220101501025
A13
PENCEMARAN LINGKUNGAN
Pencemaran udara
Pencemaran air
Pencemaran tanah
Pencemaran kebisingan
b. Pencemaran Air
Pencemaran air adalah ketika zat berbahaya — sering kali bahan kimia atau
mikroorganisme — mencemari sungai, sungai, danau, samudra, akuifer, atau sumber air
lainnya, sehingga menurunkan kualitas air dan membuatnya beracun bagi manusia atau
lingkungan. Bisa juga di definisikan sebagai keberadaan bahan kimia beracun serta
substansi biologis di dalam air yang melebihi ambang batas apa yang secara alami
ditemukan di air dan dapat menimbulkan ancaman bagi kesehatan manusia dan / atau
lingkungan. Pencemaran air adalah sebuah kondisi dimana zat berbahaya, mirip bahan
kimia atau mikroorganisme mengkontaminasi sungai, danau, bahari, atau badan air
lainnya dan menjadikannya beracun bagi makhluk hayati.
Pencemaran air juga biasa di definisakan sebagai penyimpangan sifat-sifat air dari
keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Keadaan normal air masih tergantung
padafaktor penentu, yaitu kegunaan air itu sendiri dan asal sumber air. Air dikatakan
tercemar jika terdapat benda-benda asing yang mengakibatkan air tersebut tidak dapat
digunakan sesuai dengan peruntukannya secara normal. Pencemaran air pada umumnya
diakibatkan kegiatan manusia. Besar kecilnya pencemaran akan tergantung
dari kualitas dan kuantitas limbah yang dibuangke sungai, baik limbah padat maupun
limbah cair.
c. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah suatu kondisi dimana tanah tercemar di area permukaan
atau bahkan bawah tanah. Pencemaran ini disebabkan karena adanya polutan atau
kontaminan yang mencemari tanah.
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran
limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida;
masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan
kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat
penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak
memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia
dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang
masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat
beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan
atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
d. Pencemaran Kebisingan
Polusi suara atau pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan
oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di sekitarnya.
Pencamaran bunyi adalah bunyi bising yang keterlaluan yang bisa memekakkan telinga
siapa yang mendengarnya.Pencemaran bunyi biasanya melebihi 80 desibel (dB).
Pencemaran bunyi adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu
kesehatan dan kenyamanan lingkungan yang dinyatakan dalam satuan desibel (dB).
Kebisingan juga dapat didefinisikan sebagai bunyi yang tidak disukai, suara yang
mengganggu atau bunyi yang menjengkelkan.
Kebisingan dapat diartikan sebagai pencemaran suara karena masuknya suara yang
tidak diinginkan ke dalam lingkungan yang menyebabkan kualitas lingkungan menurun
karena tidak sesuai peruntukkannya, sehingga berdampak negatif kepada faktor fisiologi
dan psikologi manusia yang erat kaitannya dengan penurunan kualitas hidup. Dalam
beberapa kasus kebisingan dapat menghilangkan konsentrasi dan kesadaran sesaat,
sehingga menyebabkan kecelakaan pada manusia. Oleh karena itu, dalam hubungannya
dengan meningkatkan standar kehidupan masyarakat seperti standar kesehatan, tingkat
keselamatan atau keamanan, dan tingkat kenyamanan, maka ukuran dan nilai kebisingan
yang dapat diterima manusia perlu menjadi pertimbangan dalam desain jalan dan sarana
serta prasarana transportasi.
Penyebab polusi udara yang kedua adalah faktor manusia dengan segala aktifitasnya.
Berbagai kegiatan manusia yang dapat menghasilkan polutan antara lain :
b. Pencemaran air
- Alamiah
Faktor alamiah adalah faktor pencemaran air yang disebabkanoleh alam. Beberapa faktor
pencemaran yang disebabkan oleh kejadian alami sebagai berikut :
Gempa Bumi
Salah satu penyebab pencemaran air adalah gempa bumikarena pada saat gempa
terjadi, lapisan bumi akan mengalami pergeseran yang menyebabkan air tanah akan
mengalami pegeseran yang menyebabkan air menjadi keruh dan mata air menjadi
kering2.
Tsunami
Setelah terjadi tsunami bisa dipastikan daerah yang terkenadampak tsunami akan
mengalami pencemaran air dikarenakanoleh air laut yang memporak porandakan
dataran yangmenyebabkan sumber air bersih akan berkurang.3.
Letusan Gunung
Letusan gunung berapi selain berdampak pada udara jugamemiliki dampak terhadap
sumber air yang menyebabkan pencemaran air. Saat gunung Meletus akan
mengeluarkan material yang mengandung bahan vulkanik yang akan sampaidi
sumber air bersih yang menyebakan perubahan kondisi air bersih menjadi tercemar.
- Kegiatan Manusia
Selain faktor alamiah pencemaran air juga disebabkan olehkegiatan manusia yang tidak
bertanggung jawab. Beberapa faktor penyebab pencemaran
air oleh kegitan manusia adalah sebagai berikut:
Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga seperti air sabun dan cucian yang banyak orang
membuangnya secara sembarangan di sungai.
Limbah Industri
Banyak sekali limbah pabrik yang langsung dibuang ke sungai.Hal ini jika dibiarkan
terus menerus dapat menyebabkan perubahan kondisi sungai yang bersih menjadi
tercemar oleh zat adiktif dari pabrik tersebut.
Limbah Pertanian.
Limbah yang berasal dari pupuk kimia dan pestisida yangdigunakan untuk
memelihara tanaman dapat mencemari airyang terkandung di dalam tanah jika
penggunaannya secara berlebihan.
Peternakan
Sisa metabolisme dari hewan ternak yang tidak diolah dan dibuang sembarangan
akan berdampak pada kualitas airdisekitar daerah pembuangan kotoran tersebut. Hal
ini jikadalam skala besar akan berdampak pada air tanah yangmenyebabkan sumber
air bersih akan tercemar.
Sampah
Pembuangan sampah secara sembarangan merupakan salahsatu sebab pencemaran
air. Sampah yang dibuang disembarangtempat atau yang dibuang di saluran air akan
dibawa oleh airhujan menuju sungai yang akan menyebabkan sungai
menjaditercemar dan menyebabkan pencemaran air. Sampah yangmenyebabkan
pencemaran bukan hanya plastik tetapi jugasampah organik dan sisa pembusukan
hewan seperti bangkai.Jika sungai banyak menampung sampah maka air
disungaitersebut sudah pasti akan mengalami pencemaran.
c. Pencemaran tanah
Secara umum, Pencemaran tanah dapat disebabkan limbah domestik, limbah industri,
dan limbah pertanian.
- Limbah domestik
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk;
perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor
pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
1. Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kantong plastik, bekas kaleng minuman,
bekas botol plastik air mineral, dsb.
2. Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak
kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
- Limbah industri
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk;
perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor
pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
1. Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri berupa
padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan
pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.
2. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-
sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal,
perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan
logam.
- Limbah pertanian
Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman,
misalnya pupuk urea Pestisida pemberantas hama tanaman misalnya DDT.
d. Pencemaran kebisingan
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat syarat suatu
zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk
hidup.Sifat polutan adalah:
- Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak
merusak lagi.
- Merusak dalam jangka waktu lama.
Bunyi yang menimbulkan kebisingan disebabkan oleh sumber suara yang bergetar.
Getaran sumber suara ini mengganggu keseimbangan molekul udara sekitarnya sehingga
molekul-molekul udara ikut bergetar. Getaran sumber ini menyebabkan terjadinya
gelombang rambatan energi mekanis dalam medium udara menurut pola ramatan
longitudinal. Rambatan gelombang diudara ini dikenal sebagai suara atau bunyi sedangkan
dengan konteks ruang dan waktu sehingga dapat menimbulkan gangguan kenyamanan dan
kesehatan.
Untuk mengetahui penyebab terjadinya pencemaran bunyi, maka kita perlu tahu sumber-
sumber dari pencemaran bunyi. Sumber pencemaran bunyi ialah sumber bunyi yang
kehadirannya dianggap mengganggu pendengaran baik dari sumber bergerak maupun tidak
bergerak. Umumnya sumber kebisingan dapat berasal dari kegiatan industri, perdagangan,
pembangunan, alat pembangkit tenaga, alat pengangkut dan kegiatan rumah tangga. Di
Industri, sumber kebisingan dapat di klasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu
1. Mesin
Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktifitas mesin.
2. Vibrasi
Kebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran yang ditimbulkan akibat gesekan,
benturan atau ketidak seimbangan gerakan bagian mesin. Terjadi pada roda gigi, roda
gila, batang torsi, piston, fan, bearing, dan lain-lain.
3. Pergerakan udara, gas dan cairan
Kebisingan ini di timbulkan akibat pergerakan udara, gas, dan cairan dalam kegiatan
proses kerja industri misalnya pada pipa penyalur cairan gas, outlet pipa, gas buang, jet,
flare boom, dan lain-lain.
Sebagai contoh beberapa bunyi/suara yang menyebabkan kebisingan yang kekuatannya
diukur dengan dB atau desibel adalah :
1. Orang ribut / silat lidah = 80 dB
2. Suara kereta api / krl = 95 dB
3. Mesin motor 5 pk = 104 dB
4. Suara petir = 120 dB
5. Pesawat jet tinggal landas = 150 dB
Untuk melindungi masyarakat terhadap bahaya polusi udara, maka perlu dilakukan
usaha-usaha sebagai berikut, antara lain :
b. Pencemaran air
1. Perubahan Perilaku Masyarakat
Secara alami, ekosistem air dapat melakukan “rehabilitasi” apabila terjadi
pencemaran terhadap badan air. Kemampuan ini ada batasnya. Oleh karena itu perlu
diupayakan untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran air. Untuk mengatasi
pencemaran air dapat dilakukan usaha preventif, misalnya dengan tidak membuang sampah
dan limbah industri ke sungai. Kebiasaan membuang sampah ke sungai dan disembarang
tempat hendaknya diberantas dengan memberlakukan peraturan-peraturan yang diterapkan
di lingkungan masing-masing secara konsekuen. Sampah-sampah hendaknya dibuang pada
tempat yang telah ditentukan.Masyarakat di sekitar sungai perlu merubah perilaku tentang
pemanfaatan sungai agar sungai tidak lagi dipergunakan sebagai tempat pembuangan
sampah dan tempat mandi-cuci-kakus (MCK). Peraturan pembuangan limbah industri
hendaknya dipantau pelaksanaannya dan pelanggarnya dijatuhi hukuman. Limbah industri
hendaknya diproses dahulu dengan teknik pengolahan limbah, dan setelah memenuhi syarat
baku mutu air buangan baru bisa dialirkan ke selokan-selokan atau sungai. Dengan demikian
akan tercipta sungai yang bersih dan memiliki fungsi ekologis.
Tindakan yang Perlu Dilakukan oleh Masyarakat:
1. Tidak membuang sampah atau limbah cair ke sungai, danau, laut dll.
2. Tidak menggunakan sungai atau danau untuk tempat mencuci truk, mobil dan sepeda
motor
3. Tidak menggunakan sungai atau danau untuk wahana memandikan ternak dan sebagai
tempat kakus
4. Tidak minum air dari sungai, danau atau sumur tanpa dimasak dahulu
Tahapan proses pengolahan air buangan tidak selalu dilakukan seperti di atas, tetapi
bergantung pada jenis limbah yang dihasilkan. Hasil akhir berupa air tak tercemar yang siap
dialirkan ke badan air dan lumpur yang siap dikelola lebih lanjut. Berdasarkan penelitian,
tanaman air seperti enceng gondok dapat dimanfaatkan untuk menyerap bahan pencemar di
dalam air.
c. Pencemaran tanah
Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak
menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi terjadinya
bahan pencemar, antara lain:
1. Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain
dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan
terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk. Untuk mengurangi
terciumnya bau busuk dari gas-gas yang timbul pada proses pembusukan, maka
penguburan sampah dilakukan secara berlapis-lapis dengan tanah.
2. Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan
oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang
dapat terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan
pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara
daerah pemukiman. Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong
menjadi partikel-partikel kecil, kemudian dikubur.
3. Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan
mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar
dilakukan proses pemurnian.
4. Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan dahulu pada sumursumur atau
tangki dalam jangka waktu yang cukup lama sampai tidak berbahaya, baru dibuang
ke tempat yang jauh dari pemukiman, misal pulau karang, yang tidak berpenghuni
atau ke dasar lautan yang sangat dalam.
5. Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai
dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
6. Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat
dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.
d. Pencemaran kebisingan
1. Penggunaa alat peredam suara
Ada berbagai cara untuk mengurangi pencemaran suara, salah satunya adalah
penggunaan alat peredam suara, kini banyak digunakan sistem kendali bising yang
aktif. Menurut Dr Ir Bambang Riyanto Trilaksono MSc, peneliti dan dosen pada
Departemen Teknik Elektron, Institut Teknologi Bandung (ITB), secara konvensional
bising diredam dengan memakai bahan-bahan peredam. Bahan tersebut ditempatkan di
sekitar sumber bising atau di dinding ruang yang intensitas bisingnya mau dikurangi.
Selain itu kini di perkantoran, hotel atau apartemen di kota-kota besar yang dekat
dengan lalu lintas utama atau dekat bandara yang dirasa lingkungannya mempunyai
kebisingan yang tidak bisa ditolerir oleh pendengaran manusia, maka Direktur Jendera
Bina Marga sejak tahun 1999 mencanangkan bangunan peredam bising.
Dimensi Bangunan Peredam Bising tersebut antara lain :
a. Tinggi minimal 2,75m (makin tinggi kemampuan redaman makin baik).
b. Tebal dinding minimal 10 cm.
Sedangkan Bahan bangunan peredam bisik :
a. Penggunaan bahan untuk mereduksi bising adalah dari hasil olahan industri berupa
beton ringan agregat yang disebut ALWA berupa konblok (masif) dengan komposisi
campuran: Semen : Pasir : ALWA= 1 : 4 : 4
b. Dimensi konblok ALWA dapat dicetak menurut ukuran pabrik, sebagai berikut: (30
x 10 x 15) atau (30x15x15)cm
c. Bahan selain ALWA seperti Bata Merah atau Batako harus dengan rancangan
khusus untuk memperoleh kemampuan redaman bising yang baik. Secara terus
menerus program ini terus disosialisasikan oleh pemerintah dalam upaya mengurangi
polusi suara.
2. Pendidikan
Melalui pendidikan dapat memberikan kesadaran serta membentuk sikap positif
terhadap alam sekiar terutama dari hal-hal yang sangat kecil. Melalui pendidikan
mereka dapat mengetahui berbagai pencemaran alam dari segi efek-efek negative
terhadap lingkungan dan manusia.
3. Tanggung jawab bersama
Pemerintah harus berperan dalam membuat hukum untuk melindungi alam
sekitar. Pengawasan oleh pejabat lingkungan perlu ditingkatkan. Pengusaha pabrik
harus mendapatkan pengetahuan tentang berbagai bentuk pencemaran dan
dampaknya terhadap lingkungan sebelum memulai operasi pabriknya. Sehingga
pemilik pabrik dapat memasang alat peredam suara dalam setiap poduknya sehingga
kebisingan dapat diminimalisir. Terutama untuk pabrik kendaran, Pabrik kendaraan
perlu memikirkan produksi kendaraan yang mesinnya lebih senyap dan ramah
lingkungan.
Selain itu, masyarakat juga harus memperhatikan alat-alat yang dapat
menimbulkan kebisingan. karena delapan puluh persen penyebab pencemaran suara
ini datangnya dari manusia sendiri. Terutama peralatan rumah tangga, seperti tidak
terlalu banyak memakai alat elektronik yang menimbulkan suara bising, tidak
berteriak dalam berbicara atau tidak mendengarkan musik dengan earphone dengan
sangat keras. Karena secara tidak langsung hal itu bisa mengurangi kelelahan otak
dalam mendengar.
4. Pameran dan kampanye lingkungan
Mengadakan pameran secara berkala disetiap daerah tertentu tentu perlu
dilakukan dengan mendistribusikan brosur tenteng penyebab dan dampak
pencemaran suara terhadap lingkungan dan manusia. Selain itu, pemerintah perlu
menunjukkan slide terkait pencemaran suara agar dapat menyadarkan masyarakat
dan mengajar masyarakat untuk melindungi lingkungan.
5. Melalui media massa
Penyiaran masalah terkait lingkungan agar masyarakat peka dan berhati-hati
untuk melindungi lingkungan dari pencemaran. Di samping itu juga pihak media
massa juga harus selalu meng-uptade informasi tentang lingkungan terutama
masalah pencemaran.
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Indonesia. 2008. Tinjauan Pustaka 2.1 peencemaran udara. https://lib.ui.ac.id/file?
file=digital/123416-S-5436-Hubungan%20antara-Literatur.pdf diakses pada 18 September 2022
pukul 06.57
Ai Siti Rahayu. 2021. Pencemaran Tanah: Penyebab, Dampak, Contoh dan Solusinya.
https://www.gramedia.com/literasi/pencemaran-tanah/ diakses pada 18 September 2022 pukul
00.42