MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Filsafat Hukum Islam
Bapak Dosen Faisal Nasrullah, SH. i
Disusun oleh :
MUHAMMAD RIJAL HES2131572223009
AMIRIN HES2131572223014
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur diaturkan pada Allah SWT yang telah mengajarkan manusia
dengan pena sehingga ia pun dapat mengetahui sesuatu yang belum dia ketahui,
Berupa ilmu pengetahuan yang menjadi bukti bahwa ia telah menunjukan
keberadaannya di dunia, memberikan kekuatan dan kelancaran kepada kami,
sehingga kami bisa menyusun makalah yang berjudul “Hukum Islam
Masyarakat dan Negara” dengan lancar.
Dan tak lupa pula sholawat beserta salam kepada Nabi Muhammad SAW.
Yang mudah-mudahan kita semua termasuk kedalam golongan umat yang kelak
akan mendapatkan syafa’atul uzmah dari beliau pada hari perhitungan nanti.
Dan tidak lupa kami juga berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam kelancaran penyusunan makalah ini, yang mana tanpa adanya
dukungan tentunya penelitian ini tidak akan selesai tepat pada waktunya.
Kami Selaku penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
hal ini dikarenakan berbagai faktor terutama karena ketidak mampuan penulis
dalam segi keilmuan. Oleh karena itu, penulis berharap adanya masukan dari
berbagai pihak kepada penulis agar makalah ini dapat lebih baik lagi dikemudian
hari. Akhir kata, penulis berharap dengan adanya penelitian ini, semoga dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri serta umumnya bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………...II
DAFTAR ISI……………………………………………………………………III
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………1
B. Rumusan masalah………………………………………………...............1
C. Tujuan……………...……………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan……………………………………………………………...12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pada dasarnya manusia meskipun berbeda jenis, suku bangsa dan
ras, di hadapan Allah dan muka hakim semuanya sama. Sebagai orang
Islam yang taat, kita tidak hanya menerapkan syariat agama pada
kehidupan sehari-hari kita, tapi kita juga harus mengetahui, mencermati,
dan menerapkan agama di dalam lingkup hukum.
Dalam kesempatan ini, kami menulis makalah ini dengan alasan agar
para pembaca dapat mengenal lebih dalam apa itu hukum Islam.
1.3.Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan melalui
perantaraan malaikat Jibril kepada Rasulullah saw dengan
menggunakan bahasa Arab disertai kebenaran agar dijadikan
hujjah(argumentasi) dalam hal pengakuannya sebagai rasul dan agar
dijadikan sebagai pedoman hukum bagi seluruh ummat manusia, di
samping merupakan amal ibadah bagi yang membacanya.
Sebagaimana dalam ayat 105 surat An-Nisa
2. As-Sunnah
Sunnah adalah perkataan, perbuatan dan taqrir (ketetapan / persetujuan /
diamnya) Rasulullah saw terhadap sesuatu hal/perbuatan seorang shahabat
yang diketahuinya. Sunnah merupakan sumber syariat Islam yang nilai
kebenarannya sama dengan Al-Qur’an karena sebenarnya Sunnah juga berasal
dari wahyu. Berikut ini sebagaimana yang terdapat pada surat Al-hasyr ayat 7
3. Al-Ijtihad
Al-Ijtihad sebagai sumber hukum Islam yang ketiga berdasar pada
QS. 4 : 59
yang berisi perintah kepada orang-orang yang beriman agar patuh, taat
kepada ketentuan-ketentuan Rasul (sunah/hadits) serta taat mengikuti
ketentuan-ketentuan Ulil Amri (Ijtihad).Berikut ini potongan surat
yang menjelaskan tentang ijtihad
Al-Ijtihad yaitu berusaha dengan keras untuk menetapkan hukum suatu
persoalan yang tidak ditegaskan secara langsung oleh Al-Qur’an dan atau Hadits
dengan cara istinbath (menggali kesesuaiannya pada AlQur’an dan ataupun
Hadits) oleh ulama-ulama yang ahli setelah wafatnya
Rasulullah.Ijtihad dapat dilakukan dengan menggunakan Ijma’, Qiyas,
Istihsan, Istishab, Mashalah Mursalah, ‘Urf (tradisi).
Syarat Mujtahid:
5.) Menjaga harta (hifdzalmaal). Harta yang kita miliki, sesungguhnya adalah
milik Allah, karena itu hanyalah titipan saja. Namun demikian, kita wajib
untuk menjaganya agar tidak hilang atau rusak, apalagi sampai
menimbulkan kemudharatan. Bahkan, kalau harta kita dirampok, kemudian
melakukan perlawanan dan sampai terbunuh, maka matinya syahid. Maka
wajib bagi kita untuk memperhatikan dari mana harta itu diperoleh dan
menggunakannya dengan baik dan benar sehingga memberikan manfaat
bagi orang lain.
Tujuan hukum Islam secara umum adalah untuk mencegah
kerusakan pada manusia dan mendatangkan maslahah bagi mereka,
mengarahkan kepada kebenaran untuk mencapai kebahagiaan hidup dunia
dan akhirat, dengan perantara segala yang bermanfaat serta menolak yang
medarat atau tidak berguna bagi kehidupan manusia.
2.4. Menumbuhkan Kesadaran Untuk Taat Hukum
Menurut ahli ushul fiqih, hukum Islam adalah ketentuan Allah yang
berkaitan dengan perbuatan yang mukallaf yang mengandung suatu
tuntunan, pilihan atau yang menjadikan sesuatu sebab, syarat, atau
penghalang bagi adanya sesuatu yang lain.
Menurut ahli fiqih, hukum syari’i (Islam) adalah akibat yang timbul dari
perbuatan orang yang mendapat beban Allah SWT., dan ini dibagi menjadi
2 bagian: Hukum taklifi, dan Hukum wad’i
a. Hukum Taklifi
Hukum Taklifi adalah ketentuan Allah yang mengandung
ketentuan untuk dikerjakan oleh mukallaf atau ditinggalkannya atau
yang mengandung pilihan antara dikerjakan dan ditinggalkan.
Hukum Taklifi dibagi menjadi 5 macam:
1. UUD 1945
Hukum Islam dalam bentuk peraturan khusus yang berlaku bagi umat Islam
misalnya adalah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Pengadilan
Agama dan keberadaan Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang
penyebarluasannya dilakukan berdasarkan Inpres No. 1 Tahun 1991.
Sedangkan Hukum Islam dalam hukum nasional yang berlaku umum misalnya
ada pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria
khususnya yang mengatur tentang perwakafan tanah, Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979
tentang Kesejahteraan Anak, dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak.
Undang-undang yang berlaku saat ini seperti, UU Perkawinan, UU
Peradilan Agama, UU Penyelenggaraan Ibadah Haji, UU Pengelolaan Zakat,
dan UU Otonomi Khusus Nanggroe Aceh Darussalam serta beberapa
undangundang lainnya yang langsung maupun tidak langsung memuat hukum
Islam seperti UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang mengakui
keberadaan Bank Syar
’ah dengan prinsip syari’ahnya, atau UU NO. 3 Tahun 2006 tentang
Peradilan Agama yang semakin memperluas kewenangannya, dan UU
Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
2. Undang-undang Perkawinan
Dalam ikatan perkawinan sebagai salah satu bentuk perjanjian (suci)
antara seorang pria dengan seorang wanita, yang mempunyai segi-segi
perdata, berlaku beberapa asas, diantaranya adalah :
a. Kesukarelaan,
c. Kebebasan memilh,
d. Kemitraan suami-istri,
e. Untuk selama-lamanya,
f. Monogami terbuka.
3. Undang-undang Peradilan Agama
Peradilan adalah proses pemberian keadilan di suatu lembaga yang
disebut pengadilan. Pengadilan adalah lembaga atau badan yang
bertugas menerima, memeriksa, mengadili dan menyelesaikan setiap
perkara yang diajukan kepadanya. Peradilan Agama adalah proses
pemberian keadilan berdasarkan hukum agama Islam kepada
orangorang Islam yang dilakukan di Pengadilan Agama dan Pengadilan
Tinggi Agama.
Untuk menegakkan hukum islam yang berlaku secara yuridis
formal dalam negara republik indonesia, pada tanggal 8 desember 1988
presiden Republik Indonesia menyampaikan rancangan undang-undang
peradilan agama kepada dewan perwakilan rakyat untuk di bicarakan
dan di setujui sebagai undang-undang menggantikan semua peraturan
perundang-undangan tentang peradilan agama yang tidak sesuai lagi
dengan undang-undang dasar 1945 dan undang-undang tentang
pokokpokok kekuasaan kehakiman 1970.
dan kepastian hukum yang berintikan keadilan dalam lingkungan
peradilan agama.
Perlindungan terhadap wanita lebih di tingkatkan dengan jalan,
antara lain, memberikan hak yang sama kepada istri dalam berproses
dan membela kepentingannya di muka peradilan agama.
Lebih memantapkan upaya penggalian berbagai asas dan kaidah
hukum islam sebagai salah satu bahan baku dalam penyusunan dan
pembinaan hukum nasional melalui yurisprudensi.
3.1 Kesimpulan
Hukum Islam ialah ketentuan Allah yang berkaitan dengan perbuatan
orang mukallaf yang mengandung suatu tuntutan, pilihan, sebab, syarat, atau
penghalang bagi adanya sesuatu yang lain.
Syariat Islam menyamaratakan hukum dan keadilan antara sesama umat
Islam.Islam mengerahkan kekuatan manusia kepada tujuan besar, yaitu
kepentingan masyarakat dengan memanfaatkan segala bentuk kebajikan
yang disumbangkan setiap individu.
DAFTAR PUSTAKA
http://femimelinda.blogspot.com/2017/03/makalah-agama-islam-tentang-
hukumislam.html
http://3x05.blogspot.com/2009/09/normal-0-false-false-false.html
file:///D:/Kuliah/Agama/Ecko%20File_%20Menumbuhkan%20Kesadaran%20Un
tuk%20Taat%20Terhadap%20Allah%20SWT.pd
http://parepai.blogspot.com/2014/10/materi-iii-konsep-hukum-dalam-islam.html
https://uliyasiwi.wordpress.com/2011/10/11/makalah-pendidikan-agama-islam/