“Dasar Lautan”
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Oseanografi Dan Lingkungan
Dosen Pengampu:
Dr. H. Sidharta Adyatama, S.Pd., M.Sc
Disusun Oleh:
Winanda Nathania
21110115220001
1. Basin atau lubuk laut, yaitu bentuk dasar laut yang mirip dengan palung laut,
tetapi dasarnya lebih lebar dan datar.
2. Celah memanjang (rift valley), yaitu cekungan seperti parit yang lebar dan
memanjang di dasar laut.
4. Gunung berapi bawah laut, yaitu gunung berapi yang berada di dasar laut,
dan di bawah permukaan air laut. Permukaan bumi tidak rata karena adanya
tenaga endogen dan tenaga eksogen. Tenaga endogen adalah tenaga yang
berasal dari dalam bumi sedang tenaga eksogen berupa tenaga yang berasal
dari luar bumi.
a. Berdasarkan kecuramannya:
1. Continental shelf (paparan benua), relief ini dimulai dari zona pasang surut
hingga relief dasar laut yang landai sebagai batas lautan.
3. Deep sea plain (dataran dasar laut), relief ini mempunyai lereng yang hampir
datar sampai landai karena adanya pengendapan di dasar laut meskipun
masih terdapat bentukan seperti punggungan, plato palung, dan gunung api
dasar laut yang muncul sebagai pulau gunung api seperti Pulau Rakata.
4. The deeps (laut dalam), relief ini curam, sempit dan mencapai kedalaman
lebih dari 5000 m. Biasanya, relief ini bentuknya memanjang.
b. Berdasarkan Kedalamannya
Zona Litoral (jalur pasang), zona ini merupakan tempat pasang dan
surutnya permukaan air laut dan batas antara daratan dan lautan.
Zona Neritik, zona ini dibatasi antara tempat pasang surut sampai
continental shelf dengan kedalaman, 50-200 m dari permukaan laut. Zone
ini penting artinya bagi hewan laut karena sinar matahari mampu
menembus perairan, karena itu itu nelayan banyak menangkap ikan di
zona ini.
Zona Batial, merupakan zona laut yang dalamnya antara 200 – 2000 m.
Sinar matahari sudah tidak dapat menembus zona ini. Pada zona ini
tumbuhan sangat terbatas walaupun binatang laut masih ada.
Zona Abysal, zona ini merupakan zona laut dalam dengan morfologi
dasar laut landai sampai datar, meskipun terdapat cekungan yang
memanjang yang disebut palung laut. Zona ini sering disebut sebagai
lantai benua. Relief dasar laut berdasarkan kedalamannya ditunjukkan
pada gambar di bawah ini.
c. Berdasarkan Bentuknya
Basin, dikenal juga dengan lubuk laut. Lubuk laut merupakan cekungan di
dasar laut yang bentuknya sama dengan danau di daratan. Contoh basin
adalah basin Banda dan Sulawesi.
Palung laut (trench/trough), merupakan dasar laut yang menyerupai
lembah yang dalam dan memanjang. Contoh palung adalah palung
Mindanau yang dalamnya 11.165 meter.
Ambang laut, merupakan bentukan di dasar laut seperti bukit memanjang
yang memisahkan 2 laut. Contoh ambang laut di Laut Merah yang
memisahkan Samudera Hindia dan Laut Merah.
Punggung laut, merupakan punggungan rangkaian pegunungan di dasar
laut dan puncaknya tidak muncul ke permukaan laut, contohnya
rangkaian pegunungan mediterania yang tenggelam di Teluk Benggala.
Mid Oceanic ridge, merupakan punggungan yang terbentuk akibat tenaga
tektonik vertikal di tengah samudera sehingga bentuknya memanjang.
Contohnya mid oceanic ridge tengah dasar samudera pasifik
Lembah dangkal bekas alur sungai (paparan), zona neritik sekarang pada
zaman es merupakan suatu daratan yang disebut paparan. Contoh
paparan di Indonesia adalah Paparan Sunda. Pada Paparan Sunda dulu
mengalir sungai-sungai yang ada di utara Pulau Jawa, Kalimantan bagian
selatan pantai timur Sumatera
C. KEMIRINGAN DASAR LAUT
Kemiringan dasar laut diperoleh dengan menghitung kemiringan
menggunakan peta kontur batimetri dari hasil pengolahan data batimetri.
Kemiringan dasar laut dikategorikan menurut Verstappen (1953) yang mengacu
pada United State Soil System Managemen (USSSM) dan Universal Soil Loss
Equation (USLE) (Ali et al., 2014).
Keterangan :
L : jarak horizontal (tegak lurus) antara kedua garis kontur batimetri (m)
Jenis sedimen ini berasal dari hasil pengikisan batuan di darat. Batuan
beku atau batuan sediment telah mengalami proses desintegrasi (proses
pecahnya batuan secara mekanis menjadi batuan yang lebih kecil), maupun
proses decomposisi (proses perubahan susunan kimiawi dari batuan sehungga
lapuk akibat pengerjaan air maupun udara). Partikel-partikel dari hasil proses
desintegrasi maupun proses decomposisi itu diangkut baik oleh air sungai, angin
ke laut. Contoh bahan sediment dari proses desintegrasi; mineral kwarsa, mica,
feldspar, pyroxenes, ampobol dan mineral berat lainnya. Sedangkan dari hasil
proses decomposisi; clay (lempung), hidroksida besi yang bebas, alumina,
colloidal silica, dll.
Sedimen asal darat ini diendapkan di sekitar pantai, dimulai dari endapan
yang kasar (pasir) kemudian diikuti oleh partikel-partikel halus. Kecepatan
tenggelam partikel-partikel ini telah dihitung, dimana partikel pasir hanya
memerlukan waktu sekitar 1,8 hari untuk tenggelam ke dasar laut yang
kedalamannya 4.000 meter, sedangkan partikel lumpur sekitar 185 hari dan
partikel liat 51 tahun. Endapan lumpur dan tanah liat diangkut lebih jauh ke
tengah laut dan kebanyakan akan mengendap pada daerah continental shelf.
Partikel -partikel yang lebih halus diendapkan pada dasar laut yang dalam.
(2). Golongan tumbuhan yang mengandung kapur Plankton yang bersel satu
yang termasuk cocoliths, rabdolit yang tersebar di laut-laut terbuka. Algae yaitu
ganggang yang mengandung kapur, terutama hidup subur di perairan yang
hangat, dangkal dan di laut-laut daerah lintang rendah. Algae membentuk coral
reef (gosong karang), calsium carbonat (Ca Co3) sebagai hasil fotosintesis dari
Co2.
b) Tipe Siliceous
(2). Diatom ooze adalah gologan tumbuhan yang bersel tunggal yang
mempunyai kulit mengandung silica. Ooze yang terbentuk menutupi 9 % dari
permukaan dasar laut dan banyak dijumpai di daerah yang lebih dingin dengan
salinitas rendah seperti di samudera Hindia bagian Selatan.
(3) Red Clay Ooze – Ooze ini mempunyai kandungan yang tinggi dan banyak
dijumpai di bagian Timur samudera Hindia.
a). Sedimen asal vulkanisme (gunung api), Bahan vulkanisme dapat dilihat dari
sifat-sifat fisik maupun susunan kimiawinya. Contoh; pecahan lava, gelas
vulkanik, batu apung, butiran mineral.
a) Menurut Proses Terjadinya Ada beberapa jenis laut di bumi ini dan menurut
proses terjadinya yaitu sebagai berikut:
Laut transgresi adalah laut yang terjadi karena adanya suatu perubahan
permukaan laut secara positif (secara meluas). Perubahan permukaan ini
terjadi karena naiknya permukaan air laut atau daratannya yang turun,
sehingga bagian- bagian daratan yang rendah tergenan air laut.
Perubahan ini terjadi pada zaman es.
Laut Ingresi yaitu laut yang terjadi karena adanya penurunan tanah di
dasar laut. Penurunan tanah di dasar laut akan membentuk sebuah lubuk
laut dan palung laut.
Laut Regresi adalah laut yang menyemit. Penyempitan terjadi karena
adanya pengendapan oleh batuan (pasir, lumpur, dan lain-lain) yang
dibawa oleh sungai- sungai yang bermuara di laut tersebut.
1) Laut tepi adalah laut yang terletak di tepi benua dan seolah-olah terpisah dari
samudera luas oleh daratan pulau-pulau atau jazirah.
2) Laut pertengahan yaitu laut yang dalam memiliki gugusan pulau-pulau dan
terletak diantara benua-benua.
Ali, M., Masrukhin, A., Sugianto, D. N., Satriadi, A., Kelautan, J. I., Perikanan, F.,
Diponegoro, U., Soedarto, J. P. H., & Telp, S. (2014). PENENTUAN JALUR
PELETAKAN PIPA BAWAH LAUT ( Perairan Larangan-Maribaya ,
Kabupaten Tegal ). 3, 94–104.