Anda di halaman 1dari 15

Makalah

SINTAKSIS
(Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Linguistik Umum yang
diampuh oleh dosen Ibu Ulfa Zakaria, S. Pd, M, Hum)

Disusun oleh:

Dhea Pratiwi Arief 311420012

Natasya Lengkong 311420055

Muniva Sione 311420011

Nurtia Hadjiku 311420066

Rena Gaib 311420049

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas terselesaikannya makalah: “Sintaksis”. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Linguitik Umum. Sebagaimana judulnya makalah ini
diharapkan mampu memberikan wawasan, pengetahuan, dan gambaran tentang pengertian
sintaksis, struktur, serta hubungan antara frasa, klausa, dan kalimat dalah Bahasa Indonesia.

Kami sadar bahwa makalah Sintaksis ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi berkualitasnya makalah ini.

Demikianlah harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua mahasiswa
dan pengamat. Terakhir , kami mengucapkan terima kasih.

Gorontalo, 2 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................ i

Daftar Isi...................................................................................................... ii

Peta Konsep................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1


B. Perumusan Masalah .......................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan .............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3

1. Pengertian Sintaksis .......................................................................... 3


2. Struktur Sintaksis .............................................................................. 4
3. Lingkup Cakupan Sintaksis .............................................................. 5
4. Pengertian Frasa, Klausa, dan Kalimat............................................ 6
5. Ciri-ciri Frasa, Klausa, dan Kalimat ................................................. 8
6. Hubungan Frasa, Klausa dan Kalimat .............................................. 9

BAB II PENUTUP................................................................................. 10

1.1 Simpulan ..................................................................................... 10


2.1 Saram .......................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 11

ii
PETA KONSEP
PENGERTIAN SECARA
ETIMOLOGI

PENGERTIAN
SINTAKSIS

PENGERTIAN DARI
BERAGAI AHLI

SRUKTUR SINTAKSIS

LINGKUP
CAKUPAN

SINTAKSIS

FRASA
PENGERTIAN FRASA,
KLAUSA
KLAUSA, DAN KALIMAT
KALIMAT

FRASA

CIRI-CIRI FRASA, KLAUS


KLAUSA, DAN KALIMAT

KALIMAT

FRASA
HUBUNGAN FRASA,
KLAUSA, DAN KALIMAT KLAUSA

KALIMAT
iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Masih banyak orang yang belum mengetahui dan belum paham tentang makna dan
hakikat sintaksis. Padahal, penggunaanya begitu dekat dengan masyarakat Indonesia, yaitu
berkisar tentang kalimat bahasa Indonesia yang digunakan sebagai alat komunikasi sehari-
hari. Banyak permasalahan yang ada dalam mendalami penguasaan sintaksis dan
hakikatnya. Perlu pendalaman dan banyak mempraktekan dalam dunia kebahasaan. Karena
ilmu sintaksis sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Dalam pembicaraan tentang
sintaksis, bidang yang menjadi lahannya adalah unit bahasa berupa kalimat, klausa dan
frase.
Manusia dalam bertutur sapa, berkisah, atau segala sesuatu yang dapat dikatakan sebagai
berbahasa, selalu memunculkan kalimat-kalimat yang diirangkai, dijalin sedemikian rupa,
sehingga berfungsi optimal bagi si penutur dalam upaya mengembangkan akal budinya dan
memelihara kerjasamanya dengan orang lain.
Sebenarnya apa yang dimaksud dengan sintaksis itu? Sintaksis merupakan ilmu yang
mempelajari tentang tatabahasa. Sintaksis juga dapat dikatakan tata bahasa yang membahas
hubungan antarkata dalam tuturan.
Sintaksis merupakan cabang linguistik yang membicarakan hubungan antar kata dalam
tuturan (speech). Unsur bahasa yang termasuk di dalam lingkup sintaksis adalah frase,
klausa dan kalimat. Didalam makalah ini akan dibahas ketika pokok bahasan tersebut secara
rinci.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari sintaksis?
2. Apa saja struktur sintaksis?
3. Apa saja yang termasuk dalam sintaksis bahasa Indonesia?
4. Apakah yang dimaksud dengan frasa, klausa, dan kalimat?

1
5. Apa sajakah ciri-ciri dari frasa, klausa dan kalimat?
6. Bagaimana hubungan antara frasa, klausa, dan kalimat?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian sintaksis.
2. Mengetahui struktur sintaksis.
3. Mengetahui lingkup sintaksis Bahasa Indonesia.
4. Mengetahui pengertian frasa, klausa dan kalimat.
5. Mengetahui ciri-ciri frasa, klausa dan kalimat.
6. Mengetahui hubungan frasa, klausa dan kalimat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Sintaksis
 Pengertian Secara Etimologi
Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti ’dengan’
dan kata tattein yang berarti ’menempatkan’. Jadi, secara etimologi berarti:
menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat.
Selain dari bahasa Yunani, sintaksis juga berasal dari bahasa Belanda yaitu
syntaxis. Sintaksis juga berasal dari bahasa Inggris yaitu syntax. Istilah sintaksis
(Belanda, Syntaxis) ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan
tentang seluk beluk wacana , kaliamat, prase dan klausa.

 Pengertian Sintaksis dari Berbagai Ahli


1) Menurut Gleason (1955) “Syntax maybe roughly defined as the principles of
arrangement of the construction (word) into large constructions of various
kinds.” Artinya adalah sintaksis mungkin dikaitkan dari definisi prinsip
aransemen konstruksi (kata) ke dalam konstruksi besar dari bermacam-macam
variasi.
2) Robert (1964:1) yang berpendapat bahawa sintaksis adalah bidang tata bahasa
yang menelaah hubungan kata-kata dalam kalimat dan cara-cara menyusun
kata-kata.Verhaar mengatakan bahwa sintaksis adalah terdiri dari susunan
subjek (s) predikat(p) objek (o) dan keterangan yang merupakan tempat –
tempat kosong yang tidak mempunyai arti apa – apa.
3) Prof.Drs.M.Ramlan mengatakan bahwa sintaksis merupakan cabang ilmu
bahasa (linguistik) yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa,
dan frasa.
4) Prof.Dr.Suparman Herusantosa mengatakan bahwa sintaksis merupakan studi
tentang hubungan antara kata yang satu dengan kata yang lain.

3
Dari beberapa pernyataan yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa
sintaksis merupakan bagian dari ilmu bahasa yang didalamnya mengkaji
tentang kata dan kelompok kata yang membentuk frasa, klausa, dan kalimat.

2. Struktur Sintaksis
Istilah subjek (S), predikat (P), objek (O), dan keterangan (Ket), kata benda
(nomina), kata kerja (verba), kata sifat (adjectival), kata depan dan kata bilangan
(numeralia) sudah tidak asing lagi di telinga kita. Apa yang anda ketahui tentang
istilah-istilah tersebut sebagai fungsi kata. Istilah-istilah tersebut adalah kategori
atau kelas kata. Bagaimana dengan istilah pelaku, penderita, penerima, aktif,
pasif, waktu, proses? Istilah-istilah tersebut adalah peran.
Untuk mengingatkan kembali pemahaman anda tentang istilah-istilah tersebut,
perhatikn kalimat berikut ini !
(1) Ibu membeli jeruk di pasar
Kata-kata yang terdapat dalam kalimat tersebut memiliki fungsi sebagai berikut :
Ibu membeli jeruk di pasar
S P O Ket
Sehingga dapat dilihat bahwa kalimat tersebut memiliki pola kalimat
S – P – O – K.
Coba sekarang perhatikan klimat berikut !
(2) Ayah berangkat ke kantor
(3) Adik menangis
(4) Pohon mangga itu tumbang kemarin sore
(5) Kemarin ibu memasak ikan
(6) Pak Guru ?
Hal yang menjadi pertanyaan adalah apakah kalimat (2) sampai (6) sama
dengan kalimat (1) ?. Sekarang tentukan terlebih dahulu fungsi tiap kata dalam
kalimat-kalimat tersebut sehingga mengetahui apakah kalimat (2) sampai (6)
memiliki pola yang sama. Sekarang perhatikan uraian berikut:

4
Ayah berangkat ke kantor
S P Ket
Adik menangis
S P
Pohon mangga itu tumbang kemarin sore
S P Ket
Kemarin ibu memasak ikan
Ket S P O
Pak Guru ?
S
Berdasarkan urian tersebut dapat dikatakan bahwa setiap kalimat tidak
selalu berpola S-P-O-Ket, dan sebuah kalimat tidak harus selalu diikuti oleh objek
(O) terlihat pada kalimat (2), (3), (4), dan (6), dan kalimat tidak harus diawali oleh
kata yang memiliki fungsi subjek (S) terlihat pada kalimat (5), serta sebuah
kalimat bisa saja hanya memiliki satu fungsi, hal ini dapat dilihat pada contoh (6).
3. Lingkup Cakupan Sintaksis

Cakupan Sintaksis menurut Ramlan (1987:21) meliputi frasa, klausa, kalimat,


dan wacana.

Menurut Chaer (1994 : 219) satuan terkecil adalah kata, yang secara hierarkial
menjadi komponen pembentuk satuan sintaksis yang lebih besar yaitu frasa, klausa
dan kalimat. Sedangkan unsur penbentuk wacana adalah kalimat.

Berdasarkan pengertian sintaksis di atas, dalam tataran sintaksis kata


merupakan satuan terkecil, yang secara hierarkial menjadi komponen pembentuk
satuan sintaksis yang lebih besar yaitu frase. Maka di sini, kata, hanya dibicarakan
sebgai satuan terkecil dalam sintaksis, yaitu dalam hubungannya dengan unsur-
unsur pembentuk satuan yang lebih besar, yaitu frase, klausa, dan kalimat.

5
4. Pengertian Frasa, Klausa, dan Kalimat
1.1 Pengertian Frasa
Frasa adalah satuan linguistik yang secara potensial merupakan gabungan
dua kata atau lebih, yang tidak mempunyai ciri-ciri klausa (Cook, 1971: 91 ;
Elson and Pickett, 1969: 73) atau tidak melampaui batas subjek atau predikat
(Ramlan, 1976: 50); dengan kata lain: sifatnya tidak predikatif.
Venhaar (2001) menjelaskan bahwa frasa adalah kelompok kata yang
merupakan
bagian fungsional dari tuturan yang lebih panjang. Kentjono (1990) mendefinis
ikan frasa sebagai satuan gramatikal yang terdiri atas dua kata atau lebih dari
dua kata yang tidak berciri klausa dan yang pada umumnya
menjadi pembentuk klausa. Keraf (1991) menyatakan bahwa frasa merupakan
suatu konstruksi yang terdiri atas dua kata atau lebih yang membentuk suatu
kesatuan.
Kridalaksana (1993) menegaskan bahwa frasa merupakan gabungan dua
kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif; gabungan ini dapat rapat, dapat
renggang.
Parera (1994) yang memberi batasan frasa sebagai suatu konstruksi yang
dapat dibentuk oleh dua kata atau lebih, baik dalam bentuk sebuah pola dasar
kalimat maupun tidak. Chaer (1998) menyatakan bahwa frasa merupakan
gabungan dua kata atau lebih yang merupakan satu kesatuan dan menjadi salah
satu unsur atau fungsi kalimat (subjek, predikat, objek, atau keterangan).

2.1 Pengertiaan Klausa


Ada beberapa definisi klausa menurut para ahli bahasa yakni sebagai berikut
:
Menurut kridalaksana, klausa merupakan satuan gramatikal yang berupa
gabungan kata, minimal terdiri dari subjek dan predikat serta berpotensi
menjadi kalimat.

6
Ramlan mengatakan bahwa klausa merupakan satuan gramatik yang terdiri
atas S, P, (O), (Pel), dan (K).
H. Alwi, klausa merupakan satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata atau
lebih dan mengandung unsur predikasi.
Klausa adalah satuan sintaksis yang bersifat predikatif. Artinya, didalam
satuan atau konstruksi itu terdapat sebuah predikat, bila dalam satuan itu tidak
terdapat predikat, maka satuan itu bukan sebuah klausa (Chaer,2009:150).
Menurut pendapat Arifin (2008:34) klausa adalah satuan gramatikal yang
berupa gabungan kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan
predikat. Klausa atau gabungan kata itu berpotensi menjadi kalimat. Dari
beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa klausa adalah
gabungan dari beberapa kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan
predikat, boleh dilengkapi (objek), (pelengkap), dan (keterangan).

3.1 Pengertian kalimat

Banyak ahli yang telah mengemukakan definisi atau pengertian kalimat.


Beberapa di antaranya akan penulis kemukakan sebagai berikut.
Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri, yang
mempunyai pola intonasi akhir dan yang terdiri dari klausa. (Cook, 1971: 39-40;
Elson and Pickett, 1969: 82).

Pakar bahasa di Indonesia, Alisjahbana (1978) menyatakan bahwa kalimat


adalah satuan kumpulan kata yang terkecil yang mengadung pikiran lengkap.

A.A.Fokker (1960:9), juga mengatakan: “kalimat ialah ucapan bahasa yang


mempunyai arti penuh dan turunnya suara menjadi cirinya sebagai batas
keseluruhanya”.

Gorys Keraf (1978:156), dimana dikatakannya: “suatu bagian ujaran, yang


didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedangkan intonasinya menunjukan bahwa

7
bagian ujaran itu sudah lengkap disebut kalimat”.
Kridalaksana (1993) menegaskan bahwa kalimat adalah (i) satuan bahasa yang
secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual
maupun potensial terdiri atas klausa; (ii) klausa bebas yang menjadi bagian
kognitif percakapan; satuan preposisi yang merupakan gabungan klausa atau
merupakan satu klausa, yang membentuk satuan yang bebas,; jawaban minimal,
seruan, salam, dan sebagainya; dan (iii) konstruksi gramatikal yang terdiri atas
satu atau lebih klausa yang ditata menurut pola
tertentu, dan dapat berdiri sendiri sebagai satu satuan.

Alwi (2001) mengatakan bahwa kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang
dapat mengungkapkan pikiran yang utuh.

Ramlan (1981:6) mengatakan: “kalimat ialah satuan gramatik yang dibatasi


oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik”. Parera
(1978:10) mengatakan: “sebuah bentuk ketatabahasaan yang maksimal yang tidak
merupakan bagian dari sebuah konstruksi ketatabahasaan yang lebih besar dan
lebih luas adalah kalimat”.
Kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap
merupakan definisi umum yang biasa dijumpai. Dalam kaitannya dengan satuan-
satuan sintaksis yang lebih kecil (kata,frase,dan klausa) bahwa kalimat adalah
satuan sintaksis yang disusun dari konsituen dasar, yang biasanya berupa klausa,
dilengkapi dengan konjugsi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi final.

5. Ciri-ciri Frasa, Klausa, dan Kalimat


2.1 Ciri-ciri Frasa
Sesuai dengan definisi-definisi yang dikemukakan para ahli, maka dapat
mengidentifikasi frasa sebagai suatu satuan atau konstruksi yang berciri: (i)
terdiri atas dua kata atau lebih yang berhubungan dan membentuk suatu
kesatuan, (ii) tidak bersifat predikatif, (iii) tidak berciri klausa, (iv) merupakan

8
unsur pembentuk klausa, dan (v) menempati salah satu unsur atau fungsi dalam
kalimat.
2.2 Ciri-ciri Klausa, yaitu:
- terdiri atas S dan P baik disertai O, Pel, K maupun tidak
- unsur klausa berupa S dan P,
- unsur utama klausa adalah P karena S dapat dilesapkan,
- mempunyai rumus (S) P, (O) (Pel).
2.3 Ciri-ciri Kalimat
Berdasarkan definisi atau pengertian kalimat yang disampaikan para ahli, kita
dapat merumuskan ciri-ciri kalimat, yaitu sebagai berikut:
1) Sebagai satuan bahasa atau satuan gramatikal;
2) Terdiri atas satu kata atau lebih (tidak terbatas)/terdiri atas klausa;
3) Secara relatif dapat berdiri sendiri
4) Memiliki atau mengandung pikiran yang lengkap
5) Mempunyai pola intonasi akhir
6) Dalam konvensi tulis, ditandai oleh awal huruf capital dan diakhiri tanda
baca (tanda titik untuk kalimat deklaratif, tanda tanya untuk kalimat
interogatif, dan tanda seru untuk kalimat interjektif).

6. Hubungan frasa, kalusa, dan kalimat


Dilihat dari bentuknya, kalimat dapat dirumuskan sebagai konstruksi
sintaksis terbesar yang terdiri atas dua kata atau lebih. Hubungan struktural antara
kata dan kata, atau kelompok kata dan kelompok kata yang lain, berbeda-beda.
Sementara, kedudukan tiap kata atau kelompok kata dalam kalimat itu berbeda-
beda pula. Antara “kalimat” dan “kata” terdapat dua satuan sintaksis antara, yaitu
“klausa” dan “frasa”. Klausa merupakan satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata
atau lebih yang mengandung unsur predikasi, sedangkan frasa adalah satuan
sintaksis yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak mengandung unsur
predikasi.

9
BAB 3

PENUTUP
1.1 Simpulan
Dari pembahasan sebelumnya, kita bisa mengetahui bahwa sintaksis adalah
cabang yang membicarakan kalimat dengan segala bentuk dan unsur-unsur
pembentuknya. Tiga kajian sintaksis yakni frase, klausa, dan kalimat.
Salah satu definisi sintaksis menurut para ahli yaitu ilmu yang mempelajari
hubungan antara kata atau frase atau klausa atau kalimat yang satu dengan kata
atau frase (clause atau kalimat yang lain atau tegasnya mempelajari seluk-beluk
frase, klause, kalimat dan wacana (Ramlan. 1985:21)
Salah satu kajian sintaksis yaitu kalimat yang merupakan alat interaksi dan
kelengkapan pesan atau isi yang akan disampaikan, didefinisikan sebagai susunan
kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap. Sedangkan dalam
kaitannya dengan satuan-satuan sintaksis yang lebih kecil (kata, frase, dan klausa),
kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang biasanya
berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan
intonasi final.
Kalimat juga merupakan satuan bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih
yang mengandung satu pengertian dan mempunyai pola intonasi akhir serta bagian
ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, serta memiliki fungsi-fungsi
gramatikal.

1.2 Saran
Demikianlah makalah yang telah kelompok kami susun. Kami berharap
makalah ini berguna sebagaimana mestinya dan dapat diterima dengan baik. Tapi,
sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekurangan, kami juga mengharapkan
kritik dan saran yang membangun sehingga kami sebagai pemakalah dapat
memperbaiki kekurangan dan mempertahankan kelebihan yang ada pada makalah
kami. Terima kasih.

10
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. (1998). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia ke-3. Jakarta: Balai
pustaka

Keraf, Gorys. (1991). Tata bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Grasindo.

K. Roestiyah, N. (1991). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

11

Anda mungkin juga menyukai