Anda di halaman 1dari 6

MODUL PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

ACARA 7: GEOMORFOLOGI BAWAH LAUT


Untuk Kalangan Sendiri

Isi:
- uraian dan isian singkat
- bahan latihan praktikum

Anjuran Pengguna:
Modul ini hanya sebatas panduan praktikum sehingga tidak boleh
dijadikan acuan karya tulis. Pengguna harus bijak dan teliti dengan tetap
membaca dan mengacu buku-buku di perpustakaan. Apabila terdapat
kesalahan pada panduan ini, harap diberitahukan kepada asisten
praktikum.

Disusun oleh
Staf Asisten Praktikum Geomorfologi
Semester Ganjil, Tahun Akademik 2016-2017

© Laboratorium Geologi Dinamik


Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada

IDENTITAS MAHASISWA

Nama :
NIM :
Kelas, Rombongan :
Tanda tangan :

“Ilmu bekal di hari tua”

1
KLASIFIKASI BENTUK LAHAN DASAR SAMUDRA
Heezen dan Wilson (1968, dari Gunter et al., 1980) mengklasifikasikan
bentuk lahan dasar samudera menjadi 3 bagian yang paling penting, yaitu :
1. Tepi benua (continental margin),
2. Cekungan laut dalam (deep-sea basin),
3. Punggungan tengah samudera (mid-ocean ridge).

Gambar 1. Pembagian bentuk lahan dasar samudera


Bloom (1978), mendasarkan kepada kedalaman dan bentuk struktur
geologi membagi bentuk lahan dasar samudera menjadi 2 propinsi, yaitu :
1. Tepi benua (continental margin), bagian yang lebih kecil.
2. Dasar laut dalam (deep-sea floor), bagian yang lebih luas.
Stowe (1978) berpendapat bahwa kondisi bawah samudera secara
geomorfologis dapat dibagi menjadi :
1. paparan (shelf),
2. lereng (slope),
3. jendulan (rise),
4. cekungan samudera (ocean basin),
5. sistem punggungan tengah samudera (mid oceanic ridge system), dan
6. kenampakan lain yang lebih kecil yang terdapat pada dasar samudera.

TEPI BENUA (CONTINENTAL MARGIN)


Tepi benua adalah bagian dari kerak benua yang tertutup oleh air laut.
Tepi benua dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Tepi benua aktif (active continental margin), yaitu

b. Tepi benua pasif (passive continental margin), yaitu

Gambar 2. Profil bentuk lahan bawah laut

2
Morfologi pada tepi benua aktif dan tepi benua aktif:
Tepi Benua Pasif Tepi Benua Aktif
Laras benua Laras benua
Lereng benua Lereng benua
Jendulan/tinggian benua Palung Samudera

1. Laras Benua (Continental Shelf)


Laras benua adalah

Laras benua dicirikan dengan


a.
b.
c.

2. Lereng benua (Continental Slope)


Lereng benua adalah

Lereng benua dicirikan dengan


a.
b.
c.

3. Jendulan/Tinggian Benua (Continental Rise)


Jendulan Benua adalah

Jendulan Benua berada di dasar dari lereng benua, pada kedalaman


beberapa km, kelerengan yang curam berangsur-angsur berkurang menjadi
10 atau kurang dari itu, ke arah laut dalam bentuk lahan ini dibatasi
perbukitan tubir (abyssal hills) atau dataran tubir (abyssal plain).
Jendulan benua mencakup 5 % dari seluruh dasar samudera.

CEKUNGAN LAUT DALAM (DEEP SEA BASIN)


Sekitar 42 % dari dasar samudera, atau hampir mencapai 30 % dari
permukaan bumi, merupakan dataran tubir dan perbukitan tubir (Menard &
Smith, 1966, dalam Bloom, 1978).
1. Dataran Tubir (Abyssal Plain)
Dataran tubir merupakan suatu dataran di bawah laut dengan
kedalaman 4000 – 6000 m.

3
2. Bentuklahan Volkanik Bawah Laut
Bentuk lahan volkanik di bawah laut dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
seamount, guyot, dan bukit-bukit tubir (abyssal hills).
a. Seamount adalah

Seamount memiliki elevasi yang menjulang sekitar 3 – 4 km dari dasar


samudera sampai beberapa ratus meter di bawah permukaan laut.
Pembentukan seamount dapat berasosiasi dengan punggungan tengah
samudera maupun hotspot.

b. Guyot adalah

Pada beberapa guyot ditemui sedimen laut dangkal seperti kerikil


pantai dan endapan koral tetapi saat ini tertutup oleh endapan
pelagik karena terletak pada kedalaman 400 – 2000 m.

c. Bukit – bukit tubir adalah

Perbukitan tubir terbentuk oleh vulkanisme dan tektonik pada


pemekaran tengah samudera (sea floor spreading) kemudian terbawa
menjauh secara lateral dari punggungan tengah samudera oleh
pergerakan lempeng.

Gambar 3. Bentuk lahan gunungapi bawah laut

3. Palung Samudera (trench)


Palung samudera _

Sekitar setengah dari tepi benua yang ada di dunia dibatasi oleh palung
yang, memiliki kedalaman sampai 2 kali kedalaman dasar samudera.

4
PUNGGUNGAN TENGAH SAMUDERA (MID OCEANIC RIDGE)
Punggung tengah samudera adalah

Punggung tengah samudera merupakan suatu sitem gabungan dari


punggung samudera (ocean ridge) dan jendulan samudera (ocean rise). Antara
ridge dan rise hanya dibedakan atas kelerengannya, Ridge lebih terjal
dibanding sedangkan rise.

MORFOLOGI MINOR
1. Terumbu karang (Reef) dan Atol
Terumbu karang adalah kelompok besar dari pertumbuhan koloni koral
pada laut dangkal. Terumbu karang dapat terbentuk pada perairan tepi
benua yang dangkal maupun ditepi pulau gunungapi laut.
Atol adalah terumbu karang yang berbentuk cincin.

Gambar 4. Terumbu karang dan atol

2. Submarine canyon & submarine fan


Jurang-jurang bawah laut (submarine canyon) terbentuk akibat adanya
alur/sungai bawah laut yang mengerosi dan bergerak melalui lereng benua.
Dibagian bawah dari submarine canyon diendapkan material sedimen yang
membentuk kipas bawah laut (submarine fan).

Gambar 5. Submarine canyon dan submarine fan

5
3. Urat hidrotermal
Urat hidrotermal merupakan tempat keluarnya air panas yang terbentuk
saat air laut masuk ke dalam retakan-ratakan kerak samudera hingga
mendekati dapur magma. Ada tiga jenis urat hidrotermal:
a. Warm-water vent, dicirikan oleh suhu kurang dari 30⁰C dan air
berwarna bening.
b. White smoker, dicirikan oleh suhu 30⁰ - 350⁰C, air berwarna putih dan
terbentuk mineral barit.
c. Black smoker, dicirikan oleh suhu lebih dari 350⁰, air berwarna hitam
dan terbentuk mineral logam sulfida.

TUGAS PRAKTIKUM
1. Tentukan jenis-jenis morfologi Bawah Laut pada peta Saudara dengan
warna yang berbeda ! (15 menit)
2. Buatlah profil geomorfologi dengan sayatan yang mewakili morfologi-
morfologi Bawah Laut yang ada ! (25 menit)
3. Interpretasi jenis-jenis morfologi Bawah Laut ! (10 menit)

Daftar Referensi:
Lobeck, A.K. and Tellington, W.J. 1944. Military Maps and Air Photographs,
Their Use and Interpretation. New York: McGraw Hill Book Company,
Inc.
Staf Asisten Geomorfologi. 2009. Panduan Praktikum Geomorfologi. Jurusan
Teknik Geologi FT UGM, tidak dipublikasikan.
Thornbury, W.D. 1969. Principles of Geomorphology. 2nd Ed. New York: John
Wiley & Sons, Inc.
Trujilo, A.P. and Thurman, H.V. 2011. Essentials of Oceanography.
Indianapolis: Pearson Education, Ltd.

Anda mungkin juga menyukai