Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hukum, HAM, dan demokrasi dalam islam berisi tentang penjelasan
konsep-konsep hukum islam, HAM menurut islam dan demokrasi dalam
Islam meliputi prinsip bermusyawarah dan pengambilan keputusan sesuai
sesuai dengan sya’riat Islam.
Islam sebagai agama bagi pengikutnya meyakini konsep Islam adalah
sebagai way of life yang berarti pandangan hidup. Islam menurut para
penganutnya merupakan konsep yang lengkap mengatur segala aspek
kehidupan manusia. Begitu juga dalam pengaturan mengenai hak asasi
manusia Islam pun mengtur mengenai hak asasi manusia. Islam adalah agama
rahmatan lil alamin yang berarti agama rahmat bagi seluruh alam. Bahkan
dalam ketidakadilan sosial sekalipun Islam pun mengatur mengenai konsep
kaum mustadhafin yang harus dibela.
Dalam Islam, konsep mengenai HAM sebenarnya telah mempunyai
tempat tersendiri dalam pemikiran Islam. Perkembangan wacana demokrasi
dengan Islam sebenarnya yang telah mendorong adanya wacana HAM dalam
Islam. Karena dalam demokrasi, pengakuan terhadap hak asasi manusia
mendapat tempat yang spesial. Berbagai macam pemikiran tentang demokrasi
dapat dengan mudah kita temukan didalamnya konsep tentang penegakan
HAM.
Dalam penjelasan mengenai demokrasin dalam kerangka konseptual
Islam, banyak pengertian diberikan pada bebrpa aspek khusus dari ranah
sosial dan politik. Demokrasi Islam dianggap sebagai sistem yang
mengukuhkan konsep-konsep Islami yang sudah lama berakar, yaitu
musyawarah (syura), persetujuan (ijma’), dan penilaian interpretative yang
mandiri (ijtihad).
Hukum, Hak Asasi Manusia, dan demokrasi merupakan tiga konsep yang
tidak dapat dipisahkan. Hal ini disebabkan karena salah satu syarat utama
terwujudnya demokrasi adalah adanya penegakan hukum dan perlindungan
Hak Asasi Manusia (HAM). Demokrasi akan selalu rapuh apabila HAM
setiap warga masyarakat tidak terpenuhi. Sedangkan pemenuhan dan
perlindungan HAM akan terwujud apabila hukum ditegakkan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana mengetahui Hukum dalam Islam?
1.2.2 Bagaimana mengetahui HAM dalam Islam?
1.2.3 Bagaimana mengetahui Demokrasi dalam Islam?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mahasiswa dapat mengetahui Hukum dalam Islam.
1.3.2 Mahasiswa dapat mengetahui HAM dalam Islam.
1.3.3 Mahasiswa dapat mengetahui Demokrasi dalam Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hukum dalam Islam
2.1.1 Hukum
Hukum adalah suatu sistem aturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat dan
dikukuhkan oleh penguasa, pemerintah, atau otoritas melalui lembaga atau institusi.Definisi
"hukum" dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997):
1) Peraturan atau adat, yang secara resmi dianggap mengikat dan dikukuhkan oleh
penguasa, pemerintah atau otoritas.
2) Undang-undang, peraturan dan sebagainya untuk mengatur kehidupan masyarakat.
3) Patokan (kaidah, ketentuan).
4) Keputusan (pertimbangan) yang ditentukan oleh hakim dalam pengadilan, vonis.
Secara garis besar Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas
rangkaian kekuasaan kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang
politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara
utama dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana,
hukum pidana yang berupayakan cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi
hukum menyediakan kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi
manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara perwakilan di mana mereka yang akan
dipilih. Administratif hukum digunakan untuk meninjau kembali keputusan dari pemerintah,
sementara hukum internasional mengatur persoalan antara berdaulat negara dalam kegiatan
mulai dari perdagangan lingkungan peraturan atau tindakan militer.

2.1.2 Hukum Islam


A. Pengertian Hukum Islam
Hukum Islam adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah melalui wahyu-Nya
yang kini terdapat dalam Al Qur’an dan dijelaskan oleh nabi Muhammad sebagai Rasul-
Nya melalui Sunnah beliau yang kini terhimpun dengan baik dalam kitab-kitab hadits.
Juga dapat diartikan sebagai hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama
Islam. Yang diatur tidak hanya hubungan manusia dengan manusia lain dalam
masyarakat, manusia dengan benda dan alam semesta, tetapi juga hubungan manusia
dengan Tuhan.
Dalam islam, hukum islam dikenal sebagai sya’riat. Sya’riat menurut asal
katanya berarti jalan menuju mata air, Dari asal kata tersebut sya’riat Islam berarti jalan
yang lurus ditempuh seorang muslim. Menurut istilah, Sya’riat berarti aturan atau
undang-undang yang diturunkan Allah untuk mengatur seluruh aspek kehidupan manusia
sebagai hamba Allah, individu, warga, dan subyek alam semesta. Sya’riat merupakan
landasan fiqih. Pada prinsipnya syari’at adalah wahyu Allah yang terdapat dalam al-
Quran dan sunah Rasulullah. Syari’at bersifat fundamental, mempunyai lingkup lebih
luas dari fiqih, berlaku abadi dan menunjukkan kesatuan dalam islam. Sedangkan fiqih
adalah pemahaman manusiayang memenuhi syarat tentang sya’riat. Oleh karena itu
lingkupnya terbatas pada hukum yang mengatur perbuatan manusia, dan karena
merupakan hasil karya manusia maka ia tidak berlaku abadi, dapat berubah dari masa ke
masa dan dapat berbeda dari tempat yang lain. Hal ini terlihat pada aliran-aliran yang
disebut dengan mazhab. Oleh karena itu fiqih menunjukkan keragaman dalam hukum
Islam. (Mohammad Daud Ali, 1999:45-46).
B. Sumber-Sumber Hukum Islam
1) Al Qur’an
Adalah kitab suci umat islam. Kitab tersebut diturunkan kepada nabi
terakhir, yaitu nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril. Al-qur’an
memuat banyak sekali kandungan. Kandungan-kandungan tersebut berisi
perintah, larangan, anjuran, ketentuan, dan sebagainya.
Al-qur’an menjelaskan secara rinci bagaimana seharusnya manusia
menjalani kehidupannya agar tercipta masyarakat yang madani. Oleh karena
itulah, Al-Qur’an menjadi landasan utama untuk menetapkan suatu hukum.
2) As Sunnah (Al-Hadits)
Sunnah dalam Islam mengacu kepada sikap, tindakan, ucapan dan cara
Rasulullah menjalani hidupnya atau garis-garis perjuangan / tradisi yang
dilaksanakan oleh Rasulullah. Sunnah merupakan sumber hukum kedua
dalam Islam, setelah Al-Quran. Narasi atau informasi yang disampaikan oleh
para sahabat tentang sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah disebut
sebagai hadits. Sunnah yang diperintahkan oleh Allah disebut Sunnatullah.
3) Ijma’
Adalah kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu hukum
hukum dalam agama berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits dalam suatu perkara
yang terjadi. 
4) Taklid
Adalah mengikuti pendapat orang lain tanpa mengetahui sumber atau
alasannya.
5) Mazhab
Menurut para ulama dan ahli agama Islam, yang dinamakan mazhab
adalah metode (manhaj) yang dibentuk setelah melalui pemikiran dan
penelitian, kemudian orang yang menjalaninya menjadikannya sebagai
pedoman yang jelas batasan-batasannya, bagian-bagiannya, dibangun di atas
prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah.
6) Qiyas
Menggabungkan atau menyamakan artinya menetapkan suatu hukum
suatu perkara yang baru yang belum ada pada masa sebelumnya namun
memiliki kesamaan dalah sebab, manfaat, bahaya dan berbagai aspek dengan
perkara terdahulu sehingga dihukumi sama. Dalam Islam, Ijma dan Qiyas
sifatnya darurat, bila memang terdapat hal hal yang ternyata belum ditetapkan
pada masa-masa sebelumnya.
7) Bid‘ah
Dalam agama Islam berarti sebuah perbuatan yang tidak pernah
diperintahkan maupun dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW tetapi
banyak dilakukan oleh masyarakat sekarang ini. Hukum dari bidaah ini adalah
haram. Perbuatan dimaksud ialah perbuatan baru atau penambahan dalam
hubungannya dengan peribadatan dalam arti sempit (ibadah mahdhah), yaitu
ibadah yang tertentu syarat dan rukunnya.

8) Istihsan
Adalah kecenderungan seseorang pada sesuatu karena menganggapnya
lebih baik, dan ini bisa bersifat lahiriah (hissiy) ataupun maknawiah;
meskipun hal itu dianggap tidak baik oleh orang lain.

C. Sifat Hukum Islam


Menurut Tahir Azhary, ada tiga sifat hukum islam yakni :
1) Bidimensional artinya mengandung segi kemanusiaan dan segi ketuhanan
(Ilahi). Di samping itu sifat bidimensional juga berhubungan dengan ruang
lingkupnya yang luas atau komprehensif. Hukum Islam tidak hanya
mengatur satu aspek saja, tetapi mengatur berbagai aspek kehidupan
manusia. Sifat dimensional merupakan sifat pertama yang melekat pada
hukum islam dan merupakan sifat asli hukum Islam.
2) Adil, dalam hukum Islam keadilan bukan saja merupakan tujuan tetapi
merupakan sifat yang melekat sejak kaidah – kaidah dalam sya’riat
ditetapkan. Keadilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap
manusia baik sebagai individu maupun masyarakat.
3) Individualistik dan Kemasyarakatan yang diiikat oleh nilai-nilai
transedental yaitu Wahyu Allah yang disampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW. Dengan sifat ini, hukum islam memiliki validitas baik
bagi perseorangan maupun masyarakat. Dalam sistem hukum lainnya sifat
ini juga ada, hanya asaja nilai-nilai transedental sudah tidak ada lagi.
(Mohammad Tahir Azhary, 1993:48-49)
D. Tujuan Hukum Islam
Berikut ini adalah beberapa dari tujuan hukum islam :
1) Pemeliharaan atas keturunan
Hukum islam telah menetapkan aturan beserta hukum untuk mencegah
kerusakan atas nasab dan keturunan manusia. Contohnya, islam melarang
zina dan menghukum pelakunya.
2) Pemeliharaan atas akal
Islam menetapkan aturan yang melarang umatnya mengkonsumsi
segala sesuat yang dapat merusak akal. Di sisi lain, islam mengajarkan
umatnya agar menuntut ilmu mentaddaburi alam, dan berpikir untuk
mengembangkan kemampuan akal. Allah memuji orang-orang yang
memiliki ilmu pengetahuan.
3) Pemeliharaan untuk agama
Islam tidak pernah memaksa seseorang untuk masuk dan menganut
agama islam.
E. Fungsi Hukum Islam dalam Kehidupan Bermasyarakat
Peranan hokum islam dalam masyarakat sebenarnya cukup banyak ,
namun dalam pembahasan ini hanya akan dikemukakan peranan utamanya
saja, yakni:
1) Fungsi Ibadah. Fungsi Utama hukum Islam adalah untuk beribadah
kepada Allah SWT.
2) Fungsi amar Ma’ruf Nahi Mungkar. Hukum Islam mengatur kehidupan
manusia sehingga dapat menjadi kontrol sosial. Dari fungsi inilah dapat
dicapai tujuan hukum islam, yakni mendatangkan kemaslahatan (manfaat)
dan menghindarkan kemadharatan (sia-sia) baik di dunia maupun di
akhirat.
3) Fungsi zawajir. Adanya sanksi hukum mencerminkan fungsi hukum islam
sebagai sarana pemaksa yang melindungi umat dari segala perbuatan yang
membahayakan.
4) Fungsi tanzim wa islah al-ummah. Sebagai sarana untuk mengatur sebaik
mungkin dan memperlancar interaksi sosial. Keempat fungsi tersebut
tidak terpisahkan melainkan saling berkaitan. (Ibrahim Hosen, 1996:90)

2.2 HAM dalam Islam


A. Pengertian HAM secara umum
Hak asasi manusia adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia
dalam kandungan dan merupakan pemberian dari Tuhan. HAM Berlaku secara
universal, artnya berlaku dimana saja bagi siapa saja dan tidak dapat diambil
orang lain

B. Pengertian HAM dalam Islam

Hak asasi dalam Islam berbeda dengan hak asasi menurut pengertian yang
umum dikenal. Sebab seluruh hak merupakan kewajiban bagi negara maupun
individu yang tidak boleh diabaikan. Rasulullah SAW pernah bersabda:
"Sesungguhnya darahmu, hartamu dan kehormatanmu haram atas kamu." (HR.
Bukhari dan Muslim). Maka negara bukan saja menahan diri dari menyentuh
hak-hak asasi ini, melainkan mempunyai kewajiban memberikan dan menjamin
hak-hak ini. Sebagai contoh, negara berkewajiban menjamin perlindungan sosial
bagi setiap individu tanpa ada perbedaan jenis kelamin, tidak juga perbedaan
muslim dan non-muslim. Islam tidak hanya menjadikan itu kewajiban negara,
melainkan negara diperintahkan untuk berperang demi melindungi hak-hak ini.

C. Hak Asasi Manusia Menurut Islam


Petunjuk Ilahi yang berisikan hak dan kewajiban telah disampaikan pada
umat manusia dari manusia itu ada. Diutusnya manusia pertama ke dunia
mengindikasikan Allah telah memberi petunjuk kepada umat manusia. Lalu
ketika umat manusia lupa dengan petunjuk tersebut, Allah mengutus Nabi dan
rasul-Nya agar dapat mengingatkan mereka tentang keberadaan-Nya. Nabi
Muhammad diutus untuk umat manusia sebagai nabi terakhir agar
menyampaikan dan memberi teladan kehidupan yang sempurna kepada seluruh
umat manusia sesuai dengan jalan Allah. Hal ini menunjukkan bahwa menurut
pandangan Islam, konsep HAM bukan hasil dari pemikiran manusia, tetapi
merupakan hasil dari wahyu Ilahi yang diturunkan melalui para nabi dan rasul
sejak permulaan umat manusia di atas bumi.
Aspek khas dalam konsep HAM Islami adalah tidak adanya orang lain yang
dapat memaafkan pelanggaran hak-hak jika pelanggaran itu terjadi atas seorang
yang harus dipenuhi haknya. Bahkan suatu negara islam pun tidak dapat
memaafkan pelanggaran HAM tersebut dan harus memberikan sanksi kecuali
bila pihak yang dilanggar HAM-nya memaafkan pihak yang melanggar tersebut.
Dalam rangka memperingati abad ke-15 H, pada tanggal 12 Dzulkaidah atau
19 September 1981 para ahli hukum Islam mengemukakan “Universal Islamic
Declaration of Human Rights” yang diangkat dari Alqur’an dan sunah
Rasulullah SAW. Pernyataan HAM menurut ajaran islam ini terdiri XXIII bab
dan 63 pasal yang meliputi seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia.

2.3 Demokrasi dalam islam


A.Pengertian demokrasi
Secara umum demokrasi adalah suatu bentuk atau mekanisme sistem
pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat
(kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara
tersebut. Pada intinya, yang banyaklah yang menang dan yang banyak dianggap
sebagai suatu kebenaran.
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga
kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan
dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada
dalam peringkat yg sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga
jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling
mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances.
Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga
pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan
kewenangan eksekutif, lembaga-lembaga pengadilan yang berwenang
menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan lembaga-lembaga perwakilan rakyat
(DPR, untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan
legislatif. Di bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat oleh masyarakat atau
oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang
diwakilinya (konstituante) dan yang memilihnya melalui proses pemilihan umum
legislatif, selain sesuai hukum dan peraturan.
Kata "demokrasi" berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan
kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai
pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata
kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini disebabkan karena demokrasi
saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu Negara.
Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan
dalam suatu negara umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica
dengan kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk
diperhitungkan ketika fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah
(eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak mampu untuk membentuk
masyarakat yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan absolut pemerintah
seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.

B. Pengertian Demokrasi Dalam Islam


Dalam Islam ada yang dikenal dengan istilah Syura atau musyawarah. Yang
merupakan derivasi (kata turunan) dari kata kerja ‘syawara’. Dan kata ‘syawara’
mempunyai beberapa makna, antara lain memeras madu dari sarang lebah;
memelihara tubuh binatang ternak saat membelinya; menampilkan diri dalam
perang. Dan makna yang dominan adalah meminta pendapat dan mencari
kebenaran.
“Dan orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan
shalat, sedang urusan mereka diputuskan dengan musyawarah antara mereka; dan
mereka menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS.
Asy-syura: 36)
Dengan ayat tersebut, kita dapat mengerti bahwa Islam telah memposisikan
musyawarah pada tempat yang agung. Hal tersebut menunjukan bahwa, Islam
secara langsung menerapkan prinsip pengambilan keputusan;musyawarah yang
menjadi sendi utama dalam demokrasi modern (dari, oleh dan untuk kepentingan
rakyat).
Yang menjadi poin penting dalam demokrasi bukan sistem trias politiknya, yang
membagi pemerintahan kedalam tiga lembaga (eksekutif, yudikatif dan legislatif),
melainkan sisitem checks and balances yang berlangsung dalam pemerintahan itu.
Tentunya agar bisa berjalan maka, harus ada keterbukaan dari setiap elemen dalam
pemerintahan itu. Dan keterbukaan itu dapat diwujudkan dalam sebuah
musyawarah yang efisien dan efektif. Tentu saja dengan tujuan untuk
mensejahterakan kehidupan rakyat.
Pada dasarnya, konsep demokrasi tidak sepenuhnya bertentangan dan tidak
sepenuhnya sejalan dengan Islam. Hal ini ditunjukkan dengan
1) Demokrasi tersebut harus berada di bawah payung agama.
2) Rakyat diberi kebebasan untuk menyuarakan aspirasinya.
3) Pengambilan keputusan senantiasa dilakukan dengan musyawarah.
4) Suara mayoritas tidaklah bersifat mutlak meskipun tetap menjadi pertimbangan
utama dalam musyawarah.
5) Musyawarah atau voting hanya berlaku pada persoalan ijtihadi; bukan pada
persoalan yang sudah ditetapkan secara jelas oleh Alquran dan Sunah.
6) Produk hukum dan kebijakan yang diambil tidak boleh keluar dari nilai-
nilaiagama.
7) Hukum dan kebijakan tersebut harus dipatuhi oleh semua warga.

Hukum, HAM, dan demokrasi adalah tiga konsep yang tidak dapat
dipisahkan. Hal ini dikarenakan salah satu syarat utama terwujudnya demokrasi
ialah adanya penegakkan hukum dan perlindungan HAM. Demokrasi akan rapuh
apabila HAM setiap masyarakat tidak terpenuhi. Sedangkan pemenuhan dan
perlindungan HAM dapat terwujud apabila hukum ditegakkan. Dalam ajaran Islam,
hukum, HAM dan ddemokrasi disebutkan dengan jelas di dalam Al-Quran dan As-
Sunnah. Dengan demikian manusia sebagai khalifah Allah dimuka bumi ini dapat
menjalankan tugasnya dengan baik dan benar apabila ia selalu berpegang pada
aturan-aturan pada Al-Quran dan As-Sunnah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Demokrasi adalah bentuk pemerintahan negara yang menjunjung tinggi
kedaulatan rakyat.
3.1.2 Demokrasi menurut Islam bisa diartikan seperti musyawarah,
mendengarkan pendapat orang lain dalam suatu forum untuk mencapai
keputusan dengan mengedepankan nilai – nilai keagamaan.
3.1.3 HAM adalah hak yang telah dimiliki seseorang sejak ia ada di dalam
kandungan.
3.1.4 HAM dalam Islam didefinisikan sebagai hak yang dimiliki oleh individu
dan kew ajiban bagi negara dan individu untuk menjaganya
3.1.5 Hukum menurut Islam bisa diartikan sebagai hukum yang terdapat dalam
sumber-sumber seperti Al-Quran dan Al-Hadist.

3.2 Saran
3.2.1 Diharapkan setelah membaca makalah ini dapat membedakan antara
demokrasi di Indonesia dan demokrasi Islam dan dapat melihat sisi baik
dan buruknya.
3.2.2 Diharapkan setelah membaca makalah ini dapat memahami pentingnya
HAM dalam kehidupan kita dan kewajiban kita untuk menjaganya.
3.2.3 Diharapkan setelah membaca makalah ini dapat membedakan antara
hukum islam dan hukum yang berlaku di Indonesia dan dapat melihat
perbedaannya.

Daftar Pustaka

Azra, Azyumardi, dkk.2002. Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan


Tinggi Umum. Jakarta: dir. Perguruan Tinggi Agama Islam
Fanani, Sunan. 2010. Lembar Kerja Mahasiswa Pendidikan Agama Islam.
Sidoarjo: PT. Al Maktabah.
Mansoer, Hamdan, dkk. 2004. Materi instruksional pendidikan agama
islam di perguruan tinggi umum. Jak
arta : dir. Pt. agama Islam

Anda mungkin juga menyukai