Anda di halaman 1dari 10

MORFOLOGI DASAR LAUT

Lautan
Pengertian laut ataupun adalah badan air asin yang terhubung yang mencakup lebih dari
70 persen permukaan bumi.
Morfologi lautan adalah bentuk permukaan bumi yang berada di dalam laut sehingga
manusia tidak bisa menjangkaunya. Bentuk permukaan bumi ini memiliki berbagai macam
bentuk. Perubahan bentuk ini, terjadi akibat adanya dua tenaga, yaitu endogen dan eksogen.
Kedua tenaga ini, membuat dasar laut memiliki relief yang bermacam- macam. Morfologi laut
memiliki banyak bentuk. Setiap bentuk terbagi dalam 4 bentuk. Yaitu berdasarkan bentuk,
berdasarkan kenampakannya, berdasarkan tingkat kemiringan, serta berdasarkan kedalamannya

1. Bentuk-bentuk Morfologi Dasar Laut


A. Dangkalan/ Paparan Benua/ Landas Kontinen( Continental Shelf)
Ialah dasar laut dangkal di sejauh pesisir laut. Kedalamannya kurang dari 200 mdpl,
kemiringan lereng tidak lebih dari 10, serta bagian dari daratan( kontinen). Paparan daratan ialah
bagian daratan yang tergenang air laut dan serta sangat berarti untuk perikanan karena
persyaratan hidup ikan bisa terpenuhi, misalnya cahaya matahari bisa menembus pada
kedalaman tersebut.
Contoh: Dangkalan Sunda yang terletak diantara Pulau Jawa, Kalimantan, serta Sumatra yang
ialah bagian dari Daratan Asia dan Dangkalan Sahul yang terletak diantara Daratan Australia
serta Pulau Papua yang ialah bagian dari Daratan Australia.
B. Lereng Benua( Continental Slope)
Merupakan bagian dasar laut yang ialah kelanjutan dari paparan benua sehingga
posisinya berbatasan dengan paparan benua, mempunyai kemiringan dekat 50 dengan kedalaman
antara 200- 1. 800 meter di dasar permukaan laut. Bila dibanding dengan kemiringan paparan
daratan, pada lereng daratan terjalin penyusutan yang sangat tajam.
C. Pulau Gunung Api Laut( Volcanic Island)
Merupakan suatu pulau vulkanik yang kakinya di dasar laut, sebaliknya tubuh puncaknya
timbul ke atas permukaan laut. Contoh: Pulau Gunung Api di Laut Banda.

D. Punggung Laut( Ridge)


Merupakan punggung laut pegunungan yang terdapat di dasar laut serta ialah sesuatu
wujud proses peninggian yang ada di atas lautan( sea floor) yang seragam dengan terdapatnya
gunung- gunung di daratan.
Contoh: Punggung Tengah Lautan Atlantik( Mid Ocean Ridge). Punggung Laut ini terletak di
Lautan Atlantik memanjang arah utara- selatan kurang lebih 23. 000 kilometer.
E. Lubuk Laut/ Abisal Plain( Basin)
Dalam bahasa Belanda diucap bekken, ialah daerah dasar laut berbentuk
cekungan( tekanan mental) yang kedalamannya menggapai 2. 000 meter di dasar permukaan
laut.
Contoh: basin Indo- Australia di Samudra Hindia serta lubuk Laut Sulawesi.
F. Guyot
Merupakan gunung laut yang puncaknya datar serta puncaknya tidak bisa menggapai
permukaan laut. Wujudnya semacam meja. gram. Palung Laut( Trench) Dalam bahasa Belanda
diucap trog) ialah daerah dasar laut berbentuk ngarai yang sangat dalam, kecil, serta panjang.
Palung laut mempunyai kedalaman sampai ribuan m.
Contoh: Palung Laut Mindanao kedalamannya 10. 500 meter, Palung Laut Jawa kedalamannya
8. 000 meter, Palung Laut Jepang kedalamannya 9. 435 meter, serta Palung Mariana
kedalamannya menggapai 11. 000 meter.
H. Ambang Laut( Drempel)
Merupakan pegunungan di dasar laut yang terletak diantara 2 laut dalam. Contoh:
Ambang Laut Sulu, di barat energi dari Filipina yang memisahkan Laut Tiongkok Selatan serta
Laut Sulawesi.
I. Gunung Api Laut( Seamount)
Merupakan gunung api yang timbul dari dasar lautan namun tidak bisa menggapai ke
permukaan laut( semacam guyot hendak namun puncaknya runcing). Seamount memiliki lereng
yang curam serta berpuncak runcing, mungkin memiliki besar hingga 1 kilometer/ lebih.

2. Berdasarkan Kenampakannya
Morfologi laut, memiliki banyak bentuk. Setiap bentuk memiliki bentuk yang unik.
Morfologi laut berdasarkan kenampakannya, dibagi menjadi 3 yaitu cembungan, ambang laut,
dan punggung laut.
1. Cembungan adalah, salah satu bentuk morfologi laut yang berbentuk panjang, melebar,
dan memiliki ketinggian di atas dasar laut sekitarnya. Cembungan terjadi akibat adanya
lipatan yang disebabkan oleh tenaga endogen.
2. Ambang laut adalah, bukit yang menjadi pemisah antara pulau- pulau. Ambang laut
awalnya berupa daratan, yang kemudian mengalami penurunan ketinggan, hingga
tertutup oleh laut. Ambang laut juga bisa menjadi permbatas antara 2 lautan.
3. Punggung laut adalah perbukitan yang berada di dalam laut. Perbukitan di dasar laut
adalah kumpulan dataran tinggi yang ada di dalam laut. Punggung laut dapat memiliki
panjang hingga ribuan kilometer. Punggung laut menyerupai tanggul raksasa yang berada
di dalam laut.
3. Berdasarkan Tingkat Kemiringannya
Morfologi laut berdasarkan tingkat kemiringannya adalah morfologi laut yang dilihat
berdasarkan kedalaman serta kecuraman dari relief itu. Morfologi dasar laut berdasarkan tingkat
kemiringannya di bagi menjadi 4. Yaitu paparan benua, lereng benua, laut dalam, dan palung
laut.
1. Paparan benua adalah dataran yang semakin lama akan semakin melandai. Dataran ini
semakin mendekati daratan, maka dataran ini akan semakin landai.
2. Lereng benua adalah lereng yang berada di antara benua dan samudra. Lereng ini juga
bisa disebut sebagai tanjakan kontinen. Lereng benua biasanya menjadi lokasi akhir
pengendapan materi sedimen.
3. Laut dalam adalah dataran yang berada pada kedalaman lebih dari 200 m dari permukaan
laut. Lereng benua memiliki kemiringan 4% hingga 6%. Luas permukaan bumi, terisi
oleh laut dalam sebanyak 13%.
4. Palung laut adalah lembah yang berada di dalam laut. Lembah ini berbentuk kerucut
kebawah dan sangat dalam. Palung laut terjadi akibat adanya penurunan dasar laut.
4. Berdasarkan Kedalamannya
Morfologi laut berdasarkan kedalamannya adalah bentuk bawah laut yang di lihat
berdasarkan dasar laut yang dilihat dari permukaan laut..
1.Zona Litoral (Wilayah Pasang Surut)
Zona litoral atau mintakat litoral adalah zona atau wilayah laut yang apabila pada saat
terjadi air pasang, wilayah ini akan tergenang oleh air, dan pada saat terjadi air surut, wilayah ini
akan mengering dan berubah menjadi pantai. Oleh karena itulah maka zona ini seringkali disebut
dengan daerah pasang surut. Pengaruh suhu udara serta sinar matahari yang terdapat pada zona
litoral sangat kuat. Menjadikan zona ini sebagai habitat bagi beberapa spesies laut seperti bintang
laut, udang, kepiting, cacing, serta bentos. Zona litoral adalah area antara garis pantai dan
kedalaman maksimum fotosintesis signifikan oleh tumbuhan alga epilitik dan umumnya
didefinisikan sebagai kedalaman di mana 1% dari radiasi fotosintesis aktif (400-700 nm) dari
permukaan radiasi. terdiri atas pecahan rumah-rumah karang dan juga pasir pantai. Dalam
kehidupan sehari-hari, zona litoral biasanya dimanfaatkan masyarakat untuk tambak garam,
pemanfaatan hutan mangrove, dan juga wisata pantai karang.
2. Zona Neritik (Laut dangkal)
Zona Neritik adalah wilayah perairan dangkal yang terletak dekat dengan pantai.
Kedalaman dari zona ini adalah berkisar antara 50 hingga 200 meter. Kawasan ini dapat
tertembus sinar matahari dengan sangat baik, sehingga menjadikannya sebagai habitat yang
sangat cocok bagi berbagai jenis spesies laut seperti ubur-ubung, fitoplankton. Zooplankton,
rumput laut, serta jenis spesies lainnya.
Dalam biologi kelautan, zona neritik disebut juga perairan pesisir, laut pesisir atau zona
sublitoral. Mengacu kepada zona lautan dimana sinar matahari mencapai dasar, tempat dimana
air tidak terlalu dalam dan keluar dari zona fotik. Zona neritik membentang dari batas surut
terendah hingga ke ujung landas kontinen, dengan kedalaman hingga 200 meter (667 kaki). Di
atas zona neritik terdapat zona intertidal (atau zona eulitoral) dan zona supralitoral, di bawahnya
adalah permulaan dari lereng benua dan zona pelagik.
Dalam zona neritik, ahli biologi kelautan juga mengidentifikasi hal berikut:
 Zona infralitoral merupakan zona yang didominasi alga hingga lima meter di bawah batas
air terendah.
 Zona circalittoral merupakan daerah sebelum zona infralitoral yang didominasi hewan
diam seperti tiram.
 Zona subtidal merupakan bagian dari zona neritik dibawah zona intertidal yang tidak
pernah terekspos ke atmosfer.
Zona neritik secara permanen ditutupi oleh air dengan oksigenasi yang cukup, menerima cukup
sinar matahari dan tekanan air yang rendah, selanjutnya zona ini memiliki suhu, tekanan, cahaya
dan salinitas yang cenderung stabil, membuatnya cocok untuk fotosintesis. Pada keadaan
tertentu, zona bentik (dasar laut) pada zona neritik lebih stabil dibandingkan dengan zona
intertidal.
3. Zona Batial (Laut Dalam)
Zona Batial merupakan wilayah perairan yang memiliki kedalaman yang berkisar antara 200
hingga 2000 meter. Wilayah ini tidak dapat ditembus oleh sinar matahari. Perairan batipelagis
memiliki ciri sinar matahari yang kurang bahkan tidak bisa menembusnya. Beberapa hewan yang
masih bisa hidup di zona ini adalah hewan yang tidak memiliki mata. Selain spesies hewan
tersebut, di zona ini juga terdapat hewan yang memiliki mata seperti paus besar, hiu, cumi-cumi,
dan gurita di mana mereka termasuk angelfish dalam air.
Hewan-hewan di zona batial juga tidak mempunyai otot kuat karena mereka tidak merasa
terancam oleh predator yang tidak mampu melihatnya. Namun, spesies ikan yang tidak memiliki
mata akan sulit jika berada di zona ini karena nutrisi yang sulit ditemukan. Di zona ini juga
terdapat cairan ventilasi yang panas yang mampu mengapung, dan mampu naik jauh di kolom
air, mampu memberikan hidrogen, belerang, metana, dan besi menuju ke organisme di
batipelagis.Ventilasi hidrotermal mempunyai kedalaman 1000-4000 meter di tahun 2013. Di
zona ini juga terdapat cairan ventilasi yang panas yang mampu mengapung, dan mampu naik
jauh di kolom air, mampu memberikan hidrogen, belerang, metana, dan besi menuju ke
organisme di batipelagis.
4. Zona Abisal (Laut Sangat Dalam)
Ini merupakan bagian laut yang memiliki kedalaman lebih dari 2000 meter. Wilayah ini memiliki
suhu yang sangat dingin. Hal inilah yang menjadikan zona abbisal hanya memiliki beberapa
spesies hewan laut. Dan di zona ini tidak dapat ditemui spesies tumbuh-tumbuhan laut. Contoh
spesies yang dapat hidup di zona ini adalah angler fish, dimana biota laut tersebut dapat
menghasilkan cahaya sendiri untuk berkomunikasi. Zona ini termasuk ke dalam lubuk laut dan
palung laut. Tekanan air laut sudah besar, sehingga hanya sedikit binatang-binatang laut yang
dapat hidup di zona ini. Binatang laut yang dapat hidup di zona ini cenderung pipih dan panjang.
Tepat di atas zona abisal ni terdapat zona batial, daerah yang terakhir mendapatkan cahaya di
mana sebagian besar kehidupan laut itu ada. Sedangkan tepat di bawah zona abisal yaitu zona
hadal, daerah yang diliputi oleh kegelapan abadi.
Materi sedimentasi sangat halus, berupa sejenis lumpur yang kemerah-merahan dan terdiri dari
hancuran diatomea dan radiolaria, karena dalam kedalaman sekitar 3000 meter kerangkan lokan
pun sebelum mencapai dasar laut telah hancur dan larut.
Dikarenakan tekanan air di zona abisal ini bertambah satu atmosfer setiap kedalaman 33 kaki,
hewan di zona abisal harus mampu menahan tekanan jumlah besar. Tekanan ini membuat sangat
sulit bagi manusia untuk mengeksplorasi laut dalam. Contoh binatang yang dapat hidup di zona
abisal ini adalah cumi-cumi raksasa.
Zona Laut Berdasarkan Cahaya Matahari yang Menjangkaunya
Menurut ahli kelautan, zona laut dapat dibedakan berdasarkan sejauh mana cahaya matahari
dapat mencapai kawasan perairan tersebut. Adapun jenis zona tersebut antara lain antara lain:
1. Zona Epipelagic (Eufotik)
Zona epipelagic merupakan zona yang dapat diterangi oleh pancaran sinar matahari,
sehingga proses fotosintesis di zona tersebut dapat berjalan dengan sangat baik. Suhu zona
epipelagic berkisar dari 40 ke 3 derajat Celcius
2. Zona Mesopelagic (Disphotic)
Zona mesopelagic merupakan zona laut yang hanya mendapatkan sejumlah kecil
penerangan sinar matahari. Karena kelangkaan cahaya yang didapat, maka zona ini dikenal
dengan sebutan twilight zone. Suhu dari zona mesopelagic berkisar dari 5–4 derajat Celcius atau
sekitar 41–39 derajat fahrenheit.
Meskipun suhunya bervariasi di bawah epipelagik, mesopelagik adalah lokasi lapisan termoklin,
dan di daerah yang lebih hangat di dunia, suhunya bervariasi dari 20° C (68° F) di atas hingga
sekitar 4° C (39° F) pada perbatasannya dengan zona batial. Air umumnya bergerak lambat di
mesopelagik dengan waktu tinggal sekitar satu abad, meskipun berbagai hewan bergerak secara
vertikal melalui zona ini setiap hari dan berbagai puing tenggelam dalam waktu yang relatif
singkat.
Daerah ini awalnya ditemukan oleh para peneliti Amerika selama Perang Dunia II pada tahun
1942 selama penelitian anti-kapal selam dengan sonar. Sonar pada saat itu tidak dapat menembus
kedalaman ini karena banyaknya jumlah makhluk yang menghalangi gelombang suara.
3. Zona Bathypelagic (Aphotic)
Zona bathypelagic merupakan zona laut yang terdalam, dimana sama sekali tidak ada cahaya
matahari yang dapat menembus zona tersebut. Zona ini seringkali disebut sebagai zona tengah
malam. Suhu yang terdapat pada zona ini berkisar 0–6 derajat Celcius.
Zona Laut Menurut Letaknya
Menurut letaknya, laut dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Laut pedalaman merupakan laut yang letaknya menjorok ke pedalaman. Laut ini tidak
dipengaruhi oleh arus samudra dan tidak mengalami proses pasang surut.
2. Laut pertengahan (Continental sea) merupakan laut yang berada di tengah-tengah benua.
3. Laut tepi (Marginal sea) merupakan laut yang terletak di landas benua serta memiliki
hubungan bebas dengan samudra. Inilah yang menjadikan arus tepi selalu dipengaruhi
oleh arus samudra.
Zona Laut Menurut Proses Terjadinya
Menurut proses terjadinya, laut juga dibedakan ke dalam tiga jenis, yaitu:
1. Laut transgresi merupakan laut yang terjadi karena adanya perubahan permukaan laut
yang terjadi akibat permukaan air laut yang naik atau daratan yang mulai menyusut atau
turun, sehingga menjadikan daratan tersebut tergenang oleh air.
2. Laut ingresi merupakan laut yang terjadi karena tanah yang semakin menurun ke dasar
laut, sehingga menjadikan kawasan tersebut terendam oleh air. Biasanya penurunan tanah
tersebut akan membentuk palung dan lubuk laut.
3. Laut regresi merupakan laut yang terbentuk akibat penyempitan laut itu sendiri yang
dikarenakan oleh pengendapan bebatuan seperti pasir, lumpur, maupun material lain yang
dibawa aliran air sungai yang pada akhirnya bermuara di laut.
Laut juga dibagi menjadi beberapa jenis zona, dimana zona kelautan tersebut berawal dari
wilayah lepas pantai yang kedalaman airnya mencapai 200 meter atau sekitar 656 kaki.
Zona Laut Menurut Ekosistemnya
Menurut ekosistem yang menghuni, zona kelautan juga terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Zona Litoral (Perairan Dalam)
Secara umum, jumlah ekosistem kehidupan yang ada pada perairan laut dalam lebih
rendah jika dibandingkan tempat lainnya. Hewan-hewan yang hidup di zona ini memiliki mata
yang sangat peka terhadap cahaya. Organisme yang hidup di zona ini hanya bertindak sebagai
konsumen dan sebagai pengurai saja, sedangkan produsen tidak ada sama sekali. Hal tersebut
terjadi karena tidak adanya cahaya matahari yang dapat menembus kawasan itu. Spesies-spesies
yang ada di zona ini biasanya mendapatkan makanan yang bersumber dari plankton-plankton
yang mengendap.
2. Zona Neritic (Perairan Dangkal)
Luas wilayah zona ini adalah mencakup pesisir, dimana zona ini mendapatkan
pencahayaan matahari yang sangat baik. Berbagai jenis ekosistem dapat hidup di zona tersebut.
Mereka diantaranya adalah ganggang laut, terumbu karang, dan juga rerumputan.
3. Zona Oseanic
Zona ini merupakan wilayah laut dimana sinar matahari tidak dapat menembus hingga ke
dasar. Hal tersebut menyebakan terjadinya perbedaan suhu di dalam zona tersebut yang terjadi
akibat air yang ada dipermukaan tidak dapat bercampur dengan air yang ada dibawahnya.
Spesies yang bisa ditemui adalah berbagai jenis ikan.
Zona Laut di Indonesia
Di Indonesia yang sebagian besar wilayahnya adalah perairan, membagi zona lautnya menjadi
tiga kelompok, yaitu:
1. Zona Teritorial
Zona teritorial merupakan garis khayal yang memiliki jarak sekitar 12 mil dari garis dasar
ke laut lepas. Suatu negara dapat berdaulat penuh hingga mencapai batas teritorial, akan tetapi
negara tersebut juga berkewajiban terhadap penyediaan alur pelayaran baik di bawah maupun
permukaan laut.
2. Zona Landas Kontinen
Baik secara geologi maupun morfologi, zona ini merupakan lanjutan dari suatu benua,
dimana kedalaman lautnya mencapai 150 meter. Kenapa Indonesia memiliki zona landas
kontinen? Hal itu dikarenakan negara kita terletak diantara 2 buah kontinen, yaitu Asia dan
Australia.
3. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Zona ekonomi eksklusif merupakan jalur perairan (laut) yang memiliki lebar 200 mil dari
garis dasar ke arah laut terbuka. Dengan zona ini, maka dalam pemanfaatan sumber daya laut,
Indonesia mendapatkan kesempatan yang pertama. Pengukuhan zona tersebut telah diumumkan
oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 21 Maret 1980.
Tugas Geografi
Morfologi Dasar Laut

Nama Anggota Kelompok :


1. Ayla Azizah
2. M. Ananda Ikhlas
3. Najjwa Aquilla
4. Prita Laura

Kelas X.10
SMAN 3 PEKANBARU
PEKANBARU
RIAU
2023

Anda mungkin juga menyukai