Anda di halaman 1dari 12

KONSEP HUKUM ISLAM DALAM AL-QUR’AN

(ANTARA KEADILAN DAN KEMANUSIAAN)

Amaluddin Kurnia
Mahasiswa Pascasarjana UIN Alauddin Makassar
Email: amalkurnia4@gmail.com

ABSTRAK
Hukum Islam mengembangkan istilah-istilah sendiri sebagaimana disiplin ilmu lain. Hukum
Islam seringkali dijumpai istilah-istilah seperti syari’ah, fiqih, dan hukum Islam yang kemudian
secara harfiah dapat diartikan sebagai “memahami” atau “mengerti. Hukum Islam juga selalu
dikaitkan dengan keadilan yang merupakan salah satu tujuan hukum yang paling banyak
dibicarakan dan tujuan hukum bukan hanya keadilan, tetapi juga untuk kepastian hukum, dan
kemanfaatan. Idealnya, hukum memang harus mengakomodasikan kegiatannya. Kemanusiaan
adalah salah satu isu penting di dalam pembahasan masalah kehidupan kontemporer. Prinsip
persamaan dan kemerdekaan sebagai manusia dijadikan alasan pembenaran bahwa semua
manusia mempunyai kedudukan yang sama sehingga bebas menentukan sikap dan pilihan
hidupnya. Metode yang digunakan pada tulisan ini yaitu dengan pendekatan kualitatif tepatnya
library research dengan mengakaji berbagai literatur ilmiah seperti buku-buku dan jurnal ilmiah.

Kata kunci : Hukum Islam, Keadilan, Kemanusiaan

A. Pendahuluan
Agama Islam bertujuan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam, maka hukum Islam
dapat diterapkan dalam semua masa, untuk semua bangsa karena di dalamnya terdapat cakupan
yang begitu luas dan elastisitas untuk segala zaman dan tempat. Hal ini dikarenakan hukum
Islam berdiri atas dua model yaitu 1) Hukum Islam memberikan prinsip umum disamping aturan
yang mendetail yang diberikan oleh sunnah sebagai tafsir dari al-Qur’an, dengan penetapan hal-
hal yang seluas-luasnya dan membuka pintu selebar-lebarnya buat kemajuan manusia. Hukum-
hukum Islam yang bersifat global mengandung prinsip-prinsip dan kaedah-kaedah kulliyah yang
tidak berubah-rubah.1
Hukum, keadilan dan kemanusiaan merupakan tema penting dan unik dalam al-Qur’an.
Hukum, keadilan dan kemanusiaan yang dibentangkan al-Qur’an jika tidak bersifat cerdas dalam
mencermatinya, memungkinkan untuk terjadinya salah pemahaman. Dalam hal ini boleh jadi

1
Saniah, Nur Saniah Nur. "Prinsip-Prinsip Dasar Hukum Islam Perspektif Al-Quran." Al-Kauniyah 3.2
(2022), h.2
timbul penilaian bahwa hukum yang dirumuskan al-Qur’an tidak mengindahkan nila-nilai
keadilan dan kemanusiaan. Dalam kasus hukum qisas misalnya, menurut al-Qur’an bagi yang
membunuh haruslah dibunuh juga. Nampaknya sepintas menggambarkan bahwa konsep hukum
menurut al-Qur’an bersifat balas dendam yang mencerminkan jauh dari muatan nilai-nilai
kemanusiaan.
Dalam ajaran Islam, keadilan adalah ketetapan Allah bagi kosmos atau alam raya ciptaan-
Nya. Keadilan adalah prinsip yang merupakan hukum seluruh jagat raya. Oleh karenanya
melanggar keadilan adalah melanggar hukum kosmos dan dosa ketidakadilan akan mempunyai
dampak kehancuran tatanan masyarakat manusia. Oleh sebab itu segala tindakan manusia harus
memenuhi rasa keadilan, hal ini dalam rangka menjaga kelestarian kehidupan umat manusia.
Diskursus tentang keadilan seringkali mengacu pada dua aliran pemikiran. Pemikiran itu
adalah John Rawls dengan theory of justicenya, dan Jürgen Habermas dengan etika
diskursusnya. John Rawls dan Jürgen Habermas, dalam terang filsafat kritis yang dikembangkan
oleh Kant, berupaya mencari prinsip utama yang mendasari kehidupan bermasyarakat, dan
karena yang mereka temukan adalah prinsip keadilan maka mereka mencari suatu prinsip
keadilan yang universal. Bagi pengkritiknya, keadilan universal sesuatu yang tidak dapat
diterima karena prinsip tentang keadilan itu haruslah mendasarkan dirinya ada nilai komunitas
masing-masing.2
Sementara itu, salah satu kebutuhan hidup manusia yang tak dapat dielakkan adalah
perlunya adanya hukum yang mengatur hubungan antara manusia dengan manusia, manusia
dengan alam sekitarnya, dan manusia dengan tuhannya. Tanpa hukum, dalam pergaulan antar
manusia, akan timbul kekacauan. Demikian pula hubungan manusia dengan alam sekitar tidak
boleh sewenang-wenang tanpa aturan, sebab akhirnya yang akan merasakan akibatnya adalah
manusia sendiri. Disinilah letak pentingnya hukum (syara’). Dari sumber hukum syara’ manusia
dapat membuat peraturan dan perundangan sesuai dengan perkembangan zaman, selama tidak
bertentangan dengan al-Qur’an dan hadits.3 Oleh karena itu, tulisan ini akan membahas tentang

2
Amin, Mahir. "Konsep keadilan dalam perspektif filsafat hukum Islam." Al-Daulah: Jurnal Hukum dan
Perundangan Islam 4.02 (2014): 323
3
Ilahin, Nur. "Hukum Islam Dan Kemanusiaan (Ham) Dalam Kosentrasi Syariah." Jurnal Pro Justice: Kajian
Hukum dan Sosial 2.2 (2021): 14-27.
hukum Islam dalam al-Qur’an dan membahas tentang hukum Islam antara keadilan dan
kemanusiaan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan konsep hukum Islam dalam al-Qur’an ?
2. Bagaimana konsep keadilan dan kemanusiaan dalam al-Qur’an ?

C. Pembahasan
1. Konsep Hukum Islam dalam al-Qur’an
Secara bahasa syariah (syari'ah) berarti "jalan yang lurus”. Para ahli fiqih memakai kata
syariah ini sebagai nama bagi hukum yang ditetapkan Allah untuk para hamba-Nya dengan
perantaraan Rasulullah Saw agar para hamba tersebut melaksanakannya dengan dasar iman.
Hukum itu mencakup segala aspek kehidupan manusia. Allah befirman Q.S. al-Maidah: 48
‫ۡي ي َ َدينهِ م َِن نٱلك َِتَٰ َ ُ َ ن ً َ َ ن‬ َ‫ن‬
َ ‫ٱۡلق ُم َصد ِٗقا ل َِما ب َ ن‬ َ َ ‫ََ َنَٓ َن َ ن‬
ِِۖ‫ب ومهي ِمنا عليه‬ ِ ِ ِ ‫وأنزۡلا إَِلك ٱلكِتَٰب ب‬

Terjemahnya
“Dan kami telah menurunkan kitab (al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa
kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan
menjaganya”.4

Term hukum secara etimologi mengandung pengertian mencegah, yaitu mencegah suatu
kezaliman, atau mencegah untuk sesuatu kemaslahatan dengan cara bijaksana. Dari segi
terminilogi, para ulama tidak menemukan kesepakatan dalam menetapkan batasan hukum.
Ulama ushul fiqih mendefinisikan hukum adalah titah Allah yang berkaitan dengan perbuatan
orang-orang mukhallaf, baik berupa tuntutan, pilihan maupun larangan, sedangkan pengaruh atau
efek yang dikehendaki oleh titah Allah dari perbuatan manusia seperti wajib, haram dan mubah.
Pengertian yang lebih umum, hukum diartikan sebagai peraturan-peraturan yang bersifat
memaksa untuk menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat
oleh badan-badan resmi yang berwajib.
Syari’at Islam diturunkan dalam bentuk yang umum dan garis besar permasalahan. Oleh
karena itu, hukum-hukumnya bersifat tetap, tidak berubah-rubah lantaran berubahnya masa dan

4
Al-Qur’an dan Terjemahannya, Kementrian Agama Republik Indonesia
berlainan tempat. Untuk huum-hukum yang lebih rinci, syari’at Islam hanya menetapkan kaedah
dan memberikan patokan umum. Penjelasan dan rinciannya diserahkan pada ijtihad pemuka
masyarakat.
Asas hukum Islam berasal dan sumber hukum Islam, terutama al-Quran dan hadis yang
dikembangkan oleh akal pikiran orang yang memehuhi syarat untuk ijtihad. Asas-asas hukum
Islam, disamping asas-asas hukum yang berlaku umum, tiap-tiap bidang dan lapangan
mempunyai asas sendiri-sendiri. Asas hukum Islam diperlukan karena tidak semua pemecahan
masalah hukum atas berbagai kehidupan manusia di dunia di rinci secara jelas dan tegas dalam
al-Qur’an dan sunah.5
Hukum Islam bukan hanya sebuah teori saja namun adalah sebuah aturan-aturan untuk
diterapkan di dalam sendi kehidupan manusia. Karena banyak ditemui permasalahan-
permasalahan, umumnya dalam bidang agama yang sering kali membuat pemikiran umat muslim
yang cenderung kepada perbedaan. Untuk itulah diperlukan sumber hukum Islam sebagai
solusinya, yaitu al-Qur’an. Al-Qur’an adalah sebuah kitab suci umat Muslim yang diturunkan
kepada Nabi terakhir, yaitu Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril. Al-Qur’an memuat
kandungan-kandungan yang berisi perintah, larangan, anjuran, kisah Islam, ketentuan, hikmah
dan sebagainya. Al-Qur’an menjelaskan secara rinci bagaimana seharusnya manusia menjalani
kehidupannya agar tercipta masyarakat yang berakhlak mulia. Maka dari itulah, ayat-ayat al-
Qur’an menjadi landasan utama untuk menetapkan suatu syariat.6 Dengan demikian, ditetapkan
bahwa al-Qur’an itu sumber utama bagi hukum Islam, sekaligus juga sebagai dalil utama fiqh.
Al-Quran itu membimbing dan memberikan petunjuk untuk menemukan hukum-hukum yang
terkandung dalam sebagian ayat-ayatnya.
Secara umum Syariah adalah hukum Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah
yang belum dicampuri daya nalar (ijtihad), sedangkan fikih adalah hukum Islam yang bersumber
dari pemahaman terhadap syariah atau pemahaman terhadap nash, baik al-Qur’an maupun
Sunnah. Bila dipahami secara mendalam, ternyata Allah tidak menurunkan al-Qur’an dalam
suatu kehampaan, tetapi sebagai suatu tuntunan bagi seorang Rasul yang hidup dan terlibat
dalam suatu perjuangan yang nyata. Al-Qur’an lebih banyak memberikan prinisp-prinsip dasar

5
Ria, Wati Rahmi, and Muhamad Zulfikar. "Ilmu Hukum Islam." (2017), h. 6
6
Iryani, Eva. "Hukum Islam, Demokrasi dan Hak Asasi Manusia." Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari
Jambi 17.2 (2017), h. 25.
yang membawa seorang Muslim pada arah tertentu dapat menemukan jawaban usahanya sendiri.
Selanjutnya al-Qur’an menyajikan hukum-hukum atau dasar-dasar Islam secara global yang
sesuai dengan situasi dan kondisi yang selalu berubah di segala tempat dan zaman. Jadi, bisa
dikatakan bahwa al-Qur’an adalah sebagai tuntunan (hidayat), dan bukan kitab hukum. Al-
Qur’an menunjukkan dan menggariskan batas-batas dari berbagai aspek kehidupan. Tugas Nabi
Muhammad Saw. adalah untuk memberikan ukuran-ukuran kehidupan praktis yang ideal dalam
sinaran batas-batas yang dinyatakan al-Qur’an. Sebenarnya perjalanan hukum Islam menempuh
proses yang panjang. Penafsiran al-Qur’an pada masa-masa awal tidaklah demikian rumit dan
pelik sebagaimana masa-masa berikutnya. Metodologi pengambilan kesimpulan dari al-Qur’an
tumbuh semakin lama semakin rumit dan filosofis dengan dilakukannya kajian al-Qur’an yang
mendalam dan mendetail oleh para ahli hukum pada masa-masa berikutnya. Batang tubuh
hukum Islam kaya akan contoh-contoh persoalan yang menjadikan para ulama berbeda pendapat
di dalam mengambil dasar hukumnya, sebagian mereka mendasarkan pada al-Qur’an dan
sebagian yang lain mendasarkan pada Sunnah atau pendapat pribadinya, karena yang terakhir ini
menganggap bahwa ayat-ayat al-Qur’an yang diajukan tidak relevan dengan permasalahan yang
sedang dibicarakan. Inilah yang kemudian membawa kepada terjadinya perbedaan pendapat
dalam fiqih Islam.7

2. Konsep Keadilan dan Kemanusiaan dalam Al-Qur’an


a. Konsep Keadilan dalam Al-Qur’an
Keadilan berasal dari bahasa Arab “adl” yang artinya bersikap dan berlaku dalam
keseimbangan. Keseimbangan meliputi keseimbangan antara hak dan kewajiban dan keserasian
dengan sesama makhluk. Keadilan pada hakikatnya adalah memperlakukan seseorang atau orang
lain sesuai haknya atas kewajiban yang telah di lakukan. Yang menjadi hak setiap orang adalah
diakui dan diperlakukan sesuai harkat dan mertabatnya yang sama derajatnya di mata Tuhan
YME. Hak-hak manusia adalah hak-hak yang diperlukan manusia bagi kelangsungan hidupnya
di dalam masyarakat.8

7
Ahsan, Muhmmad. "Memahami Hakikat Hukum Islam." TASAMUH: Jurnal Studi Islam 11.2 (2019), h. 237
8
Rangkuti, Afifa. "Konsep keadilan dalam perspektif Islam." TAZKIYA: Jurnal Pendidikan Islam 6.1 (2017),
h. 4
Al-Qur’an menggunakan pengertian yang berbeda-beda bagi kata atau istilah yang
bersangkut-paut dengan keadilan. Bahkan kata yang digunakan untuk menampilkan sisi atau
wawasan keadilan juga tidak selalu berasal dari akar kata 'adl. Kata-kata sinonim seperti qisth,
hukum dan sebagainya digunakan oleh al-qur’an dalam pengertian keadilan. Allah swt berfirman
dalam QS. An-Nahl : 90
َ َّ َ َ ُ َّ َ ُ ُ ‫ن ُ ن َ َٰ َ َ ن َ َٰ َ ن َ ن َ ٓ َ ن ُ َ َ ن ن‬ ٓ ‫َّ َّ َ َ ن ُ ُ ن َ ن َ ن‬
‫غ يَعِظك نم ل َعلك نم تذك ُرون‬
ِۚ ِ َ‫َه ع ِن ٱلفحشاءِ وٱلمنك ِر وٱۡل‬ َٰ َ ‫ٱۡل نح‬
‫س ِن ِإَويتَا ِٕي ذِي ٱلقرَب وين‬ ِ ‫إِن ٱَّلل يأمر بِٱلعد ِل و‬

Terjemahnya:
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”.9

Kalau dikatagorikan, ada beberapa pengertian yang berkaitan dengan keadilan dalam al-
Qur’an dari akar kata 'adl itu, yaitu sesuatu yang benar, sikap yang tidak memihak, penjagaan
hak-hak seseorang dan cara yang tepat dalam mengambil keputusan hendaknya kalian
menghukum atau mengambil keputusan atas dasar keadilan. Secara keseluruhan, pengertian-
pengertian di atas terkait langsung dengan sisi keadilan, yaitu sebagai penjabaran bentuk-bentuk
keadilan dalam kehidupan. Dari terkaitnya beberapa pengertian kata ‘adl dengan wawasan atau
sisi keadilan secara langsung itu saja, sudah tampak dengan jelas betapa porsi warna keadilan
mendapat tempat dalam al-Qur’an.
Universalisme keadilan Islam juga terpateri dalam cakupannya, yang meliputi seluruh sisi
kehidupan. Manusia, dituntut adil tidak saja dalam berinteraksi dengan sesama manusia, tapi
yang lebih penting adalah adil dalam berinteraksi dengan Khaliq-Nya dan dirinya sendiri, serta
makhluk lain. Kegagalan berlaku adil kepada salah satu sisi kehidupannya, hanya membuka jalan
luas bagi kesewenang-wenangan kepada aspek kehidupannya yang lain. Ketidakadilan dalam
berinteraksi dengan Sang Khaliq, misalnya, justru menjadi sumber segala bencana kehidupan.
Keadilan Islam bersifat komprehensif yang merangkumi keadilan ekonomi, sosial, dan
politik. Asas keadilan dalam Islam merupakan pola kehidupan yang memperlihatkan kasih
sayang, tolong menolong dan rasa tanggungjawab, bukannya berasaskan sistem sosial yang
saling berkonflik antara satu kelas dengan kelas yang lain. Manusia senantiasa mempunyai
kecenderungan untuk mementingkan diri sendiri akibat dipengaruhi oleh hawa nafsu sehingga
tidak berlaku adil kepada orang lain. Oleh karena itu, usaha untuk mewujudkan keadilan sosial

9
Al-Qur’an dan Terjemahannya, Kementrian Agama Republik Indonesia
dalam Islam bukan hanya dengan menumpukkan perhatian terhadap undang-undang dan
peraturan saja, tetapi harus melalui proses pendisiplinan nafsu diri.10
Perintah melaksanakan keadilan banyak ditemukan secara eksplisit dalam al-Qur'an. Ayat-
ayat al-Qur'an menyuruh untuk berlaku adil dan Allah sendiri menjadikan keadilan itu sebagai
tujuan dari pemerintahan. Hadits-hadits Nabi juga banyak yang menerangkan pentingnya
menjalankan keadilan dalam pemerintahan. Perintah berlaku adil ditujukan kepada setiap orang,
tanpa pandang bulu. Kemestian berlaku adil mesti ditegakkan di dalam keluarga dan masyarakat
Muslim, bahkan kepada orang kafir pun umat Islam diperintahkan berlaku adil. Menurut
Bustanul Arifin, ada beberapa perbedaan antara konsep keadilan yang dimaksud dalam hukum
Islam dan hukum sipil (civil law), yakni keadilan dalam hukum adalah keadilan yang disesuaikan
dengan hukum-hukum Allah yang tertuang dalam al-Qur’an dan Hadis, sedangkan keadilan
dalam hukum sipil merupakan keadilan yang ditentukan oleh penalaran akal manusia semata.
b. Konsep Kemanusiaan dalam Al-Qur’an
Islam hadir untuk membebaskan umat manusia dari kondisi-kondisi sosial yang timpang
dan menindas. Islam menolak segala bentuk tirani, eksploitasi, dominasi, dan hegemoni dalam
berbagai aspek kehidupan baik ekonomi, politik, budaya, gender, dan lain-lain. Ini dapat dilihat
dari banyaknya ayat Al-Qur’an yang memerintahkan manusia untuk berbuat keadilan dan
menentang segala bentuk penindasan dan pengabaian terhadap hak-hak dan prinsip-prinsip
kemanusiaan. Prinsip kemanusiaan dalam Islam bertujaun untuk mewujudkan cita-cita sosialnya
dalam mewujudkan kehidupan masyarakat yang adil, makmur, sejahtera, dan bermartabat dalam
bingkai ketaqwaaan.
Menurut Islam, masing-masing pribadi dipandang mempunyai nilai kemanusiaan
universal. Dari sini bisa dilihat adanya suatu konsep yang sangat mendasar dalam agama, bahwa
manusia merupakan makhluk Tuhan yang tertinggi, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat
Q.S. At-Tin: 95 ayat 4.
َْ َ ْ َ َ َ ْ ََْ َ ْ ََ
‫يم‬
ٍ ‫اۡلنسان ِِف أحس ِن تق ِو‬
ِ ‫لقد خلقنا‬

Terjemahnya:
“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.11

10
Almubarok, Fauzi. "Keadilan Dalam Perspektif Islam." ISTIGHNA: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran
Islam 1.2 (2018), h.120
11
Al-Qur’an dan Terjemahannya, Kementrian Agama Republik Indonesia
Dalam rangka menjaga nilai-nilai universalitas manusia, maka Islam meletakkan prinsip-
prinsip kemanusiaan berdasarkan Al-Quran. Di antara prinsip-prinsip tersebut adalah:
1. Persamaan derajat manusia
Allah SWT telah menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi yang memiliki
tugas untuk memakmurkan serta menjaga keharmonisan kehidupan, baik sesama manusia
maupun dengan makhluk ciptaan Allah SWT lainnya. Manusia memiliki kesamaan dalam proses
penciptaannya, yakni dari seorang laki-laki (ayah) dan seorang wanita (ibu). Dengan demikian
tidak ada perbedaan antara satu manusia dengan manusia lainnya.
2. Perintah untuk berbuat adil
Keadilan dalam perspektif Islam adalah kemaslahatan universal dan komprehensif yang
berarti bahwa Islam diperuntukkan bagi seluruh umat manusia di muka bumi, dapat diterapkan
dalam setiap waktu dan tempat sampai akhir zaman. Komprehensif artinya bahwa Islam
mempunyai ajaran yang lengkap dan sempurna. Al-Qur’an sebagai pedoman memiliki daya
jangkauan yang luas. Universalitas keadilan dalam Islam meliputi semua aspek kehidupan
manusia, baik pada masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Esensi ajaran Islam
terhadap aspek keadilan sosial dan ekonomi adalah sebuah keharusan yang harus dijalankan oleh
umat manusia. Karena keadilan dalam pandangan Islam merupakan kewajiban dan keharusan
dalam menata kehidupan setiap manusia.
3. Larangan berbuat dzolim
Dzolim artinya orang yang aniaya (termasuk terhadap diri sendiri). Orang dzolim adalah
orang yang tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya. Orang yang menghukum tidak
berdasarkan hukum yang adil. Orang yang bertindak tidak sesuai dengan permainan yang telah
dibuat atau diundangkan. Orang yang melanggar hak-hak asasi Tuhan dan juga melanggar hak-
hak asasi manusia.
Orang yang dzolim adalah orang yang melanggar perintah Allah swt, berbuat apa yang
bertentangan dengan hati nurani yang suci, berbuat kejam, tidak syukur ni’mat, menyia-nyiakan
amanat, menghianati janji, berbuat menang sendiri, korupsi, penyalahgunaan jabatan, berbuat
zina, menyekutukan Allah swt. Semua itu termasuk perbuatan dzolim. Intinya segala perbuatan
yang menerjang nilai-nilai agama dan nilai-nilai kemanusiaan disebut perbuatan dzolim.12

12
Ismail, M. Syukri. "Prinsip Kemanusiaan Dalam Islam." NUR EL-ISLAM: Jurnal Pendidikan Dan Sosial
Keagamaan 5 (2018), h. 191
Menurut Ali As-Sahbuny terdapat tiga istilah kunci dalam al-Qur’an yang mengacu pada
makna pokok manusia yaitu: al-basyar, al-insan dan an-nass. Di mana jika ketiga kata tersebut
dianalisis lebih mendalam ternyata mempunyai hakikat dan makna yang berbeda berdasarkan
penjelasan al-Qur’an sendiri yaitu;
1. Basyar
Basyar yang dalam al-Qur’an disebut sebanyak 27 kali, memberikan referensi pada
manusia sebagai makhluk biologis. Semua kata basyar dalam al-Qur’an menunjukkan gejala
umum yang nampak pada fisiknya atau lahiriyahnya. Dengan demikian pengertian basyar tidak
lain adalah manusia dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan aktivitas lahiriahnya
yang dipengaruhi oleh dorongan-dorongan biologis, seperti makan, minum dan akhirnya mati
sebagai kegiatannya di dunia.
2. Insan
Insan yang dalam al-Qur’an disebut sebanyak 65 kali, digunakan untuk menyatakan
manusia dalam lapangan yang amat luas, antara lain dalam konteks ilmu. Manusia didorong
untuk meraih pengetahuan sebanyak-banyaknya dan pengetahuan merupakan karunia khusus
bagi manusia. Allah mengajarkan kepada manusia segala sesuatu yang tidak mungkin diketahui
oleh makhluk lainnya. Dengan demikian makna insan yang disebutkan dalam al-Qur’an adalah
manusia dilihat dari sisi bagaimana manusia melakukan kegiatan yang disadari oleh akalnya
serta aktualisasi dalam kehidupan secara nyata, yaitu perencanaan, tindakan dan akibat-akibat
yang ditimbulkannya. Manusia dalam konteks al-insan selalu berkaitan dengan unsur ruhani.
3. An-nas
Konsep kunci yang ketiga adalah an-nas yang mengacu pada manusia sebagai makhluk
sosial. An-nas disebut dalam al-Qur’an sebanyak 240 kali. Berdasarkan fitrahnya manusia
memang makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Tentunya sebagai
makhluk sosial, manusia harus mengutamakan keharmonisan bermasyarakat. Manusia harus
hidup sosial artinya tidak boleh sendiri-sendiri karena manusia tidak bisa hidup sendiri. Asal
mula terjadinya manusia yang bermula dari pasangan laki-laki dan wanita (Adam dan Hawa)
kemudian berkembang menjadi masyarakat. Dengan kata lain, adanya pengakuan terhadap
spesies di dunia ini menunjukkan bahwa manusia harus hidup bersaudara dan tidak boleh saling
menjatuhkan. Secara sederhana, inilah sebenarnya fungsi manusia dalam konsep An- Naas.13
Hukum Islam adalah insaniyyah yang sebenarnya, hukum yang sungguh memberikan
perhatian yang penuh kepada manusia, memelihara semua hal yag berkaitan dengan manusia,
baik mengenai diri, mengenai ruh, mengenai akal, mengenai aqidah, mengenai usaha, mengenai
pahala dan siksa. Baik selaku perorangan maupun anggota masyarakat, mengenai anak istrinya,
harta kekayaannya, keutamaan dan kekejiannya dan aneka rupa yang lain, yang tak dapat
dihitung dan dihinggakan. Hukum Islam memberikan kemuliaan kepada manusia karena
kemanusiaannya. Dalam agama tidak membenarkan kita melecehkan kemuliaan manusia, atau
mengancamnya, menumpahkan darahnya. Jalan yang ditempuh Islam, baik dalam menghadapi
orang-orang yang bertindak jahat haruslah sesuai dengan syara’, hukuman-hukuman yang sudah
ditetapkan atas dasar memelihara kemuliaan manusia, yang melebihi segala-galanya.
D. Kesimpulan
1. Secara umum Syariah adalah hukum Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah
yang belum dicampuri daya nalar (ijtihad), sedangkan fikih adalah hukum Islam yang
bersumber dari pemahaman terhadap syariah atau pemahaman terhadap nash, baik al-
Qur’an maupun Sunnah. Bila dipahami secara mendalam, ternyata Allah tidak
menurunkan al-Qur’an dalam suatu kehampaan, tetapi sebagai suatu tuntunan bagi
seorang Rasul yang hidup dan terlibat dalam suatu perjuangan yang nyata. Al-Qur’an
lebih banyak memberikan prinisp-prinsip dasar yang membawa seorang Muslim pada
arah tertentu dapat menemukan jawaban usahanya sendiri. Selanjutnya al-Qur’an
menyajikan hukum-hukum atau dasar-dasar Islam secara global yang sesuai dengan
situasi dan kondisi yang selalu berubah di segala tempat dan zaman.
2. Keadilan Islam bersifat komprehensif yang merangkumi keadilan ekonomi, sosial, dan
politik. Asas keadilan dalam Islam merupakan pola kehidupan yang memperlihatkan
kasih sayang, tolong menolong dan rasa tanggungjawab, bukannya berasaskan sistem
sosial yang saling berkonflik antara satu kelas dengan kelas yang lain. Manusia
senantiasa mempunyai kecenderungan untuk mementingkan diri sendiri akibat
dipengaruhi oleh hawa nafsu sehingga tidak berlaku adil kepada orang lain. Oleh karena

13
Wirastho, Edy. "Konsep Kemanusiaan dalam Pandangan Islam." Al Karima: Jurnal Studi Ilmu Al Quran
dan Tafsir 1.1 (2020),h. 36
itu, usaha untuk mewujudkan keadilan sosial dalam Islam bukan hanya dengan
menumpukkan perhatian terhadap undang-undang dan peraturan saja, tetapi harus melalui
proses pendisiplinan nafsu diri. Kemanusiaan adalah salah satu isu penting di dalam
pembahasan masalah kehidupan kontemporer. Prinsip persamaan dan kemerdekaan
sebagai manusia dijadikan alasan pembenaran bahwa semua manusia mempunyai
kedudukan yang sama sehingga bebas menentukan sikap dan pilihan hidupnya.
Daftar Pustaka

Ahsan, M. (2019). Memahami Hakikat Hukum Islam. Tasamuh: Jurnal Studi Islam, 11.2

Almubarok, F. (2018). Keadilan Dalam Perspektif Islam. Istighna: Jurnal Pendidikan Dan
Pemikiran Islam, 1.2

Amin, M. (2014). Konsep Keadilan Dalam Perspektif Filsafat Hukum Islam. Al-Daulah: Jurnal
Hukum Dan Perundangan Islam, 4.2

Ilahin, N. (2021). Hukum Islam Dan Kemanusiaan (Ham) Dalam Kosentrasi Syariah. Jurnal Pro
Justice: Kajian Hukum Dan Sosial, 2.2

Iryani, E. (2017). Hukum Islam, Demokrasi Dan Hak Asasi Manusia. Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi, 17.2

Ismail, M. S. (2018). Prinsip Kemanusiaan Dalam Islam. Nur El-Islam: Jurnal Pendidikan Dan
Sosial Keagamaan, 5.

Rangkuti, A. (2017). Konsep Keadilan Dalam Perspektif Islam. Tazkiya: Jurnal Pendidikan
Islam, 6.1

Saniah, N. S. N. (2022). Prinsip-Prinsip Dasar Hukum Islam Perspektif Al-Quran. Al-


Kauniyah, 3.2

Wirastho, E. (2020). Konsep Kemanusiaan Dalam Pandangan Islam. Al Karima: Jurnal Studi
Ilmu Al Quran Dan Tafsir, 1.1

Anda mungkin juga menyukai