Anda di halaman 1dari 5

DISKUSI KELOMPOK AGAMA ISLAM “SUMBER AJARAN ISLAM”

Kesimpulan Materi Sumber Ajaran Islam Kelompok 2 Ganjil :


Sumber ajaran islam terbagi menjadi tiga, yaitu Al-Qur-an, Sunnah dan Ijtihad. Al-Qur’an
artinya firman Allah SWT yang diturunkan hanya kepada Nabi Muhammad SAW sebagai sebuah
mukjizat untuk kemudian disampaikan dengan jalan mutawattir dengan perantaraan malaikat
Jibril. Al-Qur-an merupakan sumber utama atau yang paling tinggi dalam ajaran agama Islam.
Kemudian Sunnah yang mengacu kepada sikap, tindakan, ucapan dan cara rasulullah menjalani
hidupnya. Sunnah menjadi sumber ajaran tertinggi ke dua setelah Al-Qur’an dimana Sunnah dapat
menjelaskan atau merinci isi Al-Qur’an serta dapat menetapkan hukum baru yang tidak terdapat
dalam Al-qur’an. Dan yang terakhir adalah Ijtihad yang berarti mencurahkan semua tenaga serta
pikiran dan bersungguh-sungguh dalam menetapkan suatu hukum. Ijtihad dilakukan jika suatu
persoalan hukumnya tidak ditemukan dalam al-Qur’an dan hadis. Namun demikian, hukum yang
dihasilkan dari ijtihad tidak boleh bertentangan dengan al-Qur’an maupun hadis

Kesimpulan Materi Sumber Ajaran Islam Kelompok 2 Genap :


Mempelajari agama Islam merupakan fardhu ’ain , yakni kewajiban pribadi setiap muslim
dan muslimah, sedang mengkaji ajaran Islam terutama yang dikembangkan oleh akal pikiran
manusia, diwajibkan kepada masyarakat atau kelompok masyarakat.
Sumber ajaran agama islam terdiri dari sumber ajaran islam primer dan sekunder. Sumber ajaran
agama islam primer terdiri dari al-qur’an dan as-sunnah (hadist), sedangkan sumber ajaran agama
islam sekunder adalah ijtihad.
Kemudian, mengenai sumber-sumber hukum Islam dapat kita simpulkan bahwa segala
sesuatu yang berkenaan dengan ibadah, muamalah, dan lain sebagainya itu berlandaskan Al-qur’an
yang merupakan Firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad secara mutawatir dan
diturunkan melalui malaikat Jibril dan membacanya di nilai sebagai Ibadah, dan Al-Sunnah
sebagai sumber hukum yang kedua yang mempunyai fungsi untuk memperjelas isi kandungan Al-
qur’an dan lain sebagainya.
Daftar Pertanyaan dan Jawaban :
Kelompok 1 Ganjil, Ahmad Fadli, Ramadhan E1E121019
Pertanyaan :
Seperti yang sudah dijelaskan bahwan Al Quran sebagai dasar hukum umat muslim. Namun
bagaimana cara kita mengetahui atau menetapkan dasar hukum suatu hal yang mana pada zaman
Nabi itu tidak ada hal seperti itu. Seperti misalnya halal haram sunnah nya merokok atau gadget,
yang mana pada zaman nabi dulu hal tersebut tidak ada sehingga tidak dituliskan baik dalam Al
Quran maupun dalam Sunnah Nabi !
Jawaban :
Allah Ta’ala berfirman dalam QS. Al Baqarah: 195 yang artinya :
“ Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan”. (QS. Al Baqarah: 195).
Karena merokok dapat menjerumuskan dalam kebinasaan, yaitu merusak seluruh sistem
tubuh (menimbulkan penyakit kanker, penyakit pernafasan, penyakit jantung, penyakit
pencernaan, berefek buruk bagi janin, dan merusak sistem reproduksi), dari alasan ini sangat jelas
rokok terlarang atau haram.
Untuk Gadget sendiri menurut pendapat saya yaitu tergantung dari penggunaannya. Seperti
yang kita ketahui bahwa Gadget seperti Smartphone dapat kita gunakan untuk mendownload
aplikasi Al-Qur’an sehingga kita dapat membcanya, kita juga dapat memutar mendengan lantunan
ayat suci Al-qur’an pada Smartphone kita. Tentu saja hal tersebut tidak dilarang. Tetapi jika
pengguna Gadget menyalahgunakannya, seperti melakukan judi online, melakukan penipuan
online dan menonoton video-video yang tidak layak, maka tentun saja penggunnnya dilarang.
(Dijawab oleh Muhammad Nabil Afkar Kelompok 2 Ganjil)

Kelompok 1 Genap, Annisa Az'zahra Tarimana (E1E121050)


Pertanyaan :
Sebutkan Dalil-dalil ang harus di ketahui ketika ijtihad !
Jawaban :
Al-Quran, surat an-Nisâ’: 59
َ ۡ ‫س ۡو َل َواُو ِلى‬
‫اۡلمۡ ِر ِم ۡن ُك ۡمۚ فَا ِۡن‬ ُ ‫الر‬ َ ٰ ‫ٰۤيـاَيُّ َها الَّذ ِۡينَ ا َمنُ ٰۡۤوا اَ ِط ۡيـعُوا‬
َّ ‫ّللا َواَ ِط ۡيـعُوا‬
‫اّلل َو ۡاليَ ۡـو ِم‬
ِ ٰ ‫س ۡو ِل ا ِۡن ُك ۡنـت ُ ۡم ت ُ ۡؤ ِمنُ ۡونَ ِب‬
ُ ‫الر‬ ِ ٰ ‫تَنَازَ ۡعت ُ ۡم فِ ۡى ش َۡىء فَ ُرد ُّۡوهُ اِلَى‬
َّ ‫ّللا َو‬
‫س ُن ت َ ۡا ِو ۡي ًل‬
َ ‫ۡاۡل ِخ ِر ذ ِل َك خ َۡير َّوا َ ۡح‬
Artinya “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di
antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia
kepada Allah (al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benarbenar beriman kepada Allah dan
hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya”
2. As-Sunnah, sabda Nabi saw: ْ

‫سنَّتِى عّلّ ْي ُك ْم‬ ُ ‫الرا ِش ِديْنَ ِء ْال ُحلَفَا‬


ُ ‫سنَّ ِة َو ِب‬ َّ ‫ِي ِم ْن‬
ْ ‫ببَ ْعد‬
Yang artinya, “Kalian wajib mengikuti sunahku dan sunah Khulafaurrasyidin sesudahku (H.R.
Abu Daud dan Attirmidzi)
3. Penganugerahan akal kepada manusia. Tuhan menjadikan syariat Islam sebagai syariat
terakhir yang bisa berlaku bagi umat di berbagai tempat dan zaman. Al-Quran dan as-Sunnah
bersifat mujmal, kejadian-kejadian baru yang dihadapi manusia silih berganti bahkan sangat
kompleks sesuai dengan perkembangan zaman. Sekiranya ijtihad dalam men-tahqiq-kan hukum
tidak boleh, maka manusia akan mengalami kesempitan dalam hidupnya. Karenanya ijtihad
diperlukan dalam Islam. (Dijawab oleh Azzahra Astiani Kelompok 2 Genap)

Kelompok 3 Ganjil, Samsudin, (E1E121013)


Pertanyaan :
Mengapa ijtihad dijadikan sebagai sumber hukum atau sumber ajaran Islam, padahal AI-Qur'an
dan Sunnah telah cukup lengkap ?
Jawaban :
Tidak semua masalah perlu di lakukan ijtihad, karena untuk masalah fiqih semuanya sudah
tuntas di bahas oleh para Ulama kita, dan tugas kita adalah mengikuti ijtihad tersebut. Berbeda
dengan suatu permasalahan baru yang timbul karena adanya kondisi tertentu yang ada pada saat
sekarang, contohnya tentang masalah perdagangan online atau bisnis online. Dalam bisnis online
ada yang bermain dengan iklan, ada yang berdagang, ada yang menjadi dropship, ada yang sekedar
menjual barang berbentuk ebook dll Untuk masalah baru tersebut maka perlu dilakukan ijtihad,
apakah jika sistem berjualan online seperti ini atau seperti itu halal atau haram dan bagaimana
mekanismenya. Memang sebenarnya yang ustadz atau ulama kita lakukan saat ini, bukan murni
ijtihad, tapi sekedar mengkiyaskan suatu hukum dengan ijtihad yang sudah dibuat oleh ulama
terdahulu. (Dijawab oleh Ricky Aryansah Kelompok 2 Ganjil)
Ijtihad itu pada dasarnya berfungsi untuk memerinci apa yang ada di Al-Qur'an dan
Sunnah, karena pada dasarnya Al-Qur'an dan Sunnah itu sifatnya masih luas dan masih universal.
Contoh, Al-Qur'an dan Sunnah menuntut untuk solat namun dikeduanya tidak terdapat panduan
solat, maka di sini lah peran ijtihad untuk memerinci seperti apa itu solat (Tambahan jawaban
Ahmad Fadli Ramadhan Kelompok 1 Ganjil)

Kelompok 4 Ganjil, Muh Syaifullah Maibara (E1E121035)


Pertanyaan :
Seperti kita ketahui bahwa sumber ajaran islam ada 3 yaitu alquran, alhadits dan ijtihad. maka dari
itu berikan 1 contoh masalah yg di selesaikan menggunakan ijtihad !
Jawaban :
Salah satu contoh ijtihad adalah suatu peristiwa yang pernah terjadi di zaman Khalifah
Umar bin Khattab, yang mana pada saat itu para pedagang muslim mengajukan suatu pertanyaan
kepada Khalifah yakni berapa besar cukai yang wajib dikenakan kepada para pedagang asing yang
melakukan perdagangan di wilayah Khalifah.
Jawaban dari pertanyaan tersebut belum termuat secara terperinci di dalam Al-Quran atau
hadis, maka Khalifah Umar bin Khattab selanjutnya melakukan berijtihad dengan menetapkan
bahwasanya cukai yang dibayarkan oleh pedagang adalah dengan disamakan dengan taraf yang
umumnya dikenakan kepada para pedagang muslim dari negara asing, di mana mereka berdagang.
(Dijawab oleh Salsabila Qodriyah Kelompok 2 Ganjil)

Kelompok 4 Genap, Taufik Hidayat (E1E121094)


Pertanyaan :
Bagaimana sikap kita ketika ijtihad para ulama memutuskan pendapat yang berbeda-beda ?
Jawaban :
Perbedaan hukum dalam hasil ijtihad adalah sesuatu yang lumrah dan telah ada sejak dulu.
Karena hal tersebut berada pada masalah cabang atau furuiyyah dalam ajaran islam. Sejalan
dengan hal tersebut, seorang muslim tidak dipaksa untuk mengikuti salah satu pendapat saja.
Seorang ulama yang mengambil ijtihad pun tidak diperbolehkan untuk memaksakan pendapatkan
untuk diikuti.
Jika ada perbedaan pendapat antara satu ijtihad dengan ijtihad lainnya, maka seorang
muslim boleh boleh mengikuti salah satunya yang dia anggap benar dan meninggalkan yang lain.
Akan tetapi, pemilihan ijtihad yang diambil harus diambil dengan berlandaskan dalil, dan bukan
karena mengikuti hawa nafsu atau sekedar mengambil yang paling mudah. (Dijawab oleh
Muhammad Nabil Afkar Kelompok 2 Ganjil)

Anda mungkin juga menyukai