Anda di halaman 1dari 14

Riski Auliyah Akib

220101501025
A13

PENCEMARAN LINGKUNGAN

 Pencemaran udara
 Pencemaran air
 Pencemaran tanah
 Pencemaran kebisingan

1. Pengertian dari Pencemaran Lingkungan


a. Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan
terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan
kesehatan tubuh manusia. Pencemaran udara biasanya terjadi di kota-kota besar dan juga
daerah padat industri yang menghasilkan gas-gas yang mengandung zat di atas batas
kewajaran.
Pencemaran udara atau sering kita dengar dengan istilah polusi udara menurut
Akhmad (2000) diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara
yang menyebabkan perubahan susunan atau komposisi udara dari keadaan normalnya.
Pencemaran udara disebabkan oleh berbagai macam zat kimia, baik berdampak
langsung maupun tidak langsung yang semakin lama akan semakin mengganggu
kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan.
Udara adalah kumpulan atau campuran gas, yang terbanyak adalah nitrogen dan
oksigen. Oksigen sangat penting untuk mendukung kehidupan makhluk hidup dan
memungkinkan terjadinya pembakaran bahan bakar. Komposisi udara bersih sangat
bervariasi dari satu tempat dengan tempat yang lain di seluruh dunia. Rata-rata
persentase (per volume) gas dalam udara bersih dan kering yaitu nitrogen 78%, oksigen
20,8%, argon 0,9%, karbondioksida 0,03%, dan gas lainnya 0,27%.

b. Pencemaran Air
Pencemaran air adalah ketika zat berbahaya — sering kali bahan kimia atau
mikroorganisme — mencemari sungai, sungai, danau, samudra, akuifer, atau sumber air
lainnya, sehingga menurunkan kualitas air dan membuatnya beracun bagi manusia atau
lingkungan. Bisa juga di definisikan sebagai keberadaan bahan kimia beracun serta
substansi biologis di dalam air yang melebihi ambang batas apa yang secara alami
ditemukan di air dan dapat menimbulkan ancaman bagi kesehatan manusia dan / atau
lingkungan. Pencemaran air adalah sebuah kondisi dimana zat berbahaya, mirip bahan
kimia atau mikroorganisme mengkontaminasi sungai, danau, bahari, atau badan air
lainnya dan menjadikannya beracun bagi makhluk hayati.
Pencemaran air juga biasa di definisakan sebagai penyimpangan sifat-sifat air dari
keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Keadaan normal air masih tergantung
padafaktor penentu, yaitu kegunaan air itu sendiri dan asal sumber air. Air dikatakan
tercemar jika terdapat benda-benda asing yang mengakibatkan air tersebut tidak dapat
digunakan sesuai dengan peruntukannya secara normal. Pencemaran air pada umumnya
diakibatkan kegiatan manusia. Besar kecilnya pencemaran akan tergantung
dari kualitas dan kuantitas limbah yang dibuangke sungai, baik limbah padat maupun
limbah cair.

c. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah suatu kondisi dimana tanah tercemar di area permukaan
atau bahkan bawah tanah. Pencemaran ini disebabkan karena adanya polutan atau
kontaminan yang mencemari tanah.
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran
limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida;
masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan
kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat
penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak
memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia
dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang
masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat
beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan
atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

d. Pencemaran Kebisingan
Polusi suara atau pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan
oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di sekitarnya.
Pencamaran bunyi adalah  bunyi bising yang keterlaluan yang bisa memekakkan telinga
siapa yang mendengarnya.Pencemaran bunyi biasanya melebihi 80 desibel (dB).
Pencemaran bunyi adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu
kesehatan dan kenyamanan lingkungan yang dinyatakan dalam satuan desibel (dB).
Kebisingan juga dapat didefinisikan sebagai bunyi yang tidak disukai, suara yang
mengganggu atau bunyi yang menjengkelkan.
Kebisingan dapat diartikan sebagai pencemaran suara karena masuknya suara yang
tidak diinginkan ke dalam lingkungan yang menyebabkan kualitas lingkungan menurun
karena tidak sesuai peruntukkannya, sehingga berdampak negatif kepada faktor fisiologi
dan psikologi manusia yang erat kaitannya dengan penurunan kualitas hidup. Dalam
beberapa kasus kebisingan dapat menghilangkan konsentrasi dan kesadaran sesaat,
sehingga menyebabkan kecelakaan pada manusia. Oleh karena itu, dalam hubungannya
dengan meningkatkan standar kehidupan masyarakat seperti standar kesehatan, tingkat
keselamatan atau keamanan, dan tingkat kenyamanan, maka ukuran dan nilai kebisingan
yang dapat diterima manusia perlu menjadi pertimbangan dalam desain jalan dan sarana
serta prasarana transportasi.

2. Faktor faktor penyebab pencemaran


a. Pencemaran udara
Penyebab pencemaran udara dari faktor adalah alam contohnya adalah aktifitas gunung
berapi yang mengeluarkan abu dan gas vulkanik, kebakaran hutan, dan kegiatan
mikroorganisme. Polutan yang dihasilkan biasanya berupa asap, debu, dan gas.

Penyebab polusi udara yang kedua adalah faktor manusia dengan segala aktifitasnya.
Berbagai kegiatan manusia yang dapat menghasilkan polutan antara lain :

1. Pembakaran; Semisal pembakaran sampah, pembakaran pada kegiatan rumah tangga,


kendaraan bermotor, dan kegiatan industri. Polutan yang dihasilkan antara lain asap, debu,
grit (pasir halus), dan gas (CO dan NO).
2. Proses peleburan; Semisal proses peleburan baja, pembuatan soda, semen, keramik, aspal.
Polutan yang dihasilkannya meliputi debu, uap, dan gas.
3. Pertambangan dan penggalian; Polutan yang dihasilkan terutama adalah debu.
4. Proses pengolahan dan pemanasan; Semisal proses pengolahan makanan, daging, ikan, dan
penyamakan. Polutan yang dihasilkan meliputi asap, debu, dan bau.
5. Pembuangan limbah; baik limbah industri maupun limbah rumah tangga. Polutannya adalah
gas H2S yang menimbulkan bau busuk.
6. Proses kimia; Semisal pada pemurnian minyak bumi, pengolahan mineral, dan pembuatan
keris. Polutan yang dihasilkan umunya berupa debu, uap dan gas.
7. Proses pembangunan; Semisal pembangunan gedung-gedung, jalan dan kegiatan yang
semacamnya. Polutannya seperti asap dan debu.
8. Proses percobaan atom atau nuklir; Polutan yang dihasilkan terutama adalah gas dan debu
radioaktif.
9. manusia menjadi penyebab utama dan terbesar terjadinya pencemaran udara. Belum lagi
jika kebakaran hutan, sebagai salah satu penyebab polusi udara terbesar, dimasukkan
sebagai pencemaran udara yang disebabkan oleh manusia. Karena tidak dapat dipungkiri
bahwa sebagian besar kebakaran hutan dan lahan sengaja dilakukan oleh manusia.

b. Pencemaran air
- Alamiah
Faktor alamiah adalah faktor pencemaran air yang disebabkanoleh alam. Beberapa faktor
pencemaran yang disebabkan oleh kejadian alami sebagai berikut :
 Gempa Bumi
Salah satu penyebab pencemaran air adalah gempa bumikarena pada saat gempa
terjadi, lapisan bumi akan mengalami pergeseran yang menyebabkan air tanah akan
mengalami pegeseran yang menyebabkan air menjadi keruh dan mata air menjadi
kering2.
 Tsunami
Setelah terjadi tsunami bisa dipastikan daerah yang terkenadampak tsunami akan
mengalami pencemaran air dikarenakanoleh air laut yang memporak porandakan
dataran yangmenyebabkan sumber air bersih akan berkurang.3.
 Letusan Gunung
Letusan gunung berapi selain berdampak pada udara jugamemiliki dampak terhadap
sumber air yang menyebabkan pencemaran air. Saat gunung Meletus akan
mengeluarkan material yang mengandung bahan vulkanik yang akan sampaidi
sumber air bersih yang menyebakan perubahan kondisi air bersih menjadi tercemar.
- Kegiatan Manusia
Selain faktor alamiah pencemaran air juga disebabkan olehkegiatan manusia yang tidak
bertanggung jawab. Beberapa faktor penyebab pencemaran
air oleh kegitan manusia adalah sebagai berikut:
 Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga seperti air sabun dan cucian yang banyak orang
membuangnya secara sembarangan di sungai.
 Limbah Industri
Banyak sekali limbah pabrik yang langsung dibuang ke sungai.Hal ini jika dibiarkan
terus menerus dapat menyebabkan perubahan kondisi sungai yang bersih menjadi
tercemar oleh zat adiktif dari pabrik tersebut.
 Limbah Pertanian.
Limbah yang berasal dari pupuk kimia dan pestisida yangdigunakan untuk
memelihara tanaman dapat mencemari airyang terkandung di dalam tanah jika
penggunaannya secara berlebihan.
 Peternakan
Sisa metabolisme dari hewan ternak yang tidak diolah dan dibuang sembarangan
akan berdampak pada kualitas airdisekitar daerah pembuangan kotoran tersebut. Hal
ini jikadalam skala besar akan berdampak pada air tanah yangmenyebabkan sumber
air bersih akan tercemar.
 Sampah
Pembuangan sampah secara sembarangan merupakan salahsatu sebab pencemaran
air. Sampah yang dibuang disembarangtempat atau yang dibuang di saluran air akan
dibawa oleh airhujan menuju sungai yang akan menyebabkan sungai
menjaditercemar dan menyebabkan pencemaran air. Sampah yangmenyebabkan
pencemaran bukan hanya plastik tetapi jugasampah organik dan sisa pembusukan
hewan seperti bangkai.Jika sungai banyak menampung sampah maka air
disungaitersebut sudah pasti akan mengalami pencemaran.
c. Pencemaran tanah
Secara umum, Pencemaran tanah dapat disebabkan limbah domestik, limbah industri,
dan limbah pertanian.

- Limbah domestik
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk;
perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor
pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
1. Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kantong plastik, bekas kaleng minuman,
bekas botol plastik air mineral, dsb.
2. Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak
kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
- Limbah industri
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk;
perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor
pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
1. Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri berupa
padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan
pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.
2. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-
sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal,
perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan
logam.
- Limbah pertanian
Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman,
misalnya pupuk urea Pestisida pemberantas hama tanaman misalnya DDT.

d. Pencemaran kebisingan
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat syarat suatu
zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk
hidup.Sifat polutan adalah:
- Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak
merusak lagi.
- Merusak dalam jangka waktu lama.
Bunyi yang menimbulkan kebisingan disebabkan oleh sumber suara yang bergetar.
Getaran sumber suara ini mengganggu keseimbangan molekul udara sekitarnya sehingga
molekul-molekul udara ikut bergetar. Getaran sumber ini menyebabkan terjadinya
gelombang rambatan energi mekanis dalam medium udara menurut pola ramatan
longitudinal. Rambatan gelombang diudara ini dikenal sebagai suara atau bunyi sedangkan
dengan konteks ruang dan waktu sehingga dapat menimbulkan gangguan kenyamanan dan
kesehatan.
Untuk mengetahui penyebab terjadinya pencemaran bunyi, maka kita perlu tahu sumber-
sumber dari pencemaran bunyi. Sumber pencemaran bunyi ialah sumber bunyi yang
kehadirannya dianggap mengganggu pendengaran baik dari sumber bergerak maupun tidak
bergerak. Umumnya sumber kebisingan dapat berasal dari kegiatan industri, perdagangan,
pembangunan, alat pembangkit tenaga, alat pengangkut dan kegiatan rumah tangga. Di
Industri, sumber kebisingan dapat di klasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu
1. Mesin
Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktifitas mesin.
2. Vibrasi
Kebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran yang ditimbulkan akibat gesekan,
benturan atau ketidak seimbangan gerakan bagian mesin. Terjadi pada roda gigi, roda
gila, batang torsi, piston, fan, bearing, dan lain-lain.
3. Pergerakan udara, gas dan cairan
Kebisingan ini di timbulkan akibat pergerakan udara, gas, dan cairan dalam kegiatan
proses kerja industri misalnya pada pipa penyalur cairan gas, outlet pipa, gas buang, jet,
flare boom, dan lain-lain.
Sebagai contoh beberapa bunyi/suara yang menyebabkan kebisingan yang kekuatannya
diukur dengan dB atau desibel adalah :
1. Orang ribut / silat lidah = 80 dB
2. Suara kereta api / krl = 95 dB
3. Mesin motor 5 pk = 104 dB
4. Suara petir = 120 dB
5. Pesawat jet tinggal landas = 150 dB

3. Pencegahan atau penanggulangan pencemaran


a. Pencemaran udara
Upaya penanggulangan dilakukan dengan tindakan pencegahan (preventif) yang
dilakukan sebelum terjadinya pencemaran dan tindakan kuratif yang dilakukan
sesudah terjadinya pencemaran.
1. Usaha Preventif (sebelum pencemaran)
- mengembangkan energi alternatif dan teknologi yang ramah lingkungan
- mensosialisasikan pelajaran lingkungan hidup (PLH) di sekolah dan masyarakat
- mewajibkan dilakukannya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) bagi
industry atau usaha yang menghasilkan limbah
- tidak membakar sampah di pekarangan rumah
- tidak menggunakan kulkas yang memakai CFC (freon) dan membatasi penggunaan
AC dalam kehidupan sehari-hari
- tidak merokok di dalam ruangan
- menanam tanaman hias di pekarangan atau di pot-pot
- ikut berpartisipasi dalam kegiatan penghijauan
- ikut memelihara dan tidak mengganggu taman kota dan pohon pelindung
- tidak melakukan penebangan hutan, pohon dan tumbuhan liar secara sembarangan
- mengurangi atau menghentikan penggunaan zat aerosol dalam penyemprotan ruang
- menghentikan penggunaan busa plastik yang mengandung CFC
- mendaur ulang freon dari mobil yang ber-AC
- mengurangi atau menghentikan semua penggunaan CFC dan CCl4
2. Usaha kuratif (sesudah pencemaran)
Bila telah terjadi dampak dari pencemaran udara, maka perlu dilakukan beberapa
usaha untuk memperbaiki keadaan lingkungan, dengan cara:
- menggalang dana untuk mengobati dan merawat korban pencemaran lingkungan.
- kerja bakti rutin di tingkat RT/RW atau instansiinstansi untuk membersihkan
lingkungan dari polutan.
- melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) sebagai tempat/pabrik daur
ulang.
- menggunakan penyaring pada cerobong-cerobong di kilang minyak atau pabrik yang
menghasilkan asap atau jelaga penyebab pencemaran udara.
- mengidentifikasi dan menganalisa serta menemukan alat atau teknologi tepat guna
yang berwawasan lingkungan setelah adanya musibah/kejadian akibat pencemaran
udara, misalnya menemukan bahan bakar dengan kandungan timbal yang rendah
(BBG).

Untuk melindungi masyarakat terhadap bahaya polusi udara, maka perlu dilakukan
usaha-usaha sebagai berikut, antara lain :

 Setiap pabrik diwajibkan melakukan pengolahan terlebih dahulu terhadap asap


pabriknya sebelum    di buang ke udara bebas. Pengolahan yang dapat dilakukan
adalah:
1. Untuk udara yang mengandung gas atau uap :
- Dengan cara mencuci, yaitu udara dialirkan ke dalam air atau cairan yang
mudah bereaksi  dengan gas atau uap yang terdapat dalam udara kotor
tersebut sehingga terikat.
- Dengan jalan membakar, yaitu udara yang kotor di lewatkan pada alat
pembakar agar terbakar semua.
2. Untuk udara yang mengandung debu atau alcohol
- Udara kotor yang akan di buang di alirkan dalam satu kamar khusus, yang di
sebut kamar     pengendap agar debu-debunya mengendap.
- Udara kotor di lewatkan pada alat khusus perangkap kelembapan sehingga
partikel yang ada di  dalam nya tidak ikut bersama aliran udara.
- Udara kotor di lewatkan pada ruangan khusus secara melingkar-lingkar
(cyclone) sehingga  partikel yang terdapat di dalamnya melekat di dinding
- Dengan presipitasi dinamis, alat yang bentuknya seperti baling-balingyang
menyebabkan partikel-partikel yang terdapat pada udara kotor terhempas dan
terkumpul di sekitar baling-baling.
- Partikel-partikel yang terdapat dalam udara kotor di saring dengan suatu filter
khusus. Partikel dalam udara kotor di endapkan secara elektrik karena adanya
perbedaan tegangan listrik diantara dua kutub listrik.

3. Untuk kendaraan bermotor, digunakan bahan bakar yang sedikitnya mencemari


udara, seperti bahan bakar gas atau bahan bakar sinar matahari. Bagi kendaraan
bermotor yang sisa  pembakarannya lebih banyak, sebaiknya menggunakan
jalan-jalan di pinggir kota.

4. Melakukan penghijauan kota, karena tumbuh-tumbuhan dapat menghasilkan


oksigen pada siang hari di samping menyerap karbon dioksida dari udara. Oleh
alam, hujan yang turun menyebabkankotoran di udara berkurang dan angin akan
menyebabkan kotoran di udara tersebar luas, sehinggatidak terkonsentrasi pada
daerah tertentu.

Selain usaha preventif dan kuratif, Pemerintah juga perlu mencanangkan


programprogram yang bertujuan untuk mengendalikan pencemaran, khususnya
pencemaran udara, yaitu;
- PROGRAM LANGIT BIRU yang dicanangkan sejak Agustus 1996. Bertujuan untuk
meningkatkan kembali kualitas udara yang telah tercemar, misalnya dengan
melakukan uji emisi kendaraan bermotor.
- Keharusan membuat cerobong asap bagi industri/ pabrik.
- Imbauan mengurangi bahan bakar fosil (minyak, batu bara) dan menggantinya
dengan energy alternatif lainnya.
- Membatasi beroperasinya mobil dan mesin pembakar yang sudah tua dan tidak layak
pakai.
- Larangan menggunakan gas CFC
- Larangan beredarnya insektisida berbahaya seperti DDT (dikhloro difenil trikhloro
etana).
- Melarang penggunaan CFC pada produksi kosmetika.
- Menetapkan undang-undang dan hukum tentang pelaksanaan perlindungan lapisan
ozon (secara nasional dan internasional).

b. Pencemaran air
1. Perubahan Perilaku Masyarakat
Secara alami, ekosistem air dapat melakukan “rehabilitasi” apabila terjadi
pencemaran terhadap badan air. Kemampuan ini ada batasnya. Oleh karena itu perlu
diupayakan untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran air. Untuk mengatasi
pencemaran air dapat dilakukan usaha preventif, misalnya dengan tidak membuang sampah
dan limbah industri ke sungai. Kebiasaan membuang sampah ke sungai dan disembarang
tempat hendaknya diberantas dengan memberlakukan peraturan-peraturan yang diterapkan
di lingkungan masing-masing secara konsekuen. Sampah-sampah hendaknya dibuang pada
tempat yang telah ditentukan.Masyarakat di sekitar sungai perlu merubah perilaku tentang
pemanfaatan sungai agar sungai tidak lagi dipergunakan sebagai tempat pembuangan
sampah dan tempat mandi-cuci-kakus (MCK). Peraturan pembuangan limbah industri
hendaknya dipantau pelaksanaannya dan pelanggarnya dijatuhi hukuman. Limbah industri
hendaknya diproses dahulu dengan teknik pengolahan limbah, dan setelah memenuhi syarat
baku mutu air buangan baru bisa dialirkan ke selokan-selokan atau sungai. Dengan demikian
akan tercipta sungai yang bersih dan memiliki fungsi ekologis.
Tindakan yang Perlu Dilakukan oleh Masyarakat:
1. Tidak membuang sampah atau limbah cair ke sungai, danau, laut dll.
2. Tidak menggunakan sungai atau danau untuk tempat mencuci truk, mobil dan sepeda
motor
3. Tidak menggunakan sungai atau danau untuk wahana memandikan ternak dan sebagai
tempat kakus
4. Tidak minum air dari sungai, danau atau sumur tanpa dimasak dahulu

2. Pembuatan Kolam Pengolah Limbah Cair


Saat ini mulai digalakkan pembuatan WC umum yang dilengkapi septic tank di
daerah/lingkungan yang rata-rata penduduknya tidak memiliki WC. Setiap sepuluh rumah
disediakan satu WC umum. Upaya demikian sangat bersahabat dengan lingkungan, murah
dan sehat karena dapat menghindari pencemaran air sumur / air tanah. Selain itu, sudah
saatnya diupayakan pembuatan kolam pengolahan air buangan (air cucian, air kamarmandi,
dan lain-lain) secara kolektif, agar limbah tersebut tidak langsung dialirkan ke selokan atau
sungai.
Untuk limbah industri dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar ke dalam
beberapa kolam kemudian dibersihkan, baik secara mekanis (pengadukan), kimiawi (diberi
zat kimia tertentu) maupun biologis (diberi bakteri, ganggang atau tumbuhan air lainnya).
Pada kolam terakhir dipelihara ikan untuk menguji kebersihan air dari polutan yang
berbahaya. Reaksi ikan terhadap kemungkinan pengaruh polutan diteliti.
Dengan demikian air yang boleh dialirkan keluar (selokan, sungai dll.) hanyalah air
yang tidak tercemar. Salah satu contoh tahap-tahap proses pengolahan air buangan adalah
sebagai berikut:
1. Proses penanganan primer, yaitu memisahkan air buangan dari bahan-bahan padatan
yang mengendap atau mengapung.
2. Proses penanganan sekunder, yaitu proses dekomposisi bahan-bahan padatan secara
biologis
3. Proses penanganan tersier, yaitu menghilangkan komponen-komponen fosfor dan
padatan tersuspensi, terlarut atau berwarna dan bau. Untuk itu bisa menggunakan
beberapa metode bergantung pada komponen yang ingin dihilangkan.
4. Pengendapan, yaitu cara kimia penambahan kapur atau metal hidroksida untuk
mengendapkan fosfor.
5. Adsorbsi, yaitu menghilangkan bahan-bahan organik terlarut, berwarna atau bau.
6. Elektrodialisis, yaitu menurunkan konsentrasi garam-garam terlarut dengan
menggunakan tenaga listrik
7. Osmosis, yaitu mengurangi kandungan garam-garam organik maupun mineral dari
air
8. Klorinasi, yaitu menghilangkan organisme penyebab penyakit

Tahapan proses pengolahan air buangan tidak selalu dilakukan seperti di atas, tetapi
bergantung pada jenis limbah yang dihasilkan. Hasil akhir berupa air tak tercemar yang siap
dialirkan ke badan air dan lumpur yang siap dikelola lebih lanjut. Berdasarkan penelitian,
tanaman air seperti enceng gondok dapat dimanfaatkan untuk menyerap bahan pencemar di
dalam air.

c. Pencemaran tanah
Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak
menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi terjadinya
bahan pencemar, antara lain:
1. Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain
dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan
terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk. Untuk mengurangi
terciumnya bau busuk dari gas-gas yang timbul pada proses pembusukan, maka
penguburan sampah dilakukan secara berlapis-lapis dengan tanah.
2. Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan
oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang
dapat terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan
pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara
daerah pemukiman. Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong
menjadi partikel-partikel kecil, kemudian dikubur.
3. Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan
mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar
dilakukan proses pemurnian.
4. Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan dahulu pada sumursumur atau
tangki dalam jangka waktu yang cukup lama sampai tidak berbahaya, baru dibuang
ke tempat yang jauh dari pemukiman, misal pulau karang, yang tidak berpenghuni
atau ke dasar lautan yang sangat dalam.
5. Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai
dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
6. Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat
dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.

d. Pencemaran kebisingan
1.  Penggunaa alat peredam suara
Ada berbagai cara untuk mengurangi pencemaran suara, salah satunya  adalah
penggunaan alat peredam suara, kini banyak digunakan sistem kendali bising yang
aktif. Menurut Dr Ir Bambang Riyanto Trilaksono MSc, peneliti dan dosen pada
Departemen Teknik Elektron, Institut Teknologi Bandung (ITB), secara konvensional
bising diredam dengan  memakai bahan-bahan peredam. Bahan tersebut ditempatkan di
sekitar sumber bising atau di dinding ruang yang intensitas bisingnya mau dikurangi.
Selain itu kini di perkantoran, hotel atau apartemen di kota-kota besar yang dekat
dengan lalu lintas utama atau dekat bandara yang dirasa lingkungannya mempunyai
kebisingan yang tidak bisa ditolerir oleh pendengaran manusia, maka Direktur Jendera
Bina Marga sejak tahun 1999 mencanangkan bangunan peredam bising.
Dimensi Bangunan Peredam Bising tersebut antara lain :
a. Tinggi minimal 2,75m (makin tinggi kemampuan redaman makin baik).
b. Tebal dinding minimal 10 cm.
Sedangkan Bahan bangunan peredam bisik :
a. Penggunaan bahan untuk mereduksi bising adalah dari hasil olahan industri berupa
beton ringan agregat yang disebut ALWA berupa konblok (masif) dengan komposisi
campuran: Semen : Pasir : ALWA= 1 : 4 : 4
b. Dimensi konblok ALWA dapat dicetak menurut ukuran pabrik, sebagai berikut: (30
x 10 x 15) atau (30x15x15)cm
c. Bahan selain ALWA seperti Bata Merah atau Batako harus dengan rancangan
khusus untuk memperoleh kemampuan redaman bising yang baik. Secara terus
menerus program ini terus disosialisasikan oleh pemerintah dalam upaya mengurangi
polusi suara.
2. Pendidikan
Melalui pendidikan dapat memberikan kesadaran serta membentuk sikap positif
terhadap alam sekiar terutama dari hal-hal yang sangat kecil. Melalui pendidikan
mereka dapat mengetahui berbagai pencemaran alam dari segi efek-efek negative
terhadap lingkungan dan manusia.
3. Tanggung jawab bersama
Pemerintah harus berperan dalam membuat hukum untuk melindungi alam
sekitar. Pengawasan  oleh pejabat lingkungan perlu ditingkatkan. Pengusaha pabrik
harus mendapatkan pengetahuan tentang berbagai bentuk pencemaran dan
dampaknya terhadap lingkungan sebelum memulai operasi pabriknya. Sehingga
pemilik pabrik dapat memasang alat peredam suara dalam setiap poduknya sehingga
kebisingan dapat diminimalisir. Terutama untuk pabrik kendaran, Pabrik kendaraan
perlu memikirkan produksi kendaraan yang mesinnya lebih senyap dan ramah
lingkungan.
Selain itu, masyarakat juga harus memperhatikan alat-alat yang dapat
menimbulkan kebisingan. karena delapan puluh persen penyebab pencemaran suara
ini datangnya dari manusia sendiri. Terutama peralatan rumah tangga, seperti tidak
terlalu banyak memakai alat elektronik yang menimbulkan suara bising, tidak
berteriak dalam berbicara atau tidak mendengarkan musik dengan earphone dengan
sangat keras. Karena secara tidak langsung hal itu bisa mengurangi kelelahan otak
dalam mendengar.
4.  Pameran dan kampanye lingkungan
Mengadakan pameran  secara berkala disetiap daerah tertentu tentu perlu
dilakukan dengan mendistribusikan brosur tenteng penyebab dan dampak
pencemaran suara terhadap lingkungan dan manusia. Selain itu, pemerintah perlu
menunjukkan slide terkait pencemaran suara agar dapat menyadarkan masyarakat
dan mengajar masyarakat untuk melindungi lingkungan.
5. Melalui media massa
Penyiaran masalah terkait lingkungan agar masyarakat peka dan berhati-hati
untuk melindungi lingkungan dari pencemaran. Di samping itu juga pihak media
massa juga harus selalu meng-uptade informasi tentang lingkungan terutama
masalah pencemaran.
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Indonesia. 2008. Tinjauan Pustaka 2.1 peencemaran udara. https://lib.ui.ac.id/file?
file=digital/123416-S-5436-Hubungan%20antara-Literatur.pdf diakses pada 18 September 2022
pukul 06.57

Intan Fauzi. 2022. Pencemaran Air. (https://kepegawaian.uma.ac.id/pencemaran-air/


https://intanfauzi.com/pengertian-pencemaran-air-penyebabnya/ dan
https://www.academia.edu/37977031/MAKALAH_PENYEBAB_DAN_PENANGGULANGAN_P
ENCEMARAN_AIR_docx diakses pada 18 September 2022 pukul 00.46

Ai Siti Rahayu. 2021. Pencemaran Tanah: Penyebab, Dampak, Contoh dan Solusinya.
https://www.gramedia.com/literasi/pencemaran-tanah/ diakses pada 18 September 2022 pukul
00.42

Agata Eka Siswandari Setia Mahanani. 2011 Kebisingan termasuk pemcemarah.http://e-


journal.uajy.ac.id/1512/2/1TS12253.pdf diakses pada 18 September 2022 pukul 07.06

Admin disperkimta. 2019. Sumber dan penyebab pencemaran udara


https://disperkimta.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/sumber-dan-penyebab-pencemaran-
udara-75 diakses pada 18 September 2022 pukul 07.12

Jefry Jhonnasis. 2018. Penanggulangan Pencemaran Air Bersih.


https://www.academia.edu/37977031/MAKALAH_PENYEBAB_DAN_PENANGGULANGAN_P
ENCEMARAN_AIR_docx diakses pada 18 September 2022 pada pukul 11.48
Andi fikri. 2018. Makalah Pencemaran Tanah.
https://www.academia.edu/36382048/Makalah_Pencemaran_Tanah diakses pada 18 September
2022 pada pukul 11.53
Moh. Anugrah. 2014. Masalah Pencemaran Udara.
https://www.academia.edu/9194281/Makalah_Pencemaran_Udara diakses pada 18 september 2022
pada pukul 13.40
Nila Paramita. 2012. Pencemaran Suara atau bunyi.
https://www.academia.edu/8473171/PENCEMARAN_SUARA_BUNYI diakses pada 18
September 2022 pada pukul 13.51

Anda mungkin juga menyukai