Dosen Pengampu :
Oleh :
Muhammmad
Yazid NIM.
23103070087
PROGRAM STUDI
HUKUM TATA NEGARA
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
YOGYAKARTA
2024
1
ABSTRAK
2
BAB l
PENDAHULUA
N
Hukum islam mulai berkembang pada masa awal periode empat khalifah yang
disebut Khulafaur Rasyidin pada 11-14 H. Pada saat ini para Kulafaur Rasyidin
menggalami perkembangan dan perluasan wilayah yang sangat pesat, dalam masa
ini fikih diatur bukan hanya untuk beribadah saja, melainkan meliputi banyak
bidang yang dipelajari. Seperti hubungan antar negara, hukim pidana,
ketatanegaraan, dan peradilan.
Pada era orde lama ini muslim harus bersabar dalam memperjuangkan cita-
citanya, karena pada era ini bisa dikatakan era komunis dan kapitalis. Salah satu
partai yang ada untuk memperjuangkan hak-hak umat islam yaitu Masyumi
3
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dinamika pembentukan hukum islam pada masa orde lama?
4
BAB II
PEMBAHASA
N
Padahal hukum syariah adalah salah satu fakta universal Berada di Indonesia
dan di bawah UU MPR Menempatkan hukum Islam pada tempatnya yang
selayaknya, tetapi sama tidak jelasnya Keterbatasan perhatian membuat situasi
semakin suram. Dan peran hukum Islam di era itu Sekali lagi tidak mendapatkan
haknya. Setelah kudeta 1965 yang gagal oleh Partai Komunis Indonesia dan orde
baru berkuasa, Banyak tokoh Islam Indonesia menaruh harapan tinggi terhadap
upaya tersebut politik mereka menempatkan Islam dalam tatanan politik dan
hukum Indonesia. Dan, kemudian perintah baru melepaskan yang pertama Tokoh
Mayumi yang sebelumnya dipenjarakan oleh Sukarno. Tapi segera, Perintah
tersebut menegaskan bahwa militer tidak akan menyetujui pekerjaan
pembangunan kembali kembali partai masyumi1.
Padahal status hukum Islam sebagai sumber hukum nasional tidak begitu
kokoh di awal-awal tatanan ini, namun upaya untuk memperkuatnya terus
1
Sirojudin “Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Hukum Islam”Vol.4 No 2 : 8-9
5
dilakukan. KH Ahmad Dahlan membuktikannya, Menteri Agama NU mencoba
mengajukan RUU Perkawinan Muslim dengan dukungan kuat dari Fraksi Islam
DPRGR. Meski tidak berhasil, upaya itu kemudian dilanjutkan dengan lamaran
Rancangan undang-undang resmi untuk peradilan Indonesia. Upaya ini
membuahkan hasil pada tahun 1970 dengan lahirnya UU No. 40. Pada tahun 1970,
Pengadilan Agama diakui sebagai salah satu lembaga peradilan yang berlandaskan
Mahkamah Agung, yang merupakan hukum Islam dan langsung diberlakukan
sebagai hukum yang berdiri sendiri
2
Sirojudin “Sejarah Hukum Islam”,10-11
3
Sirojudin “Sejarah Hukum Islam”,11
6
Lebih dari itu, selain peluang yang semakin jelas, upaya-upaya konkrit
pengimplementasian hukum Islam dalam bentuk peraturan perundang-undangan,
Hasil nyatanya telah dicapai di zaman sekarang . bukti nyata adalah hukum – UU
No. 32 Tahun 2004 dan UU Provinsi Nanggore Aceh Darussalam No. 3 Tahun
2006 tentang Pelaksanaan Syariat UU No. 11 Tahun 2002 tentang perubahan
tersebut di atas UU No 7 Tahun 1989. dan beberapa undang-undang lainnya
seperti Sengketa perbankan syariah kali ini akan ditangani langsung oleh
pengadilan agama.4
C. Teori Penerapan Hukum Syariah di Indonesia
Teori kredo ini identik dengan teori otoritas hukum yang dijelaskan H.AR Gibb
(Modern Trends in Islam, University of Chicago, illionis, 1950). Gibb
mengatakan bahwa seorang Muslim yang menerima Islam sebagai agamanya
berarti telah menerima otoritas hukum islam kepadanya. Teori Gibb sama seperti
yang diungkapkan pendeta Ketika pengikut Imam Syafi'i dan Imam Abu Hanifah
menjelaskan Teori Hukum dan Politik Internasional Islam (fiqh Siyasah Dauliyah)
dan hukum pidana Islam (fiqh jinayah)
4
Anshoruddin”Beberapa teori tentang berlakunya Hukum Islam di Indonesia”vol 3 No 2: 1
7
Demikian seorang muslim adalah Yurisdiksi yang menegakkan hukum Islam.
Meskipun tidak teoritis Teritorialitas, Imam Syafi'i menunjukkan bahwa umat
Islam itu abadi. Hukum syariah harus ditegakkan dimanapun dia berada, baik
daerah Hukum dan Yurisdiksi.
c. Teori Reseptio
Teori Reseptio atau penerimaan menyatakan bahwa, pada dasarnya, untuk orang
pribumi berlaku hukum adat, jika norma hukum Islam telah diterima masyarakat
sebagai hukum adat. Teori ini secara hukum diberi landasan hukum Konstitusi
Hindia Belanda yang menggantikan RR, Wet op De Staatsinrichting van
Nederlands Indie (IS). teori penerimaan mengemukakan Teori van vollenhoven
dan
5
Anshoruddin”Teori Hukum di Indonesia”:2
6
Anshoruddin “Teori hukum di indonensia”:3
8
Ter Haar digunakan sebagai alat oleh Snouck Hurgronje agar penduduk pribumi
tidak menguasai ajaran islam dan hukum Islam. Jika mereka berpegang teguhpada
ajaran dan hukum Islam, karena takut mereka akan sulit diterima dan dipengaruhi
Mudah dipengaruhi oleh budaya Barat. Dia juga khawatir tentang pan-Islamisme
yang ditiup oleh Jamaluddin Al-Afghani, sangat berpengaruh di Indonesia.7
7
Anshoruddin”Teori Hukum di Indonesia”:3
8
Anshoruddin”Teori Hukum di Indonesia”:10
14
teori ini sejalan dengan teori para ahli hukum Islam (fiqh) tentang al'urf danteori
al-adah. Jika teori reseptie lebih mengutamakan penerapan hukum adat di atas
Hukum Islam maka teori reseptie a contrario sebaliknya. secara teori recepie a
contrario, yaitu mendahulukan hukum Syariah daripada Hukum adat. Teori
reseptie a contrario terbalik mengutamakan hukum Syariah, bukan hukum adat
sebagai hukum adat baru dapat ditegakkan jika Tidak melanggar syariat Islam.9
9
Anshoruddin”Teori Hukum di Indonesia”:10
10
Sirojudin “Sejarah Hukum Islam”:11
15
D. Perubahan Perundang Undangan pada masa Orde Lama
Pada masa order lama hukum islam mengalami ketidak harmonisan terhadap
negara Republik Indonesia, di masa ini hukum islam ingin diakui sebagai hukum
nasional yang dapat memberikan dampak positif terhadap masyarakat negara
republik Indonesia yang tidak hanya diakui oleh kalangan masyarakat setempat
dan yang menganutnya. Maka pada masa ini semua para pemeluk hukum islam
berjuang Bersama untuk mendapatkan pengakuan terhadap negara secara formal
sebagai hukum nasional. Fenomena ini terjadi bebarengan dengan lahirnya
piagama Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945 yang pada sila pertama berbunyi
“Ketuhanan yang Maha Esa dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi
pemeluk pemeluknya” yang mana pada sila ini menjadi pertentangan para tokoh
dikarenakan beberapa kata yang terdapat pada pasal tersebut yang mana itu negara
Indonesia sebagai negara islam. Namun dengan adanya proklamasi kemerdekaan
republik Indonesia dan berlakunya uud 1945 mulai pada tanggal 17 dan 18
agustus 1945 kedudukan hukum islam secara garis besar tidak ada yang dirubah
dan masih berfungsi sebagai hukum yang dianut oleh orang islam pada bidang
tertentu. Kedudukan ini diwujudkan bahwa republik Indonesia adalah negara yang
berdasarkan sila ketuhanan yang maha esa, sila ini dimuat dalam pembukaan UUD
1945 yang sama dengan piagam Jakarta pada pasal 29 ayat 1 dan diikuti dengan
yata 2 UUD 1945 yang berbunyi “negara menjamin kemerdekaan tiap tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing masing dan membentuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya11”.
11
Hasanuddin “Positivisasi hukum keluarga islam sebagai Langkah pembaharuan hukum islam di
Indonesia”12
16
pemerintah ingin mencabut dan membatasi atas wewenangnya tersebut. Pada
kepastian hukum islam berawal dari UU No 22/ 1946 yang mengatur pencatatan
nikah, talak, dan rujuk untuk orang islam dan mencabut peraturan perundangan
belanda. Kemudian pada UU No 22/ 1946 juga mengandung jadwal kompilasi dari
penyusunan hukum islam, Kemudian pemerintahan republik Indonesia
mengurangi kedudukan hukum islam dan pengadilan agama dengan UU No 1/
1974 yang berkaitan dengan perkawinan.
Namun terdapat pada Penjelasan Umum UU No. 1/1974 yang masih melakukan
teori receptio in Complexu di bidang perkawinan. Teori tersebut dicabut untuk
Hukum Islam dibidang kewarisan dengan keputusan Mahkamah Agung tanggal
13 Pebruari Tahun 1975 No. 172/K/Sip./1974. Dan , Pasal 63 Ayat (2) UU No.
1/1974 sebagaimana yang tertera pada peraturan perundangan Pemerintah Hindia
Belanda tersebut yang menyatakan: “Setiap Keputusan Pengadilan Agama
dikukuhkan oleh Pengadilan Umum”12.
12
Al Qonun “ perkembangan legislasi hukum islam di indonesia”13
13
Al Qonun, Vol.11, No.1, Juni 2008 “perkembangan legislasi hukum islam di Indonesia “14
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hukum islam berkembang pada khalifah Kulafaur Rasyidin pada 11-14 M.
Pentingnya ilmu fikih mendorong perkembangan masyarakat untuk melakukan
kodifikasi hadis, yang menjadi landasan utama melalui ilmu tafsir dan hadis.
Dinamika pembentukan hukum islam adalah suatu hal yang menekankan pada
aspek pembaharuan hukum islam, sebab pembaharuan diperlukan untuk
mengaktualisasikan ajaran-ajaran islam.
Macam"teori pembentukan hukum Islam teori receptio in complexu, teori
receptie, teori receptie exit, teori receptie a contrario, teori kredo/syahadat serta
teori recoin. Pada masa orde lama hukum islam ingin diakui sebagai hukum
nasional yang dapat memberikan dampak positif terhadap masyarakat. Maka, pada
saat itu para pemeluk agama islam berjuang bersama untuk mendapatkan
pengakuan negara secara formal sebagai hukum nasional.
Orde Lama adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soekarno di
Indonesia. Masa oerde lama di mulai sejak di keluarkannya Dekret Presiden 5 Juli
1959. Pada masa ini banyak terjadi terjadi penyimpangan penyimpangan. Sistem
pemerintahan dijalankan tidak sesuai UUD 1945. Masa orde lama berakhir dengan
adanya G 30 S PKI. Banyak rakyat yang menuntut perbaikan dalam segalabidang,
dan lahirlah Tritura.
18
DAFTAR PUSTAKA
Jainuddin. (2019). Islam Dan Politil Orde Lama : Dinamika Politik Pasca
Kolonial Kemerdekaaan Sampai Akhir Kekuasaan Soekarno, 19.
Rajafi, A. (2017). Hukum Keluarga Islam di Indonesia: dari Orde Lama hingga
Orde Reformasi, 22.
19