Anda di halaman 1dari 6

Nama : Fonda Irawati

Nim : 049317423

1. Hukum Islam bersumber dari Allah SWT untuk mengatur kehidupan manusia.
a. Jelaskan pengertian hukum syariat menurut isi kandungan Q.S. Al-’Ankabut/29: 45 !

Jawab :

Pengertian Hukum Syariat menurut isi kandungan ayat ini adalah bahwa hukum syariat
merupakan sumber aturan yang tidak dapat diubah oleh manusia, karena bersumber langsung dari
Allah SWT.
Hukum syariat juga merupakan pedoman utama bagi kehidupan manusia dalam beribadah dan
berakhlak, serta mengatur hubungan antara manusia dengan Allah SWT dan sesama manusia.

Dalam konteks hukum Islam, hukum syariat meliputi berbagai bidang, seperti hukum
perdata, hukum pidana, hukum keluarga, dan lain sebagainya.
Hukum syariat juga mengandung nilai-nilai moral dan etika yang harus dijadikan panduan oleh umat
Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Secara umum, pengertian hukum syariat menurut isi kandungan Q.S. Al-'Ankabut/29:45
adalah aturan-aturan dan perintah-perintah yang diturunkan oleh Allah SWT kepada umat manusia
melalui wahyu-Nya yang tertuang dalam Al-Quran dan As-Sunnah Rasulullah SAW.
Hukum syariat mencakup berbagai aspek kehidupan, baik dalam hubungan individu dengan Allah
SWT maupun hubungan sosial antara manusia.
Hukum syariat tidak hanya menetapkan prinsip-prinsip dan tata cara ibadah, tetapi juga mencakup
aturan-aturan terkait kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan lain sebagainya.

Dalam konteks ayat tersebut, Allah SWT berfirman:


"Bacalah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Quran, dan dirikanlah shalat.
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar
Dan sesungguhnya mengingat Allah (melalui shalat) adalah lebih besar (keutamaannya). Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-'Ankabut/29:45)

Ayat tersebut menekankan pentingnya membaca Al-Quran sebagai sumber hukum syariat
yang utama dan mengesankan bahwa hukum syariat adalah sarana untuk menjaga keutamaan
manusia dan mencegah perilaku-perilaku buruk.
Selain itu, ayat tersebut juga menunjukkan pentingnya menjaga hubungan dengan Allah SWT
melalui ibadah shalat sebagai bentuk penghormatan dan ketaatan kepada-Nya.

Sumber:

- Ali, Abdullah Yusuf. The Holy Qur'an: English Translation of the Meanings and Commentary.
Amana Publications, 1991.
- Al-Quran Al-Karim (QS. Al-'Ankabut/29:45)
- Asy-Syahruri, Muhammad bin Ahmad. (2016). Al-Milal Wa Al-Nihal. Beirut: Dar Al-Kutub Al-
Ilmiyah.

b. Sebutkan dan jelaskan lima macam hukum Islam!

Jawab :

Hukum Islam merupakan seperangkat aturan yang diambil dari sumber hukum utama dalam Islam,
yaitu Al-Quran dan Hadis. Hukum Islam didasarkan pada dua sumber utama, yaitu Al-Quran dan
Sunnah (tindakan dan ucapan Nabi Muhammad). Selain itu, para ulama juga merujuk pada ijtihad
(penafsiran hukum oleh para ahli) dan qiyas (penalaran analogi) dalam menetapkan hukum.

Berikut ini adalah lima macam hukum Islam beserta penjelasannya:


1. Hukum Wajib:

Hukum wajib adalah perintah yang harus dilakukan oleh setiap Muslim tanpa
terkecuali.Pelaksanaan hukum wajib dibarengi dengan pahala jika dilaksanakan dan dosa jika tidak
dilaksanakan.

Contoh hukum wajib adalah Shalat lima waktu dan membayar zakat.

2. Hukum Sunnah:

Hukum sunnah adalah tindakan yang dilakukan atau dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW
sebagai teladan bagi umat Islam. Pelaksanaan hukum sunnah dibarengi dengan pahala jika
dilaksanakan dan tidak ada dosa jika tidak dilaksanakan.

Contoh hukum sunnah adalah Shalat Tahajud dan puasa sunnah Senin-Kamis.

3. Hukum Mustahab:

Hukum mustahab adalah tindakan yang dianjurkan tetapi tidak wajib dilakukan. Pelaksanaan
hukum mustahab dibarengi dengan pahala jika dilaksanakan dan tidak ada dosa jika tidak
dilaksanakan.

Contoh hukum mustahab adalah membaca Al-Quran setiap hari dan memperbanyak doa.

4. Hukum Makruh:

Hukum makruh adalah tindakan yang sebaiknya tidak dilakukan karena dapat membawa dampak
negatif pada diri sendiri maupun orang lain. Pelaksanaan hukum makruh tidak dibarengi dengan
dosa, namun jika dihindari akan mendapatkan pahala.

Contoh hukum makruh adalah makan sambil berdiri dan menolak ajakan bermaafan.

5. Hukum Haram:

Hukum haram adalah tindakan yang dilarang dan diharamkan dalam Islam. Pelaksanaan hukum
haram dibarengi dengan dosa jika dilakukan dan ada pahala jika dihindari.

Contoh hukum haram adalah minum minuman beralkohol dan berzina.

Adapun jika ditinjau dari ruang lingkup atau aspeknya, berikut adalah lima macam hukum Islam
beserta penjelasannya:

1. Hukum Ibadah: Hukum Ibadah dalam Islam adalah perintah-perintah yang berkaitan dengan
hubungan manusia dengan Tuhan, seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya.

2. Hukum Muamalah: Hukum Muamalah adalah hukum yang berkaitan dengan hubungan antara
manusia, seperti jual beli, pinjam-meminjam, sewa-menyewa, dan lain-lain.

3. Hukum Jinayah: Hukum Jinayah adalah hukum yang berkaitan dengan tindakan kriminal,
seperti pembunuhan, pencurian, perampokan, dan sebagainya.

4. Hukum Keluarga: Hukum Keluarga dalam Islam mencakup pernikahan, perceraian, warisan,
nafkah, dan hak-hak keluarga lainnya.

5. Hukum Pemerintahan: Hukum Pemerintahan dalam Islam berkaitan dengan hukum-hukum


yang mengatur pemerintahan, seperti hukum konstitusi, pengadilan, dan administrasi negara.

Sumber:

• Abdullah, M. A. (2015). Konsep Hukum dalam Islam. Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum, 8(1), 1-12.

• Al-Hilal, M. I. (2006). Konsep dan Prinsip-Prinsip Hukum Islam. Penerbit Mizan.


C. Sebutkan dan jelaskan tujuh macam prinsip-prinsip umum hukum Islam !

Jawab :

Berikut adalah tujuh macam prinsip-prinsip umum hukum Islam:

1. Tauhid:
Prinsip tauhid adalah prinsip utama dalam Islam yang mengajarkan bahwa hanya ada satu Tuhan
yang menciptakan dan mengatur alam semesta serta kehidupan manusia.
Oleh karena itu, semua hukum Islam didasarkan pada prinsip tauhid ini.
2. Adil:
Prinsip adil menuntut agar hukum Islam selalu memberikan keadilan bagi seluruh manusia, tanpa
memandang latar belakang, agama, ras, dan jenis kelamin.
Hukum Islam harus mampu menyelesaikan permasalahan dengan cara yang adil dan tidak
memihak.
3. Rahmatan lil alamin:
Prinsip rahmatan lil alamin mengajarkan bahwa hukum Islam harus memberikan kebaikan bagi
seluruh manusia dan alam semesta.
Hukum Islam harus mampu memperbaiki kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya.
4. Kesetaraan:
Prinsip kesetaraan menuntut agar hukum Islam memberikan perlakuan yang sama bagi seluruh
manusia, tanpa adanya diskriminasi atau pengecualian.
5. Keadilan:
Prinsip keadilan menuntut agar hukum Islam memberikan keadilan dalam segala hal, baik dalam
masalah sosial, politik, ekonomi, maupun hukum pidana.
6. Kemajuan:
Prinsip kemajuan menuntut agar hukum Islam harus mampu menyesuaikan diri dengan
perkembangan zaman dan teknologi, serta mampu mempercepat kemajuan umat manusia.
7. Kemanusiaan:
Prinsip kemanusiaan menuntut agar hukum Islam selalu memperhatikan dan menghormati hak-hak
asasi manusia, termasuk hak atas kebebasan, keadilan, dan keamanan.

Sumber:
• Arifin, A. (2014). Prinsip-Prinsip Umum Hukum Islam dan Implementasinya dalam Sistem Hukum
Nasional. Al-Ihkam: Jurnal Hukum & Pranata Sosial, 9(2), 173-187.

d. Jelaskan pengertian taat kepada hukum Allah SWT sesuai dengan isi kandungan
An-Nisaa’/4:59 !

Jawab :

Surah An-Nisaa’/4:59 menyatakan:

‫و ِم‬Jْ ‫ون ِباهّلل ِ َو ْال َي‬J َ J‫ِإن َت َن‬J‫ِين آ َم ُنو ْا َأطِ يعُو ْا هّللا َ َوَأطِ يعُو ْا الرَّ سُو َل َوُأ ْولِي اَأل ْم ِر مِن ُك ْم َف‬
ِ J‫ ُردُّوهُ ِإلَى هّللا ِ َوالرَّ ُس‬J‫يْ ٍء َف‬J‫ازعْ ُت ْم فِي َش‬J
َ ‫ول ِإن ُكن ُت ْم ُتْؤ ِم ُن‬ َ ‫َيا َأ ُّي َها الَّذ‬
ً‫اآلخ ِِر َذل َِك َخ ْي ٌر َوَأحْ َسنُ َتْأ ِويال‬

Artinya:

" Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah, taatlah kepada Rasul (Muhammad), dan
kepada Ulil Amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah kepada Allah dan Rasul, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."

Pengertian taat kepada hukum Allah SWT adalah mematuhi segala perintah dan larangan Allah
SWT dalam ajaran Islam. Taat kepada hukum Allah SWT juga berarti mengikuti semua aturan dan
prinsip dalam Al-Quran dan Hadits, serta menjauhi segala bentuk kemaksiatan dan pelanggaran
syariat Islam. Selain itu, taat kepada hukum Allah SWT juga meliputi ketaatan kepada pemimpin
yang adil dan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan serta kebenaran.

Dalam ayat An-Nisaa'/4:59, taat kepada hukum Allah SWT dapat diartikan sebagai ketaatan
manusia terhadap segala perintah dan larangan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dalam Al-
Quran dan Hadits.
Taat kepada hukum Allah SWT juga mencakup sikap patuh dan taat kepada pemerintah dan
pemimpin yang memerintah sesuai dengan hukum Islam.

Taat kepada hukum Allah SWT mengandung makna untuk mengikuti segala ketentuan dan
peraturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dalam Al-Quran dan Hadits.

Sehingga, manusia diharapkan untuk senantiasa berusaha untuk memahami dan menjalankan
perintah-perintah Allah SWT dengan sebaik-baiknya dalam kehidupannya sehari-hari.

Selain itu, taat kepada hukum Allah SWT juga mencakup sikap patuh dan taat kepada pemerintah
dan pemimpin yang memerintah sesuai dengan hukum Islam.

Dalam hal ini, manusia diharapkan untuk selalu mentaati segala ketentuan yang telah ditetapkan
oleh pemerintah dan pemimpin yang mengacu pada hukum Islam, serta tidak melakukan perbuatan
yang melanggar hukum tersebut.

Sumber:

- Al-Quran Surah An-Nisaa’/4:59


- A. Mukti Ali, Ensiklopedi Muslim: Hukum Islam, (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1998).
- Suyanto, M. Pengantar Hukum Islam. Jakarta: Rajawali Pers, 2016.
- Ismail, A. (2018). Akhlak dalam Pandangan Islam dan Pembentukannya dalam Pendidikan.
Journal of Islamic Education and Research, 3(1), 17-27.

2. Al-Quran dan Sunnah menjadi sumber moral dan akhlak bagi manusia. Suri tauladan
pelaksanaannya ada padadiri Rasulullah SAW. Dalam kerangka pendidikan dan pembinaan akhlak
manusia,

a. Jelaskan sumber moral dan akhlak menurut isi kandungan QS. An-Nahl/16: 125 !

Jawab

Surah An-Nahl ayat 125 menyatakan:

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah
mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui tentang orang-orang yang
mendapat petunjuk."

Ayat ini menegaskan pentingnya sumber moral dan akhlak dalam Islam. Sumber moral dan akhlak
dalam Islam berasal dari dua sumber utama, yaitu Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.

Al-Quran merupakan wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai
pedoman hidup manusia. Sunnah Nabi, yaitu tindakan, perkataan, dan persetujuan beliau, juga
menjadi sumber ajaran moral dan akhlak dalam Islam. Oleh karena itu, dalam pendidikan dan
pembinaan akhlak manusia, Al-Quran dan Sunnah Nabi menjadi acuan utama untuk menentukan
sumber moral dan akhlak.

Ayat tersebut juga menekankan pentingnya berdakwah dan mengajak manusia kepada jalan Allah
SWT dengan cara yang bijaksana, santun, dan penuh hikmah. Dalam proses pendidikan dan
pembinaan akhlak manusia, tugas para pendidik dan pembimbing adalah untuk mengajarkan dan
mempraktikkan sumber moral dan akhlak tersebut dengan cara yang baik dan menarik bagi para
siswa atau peserta didik.

Dengan demikian, mereka dapat menyeru dan membimbing orang lain menuju jalan Allah SWT.
Secara umum, ayat tersebut juga menjelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan manusia untuk
memperlihatkan kebaikan dan mengajak kepada jalan yang lurus dengan cara yang baik dan
santun.

Dalam hal ini, sumber moral dan akhlak menurut ayat ini adalah ajaran Islam yang mengajarkan
kepada manusia untuk selalu berperilaku baik dan mengajak orang lain kepada kebaikan.

Sumber moral dan akhlak dalam Islam berasal dari Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW yang
menjadi panduan bagi umat manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Al-Quran dan Sunnah mengajarkan nilai-nilai moral yang baik, seperti kejujuran, kesetiaan,
kedisiplinan, kerja keras, saling menghargai, saling membantu, dan lain sebagainya.

Selain itu, sumber moral dan akhlak dalam Islam juga dapat ditemukan dalam perilaku dan suri
tauladan Rasulullah SAW.

Beliau adalah sosok yang diutus Allah SWT untuk menjadi teladan bagi seluruh umat manusia
dalam berperilaku dan bersikap.

Oleh karena itu, dalam upaya pendidikan dan pembinaan akhlak manusia, contoh dan teladan yang
diberikan oleh Rasulullah SAW sangat penting untuk diikuti.

Sumber:

Al-Quran Surat An-Nahl ayat 125

Yusuf Qardhawi, Fiqh Al-Qulub, vol. 1, Darul Fikr, 2005.

b. Jelaskan peranan agama sebagai sumber akhlak menurut isi kandungan QS. Al-Ahzab/33:21 !

Jawab :

Agama sebagai sumber akhlak berarti ajaran agama mendorong manusia dalam bertindak
dan bertingkah laku agar sesuai dengan ajaran agama. Isi kandungan surah al ahzab ayat 21
adalah penegasan bahwa Rasulullah Muhammad adalah teladan terbaik yang harus diikuti oleh
orang-orang beriman, sebagaimana orang-orang beriman meyakini bahwa satu-satunya jalan untuk
selamat dunia dan akhirat hanya dengan mengikuti sunnah Rasulullah SAW, tidak ada yang lain

Dalam surah Al ahzab ayat 21, ALLAH ta’ala berfirman :

َ ‫ُول هَّللا ِ ُأسْ َوةٌ َح َس َن ٌة ِل َمنْ َك‬


‫ان َيرْ جُو هَّللا َ َو ْال َي ْو َم اآْل خ َِر َو َذ َك َر هَّللا َ َكثِيرً ا‬ ِ ‫ان َل ُك ْم فِي َرس‬
َ ‫لَ َق ْد َك‬

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.

Hadist ini merupakan penerangan untuk mengikuti Rasulullah dan apa saja yang ia kerjakan. Surah
Al-Ahzab ayat 21 pada intinya membicarakan mengenai USWATUN HASANAH, yang artinya dalah
suri tauladan yang baik pada diri Nabi Muhammad SAW. Sosok nabi Muhammad sendiri adalah
maksum, artinya dijaga dan dipelihara langsung oleh Allah SWT dari dosa dan kesalahan sehingga
pada diri beliau yang tersisa adalah akhlak mulia.

Akhlak mulia pada diri rasulullah SAW ini adalah teladan yang terbaik bagi umat manusia yang
hendak meraih kebahagiaan hidup bukan hanya di dunia melainkan juga di akhirat kelak.

3. Pergaulan sosial di era modern pada saat ini sangat berpengaruh pada akhlak, etika dan moral
manusia, agama yang merupakan sumber akhlak, etika dan moral mulai dijauhi oleh manusia
sehingga ajaran agama tidak lagi digunakan dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana menurut
anda tentang hal tersebut, berikan contoh nyata yang terjadi terkait pernyataan tersebut!

Jawab :
Pergaulan Sosial yang terjadi pada era modern memang sangat berpengaruh pada akhlak, etika,
dan moral manusia. Banyak orang yang lebih memilih mengikuti trend dan gaya hidup modern yang
lebih sekuler daripada memegang teguh ajaran agama.
Hal ini dapat menyebabkan terjadinya penurunan moral dan etika dalam masyarakat.

Contohnya, pada zaman sekarang banyak orang yang lebih memilih bersikap individualis dan
kurang peduli terhadap sesama, hal ini bisa dilihat dari meningkatnya tindakan korupsi, kekerasan,
diskriminasi, dan tindakan-tindakan lainnya yang merugikan orang lain.
Banyak orang juga mengabaikan nilai-nilai agama seperti toleransi, keadilan, kasih sayang, dan
kejujuran dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, meskipun demikian, tidak semua orang berperilaku seperti itu.
Masih banyak orang yang memegang teguh ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari dan
berperilaku dengan moral yang baik.
Selain itu, ada juga sejumlah gerakan sosial dan organisasi yang mempromosikan nilai-nilai agama
dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, perilaku yang tidak etis juga sering terlihat dalam dunia bisnis dan ekonomi.
Ada banyak contoh di mana perusahaan atau individu mengabaikan nilai-nilai moral dan etika
dalam melakukan bisnis, seperti melakukan penipuan, korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan
lain sebagainya.
Padahal, agama selalu menekankan pentingnya kejujuran, integritas, dan moralitas dalam segala
aspek kehidupan, termasuk dalam bisnis dan ekonomi.
Namun, ada juga contoh nyata di mana nilai-nilai agama masih sangat ditekankan dalam kehidupan
sehari-hari.
Misalnya di beberapa negara di Timur Tengah atau Asia, di mana agama Islam masih menjadi
bagian integral dari kehidupan masyarakat.
Di sana, ada aturan-aturan yang sangat ketat mengenai perilaku dan etika yang harus diikuti oleh
umat Muslim.
Misalnya, aturan mengenai cara berpakaian, adab dalam berbicara dan bersikap, dan lain
sebagainya.
Dalam konteks Indonesia, meskipun terdapat beberapa kasus di mana ajaran agama diabaikan
dalam kehidupan sehari-hari, namun mayoritas masyarakat Indonesia masih sangat memegang
teguh nilai-nilai agama dalam menjalani kehidupan.

Hal ini terlihat dari banyaknya kegiatan keagamaan yang diadakan di berbagai daerah, mulai dari
pengajian, peringatan hari besar agama, hingga ritual-ritual keagamaan lainnya.
Secara keseluruhan, meskipun ada beberapa contoh di mana ajaran agama diabaikan dalam
kehidupan sehari-hari, namun masih banyak masyarakat yang memegang teguh nilai-nilai agama
dalam segala aspek kehidupan.
Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk selalu mengingatkan diri sendiri dan orang lain
tentang pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika yang diwariskan oleh agama.

Sumber:

- Hidayatullah.com. (2018). Pergaulan Modern dan Etika Islam.


https://www.hidayatullah.com/artikel/perspektif/2018/04/20/pergaulan-modern-dan-etika-islam.html
- Antara News. (2021). Orang Tua Perlu Berperan Aktif Ajarkan Etika dan Moral pada Anak.
https://www.antaranews.com/berita/2242885/orang-tua-perlu-berperan-aktif-ajarkan-etika-dan-
moral-pada-anak

Anda mungkin juga menyukai