Anda di halaman 1dari 9

TUGAS II

MKWU4101
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

1. Hukum Islam bersumber dari Allah SWT untuk mengatur kehidupan manusia.

A. Jelaskan pengertian hukum syariat menurut isi kandungan Q.S. Al-’Ankabut/29: 45 !


Quran Surat Al-‘Ankabut Ayat 45
َ‫صلَ ٰوةَ تَ ْنهَ ٰى ع َِن ْٱلفَحْ َشٓا ِء َو ْٱل ُمن َك ِر ۗ َولَ ِذ ْك ُر ٱهَّلل ِ َأ ْكبَ ُر ۗ َوٱهَّلل ُ يَ ْعلَ ُم َما تَصْ نَعُون‬ ِ َ‫ك ِمنَ ْٱل ِك ٰت‬
َّ ‫ب َوَأقِ ِم ٱل‬
َّ ‫صلَ ٰوةَ ۖ ِإ َّن ٱل‬ َ ‫ٱ ْت ُل َمٓا ُأو ِح َى ِإلَ ْي‬
Arab-Latin: Utlu mā ụḥiya ilaika minal-kitābi wa aqimiṣ-ṣalāh, innaṣ-ṣalāta tan-hā 'anil-
faḥsyā`i wal-mungkar, walażikrullāhi akbar, wallāhu ya'lamu mā taṣna'ụn

Artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Penjelasan
Dan bacalah apa yang diturunkan kepadamu dari al-Qur’an ini dan amalkanlah
kandungannya, serta laksanakanlah shalat dengan seluruh aturannya. Sesungguhnya menjaga
shalat dengan baik akan menahan orang yang melakukannya dari terjerumus di dalam
maksiat-maksiat dan perbuatan-perbuatan mungkar. Hal itu dikarenakan orang yang
menegakannya, yang menyempurnakan rukun-rukun dan syarat-syaratnya, hatinya akan
bercahaya, dan keimanan, ketakwaan dan kecintaannya terhadap kebaikan akan bertambah,
dan (sebaliknya) keinginannya terhadap keburukan akan semakin berkurang atau hilang sama
sekali. Dan sungguh mengingat Allah di dalam shalat dan di tempat lainnya lebih agung dan
lebih utama dari segala sesuatu. Dan Allah mengetahui apa saja yang kalian perbuat, yang
baik maupun yang buruk. Lalu Dia memberikan balasan kepada kalian atas perbuatan
tersebut dengan balasan yang sempurna lagi penuh.

B. Sebutkan dan jelaskan lima macam hukum Islam!

Sebagai umat Islam, seluruh tindakan dan perilaku memiliki ketentuan yang berlaku sesuai
hukumnya. Hukum dalam Islam bukan hanya halal dan haram saja, melainkan ada wajib
(Fardhu), Sunnah, Makruh, Mubah, dan Haram.
1. Wajib

Wajib merupakan suatu perkara yang harus dikerjakan dan tidak boleh ditinggalkan, dan jika
umat muslim meninggalkannya maka berdosa. Kata lain dari hukum wajib adalah fardhu,
fardhu dibagi menjadi dua yaitu fardhu ‘ain dan fardhu kifayah.

Fardhu ‘ain: Perkara yang harus dikerjakan oleh seluruh kaum muslimin tanpa boleh
diwakilkan seperti salat, puasa, zakat, dan lainnya.

Fardhu kifayah: Suatu perkara wajib yang dapat gugur walaupun hanya satu orang yang
mengerjakan, namun jika satu daerah tidak ada yang mengerjakan maka berdosalah
seluruhnya. Contohnya mengurus jenazah.

2. Sunnah

Hukum Sunnah merupakan perkara yang dikerjakan mendapatkan pahala, dan bila
ditinggalkan tidak berdosa. Sunnah juga terbagi menjadi dua, yaitu Sunnah mu’akkad dan
Sunnah ghairu muakkad.

Mu’akad adalah sunnah yang dianjurkan untuk dilaksanakan seperti salat tarawih, salat hari
raya, dan lainnya.

Ghairu Muakad adalah perkara sunnah yang dianjurkan tanpa penekanan yang kuat, seperti
salat sunnah Rawatib dan perkara ibadah yang sifatnya insidensial.

3. Haram

Haram merupakan perkara yang dikerjakan akan memperoleh dosa dan jika ditinggalkan
akan mendapatkan pahala. Perkara haram antara lain, berzina, berjudi, mengonsumsi
minuman keras dan lainnya. Menurut Jumhur para ulama, hukum haram terbagi 2 yaitu Al
Muharram lidzatihi, Al Muharram li ghairihi.

4. Makruh

Makruh merupakan perkara yang dilarang tetapi larangan tidak bersifat pasti, lantaran tidak
ada dalil yang menunjukkan hukum haramnya. Makruh dibagi menjadi 2, yaitu:

Tahrim, sesuatu yang dilarang oleh syariat secara pasti contohnya, larangan memakai
perhiasan emas bagi laki-laki.

Tanzih, sesuatu yang dianjurkan oleh syariat untuk meninggalkannya, tetapi larangan tidak
bersifat pasti seperti memakan daging kuda saat sangat butuh di waktu perang.

5. Mubah

Mubah merupakan perkara yang dikerjakan ataupun ditinggalkan tidak memberikan ganjaran
apapun baik dosa atau pahala. Hukum ini menjadi keringanan oleh Allah Swt kepada umat
Islam, seperti berdoa tidak menggunakan bahasa Arab.

C. Sebutkan dan jelaskan tujuh macam prinsip-prinsip umum hukum Islam !


Pengertian Prinsip Hukum Islam
Kata hukum  Islam merupakan kata majemuk yang terdiri dari kata hukum dan Islam,  Di
dalam kamus besar bahasa Indonesia kata hukum  mempunyai arti peraturan atau adat yg
secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah, undang-
undang, peraturan, untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat,  patokan (kaidah, ketentuan)
mengenai peristiwa (alam dsb) yang tertentu, keputusan (pertimbangan) yang ditetapkan oleh
hakim (dalam pengadilan). Sedangkan Islam sendiri telah dijelaskan diatas merupakan agama
yang Rahmatallil’alamin. 

Pengertian hukum Islam adalah norma-norma yang bersumber dari nilai-nilai keislaman yang
dibentuk dari dalil-dalil agama Islam, yang mencakup antara syariah dah fiqh.

Dalam sistem hukum Islam ada lima kaidah yang dipergunakan sebagai patokan pengukur
perbuatan manusia baik dibidang ibadah maupun muamalah, kelima jenis kaidah tersebut
yaitu Jaiz, sunnat, makruh, wajib, haram, yang disebut juga hukum Taklifi yaitu hukum yang
menjelaskan tentang perintah, larangan dan pilihan untuk menjalankan atau meninggalkan
suatu kegiatan/pekerjaan. Selain hukum taklifi adapula hukum wadh’i yakni hukum yang
mengandung sebab, syarat, dan halangan terjadinya hukum dan hubungan hukum. 

Dalam hukum Islam memuat prinsip-prinsip sebagai titik tolak pelaksanaan ketetapan-
ketetapan Allah yang berkaitan dengan mukallaf, baik yang berbentuk perintah, larangan
maupun pilihan-pilihan.

 Prinsip hukum Islam terbagi mejadi tujuh prinsip. Berikut adalah ketujuh prinsip tersebut
beserta penjelasannya:

 Prinsip Tauhid

Prinsip hukum Islam yang pertama adalah tauhid. Di mana tauhid sendiri adalah fondasi dari
ajaran Islam. Dalam artian bahwa manusia itu berada dalam satu ketetapan yang sama, yakni
tauhid melalui kalimat La illaha illa Allah (Tidak ada Tuhan selain Allah).

Allah SWT menciptakan segala sesuatunya di bumi ini pasti memiliki tujuan yang jelas.
Salah satu tujuan di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Hal ini karena
kehidupan di dunia ini tidaklah abadi. Sehingga ketika sudah tiba waktunya dipanggil oleh
Sang Pemilik Kehidupan, maka ibadah kitalah yang akan membantu perjalanan menuju
akhirat.
Prinsip tauhid ini dijelaskan Allah SWT dalam firman-Nya surat Ali Imran ayat 64 :

ٰ ‫ضنَاب ْعضًااَرْ بابًام ْن ُدوْ ن‬ ٰ


‫اللّ ۗ ِهفَا ِ ْنتَ َولَّوْ افَقُوْ لُواا ْشهَ ُدوْ ابِاَنَّا‬ِ ِّ َ َ ُ ‫قُ ْل ٰيٓاَهْاَل ْل ِك ٰتبِتَ َعالَوْ ااِ ٰلى َكلِ َم ٍة َس َو ۤا ۢ ٍءبَ ْينَنَا َوبَ ْينَ ُك ْماَاَّل نَ ْعبُ َداِاَّل اللّهَ َواَل نُ ْش ِر َكبِ ٖه َش ْيـًٔا َّواَل يَتَّ ِخ َذبَ ْع‬
َ‫ُم ْسلِ ُموْ ن‬

Artinya: “ Katakanlah (Muhammad), “ Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu
kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain
Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak
menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah
(kepada mereka), “ Saksikanlah, bahwa kami adalah orang Muslim.”

 Prinsip Keadilan
Prinsip hukum Islam yang kedua adalah prinsip keadilan, Allah SWT memerintahkan kepada
umat-Nya untuk bersikap adil, Prinsip keadilan dalam hukum Islam ini ada beberapa aspek,
diantaranya adalah hubungan antara individu dengan dirinya sendiri, antara individu dengan
masyarakat, antara individu dengan hakim, dan sebagainya. Di mana selama prinsip hukum
Islam keadilan ini dimaknai sebagai prinsip moderasi.

Prinsip keadilan ini dijelaskan Allah SWT dalam firman-Nya surat Al-Maidah ayat 8 :

‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ُكونُوا قَوَّا ِمينَ هَّلِل ِ ُشهَدَا َء بِ ْالقِ ْس ِط ۖ َواَل يَجْ ِر َمنَّ ُك ْم َشنَآنُ قَوْ ٍم َعلَ ٰى َأاَّل تَ ْع ِدلُوا ۚ ا ْع ِدلُوا ه َُو َأ ْق َربُ لِلتَّ ْق َو ٰى ۖ َواتَّقُوا‬
َ‫هَّللا َ ۚ ِإ َّن هَّللا َ خَ بِي ٌر بِ َما تَ ْع َملُون‬

Artinya: “ Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena
Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat
kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang
kamu kerjakan.”

 Prinsip Amar Makruf Nahi Munkar

Prinsip hukum Islam yang ketiga adalah prinsip amar makruf nahi munkar. Keberadaan
hukum Islam adalah untuk menggerakkan manusia mencapai tujuan yang baik dan benar
sesuai dengan yang diridai Allah SWT. Menurut Hasbi Ash Shiddieqy, prinsip amar makruf
nahi munkar diihat dari peran suatu negara dalam Islam.
Di mana negara tidak memperbolehkan masyarakat untuk berbuat sesuatu sesuai
kemauannya sendiri dan bertindak secara semena-mena. Terlebih jika tindakan tersebut
sudah melanggar hukum Islam.

 Prinsip Kemerdekaan

Prinsip hukum Islam keempat adalah prinsip kemerdekaan atau kebebasan. Dalam hukum
Islam, prinsip kemerdekaan menginginkan supaya agama atau hukum Islam disebarluaskan
tidak dengan dasar paksaan, namun dengan dasar penjelasan, demonstrasi, dan argumentasi.

 Prinsip Persamaan

Prinsip hukum Islam yang kelima adalah prinsip kesamaan. Prinsip kebebasan ini memiliki
peran yang sangat penting dalam pengembangan hukum Islam utnuk menggerakkan dan
mengontrol sosial. Prinsip kebebasan ini ditunjukkan dari dihapusnya perbudakan dan
penindasan manusia kepada manusia.

Dalam hukum Islam, setiap manusia mendapatkan perlakuan yang sama di hadapan hukum.
Tidak ada yang akan didholimi atau pun mendapat keuntungan dengan alasan apapun.

Prinsip persamaan ini dijelaskan Allah SWT dalam firman-Nya surat Al-Hujurat ayat 13:

‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ ِإنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َوُأ ْنثَ ٰى َو َج َع ْلنَا ُك ْم ُشعُوبًا َوقَبَاِئ َل لِتَ َعا َرفُوا ۚ ِإ َّن َأ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هَّللا ِ َأ ْتقَا ُك ْم ۚ ِإ َّن هَّللا َ َعلِي ٌم خَ بِي ٌر‬

Artinya: “ Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.”

 Prinsip Ta’awun

Prinsip hukum Islam yang keenam adalah prinsip ta’awun. Di mana prinsip ini adalah saling
menolong dengan sesama manusia dengan prinsip tauhid. Prinsip ta’awun ini menginginkan
supaya umat Islam saling tolong-menolong dalam hal kebaikan dan ketakwaan.

Prinsip ta’awun ini dijelaskan Allah SWT dalam firman-Nya surat Al-Mujadalah ayat 9 :

‫ُول َوتَنَا َجوْ ا بِ ْالبِ ِّر َوالتَّ ْق َو ٰى ۖ َواتَّقُوا هَّللا َ الَّ ِذي ِإلَ ْي ِه‬
ِ ‫ت ال َّرس‬ ِ ‫َاج ْيتُ ْم فَاَل تَتَنَا َجوْ ا بِاِإْل ْث ِم َو ْال ُع ْد َو‬
ِ ‫ان َو َم ْع‬
ِ َ‫صي‬ َ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِإ َذا تَن‬
َ‫تُحْ َشرُون‬
 Artinya: “ Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu mengadakan pembicaraan
rahasia, janganlah kamu membicarakan perbuatan dosa, permusuhan dan durhaka kepada
Rasul. Tetapi bicarakanlah tentang perbuatan kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada
Allah yang kepada-Nya kamu akan dikumpulkan kembali”

 Prinsip Toleransi

Prinsip hukum Islam yang ketujuh atau yang terakhir adalah prinsip toleransi. Di mana dalam
hal ini sesuai dengan kehendak Islam adalah toleransi yang menjamin tidak adanya
pelanggaran akan hak-hak Islam dan umatnya. Lebih jelasnya, toleransi ini hanya bisa
diterima jika tidak mendatangkan kerugian pada agama Islam.

Toleransi atau disebut juga tasamuh dalam hukum Islam memiliki nilai yang lebih tinggi
daripada rukun dan damai. Toleransi dalam Islam berarti tidak memberikan paksaan atau pun
tidak merugikan orang lain.

D. Jelaskan pengertian taat kepada hukum Allah SWT sesuai dengan isi kandungan An-
Nisaa’/4: 59 !

Surat An-Nisaa’/4: 59

ِ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا َأ ِطيعُوا هَّللا َ َوَأ ِطيعُوا ال َّرسُو َل َوُأولِي اَأْل ْم ِر ِم ْن ُك ْم ۖ فَِإ ْن تَنَازَ ْعتُ ْم فِي َش ْي ٍء فَ ُر ُّدوهُ ِإلَى هَّللا ِ َوال َّرس‬
‫ُول ِإ ْن ُك ْنتُ ْم‬
‫تُْؤ ِمنُونَ بِاهَّلل ِ َو ْاليَوْ ِم اآْل ِخ ِر ۚ ٰ َذلِكَ خَ ْي ٌر َوَأحْ َسنُ تَْأ ِوياًل‬

Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih
baik akibatnya.”

Pembahasan

Taat adalah contoh sifat baik seseorang yang bisa juga dikatakan patuh terhadap hukum atau
aturan yang diberikan Allah. Dalam bersifat taat, Seseorang harus mampu mengerjakan dan
selalu berpegang teguh terhadap perintah Allah. Taat juga bisa artikan bentuk perilaku,
perkataan dan pikiran. Dari ketiga bentuk tersebut saling memiliki hubungan atau keterkaitan
untuk melakukan bersifat taat.
Contoh-contoh seseorang yang bersikap taat :

- Selalu melaksanakan sholat 5 waktu secara tepat pada waktunya.

- Ketika Mendengar adzan, bersiap-siap untuk bergegas pergi ke masjid.

- Menolong orang yang kesusahan ketika mendapat musibah.

- Selalu berpuasa di bulan ramadhan.

2. Al-Quran dan Sunnah menjadi sumber moral dan akhlak bagi manusia. Suri tauladan
pelaksanaannya ada padadiri Rasulullah SAW. Dalam kerangka pendidikan dan
pembinaan akhlak manusia,

A. Jelaskan sumber moral dan akhlak menurut isi kandungan QS. An-Nahl/16: 125 !

Sumber moral dan akhlak menurut isi kandungan Surah An-Nahl ayat 125 adalah
berdasarkan Al-Quran dan Al-Hadits. Jadi perilaku, akhlak, dan moral yang kita tunjukkan
harus sesuai dengan apa yang diajarkan dalam kitab Al-Quran dan apa yang diajarkan oleh
Rasulullah dalam Al-Hadits. Contohnya dalam Surah An-Nahl ayat 125 kita diperintahkan
untuk bersikap, berperilaku, dan berbicara kepada orang lain dengan cara yang baik, santun,
lemah lembut. Kita harus mengetahui cara berkomunikasi sesuai dengan karakteristik orang
yang kita ajak bicara namun tetap dengan cara santun dan baik. Apabila kita tidak setuju
dengan pendapat orang tersebut, kita tetap diperintahkan untuk menyampaikan
ketidaksetujuan kita dengan cara yang baik. Termasuk ketika kita ingin memberikan nasihat,
maka sampaikan juga nasihat-nasihat yang baik, positif, memotivasi, serta dengan
penyampaian dan perkataan yang baik.

Surat An-Nahl (16) ayat 125

‫ض َّل ع َْن َسبِيلِ ِه ۖ َوه َُو َأ ْعلَ ُم‬


َ ‫ك ه َُو َأ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬
َ َّ‫يل َربِّكَ بِ ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َموْ ِعظَ ِة ْال َح َسنَ ِة ۖ َو َجا ِد ْلهُ ْم بِالَّتِي ِه َي َأحْ َسنُ ۚ ِإ َّن َرب‬
ِ ِ‫ع ِإلَ ٰى َسب‬
ُ ‫ا ْد‬
َ‫بِ ْال ُم ْهتَ ِدين‬

Artinya: "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk."
B. Jelaskan peranan agama sebagai sumber akhlak menurut isi kandungan QS. Al-
Ahzab/33:21 !

Agama sebagai sumber akhlak berarti ajaran agama mendorong manusia dalam bertindak dan
bertingkah laku agar sesuai dengan ajaran agama. Isi kandungan surah al ahzab ayat 21
adalah penegasan bahwa Rasulullah Muhammad adalah teladan terbaik yang harus diikuti
oleh orang-orang beriman, sebagaimana orang-orang beriman meyakini bahwa satu-satunya
jalan untuk selamat dunia dan akhirat hanya dengan mengikuti sunnah Rasulullah SAW,
tidak ada yang lain.

Surat Al ahzab ayat 21

‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي َرسُو ِل هَّللا ِ ُأ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِ َم ْن َكانَ يَرْ جُو هَّللا َ َو ْاليَوْ َم اآْل ِخ َر َو َذ َك َر هَّللا َ َكثِيرًا‬

Artinya: “ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia
banyak menyebut Allah. ”
Hadist ini merupakan penerangan untuk mengikuti Rasulullah dan apa saja yang ia kerjakan.
Surah Al-Ahzab ayat 21 pada intinya membicarakan mengenai USWATUN HASANAH,
yang artinya dalah suri tauladan yang baik pada diri Nabi Muhammad SAW. Sosok nabi
Muhammad sendiri adalah maksum, artinya dijaga dan dipelihara langsung oleh Allah SWT
dari dosa dan kesalahan sehingga pada diri beliau yang tersisa adalah akhlak mulia.

Akhlak mulia pada diri rasulullah SAW ini adalah teladan yang terbaik bagi umat manusia
yang hendak meraih kebahagiaan hidup bukan hanya di dunia melainkan juga di akhirat
kelak.

3. Pergaulan sosial di era modern pada saat ini sangat berpengaruh pada akhlak, etika dan
moral manusia, agama yang merupakan sumber akhlak, etika dan moral mulai dijauhi
oleh manusia sehingga ajaran agama tidak lagi digunakan dalam kehidupan sehari-hari,
bagaimana menurut anda tentang hal tersebut, berikan contoh nyata yang terjadi terkait
pernyataan tersebut!

Kemajuan ilmu pengetahuan teknologi menyebabkan berkembangnya pula perubahan gaya


hidup dan pola pikir masyarakat secara signifikan dalam berbagai aspek. Perubahan tersebut
satu sisi membawa kemudahan dan di sisi lain menimbulkan kegelisahan. Kemudahaan
dalam memenuhi kebutuhan hidup dan kegelisahan karena terjadinya pergeseran tatanan
nilai-nilai akhlak yang ada dalam masyarakat sebagai dampak dari faktor eksternal dengan
masyarakat yang telah membuka diri dan menyerap beberapa nilai-nilai dari luar. Ini bisa
menyebakan rusaknya tatanan akhlak atau krisis akhlak sebagai seorang muslim maupun
muslimah yang dimana akan kehilangan jati diri, dan bisa terjerumus ke dalam tindakan yang
tidak terpuji.

Contoh nyata terkait pernyataan tersebut antara lain adalah

 Mudah marah (Al-Ghadhab) : Yaitu kondisi emosi yang tidak bisa terkontrol yang
mengakibatkan perilaku yang tidak menyenangkan orang lain.
 Iri Hati atau dengki (Al-Hasadu) : Yaitu sikap seseorang yang ingin menghilangkan
kebahagian / kenikmatan orang lain dan rasa ingin menggagalkan kebaikan orang lain
karena berhasil menjadi lebih baik dan sukses.
 Mengumpat (Al-Ghiiba) : Yaitu perilaku seseorang yang menghasut orang lain untuk
tidak suka kepada seseorang dan membicarakan keburukannya.
 Berbuat aniaya (Al-Zhulmu) : Yaitu perbuatan yang akan merugikan orang lain baik
materi maupun non-materi. Dan sebagian mengatakan, seseorang yang mengambil hak
orang lain.
 Kikir (Al-bukhlu) : Yaitu sikap seseorang yang tidak mau membantu orang lain, baik
dalam hal jasa maupun materi.

Sumber Refrensi

BMP MKWU4101 Pendidikan Agama Islam


https://tafsirq.com/

Anda mungkin juga menyukai