DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
ASLAM ( D011221032 )
IBNU SABIL A. ( D011221037 )
MUHAMMAD ARIF PADANRANGI ( D011221087 )
Dosen:
Dr. H. ANDI ABDUL HAMZAH, Lc.,
M.Ag
Alhamdulillah, Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Segala puji bagi Allah SWT Tuhan
semesta alam, atas limpahan rahmat, taufik dan inayah-Nya serta nikmat sehat sehingga
kami tetap bisa menjalankan kehidupan sehari-hari dengan lancar. Shalawat dan salam
selalu tercurahkan kepada Rasulullah, Nabi Muhammad SAW. Nabi yang telah
membawa umat Islam dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang-benderang.
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk menambah
wawasan khususnya mengenai “Konsep Hukum dan HAM dalam Islam” yang kami
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca, khususnya para mahasiswa Universitas Hasanuddin. Kami sebagai penulis
makalah ingin meminta maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan
baik dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah ini. Kami sebagai penulis
sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,
kepada dosen pembimbing kami meminta masukannya demi perbaikan makalah di masa
yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Anggota Kelompok 5
BAB I
PENDAHULUAN
1. Konsep Hukum
Hukum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan tujuan untuk
mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan, mencegah terjadinya
kekacauan. Hukum memiliki tugas untuk menjamin bahwa adanya kepastian hukum dalam
masyarakat. Oleh sebab itu setiap masyarakat berhak untuk memperoleh pembelaan didepan
hukum. Hukum dapat diartikan sebagai sebuah peraturan atau ketetapan/ketentuan yang
tertulis ataupun yang tidak tertulis untuk mengatur kehidupan masyarakat dan menyediakan
sangsi untuk orang yang melanggar hukum.
2. Konsep HAM
HAM adalah hak-hak dasar manusia yang dimiliki sejak berada dalam kandungan dan
setelah lahir ke dunia (kodrat) yang berlaku secara universal dan diakui oleh semua
orang.HAM adalah singkatan dari Hak Asasi Manusia, dimana masing-masing kata tersebut
memiliki makna. Kata “Hak” dalam hal ini berarti sebagai kepunyaan atau kekuasaan atas
sesuatu, sedangkan “Asasi” adalah sesuatu hal yang utama dan mendasar. Jadi, pengertian
HAM secara singkat adalah suatu hal yang mendasar dan utama yang dimiliki oleh manusia.
Pada praktiknya, ada banyak sekali pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di
berbagai penjuru dunia. Pelanggaran HAM tersebut dilakukan semata-mata untuk kekuasaan
dan kepemilikan sumber daya yang ada di suatu tempat.
2.1 Perbedaan Prinsipil Konsep Hak Asasi Manusia dalam Pandangan Barat dan
Islam
Ada perbedaan prinsip antara HAM dilihat dari sudut pandangan Barat dan
Islam. HAM menurut pemikiran Barat semata-mata bersifat antroposentris, artinya,
segala sesuatu berpusat kepada manusia. Dengan demikian, manusia sangat
dipentingkan karena ukuran kebenarannya adalah menurut manusia sehingga sifatnya
akan subyektif. Sebaliknya, hak-hak asasi manusia ditilik dari sudut pandangan Islam
bersifat teosentris, artinya, segala sesuatu berpusat kepada Tuhan. karenanya, ukuran
kebenarannya adalah menurut Tuhan Dengan demikian Tuhan sangat dipentingkan.
Dalam hubungan ini, A.K. Brohi menyatakan: “Berbeda dengan pendekatan Barat,
strategi Islam sangat mementingkan penghargaan kepada hak-hak asasi dan
kemerdekaan dasar manusia sebagai sebuah aspek kualitas dari kesadaran keagamaan
yang terpatri di dalam hati, pikiran dan jiwa penganut-penganutnya. Perspektif Islam
sungguh-sungguh bersifat teosentris.
Pemikiran Barat menempatkan manusia pada posisi bahwa manusialah yang
menjadi tolok ukur segala sesuatu, maka di dalam Islam melalui firmanNya, Allahlah
yang menjadi tolok ukur segala sesuatu, sedangkan manusia adalah ciptaan Allah
untuk mengabdi kepada-Nya. Di sinilah letak perbedaan yang fundamental antara
hak-hak asasi manusia menurut pola pemikiran Barat dengan hak-hak asasi menurut
pola ajaran Islam. Makna teosentris bagi orang Islam adalah manusia pertamatama
harus meyakini ajaran pokok Islam yang dirumuskan dalam dua kalimat syahadat
yakni pengakuan tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya.
Barulah setelah itu manusia melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, menurut isi
keyakinannya itu.
Hak asasi manusia dalam Islam tidak semata-mata menekankan kepada hak
asasi manusia saja, akan tetapi hak-hak itu dilandasi kewajiban asasi manusia untuk
mengabdi kepada Allah sebagai penciptanya. Petunjuk Ilahi yang berisikan hak dan
kewajiban tersebut telah disampaikan kepada umat manusia semenjak manusia itu
ada. Diutusnya manusia pertama (Adam) ke dunia diindikasikan bahwa Allah telah
memberikan petunjuk kepada manusia. Kemudian ketika umat manusia menjadi lupa
akan petunjuk tersebut Allah mengutus Nabi dan Rasulnya untuk mengingatkan
mereka akan keberadaannya. Nabi Muhammas saw diutus bagi umat manusia sebagai
Nabi terakhir untuk menyampaikan dan memberikan teladan kehidupan yang
sempurna kepada umat manusia seluruh zaman sesuai dengan jalan Allah. Hal ini
jelas menunjukkan bahwa menurut pandangan Islam, konsep HAM bukanlah hasil
evolusi dari pemikiran manusia, namun merupakan hasil dari wahyu ilahi yang telah
diturunkan melalui para Nabi dan Rasul dari sejak permulaan eksistensi umat manusia
di atas bumi.
Kewajiban yang diperintahkan kepada umat manusia dapat dibagi ke dalam dua
kategori, yaitu huqūqullah dan huqūqul „ibād. Huqūqullāh (hak-hak Allah) adalah
kewajiban-kewajiban manusia terhadap Allah swt yang diwujudkan dalam berbagai
ritual ibadah, sedangkan huqūqul „ibād (hak-hak manusia) merupakan kewajiban-
kewajiban manusia terhadap sesamanya dan terhadap makhluk-makhluk Allah yang
lainnya. Hak-hak Allah tidak berarti bahwa hak-hak yang diminta oleh Allah karena
bermanfaat bagi Allah, karena hak-hak Allah bersesuaian dengan hakhak
makhluknya.
Al-Qur‟an dan as-Sunnah sebagai sumber hukum dan pedoman hidup telah
memberikan penghargaan yang tinggi terhadap Hak Asasi Manusia. Al-Qur‟an dan
as-Sunnah telah meletakkan dasardasar HAM jauh sebelum timbul pemikiran
mengenai hal tersebut pada masyarakat dunia. Ini dapat dilihat pada ketentuan-
ketentuan yang terdapat dalam al-Qur‟an antara lain: terdapat 80 ayat berbicara
tentang hidup, pemeliharaan hidup dan penyediaan sarana kehidupan; 150 ayat
berbicara tentang ciptaan dan makhluk-makhluk serta tentang persamaan dalam
penciptaan; 320 ayat berbicara tentang sikap menentang kezaliman dan orang-orang
yang berbuat zalim; 50 ayat memerintahkan berbuat adil diungkapkan dengan kata:
„adl dan qisth; 10 ayat yang berbicara mengenai larangan memaksa untuk menjamin
kebebasan berfikir, berkeyakinan dan mengutarakan aspirasi; dan dan lain sebagainya.
Hukum Islam telah merumuskan pengaturan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi
manusia seperti yang tertuang dalam dalam al-Qur‟an dan asSunnah, antara lain:
1. Hak hidup
Hukum Islam memberikan perlindungan dan jaminan atas hak hidup manusia.
Hal ini dapat dilihat dari ketentuan syariat yang melindungi dan menjunjung tinggi
darah dan nyawa manusia melalui larangan untuk membunuh dan menetapkan
hukuman qishash bagi pelaku pembunuhan, seperti yang termaktub dalam QS. al-
Māidah/5: 32 menyebutkan:
ك ۛ َكتَ ْبنَا َع ٰلى بَنِ ْٓي اِ ْس َر ۤا ِء ْي َل اَنَّهٗ َم ْن قَتَ َل نَ ْفس ًۢا َ ِِم ْن اَجْ ِل ٰذل
اس َج ِم ْيع ًۗا َو َم ْن َ َّض فَ َكاَنَّ َما قَتَ َل الن ِ ْس اَ ْو فَ َسا ٍد فِى ااْل َر ٍ بِ َغي ِْر نَ ْف
ت ثُ َّمِ اس َج ِم ْيعًا ۗ َولَقَ ْد َج ۤا َء ْتهُ ْم ُر ُسلُنَا بِ ْالبَيِّ ٰنَ َّاَحْ يَاهَا فَ َكاَنَّ َمٓا اَحْ يَا الن
ْرفُ ْو َن
ِ ض لَ ُمس ِ ْك فِى ااْل َر َ ِاِ َّن َكثِ ْيرًا ِّم ْنهُ ْم بَ ْع َد ٰذل
Artinya:
Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa
barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau
bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh
semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-
akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya Rasul Kami
telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas.
Tetapi kemudian banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.
2. Hak beragama
Kebebasan dan kemerdekaan manusia merupakan bagian yang penting dalam
Islam, tidak terkecuali kebebasan dalam beragama sesuai dengan keyakinan masing-
masing individu. Karenanya, Islam sangat melarang adanya tindakan pemaksaan
keyakinan agama kepada orang telah menganut agama tertentu. Hak kebebasan
beragama ini dengan jelas disebutkan dalam QS. al-Baqarah/2: 256:
ْٓاَل اِ ْك َراهَ فِى ال ِّدي ۗ ِْن قَ ْد تَّبَي ََّن الرُّ ْش ُد ِم َن ْال َغ ِّي ۚ فَ َم ْن يَّ ْكفُر
َ ِك بِ ْالعُرْ َو ِة ْال ُو ْث ٰقى اَل ا ْنف
صا َم َ ت َويُْؤ ِم ۢ ْن بِاهّٰلل ِ فَقَ ِد ا ْستَ ْم َس ِ بِالطَّا ُغ ْو
لَهَا ۗ َوهّٰللا ُ َس ِم ْي ٌع َعلِ ْي ٌم
Artinya:
Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas
(perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar
kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh)
pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha
Mengetahui.
Allah mengutus rasul agar melakukan perubahan sosial dengan menetapkan hak
persamaan dan keadilan bagi seluruh umat manusia termasuk diantaranya persamaan
di mata hukum. Sabda Rasulullah saw: “seandainya fathimah anak Muhammad
mencuri, pasti aku potong tangannya”. (HR. Bukhari dan Muslim).
ِ َو ْلتَ ُك ْن ِّم ْن ُك ْم اُ َّمةٌ يَّ ْد ُع ْو َن اِلَى ْال َخي ِْر َويَْأ ُمر ُْو َن بِ ْال َم ْعر ُْو
ف
ٰۤ ُ
ك هُ ُم ْال ُم ْفلِح ُْو َنَ ول ِٕى َويَ ْنهَ ْو َن َع ِن ْال ُم ْن َك ِر ۗ َوا
Artinya:
Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan
mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Dalam sebuah hadis disebutkan: “Katakanlah yang benar sekalipun itu pahit
(berat).” HR. Ibn Hibban.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hak asasi manusia adalah hak-hak yang melekat pada manusia yang diberikan
langsung oleh Tuhan yang maha pencipta. Perbedaan prinsipil antara konsep HAM
dalam pandangan Barat dan Islam adalah bahwa HAM menurut Barat bersifat
antroposentris artinya segala sesuatu berpusat pada manusia, sedangkan HAM dalam
Islam bersifat teosentris artinya segala sesuatu berpusat pada Tuhan.
Beberapa rumusan HAM menurut hukum Islam yang terdapat dalam Al-Qur,an dan
as-Sunnah diantaranya: hak hidup, hak kebebasan beragama, hak bekerja dan
mendapatkan upah, hak persamaan, hak kebebasan berpendapat, hak atas jaminan sosial,
dan hak atas harta benda.
Beberapa prinsip HAM dalam hukum Islam adalah sebagai berikut: prinsip
perlindungan terhadap agama, prinsip perlindungan terhadap jiwa, prinsip perlindungan
terhadap akal, prinsip perlindungan terhadap keturunan dan prinsip perlindungan
terhadap harta.
3.2 Saran
Sebagai pemula di bangku perkuliahan, kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun. Karena saran dan kritik itu akan bermanfaat bagi kami untuk lebih
memperbaiki atau memperdalam kajian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Asiah, N., 2017. HAK ASASI MANUSIA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. Jurnal Syari’ah dan Hukum
Diktum, I(15), pp. 55-63.
Dewi, S. K. et al., 2019. MAKALAH HUKUM, HAM, DAN DEMOKRASI DALAM ISLAM. [Online]
Available at:
https://www.researchgate.net/publication/335858836_MAKALAH_HUKUM_HAM_DAN_DEM
OKRASI_DALAM_ISLAM
[Diakses 22 Maret 2023].