Anda di halaman 1dari 9

EKOSISTEM AIR LAUT

A. Pengertian Ekosistem Air Laut


Ekosistem air laut merupakan ekosistem yang paling luas di bumi ini. Luas
ekosistem air laut hampir lebih dari dua per tiga dari permukaan bumi ( + 70 % ),
karena luasnya dan potensinya sangat besar, ekosistem laut menjadi perhatian
orang banyak, khususnya yang berkaitan dengan revolusi biru. Ekosistem laut
atau disebut juga ekosistem bahari merupakan ekosistem yang terdapat di perairan
laut, terdiri atas ekosistem perairan dalam, ekosistem pantai pasir dangkal/bitarol,
dan ekosistem pasang surut. Seperti halnya ekosistem air tawar, pada ekosistem
air laut merupakanmedia internal dan eksternal bagi organisme yang hidup
didalamnya. Air merupakan zat yang mengelilingi seluruh organisme laut. Air laut
sekaligus juga merupakan bagian penyusun atau pembentuk tuibuh tumbuh-
tumbuhan dan binatang bianatang laut.

B. Ciri-Ciri Ekosistem Air Laut


Dari pengertian tentang ekosistem air laut yang telah dijelaskan di atas, maka
kita dapat menyimpulkan bahwa ekosistem air laut memiliki ciri-ciri umum
sebagai berikut :
1. Memiliki salinitas (kadar garam) tinggi, semakin
mendekati khatulistiwa semakin tinggi.
2. NaCl mendominasi mineral ekosistem laut hingga mencapai 75%.
3. Iklim dan cuaca tidak terlalu berpengaruh pada ekosistem laut.
4. Memiliki variasi perbedaan suhu di permukaan dengan di kedalaman.
5. Memiliki kadar mineral yang tinggi, ion terbanyak ialah Cl`(55%), namun
kadar garam di laut bervariasi, ada yang tinggi (seperti di daerah tropika)
dan ada yang rendah (di laut beriklim dingin).
6. Ekosistem air laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.

C. Pembagian Ekosistem Air Laut

1
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan/laut, pantai, estuari, dan terumbu
karang.
1. Lautan/laut
Dari sisi Bahasa Indonesia pengertian laut adalah kumpulan air asin dalam
jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi dan membagi daratan atas benua
atau pulau. Jadi laut adalah merupakan air yang menutupi permukaan tanah yang
sangat luas dan umumnya mengandung garam dan berasa asin. Pada hewan dan
tumbuhan tingkat rendah tekanan osmosisnya kurang lebih sama dengan tekanan
osmosis air laut sehingga tidak terlalu mengalami kesulitan untuk beradaptasi.
Tetapi bagaimanakah dengan hewan tingat tinggi, seperti ikan yang mempunyai
tekanan osmosis jauh lebih rendah daripada tekanan osmosis air laut. Cara ikan
beradaptasi dengan kondisi seperti itu adalah:
a) hanyak minum
b) air masuk ke jaringan secara osmosis melalui usus
c) sedikit mengeluarkan urine
d) pengeluaran air terjadi secara osmosis
e) garam-garam dikeluarkan secara aktif melalui insang
Laut memiliki banyak fungsi / peran / manfaat bagi kehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya karena di dalam dan di atas laut terdapat kekayaan sumber
daya alam yang dapat kita manfaatkan diantaranya yaitu :
a) Tempat rekreasi dan hiburan.
b) Tempat hidup sumber makanan kita.
c) Pembangkit listrik
d) Tempat budidaya ikan, kerang mutiara, rumput laun, dll.
e) Tempat barang tambang berada.
f) Salah satu sumber air minum (desalinasi).
g) Sebagai jalur transportasi air.
h) Sebagai tempat cadangan air bumi.
i) Sebagai objek riset penelitian dan pendidikan.
Di permukaan bumi terdapat berbagai macam jenis laut, jenis laut dapat
dibedakan berdasarkan proses terjadinya, letaknya dan kedalamannya.
a. Berdasarkan proses terjadinya perairan laut dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu:
1. Laut Ingresi, terjadi karena dasar laut mengalami penurunan. Kedalaman
laut ingresi pada umumnya lebih dari 200 meter. Contoh laut ingresi
adalah Laut Maluku dan Laut Sulawesi.

2
2. Laut Transgresi, terjadi karena permukaan air laut bertambah tinggi. Laut
transgresi umumnya terdiri dari laut dangkal yang kedalamannya kurang
dari 200 meter. Contoh laut transgresi adalah Laut Jawa, Laut Cina Selatan
dan Laut Arafura.
3. Laut Regresi, terjadi karena laut mengalami penyempitan akibat adanya
proses sedimentasi lumpur yang dibawa oleh sungai.
b. Berdasarkan letaknya, perairan laut terdiri dari :
1. Laut Tepi, yaitu laut yang terdapat di tepi benua. Contohnya Laut Jepang,
Laut Cina Selatan dan Laut Arab.
2. Laut Tengah, yaitu laut yang terletak di antara dua benua. Contohnya Laut
Tengah, laut-laut yang ada di wilayah Indonesia.
3. Laut Pedalaman, yaitu laut terletak di tengah-tengah benua dan hampir
seluruhnya dikelilingi oleh daratan. Contohnya Laut Hitam dan Laut Baltik
c. Berdasarkan kedalamannya, wilayah perairan laut terdiri dari empat zona,
yaitu :
1. Zona Litoral, yaitu wilayah antara garis pasang dan garis surut air laut.
Wilayah ini kadang-kadang kering pada saat air laut surut dan tergenang
pada saat air laut mengalami pasang. Zona litoral biasanya terdapat di
daerah yang pantainya landai.
2. Zona Neritik, adalah daerah dasar laut yang mempunyai kedalaman rata-
rata kurang dari 200 meter. Contohnya wilayah perairan laut dangkal di
Paparan Sunda dan Paparan Sahul di wilayah perairan Indonesia. Seperti
Laut Jawa, Selat Sunda dan Laut Arafuru.
3. Zona Batial, adalah wilayah perairan laut yang memiliki kedalaman antara
200 meter 1.800 meter.
4. Zona Abisal, adalah wilayah perairan laut yang memiliki kedalaman lebih
dari 1.800 meter. Contohnya Palung Laut Banda (7.440meter) dan Palung
Laut Mindanao (10.830 meter).
Di Indonesia memiliki wilayah perairan laut yang sangat luas dan kurang
terjaga sehingga mudah mendatangkan ancaman sengketa batas wilayah dengan
negara tetangga. Adapun wilayah perairan laut Indonesia antara lain :
1. Landas Kontinen, yaitu bagian laut yang kedalamannya mencapai 200
meter. Pada wilayah ini suatu negara berhak untuk memanfaatkan
sumberdaya alam yang terkandung di dalamnya. Penentuan landas kontinen

3
didasarkan atas wilayah perairan Indonesia dan dikuatkan oleh perjanjian
dengan negara-negara yang berbatasan dengan Indonesia, seperti Malaysia,
Thailand, Australia, Singapura dan India.
2. Laut Teritorial, yaitu wilayah laut suatu negara sejauh 12 mil dari garis dasar
lurus. Garis dasar lurus adalah garis yang ditarik dari titik-titik terluar suatu
pulau pada saat air laut surut.
3. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), yaitu wilayah laut suatu negara yang
diukur sejauh 200 mil ( 320 Km) dari garis dasar wilayah laut.

2. Pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan
daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut
laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat
melekat erat di substrat keras. Adapun pembagian daerah pantai terbagi atas 3,
yaitu :
1. Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah
ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi
konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.
2. Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah.
Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang,
siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-
ikan kecil.
3. Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini
dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut.
3. Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari
sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.
Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas
ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya. Nutrien dari
sungai memperkaya estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam,
ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing,
kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut
yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju

4
habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata
semi air, yaitu unggas air.

4. Terumbu Karang
a. Pengertian terumbu karang
Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan
sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae. Terumbu karang termasuk
dalam jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel. Kelas
Anthozoa tersebut terdiri dari dua Subkelas yaitu Hexacorallia (atau Zoantharia)
dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara asal
usul,Morfologi dan Fisiologi. Koloni karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil
yang disebut Polip. Dalam bentuk sederhananya, karang terdiri dari satu polip saja
yang mempunyai bentuk tubuh seperti tabung dengan mulut yang terletak di
bagian atas dan dikelilingi oleh Tentakel. Namun pada kebanyakan Spesies, satu
individu polip karang akan berkembang menjadi banyak individu yang disebut
koloni. Hewan ini memiliki bentuk unik dan warna beraneka rupa serta dapat
menghasilkan CaCO3. Terumbu karang merupakan habitat bagi
berbagai spesies tumbuhan laut, hewan laut, dan mikroorganisme laut lainnya
yang belum diketahui. Terumbu karang secara umum dapat dinisbatkan kepada
struktur fisik beserta ekosistem yang menyertainya yang secara aktif
membentuk sedimen kalsium karbonat akibat aktivitas biologi (biogenik) yang
berlangsung di bawah permukaan laut. Bagi ahli geologi, terumbu karang
merupakan struktur batuan sedimen dari kapur (kalsium karbonat) di dalam laut,
atau disebut singkat dengan terumbu. Bagi ahli biologi terumbu karang
merupakan suatu ekosistem yang dibentuk dan didominasi oleh komunitaskoral.
b. Habitat terumbu karang
Terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantai atau daerah yang
masih terkena cahaya matahari kurang lebih 50 m di bawah permukaan laut.
Beberapa tipe terumbu karang dapat hidup jauh di dalam laut dan tidak
memerlukan cahaya, namun terumbu karang tersebut tidak bersimbiosis dengan
zooxanhellae dan tidak membentuk karang.

5
Ekosistem terumbu karang sebagian besar terdapat di perairan tropis, sangat
sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas,
sedimentasi, Eutrofikasi dan memerlukan kualitas perairan alami (pristine).
Demikian halnya dengan perubahan suhu lingkungan akibat pemanasan global
yang melanda perairan tropis di tahun 1998 telah menyebabkan pemutihan karang
(coral bleaching) yang diikuti dengan kematian massal mencapai 90-95%. Selama
peristiwa pemutihan tersebut, rata-rata suhu permukaan air di perairan Indonesia
adalah 2-3 C di atas suhu normal.
c. Kondisi optimum terumbu karang
Untuk dapat bertumbuh dan berkembang biak secara baik, terumbu karang
membutuhkan kondisi lingkungan hidup yang optimal, yaitu pada suhu hangat
sekitar di atas 20oC. Terumbu karang juga memilih hidup pada lingkungan
perairan yang jernih dan tidak berpolusi. Hal ini dapat berpengaruh pada penetrasi
cahaya oleh terumbu karang.
Beberapa terumbu karang membutuhkan cahaya matahari untuk melakukan
kegiatanfotosintesis. Polip-polip penyusun terumbu karang yang terletak pada
bagian atas terumbu karang dapat menangkap makanan yang terbawa arus laut
dan juga melakukan fotosintesis. Oleh karena itu, oksigen-oksigen hasil
fotosintesis yang terlarut dalam air dapat dimanfaatkan oleh spesies laut lainnya.
[1]
Hewan karang sebagai pembangun utama terumbu adalah organisme laut yang
efisien karena mampu tumbuh subur dalam lingkungan sedikit nutrien
(oligotrofik).

d. Manfaat terumbu karang


Terumbu karang mengandung berbagai manfaat yang sangat besar dan
beragam, baik secara ekologi maupun ekonomi. Estimasi jenis manfaat yang
terkandung dalam terumbu karang dapat diidentifikasi menjadi dua yaitu manfaat
langsung dan manfaat tidak langsung. Manfaat dari terumbu karang yang
langsung dapat dimanfaatkan oleh manusia adalah :
1. sebagai tempat hidup ikan yang banyak dibutuhkan manusia dalam bidang
pangan, seperti ikan kerapu, ikan baronang, ikan ekor kuning), batu karang,
2. pariwisata, wisata bahari melihat keindahan bentuk dan warnanya.

6
3. penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang terkandung di
dalamnya.
4. Penahan abrasi pantai yang disebabkan gelombang dan ombak laut, serta
sebagai sumber keanekaragaman hayati.
e. Klasifikasi terumbu karang

1. Berdasarkan kemampuan memproduksi kapur

a. Karang hermatifik adalah karang yang dapat membentuk bangunan


karang yang dikenal menghasilkan terumbu dan penyebarannya hanya
ditemukan di daerah tropis.
b. Karang hermatipik bersimbiosis mutualisme dengan zooxanthellae,
yaitu sejenis algae uniseluler (Dinoflagellata unisuler), seperti
Gymnodinium microadriatum, yang terdapat di jaringan-jaringan
polip binatang karang dan melaksanakan Fotosintesis. Dalam
simbiosis, zooxanthellae menghasilkan oksigen dan senyawa organik
melalui fotosintesis yang akan dimanfaatkan oleh karang, sedangkan
karang menghasilkan komponen inorganik berupa
nitrat, fosfat dan karbon dioksida untuk keperluan hidup
zooxanthellae. Hasil samping dari aktivitas ini adalah endapan
kalsium karbonat yang struktur dan bentuk bangunannya khas. Ciri ini
akhirnya digunakan untuk menentukan jenis atau spesies binatang
karang.
c. Karang hermatipik mempunyai sifat yang unik yaitu perpaduan
antara sifat hewan dan tumbuhan sehingga arah pertumbuhannya
selalu bersifatFototropik positif. Umumnya jenis karang ini hidup di
perairan pantai /laut yang cukup dangkal dimana penetrasi cahaya
matahari masih sampai ke dasar perairan tersebut. Disamping itu
untuk hidup binatang karang membutuhkan suhu air yang hangat
berkisar antara 25-32 C.
d. Karang ahermatipik tidak menghasilkan terumbu dan ini merupakan
kelompok yang tersebar luas diseluruh dunia.

2. Berdasarkan letaknya

7
a. Terumbu karang tepi atau karang penerus atau fringing reefs adalah
jenis terumbu karang paling sederhana dan paling banyak ditemui di
pinggir pantai yang terletak di daerah tropis. Terumbu karang tepi
berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar.
Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan
pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses
perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai
dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang
mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu
jelas mengarah secara vertikal. Contoh:Bunaken (Sulawesi), Pulau
Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).

b. Terumbu karang penghalang. Secara umum, terumbu karang


penghalang atau barrier reefs menyerupai terumbu karang tepi, hanya
saja jenis ini hidup lebih jauh dari pinggir pantai. Terumbu karang ini
terletak sekitar 0.52 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh
perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk
lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai
puluhan kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di
sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau
karang yang terputus-putus. Contoh : Batuan Tengah
(Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan
Banggai(Sulawesi Tengah).
c. Terumbu karang cincin atau attols merupakan terumbu karang yang
berbentuk cincin dan berukuran sangat besar menyerupai
pulau. Atol banyak ditemukan pada daerah tropis di Samudra Atlantik.
Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari
pulau-pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat
perbatasan dengan daratan.
d. Terumbu karang datar atau gosong terumbu (patch reefs), kadang-
kadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini
tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun

8
waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya
pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan
kedalaman relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI
Jakarta), Kepulauan Ujung Batu (Aceh)
f. Kerusakan terumbu karang

Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi terumbu karang


terbesar di dunia. Luas terumbu karang di Indonesia diperkirakan mencapai
sekitar 60.000 km2. Hal tersebut membuatIndonesia menjadi negara pengekspor
terumbu karang pertama di dunia. Dewasa ini, kerusakan terumbu karang,
terutama di Indonesia meningkat secara pesat. Terumbu karang yang masih
berkondisi baik hanya sekitar 6,2%. Kerusakan ini menyebabkan meluasnya
tekanan pada ekosistem terumbu karang alami. Meskipun faktanya kuantitas
perdagangan terumbu karang telah dibatasi oleh Convention on International
Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), laju eksploitasi
terumbu karang masih tinggi karena buruknya sistem penanganannya.
Beberapa aktivitas manusia yang dapat merusak terumbu karang :
1. Membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat mencemari air laut
2. Membawa pulang ataupun menyentuh terumbu karang saat menyelam, satu
sentuhan saja dapat membunuh terumbu karang
3. Pemborosan air, semakin banyak air yang digunakan maka semakin banyak
pula limbah air yang dihasilkan dan dibuang ke laut.
4. Penggunaan pupuk dan pestisida buatan, seberapapun jauh letak pertanian
tersebut dari laut residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhinya
akan terbuang ke laut juga.
5. Membuang jangkar pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak
terumbu karang yang berada di bawahnya.
6. Terdapatnya predator terumbu karang, seperti sejenis siput drupella.
7. Penambangan
8. Pembangunan pemukiman
9. Reklamasi pantai
10. Polusi
11. Penangkapan ikan dengan cara yang salah, seperti pemakaian bom ikan

Anda mungkin juga menyukai