Anda di halaman 1dari 17

BAGIAN 1 : ISLAM, IMAN, IHSAN

Islam

“ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa
Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan
dan pergi haji jika mampu”

Iman

“ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir
dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “

Ihsan

“Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak
melihatnya maka Dia melihat engkau”

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut
langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu (QS. Al-Baqarah (2) : 208)

ISLAM, secara umum :

Menurut bahasa: Kata kerja ‘salima’ ditambah dengan ‘alif’ menjadi ‘aslama’ yang berarti; selamat,
patuh, tunduk dan menyerah.

Menurut istilah: ialah patuh, tunduk serta melaksanakan segala yang disampaikan oleh Rasulullah
saw.

ISLAM

Aqidah Syariah Akhlak


(Iman) (Islam) (Ihsan)
Ilmu Kalam Ilmu Fiqih Ilmu Tasawwuf

((AQIDAH-IMAN))

• AQIDAH : Secara bahasa ialah ikatan atau simpulan. Aqidah Islam ialah segala perkara yang
diyakini oleh umat Islam, yang diyakini dengan pasti tentang kebenarannya. Keyakinan dalam
bentuk Iman memiliki asas yang kokoh, yaitu Rukun Iman. (Iman kepada Allah, malaikat, kitab,
rasul, kiamat, qada’ dan qadar)

• Ayat2 Tentang Iman : Al-Baqarah ayat 285,

Ucapan Hati Perbuatan Ayat

Ya Ya Ya Mu’min Al Anfal ayat 2

Ya Tidak Ya Munafiq An-Nisa ayat 142

Al Ahzab ayat 60

Ya Ya tidak Fasiq An-Naml ayat 14

Tidak Tidak tidak Kafir Al Baqarah ayat 6,


ayat 161

((SYARIAH-ISLAM))

• SYARIAH : Secara bahasa, syariah berarti jalan ke sumber air atau jalan yang harus diikuti, yakni
jalan ke arah sumber pokok bagi kehidupan. Adapun secara, terminologis syariah berarti semua
peraturan agama yang ditetapkan oleh Allah untuk kaum Muslim baik yang ditetapkan dengan
al-Quran maupun Sunnah Rasul. Syariah islam dalam bentuk ibadah memiliki asas yang kokoh,
yaitu Rukun Islam

a. Muamalat (Hablun Minannaas) :


- Am
- Khas : Madiah, munakahat
b. Ibadah (Hablun Minallaah)
- Am : Peraturan tidak tetap
- Khas
Bagian-bagian isi Fiqih

Pertama Ibadah:

1. Segala perbuatan yang dikerjakan untuk mendekatkan diri kepada Allah, sperti shalat,
zakat, puasa dan haji

2. Hukumnya bersifat tetap tidak berubah-rubah sepanjang masa

3. Tidak ditemukan dalam undang-undang buatan manusia

Kedua Muamalat, terbagi :

1. Bagian Uqubat (Hudud dan jinayat /pidana),seperti pembunuhan, pencurian, minum arak,
qisas, had dan diyat (denda)

2. Bagian Munakahat/pernikahan, yang terkenal dengan Ahwal Syakhsiyah (perdata), seperti


masalah pernikahan, perceraian, idah, nafkah dan lainnya

3. Bagian Muamalat, menjelaskan tentang persoalan harta, kepemilikan, jual beli, sewa
menyewa, pinjam meminjam, gadai menggadai, bank, asuransi, bursa efek, kenegaraan dan
lain sebagainya

Pembahasan fiqih secara terperinci dapat diklasifikasikan kepada:

1. Sekumpulan hukum yang digolongkan dalam ibadat: seperti sholat, zakat, puasa dan haji

2. Sekumpulan hukum yang berkaitan dengn kekeluargaan (ahwal syakhsiyah) seperti


perkawinan, talaq, nafkah, wasiat dan warisan.

3. Sekumpulan hukum mengenai muamalat (bisnis) seperti hukum jual beli, sewa menyewa,
hutang piutang, gadai, hawalah, kafalah, mudhorobah dan transaksi bisnis lainnya.
4. Sekumpulan hukum yang mengenai harta negara, seperti kekeyaan baitul mal, pemasukan
danpenegluarannya.

5. Sekumpulan hukum yang berkaitan dengan uqubat (sangsi) demi memelihara jiwa, harta,
kehormatan, seperti qisos, had dan ta’zir

6. Sekumpulan hukum yang mengenai hukum acara, seperti hukum penggugatan,peradilan,


pembuktian dan saksi

7. Sekumpulan hukum yang terkait dengan tata negara, seperti sayarat menjadi kepala negara,
hak penguasa, hak rakyat dan permusyawaratan

8. Sekumpulan hukum yang sekarang dinamai hukum internasional, seperti hukum perang,
tawanan, rampasan perang, perdamaian, perjanjian, jizyah, cara menyikapi ahlu dzimmah dan
lain sebagainya

Sejarah Perkembangan Fiqih

Masa Nabi saw

• Umat Islam di masa Rasulullah saw jika menemukan suatu masalah maka mereka langsung
bertanya kepada Rasulullah saw, lalu beliau menjawab dengan bimbingan wahyu atau ijtihad
beliau

Masa Sahabat ra

• Setelah Rasulullah saw wafat dan wahyu terputus, barulah para sahabat melakukan ijtihad
dengan mengambil sumber hukum dari al-Qur’an yang bersifat global serta dari Sunnah

Masa Tabi’in:

• Pada masa ini, ilmu fiqih berkembang dengan pesat. Masing-masing ulama mempunyai
metodologi tertentu dalam menyimpulkan suatu hukum

• Ada 4 mazhab (aliran) fiqih yang sangat berpengaruh di dunia hingga kini, yakni:

– Mazhab Maliki, pendirinya Imam Malik bin Anas

– Mazhab Hanafi, pendirinya Abu Hanifah

– Mazhab Syafi’I, pendirinya Muhammad bin Idris Asy-Syafi’I

– Mazhab Hambali, pendirinya Imam Ahmad bin Hambal

Ijtihad, Ittiba’ dan Taqlid

• Ijtihad adalah mempergunakan segala kesanggupan untuk mengeluarkan hukum syara’ dari
kitabullah dan hadits Rasulullah saw

• Ijtihad terbagi dua:

1. Mengambil hukum dari zahir nash


2. Mengeluarkan hukum dari memahami nash
• Tingkatan Ijtihad:

1. ijtihad Darokil Ahkam (menghasilkan hukum yang belum ada)

2. Ijtihad Tathbiqul Ahkam (menerapkan hukum atau faedah atas segala tempat yang
dapat menerimanya)

• Ijtihad hukumnya wajib dan terpuji bagi orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan
kemampuan melakukannya.

• Ittiba’ adalah kita mengikuti pendapat yang datang dari Nabi, dan para sahabat,kemudian
yang datang dari tabiin yang diberikan kebajikan”

• Al-Alawi berkata, “Perkataan Mujtahid bukan hujjah dengan sendirinya, karena ia bukan dari
dalil-dalil yang bersendiri.

• Dengan demikian ittiba’ tidak sekedar mengikuti mujahid tapi harus mengerti dalil yang
diambilnya

• Ittiba’ adalah mengikuti perkataan (pendapat) mujtahid atau ulama dan kita mengetahui
dari dalil mana hukum itu diambil.

• Taqlied adalah mengikuti pendapat seseorang, namun kita tidak tahu dari mana sumber dalil
pengambilan hukum tersebut

• Hukum Taqlied ada 3 macam : 1) Ada yang haram dilakukan, 2) Ada yang wajib kita pegangi
dan 3) Ada yang boleh kita pegangi

• Taqlid yang haram, adalah:

1. Taqlid yang berarti tidak mau memperdulikan ayat Tuhan,lantaran mentaqlid orang tua
(masyarakat)

2. Taqlid yang berarti mentaqlid orang yang tidak kita ketahui, apakah yang kita ikuti itu
mempunyai keahlian atau tidak?

3. Mentaqlidi seseorang seseudah diperoleh hujjah dan dalil yang menyalahi pendapat
orang yang kita taqlidi

• Taqlid yang wajib adalah: Mentaqlidi orang yang perkataannya hujjah, yaitu Rasulullah saw,

• Taqlid yang dibolehkan ialah: menuruti pendapat para mujtahid dalam soal-soal yang kita
tidak ketahui hukum Allah dan Rasul-Nya terhadapnya.

• Ad Dahlawi berkata, “Taqlid dalam arti kita menuruti pendapat seseorang alim, karena
belum nyata lagi hukum Allah dan RasulNya dan kita akan segera meninggalkan pendapat
itu bila nyata berlawanan dengan hukum Allah dan RasulNya, dibolehkan”

• Oleh karena itu di antara ulama ada yang mewajibkan umat bertaqlid kepada salah seorang
Imam yang diakui kemujtahidannya

((AKHLAK – IHSAN))
• AKHLAK : Secara etimologis, kata akhlak berasal dari bahasa Arab alakhlaq yang merupakan
bentuk jamak dari kata khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat.
Sedangkan secara terminologis, akhlak berarti keadaan gerak jiwa yang mendorong ke arah
melakukan perbuatan dengan tidak menghajatkan pikiran. Inilah pendapat yang dikemukakan
oleh Ibnu Maskawaih. Sedang al-Ghazali mendefinisikan akhlak sebagai suatu sifat yang tetap
pada jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak
membutuhkan kepada pikiran. Akhlak terbagi menjadi dua, yaitu akhlak kepada Khaliq (Allah
Sang Pencipta) dan akhlak kepada makhluq (ciptaan-Nya).
• Akhlak berasal dari kata “akhlaq” yang merupakan jama’ dari “khulqu” dari bahasa Arab yang
artinya perangai, budi pekerti, tabiat dan adab
َ ‫عظِ يمَ ْال َح‬
• ‫سَنَة‬ َ َ‫َوإِنَّكََ لَعَلَىَ ُخلُق‬
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung (Al-Qalam: 4).
• Al-Ahzab ayat 21, Al Qashas ayat 77, Al Isra ayat 7, Al-Imran ayat 79
• Akhlak :
a. Akhlak kepada Khaliq : Taqwa, cinta, ikhlas, tawakal, syukur, muraqabah
b. Akhlak kepada makhluk-Nya : Akhlak dengan sesama, akhlak dengan alam

BAGIAN 2 : AQIDAH
Dalil -> Al-Baqarah ayat 285
1. Percaya Pada Allah  Allah Tujuan Kita
2. Percaya Pada Malaikat  Kita Selalu diawasi
3. Percaya Pada Kitab-kitab  Al-Quran sbg Pedoman
4. Percaya Pada Rasul-rasul  Rasulullah sbg Tauladan
5. Percaya Pada Hari  Dunia sebagai tabungan Qiyamat
6. Percaya pada qada’ & takdir  Tidak lupa diri ketika mendapat nikmat, dan tidak
putus asa ketika gagal
TINGKATAN IMAN
TAUHID
➢ Tauhid didefinisikan sebagai : MengEsakan Allah pada sifat Rububiyyah, Uluhiyyah dan
Nama-nama serta sifat-Nya)
➢ Pembagian Tauhid :
1. Tauhid Rububiyah
2. Tauhid Uluhiyyah
3. Tauhid al-Asma’ wa al-Sifat (Nama-nama serta Sifat-Nya )
➢ Tauhid Rububiyah
- Definisi : Mentauhidkan Allah s.w.t. sbg pencipta alam, mengurus & mentadbir,
menghidupkan, mematikan, mendatangkan manfaat, mudarat dsb.
- Tauhid ini sahaja tidak mencukupi dalam mencapai iman dan Islam kerana org
kafir juga menyedari & mengetahui segala keupayaan Allah s.w.t tetapi tidak
mahu menyerah diri kepadaNya.
- Dua golongan manusia yg ingkar akan tauhid Rububiyyah iaitu :
▪ Golongan yg ingkar akan wujudnya tuhan spt Atheis, teori Darwin,
Sosialisme, Komunisme dsb.
▪ Golongan yg mengakui wujudnya tuhan tetapi mensyirikkannya spt
golongan Majusi (dua pencipta) dan Nasrani (konsep trinity : 3 tuhan).
➢ Tauhid Uluhiyah
- Definisi : Mengkhususkan peribadatan/penyembahan hanya kpd Allah s.w.t
kerana hanya Allah yg layak disembah dan diibadati. Tauhid ibadah iaitu tauhid
Allah s.w.t. pada af’al (perbuatan) hambaNya spt solat, puasa, zakat, haji,
tawakkal, minta pertolongan, takut, harap dsb. Orang-orang musyrikin
menjadikan selain Allah s.w.t. sebagai tuhan. Mereka menyembahnya,
memohon pertolongan darinya.
➢ Tauhid al-Asma’ wa al-Sifat
- Definisi : beriman dengan semua nama2 dan sifat2 Allah s.w.t. yang diberitahu
oleh AQ & AS tanpa mengumpamakannya, mengingkarinya, mengubahnya atau
membentukkannya dengan sesuatu, apatah lagi menyamakanNya dengan
makhluk-makhluk ciptaannya. Dialah satu-satunya yg menyandang sifat2
kesempurnaan tersebut dan bersih dari sifat kekurangan/kelemahan.
➢ Dari ketiga2 tauhid ini maka lahirlah “Syahadah” : penyaksian bahawa Tiada Tuhan yg
disembah kecuali Allah iaitu penyaksian ini merangkumi ketiga2 tauhid tersebut.
STAR PRINCIPLE : PRINSIP BINTANG
• Rasa aman “Yang berkata (dengan hati yang yakin), bila bencana menimpa dirinya,
Sungguh, kita adalah milik Allah, dan kepada-Nya kita kembali” (Albaqarah 156)
• Kepercayaan diri “Dan milik-Nya apa yang dilangit dan di bumi dan kepada-Nyalah
ibadah selama-lamanya. Maka mengapa kamu takutkan selain Allah?” (an-Nahl 52)
• Integritas “Yaitu mereka yang beriman dan hatinya tenang karena menginat Allah.
Ketahuilah! Hanya dengan ingat akan Allah, maka hati merasa tenang” (Ar’Ra’d: 28)
• Kebijaksanaan “Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri meskipun dia
mengemukakan alasan-alasannya” (Al-Qiyamah: 14-15)
• Motivasi “sungguh, telah Kami ciptakan manusia dalam sebaik-baik acuan” (At-tiin 4)
Iman Kepada Malaikat
Bentuk Fisik:
Terbuat dari nur (cahaya), Mempunyai sayap, Makhluk ghaib, Dapat menyerupai bentuk
manusia dengan izin Allah
Sifat:
Mempunyai tugas dari Allah, Selalu taat dan tidak pernah membantah
Sifat lain kepada manusia:
Menghadiri majlis zikir, Menghadiri sholat fajar/subuh, Menghadiri orang yang membaca
al-Quran, Tawadhu pada penuntut ilmu dan mendoakannya, Mencatat amal manusia, dll
Angle Prinsiple – Prinsip seperti Malaikat
1. Disiplin
2. Integritas dan loyalitas
3. Kebiasaan memberi dan mengawali “Maka barangsiapa melakukan kebaikan sebebrat
zarah, Ia pasti melihatnya” (Az zilzal: 7)
4. Kebiasaan menolong
5. Salam dan saling percaya
Iman Kepada Kitab

Definisi Al-Qur’an
• Al-Qur’an adalah Kalamullah (Berdialog dengan Allah)

“Jika kamu ingin mengetahui seberapa besar cinta Allah kepadamu dan kepada selainmu, maka;
Pertama, lihatlah volume cintamu kepada kalamNya yaitu al-Qur’an di hatimu. Kedua, seberapa
besar volume kenikmatanmu dan keasyikanmu tatkala mendengar lantunan firman-Nya.
Sudahkan keasyikan itu melebihi keasyikan para pecandu musik dan nyanyian tatkala nyanyian
diperdengarkan? Sesungguhnya merupakan hal yang wajar, bahwa barangsiapa yang mencintai
seorang kekasih maka suara dan pembicaraan kekasihnya adalah sesuatu yang sangat
dicintainya (Al-Fikr at-Tarbawi ‘inda Ibni Al-Qoyim)

• Mukjizat Berharga (Pusaka Berharga)

• Diturunkan kepada Nabi Muhammad saw (Top Leader)

• Disampaikan secara mutawatir (Otentik)


APAKAH KITAB LAIN SEKARANG OTENTIK?

TAURAT:

Taurat menceritakan tentang kematian Musa, padahal Taurat diwahyukan Tuhan kepada Musa
sendiri:

“Maka demikian matilah Musa, hamba Tuhan itu di sana, di tanah Moab, seperti firman
tuhan: …..”Maka pada masa matinya umur Musa seratus duapuluh tahun, …Maka di antara
orang Israil tiada berbangkit pula seorang nabi yang seperti Musa, yang dikenal oleh Tuhan
muka dan muka” (Markus 1: 14-15)

INJIL:

“Setelah Yahya itu sudah tertangkap, datanglah Yesus ke tanah Galilea memasyhurkan Injil Allah,
serta berkata: “waktunya sudah sampai. Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah kamu dan
percayalah akan injil itu” (MArkus1 -14-15)

Kalimat itu bukan Injil Yesus, tapi cerita orang lain tentang Yesus

Keempat Injil itu bukanlah berasal dari imla (dikte lisan) daripada Yesus sendiri, bahkan Yesus
tidak pernah menyaksikan dengan mata kepalanya keempat Injil itu (Mutawally Yusuf Syalaby,
Adhwaun ‘ala Masihiyyah, hal. 50)

• Membacanya adalah ibadah (Kecerdasan Spiritual)

Rasulullah saw bersabda:

“Barangsiapa membaca sehuruf dari al-Qur’an maka untuknya satu kebajikan, dan setiap
kebajikan digandakan sepuluh kali. Aku tidak berkata Alif-Lam-Mim itu satu huruf, tetapi alif
adalah huruf, lam adalah huruf dan Mim adalah huruf (HR: TIrmidzi)

“Barangsiapa yang disibukkan dengan membaca al-Quran dan mengingat Aku daripada meminta
sesuatu dari Aku, maka Aku akan memberikannya lebih baik dari apa yang diminta oleh orang
lain” (Hadist Qudsi HR Turmudzi)
“Sesungguhnya al-Qur’an ini adalah hidangan Allah. Maka nikmatilah apa yang ada darinya
sebatas apa yang kalian sanggup. Sesungguhnya aku tidak mengetahui sesuatu yang lebih kecil
dari suatu kebaikan dari sebuah rumah yang tidak ada di dalamnya sedikitpun al-Qur’an. Dan
sesungguhnya hati yang tidak ada di dalamnya al-Qur’an sedikitpun itu seperti rumah kosong
yang tidak ada penghuninya” (Atsar shohaby, riwayat Ad-Darimy)

Learning Principle – Prinsip Pembelajaran (Iman Kepada Kitab)

• Kebiasaan membaca buku dan situasi

• Kebiasaan berpikir kritis

• Kebiasaan mengevaluasi

• Kebiasaan Menyempurnakan

• Memiliki Pedoman

Iman Kepada Rasul

Nabi:Seorang manusia yang diwahyukan Allah tetapi tidak diperintahkan untuk menyampaikannya. Jika
diperintahkan untuk disampaikan kepada manusia maka disebut Rasul

Jumlah Nabi dan rasul tidaklah diketahui secara pasti. Sebagian ulama berkata Rasul itu berjumlah 313
orang, dan Nabi berjumlah 124.000 orang

Nama-nama Nabi/Rasul yang diabadikan Allah dalam al-Quran sebanyak 25 orang

Sebab Perlunya Segera Datang Rasul:

1. Ajaran Rasul terdahlu tidak sempurna, perlu ada perbaikan dan penyempurnaan

2. Ajaran Rasul terdahulu banyak yang hilang atau dihilangkan

3. Para Rasul dahulu diutus kepada bangsa atau daerah tertentu

Perkara Nabi Rasul

Pengertian dari Orang yang membawa berita ghaib Utusan kepada sesuatu tempat

segi bahasa

Pengertian dari Lelaki yang dipilih oleh Allah, dikurniakan Lelaki yang dipilih oleh Allah, dikurniakan
wahyu kepadanya untuk amalan diirnya sendiri,
segi istilah wahyu kepadanya untuk amalan diirnya
dan diperintahkan menyampaikan risalah
sendiri, tetapi tidak diperintahkan kepada

menyampaikan risalah kepada orang lain orang lain

Bilangan Ramai tetapi tidak dapat dipastikan Yang wajib diketahui seramai 25 orang
Kitab/suhuf Sebahagian menerima suhuf Sebahagian menerima suhuf dan kitab

tugas -Tidak ditugaskan menyampaikan wahyu -Ditugaskan menyampaikan wahyu Allah


Allah
-Ditentukan umat yang dipimpin
-Tidak ditentukan umat yang dipimpin

Keistimewaan Nabi Muhammad saw;

1. Beliau adalah Nabi/Rasul terakhir : “Muhammad itu bukanlah bapak salah seorang dari pada
kamu, akan tetapi dia adalah seorang Rasul Allah dan penutup segala Nabi” (QS. Al-Ahzab: 44)

2. Beliau adalah Nabi/Rasul Internasional, risalahnya universal, ditujukan kepada seluruh ras dan
bangsa : “Tidaklah Kami utus engkau (muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi
seluruh alam” (Al-Anbiya: 107)
“Tidaklah Kami utus engkau (muhammad) melainkan untuk seluruh manusia guna memberikan
berita gembira dan berita peringatan” (Saba’: 28)

3. Nabi Muhammad adalah semulia-mulia Nabi dan Rasul

Leadership Principle (Iman Kepada Rasul)

1. Pemimpin yang Dicintai

“Kasihanilah mereka yang di bumi, niscaya yang di langit mengasihimu” (HR: Tirmidzi)

2. Pemimpin yang Dipercaya


Kesesuaian kata & perbuatan, Keberanian menegakkan kebenaran,

3. Pembimbing

Keberanian memberikan motivasi, mempunyai rasa kemanusiaan yang tinggi, memberikan


contoh

4. Pemimpin yang Berkepribadian

Memimpin diri sendiri sebelum orang lain, demokratis (terbuka), mengatasi kecemasan diri,

5 Pemimpin yang Abadi

Mengarahkan kpd kebenaran, kebaikan, kemajuan dan keberhasilan. Semua terasa sesuai
dengan hati nurani. Hidup dalam kejujuran dan tidak hidup daam kepuara-puraan

IMAN KEPADA HARI KIAMAT

• Surah Ali Imran : Ayat 114.

• Surah Al-Nisa’ : Ayat 122.

• Surah Al-Ahzab : Ayat 63.

• Surah Taha : Ayat 15.


• Surah Al-Zumar : Ayat 68.

• Surah Al-Qariah : Ayat 4 - 5.

• Surah Al-Kahfi : Ayat 47.

PENGERTIAN QADA' & QADAR

Bahasa: Penyempurnaan sesuatu perkara berdasarkan ketetapan Allah yang azali

❖ QADA' Istilah Syarak: Pelaksanaan sesuatu perkara mengikut ketentuan Allah yang azali

Contoh: Allah mencipta manusia yang telah mendiami bumi

❖ QADAR Bahasa: Hukum. yaitu ketentuan sesuatu perkara mengikut kadar yang tertentu

Istilah Syarak: ketentuan Allah yang azali terhadap semua makhluk

Contoh: Ketentuan Allah sejah azali bahawa manusia akan diciptakan untuk mendiami
bumi

❖ QADA' MUBRAM ❖ QADA' MU'ALLAQ

Ialah : Perlaksanaan suatu yang telah Ialah : Perlaksanaan suatu perkara mengikut ketetapan
ditetapkan oleh Allah & Tidak akan Allah, berdasarkan Usaha & Ikhtiar manusia .(boleh
berubah Contoh : Kelahiran Atau berubah dgn ikhtiar & doa). Hasilnya tidak dapat
kematian/ Ajal / Mati/kejadian siang diketahui sebelum ia berlaku. Contoh : Rezeki,
dan malam Kejayaan,kegagalan,, Kesenangan , kesusahan @
kemalangan yg menimpa seseorang,penyakit-dll-
Jelasnya:
-Doa boleh mengubah Qada Muallaq tetapi tidak
mengubah Qada Mubram.
-Setiap muslim digalakkan berdoa kerana mendapat
kasih sayang Allah kpd org berdoa
BAGIAN 3 : AKHLAK

Akhlak
Secara etimologis, kata akhlak berasal dari bahasa arab ( ‫ ) أخالق‬dalam bentuk jama’, sedang mufradnya
adalah khuluq ( ‫) خلق‬, yang dalam Kamus Munjid berarti budi pekerti atau perangai atau tingkah laku
(Ma’luf, t.t.: 194).

Secara terminologis, Akhlak merupakan perilaku manusia yang didasari oleh kesadaran berbuat baik
yang didorong keinginan hati dan selaras dengan pertimbangan akal

Al-Ghazali dalam Ihya ‘ulumuddinnya, yakni:

• ‫فالخلق عبارة عن هيئة في النفس راسخة عن تصدراألفعال بسهولة ويسرمن غيرحاجة إلى فكر ورؤية‬
• Artinya: “Khuluk yakni sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong lahirnya perbuatan
dengan mudah dan ringan, tanpa pertimbangan dan pemikiran mendalam” (Al-Ghazali, 1994:
46)

Pengertian Etika, Moral, dan Akhlaq

• Kata etika berasal dari bahasa Yunani Ethos yang berarti kebiasaan, yaitu kebiasaan yang dianggap
baik atau buruk. Sedangkan istilah etika diartikan dengan: ilmu/filsafat tentang nilai baik dan buruk
dalam kehidupan manusia.

• Kata moral berasal dari bahasa Latin Mores (jamak dari kata mos) yang berarti adat kebiasaan,
sedangkan istilah moral diartikan dengan: Ajaran tentang baik dan buruk yang sesuai dengan ide-ide
umum yang dianggap baik dan wajar, atau yang diukur dengan tradisi yang berlaku dalam suatu
masyarakat.

• Kata akhlaq berasal dari bahasa Arab akhlaaq bentuk jama’ dari khuluq yang berarti tingkah laku,
perangai atau tabiat. Sebagai istilah, akhlaq diartikan dengan: Sikap yang melahirkan perbuatan, baik
perbuatan yang baik maupun yang buruk, atau sifat hati yang tercermin dalam perilaku.

Karakteristik Akhlaq

• Pada prinsipnya antara etika, moral, dan akhlaq itu memiliki persamaan, yaitu sama-sama
membicarakan tentang kebaikan dan keburukan yang menyangkut perikehidupan manusia dalam
hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia, atau alam sekitarnya.

• Perbedaan antara ketiganya adalah terletak pada dasar atau ukuran dalam menentukan kebaikan atau
keburukan itu sendiri
• Menurut etika, baik dan buruk itu didasarkan pada akal fikiran manusia, sedang menurut moral
didasarkan pada kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat, sedangkan akhlaq selalu didasarkan pada
wahyu Allah atau petunjuk Rasulullah.

• Secara umum akhlaq memiliki ciri-ciri : Bersifat mutlak, tetap, berlaku untuk selama-lamanya,
menyangkut aspek jasmaniah dan ruhaniah, berkaitan dengan dunia dan akhirat. Sedangkan etika dan
moral bersifat nisbi, dapat berubah sesuai keadaan, tempat dan waktunya.

Hubungan antara tasawuf dengan akhlaq

• Tasawuf adalah proses mendekatkan diri kepada Allah (muraqabah) dengan cara mensucikan hati
(tashfiyatul qalb) melalui thariqah atau jalan-jalan tertentu. Ajaran tasawuf mengajarkan bahwa
Tuhan Yang Maha Suci itu hanya dapat didekati dengan hati yang suci pula.

• Jika ilmu akhlaq itu menjelaskan mana yang baik dan buruk, bagaimana mengubah akhlaq yang buruk
menjadi baik dengan cara-cara yang umumnya nampak seperti keilmuan, keteladanan, pembiasaan
dan lain-lain, maka ilmu tasawuf menjelaskan bagaimana cara menyucikan hati agar tercipta akhlakul
karimah yang sebenar-benarnya.

• Cara penyucian hati dalam tasawuf pada umumnya ditempuh dengan Ijtinaabul manhiyyaat (menjauhi
larangan-larangan), Adaa’ul waajibaat (melakukan kewajiban-kewajiban), Adaa’un naafilaat
(melaksanakan kesunahan-kesunahan), Arriyaadhaat (latihan-latihan spiritual), Dawaamudz dzikri
(selalu ingat kepada Allah). Metode-metode tersebut dilakukan secara istiqamah atau dengan
mujahadah

• Dengan demikian tasawuf merupakan bagian dari akhlaq yang secara khusus mengajarkan bagaimana
manusia dapat memiliki hati yang suci agar senantiasa dekat dan dicintai Tuhannya. Tasawuf
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari upaya mencapai kesempurnaan akhlaq. Tasawuf
merupakan jiwa daripada akhlaq

Tanda-tanda manusia beriman adalah:

• Khusu’ dalam shalatnya

• Berpaling dari hal-hal yang tidak berguna

• Selalu kembali kepada Allah

• Mengabdi hanya kepada Allah

• Selau memuji dan mengagungkan Allah

• Bergetar hatinya jika nama Allah disebut

• Berjalan di muka bumi dengan tawadhu’ atau tidak sombong

• Bersikap arif atau bijaksana dalam menghadapi orang-orang awam

• Menyintai orang lain sebagaimana menyintai dirinya sendiri

• Menghormati tamu
• Menghargai dan menghormati tetangga

• Berbicara selalu baik, santun dan penuh makna

• Tidak banyak bicara dan bersikap tenang dalam menghadapi segala persoalan

• Tidak menyakiti orang lain baik dengan sikap, ucapan, maupun perbuatannya.

Akhlaqul Mahmudah (Akhlak Terpuji)

Akhlaqul Mazmumah (Akhlak Tercela)


Akhlak dan Al-Ahkam AL-Khamsah

Wajib (Hukum duniawai)

Sunnah (Akhlak Umum/ Masyarakat)

Mubah/Ja’iz (Akhlak Pribadi)

Makruh (Akhlak Umum/ Masyarakat)

Haram (Hukum duniawai)

Islah (Perbaikan dan Adab)

Persyaratan: Ilmu yang cukup dan taubat

Perlucutan sifat tercela (madzmumah) menuju sifat terpuji(mahmudah)

Islah bersifat bathin dan dhahir, prosesnya: membuang (takhliah) sifat tercela, memasukkan (tahliah)
sifat terpuji

Islah akan membawa pembentukan insan beradab (adib)

Adib, yaitu dari segi dhahir dan bathin suci dari sifat tercela, gemilang dengan sifat terpuji.

• ََ‫ّللاِ ذَ ِلك‬ ِ ‫ل ِلخ َْل‬


ََّ َ‫ق‬ ََ ‫اسَ َعلَ ْي َها ال ت َ ْبدِي‬
َ َّ‫ط ََر الن‬َ َ‫ّللاِ الَّتِي ف‬ ََّ َ ‫ط َر َة‬ َِ ‫( فَأَقِ ْمَ َوجْ َهكََ ِللد‬
ْ ِ‫ِين َحنِيفًا ف‬
) ََ‫اسَ ال َي ْعلَ ُمون‬ ََّ ‫الدِينَُ ْالقَ ِي ُمَ َولَ ِك‬
ِ َّ‫ن أ َ ْكث َ ََر الن‬
‫)َسورةَالروم‬30(
Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptkan manusia munurut
fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang
lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui
(QS. Ar-Ruum (30): 30)

Anda mungkin juga menyukai