Anda di halaman 1dari 17

Sumber Ajaran Agama Islam

dan Metode-Metode Ijtihad


‫مرحبا‬
‫مرحبا‬
• 1. Mohammad Nabil Kurnianto (12010122140235)
• 2. Asy Syifa Khasnah (12010122140220)
• 3. Brian Harda Pamungchas (12010122130126)
• 4. Berlyana Eka Azzahra (12010122120067)
• 5. Syauki Falah Hogantara (12010122140318)
01. 03.
Pengertian Sumber AL-Qura’an dan
Ajaran Islam Pengertian

02. 04.
Macam-Macam Akal Fikiran Istihar
Hukum Islam
01.
Pengertian ‫اثنان‬
Sumber
Ajaran Islam
Sumber Ajaran Islam
Sumber ajaran Islam yang pokok adalah al-Qur’an dan hadis.Jelas pula bahwa ajaran islam adalah
ajaran yang bersumber dari agama islam yang dikembangkan oleh akal pikiran manusia yang
memenuhi syarat untuk mengembangkanya. Dengan dimikian, ajaran islam merupakan
pengembangan agama atau ajaran agama islam.Seorang muslim atau muslimah diwajibkan
mempelajari agam islam merupakan fardu ‘ain yaitu kewajiab pribadi tiap muslim dan muslimah
sedangkan mengkaji ajaran islam, terutama yang dikembangkan oleh akal pikir manusia diwajibkan
kepada masyarakat atau kelompok masyarakat untuk mempelajarinya. Allah telah menetapkan sumber
ajaran islam yang wajib diikuti oleh setiap muslim. ketetapan Allah itu terdapat dalam surat AN-Nisa
ayat 59

‫از ْعتُم; في; َشي ٍء; فَ ُر ُّد ْوه; الَ;ى هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
ِ ِ ُ ْ ْ ِ ْ َ َ‫ٰيٓاَيُّهَ;ا الَّ ِذي َْن; ٰا َمنُ ْٓ;و ا اَ ِط ْيعُوا َ َواَ ِط ْيعُوا الرَّس;ُ ْو َل َواُولِ;ى ااْل َ ْم ِر ِم ْن ُك ۚ ْم; فَاِ ْن; تَن‬
ࣖ ‫ك َخ ْي ٌر َّواَحْ َس ُن تَْأ ِو ْياًل‬ َ ِ‫َوال َّرس ُْو ِل اِ ْن ُك ْنتُ ْم تُْؤ ِمنُ ْو َن بِاهّٰلل ِ َو ْاليَ ْو ِم ااْل ٰ ِخ ۗ ِر ٰذل‬
Terjemahan
● Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri
(pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
02. ‫اثنان‬
Macam-Macam
Hukum Islam
Process
1 2
Wajib 01 02 Sunnah

3 4
Haram 04 Makruh
03
05

Mubah
5
1. Wajib atau fardhu adalah hukum Islam yang pertama.
Wajib ini harus dilakukan oleh mereka yang memenuhi syarat atau orang yang sudah mukallaf yakni sudah dewasa dan berakal
sehat. Dengan kata lain, jika kamu mengerjakannya maka akan mendapat pahala. Namun, bila ditinggalkan akan mendapat dosa.
Contohnya hukum Islam wajib adalah salat lima waktu, puasa Ramadan, membayar zakat, dan menunaikan haji bagi yang mampu.
Ada 4 wajiib yang dapat diketahui:
1. Kewajiban dari waktu pelaksanaannya
a. Wajib muthlaq: wajib yang tidak ditentukan waktu pelaksanaannya seperti meng-qadha puasa Ramadan yang tertinggal atau
membayar kafarah sumpah.
b. Wajib muaqqad: wajib yang pelaksanaannya ditentukan dalam waktu tertentu dan tidak sah dilakukan di luar waktu yang
ditentukan. Wajib ini terbagi tiga:
Wajib muwassa: wajib yang waktu disediakan untuk melakukannya melebihi waktu pelaksanaannya.
Wajib mudhayyaq: kewajiban yang sama waktu pelaksanaannya dengan waktu yang disediakan seperti puasa Ramadhan.
Wajib dzu Syabhaini: gabungan antara wajib muwassa dengan wajib mudhayyaq, misalnya ibadah haji.
2. Kewajiban bagi orang yang melaksanakannya
Wajib aini: kewajiban secara pribadi yang tidak mungkin dilakukan atau diwakilkan orang lain, misalnya, puasa dan salat.
Wajib kafa’i/kifayah: kewajiban bersifat kelompok apabila tidak seorang pun melakukannya maka berdosa semuanya dan jika
beberapa melakukannya maka gugur kewajibannya seperti salat jenazah.
3. Kewajiban berdasarkan ukuran atau kadar pelaksanaannya
Wajib muhaddad: wajib yang harus sesuai dengan kadar yang sesuai ketentuan seperti zakat.
Wajib ghairu muhaddad: kewajiban yang tidak ditentukan kadarnya seperti menafkahi kerabat.
4. Kewajiban berdasarkan kewajiban perintahnya
Wajib Mu’ayyan: kewajiban yang telah ditentukan dan tidka ada pilihan lain seperti membayar zakat dan sholat lima waktu.
Wajib mukhayyar: kewajiban yang objeknya boleh dipilih antara beberapa alternatif.
2. Sunnah adalah hukum Islam selanjutnya.
Sunnah atau sunnat merupakan perkara yang dianjurkan bagi umat Islam. Artinya, jika dikerjakan maka
akan mendapatkan pahala, namun jika tidak dikerjakan tidak apa-apa.
Contohnya hukum Islam sunnah adalah salat sunnah dan puasa Senin-Kamis.
Macam-macam sunnah:
• Sunnah muakkad: sunnah yang sangat dianjurkan, seperti salat Idulfitri, salat tarawih, salat dhuha,
puasa arofah, dan lainnya.
• Sunnah gairu muakkad: misalnya memberi salam kepada orang lain.
• Sunnah hajat: perkara di dalam salat yang sebaiknya dikerjakan, seperti mengangkat tangan ketika
takbir.
• Sunnah abad: perkara dalam sholat yang harus dikerjakan ketika lupa, dan harus melakukan sujud
sahwi.
• Sunnah hadyu: perbuatan yang dituntut melakukannya kareba begitu besar faidah yang didapat dan
orang yang meninggalkannya tercela seperti azan, salat berjamaah, salat hari raya.
• Sunnah zaidah: sunnah yang apabila dilakukan oleh mukalaf dinyatakan baik tapi bila ditinggalkan
tidak diberi sanksi apapun. Misalnya mengikuti yang biasa dilakukan nabi sehari-hari seperti makan,
minum, dan tidur.
• Sunnah nafal: suatu perbuatan yang dituntut tambahan bagi perbuatan wajib seperti salat tahajud.
3. Haram adalah hukum Islam yang sangat perlu kamu ketahui.
Ada beberapa larangan yang berkaitan dengan hal tersebut.
Jika kamu meninggalkannya maka mendapat pahala, sedangkan jika dikerjakan mendapat siksa
dan dosa.
Contoh hukum Islam haram adalah mencuri, berzina, mabuk, membunuh, berjudi, dan lainnya.

hukum haram terbagi menjadi dua:


1. Al Muharram li dzatihi: sesuatu yang diharamkan oleh syariat karena esensinya mengandung
kemadharatan bagi kehidupan manusia seperti makan bangkai, minum khamr, berzinah.
2. Al Muharram li ghairihi: sesuatu yang dilarang bukan karena esensinya tetapi karena kondisi
eksternal seperti jual beli barang secara riba.
4. Makruh
Makruh adalah hukum Islam yaitu larangan terhadap suatu perbuatan
tetapi larangan itu tidak bersifat pasti. Artinya, jika dilakukan tidak
berdosa, sedangkan jika ditinggalkan akan mendapat pahala.
Contoh makruh adalah makan sambil berdiri atau berkumur saat
sedang berpuasa.
2 macam makruh:
1. Makruh tahrim: sesuatu yang dilarang oleh syariat secara pasti.
Contohnya larangan memakai perhiasan emas bagi laki-laki.
2. Makruh tanzih: sesuatu yang dianjurkan oleh syariat untuk
meninggalkannya, tetapi larangan tidak bersifat pasti. Contohnya
memakan daging kuda saat sangat waktu perang.
 5.Hukum mubah
Hukum Mubah adalah bersifat netral, yang mana dapat meringankan umat muslim melaksanakan ibadah dan menjauhi segala
larangan-Nya. Hukum mubah memang akan mendapat pahala, tetapi hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Istilahnya
adalah tidak ada jaminan pahala akan didapat seperti hukum yang wajib dan sunnah.Begitu juga hukum haram dan makruh
yang bila ditinggalkan akan mendapatkan pahala dan dijauhkan dari dosa. Bisa dikatakan mubah dapat menjadi waktu
istirahat bagi seseorang, agar tidak jenuh menjalankan kewajiban dan menghindari larangan Allah SWT. Mubah pun berperan
sebagai rukhshah atau keringanan bagi seorang Muslim. Orang yang menggunakan rukhshah tentu tidak akan mendapatkan
apa-apa.
Sehingga peran hukum mubah menjadi sebuah keringanan bagi seorang muslim. Bukan hanya berada di dalam lingkup
sunnah dan wajib saja, namun kita bisa melakukan apapun selagi itu tidak merugikan diri sendiri ataupun orang lain. Dan
tidak keluar dari syariat agama serta yang dilarang oleh Allah SWT.
contohkan dalam kehidupan sehari-hari, hukum mubah adalah banyak sekali. Hukum mubah yang dimaksudkan, yakni
makan, minum, membersihkan rumah, berbenah diri, berpakaian rapi, menyisir rambut, dan lain-lain.Bukan berarti perbuatan
yang dihukumkan mubah tidak akan mendapat pahala, tetapi kemungkinannya kecil dan tidak ada jaminan. Agar perbuatan
mubah bisa mendapat pahala, niat menjadikannya ibadah sangat dianjurkan. Selain niat untuk menjadikannya suatu ibadah,
serta memulai dengan doa dan karena Allah SWT merupakan sebuah nilai mubah yang mungkin bermanfaat dan
mendatangkan sebuah keberkahan.
03. ‫اثنان‬
Pengertian
AL-Qura’an
Al-qur’an adalah kitab yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW pad abad ke-7M
(Tahun 611-632 M).Kitab Al-qur’an adalah kitab terakhir diturunkan Allah SWT, Al-qur’an sebagia
penyempurna dan pembenar kitab-kitab sebelumnya, sekaligus berisi penjelasan dan pelengkap kitab-
kitab terdahulu.Dengan demikian dalam Al-qur’an banyak mengungkap isi kitab-kitab terdahulu.Salah
satu firman Allah SWT yang berbunyi:
ُ ‫َرس ُْو ٌل ِّم َن هّٰللا ِ يَ ْتلُ ْوا‬
ۙ َ ‫ص ُحفًا ُّم‬
٣ ۗ ٌ‫ فِ ْيهَا ُكتُبٌ قَيِّ َمة‬٢ ً‫طهَّ َرة‬
Artinya: “seorang rasul dari Allah( Nabi Muhammad SAW) yang membacakan shuhuf yang
disucikan ( Al-qur’an) di dalamnya terdapat is kitab-kitab yang lurus” (QS Al-Bayyinah:2-3)
04. ‫اثنان‬
Akal Fikiran
(Ijtihad)
Menurut kebahasaan, kata Ijtihad berasal dari bahasa arab “jahada”, yang artinya berusaha dengan sungguh – sungguh. Menurut istilah
dalam ilmu fikih, ijtihad berarti mengerahkan tenaga dan pikiran dengan sungguh – sungguh untuk menyelidiki dan mengeluarkan
hukum-hukum yang terkandung didalam Al-Qur`an dan hadis dengan syarat – syarat tertentu.

     Ijtihad menempati kedudukan sebagai sumber hukum islam setelah Al-Qur`an dan hadis. Hadis yang dapat dijadikan dalil tentang
kebolehan berijtihad adalah sabda Rasulullah SAW yang artinya : “ Apabila seorang hakim didalam menjatuhkan hukum berijtihad, lalu
ijtihadnya itu benar, maka ia mendapat dua pahala. Apabila ijtiadnya itu salah, maka ia memperoleh satu pahala.” (H.R. Bukhari dan
Muslim ).

     Seorang muslim yang melakukan ijtihad disebut mujtahid. Agar ijtihadnya dapat menjadi pegangan  bagi umat, seorang mujtahid harus
memenuhi beberapa persyaratan. Persyaratan pokok untuk menjadi mujtahid adalah :

1. Memahami Al-Quran dan asbabun nuzul-nya (sebab – sebab turunnya ayat – ayat Al-Qur`an ), serta ayat – ayat nasikh ( yang
menghapus hukum ) dan mansukh (yang dihapus).
2. Memahami hadis dan sebab-sebab munculnya hadis – hadis, serta memahami hadis – hadis nasikh dan mansukh.
3. Mempunyai kemampuan yang mendalam tentang bahasa arab.
4. Mengetahui tempat – tempat ijmak.
5. Mengetahui usul fikih.
6. Mengetahui maksud – maksud syariat.
7. Memahami masyarakat dan adat istiadatnya.
8. Bersifat adil dan taqwa.

Selain kedelapan persyaratan pokok tersebut beberapa ulama juga menambahkan tiga persyaratan lagi, yaitu :
1. Mendalami ilmu ushuluddin ( ilmu tentang akidah islam ).
2. Memahami ilmu mantik ( logika ).
3. Mengetahui cabang – cabang fikih.
Kesimpulan
● Sumber ajaran Islam adalah Al-Qur'an sebagai kalam Allah yang merupakan bukti nyata dari
Wahyu dan Al hadits sebagai bimbingan dan keteladanan Nabi Muhammad Saw kepada umatnya
dalam menjalani agama Islam dengan baik dan benar, setelah itu sahabat Rasulullah mempelajari
Al-Qur'an dan Al hadist tersebut sehingga mereka berpengetahuan dan mempunyai kebijakan
yang tidak diragukan lagi kebenarannya dan itulah ijtihad para ulama sebagai sumber ajaran
islam.
Sekian Dari Kelompok Kami

Anda mungkin juga menyukai