DosenPengampu:MuhammadRipinIkwandi,M.Pd.I
DisusunOleh:
1.SarahDwiAminah(202313820032)2.
Titik Muzaini (202313820037)
3. MuhummadAbdulHalim(202313820023)
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah
memberikankemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu,
tenaga, maupun pikiran kepadapenyusun sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Hukum
PerdataDalamPandanganHukum Islam” tepat pada waktunya.
Sidoarjo,15November2023
Penyusun
BABI
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Hukum perdata dalam pandangan hukum Islam adalah hukum
yangmengatur hubungan antara orang pribadi atau badan hukum
menurut agamaIslam dan berlaku bagi pemeluk agama Islam di
Indonesia. Hukum sebagaisebuah sistem merupakan tatanan, di mana
hukum merupakan suatu kesatuanyang utuh yang terdiri dari bagian-
bagian atau subsistem yang saling berkaitanerat satu sama lain. Di
Indonesia, sistem hukum nasional dibentuk dari tigasubsitem/unsur
yakni hukum adat, hukum Islam, dan hukum barat. SensusPenduduk
Tahun 2010 yang dilaksanakan oleh Badan Pusat
Statistikmenunjukkan bahwa pemeluk agama Islam menduduki
persentase terbesarmasyarakat Indonesia, yaitu sejumlah 207.176.162
dari 237.641.326 jiwa atausebesar87,18%.1
Implikasi logis dari hal ini adalah dianutnya aspek keislaman secara
luas dalamberbagai bidang kehidupan masyarakat Indonesia, termasuk
pula dalam bidanghukum Kedudukan hukum Islam sebagai salah satu
subsistem hukum nasionaltidak dapat dilepaskan dari ruang lingkup
hukum Islam itu sendiri dan faktorhistoris. Salah satu lingkup dalam
hukum Islam adalah muamalah antaramanusia dengan sesama
manusia, yang didalamnya termasuk hukum perdataIslam.
B. Rumusanmasalah
1. BagaimanasejarahHukumPerdataIslamdalampandanganHukum Islam?
2. BagaimanakekuatanHukumPerdataIslamdiIndonesia.
3. Apasajasumber-sumberhukumPerdataIslam?
C. TujuanMasalah
1. UntukmemahamisejarahHukumPerdatadalam pandanganHukum Islam
2. UntukmengetahuikekuatanHukumPerdataIslam diIndoonesia
3. Untukmengetahuiapasajasumber-sumberHukumIslam
1
BadanPusatStatistik,https://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321diakses2September20
19
BABII
PEMBAHASAN
1. SejarahHukumPerdataIslamdiIndonesia
a. Hukum Islam Pada Masa Kerajaan/kesultanan Islam di Nusantara
Pada masaini hukum Islam dipraktekkan oleh masyarakat dalam
bentuk yang hampir bisadikatakan sempurna (syumul), mencakup
masalah mu’amalah, ahwal al-syakhsiyyah (perkawinan, perceraian dan
warisan), peradilan, dan tentu sajadalam masalah ibadah.2
Hukum Islam juga menjadi sistem hukum mandiri yang digunakan di
kerajaan-kerajaan Islam nusantara. Tidaklah berlebihan jika dikatakan
pada masa jauhsebelum penjajahan belanda, hukum islam menjadi
hukum yang positif dinusantara.
b. Hukum Islam Pada Masa Penjajahan BelandaPerkembangan hukum
Islam diIndonesia pada masa penjajahan Belanda dapatdiklasifikasi
kedalam duabentuk, Pertama, adanya toleransi pihak Belanda melalui
VOCyangmemberikan ruang agak luas bagi perkembangan hukum
Islam. Kedua, adanyaupayaintervensi Belanda terhadap hukum Islam
dengan menghadapkan padahukumadat.
Pada fase kedua ini Belanda ingin menerapkan politik hukum yang
sadarterhadap Indonesia, yaitu Belanda ingin menata kehidupan hukum
di IndonesiadenganhukumBelanda,dengan tahap-tahapkebijakkan
strategiknyayaitu:
ReceptieinComplexu
(Salomon Keyzer & Christian Van Den Berg [1845-1927]), teori
inimenyatakan hukum menyangkut agama seseorang. Jika orang itu
memelukIslam maka hukum Islam lah yang berlaku baginya, namum
hukum Islam yangberlaku tetaplah hanya dalam masalah hukum
keluarga, perkawinan danwarisan.
TeoriReceptie
(SnouckHurgronje[1857-
1936]disistemisasiolehC.VanVollenhovendanTerHarr Bzn), teori ini
menyatakan bahwa hukum Islam baru diterima memilikikekuatan
hukum jika benar-benar diterima oleh hukum adat, implikasi
dariteoriinimengakibatkanperkembangandanpertumbuhanhukumIslam
menjadilambat dibandingkan institusi lainnya dinusantara.
2
AmranSuadi,danMardiCandra.PolitikHukum:PerspektifHukumPerdatadanPidan
aIslamSertaEkonomiSyariah.Jakarta:Kencana,2018, hlm.14
c. Hukum Islam Pada Masa Penjajahan Jepang Menurut Daniel S. Lev
Jepangmemilih untuk tidak mengubah atau mempertahankan
beberapa peraturan yangada. Adat istiadat lokal dan praktik
keagamaan tidak dicampuri olehJepanguntuk mencegah resistensi,
perlawanan dan oposisi yang tidak diinginkan.Jepang hanya berusaha
menghapus simbol-simbol pemerintahan BelandadiIndonesia, dan
pengaruh kebijakan pemerintahan Jepang
terhadapperkembanganhukum diindonesiatidak begitusignifikan.
d. Hukum Islam Pada Masa KemerdekaanSalah satu makna
terbesarkemerdekaan bagi bangsa Indonesia adalah terbebas dari
pengaruh hukumBelanda, menurut Prof. Hazairin, setelah
kemerdekaan, walaupun aturanperalihan UUD 1945 menyatakan
bahwa hukum yang lama masih berlakusepanjang tidak
bertentangan dengan UUD 1945, seluruh
peraturanpemerintahanBelandayangberdasarTeorireceptie(Hazairin
menyebutnyasebagai teori iblis) tidak berlaku lagi karena jiwanya
bertentangan denganUUD1945.
e. Hukum Islam Pada Masa Pemerintahan Orde Baru Pada awal orde
baruberkuasa ada harapan baru bagi dinamika perkembangan hukum
Islam,harapan ini timbul setidaknya karena kontribusi yang cukup
besar yangdiberikan umat Islam dalam menumbangkan rezim orde
lama. Namun padarealitasnya keinginan ini menurut DR. Amiiur
Nurudin bertubrukan denagnstrategi pembangunan orde baru, yaitu
menabukan pembicaraan masalah-masalah ideologis selain Pancasila
terutama yang bersifat keagamaan. Namundalam era orde baru ini
banyak produk hukum Islam (tepatnya HukumPerdataIslam) yang
menjadi hukum positif yang berlaku secara yuridis
formal,walaupundidapat dengan perjuangan keras umat Islam.
Diantaranya olehIsmailSunny cobadiskrisipsikan
secarakronologisberikut ini:
1) Undang-undangNomor1tahun1974tentangPerkawinan
3) KompilasiHukumIslamInpresno.1tahun1991(KHI)
f. HukumIslamPadaMasaReformasi
Era reformasi dimana iklim demokrasi di Indonesia membaik dimana tidak
adalagikekuasaan repsesif seperti era orde baru, dan bertambah luasnya
keran-keranaspirasi politikumat Islam pada pemilu 1999, dengan
bermunculannya partai-partaiIslam dan munculnyatokoh-tokoh politik
Islam dalam kancah politik nasionalsehingga keterwakilan suara
umatIslam bertambah di lembaga legislatif maupuneksekutif. Diantara
produk hukum yang positifdi era reformasi sementara ini
yangsangatjelasbermuatanhukumIslam(HukumPerdataIslam)iniantaralain
adalah:
1)Undang-undang No. 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan
Zakat.2)Undang-undangNo.41tahun2004tentangWakaf
3)UU tentang Perbankan
Syariah4)UUTentangPengelol
aanHaji
2. KekuatanHukumPerdataIslamdiIndonesia
a. Syari'ah
b. Fiqh
3
ZainudinAli.HukumPerdataIslamdiIndonesia.Jakarta:SinarGrafika,2006,hlm.4
Direktorat Pembinaan Badan Peradilan agama No.3694/EV /HK.003/
AZ/91. KHIsebagai Jjma' Ulama Indonesia diakui keberadaannyadan
diharapkan dijadikanpedoman hukum oleh umat Islam Indonesia dalam
menjawab setiap persoalanhukum yang muncul.
c. Fatwa
d. KeputusanPengadilanAgama
.e.Perundang-undangan diIndonesia
MenurutKamusUmumBahasaIndonesia,sumberadalahasalsesuatu.
Pada hakekatnya yang dimaksud dengan sumber hukum adalah tempat
kita dapatmenemukan ataumenggali hukumnya. Sumber hukum Islam
adalah asal (tempatpengambilan)hukum Islam.
Sumber hukum Islam disebut juga dengan istilah dalil hukum Islam
4
atau pokokhukum Islamatau dasar hukumIslam.
4
SiskaLisSulistiani.“PerbandinganSumberHukumIslam”.Tahkim,JurnalPeradabandanHukumIsla
m.Vol.1
No.1,https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/tahkim/article/download/3174/2137.2September2019.
Sumber- sumber hukum Islam ada 3 yaitu Al-Quran sebagai
sumber yangpertamadan utama, hadits atau Sunnah Rasul, dan
Ijtihad dengan berbagaimetodenya.
a. Al-Quran
2)Tuntunanibadatsebagaiperbuatanyangmenghidupkanjiwatauhid.
4)Hukumyangdihajatipergaulanhidupbermasyarakatuntukkebahagiaan
duniadanakhirat.
b. Sunnah
1)SunnahQauliyah
SunnahQauliyahyaituperkataanNabiSAW.yangmenerangkanhukum-
hukumagama dan maksud isi Al-Quran serta berisi peradaban, hikmah,
ilmupengetahuandan juga mengajukan akhlak mulia.
2) SunnahFi’liyah
3)SunnahTaqririyah
SunnahTaqririyahyaitubilaNabiSAWmendengarsahabatmengatakansesu
atuperkataanataumelihatmerekamelakukansuatuperbuatan,laluditetapk
andan
5
WatiRahmiRia.HukumPerdataIslam:SuatuPengantar.Lampung:Aura,2018,hal.18.
dibiarkanolehNabiSAWdantidakditegurnyaataudilarangnya,makayang
demikiandinamakan Sunnahketetapan Nabi (taqrir).
c. Ijtihad
1. Ijma
Ijma tidak dipandang sah kecuali mempunyai sandaran yang kuat, sebab
ijma itubukan dalil yang berdiri sendiri. Sandaran ijma ada kalanya dalil
yang qath’i,yaitu Qur’an dan hadist mutawatir, dan ada kalanya berupa
dalil dzanni yaituhadist ahad dan qiyas. Jikasandaran ijma hadist ahad,
maka hadist ahad inibertambahnilai kekuatannya. Ijmadibagimenjadi:
a) Ijmaqauli(ucapan),yaituijmadimanaparaUlamaijtihadmenetapka
npendapatnyabaikdenganlisan maupuntulisan yangmenerangkan
persetujuannya atas pendapat mujtahid lain dimasanya. Ijma ini
disebut jugaijmaqath’i.
b) Ijma sukuti (diam), ialah ijma dimana para Ulama ijtihad
berdiam diritiadamengeluarkan pendapatnya atas mujtahid lain dan
diamnya itu bukankarenatakut ataumalu. Ijma ini disebutjugaijma
dzanni.
2. Qiyas
3. Istihsan
4. MaslahahMurshalah
5. SududzDzariah
7. UrfKata
PENUTUP
A.Kesimpulan
AmranSuadi,danMardiCandra.PolitikHukum:PerspektifHukumPerdatadanPidanaIslamSert
aEkonomiSyariah.Jakarta:Kencana,2018,hlm. 14
ZainudinAli.HukumPerdata IslamdiIndonesia.Jakarta: SinarGrafika,2006, hlm.4
SiskaLisSulistiani.“PerbandinganSumberHukumIslam”.Tahkim,JurnalPeradabandanHukumIslam.
Vol.1
No.1,https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/tahkim/article/download/3174/2137.2September20
19.
WatiRahmi Ria.HukumPerdataIslam:
SuatuPengantar.Lampung:Aura,2018,hal.18.