Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Ahmad Nawawi Dalimunthe

NIM : 0203202076
DOSEN : Prof.Dr.Ahmad Qarib MA
MATKUL : Fiqih/Ushul Fiqih

SOAL UTS FIQIH/USHUL FIQIH

1. Jelaskan tentang sumber hukum islam dan dalil-dalil hukum islam!


2. Apa yang dimaksud dengan ijtihad, ittiba`, dan taqlid?
3. Jelaskan maqasid syariah dan klasifikasinya!
4. Sebutkan hikmah tharah!

JAWABAN

1. – ALQURAN
Al Quran. Al Quran merupakan firman ALLAH yang diturunkan kepada
Rasulullah untuk seluruh umat manusia. dalam sejarah kehidupan Rasulullah,
AL quran ini turun secara bertahap, dan setiap ayat yang turun selalu disertai
dengan asbabun nuzul ( sebab turunnya ayat ) yaitu persitiwa atau
permasalahan yang dihapdai Rasulullah dan kaum muslimin. AL quran
merupakan sumber hukum utama, bila telah jelas hukumnya didalam AL
Quran maka tidak perlu mencari sumber hukum lainnya. Dan hukum dalam Al
Quran sifatnya kekal dan dapat diagunakan hingga hari kiamat.
Contoh ayat yang turun karena pertanyaan sahabat :

٢١٩ :‫ (البقرة‬.‫) َويَ ْسئَلُ ْونَكَ َماذَا يُ ْن ِفقُ ْونَ قُ ِل ْال َع ْف َو‬

"Dan mereka menanyakan kepadamu (tentang) apa yang (harus) mereka


infakkan. Katakanlah, 'Kelebihan (dari apa yang diperlukan)
Contoh ayat yang turun karena permasalahan :

‫ت َحتّٰى يُؤْ ِم َّن َو ََلَ َمةٌ ُّمؤْ ِمنَةٌ َخي ٌْر ِم ْن ُّم ْش ِر َك ٍة َّولَ ْو ا َ ْع َجبَتْكُ ْم َو ََل ت ُ ْن ِك ُحوا ْال ُم ْش ِر ِكيْنَ َحتّٰى‬
ِ ‫َو ََل ت َ ْن ِك ُحوا ْال ُم ْش ِر ٰك‬
٢٢١ :‫ (البقرة‬.‫)يُؤْ ِمنُ ْوا َولَعَ ْبد ٌ ُّمؤْ ِم ٌن َخي ٌْر ِم ْن ُّم ْش ِركٍ َّولَ ْو ا َ ْع َجبَكُ ْم‬
"Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik, sebelum mereka beriman.
Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik daripada
perempuan musyrik meskipun dia menarik hatimu.Dan janganlah kamu
nikahkan orang (laki-laki) musyrik (dengan perempuan yang beriman) sebelum
mereka beriman.Sungguh, hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik
daripada laki-laki musyrik meskipun dia menarik hatimu."(QS. Al-Baqarah/2:
221).

- AS-SUNNAH / HADIST
Sunnah adalah segala segala perkataan, perbuatan, persetujuan dan cara
berpikir Rasulullah Shalallahu Alaihi wasalam yang diriwayatkan oleh para
sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in hingga para ulama hadist yang tujuh yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Hadist digunakan untuk mencari
keterangan lebih lanjut dari ayat-ayat quran yang bersifat umum. Untuk
melengkapi atau menjelaskan maksud dari ALLAH. Hadist ada yang
merupakan kalam Rasul, ada yang merupakan kalam ALLAH lewat Rasul atau
disebut dengan hadist qudsi.

Contoh penentuan hukum dengan hadist yaitu perintah sholat lima waktu,
di AL Quran hanya diperintahkan untuk sholat, namun tidak ada keterangan
jumlah dan tata caranya, kemudian lewat hadist kita tahu bagaimana cara sholat
yang benar sesuai yang diingkan ALLAH Azza Wa Jalla.

- IJMA
Ijma, yaitu sebuah kesepakatan ulama mengeanai suatu perkara bila tidak
ditemukan hukumnya yang jelas dalam AL quran dan hadist. Ulama
sampaikan arti ijma adalah “Kebulatan pendapat semua ahli ijtihad umat
Muham-mad, sesudah wafatnya pada suatu masa, tentang suatu perkara
(hukum)."

Ijma dapat dibagi dua, yaitu ijma Qauli dan ijma sukuti. Ijma Qauli
adalah dimana para ulama berijtihad dengan menetapkan suatu hukum
dengan lisannya maupun tulisan yang menjelaskan tentaang persetujuan
akan suatu perkara. Kemudian ijma sukuti adalah diamnya ulama
terhapap suatu perkara yang telah ditentukan hukumnya oleh mutjahid
lainnya. Karena persetujuan.

Urutan penentuan hukum melalui ijma adalah sebagai berikut :


a. Khulafaur Rasyidin ( 4 pemimpin pertama islam ), bila tidak ada maka
b. Pendapat imam madzab ( sekarang hanya ada 4 yaitu imam syafi’i,
maliki, hanbai, hanafi), bila tidak ada
c. Hasil dari ijma ulama yang mutawatir , atau umum digunakan yang
sebagian besar ulama diseluruh dunia menyetujuinya. Jangan gunakan
pendapat ahad , atau hanya disetujui satu orang ulama.

Contoh penyelesaian dengan ijma adalah penentuan sholat tarawih dalam


satu jamaah pada zaman sayiddina umar, dan pembukuan Al quran yang
dimulai pada zama sayiidina abu bakar.

2. – Ijtihad
Ijtihad adalah mengerahkan seluruh tenaga dengan sungguh-
sungguh dalam menetapkan hukum yg ada di dalam Al-Qur'an. Tujuan
Ijtihad adalah memutuskan sebuah hukum yg sesuai dengan Al-Qur'an
dan hadits.
Berijtihad Tentu mempunyai syarat-syarat yg harus di penuhi,
supaya dalam melakukan ijtihad tidak ada kendala dan hukum yg akan di
tentukan juga sesuai dengan yg ada di Al-Qur'an dan hadits. Syarat-syarat
berijtihad yaitu sebagai berikut.

A. Memiliki pengetahuan yg luas dan dalam


B. Paham akan bahasa arab, ilmu tafsir, usul fikih dan sejarah islam
(tarikh)
C. Memahami cara akan merumuskan hukum
D. Berakhlak mulia

- Ittiba’
Ittiba’ adalah mengikuti satu pendapat dari seorang ulama dengan
didasari pengetahuan dalil yang dipakai oleh ulama tersebut.

Dasar-dasar ibadah yang telah ditentukan oleh Rasulullah Shallallahu


Alaihi wa Sallam adalah kewajiban yang harus ditaati oleh setiap
muslim, seperti dalam firmanNya, “Dan apa yang Rasul berikan
untuk mu, maka terimalah ia, dan apa yang ia larang bagimu, maka
juhilah.” (Qs. Al-Hasyr : 7).
Perilaku, perkataan dan takrir Muhammad Shallallahu Alaihi wa
Sallam disebut sunnah. Dalam Islam, sunnah Nabi adalah sumber
hukum kedua setelah Al-Qur’an.
- Taqlid
Taqlid ialah suatu ungkapan yang mencerminkan sikap
seseorang yang mengikuti orang lain baik itu pendapat dan
perbuatannya. Atau sikap seseorang yg mengikuti pendapat orang lain
belum tentu tahu dalil-dalilnya. Misalnya seperti kita mengikuti
madzhab imam Safi'i.
Dari ayat al-Quran dan Sunnah Maqbulah di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa taqlid itu tercela hukumnya. Bagi orang yang
belum tahu apa-apa tentang ajaran Islam, dan kaum muslimin yang
belum sanggup mencari dasar suatu hukum yang disampaikan
kepadanya, maka hal itu bukanlah taqlid, dan hendaklah ia
menanyakan kepada orang yang lebih tahu.

3. Maqasid syariah

Secara bahasa maqashid syari’ahterdiri dari dua kata


yaitu maqashid dansyari’ah. Maqashid berarti kesengajaan atau
tujuan, maqashid merupakan bentuk jama’dari maqsud yang berasal dari
suku kataQashada yang berarti menghendaki atau
memaksudkan. Maqashid berarti hal-hal yang dikehendaki dan
dimaksudkan.

4. Hikmah taharah
- Untuk membersihkan badan, pakaian, dan tempat dari hadas dan najis
ketika hendak melaksanakan suatu ibadah. Dengan bersih badan dan
pakaiannya, seseorang tampak cerah dan enak dilihat oleh orang lain
karena Allah Swt, juga mencintai kesucian dan kebersihan serta
memenuhi syarat sah ibadah.
- Menjaga Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal. Kebersihan tidak
hanya terbatas pada jasmani dan rohani saja, tetapi juga kebersihan
mempunyai ruang lingkup yang luas. Di antaranya adalah kebersihan
lingkungan tempat tinggal kita bersama-sama ayah, ibu, kakak, adik, dan
sebagainya. Terkadang hal yang sering kita lakukan adalah membuang
sampah sembarangan. Lebih parah lagi saat menonton tv sambil
memakan makanan ringan dan membuang sampahnya di bawah karpet
atau dibiarkan begitu saja. Oleh karena itu, agar kita sehat dan betah
tinggal di rumah, maka kebersihan, kerapian, dan keindahan rumah harus
dijaga dengan baik. Dengan demikian, kebersihan lingkungan tempat
tinggal yang bersih, rapi, dan nyaman menggambarkan ciri pola hidup
orang yang beriman kepada Allah Swt. Oleh karena itu, kita semua harus
dan wajib menjaga kebersihan, baik di rumah maupun di madrasah, agar
kita betah dan terhindar dari berbagai penyakit.
- Menjaga Kebersihan Lingkungan Tempat Ibadah. Kita mengetahui bahwa
tempat ibadah seperti masjid, mushalla, atau langgar adalah tempat yang
suci. Oleh karena itu, Islam mengajarkan untuk merawatnya supaya orang
yang melakukan ibadah mendapatkan ketenang-an, dan tidak terganggu
dengan pemandangan yang kotor atau bau di sekelilingnya. Umat Islam
akan mendapatkan kekhusyu-an dalam beribadah kalau tempatnya
terawat dengan baik, dan orang yang merawatnya akan mendapatkan
pahala di sisi Allah. Dengan demikian, kita akan terpanggil untuk selalu
menjaga kebersihan lingkungan tempat ibadah di sekitar kita. Apabila
orang Islam sendiri mengabaikan kebersihan, khususnya di tempat-tempat
ibadah, ini berarti tingkat keimanan mereka belum seperti yang
dicontohkan oleh Rasulullah Saw.
- Menjaga Kebersihan Lingkungan Tempat Umum. Menjaga dan
memelihara kebersihan di tempat umum dalam ajaran Islam memiliki
nilai lebih besar daripada memelihara kebersihan di lingkungan tempat
tinggal sendiri, karena tempat umum dimanfaatkan oleh orang banyak.
Jika lingkungan umum tampak kumuh maka itu akan menjadi sarang
penyakit, khusus nya adalah nyamuk. Sebagaimana telah kita ketahui
bersama bahwa nyamuk sering kali membuat warga sekitar resah karena
takut dengan demam berdarah.

Anda mungkin juga menyukai