PENDAHULUAN
Hukum merupakan sistem yang mengatur atau mengontrol seseorang dalam melakukan suatu
tindakan di suatu wilayah atau kelompok tertentu yang jika dilanggar akan mendapat sanksi.
Secara umum, hukum terbagi menjadi dua yaitu hukum tertulis dan tidak tertulis. Hukum
tertulis adalah hukum yang telah dicantumkan dalam perundang-undangan negara seperti KUH
perdata yang berisi tentang hukum perdata dan KUH pidana yang berisi tentang hukum pidana.
Sedangkan hukum tidak tertulis adalah hukum yang tumbuh secara turun-temurun dalam
masyarakat atau biasa disebut dengan hukum adat.
Berbeda dengan hukum lainnya, hukum islam tidak didasari atas pemikiran sekolompok orang
atau suatu lembaga negara, tetapi sudah didasari oleh ketetapan Allah SWT yang diturunkan
melalui wahyunya yang terdapat dalam Al-Qur’an dan dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW
sebagai rasulnya yang dituangkan dalam kitab hadist. Hal inilah yang membedakan hukum
islam dengan hukum lainnya. Konsep hukum islam sendiri secara umum mengatur dua hal,
yaitu hubungan antara manusia dengan Tuhan (ibadah) dan hubungan manusia dengan
sesamanya (muamalah). Dalam subbab selanjutnya akan dijelaskan lebih detail terkait hukum
islam.
1. Mengetahui dan memahami pengertian hukum islam menurut etimologi dan ulama.
2. Memahami tujuan dan fungsi adanya hukum islam.
3. Mengetahui ruang lingkup hukum islam
4. Mengetahui dan menerapkan hukum islam dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Hukum atau peraturan Islam (syariat islamiyyah) adalah hukum yang mengatur seluruh
sendi kehidupan umat Islam. Kata syara' secara etimologi berarti "jalan-jalan yang bisa di
tempuh air", maksudnya adalah jalan yang di lalui manusia untuk menuju allah. Selain berisi
hukum, aturan dan panduan peri kehidupan, syariat Islam juga berisi kunci penyelesaian
seluruh masalah kehidupan manusia baik di dunia maupun di akhirat.
Syariat menurut istilah berarti hukum-hukum yang diadakan oleh Allah untuk umatNya
yang dibawa oleh seorang Nabi, baik hukum yang berhubungan dengan kepercayaan (aqidah)
maupun hukum-hukum yang berhubungan dengan amaliyah.
Menurut ulama
Hukum syara’ menurut ulama ushul ialah doktrin (kitab) syari’ yang bersangkutan dengan
perbuatan orang-orang mukallaf yang bersangkutan dengan perbuatan orang-orang mukallaf
secara perintah atau diperintahkan memilih atau berupa ketetapan (taqrir). 1
Menurut ulama fiqih hukum syara ialah efek yang dikehendaki oleh kitab syari’ dalam
perbuatan seperti wajib, haram dan mubah .
Menurut Prof. Mahmud Syaltout, syariat adalah peraturan yang diciptakan oleh Allah
supaya manusia berpegang teguh kepadaNya di dalam perhubungan dengan Tuhan dengan
saudaranya sesama Muslim dengan saudaranya sesama manusia, beserta hubungannya dengan
alam seluruhnya dan hubungannya dengan kehidupan.
1
Prof. Dr. H. Idri, M. Ag. Epistemologi Ilmu Pengetahuan, Ilmu Hadist dan Ilmu Hukum Islam. Kencana Prenada
Media
ibadah, akhlaq dan muamallah (kemasyarakatan). Syari’ah disebut juga syara’, millah dan
diin.2
Berdasarkan berbagai pendapat di atas maka dapat simpulkan bahwa hukum Islam ialah
syariat yang berarti hukum-hukum yang diadakan oleh Allah untuk umat-Nya melalui seorang
Nabi, baik hukum yang berhubungan dengan kepercayaan (aqidah) maupun hukum-hukum
yang berhubungan dengan amaliyah (perbuatan).
Menurut Azhari ada 3 sifat dasar hukum islam (Azhari, MT, 1992) :
1. Bidimensional berarti meliputi segi kemanusiaan dan segi ketuhanan. Maksudnya hukum
islam mengatur berbagai aspek kehidupan manusia.
2. ‘Adalah berarti keadilan bukan hanya merupakan tujuan, tetapi juga sifat yang melekat
sejak syariat ditetapkan.
3. Individualistik dan Kemasyarakatan berarti syariat diikat oleh nilai transsendental, yaitu
wahyu Allah yang disampaikan kepada rasulullah Muhammad SAW.
2
https://studihukum.wordpress.com/2013/07/22/pengertian-hukum-islam/
3
http://tonyzsma8smg.wordpress.com/2011/02/03/hukum-islam-2/
Abu Ishaq al Shatibi merumuskan lima tujuan hukum Islam, yaitu :
1. Memelihara Agama
Agama adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap manusia agar martabatnya dapat
terangkat lebih tinggi. Beragama merupakan kebutuhan manusia yang harus dipenuhi,
karena agamalah yang dapat menyentuh nurani manusia. Agama islam harus terpelihara
dari ancaman orang- orang yang merusak akidah, syari’ah dan akhlak atau mencampur
adukkan agama islam dengan paham yang bathil. Agama islam memberi perlindungan
kepada pemeluk agama lain untuk menjalankan ibadah sesuai keyainannya. Agama
islam juga tidak memaksakan pemeluk agama lain untuk memeluk agama islam. (Al-
Baqarah:256)
2. Memelihaa Jiwa
Menurut hukum islam jiwa harus dilindungi. Hukum islam wajib memelihara
hak manusia untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya. Islam melarang
pembunuhan sebagai upaya menghilangkan jiwa manusia dan melindungi berbagai sarana
yang dipergunakan manusia untuk mempertahankan kemaslahatan hidupnya.
(QS.6:151;QS.17:33;QS.25:68)
3. Memelihara Akal
Akal memiliki peranan penting dalam hidup dan kehidupan manusia. Dengan akal
manusia dapat memahami wahyu Allah baik yang terdapat dalam kitab suci (ayat-ayat
Qauliyah) maupun yang terdapat pada alam (ayat-ayat Kauniyah). Dengan akal manusia
dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seseorang tidak akan dapat
menjalankan hukum islam dengan baik dan benar tanpa mempergunakan akal yang sehat.
Untuk itu islam melarang keras minuman yang memabukkan dan memberikan hukuman
pada perbuatan orang yang merusak akal. (QS.5:90)
4. Memelihara Keturunan
Memelihara keturunan di dalam islam adalah hal yang sangat penting. Karena
itu,meneruskan keturunan harus melalui perkawinan yang sah menurut ketentuan
islamyang ada dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah dan dilarang melakukan perbuatan zina
hukum kekeluargaan dan hukum kewarisan yang ada dalam Al-Qur’an merupakan hukum
yang erat kaitannya dengan pemurnian keturunan dan pemeliharaan keturunan.
(QS.4:23;QS.17:32)
5. Memelihara Harta
Menurut ajaran islam harta merupakan pemberian Allah kepada umat manusia demi
kelangsungan hidupnya. Untuk itu manusia dilindungi haknya untuk memperolehharta
dengan cara-cara yang halal, sah menurut hukum dan benar menurut ukuran moral.
Tujuan hukum Islam tersebut di atas dapat dilihat dari dua segi, yaitu :
1. Dari segi pembuat hukum Islam itu sendiri, yakni Allah dan Rasul-Nya.
Tujuan hukum Islam adalah :
Untuk memenuhi keperluan hidup manusia yang bersifat primer, sekunder, dan
tersier yang dalam kepustakaan hukum Islam disebut dengan istilah daruriyyat,
hajjiyat, dan tahsiniyyat.
Untuk mentaati dan dilaksanakan oleh manusia dalam kehidupannya sehari-hari.
Supaya dapat ditaati dan dilaksanakan dengan baik dan benar, manusia wajib
meningkatkan kemampuannya untuk memahami hukum Islam dengan mempelajari
usul al fiqh yakni dasar pembentukan dan pemahaman hukum Islam sebagai
metodologinya.
2. Dari segi manusia yang menjadi pelaku dan pelaksana hukum Islam tersebut. Tujuan
hukum Islam adalah untuk mencapai kehidupan yang berbahagia dan sejahtera. Dengan
kata lain, tujuan hakiki hukum Islam, jika dirumuskan secara umum, adalah tercapainya
keridhaan Allah dalam kehidupan manusia di dunia ini dan di akhirat kelak. (dari
buku Hukum Islam. Prof. H. Mohammad Daud Ali, SH)
Ketika suatu hukum lahir, yang terpenting adalah bagaimana agar hukum tersebut
dipatuhi dan dilaksanakan dengan kesadaran penuh. Penetap hukum sangat mengetahui
bahwa cukup riskan kalau riba dan khamar diharamkan sekaligus bagi masyarakat
pecandu riba dan khamar. Berkaca dari episode dari pengharaman riba dan khamar,
akan tampak bahwa hukum Islam berfungsi sebagai salah satu sarana pengendali sosial.
Hukum Islam juga memperhatikan kondisi masyarakat agar hukum tidak dilecehkan
dan tali kendali terlepas. Secara langsung, akibat buruk riba dan khamar memang hanya
menimpa pelakunya. Namun secara tidak langsung, lingkungannya ikut terancam
bahaya tersebut. Oleh karena itu, kita dapat memahami, fungsi kontrol yang dilakukan
lewat tahapan pengharaman riba dan khamar. Fungsi ini dapat disebut amar ma’ruf
nahi munkar. Dari fungsi inilah dapat dicapai tujuan hukum Islam, yakni mendatangkan
4
Ahmad hanafi, Asas-asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1967)
kemaslahatan dan menghindarkan kemudharatan, baik di dunia maupun di akhirat
kelak.
3. Fungsi Zawajir
Fungsi ini terlihat dalam pengharaman membunuh dan berzina, yang disertai dengan
ancaman hukum atau sanksi hukum.Qishash, Diyat, ditetapkan untuk tindak pidana
terhadap jiwa/ badan, hudud untuk tindak pidana tertentu (pencurian,
perzinaan, qadhaf, hirabah, dan riddah), dan ta’zir untuk tindak pidana selain kedua
macam tindak pidana tersebut. Adanya sanksi hukum mencerminkan fungsi hukum
Islam sebagai sarana pemaksa yang melindungi warga masyarakat dari segala bentuk
ancaman serta perbuatan yang membahayakan. Fungsi hukum Islam ini dapat
dinamakan dengan Zawajir.
Perinciannya diserahkan kepada para ahli dan pihak-pihak yang berkompeten pada
bidang masing-masing, dengan tetap memperhatikan dan berpegang teguh pada aturan
pokok dan nilai dasar tersebut. Fungsi ini disebut dengan Tanzim wa ishlah al-ummah.
Ke empat fungsi hukum Islam tersebut tidak dapat dipilah-pilah begitu saja untuk
bidang hukum tertentu, tetapi satu dengan yang lain saling terkait.
Muamalah
Muamalah merupakan aturan hubungan antara manusia dengan manusia lain, dan
antara
manusia dengan alam semesta. Secara prinsip, muamalah diserahkan kepada manusianya.
Dilihat dari segi bagian-bagiannya, ruang lingkup hukum Islam dalam bidang
muamalah, menurut Abdul Wahhab Khallaf (1978: 32-33), meliputi:
1. ahkam al-ahwal al-syakhshiyyah/ )يةالشخص والحا امأحكhukum-hukum masalah
personal/keluarga);
2. al-ahkam al-madaniyyah/ )ةالمدني امحكاhukum-hukum
perdata);
3. al-ahkam al-jinaiyyah/ )ةالجنائي امحكاhukum-hukum pidana);
4. ahkam al-murafa’at/ )اتالمرافع امأحكhukum-hukum acara peradilan);
5. al-ahkam al-dusturiyyah/ )توريةالدس امحكاhukum-hukum perundang-undangan);
6. alahkam al-duwaliyyah/ )ةالدولي امحكاhukum-hukum kenegaraan); dan
7. alahkam al-iqtishadiyyah wa al-maliyyah/ ال امحكا, )ةوالمالي اديةقتصhukum-hukum
ekonomi dan harta)
5
https://kurniahidayati.wordpress.com
Kedua ayat tersebut mengandung makna bahwa Al-Qur’an diturunkan oleh
Allah kepada Nabi Muhammad SAW supaya menjadi peringatan (dalam
bentuk aturan dan ancaman hukuman) kepadamu.
Asas Larangan Memindahkan Kesalahan Pada Orang Lain
Asas ini adalah asas yang menyatakan bahwa setiap perbuatan manusia, baik
perbuatan yang baik maupun perbuatan yang jahat akan mendapat imbalan
yang setimpal.
Seperti yang tertulis pada ayat 38 Surat Al-Mudatsir, Allah menyatakan bahwa
setiap orang terikat kepada apa yang dia kerjakan, dan setiap orang tidak akan
memikul dosa atau kesalahan yang dibuat oleh orang lain.
Asas Praduga Tak Bersalah
Asas praduga tak bersalah adalah asas yang mendasari bahwa seseorang yang
dituduh melakukan suatu kejahatan harus dianggap tidak bersalah sebelum
hakim dengan bukti-bukti yang meyakinkan menyatakan dengan tegas
persalahannya itu.
B. Unsur-unsur Hukum Pidana Islam
Untuk menentukan suatu hukuman terhadap suatu tindak pidana dalam hukum
Islam, diperlukan unsur normative dan moral, sebagai berikut:
Unsur Yuridis Normatif
Unsur ini harus didasari oleh suatu dalil yang menentukan larangan terhadap
perilaku tertentu dan diancam dengan hukuman.
Unsur Moral
Adalah kesanggupan seseorang untuk menerima sesuatu yang secara nyata
mempunyai nilai yang dapat dipertanggung jawabkan.
1. Hukum Islam adalah bagian dan bersumber dari ajaran agama Islam
2. Hukum Islam mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat dicerai-
pisahkan dengan iman dan kesusilaan atau akhlak Islam.
3. Hukum Islam mempunyai istilah kunci, yaitu a)syariah, dan b) fikih.
4. Hukum Islam terdiri dari dua bagian utama, yaitu 1) hukum ibadah dan
2) hukum muamalah dalam arti yang luas.
5. Hukum Islam mempunyai struktur yang berlapis-lapis seprti dalam
bentuk bagan bertingkat.
6. Hukum Islam mendahulukan kewajiban dari hak, amal, dan pahala.
7. Hukum Islam dapat dibagi menjadi: 1) hukum taklifi, 2) hukum wadh’i.
6
penadarisma.wordpress.com
7
http://fatabiruuu89.blogspot.co.id/
Sedangkan Siyasah Dauliyah bermakna sebagai kekuasaan Kepala Negara
untuk mengatur negara dalam hal hubungan Internasional, masalah
territorial, nasionalitas, ektradisi, tahanan, pengasingan tawanan politik,
pengusiran warga negara asing. Selain itu, juga mengurusi masalah kaum
dzimmi, perbedaan agama, akad timbal balik dan sepihak dengan kaum
dzimmi, hudud dan qishash. Atau dapat dikatakan yang mengatur hubungan
antar Negara tersebut (Politik Hukum Internasional).
Dasar-dasar Siyasah Dauliyah, diantaranya sebagai berikut:
1. Kesatuan Umat Manusia
2. Al-‘Adalah (Keadilan)
3. Al-Musawah (Persamaan)
4. Karomah Insaniyah (Kehormatan Manusia)
5. Tasamuh (Toleransi)
6. Kerja Sama Kemanusiaan
7. Kebebasan, Kemerdekaan/Al-Huriyah
8. Perilaku Moral yang Baik (Al-Akhlakul Karimah)
8
http://notesnasution.blogspot.co.id/
urusan hubungan orang tua dan anak-anaknya. Dan point kedua ini
juga mencakup poligami, dan nafkah.
3. Perceraian, atau proses penyelesaian permasalahan dalam rumah
tangga (dan bukan berarti penyelesaian atau jalan keluarnya harus
cerai), disini mencakup: percekcokan antara suami istri dan juga
nusyuz “durhaka”. Termasuk juga didalamnya adalah Talaq (hak
suami) dan khuluk (istri). Dan juga masa penantian (iddah) dan
kembali damai/tidak jadi pisah “cerai” (ruju’).
4. Hadlonah/pengasuhan dan pemeliharaan anak.
5. Tentang waris, atau dengan kata lain adalah penyelesaian masalah
harta setelah terjadinya kematian/penyelesaian urusan harta akibat
waris mewarisi, disini mencakup: waris, wasiyat, wakaf, dan transaksi
penyerahan/penerimaan lain.
Islam, sebagaimana juga Yahudi, dikenal sebagai agama hukum (a religion of law)
yang berbeda dengan Kristen yang disebut sebagai agama teologi (a religion of theology).
Wajar jika Pemerintah Kolonial Belanda memberikan perhatian khusus terhadap pemikiran dan
implementasi hukum Islam di daerah-daerah jajahannya, termasuk di Indonesia
Robert Van Niel: “Di Indonesia, agama tidak bisa dipisahkan dari seluruh aspek
kehidupan, dan sejalan dengan itu, kebijakan dalam hal agama tidak bisa dipisahkan dari
kebijakan-kebijakan lain yang diterapkan terhadap masyarakat setempat.” Karena itu disadari
bahwa: “Islam menjadi elemen penting, jika bukan yang terpenting, dalam kultur kehidupan
masyarakat Indonesia.”
Salah satu kebijakan sentral yang diambil Pemerintah Kolonial Belanda adalah
merumuskan dan memformulasikan teori-teori yang dijadikan pijakan dalam pemikiran dan
implementasi hukum Islam di Indonesia.
Salah satu contoh terjelas dari implementasi muamalah adalah tata cara berdagang
dan perbankan. Dengan meminimalisasi peluang kecurangan dan persengketaan, Islam
menawarkan nilai-nilai perdagangan yang dilandasi kejujuran dan keuntungan bersama
Selain hubungan dengan Allah, seseorang yang beragama Islam juga harus
menerapkan syari’at Islam dalam kehidupannya sendiri, misalnya :
a. Berpakaian rapih dan sopan. Bagi seorang muslimah menutup aurat dan menggunakan
pakaian yang longgar, tidak membentuk lekuk tubuh,
b. Menggunakan pakaian sesuai gender, laki-laki tidak menyerupai perempuan dan
perempuan tidak menyerupai laki-laki,
c. Berpaikaian semata-mata untuk menutup aurat dan rasa nyaman, bukan untuk pamer dan
berlebih-lebihan,
d. Selalu berpikir sebelum berkata-kata maupun bertindak
BAB III
Dari rumusan masalah dan dasar teori yang digunakan, maka penulis melakukan studi
lapangan dengan mewawancarai beberapa pengajar universitas lain, tokoh masyarakat dan beberapa
mahasiswa atau mahasiswi dari universitas lain. Adapun pertanyaan yang penulis ajukan diantaranya :
1. Kenapa hukum islam ada?
2. Bagaimana pendapat anda tentang perbedaan hukum yang ada pada perbedaan golongan
islam (Muhammadiyah, NU, dll) ?
3. Saat ada hukum islam yang bertentangan dengan hukum negara (seperti masalah
pemerintahan yang harus dari umat islam) bagaimana pendapat anda dan apa yang anda
lakukan?
4. Saat ini hukum islam dan hukum Indonesia menjadi perdebatan. Ada yang ingin memisahkan
keduanya karena dikatakan bahwa dasar hukum Indonesia bukan dari Al-Qur’an namun ada
juga yang ingin menyatukannya, bagaimana menurut anda?
5. Hukum penistaan agama. Kasus Ahok sampai saat ini masih menjadi kontroversial. Sebagai
seorang mahasiswa tentu saya bersikap netral, bagaimana pendapat anda mengenai kasus
tersebut?
a. Pertanyaan pertama
Hukum islam adalah peraturan – peraturan bagi umat yang harus ditaati agar mereka
memperoleh keteraturan dalam beragam. Hukum islam harus ada karena kita adalah umat
beragama, jika kita tidak mempunyai hukum maka kita tidak akan bisa menjadi manusia yang
dapat mengontrol diri dan juga kita dapat disebut bukan umat beragama.
b. Pertanyaan kedua
Biasa saja, karena pasti ada yang seperti itu, mashab saja ada yang berbeda. Lalu
tentang perbedaan antar golongan tersebut, sebenarnya hanya beda penafsiran saja dari
Al-Quran dan hadist. Toleransi saja, saling menghormati.
Penanya : Nadila Shafira Kusnadi
- Narasumber : Muhammad Fadhel Maulana (Mahasiswa Teknobiomedik UNAIR)
- Hasil Wawancara :
Sebaiknya perlu diadakan musyawarah untuk mencari kebenaran baik antar golongan
Islam dalam negeri maupun dengan golongan Islam yang ada pada kancah Internasional.
- Narasumber : Fashalli Giovi Bilhaq (Mahasiswa Teknobiomedik UNAIR)
- Hasil Wawancara :
Menurut saya, ini lebih tepat untuk organisasi. Islam sendiri luas sehingga sebagian
golongan menjalankan sebagian hukum yang ada namun sebagian lainnya tidak
menjalankannya. Perbedaan ini menjadikan banyak organisasi Islam di Indonesia maupun
seluruh dunia. Saya baik-baik saja asal tetap bersumber dari Al-qur’an dan hadis dan saling
menghargai antar satu dengan lainnya.
Penanya : Muhammad Nadim Cundoko
- Narasumber : Achmad Zidane Assyauqi (Mahasiswa Bioteknologi UB)
- Hasil Wawancara :
Tidak ada salahnya, karena setiap ulama itu pasti memiliki pemahaman yang berbeda
- beda.
- Narasumber : Syarief Abdullah Shofi (Imam dan pengajar di mushola)
- Hasil Wawancara :
Segala hukum yang ada dan lain - lainnya, jika ada perbedaan itu tidak apa - apa
asalkan kita tetap memperhatikan toleransi dan menghargai perbedaan. Karena hukum dan
lain - lainnya itu hanya agama yang ada di permukaannya saja sedangkan yang lebih penting
adalah agama substansialnya yang ada pada nilai kejiwaan islamnya itu sudah jelas sama.
Penanya : Harvesta Anugrah Aji
- Narasumber : Andrian Mahendra Jasra (Mahasiswa Fakultas Peternakan UB)
- Hasil Wawancara :
Masalah perbedaan itu adl rahmat. Perbedaan nu dan muhammadiyah itu termasuk
perbedaan khilafiyah namun rujukanx utama sama yakni al quran dan sunnah. Masalah
perbedaan khilafiyah tergantung keyakinan hati masing2 contoh sholat traweh di nu 20 rokaat
sedangkan traweh di muhammadiyah 8 rokaat.
- Narasumber : Joko Sudiono (Karyawan Sekolah Negeri Surabaya)
- Hasil Wawancara :
Sebagai hamba yang beriman, kita diperintahkan untuk bisa menerima bahwa adanya
berbagai macam perbedaan pendapat dan paham itu sudah merupakan ketetapan Allah. Dan
sudah seharusnya juga kita menyikapi hal ini secara wajar. Dalam arti tetap menjalin interaksi
dan toleransi terhadap berbagai macam golongan dengan tetap mepertahankan nilai-nilai
Islam.
c. Pertanyaan ketiga
d. Pertanyaan keempat
e. Pertanyaan kelima
Hukum islam adalah peraturan – peraturan bagi umat islam yang terdapat dalam Al-
Qur’an dan hadist yang harus ditaati agar mereka memperoleh keteraturan dalam beragama.
Hukum islam harus ada karena umat islam adalah umat beragama, jika tidak mempunyai
hukum maka umat islam tidak akan bisa menjadi manusia yang dapat mengontrol dirinya dan
juga tidak dapat disebut sebagai umat beragama. Kita meyakini bahwa islam itu agama yang
benar, bahwa islam mengandung petunjuk-petunjuk, anjuran dan larangan, yang diyakini akan
membawa kebaikan dalam mengarungi hidup di dunia yang fana ini dan sebagai bekal untuk
kehidupan abadi setelah ini. Selain itu, hukum islam tidak hanya mengatur tentang keteraturan
dalam beragama, namun juga dalam kehidupan bermasyarakat agar kita semua tetap dalam
batas-batas kemanusiaan dan hidup penuh keadilan dan keamanan.
Salah satu hal yang terdapat pada hukum islam adalah pemimpin suatu bangsa harus
beragama islam alias seagama. Hal ini sudah tertera dengan jelas dalam Al-Qur’an dan hadist
mengapa harus demikian dan alasan-alasan mengapa pemimpin harus beragama islam. Namun,
setelah dilakukan wawancara mengenai hukum islam dan kepemimpinan yang bukan berasal
dari agama islam kepada beberapa mahasiswa, masyarakat, bahkan ustadz, timbul beberapa
jawaban yang tentunya bervariasi. Sebagian besar mereka beranggapan bahwa semuanya hanya
butuh toleransi, memang benar kita harus memilih pemimpin yang beragama islam, namun
karena Indonesia adalah negara yang memiliki beragam suku, agama dan budaya maka hal
yang sudah seharusnya kita lakukan adalah menerapkan tolerasi. Demokrasi dilakukan untuk
memilih seorang pemimpin, sebagai umat islam sudah seharusnya kita memilih pemimpin yang
berasal dari umat islam, jika ada umat islam yang memilih pemimpin non muslim maka
keimanan dan keislamannya patut dipertanyakan dan yang perlu diingat semua yang kita
lakukan didunia ini akan dipertanggungjawabkan diakhirat kelak. Jika nantinya hasil
demokrasi menunjukkan bahwa pemimpin yang diangkat adalah non muslim maka sudah
sepatutnya kita mengkaji kemudian memikirkan solusi terbaik yang tidak merugikan masing-
masing pihak. Karena hukum Islam berdasar dari Allah SWT sehingga tidak mungkin adanya
ketidaksempurnaan.
Pendapat mengenai hukum islam dan hukum negara yang harus disatukanpun menjadi
perdebatan. Sebagian besar umat islam beranggapan bahwa sudah seharusnya hukum negara
bersumber pada hukum islam karena sejatinya didalam hukum islam telah mengatur semua hal
baik dari bangun tidur hingga tidur kembali. Hal yang perlu dipahami ialah dunia dan akhirat
tidak sepantasnya dipisahkan namun saling dihubungkan karena tujuan hidup didunia adalah
untuk mencari bekal amal diakhirat nanti. Namun ada juga yang beranggapan bahwa hukum
islam dan negara tetap harus dipisahkan. Karena pada dasarnya hukum islam itu tidak kaku,
fleksibel asal tidak bertentangan dan tetap bertujuan pada Allah SWT serta tetap harus saling
menghargai karena pada suatu negara tidak hanya memiliki satu umat beragama namun
beragam agama yang dianut sehingga sudah seharusnya mengikuti konsep pancasila agar tidak
terjadi perpecahan.
BAB V
PENUTUP
Hukum islam merupakan hukum yang sudah diatur oleh Allah SWT sendiri dan
disampaikan melalui malaikat Jibril dan Rasulullah SAW. Hukum Islam telah mencangkup
semua hal dalam kehidupan. Hukum Islam merupakan pedoman bagi seluruh umat islam.
Sehingga harus dipatuhi dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Daftar Pustaka
Buku
Prof. Dr. H. Idri, M. Ag. Epistemologi Ilmu Pengetahuan, Ilmu Hadist dan Ilmu Hukum
Islam. (Indonesia : Kencana Prenada Media)
Ahmad hanafi, Asas-asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1967)
Internet
http://rianasusmayanti.lecture.ub.ac.id / 30 September 2017/ 23.45
materikuliahfhunibraw.com/ 29 September 2017/ 01.44
elisa.ugm.ac.id/ 30 September 2017/ 20.17
http://staff.uny.ac.id/30 September 2017/ 18.34
http://bem.law.ui.ac.id/ 30 September 2017/ 00.56
https://kurniahidayati.wordpress.com
http://penadarisma.wordpress.com
http://fatabiruuu89.blogspot.co.id/
http://notesnasution.blogspot.co.id/
https://studihukum.wordpress.com/2013/07/22/pengertian-hukum-islam/
http://tonyzsma8smg.wordpress.com/2011/02/03/hukum-islam-2/
http://yofikapratiwi.blogspot.co.id/2013/04/resume-hukum-acara-
pidana.htmlhttp://nitanovitasr.blogspot.co.id/2016/03/pengertian-hukum-ekonomi-dan-
hukum.html
http://nitanovitasr.blogspot.co.id/2016/03/pengertian-hukum-ekonomi-dan-hukum.html
http://ordinaryelischa.blogspot.co.id/2012/10/ringkasan-hukum-internasional.html
BIODATA
NRP : 02211740000085
No hp : 081335583924
Email : kjessicaalya@gmail.com
NRP : 02211740000138
No hp : 089656958819
Email : nadilask01@gmail.com
Nama : Muhammad Nadim Cundoko
NRP : 03111740000116
No hp : 082299584540
Email : nadimcundoko@gmail.com
NRP : 03111740000065
No. HP : 081252348549
Email : teknologiharvesta@gmail.com
DOKUMENTASI