Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat
energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan
oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai
ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi.
Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Makhluk hidup
di muka bumi ini tak dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Air merupakan kebutuhan
utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan seandainya di bumi
tidak ada air. Namun demikian, air dapat menjadi malapetaka bilamana tidak tersedia
dalam kondisi yang benar, baik kualitas maupun kuantitasnya. Air yang relatif bersih
sangat didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk
keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan
lain sebagainya.
Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di
muka bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan
hidup dari tumbuhan. Memang ada tumbuhan dan hewan yang hidup di laut, tetapi
sebagian besar dari makanan kita berasal dari permukaan tanah.. Oleh sebab itu, sudah
menjadi kewajiban kita menjaga kelestarian tanah sehingga tetap dapat mendukung
kehidupan di muka bumi ini. Akan tetapi, sebagaimana halnya pencemaran air dan udara,
pencemaran tanah pun akibat kegiatan manusia juga.Kita semua tahu Indonesia adalah
negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya. Salah satu kekayaan tersebut,
Indonesia memiliki tanah yang sangat subur karena berada di kawasan yang umurnya
masih muda, sehingga di dalamnya banyak terdapat gunung-gunung berapi yang mampu
mengembalikan permukaan muda kembali yang kaya akan unsur hara.
Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia
banyak yang digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikan dampak jangka
panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut. Salah satu diantaranya,
1

penyelenggaraan pembangunan Pembangunan kawasan industri di daerah-daerah


pertanian dan sekitarnya menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian, pencemaran
tanah dan badan air yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil/produk
pertanian, terganggunya kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk hidup
lain.Sedangkan kegiatan pertambangan menyebabkan kerusakan tanah, erosi dan
sedimentasi, serta kekeringan. Kerusakan akibat kegiatan pertambangan adalah berubah
atau hilangnya bentuk permukaan bumi (landscape), terutama pertambangan yang
dilakukan secara terbuka (opened mining) meninggalkan lubang-lubang besar di
permukaan bumi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran air dan tanah ?
2. Bagaimana macam-macam pencemaran air dan tanah ?
3. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari pencemaran air dan tanah ?
4. Bagaimana kategori pencemaran air dan tanah ?
5. Bagaimana Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat pencemaran air
dan tanah ?
6. Bagaimana upaya pencegahan pencemaran air dan tanah ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pencemaran air dan tanah
2. Untuk mengetahui macam-macam pencemaran air dan tanah
3. Untuk mengetahui dampak pencemaran air dan tanah
4. Untuk mengetahui kategori pencemaran air dan tanah
5. Untuk mengetahui Indikator pencemaran air dan tanah
6. Untuk mengetahui upaya pencegahan pencemaran air dan tanah

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian pencemaran air dan tanah
2.1.1

Pengertian Pencemaran air


Istilah pencemaran air atau polusi air dapat dipersepsikan berbeda oleh satu orang

dengan orang lainnya mengingat banyak pustaka acuan yang merumuskan definisi istilah
tersebut, baik dalam kamus atau buku teks ilmiah. Pengertian pencemaran air juga
didefinisikan dalam Peraturan Pemerintah, sebagai turunan dari pengertian pencemaran
lingkungan

hidup

yang

didefinisikan

dalam

undang-undang.

Dalam

praktek

operasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah ditunjukkan secara utuh,


melainkan sebagai pencemaraan dari komponen-komponen lingkungan hidup, seperti
pencemaran air, pencemaran air laut, pencemaran air tanah dan pencemaran udara.
Dengan demikian, definisi pencemaran air mengacu pada definisi lingkungan hidup yang
ditetapkan dalam UU tentang lingkungan hidup yaitu UU No. 23/1997.

Dalam PP No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air


didefinisikan sebagai : pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya
mahlukhidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiaan manusia
sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Pasal 1, angka 2). Definisi pencemaran air
tersebut dapat diuraikan sesuai makna pokoknya menjadi 3 (tga) aspek, yaitu aspek
kejadian, aspek penyebab atau pelaku dan aspek akibat (Setiawan, 2001).
2.1.2

Pengertian Pencemaran tanah


Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk

dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran
limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida;
masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan
kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat
3

penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak
memenuhi syarat (illegal dumping).
Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia
industri atau fasilitas komersial, penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah
tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan, zat kimia, atau limbah. air limbah dari tempat
penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak
memenuhi syarat.
Jika suatu zat berbahaya telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat
menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke
dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah
tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat
mencemari air tanah dan udara di atasnya.
2.2 Macam-macam sumber pencemaran air dan tanah
2.2.1 macam-macam pencemaran air
Saat ini hampir 10 juta zat kimia telah dikenal manusia, dan hampir 100.000 zat
kimia telah digunakan secara komersial. Kebanyakan sisa zat kimia tersebut dibuang ke
badan air atau air tanah. Sebagai contoh adalah pestisida yang biasa digunakan di
pertanian, industri atau rumah tangga, detergen yang biasa digunakan di rumah tangga
atau PCBs yang biasa digunakan pada alat-alat elektronik.
Erat kaitannya dengan masalah indikator pencemaran air, ternyata komponen pencemaran
air turut menentukan bagaimana indikator tersebut terjadi. Menurut Wardhana (2004),
komponen pencemaran air yang berasal dari industri, rumah tangga (pemukiman) dan
pertanian dapat dikelompokkan sebagai bahan buangan:
1. padat
4. cairan berminyak
2. organic dan olahan bahan makanan
3. anorganik

5. berupa panas

6. zat kimia

2.2.1.1 Bahan buangan padat


Yang dimaksud bahan buangan padat adalah adalah bahan buangan yang berbentuk padat,
baik yang kasar atau yang halus, misalnya sampah. Buangan tersebut bila dibuang ke air
menjadi pencemaran dan akan menimbulkan pelarutan, pengendapan ataupun
pembentukan koloidal.
Apabila bahan buangan padat tersebut menimbulkan pelarutan, maka kepekatan atau
berat jenis air akan naik. Kadang-kadang pelarutan ini disertai pula dengan perubahan
warna air. Air yang mengandung larutan pekat dan berwarna gelap akan mengurangi
penetrasi sinar matahari ke dalam air. Sehingga proses fotosintesa tanaman dalam air
4

akan terganggu. Jumlah oksigen terlarut dalam air menjadi berkurang, kehidupan
organisme dalam air juga terganggu.
2.2.1.2. Bahan buangan organic dan olahan bahan makanan
Bahan buangan organic umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi
oleh mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke perairan akan menaikkan populasi
mikroorganisme. Kadar BOD dalam hal ini akan naik. Tidak tertutup kemungkinan
dengan berambahnya mikroorganisme dapat berkembang pula bakteri pathogen yang
berbahaya bagi manusia. Demikian pula untuk buangan olahan bahan makanan yang
sebenarnya adalah juga bahan buangan organic yang baunya lebih menyengat. Umumnya
buangan olahan makanan mengandung protein dan gugus amin, maka bila didegradasi
akan terurai menjadi senyawa yang mudah menguap dan berbau busuk (misal. NH3).
2.2.1.3. Bahan buangan anorganik
Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya
adalah logam. Apabila masuk ke perairan, maka akan terjadi peningkatan jumlah ion
logam dalam air. Bahan buangan anorganik ini biasanya berasal dari limbah industri yag
melibatkan penggunaan unsure-unsur logam seperti timbal (Pb), Arsen (As), Cadmium
(Cd), air raksa atau merkuri (Hg), Nikel (Ni), Calsium (Ca), Magnesium (Mg) dll.
Kandungan ion Mg dan Ca dalam air akan menyebabkan air bersifat sadah. Kesadahan
air yang tinggi dapat merugikan karena dapat merusak peralatan yang terbuat dari besi
melalui proses pengkaratan (korosi). Juga dapat menimbulkan endapan atau kerak pada
peralatan. Apabila ion-ion logam berasal dari logam berat maupun yang bersifat racun
seperti Pb, Cd ataupun Hg, maka air yang mengandung ion-ion logam tersebut sangat
berbahaya bagi tubuh manusia, air tersebut tidak layak minum.
2.2.1.4. Bahan buangan cairan berminyak
Bahan buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan mengapung menutupi
permukaan air. Jika bahan buangan minyak mengandung senyawa yang volatile, maka
akan terjadi penguapan dan luas permukaan minyak yang menutupi permukaan air akan
menyusut. Lapisan minyak pada permukaan air dapat terdegradasi oleh mikroorganisme
tertentu, tetapi membutuhkan waktu yang lama. Selain itu, burungpun ikut terganggu,
karena bulunya jadi lengket, tidak dapat mengembang lagi akibat kena minyak.
2.2.1.5. Bahan buangan berupa panas (polusi thermal)
5

Perubahan kecil pada temperatur air lingkungan bukan saja dapat menghalau ikan atau
spesies lainnya, namun juga akan mempercepat proses biologis pada tumbuhan dan
hewan bahkan akan menurunkan tingkat oksigen dalam air. Akibatnya akan terjadi
kematian pada ikan atau akan terjadi kerusakan ekosistem. Untuk itu, polusi thermal
inipun harus dihindari. Sebaiknya industri-industri jika akan membuang air buangan ke
perairan harus memperhatikan hal ini.
2.2.1.6. Bahan buangan zat kimia
Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi dalam bahan pencemar air ini akan
dikelompokkan menjadi :
a. Sabun (deterjen, sampo dan bahan pembersih lainnya),
b. Bahan pemberantas hama (insektisida),
c. Zat warna kimia,
d. Zat radioaktif
a. Sabun

Adanya bahan buangan zat kimia yang berupa sabun (deterjen, sampo dan bahan
pembersih lainnya) yang berlebihan di dalam air ditandai dengan timbulnya buih-buih
sabun pada permukaan air. Sebenarnya ada perbedaan antara sabun dan deterjen serta
bahan pembersih lainnya. Sabun berasal dari asam lemak (stearat, palmitat atau oleat)
yang direaksikan dengan basa Na(OH) atau K(OH), berdasarkan reaksi kimia berikut ini :
C17H35COOH + Na(OH) C17H35COONa + H2O
Asam stearat

basa

sabun

Sabun natron (sabun keras) adalah garam natrium asam lemak seperti pada contoh reaksi
di atas. Sedangkan sabun lunak adalah garam kalium asam lemak yang diperoleh dari
reaksi asam lemak dengan basa K(OH).
Sedangkan deterjen adalah juga bahan pembersih sepeti halnya sabun, akan tetapi dibuat
dari senyawa petrokimia. Deterjen mempunyai kelebihan dibandingkan dengan sabun,
karena dapat bekerja pada air sadah. Bahan deterjen yang umum digunakan adalah
dedocylbenzensulfonat. Deterjen dalam air akan mengalami ionisassi membentuk
komponen bipolar aktif yang akan mengikat ion Ca dan/atau ion Mg pada air sadah.
Komponen bipolar aktif terbentuk pada ujung dodecylbenzen-sulfonat. Untuk dapat
6

membersihkan kotoran dengan baik, deterjen diberi bahan pembentuk yang bersifat
alkalis. Contoh bahan pembentuk yang bersifat alkalis adalah natrium tripoliposfat.
b. Bahan pemberantas Hama
Pemakaian bahan pemberantas hama (insektisida) pada lahan pertanian seringkali
mekiputi daerah yang sangat luas, sehingga sisa insektisida pada daerah pertanian
tersebut cukup banyak. Sisa bahan insektisida tersebut dapat sampai ke air lingkungan
melalui pengairan sawah, melalui hujan yang jatuh pada daerah pertanian kemudian
mengalir ke sungai atau danau di sekitarnya. Seperti halnya pada pencemaran udara,
semua jenis bahan insektisida bersifat racun apabila sampai kedalam air lingkungan.
c. Zat Warna Kimia
Pada dasarnya semua zat warna adalah racun bagi tubuh manusia. Oleh karena itu
pencemaran zat warna ke air lingkungan perlu mendapat perhatian agar tidak sampai
masuk ke dalam tubuh manusia melalui air minum. Ada zat warna tertentu yang relatif
aman bagi manusia, yaitu zat warna yang digunakan pada industri bahan makanan dan
minuman, industri farmasi/obat-obatan.
Berdasarkan bahan susunan zat warna dan bahan-bahan yang ditambahkan, dapat
dimengerti bahwa hampir semua zat warna kimia adalah racun. Apabila masuk ke dalam
tubuh manusia dapat bersifat cocarcinogenik, yaitu merangsang tumbuhnya kanker. Oleh
sebab itu, pembuangan zat kimia ke air lingkungan sangatlah berbahaya. Selain sifatnya
racun, zat warna kimia juga akan mempengaruhi kandungan oksigen dalam air
mempengaruhi pH air lingkungan, yang menjadikan gangguan bagi mikroorganisme dan
hewan air.
d. Zat radioaktif
Tidak tertutup kemungkanan adanya pembuangan sisa zat radioaktif ke air lingkungan
secara langsung. Ini dimungkinkan karena aplikasi teknologi nuklir yang menggunakan
zat radioaktif pada berbagai bidang sudah banyak dikembangkan, sebagai contoh adalah
aplikasi teknologinuklir pada bidang pertanian, kedokteran, farmasi dan lain lain. Adanya
zat radioaktif dalam air lingkungan jelas sangat membahayakan bagi lingkungan dan

manusia. Zat radioaktif dapat menimbulkan kerusakan biologis baik melalui efek
langsung atau efek tertunda.
2.2.2

Macam-macam pencemaran tanah

2.2.2.1. Limbah domestik


Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagangan/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor
pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
Limbah padat berupa senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan atau
diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan
bekas bahan bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur. Bahan
pencemar itu akan tetap utuh hingga 300 tahun yang akan datang. Bungkus plastik
yang kita buang ke lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan ditemukan oleh
anak cucu kita setelah ratusan tahun kemudian.
Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah
tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan
air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah
mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit

tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang.


Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan
merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam
tanah.

2.2.2.2. Limbah industri


Limbah Industri berasal dari sisa-sisa produksi industri. .
Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri
berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa
pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan

daging dll.
Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi,
misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia
lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang
dihasilkan dari proses industri pelapisan logam seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat
mencemari tanah. Merupakan zat yang sangat beracun terhadap mikroorganisme.
8

Jika meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme


yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah.
2.2.2.3. Limbah pertanian
Limbah pertanian dapat berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah
atau tanaman, misalnya pupuk urea dan pestisida untuk pemberantas hama tanaman.
Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah,
yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman
tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Dan penggunaan pestisida bukan saja
mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah.
Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu
penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal
terhadap pestisida tersebut.
2.3 Faktor pencemaran air dan tanah
2.3.1 Faktor pencemaran air
Banyak penyebab sumber pencemaran air, tetapi secara umum dapat
dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu sumber kontaminan langsung dan tidak langsung.
Sumber langsung meliputi efluen yang keluar dari industri, TPA sampah, rumah tangga
dan sebagainya. Sumber tak langsung adalah kontaminan yang memasuki badan air dari
tanah, air tanah atau atmosfir berupa hujan. Pada dasarnya sumber pencemaran air berasal
dari industri, rumah tangga (pemukiman) dan pertanian. Tanah dan air tanah mengandung
sisa dari aktivitas pertanian misalnya pupuk dan pestisida. Kontaminan dari atmosfir juga
berasal dari aktifitas manusia yaitu pencemaran udara yang menghasilkan hujan asam.
Gambar : Bagan Pengaruh Beberapa Jenis Bahan Pencemar terhadap Lingkungan
Perairan
Sumber Pencemaran

Komponen Lingkungan

Kesehatan Manusia

Atmosfir
Gas-gas
pencemar

Sumber
pencema
ran

Bahan
pencemar
terlarut

Biota
akuatik

Biota
terestial

Badan air

Kesehatan manusia

Bahan
pencemar
partikulat

Tanah

Sumber : Effendi (2003)

2.3.2 Faktor pencemaran tanah


Faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya pencemaran tanah antara lain
pembuangan bahan sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, seperti
plastik, kaleng, kaca, sehingga menyebabkan oksigen tidak bisa meresap ke tanah.
Faktor lain, yaitu penggunaan pestisida dan detergen yang merembes ke dalam
tanah dapat berpengaruh terhadap air tanah, flora, dan fauna tanah. Pada saat ini hampir
semua pemupukan tanah menggunakan pupuk buatan atau anorganik. Zat atau unsur hara
yang terkandung dalam pupuk anorganik adalah nitrogen (dalam bentuk nitrat atau urea),
fosfor (dalam bentuk fosfat), dan kalium. Meskipun pupuk anorganik ini sangat
menolong untuk meningkatkan hasil pertanian, tetapi pemakaian dalam jangka panjang
tanpa dikombinasi dengan pupuk organik mengakibatkan dampak yang kurang bagus.
2.4 Dampak pencemaran air dan tanah
2.4.1 Dampak pencemaran air
Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air
minum, meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan ekosistem
sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam dsb.
Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat dari kegiatan pertanian telah
menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali yang disebut eutrofikasi
(eutrofication). Ledakan pertumbuhan tersebut menyebabkan oksigen yang
seharusnya digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang.
Ketika tanaman air tersebut mati, dekomposisinya menyedot lebih banyak oksigen.
Akibatnya ikan akan mati dan aktivitas bakteri akan menurun.
Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi dalam 4 kategori (KLH, 2004)

10

dampak terhadap kehidupan biota air

dampak terhadap kualitas air tanah

dampak terhadap kesehatan

dampak terhadap estetika lingkungan


2.4.1.1. Dampak terhadap kehidupan biota air
Banyaknya zat pencemar pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar
oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga akan mengakibatkan kehidupan dalam air
yang membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya. Selain itu
kematian dapat pula disebabkan adanya zat beracun yang juga menyebabkan kerusakan
pada tanaman dan tumbuhan air.
2.4.1.2. Dampak terhadap kualitas air tanah
Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform telah
terjadi dalam skala yang luas, hal ini telah dibuktikan oleh suatu survey sumur dangkal di
Jakarta. Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.
2.4.1.3. Dampak terhadap kesehatan
Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :
-

air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen

air sebagai sarang insekta penyebar penyakit

jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat
membersihkan diri

air sebagai media untuk hidup vector penyakit


11

Tabel : Beberapa Penyakit Bawaan Air dan Agennya

Agen

Penyakit

Virus
Rotavirus

Diare pada anak

Virus Hepatitis A

Hepatitis A

Virus Poliomyelitis

Polio (myelitis anterior acuta)

Bakteri
Vibrio cholerae

Cholera

Escherichia Coli

Diare/Dysenterie

Enteropatogenik
Salmonella typhi

Typhus abdominalis

Salmonella paratyphi

Paratyphus

Shigella dysenteriae

Dysenterie

Protozoa
Entamuba histolytica

Dysentrie amoeba

Balantidia coli

Balantidiasis

Giarda lamblia

Giardiasis

Metazoa
Ascaris lumbricoides

Ascariasis

Clonorchis sinensis

Clonorchiasis

Diphyllobothrium latum

Diphylobothriasis

Taenia saginata/solium

Taeniasis

Schistosoma

Schistosomiasis

Sumber : KLH, 2004

2.4.1.4. Dampak terhadap estetika lingkungan


Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang ke lingkungan perairan,
maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang
menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah
limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika. Selain bau, limbah tersebut
juga menyebabkan tempat sekitarnya menjadi licin. Sedangkan limbah detergen atau
sabun akan menyebabkan penumpukan busa yang sangat banyak. Inipun dapat
mengurangi estetika.
12

2.4.2

Dampak pencemaran tanah


2.4.2.1. Dampak Pada Kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung , jalur masuk ke
dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium , berbagai macam
pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi.
Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan
otak, serta kerusakan ginjal. Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzene
pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia.
Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal,
dan mungkin tidak bisa diobati, PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati,
Organofosfat dan karmabat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Ada beberapa
macam dampak pada kesehatan seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan
ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis
yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian.
2.4.2.2. Dampak Pada Lingkungan Atau Ekosistem
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang
pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat
menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak
mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki
waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan
terbentuk dari bahan pencemar tanah utama. Pencemaran tanah juga dapat
memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal
dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang
rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari
mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut.
Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai
makanan, yang dapat member akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan
lain dari rantai makanan tersebut.

2.5 Kategori pencemaran air dan tanah


13

2.5.1 Kategori pencemaran air


- Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat
kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna,
-

bau dan rasa


Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat

kimia yang terlarut, perubahan pH


Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan
mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri pathogen.

2.5.2

Kategori pencemaran tanah


2.5.2.1 Pencemaran Ringan
Pencemaran ringan yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan gangguan
pada ekosistem lain. Contohnya tanah yang tidak dapat lagi ditumbuhi tanaman
tertentu. Biasanya tanah ini banyak terdapat sampah-sampah anorganik yang tidak
dapat terurai oleh tanah dengan sempurna, sehingga menyebabkan sebagian
tanaman lain tidak dapat hidup karena kesulitan mendapatkan makanan didalam
tanah.
2.5.2.2 Pencemaran Kronis
Pencemaran kronis yaitu pencemaran yang mengakibatkan penyakit
kronis. Biasanya tanah ini tercemar oleh limbah pabrik yang dapat mengkibatkan
penyakit.
2.5.2.3. Pencemaran Akut
Pencemaran akut yaitu pencemaran yang mengakibatkan tanah tidak dapat
lagi dimamfaatkan seperti sediakala. Biasanya tanah ini terlalu banyak
mengunakan pupuk yang mengandung bahan kimia dan tidak mematuhi aturan.
Ciri-ciri tanah ini biasanya tanahnya kering dan tandus.

2.6 Indikator pencemaran air dan tanah


2.6.1 Indikator pencemaran air
Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya
-

perubahan atau tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan menjadi :
Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat
kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna,
Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kimia
yang terlarut, perubahan pH
14

Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan


mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri pathogen.
Indikator yang umum diketahui pada pemeriksaan pencemaran air adalah pH atau
konsentrasi ion hydrogen, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen, DO), kebutuhan oksigen
biokimia (Biochemiycal Oxygen Demand, BOD) serta kebutuhan oksigen kimiawi
(Chemical Oxygen Demand, COD).
pH atau Konsentrasi Ion Hidrogen
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH sekitar 6,5
7,5. Air akan bersifat asam atau basa tergantung besar kecilnya pH. Bila pH di bawah pH
normal, maka air tersebut bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH di atas pH
normal bersifat basa. Air limbah dan bahan buangan industri akan mengubah pH air yang
akhirnya akan mengganggu kehidupan biota akuatik.
Pengaruh nilai pH pada komunitas biologi perairan dapat dilihat pada table di bawah ini
Tabel Pengaruh pH Terhadap Komunitas Biologi Perairan
Nilai
pH
6,0
6,5

Pengaruh Umum

2.

5,5
6,0

3.

1. Penurunan nilai keanekaragaman plankton dan bentos


semakin tampak
Kelimpahan total, biomassa, dan produktivitas masih
belum mengalami
perubahan yang berarti
Algae hijau berfilamen mulai tampak pada zona litoral

2.
3.
4.

1. Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis


plankton, perifilton dan
bentos semakin besar
Terjadi penurunan kelimpahan total dan biomassa
zooplankton dan bentos
Algae hijau berfilamen semakin banyak
Proses nitrifikasi terhambat

2.

5,0
5,5

1. Keanekaragaman plankton dan bentos sedikit menurun


Kelimpahan total, biomassa, dan produktivitas tidak
mengalami perubahan

15

4,5
5,0

2.
3.
4.

1. Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis


plankton, perifilton
dan bentos semakin besar
Penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankton
dan bentos
Algae hijau berfilamen semakin banyak
Proses nitrifikasi terhambat

Sumber : modifikasi Baker et al., 1990 dalam Efendi, 2003


2.6.2

Indikator pencemaran tanah


1. Indikator fisika
Warna tanah, kedalaman lapisan atas tanah, kepadatan tanah, porositas dan
tekstur tanah, dan endapan pada tanah.
2. Indikator kimia
pH, salinitas, kandungan senyawa kimia organik, fosfor nitrogen, logam berat,
dan radioaktif merupakan contoh indikator kimi bagi tingkat pencemaran
tanah. Nilai pH yang terlalu tinggi atau rendah dan salinitas serta kandungan
berbagai senyawa kimia yang terlalu tinggi mengindikasikan telah terjadi
pencemaran tanah.
3. Indiktor Biologi
Cacing tanah merupakan salah satu indictor biologi pada pengukuran tingkat
pencemaran tanah. Keberadaan cacing tanah dapat eningkatkan kandungan
nutrisi pada tanah yang akan menyuburkan tanah. Populasi cacing tanah
dipengaruhi oleh kondisi habitatnya, seperti kondisi suhu, kelembapan, pH,
salinitas, aerasi, dan tekstur tanah. Polusi tanah dapat menyebabkan cacing
pada tanah mati.

16

2.7 Upaya penanggulangan pencemaran air dan tanah


2.6.1 pencemaran air
Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur melalui
Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan
Pengendalian Pencemaran Air. Secara umum hal ini meliputi pencemaran air baik oleh
instansi ataupun non-instansi. Salah satu upaya serius yang telah dilakukan Pemerintah
dalam pengendalian pencemaran air adalah melalui Program Kali Bersih (PROKASIH).
Program ini merupakan upaya untuk menurunkan beban limbah cair khususnya yang
berasal dari kegiatan usaha skala menengah dan besar, serta dilakukan secara bwertahap
untuk mengendalikan beban pencemaran dari sumber-sumber lainnya. Program ini juga
berusaha untuk menata pemukiman di bantaran sungai dengan melibatkan masyarakat
setempat (KLH, 2004).
Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran, yaitu
penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis. Penanggulangan secara non-teknis
yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan
peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala
macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran.
Peraturan perundangan ini hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang
kegiatan industri yang akan dilaksanakan, misalnya meliputi AMDAL, pengaturan dan
pengawasan kegiatan dan menanamkan perilaku disiplin. Sedangkan penanggulangan
secara teknis bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya,
misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang
dapat mengurangi pencemaran.
Sebenarnya penanggulangan pencemaran air dapat dimulai dari diri kita sendiri.
Dalam keseharian, kita dapat mengurangi pencemaran air dengan cara mengurangi
produksi sampah (minimize) yang kita hasilkan setiap hari. Selain itu, kita dapat pula
mendaur ulang (recycle) dan mendaur pakai (reuse) sampah tersebut.

2.6.2 pencemaran tanah


1. Remidiasi

17

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar.


Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site).
Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih
mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian
dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari
zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian
zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan
keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan
off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
2. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan
mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau
mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun
(karbon dioksida dan air).

18

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pencemaran air dapat berdampak pada kesehatan, keselamatan dan
akhirnya berakibat pada pembangunan ekonomi. Bencana krisis air dapat
merupakan ancaman bagi keberlangsungan generasi yang akan datang.
Ditinjau dari segi kualitas dan kuantitas, kondisi sumber air makin menurun
dan berkembangnya berbagai sumber penyakit. Tingginya pencemaran air
disebabkan limbah industri yang tidak diolah dahulu serta limbah rumah
tangga pada pemukiman yang dibuang ke badan sungai.
Terbatasnya upaya pengendalian pencemaran air diperparah dengan
rendahnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan serta kurangnya
penegakan hukum bagi pelanggar pencemaran lingkungan. Diperlukan
pendekatan yang komprehensif dan holistic bagi penanggulangan pencemaran
air, agar dapat dipertahankan kualitas lingkungan yang baik. Pemerintah juga
hendaknya mengeluarkan kebijakan yang pada dasarnya merangsang
pengguna air untuk melakukan efisiensi dengan menganggap bahwa air
merupakan sumberdaya yang terbatas.
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi
karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas
komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke
dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat
kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah
industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal
dumping).
Ada beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran tanah,
diantaranya dengan remediasi dan bioremidiasi. Remediasi yaitu dengan cara
membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Sedangkan Bioremediasi
19

dengan cara proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan


mikroorganisme (jamur, bakteri)
3.2 Saran
Untuk lebih memahami semua tentang pencemaran air dan tanah,
disarankan para pembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi
pada makalah ini. Selain itu, diharapkan para pembaca setelah membaca
makalah ini mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari hari dalam
menjaga kelestarian tanah beserta penyusun yang ada di dalamnya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari
itu diharapkan kedepannya penulis dapat lebih baik dalam membuat makalah.

20

Daftar Pustaka

Ahmadi, dkk, 2001. Ilmu Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta


Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan.
Cetakan Kelima. Yogjakarta : Kanisius.
Kementrian Lingkungan Hidup (KLH). 2004. Keputusan Menteri KLH No. 51/2004 Tentang
Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut. KLH, Jakarta.
Setiawan, 2001, Pengertian Pencemaran Air Dari Perspektif Hukum, http: //www. menlh .go
.id/ airnet/ Artike l01 .htm, dikunjungi 17/3/2016.
UNESCO/WHO/UNEP. 1992. Water Quality Assessment. Edited by Chapman, D. Chapman and
Hall Ltd. London. 585 p.
Wardhana, W., 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta
Warlina Lina, 1985. Pengaruh Waktu Inkubasi BOD Pada Berbagai Limbah. FMIPA Universitas
Indonesia,Jakarta.
Wikipedia. 2007. Pencemaran Tanah (On-line). http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran_tanah.
diakses pada 15 Maret 2016

Pertanyaan dan Jawaban


21

1. Aulia Ayu S.
Penggunaan sabun meningkatkan pH air dan mencemari air, apakah penggunaan sabu
harus dihentikan ?
Jawab : tidak perlu menghentikan pemakaian sabun karena sabun juga untuk
membersihkan kotoran dan kuman, namun penggunaannya perlu disikapi dengan bijak,
artinya kita harus menggunakan sabun secukupnya atau seperlunya. Lebih baik
menggunakan sabun kodok karena limbahnya bisa kembali ke alam.
Dijawab oleh : Ibu Dahlia dan ditambahkan oleh Umdatul Muftin
2. Citra Mustika Delima
Mengapa cara remidiasi tidak dilakukan secara in situ saja, kenapa harus ada secara exsitu?
Jawab : remidiasi ex situ ditujukan untuk tanah yang sudah tidak memungkinkan untuk
diberi penanganan secara in situ, artinya tanah tersebut sudah sangat tercemar. Biasanya
remidiasi ex situ dilakukan pada tanah yang tandus dan kering.
Dijawab oleh : Umdatul Muftin
3. Nindiana Choirunnisa
Bagaimana pencemaran tanah menyebaban leukemia ?
Jawab : hal itu dapat terjadi melalui penelanan. Konsumsi benzene menyebabkan
kematian, seperti yang pernah terjadi di AS. Tidak jarang air dan tanah terkontaminasi
melalui tumpahan. Memakan sayuran atau ikan yang tercemar baahan-bahan berbahay
seperti benzene menyebabkan mual, muntah pusing, kejang, dan bahkan kematian.
Dijawab oleh : Umdatul Muftin
4. Atiqah Miftahul Jannah
Bioremidiasi ex situ melibatkan zat-zat tertentu untuk mendaur ulang tanah, apa saja zatzat tersebut ?
Jawab : zat-zat yang dimaksud disini adalah zat yang dapat menyerap unsur-unsur
berbahaya yang mencemari tanah tersebut. Bioremidiasi biasanya dilakukan dengan
menggunakan bakteri atau tumbuhan yang dapat menyerap unsur berbahaya tersebut
(fitoremidiasi)
Dijawab oleh : Umdatul Muftin
5. Hosniyah
Bagaimana cara menanggulangi limbah pabrik tahu agar ramah lingkungan ?
Jawab : pertama, yang harus dimiliki oleh semua pabrik adalah izin dari AMDAL. Selain
itu pabrik-pabrik yang menghasilkan limbah hendaknya memikirkan cara untuk
22

menanggulangi limbah itu sendiri, seperti membuat upaya pengolahan imbah tersebut.
Artinya, pabrik tidak hanya menghasilkan limbah, tetapi juga menanggulangi limbah itu
sendiri. Dengan begitu tidak akan ada pencemaran yang diakibatkan oleh pabrik tersebut.
Dijawab oleh : Umdatul Muftin
6. Gandhes Cintya Dewi
Dapatkah tanah yang banyak didaur ulang menggunakan bioremidiasi ex situ ?
Jawab : bioremidiasi ex situ tidak dapat dilakukan oleh semua Negara, karena biayanya
pengolahannya yang mahal. Di Indonesia, remidiasi ex situ tidak pernah dilakukan
karena membutuhkan akomodasi yang tidak murah, biasanya Indonesia menanggulangi
pencemran tanah dengan bioremidiasi. Tetapi di Negara-negara yang memiliki
kemampuan akomodasi yang besar, remidiasi ex situ mungkin dapat dilakukan.
Dijawab oleh : Ibu Dahlia dan ditambahkan oleh Umdatul Muftin
7. Tia Kusniawati
Limbah pertanian dari pestisida itu seperti apa ?
Jawab : pestisida merupakan bahan beracun yang digunakan untuk mengendaliakn,
menolak, atau membasmi organisme pengganggu. penggunaan pestisida tanpa mengikuti
aturan yang diberikan dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingungan, seta dapat
merusak ekosistem. Meurut kovensi stockhlom mengenai polutan organic presisten, 9
dari 12 senyawa kimi organic berbahaya adalah pestisida. Selain itu bahan-bahan kimia
yang ada didalamnya juga dapat menyebabkan eutrofikasi.
Dijawab oleh : Ibu Dahlia dan ditambahkan oleh Umdatul Muftin
8. Miftahul Rokhmah
Di kos-kos an, airnya berwarna kuning. Apakah air tersebut tercemar ?
Jawab : salah satu indikator fisis pencemaran air adalah warna. Untuk kasus ini perlu
diteliti lebih lanjut mengenai apa yang menyebabkan warna air tersebut menjadi kuning,
selain itu juga dapat di cium baunya untuk memastikan air tersebut tercemar atau tidak.
Tetapi untuk memilih jalan aman, sebaiknya kita menggunakan air yang tidak berwarna
(bersih).
Dijawab oleh : Umdatul Muftin
9. Tristanti Rakhmaningrum
Air PDAM dialirkan melalui pipa besi (karatan) bgaimana jaminan kebersihan airnya ?
Jawab : untuk mencegah PDAM yang airnya terkontaminasi oleh besi yang berkarat,
dapat dilakukan dengan mendiamkan air tersebut dan menunggu hingga air benar-benar
jernih. Sejak jaman belanda, pipa seperi itu biasanya dilapisi dengan pelindung agar air
23

tidak terkena kontak secara langsung dengan besi. Jika pelindung tersebut terkiis, akan
diganti kembali dengan yang baru oleh pihak PDAM. Alternatif lain dari masalah ini
adalah mengurangi penggunaan air PDAM dan beralih ke sumur pribadi, sehingga
kitadata menjaga keamanannya sendiri.
Dijawab oleh : Ibu Dahlia dan ditambahkan oleh Umdatul Muftin
10. Tri putri Ayuni F.
Eutrofikasi menyebabkan ikan mati karena perebutan oksigen. Apa dampak positifnya ?
Jawab : dampak positifnya adalah pada alam. Dengan adanya eotrufikasi, alam memiliki
daya dukung lingkungan, sehingga dapat kembali sendiri seperti semula. Selain dampak
bagi alam, eutrofikasi juga dapat berdampak positif bagi masyarakat sekitar karena
meningkatnya tumbuhan eceng gondok akibat eutrofikasi memberikan lapangan
pekerjaan baru yaitu dengan menjadikan eceng gondok sebagai bahan kerajinan,
misalnya tas maupun kursi.
Dijawab oleh : Ibu Dahlia
11. Dewi Karomika: Pencemaran tanah akut apa bisa ditanggulangi dengan remediasi dan
bagaimana karakteristik tanahnya?
Jawaban oleh Yoeshinta M: bisa dengan menggunakan metode bioremediasi yaitu dengan
menggunakan mikroorganisme yang bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat
pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan
air) dan menggunakan metode remediasi yaitu kegiatan untuk membersihkan permukaan
tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan exsitu (atau off-site). Pencemaran akut yaitu pencemaran yang mengakibatkan tanah tidak
dapat lagi dimamfaatkan seperti sediakala. Biasanya tanah ini terlalu banyak mengunakan
pupuk yang mengandung bahan kimia dan tidak mematuhi aturan. Ciri-ciri tanah ini
biasanya tanahnya kering dan tandus.
12. Uswatun Khasanah: Pencemaran air sungai di pedesaan. Bagaimana solusi agar air
tersebut dapat dimanfaatkan?
Jawaban oleh Yoeshinta M: bisa dengan menggunakan metode Fitoremidiasi yaitu proses
bioremediasi yang menggunakan berbagai tanaman untuk menghilangkan, memindahkan,
dan atau menghancurkan kontaminan dalam tanah dan air bawah tanah. Biasanya dengan
menggunakan eceng gondok, genjer, kangkung dan tanaman tifa.
24

13. Ariadna Safitri: Bagaimana limbah jika tidak dibuang ke sungai?


Jawaban oleh Yoeshinta M: jika limbah tersebut adalah limbah dengan adanya kandungan
logam bisa menggunakan metode fitoremidiasi (proses remidiasi yang menggunakan
tanaman) atau jika limbah dari pabrik maka pabrik itulah yang bertanggung jawab untuk
mengolah limbahnya sebelum dialirkan ke sungai, sehingga air yang masuk ke sungai
sudah dalam keadaan bebas limbah.
14. Annisa Kurniasih: Pencemaran air terkait dengan sampai, solusi peningkatan kesadaran
masyarakat dalam pembuangan sampah bagaimana?
Jawaban oleh Yoeshinta M: dengan mengadakan penyuluhan lingkungan, memberikan
contoh kepada seseorang yang berada di lingkungan kita dengan kita sendiri yang sadar
membuang sampah harus sesuai tempat, dan membuat tulisan yang mengingatkan orangorang untuk terus menjaga lingkungannya.
15. Indah Rahmawati: sungai di daerah saya dulu bersih. Di sekitar ada pabrik gula
bagaimana peranan pemerintah?
Jawaban oleh Yoeshinta M: peran pemerintah dengan mendirikan AMDAL dengan
memberikan surat peringatan untuk mengolah limbah pabriknya sendiri.
16. Andy Hepi: sekitar rumah ada sampah organik dari orang lain. Bagaimana solusinya?
Jawaban oleh Yoeshinta M: dengan memberikan tulisan yang di tempel di tempat yang
dijadikan tempat pembuangan sampah sembarangan tersebut jika hal itu tidak sesuai
dengan estetika dan kebersihan dan membuat tempat sampah agar orang-orang tidak
membuang sampah sembarangan lagi.
17. Yuliati: lebih efisien bioremediasi insitu atau eksitu?
Jawaban oleh Yoeshinta M: Bioremediasi eksitu tidak pernah atau belum dilakukan, jika
adapun jarang karena biaya angkutnya mahal dan pengolahannya juga contoh seperti
eksitu di Bogor dan tanah yang akan diperbaiki semisal dari papua karena terkena limbah
pertambangan jadi biaya angkutnya untuk sampai ke Bogor memakan biaya yang mahal.
25

18. Anggia Kusuma: Apa ada cara lain untuk tidak menggunakan kantong plastik?
Jawaban oleh Yoeshinta M: ya ada seperti menggunakan totebag, tas belanja, atau
membuat tas-tas kreatif dari plastik sisa penggunaan detergen untuk dijadikan tas belanja
yang menarik dan memakan kertas daur ulang sebagai kantong belanja yang biasa
digunakan di negara maju.
19. Nailul Minnah: tumpahan minyak di laut, bagaimana penanganannya?
Jawaban oleh Yoeshinta M:
Beberapa teknik penanggulangan tumpahan minyak diantaranya in-situ burning, penyisihan
secara mekanis, bioremediasi, penggunaan sorbent, penggunaan bahan kimia dispersan, dan
washing oil:
1. In-situ burning adalah pembakaran minyak pada permukaan laut, sehingga mengatasi
kesulitan pemompaan minyak dari permukaan laut, penyimpanan dan pewadahan minyak
serta air laut yang terasosiasi.
2. Penyisihan minyak secara mekanis melalui 2 tahap, yaitu melokalisir tumpahan dengan
menggunakan booms dan melakukan pemindahan minyak ke dalam wadah dengan
menggunakan peralatan mekanis yang disebut skimmer.
3. Bioremediasi yaitu proses pendaurulangan seluruh material organik. Bakteri pengurai
spesifik dapat diisolasi dengan menebarkannya pada daerah yang terkontaminasi. Selain
itu, teknik bioremediasi dapat menambahkan nutrisi dan oksigen, sehingga mempercepat
penurunan polutan.
4. Penggunaan sorbent dilakukan dengan menyisihkan minyak melalui mekanisme adsorpsi
(penempelan minyak pad permukaan sorbent) dan absorpsi (penyerapan minyak ke dalam
sorbent). Sorbent ini berfungsi mengubah fase minyak dari cair menjadi padat, sehingga
mudah dikumpulkan dan disisihkan. Sorbent harus memiliki karakteristik hidrofobik,
oleofobik, mudah disebarkan di permukaan minyak, dapat diambil kembali dan
digunakan ulang. Ada 3 jenis sorbent yaitu organik alami (kapas, jerami, rumput kering,
serbuk gergaji), anorganik alami (lempung, vermiculite, pasir) dan sintetis (busa
poliuretan, polietilen, polipropilen dan serat nilon).
5. Dispersan kimiawi merupakan teknik memecah lapisan minyak menjadi tetesan kecil
(droplet), sehingga mengurangi kemungkinan terperangkapnya hewan ke dalam
26

tumpahan minyak. Dispersan kimiawi adalah bahan kimia dengan zat aktif yang disebut
surfaktan.
6. Washing oil yaitu kegiatan membersihkan minyak dari pantai.
20. Della: Usaha kecil harus mendaftarkan AMDAL, belum selesai urusannya tetapi sudah
melakukan bisnisnya, apa ada sanksi hukum?
Jawaban oleh Yoeshinta M: ada karena AMDAL adalah izin lingkungan hidup untuk syarat
memlakukan bisnis, jika seseorang sudah melakukan bisnisnya tetapi belum mempunyai
AMDAL berarti seseorang tersebut sudah melanggar UU yang berarti akan mendapatkan sanksi
tertentu.
21. Ulfatur R: Bagaimana peranan AMDAL terhadap suatu projek?
Jawaban oleh Yoeshinta M: AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan
akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksud lingkungan
hidup di sini adalah aspek abiotik, biotik dan kultural. Suatu rencana kegiatan dapat dinyatakan
tidak Iayak Iingkungan, jika berdasarkan hasil kajian AMDAL, dampak negatif yang
timbulkannya tidak dapat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia. Demikian juga, jika biaya
yang diperlukan untuk menanggulangi dampak negatif Iebih besar daripada manfaat dari dampak
positif yang akan ditimbulkan, maka rencana kegiatan - tersebut dinyatakan tidak Iayak
Iingkungan. Suatu rencana kegiatan yang diputuskan tidak Iayak Iingkungan tidak dapat
dilanjutkan pembangunannya.

27

Anda mungkin juga menyukai