Anda di halaman 1dari 39

HUKUM ISLAM

Dosen
Imam Rofiqi, S.H.,M.Kn.
Hukum Islam Dalam Kurikulum Fakultas Hukum

Tujuan mata kuliah hukum islam :


• Mengerti, memahami, menyebutkan, menjelaskan
asas-asas hukum islam dan mampu melukiskan,
memaparkan pertumbuhan dan perkembangan hukum
islam.
• Memahami dan mampu menjelaskan hubungan hukum
islam dengan hukum-hukum lain ditanah air.
Sebab hukum islam ada didalam kurikulum fakultas hukum:

1. Karena alasan sejarah


Disekolah tinggi hukum yang didirikan oleh Belanda diajarkan
hukum islam atau mereka sebut dengan Mohammedaansch Recht.

Tradisi ini dilanjutkan oleh fakultas hukum yang didirikan setelah


Indonesia merdeka.Tapi tidaklah benar kalau orang menyebut
agama islam sebagai Mohammedanism dan hukum islam sebagai

Mohammedan Law, atau pun Mohammedaansch Recht karena


berbeda dengan hukum-hukum islam yang lain.
2. Karena alasan penduduk
Dulunya hampir 90 % penduduk Indonesia beragama islam mulai
dari pegawai pejabat, dan para pemimpin mereka dibekali dengan
pengetahuan keislaman.
3. Karena alasan yuridis
Di tanah air hukum islam berlaku secara normatif dan formal
yuridis.
a. Secara normatif, hukum islam mempunyai sanksi apabila
norma-norma dilanggar. Contohnya, dalam pelaksanaan
ibadah sholat, puasa, zakat, dan haji serta semua bagian
hukum islam yang mengatur hubungan manusia dengan
Tuhan.
b. Secara formal yuridis, hukum islam yang mengatur hubungan
manusia dengan manusia lain dan benda dalam masyarakat.
4. Karena alasan ilmiah
Orang barat mempelajari islam secara ilmiah untuk
tujuan politik guna mengukuhkan penjajahan barat
dibenua-benua yang mayoritas beragama islam. Dalam
seminar hukum islam di Belanda tahun 1932, 1937, dan
1948, dilanjutkan di Paris tahun 1952 para peserta
menghadiri The Week of Islamic Law (pekan hukum
islam) yang terdiri dari para ahli perbandingan hukum
menyatakan bahwa:
a. Asas-asas hukum islam mempunyai nilai tinggi yang
tidak dapat dipertikaikan lagi.
b. Dalam berbagai mazhab yag ada didalam lingkungan
besar hukum islam terdapat kekayaan pemikiran
hukum serta teknik yang mengagungkan.
5. Karena alasan konstitusional
Dalam pasal 29 ayat 1 UUD 1945 dinyatakan bahwa, negara Indonesia

berdasarkan asas Ketuhanan Yang Maha Esa, terdapat norma dasar


sebagai berikut:
a. Dalam negara RI tidak boleh terjadi sesuatu yang bertentangan
dengan kaidah islam bagi umat islam dan agama-agama lainnya.
b. Negara RI wajib menjalankan syariat islam bagi umat islam dan
begitu juga dengan agama-agama lainnya.
Pokok-pokok politik islam yang disusun oleh Snouck
Hurgronje sebagai berikut:

1. Dalam urusan ibadah pemerintah Hindia Belanda


memberikan kebebasan kepada orang Indonesia untuk
beribadah. Menurut snouck,kalau orang islam dilarang
melakukan ibadah maka mereka akan menjadi
sangat fanatik dan mendirikan “perkumpulan
terikat” yang mengajarkan perang sabil. Kalau
mereka merdeka mereka akan lalai sendiri
mengerjakannya atau mereka tidak merasa
diperintah oleh orang yang beragama lain.
2. Dalam urusan muamalah (kemasyarakatan), hubungan
antara manusia dengan manusia lain dalam masyarakat.
Pemerintah Hindia Belanda menghormati lembaga
sambil membuka jalan untuk orang islam berangsur-
angsur ke arah Belanda.
3. Dalam urusan politik harus ditolak. Pemerintah (Hindia
Belanda) harus memberantas cita-cita yang bersifat Pan –
Islamisme yang hendak membukakan pintu bagi
kekuatan-kekuatan asing untuk mempengaruhi hubungan
Belanda dengan rakyatnya orang Timur.
Negara Republik Indonesia bukan
negara sekular dan agama,yaitu
negara yang didasarkan agama
tertentu. Menurut pasal 29 ayat 1 UUD
1945 negara RI adalah negara
berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha
Esa.
Menurut Ketetapan MPR Nomor
II/MPR/1978 salah satu wujud
pengamalan sila Ketuhanan Yang Maha
Esa itu adalah “Percaya
dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
Sekularisme/sekular merupakan nama suatu sistem etika dan
filsafat yang bertujuan memberi interpretasi atau pengaturan
terhadap kehidupan manusia.
Paham atau aliran yang dianut sekularisme :
• Tanpa kepercayaan atau keyakinan kepada Tuhan
• Tidak mempercayai kitab-kitab suci
• Tidak percaya pada hari akhir/hari kiamat
ISLAM

Perkataan Islam berasal dari kata salima. Akarnya adalah sin lam
mim, dan terbentuk kata salm, silm, dan sebagainya. Arti yang
terkandung perkataan Islam adalah kedamaian, kesejahteraan,
keselamatan, penyerahan diri dan kepatuhan. Dari kata salm
timbul ungkapan assalamu’alaikum. Islam merupakan induk atau
sumber dari hukum islam.
Hukum islam tidak bisa dipisahkan dari iman, agama, hukum
kesusilaan atau akhlak.
Ketiga komponen itu merupakan rangkaian kesatuan yang
membentuk agama islam.
Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam

Kerangka dasar agama Islam terdiri dari :


1. Akidah, yaitu iman dan keyakinan yang
menjadi pegangan hidup setiap pemeluk
agama Islam.
2. Syariah, adalah seperangkat norma ilahi
yang mengatur hubungan manusia dengan
Allah (kaidah ibadah), manusia dengan
manusia dan manusia dengan
lingkungannya (kaidah muamalah).
3. Akhlak, adalah sikap terhadap Khalik (Allah)
serta makhluknya.
Islam sebagai agama
mempunyai sistem sendiri
yang bagian-bagiannya saling
bekerja sama untuk mencapai
suatu tujuan yang bersumber
dari tauhid yang menjadi inti
akidah.
Dari akidah mengalir syariah
dan akhlak. Syariah dan
akhlak mengatur perbuatan
dan sikap seseorang baik
dilapangan ibadah maupun
dilapangan muamalah.
Hukum Islam

Hukum islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi


bagian agama islam.
Istilah-istilah kunci hukum islam
a. Hukum
Hukum yaitu peraturan yang mengatur tingkah laku
manusia dalam suatu masyarakat.
b. Hukm dan Ahkam
Hukm yaitu norma atau akidah sebagai pedoman utk
menilai tingkah laku dan perbuatan manusia.
c. Syariat
Dari segi ilmu hukum, syariat merupakan norma
hukum dasar yang ditetapkan Allah, wajib diikuti
berdasarkan iman yang berkaitan dengan
hubungan dengan Allah, sesama manusia dan
benda lainnya.
d. Fiqih
Ilmu fiqih adalah ilmu yang bertugas
menentukan dan menguraikan norma-norma
dasar yang terdapat di al-qur’an.
Hasil pemahaman tentang hukum islam itu
disusun secara sistematis dalam kitab fiqih
disebut hukum fiqih.
Dari uraian diatas ada dua istilah untuk
menunjukkan hukum islam, yaitu : syariat Islam
dan fiqih Islam. Syariat adalah landasan fiqih, fiqih
adalah pemahaman tentang syariat.
Ruang Lingkup Hukum Islam
Hukum Islam tidak membedakan antara hukum
perdata dengan hukum publik. Yang disebut adalah
bagian-bagiannya saja yaitu :
1. Munakahat
Mengatur segala sesuatu yang berhubungan
dengan perkawinan, perceraian dan akibatnya.
2. Wirasah
Mengatur segala masalah pewaris, ahli
waris,harta peninggalan dan pembagian waris.
3. Muamalat
Mengatur kebendaan dan hak-hak atas benda.
4. Jinayat
Memuat aturan-aturan yang diancam dengan
hukuman.
5. Ah-ahkam as-sulthaniyah
Membicarakan soal hubungan dengan kepala
negara, pemerintah dan lainnya.
6. Siyar
Mengatur urusan perang dan damai, tata
hubungan dengan pemeluk agama dan negara
lain.
7. Mukhasamat
Mengatur soal peradilan,kehakiman dan hukum
acara.
Ciri-ciri Hukum Islam

1. Bagian dan bersumber dari agama Islam.


2. Mempunyai hubungan erat dan tak terpisahkan dari
iman/akidah dan kesusilaan/akhlak.
3. Mempunyai dua istilah kunci yaitu :
a. Syariat (wahyu Allah dan sunah Nabi)
b. Fiqih (pemahaman manusia tentang syariah)
4. Terdiri dari dua bidang utama yakni :
a. Ibadah (bersifat tertutup)
b. Muamalah (bersifat terbuka)
5. Strukturnya berlapis, terdiri dari nas/teks al-qur’an,
sunnah Nabi Muhammad, dan lainnya.
6. Mendahulukan kewajiban dari hak.
7. Dapat dibagi menjadi hukum taklifi dan hukum wadh’i.
Tujuan Hukum Islam
Secara umum tujuan hukum islam untuk kebahagiaan hidup didunia
dan akhirat.
Menurut Abu Ishaq al Shatibi merumuskan lima tujuan hukum,
yaitu:
a. Agama, marupakan pedoman hidup, hukum islam wajib melindungi
agama yang dianut oleh seseorang dan menjamin kemerdekaan
untuk beribadah menurut keyakinan masing-masing.
b. Jiwa, hukum islam wajib memelihara hak manusia untuk hidup dan
mempertahankan kehidupannya.
c. Akal, dengan akal manusia dapat berfikir tentang Allah,
mengembangkan IPTEK.
d. Keturunan, untuk melanjutkan umat manusia dan kemurnian
darah.
e. Harta, untuk kelangsungan hidup dan mempertahankan kehidupan.
Jika dilihat dari beberapa segi hukum islam bertujuan :

1. Segi pembuat hukum islam(Allah), tujuan islam


adalah untuk memenuhi keperluan hidup manusia
yang bersifat primer, sekunder, dan tersier.
2. Segi pelaku dan pelaksana hukum islam(manusia),
tujuan hukum islam untuk mencapai kehidupan yang
bahagia dan sejahtera.
Pengertian Hukum Islam
• Hukum Islam adalah hukum yang ditetapkan oleh
Allah melalui wahyu-Nya yang kini terdapat dalam Al
Qur’an dan dijelaskan oleh nabi Muhammad sebagai
Rasul-Nya melalui Sunnah beliau yang kini terhimpun
dengan baik dalam kitab-kitab hadits. Juga dapat
diartikan sebagai hukum yang bersumber dan menjadi
bagian dari agama Islam. Yang diatur tidak hanya
hubungan manusia dengan manusia lain dalam
masyarakat, manusia dengan benda dan alam
semesta, tetapi juga hubungan manusia dengan
Tuhan.
hukum dalam bahasa arab. Artinya, norma atau kaidah
yakni ukuran, patokan, pedoman yang diperguanakan
untuk menilai tingkah laku atau perbuatan manusia
dan benda.
Setiap peraturan, apapun macam dan sumbernya
mengandung norma atau kaidah sebagai intinya.
Dalam ilmu hukum Islam kaidah itu disebut hukum.
Itulah sebabnya maka didlam perkataan sehari-hari
orang berbicara tentang hukum suatu benda atau
perbuatan. Atau dapat dikatakan patokan, tolak ukur,
kaidah atau ukuran mengenai perbuatan atau benda
itu
hukum islam dikenal sebagai sya’riat. Sya’riat menurut asal
katanya berarti jalan menuju mata air.
sya’riat Islam berarti jalan yang lurus ditempuh seorang
muslim.
Sya’riat berarti aturan atau undang-undang yang diturunkan
Allah untuk mengatur seluruh aspek kehidupan manusia
sebagai hamba Allah, individu, warga, dan subyek alam
semesta. Sya’riat merupakan landasan fiqih.
syari’at adalah wahyu Allah yang terdapat dalam al- Quran
dan sunah Rasulullah. Syari’at bersifat fundamental,
mempunyai lingkup lebih luas dari fiqih, berlaku abadi dan
menunjukkan kesatuan dalam islam. Sedangkan fiqih
adalah pemahaman manusia yang memenuhi syarat
tentang sya’riat.
• Fiqih terbatas pada hukum yang mengatur
perbuatan manusia, dan karena merupakan
hasil karya manusia maka ia tidak berlaku
abadi, dapat berubah dari masa ke masa dan
dapat berbeda dari tempat yang lain. Hal ini
terlihat pada aliran-aliran yang disebut dengan
mazhab. Oleh karena itu fiqih menunjukkan
keragaman dalam hukum Islam.
Sumber-sumber Hukum Islam
1. Al Qur’an (‫)القرآن‬
• Adalah kitab suci umat islam. Kitab tersebut diturunkan
kepada nabi terakhir, yaitu nabi Muhammad SAW
melalui malaikat jibril. Al-qur’an memuat banyak sekali
kandungan. Kandungan-kandungan tersebut berisi
perintah, larangan, anjuran, ketentuan, dan sebagainya.
• Al-qur’an menjelaskan secara rinci bagaimana
seharusnya manusia menjalani kehidupannya agar
tercipta masyarakat yang madani. Oleh karena itulah, Al-
Qur’an menjadi landasan utama untuk menetapkan
suatu hukum.
2. As Sunnah (Al-Hadits)
• Sunnah dalam Islam mengacu kepada sikap,
tindakan, ucapan dan cara Rasulullah menjalani
hidupnya atau garis-garis perjuangan / tradisi
yang dilaksanakan oleh Rasulullah. Sunnah
merupakan sumber hukum kedua dalam Islam,
setelah Al-Quran. Narasi atau informasi yang
disampaikan oleh para sahabat tentang sikap,
tindakan, ucapan dan cara Rasulullah disebut
sebagai hadits. Sunnah yang diperintahkan oleh
Allah disebut Sunnatullah.
3. Ijma’ (‫)إجماع‬
Adalah kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu
hukum hukum dalam agama berdasarkan Al-Qur'an dan
Hadits dalam suatu perkara yang terjadi. Ijma' terbagi
menjadi dua:
• Ijma' Qauli, yaitu suatu ijma' di mana para ulama'
mengeluarkan pendapatnya dengan lisan ataupun
tulisan yang meneangkan persetujuannya atas pendapat
mujtahid lain di masanya.
• Ijma' Sukuti, yaitu suatu ijma' di mana para ulama' diam,
tidak mengatakan pendapatnya. Diam di sini dianggap
menyetujui.
4. Taklid atau Taqlid (‫)تقليد‬
• Adalah mengikuti pendapat orang lain tanpa
mengetahui sumber atau alasannya.

5. Mazhab (‫مذهب‬,)
• Menurut para ulama dan ahli agama Islam, yang
dinamakan mazhab adalah metode (manhaj) yang
dibentuk setelah melalui pemikiran dan penelitian,
kemudian orang yang menjalaninya menjadikannya
sebagai pedoman yang jelas batasan-batasannya,
bagian-bagiannya, dibangun di atas prinsip-prinsip dan
kaidah-kaidah.
6. Qiyas
• Menggabungkan atau menyamakan artinya
menetapkan suatu hukum suatu perkara yang
baru yang belum ada pada masa sebelumnya
namun memiliki kesamaan dalah sebab,
manfaat, bahaya dan berbagai aspek dengan
perkara terdahulu sehingga dihukumi sama.
Dalam Islam, Ijma dan Qiyas sifatnya darurat,
bila memang terdapat hal hal yang ternyata
belum ditetapkan pada masa-masa sebelumnya
7. Bid‘ah (‫)بدعة‬
• Dalam agama Islam berarti sebuah perbuatan
yang tidak pernah diperintahkan maupun
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW tetapi
banyak dilakukan oleh masyarakat sekarang ini.
Hukum dari bidaah ini adalah haram. Perbuatan
dimaksud ialah perbuatan baru atau
penambahan dalam hubungannya dengan
peribadatan dalam arti sempit (ibadah
mahdhah), yaitu ibadah yang tertentu syarat dan
rukunnya.
8. Istihsan (‫)استحسان‬
• Adalah kecenderungan seseorang pada
sesuatu karena menganggapnya lebih baik,
dan ini bisa bersifat lahiriah (hissiy) ataupun
maknawiah; meskipun hal itu dianggap tidak
baik oleh orang lain.
Sifat Hukum Islam
• ada tiga sifat hukum islam yakni
bidimensional, adil, dan individualistik.
Bidimensional
• artinya mengandung segi kemanusiaan dan segi
ketuhanan (Ilahi). Di samping itu sifat
bidimensional juga berhubungan dengan ruang
lingkupnya yang luas atau komprehensif. Hukum
Islam tidak hanya mengatur satu aspek saja,
tetapi mengatur berbagai aspek kehidupan
manusia. Sifat dimensional merupakan sifat
pertama yang melekat pada hukum islam dan
merupakan sifat asli hukum Islam.
Adil
• dalam hukum Islam keadilan bukan saja
merupakan tujuan tetapi merupakan sifat
yang melekat sejak kaidah – kaidah dalam
sya’riat ditetapkan. Keadilan merupakan
sesuatu yang didambakan oleh setiap manusia
baik sebagai individu maupun masyarakat.
Individualistik dan Kemasyarakatan
• yang diiikat oleh nilai-nilai transedental yaitu
Wahyu Allah yang disampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW. Dengan sifat ini, hukum
islam memiliki validitas baik bagi
perseorangan maupun masyarakat. Dalam
sistem hukum lainnya sifat ini juga ada, hanya
saja nilai-nilai transedental sudah tidak ada
lagi
Ciri-ciri Hukum Islam
• Merupakan bagian dan bersumber dari Agama
islam
• Mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat
di pisahkan dari aqidah dan akhlak.
• Mempunyai dua istilah kunci. (syari’at dan fiqih)
• Tediri atas dua bidang utama. (ibadat dan
muammalat)
• Strukturnya berlapis. (Al-Qur’an, Hadis, ijtihad,
dst)
Ruang Lingkup Hukum Islam
• Hukum islam tidak membedakan dengan
tajam antara hukum perdata dan hukum
publik seperti halnya dalam hukum barat. Hal
ini disebabkan karena menurut hukum islam
pada hukum perdata ada segi-segi publik dan
begitu pula sebaliknya. Dalam hukum Islam
yang disebutkan hanya bagian-bagiannya saja.
bagian-bagian hukum islam adalah
• 1. Munakahat yakni hukum yang mengatur segala sesuatu yang mengenai
perkawinan, perceraian, serta akibat-akibatnya.
• 2. Wirasah mengatur segala masalah yang menyangkut tentang warisan. Hukum
kewarisan ini juga disebut faraid.
• 3. Muamalah dalam arti khusus, yakni hukum yang mengatur masalah
kebendaan dan tata hubungan manusia dalam soal ekonomi.
• 4. Jinayat (‘ukubat) yang menuat aturan-aturan mengenai perbuatan yang
diancam dengan baik dalam bentuk jarimah hudud (bentuk dan batas
hukumannya sudah ditentukan dalam Alqur’an dan hadis) maupun jar h ta’zir
(bentuk dan batas hukuman ditentukan penguasa).
• 5. Al Ahkam as-sulthaniyah yakni hukum yang mengatur urusan pemerintahan,
tentara, pajak, dan sebagainya.
• 6. Siyar adalah hukum yang mengatur perang, damai, tata hubungan dengan
negara dan agama lain.
• 7. Mukahassamat mengatur peradilan, kehakiman, dan hukum acara.
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai