Tujuan
Hukum
Islam
AULIA RIDYATI
1974201073
HUKUM 1 C
A. PENGERTIAN SUMBER HUKUM
ISLAM
Hukum Islam adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah SWT melalui wahyu yang kini terdapat dalam Al
Qur’an dan dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAWsebagai Rosul-Nya melalui sunnah beliau yang kini
tersimpan baik dalam kitab-kitab hadist.
B. MACAM-MACAM SUMBER HUKUM
ISLAM
1). Ijma’
Ijma’ adalah berkumpul / kesepakatan para mustahid umat Nabi Muhammad setelah beliau wafat pada satu masa tertentu tentang masalah tertentu.
2). Qiyas
Qiyas adalah menyamakan hukum sesuatu yang tidak disebut hukumnya dalam nash ( Al Qur’an dan Al Hadits ) dengan sesuatu yang disebut hukumnya dalam nash karena ada kesamaan
‘ilat atau sifat.
3).Istihsan
Istihsan adalah berpindahnya seorang mujtahid dari hukum yang dikehendaki oleh Qiyas Khafy ( samar-samar ), atau dari hukum kully ( umum ) kepada hukum yang bersifat pengecualian.
4). Istishab
Istishab adalah mengambil hukum yang telah ada atau ditetapkan pada masa lalu dan tetap dipakai hingga masa-masa selanjutnya, sebelum ada hukum yang mengubahnya. Misalnya
seseorang ragu-ragu apakah sudah wudhu atau belum? Dalam keadaan seperti ini, ketentuan harusnya berpegang kepada “belum wudhu”, karena hukum yang asal adalah belum wudhu.
Mashalihul Mursalah adalah penetapan hukum berdasarkan kepada kemaslahatan, yaitu manfaat bagi manusia atau menolak kemadhorotan atas mereka.
6). Al ‘Urf
Al ‘Urf adalah segala sesuatu yang sudah saling dikenal dan dijalankan oleh suatu masyarakat dan sudah menjadi adat istiadat, baik berupa perkataan maupun perbuatan.
Syar’u Man Qablana adalah syari’at yang diturunkan kepada orang-orang sebelum kita, yaitu ajaran agama sebelum datangnya agama islam.
Saddudz Dzari’ah adalah melarang perkara-perkara yang lahirnya boleh, karena ia membuka jalan dan menjadi pendorong kepada perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama.
Mazhab Shahabi adalah fatwa-fatwa para sahabat mengenai berbagai masalah yang dinyatakan setelah Rasulullah SAW wafat.
c. FUNGSI HUKUM ISLAM DALAM
KEHIDUPAN BERMASYARAKAT
1). Fungsi Ibadah
Fungsi utama hukum Islam adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Hukum Islam adalah ajaran Allah yang harus dipatuhi umat manusia, dan kepatuhannya merupakan ibadah yang sekaligus
juga merupakan indikasi keimanan seseorang.
2). Fungsi Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Hukum Islam sebagai hukum yang ditunjukkan untuk mengatur hidup dan kehidupan umat manusia, jelas dalam praktik akan selalu bersentuhan dengan masyarakat. Sebagai contoh, proses
pengharaman riba dan khamar, jelas menunjukkan adanya keterkaitan penetapan hukum (Allah) dengan subyek dan obyek hukum (perbuatan mukallaf). Penetap hukum tidak pernah mengubah
atau memberikan toleransi dalam hal proses pengharamannya. Riba atau khamar tidak diharamkan sekaligus, tetapi secara bertahap. Ketika suatu hukum lahir, yang terpenting adalah bagaimana
agar hukum tersebut dipatuhi dan dilaksanakan dengan kesadaran penuh. Penetap hukum sangat mengetahui bahwa cukup riskan kalau riba dan khamar diharamkan sekaligus bagi masyarakat
pecandu riba dan khamar. Berkaca dari episode dari pengharaman riba dan khamar, akan tampak bahwa hukum Islam berfungsi sebagai salah satu sarana pengendali social
3). Fungsi Zawajir
Fungsi ini terlihat dalam pengharaman membunuh dan berzina, yang disertai dengan ancaman hukum atau sanksi hukum. Qishash, Diyat, ditetapkan untuk tindak pidana terhadap jiwa/ badan,
hudud untuk tindak pidana tertentu (pencurian , perzinaan, qadhaf, hirabah, dan riddah), dan ta’zir untuk tindak pidana selain kedua macam tindak pidana tersebut. Adanya sanksi hukum
mencerminkan fungsi hukum Islam sebagai sarana pemaksa yang melindungi warga masyarakat dari segala bentuk ancaman serta perbuatan yang membahayakan. Fungsi hukum Islam ini dapat
dinamakan dengan Zawajir.
4). Fungsi Tandhim wa Islah al-Ummah
Fungsi hukum Islam selanjutnya adalah sebagai sarana untuk mengatur sebaik mungkin dan memperlancar proses interaksi sosial, sehingga terwujudlah masyarakat yang harmonis, aman, dan
sejahtera. Dalam hal-hal tertentu, hukum Islam menetapkan aturan yang cukup rinci dan mendetail sebagaimana terlihat dalam hukum yang berkenaan dengan masalah yang lain, yakni masalah
muamalah, yang pada umumnya hukum Islam dalam masalah ini hanya menetapkan aturan pokok dan nilai-nilai dasarnya. Perinciannya diserahkan kepada para ahli dan pihak-pihak yang
berkompeten pada bidang masing-masing, dengan tetap memperhatikan dan berpegang teguh pada aturan pokok dan nilai dasar tersebut. Fungsi ini disebut dengan Tanzim wa ishlah al-ummah.
– Ke empat fungsi hukum Islam tersebut tidak dapat dipilah-pilah begitu saja untuk bidang hukum tertentu, tetapi satu dengan yang lain saling terkait.
D. Pengertian Tujuan Hukum Islam
Tujuan Hukum Islam secara umum adalah Dar-ul mafaasidi wa jalbul mashaalihi (mencegah terjadinya
kerusakan dan mendatangkan kemaslahatan), mengarahkan manusia pada kebenaran untuk mencapai
kebahagiaan hidup mereka dunia dan akhirat, dengan jalan mengambil segala yang berguna dan mencegah
yang mudlarat dalam kehidupan manusia.
E. Tujuan Hukum Islam
Tujuan hukum Islam sejatinya adalah tujuan Pencipta hukum Islam itu sendiri. Tujuan hukum Islam
adalah arah setiap perilaku dan tindakan manusianya dalam rangka mencapai kebahagiaan hidup
dengan mentaati serta menghindari apa yang telah menjadi hukumNya. Dalam FirmanNya Allah
tegas memberikan segala ciptaannya pada manusia itu tidaklah sia-sia.
Tujuan hukum Islam sesuai dengan fitrah manusia dan fungsi-fungsi daya fitrah manusia. Fitrah
manusia mempunyai tiga daya atau potensi yaitu : ‘aql, syahwat, gadlab