : ............................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Jawaban : ............................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................

4. Nama Penanya : ............................................................................................


Pertanyaan : ............................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Jawaban : ............................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................

Surabaya, 22 Januari 2019


Notulensi

( )

Anda mungkin juga menyukai