Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

SISTEM HUKUM AGAMA

XII FARMASI KLINIK DAN KOMUNITAS 1


SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA BALUBUR LIMBANGAN
TAHUN AJARAN 2023-2024

Disusun Oleh :

1. Dandi Rustandi
2. Pitri Nuraini
3. Puji Nursyami
4. Rahma Khoirul F
5. Septriamalita

YAYASAN ADHI GUNA KENCANA


SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA BALUBUR LIMBANGAN
SISTEM HUKUM AGAMA

1. Pengertian Hukum Islam


Hukum adalah aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh mereka yang memiliki
kewenangan dalam menentukan hukum. Dan hukum atau aturan-aturan yang telah
ditetapkan tersebut memiliki peran sebagai pedoman atau landasan bertindak
para pelaku di mana hukum tersebut diterapkan.secara dasar pengertian hukum
dalam Islam adalah Segala aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh penguasa
jagad yaitu Allah SWT dalam mengatur perilaku umat-Nya. Hukum tersebut berlaku
dalam perilaku manusia ketika berhubungan dengan manusia lainnya, dengan Allah
yakni Hablum Minallah, ataupun juga dengan hubungannya manusia dalam
memperlakukan lingkungan alam sekitarnya.

2. Sumber Hukum Islam


a. Al-Qur’an
Sumber Hukum Islam yang pertama adalah Al-Qur’an, Al-Qur’an memuat
kandungan-kandungan yang berisi perintah, larangan, anjuran, kisah
islam,ketentuan, hikmah, dan sebagainya. Al-Qur’an menjelaskan secara rinci
bagaimana seharusnya manusia menjalani kehidupan agar tercipta masyarakat
berakhlak mulia.

b. Al-Hadist
Sumber hukum Islam yang kedua adalah Al-Hadist, yakni segala
sesuatu yang berlandaskan pada Rasulullah baik berupa perkataan, perilaku,
diamnya beliau. Di dalam Al-Hadist terkandung aturan-aturan yang merinci
segala aturan yang masih global dalam Al-quran. Kata hadits yang mengalami
perluasan makna sehingga disinonimkan dengan sunnah, maka dapat berarti
segala perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan maupun persetujuan dari
Rasulullah SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum islam.
c. Ijma’
Kesepakatan seluruh ulama mujtahid pada satu masa setelah zaman Rasulullah
atas sebuah perkara dalam agama. ”Dan ijma’ yang dapat
dipertanggung jawabkan adalah yang terjadi di zaman sahabat, tabi'in (setelah
sahabat), dan tabi'ut tabi'in (setelah tabi'in). Karena setelah zaman mereka para
ulama telah berpencar dan jumlahnya banyak, dan perselisihan semakin
banyak, sehingga tak dapat dipastikan bahwa semua ulama telah bersepakat.

d. Qiyas
Sumber hukum Islam yang keempat setelah Al-Quran, Al-Hadits dan Ijma’
adalah Qiyas. Qiyas berarti menjelaskan sesuatu yang tidak ada dalil nashnya
dalam Al quran maupun hadits dengan cara membandingkan sesuatu yang
serupa dengan sesuatu yang hendak diketahui hukumnya tersebut.

3. Hukum Islam Di Indonesia


Hukum Islam telah ada di kepulauan Indonesia sejak orang Islam datang
dan bermukim di nusantara ini.Islam telah masuk ke Indonesia pada abad pertama
Hijriah Atau pada abad ketujuh, kedelapan Masehi. Pendapat lain mengatakan bahwa
Islam baru sampai ke Nusantara ini pada abad ke 13 Masehi (P.A.Hoesein
Djajadiningrat, 1961:119).

Hukum islam diikuti dan dilaksanakan juga oleh para pemeluk agama islam dalam
kerajaan-kerajaan Demak, Jepara, Tuban, Gresik, Ngampel dan kemudian Mataram.
Ini dapat dibuktikan dari karya para pujangga yang hidup di masa itu.Di antara karya
tersebut dapat disebut misalnya Sajinatul Hukum (Moh.Koesnoe, 1982:2). Bahwa
sebelum Belanda mengukuhkan kekuasaannya di Indonesia, hukum Islam sebagai
hukum yang berdiri sendiri telah ada dalam masyarakat, tumbuh dan berkembang di
samping kebiasaan atau adat penduduk yang mendiami kepulauan Nusantara ini.
Menurut Soebardi, terdapat bukti-bukti yang menunjukkan bahwa islam berakar
dalam kesadaran penduduk kepulauan nusantara.
4. Tujuan Hukum Islam
Tujuan hukum islam secara umum adalah Dar'ul mafasid wajalbul mashalih
(mencegah terjadinya kerusakan dan mendatangkan kemaslahatan). Abu Ishaq
As-Shatibi merumuskan lima tujuan hukum islam:
a. Memelihara agama
Agama adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap manusia oleh
martabatnya dapat terangkat lebih tinggi dan martabat makhluk lain dan
memenuhi hajat jiwanya. Agama islam memberi perlindungan kepada
pemeluk agama lain untuk menjalankan agama sesuai dengan keyakinannya.
b. Memelihara jiwa
Menurut hukum islam jiwa harus dilindungi. Hukum islam wajib memelihara
hak manusia untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya. Islam melarang
pembunuhan sebagai penghilangan jiwa manusia dan melindungi berbagai
sarana yang dipergunakan oleh manusia untuk mempertahankan kemaslahatan
hidupnya.
c. Memelihara akal
Islam mewajibkan seseorang untuk memelihara akalnya, karena akal
mempunyai peranan sangat penting dalam hidup dan kehidupan manusia.
Seseorang Tidak akan dapat menjalankan hukum islam dengan baik dan benar
tanpa mempergunakan akal sehat.
d. Memelihara keturunan
Dalam hukum islam memelihara keturunan adalah hal yang sangat
penting.Karena itu, meneruskan keturunan harus melalui perkawinan yang sah
menurut ketentuan Yang ada dalam Al-Qur’an.
e. Memelihara harta
Menurut ajaran islam harta merupakan pemberian Allah kepada manusia
untuk kelangsungan hidup mereka. Untuk itu manusia sebagai khalifah di
bumi dilindungi haknya untuk memperoleh harta dengan cara-cara yang halal,
sah menurut hukum dan benar menurut aturan moral. Jadi hukum islam
ditetapkan oleh Allah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia itu sendiri,
baik yang bersifat primer, sekunder, maupun tersier (dharuri, hajiy, dan
tahsini).
5. Kontribusi Umat Islam Dalam Perumusan Dan Penegakan Hukum Islam
Hukum islam ada 2 jenis, diantaranya :
a. Al- tsabat (stabil) hukum islam sebagai wahyu akan tetap dan tidak berubah
sepanjang masa.
b. At-tathawwur (berkembang), hukum islam tidak kaku dalam berbagai kondisi
dan situasi sosial.

Dilihat dari sketsa historis, hukum islam masuk ke indonesia bersama


masuknya islam ke Indonesia pada abad ke 1 hijriyah atau 7/8 masehi. Sedangkan
Hukum barat baru diperkenalkan VOC awal abad 17 masehi. Sebelum islam masuk
Indonesia, rakyat Indonesia menganut hukum adat yang bermacam-macam sistem dan
sangat majemuk sifatnya. Namun setelah islam datang dan menjadi agama resmi di
berbagai kerajaan nusantara, maka hukum islam pun menjadi hukum resmi
kerajaan-kerajaan tersebut dan tersebar menjadi hukum yang berlaku dalam
masyarakat.Secara yuridis formal, keberadaan negara kesatuan Indonesia adalah
diawali pada saat proklamasi 17 Agustus 1945.

Pada tanggal 18 Agustus 1945 kemudian diakui berlakunya Undang-Undang Dasar


1945. Pada saat itulah keinginan para pemimpin islam untuk kembali
menjalankan hukum islam bagi umat islam berkobar.Dalam pembentukan hukum
islam di indonesia, kesadaran berhukum islam untuk pertama kali pada zaman
kemerdekaan adalah di dalam Piagam Jakarta 22 juni 1945 yang di dalam dasar
ketuhanan diikuti dengan pernyataan “dengan kewajiban menjalankan syariat islam
bagi pemeluk- pemeluknya”. Tetapi dengan pertimbanganuntuk persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia akhirnya mengalami perubahan pada tanggal 18 Agustus
1945 yang rumusan sila pertamanya menjadi “Ketuhanan yang Maha Esa”.

Meskipun demikian, dalam berbagai macam peraturan perundang-undangan,hukum


islam telah benar-benar memperoleh tempat yang wajar secara konstitusional
yuridis.Dengan demikian kontribusi umat islam dalam perumusan dan penegakan
hukum sangat besar. Adapun upaya yang harus dilakukan untuk penegakan hukum
dalam praktek bermasyarakat dan bernegara yaitu melalui proses kultural dan
dakwah. Apabila islam telah menjadikan suatu kebijakan sebagai kultur dalam
masyarakat, maka sebagai konsekuensinya hukum harus ditegakkan. Bila perlu “law
enforcement” dalam menegakkan hukum islam dengan hukum positif yaitu
melalui perjuangan legislasi. Sehingga dalam perjaalananya suatu ketentuan yang
wajib menurut islam menjadi wajib pula menurut perundangan.

6. Fungsi Hukum Islam Dalam Kehidupan Masyarakat


Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri manusia
membutuhkan pertolongan satu sama lain dan memerlukan organisasi dalam
memperoleh kemajuan dan dinamika kehidupannya. Setiap individu dan kelompok
sosial memiliki kepentingan. Namun demikian kepentingan itu tidak selalu sama satu
sama lain, bahkan mungkin bertentangan. Hal itu mengandung potensi
terjadinya benturan dan konflik.Maka hal itu membutuhkan aturan main.Agar kepenti
ngan individu dapat dicapai secara adil, maka dibutuhkan penegakan aturan main
tersebut.Aturan main itulah yang kemudian disebut dengan hukum islam yang dan
menjadi pedoman setiap pemeluknya.Dalam hal ini hukum islam memiliki tiga
orientasi, yaitu:
a. Mendidik indiividu (tahdzib al-fardi) untuk selalu menjadi sumber kebaikan,
b. Menegakkan keadilan (iqamat al-‘adl)
c. Merealisasikan kemashlahatan (al-mashlahah).
Orientasi tersebut tidak hanya bermanfaat bagi manusia dalam jangka kehidupan
duniawi tetapi juga harus menjamin kebahagiaan kehidupan di akhirat yang kekal
abadi, baik yang berupa hukum-hukum untuk mencapai kebaikan dan kesempurnaan
hidup (jalbu al manafi’), maupun pencegahan kejahatan dan kerusakan dalam
kehidupan (dar'ul-mafasid). Begitu juga yang berkaitan dengan kepentingan hubungan
antara Allah dengan makhluknya maupun kepentingan orientasi hukum itu
sendiri.Sedangkan fungsi hukum islam dirumuskan dalam empat fungsi, yaitu:
a. Fungsi ibadah dalam adz-Dzariyat: 56, Allah berfirman: "Dan tidak aku
ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah
kepadaKu". Maka dengan dalil ini fungsi ibadah tampak paling menonjol
dibandingkan dengan fungsi lainnya.
b. Fungsi amar ma'ruf nahi munkar (perintah kebaikan dan pencegahan
kemungkaran). Maka setiap hukum islam bahkan ritual dan spiritual pun
berorientasi membentuk manusia yang yang dapat menjadi teladan kebaikan
dan mencegah kemungkaran.
c. Fungsi zawajir (penjeraan) adanya sanksi dalam hukum islam yang bukan
hanya sanksi hukuman dunia,tetapi juga dengan ancaman siksa akhirat
dimaksudkan agar manusia dapat jera dan takut melakukan kejahatan.
d. Fungsi tandzim wa ishlah al-ummah (organisasi dan rehabilitasi masyarakat)
Ketentuan hukum sanksi tersebut bukan sekedar sebagai batas ancaman
danuntuk menakut-nakuti masyarakat saja, akan tetapi juga untuk rehaabilitasi
dan pengorganisasian umat menjadi lebih baik. Dalam literatur ilmu hukum ini
dikenal dengan istilah fungsi engineering social.

Anda mungkin juga menyukai