Pencemaran air
Secara umum, adanya pencemaran lingkungan air ini bisa disebabkan oleh
beberapa hal, yaitu sebagai berikut;
Zat berbahaya tersebut seperti limbah organik, logam berat, nutrien, dan juga
limbah padatan. Seperti halnya limbah yang berasal dari rumah tangga, limbah
industri juga memberikan efek termal yaitu kemampuan untuk menghilangkan
kandungan oksigen di dalam air yang tercemarinya dan dapat merusak
kehidupan yang ada di dalam air tersebut.
Selain itu, jika air sudah tercemar oleh limbah kimia yang berbahaya tadi,
maka air tersebut sudah tidak dapat digunakan oleh makhluk hidup termasuk
manusia karena sudah terkandung racun yang berbahaya bagi kesehatan dan
tidak aman untuk dikonsumsi.
Sampah Buangan
Selain zat kimia yang berbahaya, sampah buangan yang berasal dari pabrik
industri maupun rumah tangga juga bisa menyebabkan terjadinya
pencemaran lingkungan air seperti plastik bekas detergen, pewangi dan
sebagainya yang dibuang secara sembarangan.
Sebagai contoh saat ini marak digunakannya bahan peledak untuk bom dan
sebagainya untuk menangkap ikan secara pintas. Padahal penggunaan bahan
peledak ini bukan hanya membunuh kehidupan ikan-ikan yang ada di dalam
air saja, tetapi menghancurkan kehidupan seluruh ekosistem yang ada di
dalam air.
Tangan-tangan jahil ini tidak mau tahu akan dampak negatif dari penggunaan
bom peledak ini, padahal kegiatan tersebut merupakan cara yang salah dan
bisa dikatakan fatal karena dapat merusak kehidupan di dalam air dan
menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan air.
omestik (Rumah Tangga) : seperti air yang berasal dari kamar mandi, kakus dan dapur.
Industri : Polutan yang mencemarinya tergantung pada bahan baku, proses, bahan bakar, dan
sistem pengolahan limbah cair. Secara umum jenis polutan air dikelompokan :Fisik ;
Pasir/lumpur Kimia ; Hg, Cd, Pb, Pestisida dll Mikrobiologi ; Bakteri, virus, parasit dll Radioaktif ;
PLTN
Pertanian dan Perkebunan,berupa ; Zat kimia ; Penggunaan pupuk dan pestisida Mikrobiologi ;
Virus, bakteri, parasit dari kotoran ternak dan cacing tambang Zat radioaktif ; Dalam proses
pematangan buah, mendapatkan bibit unggul dan mempercepat pertumbuhan tanaman.
– Limbah Pemukiman
– Limbah Pertanian
– Limbah Industri
-Limbah Pemukiman
Sampah organik yang dibuang ke sungai menyebabkan berkurangnya jumlah
oksigen terlarut, karena sebagian besar digunakan bakteri untuk proses
pembusukannya.
Jika tumbuhan air ini mati, akan terjadi proses pembusukan yang
menghabiskan persediaan oksigen dan pengendapan bahan-bahan yang
menyebabkan pendangkalan
-Limbah Pertanian
pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mencemari air. Limbah
pupuk mengandung fosfat yang dapat merangsang pertumbuhan gulma air
seperti ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan gulma air yang tidak
terkendali ini menimbulkan dampak seperti yang diakibatkan pencemaran
oleh deterjen.
Limbah pestisida mempunyai aktifitas dalam jangka waktu yang lama dan
ketika terbawa aliran air keluar dari daerah pertanian, dapat mematikan hewan
yang bukan sasaran seperti ikan, udang dan hewan air lainnya
-Limbah Industri
Secara garis besar, pencemaran lingkungan pada udara ini dapat dibedakan
menjadi dua yaitu sumber primer dan sekunder. Dikatakan sumber secara
primer apabila sumber tersebut berkontraksi secara langsung terhadap udara
sehingga udara menjadi tercemar dan kotor.
Sumber primer yang paling sering terjadi adalah pencemaran udara akibat zat
karbon monoksida yang berasal dari kendaraan atau alat transportasi atau dari
proses pembakaran limbah yang memiliki sifat tidak ramah lingkungan.
Aktivitas Manusia
Berbagai aktivitas manusia bisa menjadi penyebab terjadinya pencemaran
udara seperti asap kendaraan, pembakaran sampah plastik, pembuangan asap
pabrik secara sembarangan dan tidak melalui mekanisme yang semestinya,
pembangkit listrik, alat pembakaran baik dalam sekali kecil maupun besar
seperti kompor, dan juga alat elektronik yang mengandung CFC.
Sumber Alami
Pencemaran lingkungan udara juga bisa disebabkan oleh alam secara
langsung seperti gunung meletus dan mengeluarkan asap tebal. Pada musim
kemarau juga sering terjadi kebakaran hutan dan juga tumbuhan tertentu
pada sebuah kondisi tertentu mampu mengeluarkan volatile organic yang bisa
menyebabkan terjadinya pencemaran udara.
Penyebab pencemaran udara secara alamiah ialah kebakaran hutan, penyebaran benang sari
dari beberapa jenis bunga, erosi tanah oleh angin, gunung meletus, penguapan bahan organik
dari beberapa jenis daun (seperti jenis pohon cemara yang mengeluarkan terpenten
hidrokarbon), dekomposisi dari beberapa jenis bakteri pengurai, deburan ombak air laut
(sulfat dan garam), dan radioaktivitas secara alamiah (gas radon 222, gas dari deposit
uranium, fosfat, dan granit).
Alam (Natural) seperti : letusan gunung berapi, kebakaran hutan, dekomposisi biotik,
debu, spora tumbuhan dan lain sebagainya.
Aktivitas manusia (Antropogenik) sering lebih besar, seperti : transportasi, industri,
dari persampahan baik proses dekomposisi dan pembakaran serta kegiatan rumah
tangga
Pencemaran akibat transportasi : Kendaraan bermotor didarat yang merupakan
sumber pencemaran udara yang dihasilkannya seperti ; CO, NOx, HC, Sox dan
tetraetyl lead (Pb). Parameter yang penting dari aktivitas ini yaitu : CO, Partikulat,
NOx, HC, Pb dan Sox.
Pencemaran akibat industri tergantung dari jenis industri dan prosesnya serta juga
dilihat dari peralatan yang digunakan
Pencemaran akibat pembakaran sampah memberikan kontribusi yang besar
terhadap polusi udara, baik sampah dari RT, industri maupun TTU perlu dikelola
dengan baik agar tidak menjadi sumber penularan penyaki dan pencemaran
lngkungan. Emisi yang terdapat dari proses tersebut antara lain debu dan HC.
Pencemaran akibat kegiatan rumah tangg
Polusi udara berasal dari berbagai sumber, dengan hasil pembakaran bahan
bakar fosil merupakan sumber utama. Contoh sederhana adalah pembakaran
mesin diesel yang dapat menghasilkan partikulat (PM), nitrogen oksida, dan
precursor ozon yang semuanya merupakan polutan berbahaya. Sedangkan
fine PM (<2,5 μm) dan ultrafine (<0,1 μm) berasal dari pembakaran bahan
bakar fosil dan dapat dengan mudah terdeposit dalam unit terkecil saluran
napas (alveoli) bahkan dapat masuk ke sirkulasi darah sistemik. Klasifikasi
berdasar ukuran ini juga terkait dengan akibat buruk partikel tersebut
terhadap kesehatan sehingga WHO dan juga US Environmental Protection
Agency menetapkan standar PM dan polutan lain untuk digunakan sebagai
dasar referensi.
Pencemaran tanah
Pencemaran tanah akibat prilaku manusia karena kemajuan IPTEK seperti ; sampah, air limbah,
bahan/zat kimia (pestisida).
Pencemaran tanah oleh sampah, plastik misalnya tidak hancur sendiri sehingga tanah tidak bisa
menyerap air, sehingga tanah menjadi gersang.
Pencemaran tanah oleh zat kimia, penggunaan pestisida untuk pertanian dan alat-alat yg dipakai
manusia banyak mengandung zat kimia, seperti Insektisida, herbisida, fungisida, peralatan
kantor dan RT yang mengandung B3 dll.
Jenis dan jumlah zat organik dalam tanah tergantung dari suhu, O2 dan zat organik disekitarnya.
Suhu yang tinggi mempercepat proses penguraian dan jika garam-garam hasil uraian masuk ke
lapisan tanah lebih dalam maka tanah menjadi tidak subur. Adanya pertukaran ion dalam tanah
amat penting dalam proses terjadinya pencemaran tanah oleh logam dan zat kimia.
Pencemaran oleh air limbah baik dari RT maupun industri, seperti deterjen, zat pencemar dari
industri dll.
encemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk
dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi
karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas
komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke
dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak,
zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta
limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat
(illegal dumping).
Remidiasi
Solusi utama yang dapat dilakukan untuk menanggulangi terjadinya
pencemaran lingkungan tanah ini adalah dengan melakukan remidiasi.
Remidiasi merupakan cara membersihkan permukaan tanah yang telah
mengalami pencemaran.
Terdapat dua macam remidiasi yang bisa Anda lakukan, yaitu remidiasi in situ
dan ex situ. Remidiasi in situ adalah melakukan pembersihan lokasi secara
langsung pada sumbernya sedangkan remidiasi ex situ adalah melakukan
pembersihan dengan cara penggalian pada tanah tercemar kemudian
memindahkan polutan tersebut ke tempat lebih tepat.
Bioremidiasi
Cara yang kedua adalah dengan melakukan bioremidiasi yaitu
penanggulangan pencemaran lingkungan tanah dengan cara pemberian
mikro organisme ke dalam tanah seperti jamur atau bakteri sebagai pengurai
zat kimia yang ada di dalam tanah. Cara ini membutuhkan waktu yang lebih
lama dari cara remidiasi namun memberikan hasil yang lebih efektif.
ntuk mencegah terjadinya pencemaran udara, dapat dilakukan
dengan meminimalkan serta memperlambat terjadinya pemanasan
global yang dapat dilakukan dengan cara mengurangi pembangunan
rumah kaca dan mengurangi penggunaan bahan bakar minyak
dengan mengganti dengan bahan bakar alternatif.
1) Penghentian penggunaan emisi CFC sebagai bahan lemari es atau freezer dan
bahan pendingin ruangan (AC).
4) Penggunaan filter untuk menyaring karbon dioksida dari asap buangan pabrik
6) Penggunaan gas alam sebagai alternatif pengganti bahan bakar minyak dan
batubara
2) Sampah plastik, kaleng dan karet dapat didaur ulang menjadi peralatan yang lebih
berguna.
3) Tidak menggunakan pupuk secara berlebihan dan mencegah agar tidak hanyut ke
sungai atau danau.
Semakin banyak bahan organiknya, semakin baik sampah itu karena sampah
organik dapat didaur ulang dan didegredasi sehingga menyatu dengan tanah
menjadi nutrisi organisme lain.
2. .....................
3. .....................
JUDUL MATERI Membuat Rangkaian Listrik Paralel
KEGIATAN 1
Ayo Diskusikan!
Ayo Mencoba!
Menyiapkan bahan dan alat yang telah dibawa, kemudian membuat Model
Rancangan Lampu Paralel Sederhana.
Ayo Mencoba!
Buatlah laporan dari percobaan membuat rangkaian paralel sederhana yang kamu
lakukan!
Tujuan Percobaan:
Kesimpulan:
E. DaftarRujukan
Buku Pedoman Guru Tema : ” Tokoh dan Penemuan Kelas VI (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).