. 1. Syariah
Secara estimologi, syari’ah atau Syari’ yang berarti jalan menuju mata air, maka
analoginya jika hendak menuju sumber tentu melalui jalan yang harus ditempuh.
Sedangkan secara terminologi, syariah adalah aturan atau undang-undang yang
diturunkan oleh Allah swt yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, manusia
dengan sesame manusia dan manusia dengan alam semesta
2. Fiqih
Secara estimologi, fiqih berarti faham/ mengerti. Orang yang faham/mengerti disebut faqih.
Sedangkan secara terminologi, fiqih adalah pemahaman para ulama terhadap rumusan
teknis dari pelaksanaan syariah yang terkandung dalam Alqur’an dan hadits dan
dimodifikasikan secara sistematis agar mudah dipelajari
Enter title
Pengertian hukum islam menurut beberapa tokoh dapat
diartikan sebagai berikut;
Hukum bagai hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama Islam.
2. Amir Syarifuddin
Hukum Islam sebagai perangkat peraturan wahyu Allah dan Sunnah Rasul tentang tingkah laku
mukhalaf yang diakui dan diyakini.
3. Eva Iryani
Hukum Islam adalah syariat Islam yang berisi system kaidah-kaidah yang didasarkan pada wahyu Allah dan Sunnah Rasul
mengenai tingkah laku orangyang sudah dapat dibebani kewajiban, yang diakui dan diyakini, yang mengikat semua pemelukna.
Tingkah laku yang dimaksud adalah mengacu pada segala segala perilaku dan sikap Rasulullah.
Enter title
Enter subtitle
Enter title Para ulama membagi ruamg lingkup hukum islam
menjadi dua yaitu:
a. Ahkam Al-Ibadat
Yaitu ketentuan-ketentuan atau hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya.
Ahkam Al-Ibadat ini dibedakan kepada Ibadat Mahdlah dan Ibadat Ghair Mahdlah.
b. Ahkam Al-Muamalat
Yaitu ketentuan-ketentuan atau hukum yang mengatur hubungan antar manusia (makhluk), yang terdiri dari :
Tujuan hukum islam adalah kemaslahatan hidup manusia, baik jasmani maupun rohani, individual dan
sosial.
Abu Ishak ash-Shabiti merumuskan lima tujuan hukum islam yaitu :
1. Memelihara agama
hukum Islam wajib melindungi agama yang dianut oleh seseorang dan menjamin kemerdekaan setiap
orang untuk beribadah menurut keyakinan (agamanya)
2. Memelihara jiwa
Hukum Islam wajib memelihara hak manusia untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya. Untuk
itu hukum Islam melarang membunuh, hal tersebut termaktub dalam firman Allah SWT Q.S. al-Isra‟
ayat 33,
Enter title
“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu
(alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi
kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh.
Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan.” (Q.S. al-Isra‟: 33)
Enter title
.
3. Memelihara akal
Tanpa akal, manusia tidak mungkin menjadi pelaku dan pelaksana hukum Islam. Oleh karena itu, pemeliharaan akal
menjadi salah satu tujuan hukum Islam. Dan untuk memelihara akal itulah maka hukum Islam melarang orang
meminum setiap minuman yang memabukkan yang disebut dengan istilah khamr.
4. Memelihara keturunan
Agar kemudian darah dapat dijaga dan kelanjutan umat manusia dapat diteruskan, merupakan tujuan keempat hukum Islam. Hal ini
tercermin dalam hubungan darah yang menjadi syarat untuk dapat saling mewarisi.
5. Memelihara harta
Hukum Islam melindungi hak manusia untuk memperoleh harta dengan cara-cara yang halal dan sah serta melindungi kepentingan
harta seseorang, masyarakat dan Negara.
4
CIRI-CIRI HUKUM ISLAM
Enter title
ciri-ciri hukum islam antara lain yaitu sebagai berikut;
1. Merupakan bagian dan bersumber dari agama Islam
2. Mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan iman atau akidah dan kesesuaian atau akhlak
Islam
3. Mempunyai dua istilah kunci yakni syariat dan fiqih. Syariat terdiri dari wahyu Allah SWT dan sunah
Nabi Muhammad SAW. Sedangkan fiqih adalah pemahaman dan hasil pemahaman manusia tentang
syariat
4. Terdiri dari dua bidang yakni ibadah dan muamalah
5. Struktur berlapis yang terdiri dari nass atau teks Alquran, as-Sunah Nabi Muhammad SAW, hasil istihad
manusia, pelaksanaan praktik baik berupa keputusan hakim maupun berupa amalan umat Islam dalam
masyarakat.
6. Mendahulukan kewajiban daripada hak dan amal daripada pahala.
5
PRINSIP-PRINSIP
HUKUM ISLAM
Enter title Prinsip-Prinsip Hukum Islam
1. Prinsip Tauhid
Prinsip ini menyatakan bahwa semua manusia ada di bawah satu ketetapan yang sama.
Yaitu ketetapan tauhid yang dinyatakan dalam kalimat “laa ilaha illa Allah” (tidak ada tuhan
selain Allah).
a) Prinsip pertama
Berhubungan langsung dengan Allah SWT tanpa perantara
b) Prinsip kedua
Beban hukum ditujukan untuk memelihara akidah dan iman, penyucian jiwa, dan
pebentukan pribadi yang luhur.
2. Prinsip keadilan
Prinsip keadilan ketika dimaknai sebagai prinsip moderasi menyatakan bahwa perintah
Allah SWT ditujukan bukan karena esensinya, sebab Allah tidak mendapat keuntungan dari
ketaatan dan tidak pula mendapat kemudharatan dari perbuatan maksiat manusia. Namun
ketaatan tersebut hanyalah sebagai jalan untuk memperluas perilaku dan cara pendidikan yang
dapat membawa kebaikan bagi individu dan masyarakat.
3. Prinsip Amar Ma’ruf Nahii Munkar (memerintahkan kepada kebaikan dan mencegah
keburukan)
Hukum islam digerakkan utuk merekayasa umat manusia untuk menuju tujuan yang baik
dan benar yang dikehendaki dan diridhai Allah.
Enter title
4. Prinsip kebebasan/kemerdekaan
Prinsip kebebasan dalam hukum Islam menghendaki agar agama/hukum Islam disiarkan tidak berdasarkan
paksaan, tetapi berdasarkan penjelasan, demontrasi, argumentasi.
5. Prinsip persamaan
Prinsip persamaan yang paling nyata terdapat dalam Konstitusi Madinah (al-Shahifah), yakni prinsip Islam
menentang perbudakan dan penghisapan darah manusia atas manusia. Kemuliaan manusia bukanlah karena ras dan
wara kulit. Kemuliaan manusia adalah karena dzat manusia itu.
1. Al-Qur’an
Sumber hukum Islam yang paling dasar adalah Alquran. Kata Al-Quran dalam kamus bahasa Arab
berasal dari kata Qara'a artinya membaca. Secara istilah AlQur'an adalah Kalamullah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad, tertulis dalam mushhaf berbahasa Arab, yang sampai kepada kita dengan jalan
mutawatir, bila membacanya mengandung nilai ibadah, dimulai dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri
dengan surat An-Nas. Adapun hukum-hukum yang terkandung dalam Al-Qur'an, meliputi :
a. Hukum-hukum I'tiqadiyyah,
yaitu hukum yang berhubungan dengan keimanan kepada Allah swt, kepada Malaikat, kepada Kitab-
kitab, para Rasul Allah dan kepada hari akhirat
b. Hukum-hukum Khuluqiyyah,
yaitu hukum yang berhubungan dengan manusia wajib berakhlak yang baik dan menjauhiprilaku
yang buruk.
c. Hukum-hukum Amaliyah, yaitu hukum yang berhubungan dengan perbuatan manusia
2. As-Sunah (Hadits)
Hadits secara kamus menurut ulama ushul fiqh adalah semua yang bersumber dari Nabi saw, selain
Al-Qur'an baik berupa perkataan, perbuatan atau persetujuan. Adapun hubungan Al-Sunnah dengan Al-
Qur'an dilihat dari sisi materi hukum yang terkandung di dalamnya sebagai berikut :
a. Muaqqid
yaitu menguatkan hukum suatu peristiwa yang telah ditetapkan Al-Qur'an dikuatkan dan dipertegas lagi oleh
Al-Sunnah, misalnya tentang Shalat, zakat terdapat dalam Al-Qur'an dan dikuatkan oleh Al-sunnah.
b. Bayan
yaitu al-Sunnah menjelaskan terhadap ayat-ayat Al-Qur,an yang belum jelas, dalam hal ini ada empat hal :
Memberikan perincian terhadap ayat-ayat Al-Qur'an yang masih mujmal, misalnya perintah shalat dalam
Al-Qur'an yang mujmal, diperjelas dengan Sunnah demikian juga tentang zakat, haji dan shaum.
Membatasi kemutlakan (taqyid al-muthlaq) Misalnya: AlQur'an memerintahkan untuk berwasiat, dengan
tidak dibatasi berapa jumlahnya kemudian Al-Sunnah membatasinya
Mentakhshishkan keumuman, Misalnya: Al-Qur‟an mengharamkan tentang bangkai, darah dan daging
babi, kemudian Al-Sunnah mengkhususkan dengan memberikan pengecualian kepada bangkai ikan laut,
belalang, hati dan limpa.
Menciptakan hukum baru. Rasulullah melarang untuk binatang buas dan yang bertaring kuat, dan
burung yang berkuku kuat, dimana hal ini tidak disebutkan dalam AlQur'an.
3. Ijtihad
Secara kamus bahasa arab ijtihad berasal dari kata jahada yang artinya bersunggung-sungguh atau
mencurahkan segala daya dalam berusaha. Secara terminologis, ulama ushul mendefinisikan ijtihad
sebagai mencurahkan kesanggupan dalam mengeluarkan hukum syara‟ yang bersifat ‘amaliyah dari dalil-
dalilnya yang terperinci baik dalam Al-Quran maupun Sunnah.
Dalam hubungannya dalam hukum, ijtihad adalah usaha atau ikhtiar yang sungguh-sungguh dengan
menggunakan segenap kemampuan yang ada.
Tujuan Ijtihad adalah untuk memenuhi keperluan umat manusia akan pegangan hidup dalam beribadah
kepada Allah disuatu tempat tertentu atau pada suatu waktu tertentu
1. Ikut merumuskan pancasila, pada sila pertama dan butir-butir pada UUD 1945
2. Pada tahun 1957 diundangkan PP no. 45 th 1957 yang mengatur Pengadilan Agama di luar jawa – Madura
dan Kalimantan Selatan , dengan wewenang mangadili perkara perkawinan, waris, wakaf, sedekah dan Bait
al-Maal, namun masih harus dikuatkan oleh pengadilan Umam.
3. Pada tahun 1974 dikeluarkan UU No.1 tahun 1974 tentang Perkawinan.
4. Rumusan tentang Perwakafan tanah hak milik diatur dalam PP No. 28 th 77
5. UU No. 7 tahun 1989 tanggal 29 desember. Tentang peradilan Agama, intinya memberikan pengakuan
secara resmi dan pengukuhan terhadap Peradilan Agama. Menyelesaikan perkara: perkawinan, warisan,
hibah, wasiat, wakaf, sedekah . disamping juga didukung oleh Pengadilan Tinggi Agama ( Manan:68 – 85 ).
6. UU No. 14 tahun 1970. Bahwa kedudukan PA sejajar dengan PN
7. UU No. 2 tahun 1999, tentang system pendidikan nasional “seorang siswa berhak mendapatkan pelajaran
agama sesuai dengan keyakinannya di sekolah masing-masing”
8. Intruksi Presiden No. 1 tahun 1991, tentang kompilasi hukum Islam
9. UU No.7 tahun 1992, tentang perbankan, yang mengizinkan berdirinya Bank umum dan BPR dikelola
berdasarkan syariat Islam dengan system bagi hasil, dan adanya Dewan Pengawas Syariah.
10. UU No. 38 tahun 1999, tentang pengelolaan zakat.
THANK YOU
bertahap diwarnai konsep
konsep Islami sebagai
revisi dari konsep hukum
peninggalan belanda.
Jawaban :
• mengemban Amanah
berupa kesanggupan