Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH BIOLOGI

“EKOSISTEM LAUT”

Oleh: Qais Rafa Basyarahil/X-7/31

Departemen Pendidikan Jawa Timur


SMA Negeri 5 Surabaya
Jl. Kusumabangsa 21
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan
nonhayati yang membentuk sistem ekolog. Ekosistem merupakan suatu interaksi yang
kompleks dan memiliki penyusun yang beragam. Di bumi ada bermacam-macam ekosistem.
Salah satunya adalah ekosistem air laut.. Dan pada dokumen kali ini kita akan membahas
tentang ekosistem laut. Ekosistem laut merupakan ekosistem terbesar di bumi. Ekosistem
laut mencakup hampir dua pertiga permukaan bumi. Ekosistem ini juga sering disebut
dengan ekosistem laut. Ekosistem laut, seperti halnya ekosistem air tawar, merupakan
lingkungan internal dan eksternal organisme yang hidup di ekosistem laut. Air adalah zat
yang mengelilingi semua kehidupan laut. Air laut juga merupakan bagian atau wujud
tumbuhan dan hewan laut (Dr. Abdul Razak, M.Si dan DR. H. Armin Arief, M.PH, 2006:65)

B. Rumusan masalah
Dokumen yang kami persiapkan, bertajuk “Ekosistem Laut”, mengartikulasikan
sejumlah pertanyaan, antara lain:
1. Apa pengertian ekosistem laut?
2. Apa ciri-ciri ekosistem laut? 3. Jelaskan sebaran ekosistem laut?

C. Tujuan Penulisan
Dalam penulisan makalah maka tentulah memiliki suatu tujuan. Adapun tujuan
dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui pengertian ekosistem air laut
2. Untuk mengetahui ciri-ciri ekosistem air laut
3. Untuk mengetahui pembagian ekosistem air laut

D. Manfaat Penulisan
Ketika kita menulis makalah maka tentu ada manfaat yang dapat kita ambil, baik dari
penyusun sendiri maupun bagi para pembaca. Adapun beberapa manfaat yang dapat ambil
yaitu dapat mengetahui ilmu tentang ekosistem air laut, baik dari pengertiann, cici-cirinya,
pembagiannya, maupun manfaat dari ekosistem air laut itu sendiri.
BAB II
CERAMAH
A. Pengertian Ekosistem Laut
Ekosistem laut merupakan ekosistem terbesar di bumi. Luas ekosistem laut hampir lebih
dari dua pertiga permukaan bumi (+70%), karena luasnya yang sangat besar dan potensi
yang sangat besar, ekosistem laut menjadi perhatian banyak orang terutama yang berkaitan
dengan revolusi biru. Ekosistem laut atau ekosistem laut adalah ekosistem yang terdapat di
perairan laut yang terdiri atas ekosistem laut dalam, ekosistem pasir dangkal/pantai bital,
dan ekosistem intertidal. Seperti halnya ekosistem air tawar, ekosistem laut merupakan
lingkungan internal dan eksternal bagi organisme yang hidup di dalamnya. Air adalah zat
yang mengelilingi semua kehidupan laut. Air laut juga merupakan bagian atau bagian dari
tumbuhan dan hewan laut.
B. Ciri-ciri ekosistem laut
Berdasarkan pengertian ekosistem laut yang telah diuraikan di atas, maka dapat kita simpulkan
bahwa ekosistem laut mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut:
1. Memiliki salinitas (kandungan garam) yang tinggi, semakin dekat ke garis khatulistiwa maka
semakin tinggi.
2. NaCl mendominasi hingga 75% mineral di ekosistem laut.
3. Iklim dan cuaca mempunyai pengaruh yang kecil terhadap ekosistem laut.
4. Ada perbedaan suhu di permukaan dan di kedalaman.
5. Mengandung kandungan mineral yang tinggi, ion yang paling banyak adalah Cl` (55%), namun
salinitas di laut berbeda-beda, ada yang tinggi (seperti di daerah tropis) dan ada pula yang
rendah (di laut dingin).
6. Iklim dan cuaca tidak mempengaruhi ekosistem laut.
C. Pembagian Ekosistem Laut
Ekosistem laut terbagi menjadi samudra/laut, pantai, muara, dan terumbu karang.
1. Samudera/laut
Dari sudut pandang Indonesia, laut adalah kumpulan air asin yang sangat besar yang
membanjiri dan membagi negara menjadi benua atau pulau. Jadi laut merupakan perairan
yang luasnya sangat luas dan biasanya mengandung garam serta berasa asin. Hewan dan
tumbuhan tingkat rendah mempunyai tekanan osmotik yang hampir sama dengan air laut,
sehingga mereka tidak terlalu kesulitan beradaptasi. Namun bagaimana dengan hewan
tingkat tinggi, seperti ikan, yang tekanan osmotiknya jauh lebih rendah dibandingkan air
laut?
Ikan beradaptasi dengan kondisi seperti berikut:
a) minum saja
b) air memasuki jaringan melalui usus melalui osmosis
c) sedikit urin
d) air dilepaskan secara osmosis
e) garam disekresikan secara aktif melalui insang
Laut mempunyai banyak fungsi/peran/manfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya karena laut dan samudra kaya akan sumber daya alam yang dapat kita manfaatkan,
antara lain:
a) Tempat rekreasi dan hiburan.
b) Tempat hidup sumber makanan kita.
c) Pembangkit listrik
d) Tempat budidaya ikan, kerang mutiara, rumput laun, dll.
e) Tempat barang tambang berada.
f) Salah satu sumber air minum (desalinasi).
g) Sebagai jalur transportasi air.
h) Sebagai tempat cadangan air bumi.
i) Sebagai objek riset penelitian dan pendidikan.

Terdapat berbagai jenis laut di Bumi, jenis laut dapat dibedakan berdasarkan proses
pembentukannya, lokasinya, dan kedalamannya.

A. Berdasarkan proses timbulnya air laut dibedakan menjadi tiga, yaitu:


1. Intrusi laut terjadi akibat turunnya dasar laut. Kedalaman penetrasi ke laut biasanya lebih
dari
200 meter. Contoh laut intrusi adalah Laut Maluku dan Laut Sulawesi.
2. Pecahnya laut disebabkan oleh naiknya permukaan air laut. Laut rekahan biasanya terdiri
dari
laut dangkal dengan kedalaman kurang dari 200 meter. Laut lepas pantai antara lain Laut
Jawa,
Laut Cina Selatan, dan Laut Arafura.
3. Resesi laut terjadi karena laut mengalami penyempitan akibat proses sedimentasi lumpur
yang terbawa sungai.

B. Menurut letaknya, air laut terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:


1. Laut marginal, yaitu laut yang berada di pinggir benua. Misalnya Laut Jepang, Laut Cina
Selatan,
dan Laut Arab.
2. Laut Mediterania yaitu laut yang berada di antara dua benua. Misalnya saja Laut
Mediterania,
lautan Indonesia.
3. Laut pedalaman yaitu laut yang terletak di tengah-tengah benua dan hampir seluruhnya
dikelilingi oleh daratan. Misalnya Laut Hitam dan Laut Baltik

C. Wilayah laut terdiri atas empat zona berdasarkan kedalamannya, yaitu:


1. Wilayah Pesisir yaitu daerah antara air pasang dan air surut. Kawasan ini terkadang kering
saat permukaan laut turun dan tergenang air saat permukaan laut naik. Zona pesisir
biasanya terdapat pada daerah yang pantainya landai.
2. Zona Neritik adalah suatu wilayah dasar laut yang kedalaman rata-ratanya kurang dari 200
meter. Misalnya saja perairan dangkal di Paparan Sunda dan Paparan Sahul di perairan
Indonesia. Seperti Laut Jawa, Selat Sunda, dan Laut Arafura.
3. Zona Batial adalah suatu wilayah perairan laut dengan kedalaman 200-1800 meter.
4. Zona Abyssal adalah kawasan perairan laut dengan kedalaman lebih dari 1.800 meter.
Misalnya saja Palung Laut Banda (7.440 meter) dan Palung Laut Mindanao (10.830 meter).

Indonesia memiliki wilayah laut yang sangat luas dan kurang terlindungi sehingga mudah
menimbulkan risiko sengketa batas wilayah dengan negara tetangga. Wilayah laut Indonesia
meliputi:
1. Landas kontinen, atau bagian laut yang kedalamannya 200 meter. Di wilayah ini negara
mempunyai hak untuk memanfaatkan sumber daya alam yang terkandung di dalamnya.
Pengertian landas kontinen didasarkan pada wilayah perairan india dan ditegaskan melalui
perjanjian dengan negara tetangga Indonesia seperti Malaysia, Thailand, Australia,
Singapura, dan India.
2. Laut teritorial, yaitu wilayah maritim suatu negara sampai dengan 12 mil dari garis pangkal
langsung. Garis pangkal lurus adalah garis yang ditarik dari titik terluar pulau pada saat air
surut.
3. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), yaitu. luas maritim suatu negara sampai dengan 200 mil (±
320 km) dari garis pangkal maritim.

2. Pantai
Ekosistem pesisir terletak di perbatasan antara ekosistem darat, laut, dan barat laut. Siklus
pasang surut harian lautan mempengaruhi ekosistem pesisir. Organisme yang hidup di pantai
mempunyai adaptasi struktural yang memungkinkan mereka menempel kuat pada substrat
keras. Pembagian wilayah pesisir dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Bagian atas pantai hanya terendam air saat air pasang. Kawasan ini merupakan rumah bagi
berbagai jenis alga, moluska, dan remis yang menjadi makanan kepiting dan burung pantai.
2. Bagian tengah pantai terendam air saat air pasang dan surut. Kawasan ini merupakan rumah
bagi alga, porifera, anemon laut, kerang dan bivalvia, siput herbivora dan karnivora, kepiting,
bulu babi, bintang laut, dan ikan-ikan kecil.
3. Daerah pantai terdalam berada di bawah air pada saat air pasang dan surut. Daerah ini adalah
rumah bagi berbagai invertebrata, serta ikan dan alga.
Komunitas tumbuhan berturut-turut dari zona intertidal ke arah darat dipisahkan sebagai
berikut:
a) Kejadian Pes caprae
Dinamakan demikian karena tanaman Ipomoea pes caprae yang tahan gelombang dan
angin kebanyakan tumbuh di bukit pasir. Tanaman ini merambat dan mempunyai daun yang
tebal. Tanaman lainnya termasuk Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto
dan Canaualia martina. Di tanah tumbuh Crinum asiaticum (narcissus), Pandanus tectorius
(panda) dan Scaeuola Fruescens (babakoan).
b) Formasi Barington
Wilayah ini didominasi oleh penduduk Barrington antara lain Wedelia, Thespesia,
Terminalia, Guettarda dan Erythrina. Jika tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka
daerah tersebut merupakan hutan bakau yang mempunyai akar pernapasan. Akar
pernafasan merupakan adaptasi tumbuhan pada tempat berlumpur yang tidak terdapat
oksigen. Selain memiliki efek anti oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan
gelombang pasang. Tumbuhan yang terdapat di hutan mangrove antara lain Nypa, Acathus,
Rhizophora dan Cerbera. Jika bagian barat laut tidak terlalu basah, pohon-pohon berikut
sering tumbuh: Heriticra, Lumnitzera, Acgicras dan Cylocarpus.

3. Muara
Muara adalah tempat pertemuan sungai dengan laut. Muara sering kali dibatasi oleh
dataran lumpur intertidal atau dataran garam yang luas. Salinitas air berangsur-angsur
berubah dari perairan tawar ke perairan laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh pasang
surut harian. Nutrisi sungai memperkaya muara. Komunitas tumbuhan yang hidup di muara
antara lain alang-alang, alga, dan fitoplankton. Komunitas hewan mencakup berbagai
cacing, krustasea, kepiting dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut
yang memanfaatkan muara sebagai tempat kawin atau migrasi di habitat air tawar. Muara
juga menjadi tempat mencari makan bagi vertebrata semi akuatik, yaitu unggas air.
4. Terumbu Karang
a. Pengertian terumbu karang
Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis
tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae. Terumbu karang termasuk dalam jenis filum
Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel. Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua
Subkelas yaitu Hexacorallia (atau Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan
secara asal-usul, Morfologi dan Fisiologi. Koloni karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil
yang disebut Polip. Dalam bentuk sederhananya, karang terdiri dari satu polip saja yang
mempunyai bentuk tubuh seperti tabung dengan mulut yang terletak di bagian atas dan
dikelilingi oleh Tentakel. Namun pada kebanyakan Spesies, satu individu polip karang akan
berkembang menjadi banyak individu yang disebut koloni. Hewan ini memiliki bentuk unik
dan warna beraneka rupa serta dapat menghasilkan CaCO 3. Terumbu karang merupakan
habitat bagi berbagai spesies tumbuhan laut, hewan laut, dan mikroorganisme laut lainnya
yang belum diketahui. Terumbu karang secara umum dapat dinisbatkan kepada struktur
fisik beserta ekosistem yang menyertainya yang secara aktif membentuk sedimen kalsium
karbonat akibat aktivitas biologi (biogenik) yang berlangsung di bawah permukaan laut. Bagi
ahli geologi, terumbu karang merupakan struktur batuan sedimen dari kapur (kalsium
karbonat) di dalam laut, atau disebut singkat dengan terumbu. Bagi ahli biologi terumbu
karang merupakan suatu ekosistem yang dibentuk dan didominasi oleh komunitas koral.
b. Habitat terumbu karang
Terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantai atau daerah yang masih terkena
cahaya matahari kurang lebih 50 m di bawah permukaan laut. Beberapa tipe terumbu
karang dapat hidup jauh di dalam laut dan tidak memerlukan cahaya, namun terumbu
karang tersebut tidak bersimbiosis dengan zooxanhellae dan tidak membentuk karang.
Ekosistem terumbu karang sebagian besar terdapat di perairan tropis, sangat sensitif
terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas,
sedimentasi, Eutrofikasi dan memerlukan kualitas perairan alami (pristine). Demikian halnya
dengan perubahan suhu lingkungan akibat pemanasan global yang melanda perairan tropis
di tahun 1998 telah menyebabkan pemutihan karang (coral bleaching) yang diikuti dengan
kematian massal mencapai 90-95%. Selama peristiwa pemutihan tersebut, rata-rata suhu
permukaan air di perairan Indonesia adalah 2-3 °C di atas suhu normal.

c. Kondisi optimum terumbu karang


Untuk dapat bertumbuh dan berkembang biak secara baik, terumbu karang membutuhkan
kondisi lingkungan hidup yang optimal, yaitu pada suhu hangat sekitar di atas 20 oC.
Terumbu karang juga memilih hidup pada lingkungan perairan yang jernih dan tidak
berpolusi. Hal ini dapat berpengaruh pada penetrasi cahaya oleh terumbu karang. Beberapa
terumbu karang membutuhkan cahaya matahari untuk melakukan kegiatan fotosintesis.
Polip-polip penyusun terumbu karang yang terletak pada bagian atas terumbu karang dapat
menangkap makanan yang terbawa arus laut dan juga melakukan fotosintesis. Oleh karena
itu, oksigen-oksigen hasil fotosintesis yang terlarut dalam air dapat dimanfaatkan oleh
spesies laut lainnya.[1] Hewan karang sebagai pembangun utama terumbu adalah organisme
laut yang efisien karena mampu tumbuh subur dalam lingkungan sedikit nutrien
(oligotrofik).

d. Manfaat terumbu karang


Terumbu karang mengandung berbagai manfaat yang sangat besar dan beragam, baik
secara ekologi maupun ekonomi. Estimasi jenis manfaat yang terkandung dalam terumbu
karang dapat diidentifikasi menjadi dua yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak
langsung.

Manfaat dari terumbu karang yang langsung dapat dimanfaatkan oleh manusia adalah :
1. Sebagai tempat hidup ikan yang banyak dibutuhkan manusia dalam bidang pangan, seperti
ikan kerapu, ikan baronang, ikan ekor kuning), batu karang,
2. Pariwisata, wisata bahari melihat keindahan bentuk dan warnanya.
3. Penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang terkandung di dalamnya.
4. Penahan abrasi pantai yang disebabkan gelombang dan ombak laut, serta sebagai sumber
keaneka ragaman hayati
Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi terumbu karang terbesar di dunia.
Luas terumbu karang di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 60.000 km 2. Hal tersebut
membuat Indonesia menjadi negara pengekspor terumbu karang pertama di dunia. Dewasa
ini, kerusakan terumbu karang, terutama di Indonesia meningkat secara pesat. Terumbu
karang yang masih berkondisi baik hanya sekitar 6,2%. Kerusakan ini menyebabkan
meluasnya tekanan pada ekosistem terumbu karang alami. Meskipun faktanya kuantitas
perdagangan terumbu karang telah dibatasi oleh Convention on International Trade in
Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), laju eksploitasi terumbu karang masih
tinggi karena buruknya sistem penanganannya.
Beberapa aktivitas manusia yang dapat merusak terumbu karang :
1. Membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat mencemari air laut
2. Membawa pulang ataupun menyentuh terumbu karang saat menyelam, satu sentuhan saja
dapat membunuh terumbu karang
3. Pemborosan air, semakin banyak air yang digunakan maka semakin banyak pula limbah air
yang dihasilkan dan dibuang ke laut.
4. Penggunaan pupuk dan pestisida buatan, seberapapun jauh letak pertanian tersebut dari
laut residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhinya akan terbuang ke laut juga.
5. Membuang jangkar pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak terumbu karang
yang berada di bawahnya.
6. Terdapatnya predator terumbu karang, seperti sejenis siput drupella.
7. Penambangan.
8. Pembangunan pemukiman.
9. Reklamasi pantai.
10. Polusi.
11. Penangkapan ikan dengan cara yang salah, seperti pemakaian bom ikan.
Melestarikan ekosistem laut sangat penting untuk menjaga keseimbangan lingkungan global
dan memastikan kelangsungan hidup banyak spesies laut yang ada di bawah air. Berikut
adalah beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk membantu melestarikan
ekosistem laut:

1. Mengurangi Sampah Plastik: Plastik adalah salah satu pencemar utama di laut.
Hindari penggunaan plastik sekali pakai, seperti botol plastik dan kantong plastik,
serta pastikan untuk mendaur ulang dan membuang sampah dengan benar.
2. Mendukung Keberlanjutan: Ketika Anda membeli ikan dan produk laut lainnya,
pastikan mereka berasal dari sumber yang berkelanjutan. Ini berarti memilih produk
yang berasal dari perikanan yang diatur dengan baik.
3. Mengurangi Pencemaran: Hindari pembuangan bahan kimia berbahaya seperti
minyak mesin dan limbah kimia ke laut. Pastikan untuk membuangnya dengan benar
dan ikuti pedoman yang berlaku.
4. Mengurangi Karbon Jejak: Anda dapat membantu melindungi ekosistem laut
dengan mengurangi emisi karbon Anda. Ini termasuk penggunaan transportasi yang
ramah lingkungan, menghemat energi di rumah, dan mendukung energi terbarukan.
5. Pendidikan dan Kesadaran: Pendidikan tentang pentingnya ekosistem laut dan
bagaimana menjaganya penting untuk menciptakan kesadaran di masyarakat.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang ekosistem laut, orang cenderung lebih
peduli terhadap melestarikannya.
6. Mengambil Bagian dalam Kegiatan Pelestarian: Bergabung dengan kelompok
pelestarian laut atau sukarela untuk membersihkan pantai, mengembangkan
terumbu karang buatan, atau melakukan tindakan lain yang mendukung konservasi
laut.
7. Melindungi Habitat dan Kawasan Perlindungan: Dukung upaya untuk mendirikan
dan menjaga kawasan perlindungan laut, termasuk taman nasional laut dan kawasan
konservasi. Ini membantu melindungi habitat penting bagi banyak spesies laut.
8. Mengurangi Overfishing: Overfishing adalah ancaman serius terhadap populasi ikan
dan ekosistem laut. Dukung kebijakan yang membatasi penangkapan ikan berlebihan
dan memastikan bahwa perikanan dilakukan secara berkelanjutan.
9. Pencegahan Pencemaran Minyak: Dukung regulasi ketat yang mencegah tumpahan
minyak di laut dan bersiaplah untuk merespons bencana minyak dengan cepat.
10. Memahami Dampak Perubahan Iklim: Pemahaman yang lebih baik tentang
perubahan iklim dan kenaikan suhu permukaan laut membantu kita merencanakan
langkah-langkah untuk melindungi ekosistem laut dari dampak yang lebih besar.

Setiap individu dapat berperan dalam melestarikan ekosistem laut dengan tindakan
sederhana sehari-hari, dan bersama-sama, kita dapat menjaga keberlanjutan dan
keseimbangan ekosistem laut yang sangat penting bagi planet kita.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ekosistem air laut merupakan ekosistem yang paling luas di bumi ini. Luas ekosistem air
laut hampir lebih dari dua per tiga dari permukaan bumi ( + 70 % ), karena luasnya dan
potensinya sangat besar, ekosistem laut menjadi perhatian orang banyak, khususnya yang
berkaitan dengan revolusi biru.
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan/laut, pantai, estuari, dan terumbu karang. Laut
adalah merupakan air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya
mengandung garam dan berasa asin. Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan
ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut. Estuari (muara) merupakan tempat
bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal
yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air
tawar ke laut. Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan
sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae.

B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman bisa memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai