Laut (sea) merupakan kolam air asin yang lebih kecil dibandingkan
dengan Samudra. Laut berada di sekitar benua atau daratan, kedalamannya
relatif dangkal dan umumnya merupakan perairan kelanjutan paparan
kontinen atau benua. Adapun samudra (ocean) adalah “kolam” air asin yang
besar sekali menempati planet bumi antar kontinen (benua) dan biasanya
sangat dalam. Ilmu yang mempelajari laut dan samudra adalah Oceanografi.
Objek yang dipelajarinya adalah mengenai keadaan fisik airnya, arus,
gelombang, kedalamannya, dan pasang naik-pasang surutnya.
Gambar 1. Cliff
ombak dan masih merasa embusan angin laut, daerah tersebut masih
dapat disebut pesisir. Bahkan, menurut Rapat Pembakuan Perwilayahan yang
diselenggarakan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG), batas wilayah
pesisir ialah daerah yang masih ada pengaruh kegiatan bahari dan sejauh
konsentrasi permukiman (desa) nelayan.
1. Jenis-Jenis Laut
a. Laut Menurut Proses Terjadinya
1) Laut Regresi, yaitu laut yang menyempit waktu zaman es karena terjadi
penurunan permukaan air laut. Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul
pada zaman glasial merupakan daratan, sedangkan Dangkalan Sahul
merupakan bagian dari Benua Australia. Pada waktu air surut, ada
bagian dari laut yang masih merupakan laut karena kedalamannya. Laut
inilah yang dinamakan laut regresi Contohnya Lubuk Laut Banda dan
Selat Makasar
2) Laut Transgresi, yaitu laut yang terjadi karena kenaikan air laut
terhadap daratan yang disebabkan kenaikan permukaan air laut setinggi
lebih kurang 70 m ketika berakhirnya zaman es. Inilah yang
menyebaban dataran rendah di Indonesia timur atau barat tergenang air
laut dan sekarang menjadi laut dangkal. Contohnya laut Jawa, Selat
Sunda, Selat Karimata, Laut Cina Selatan, dan Laut Arafuru
3) Laut Ingresi, yaitu laut yang terjadi karena dasar laut mengalami gerak
menurun, dapat berupa palung laut atau lubuk laut, contohnya, Laut
Banda, Laut Flores, Laut Sulawesi, Laut Maluku
Zona Batial, Abissal, dan Hadal disebut juga zona dasar laut dalam karena
pada zona ini temperatur air laut dan salinitasnya relatif sama (homogen),
tidak ada cahaya mataharu yang tembus, tekanan airnya besar, serta tidak
terpengaruh oleh musim dan lintang.
Rata-rata suhu air laut didunia 17,4°C. Suhu permukaan air laut di Indonesia
sekitar 26,3°C, ini menunjukkan suhunya lebih tinggi dari suhu rata-rata air
laut di dunia. Hal ini disebabkan Indonesia terletak di daerah tropis sehingga
kedudukan matahari selalu tinggi. Semakin dalam, suhu air laut semakin
dingin karena pengaruh sinar matahari yang sering berkurang. Suhu yang
lebih tinggi menyebabkan tumbuhan laut tumbuh dengan subur. Tmbuhan ini
penting bagi ikan.
e. Gelombang Laut
Air laut mengalami suatu gerakan karena adanya pengaruh angin,
perbedaan kerapatan air, dan perbedaan salinitas (kadar garam). Salah satu
faktor yang yang mengakibatkan terjadinya gerakan air laut adalah
gelombang.
f. Pasang Surut
Pasang naik dan pasang surut air laut adalah naik dan turunnya air laut
secara beraturan waktunya (periodik). Pada periode 24 jam 50 menit
disetiap tempat di bumi mengalami dua kali pasang naik dan pasang surut.
4. Perairan Wilayah
Perairan suatu wilayah dapat diukur dengan tiga macam, yaitu berdasarkan
batas teritorial, batas landas kontinen, dan zona ekonomi ekslusif (ZEE).