Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL PAI

HAK ASASI MANUSIA

DARI PERSPEKTIF ISLAM

Dosen Pengampu: Dr. Drs. Luluk Fauzih, M.Si.

Disusun oleh:

Nama: Putri Saskia Bulan Hanum

NIM: 40011422650054

KELAS A

PROGRAM AKUNTANSI PERPAJAKAN

FAKULTAS SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

TAHUN AJARAN 2022/2022


Pendahuluan

Pada dasarnya Hak Asasi Manusia di dalam berbagai aspek yaitu bagian pokok dari berdirinya
sebuah negara, Hal ini berdasarkan dari teori Locke tentang perlindungan hak-hak asasi manusia.
Setiap individu diharapkan patuh terhadap kekuasaan negara selama negara itu dapat membuat
kedamaian, keamanan, kesejahteraan dan juga melindungi hak-hak asasi masyarakat yang
merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan sejak manusia dilahirkan. Negara akan
mendapatkan pengakuan kekuasaan dari masyarakat jika sebuah negara dapat menghormati hak
asasi masyarakatnya. Di kehidupan dan kebebasan, setiap individu harus mendapatkan hak asasi
yang pantas didapatkan, sehingga dapat membawa perubahan integritas setiap individu agar
mendapatkan kehidupan yang baik dan bermartabat. Hal itu akhirnya membentuk suatu tuntutan
moral yang sebagai mana manusia dapat memperlakukan sesamanya sesuai dengan martabatnya.
Tuntutan moral tersebut sangat cocok dengan inti dan ajaran semua agama. Tuntutan moral ini
dibutuhkan supaya dapat melindungi individu dan sekelompok individu yang tidak berdaya dari
perilaku tidak wajar yang datang dari para petinggi, oleh karena itu di pembahasan tersebut
merupakan penghargaan terhadap kemanusiaan yang tidak ada batasnya tanpa pengecualiaan
dan tanpa perbedaan berdasarkan alasan apapun termasuk alasan kekuasaan,. Islam memberi
pelajaran bahwa martabat terhadap sesama makhlu hidup (manusia) sangat penting, karena Islam
adalah agama yang menjunjung tinggi kemanusiaan.

Mengakui pentingnya menghormati sesama manusia dan mengakui pentingnya hak asasi
manusia berjalan seiring dengan mengakui pentingnya menempatkan manusia sebagai pusat
pembangunan. Konsep hak asasi manusia berakar pada penghormatan terhadap harga diri
makhluk hidup (manusia), memandang manusia yaitu makhluk yang sangat spesial, memandang
makhluk hidup (manusia) sebagai subyek daripada objek, dan manusia sebagai makhluk
independen dari gender, ras, ideologi, dan etnis. , bahasa, agama. Hak asasi manusia memberikan
prinsip-prinsip universal kesetaraan makhluk hidup (manusia) , sehingga diskriminasi,
eksploitasi, kekerasan terhadap sesama manusia tidak diperbolehkan. Di sini penting untuk
bekerja dengan nilai-nilai hak asasi manusia universal dari sudut pandang Islam. Dari latar
belakang tersebut, masalah berikut akan dibahas di sini.
Apa konsep HAM dalam Islam yang menunjukkan hubungan antara Islam dan HAM?

Konsep HAM menurut para ahli

Berikut ini adalah konsep hak asasi manusia berdasarkan pendapat para ahli. Beberapa pendapat
ahli menunjukkan bahwa meskipun ada perbedaan, mereka memiliki dasar prinsip yang sama.

1. Mariam Budiarjo

Hak Asasi Manusia ialah hak-hak yang didapatkan manusia melalui kehadirannya di kehidupan.
Hak itu begitu fundamental dan universal bagi setiap orang tanpa membedakan bangsa, ras,
agama, kelas atau jenis kelamin. Semua dasar hak asasi manusia yaitu setiap individu harus
memiliki kesempatan supaya dapat berkembang sesuai dengan minat dan keinginannya.

2. Thomas Jefferson

Hak asasi manusia pada awalnya ialah kebebasan individu yang enggan diakui negara.
Kebebasan tersebut berasal dari pencipta dari keberadaan manusia. Pemerintah dibuat agar
melindungi hak asasi manusia.

3. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia

Penjelasan dari deklarasi tersebut memberitahukan bahwa hak asasi manusia merupakan hak
kodrat yang dicapai semua manusia karena karunia yang berasal dari sang pencipta yang artinya
sangat berkaitan erat dengan kodrat manusia. Oleh sebab itu, setiap individu berhak atas
kehidupan yang pantas, kebebasan.

Hak asasi manusia merupakan hak asasi manusia yang kodrati, universal, abadi, dan secara
inheren, diberikan oleh sang pencipta supaya dapat memberikan jaminan kelangsungan hidup
dan kemandirian yang tidak dapat ditentang oleh siapa pun.
BAB I Pengertian hak asasi dalam islam
Secara umum, hak asasi manusia adalah hak yang menempel, dan tanpa hak asasi manusia orang
akan kesulitan hidup sebagai manusia. Hak asasi manusia didasarkan pada prinsip dasar bahwa
setiap individu mempunyai martabat yang melekat, tanpa memperhatikan jenis kelamin, ras,
warna kulit, bahasa, asal kebangsaan, usia, kelas, pendapat politik atau agama. Segala individu
pantas untuk menikmati hak-hak ini. Adapun pertanyaan dari mana hak asasi manusia berawal,
terdapat dua gagasan yang akan memberikan jawaban pertanyaan tersebut. Pertama, gagasan
yang didasarkan dari ajaran agama atau mengacu pada wahyu Tuhan sebagai penakluk atas
manusia yang keberadaannya tidak bergantung pada manusia. Semua agama memiliki
pandangan yang sangat jelas bahwa manusia dimulai dan diakhiri dengan Sang Pencipta. Tidak
seorang pun di perbolehkan memerintah atau berperilaku sewenang-wenang. Oleh sebab itu, hak
asasi manusia adalah anugerah dari Tuhan, dan melindungi manusia adalah bagian dari tanggung
jawab manusia kepada Tuhan. Islam memberi tempat manusia pada tempat kemuliaan yang
sangat tinggi. Dengan kemuliaan ini, Islam melindungi jiwa manusia dari ancaman orang lain.
Perlindungan membantu mempertahankan keberadaan manusia. Oleh karena itu, membunuh satu
jiwa manusia pada dasarnya sama dengan membunuh semua manusia. Misalnya, Islam
menggambarkan Quran sebagai berikut:

“Sesungguhnya Kami telah memuliakan keturunan Adam, dan telah Kami angkat mereka di
darat dan di laut.” (QS.17:70). Kedua, gagasan yang tidak langsung berdasarkan agama. Karena
ide-ide ini sangat berbeda. Beberapa didasarkan pada prinsip bahwa kondisi objektif diperlukan
bagi seseorang untuk hidup di bawah nilai-nilai kemanusiaan. Jika kondisi ini tidak terpenuhi,
nilai-nilai kemanusiaan hilang dan manusia hancur. Oleh karena itu, hak asasi manusia tidak
dapat dicabut atau dibatalkan oleh hukum apa pun. Hukum harus dirancang untuk merangkul dan
melindungi hak asasi manusia, dan mereka harus dimenangkan ketika konflik muncul.

Secara terminologi, Menurut Muhammad Khalfullah Ahmad, HAM adalah hak yang
secara kodrati ada dan melekat pada diri manusia sebagai bentuk amanah yang dititipkan oleh
Allah kepada hambanya. Hak asasi manusia harus dilindungi, dihormati, dan diimplementasikan
oleh setiap manusia. Menurut Ibn Rusyd HAM dalam pandangan islam berarti pengamanan,
perlindungan dan antisipasi terhadap berbagai hak asasi yang sifatnya primer (darûriyyât) yang
dimiliki oleh setiap manusia agar tidak mengancam jiwa, harta benda, keturunan, kehormatan, akal
pikiran, dan agama. Pada hakikatnya hal tersebut dilakukan untuk melindungi keselamatan
manusia.

BAB II Perbedaan pandangan barat dan islam tentang HAM

Perbedaan mendasar dalam hak asasi manusia dapat diperhatikan dari perspektif Barat dan Islam.
Menurut pemikiran Barat, hak asasi manusia murni berpusat pada manusia, yang artinya semua
akan berpusat pada manusia. Orang berperan penting karena besarnya kebenaran tergantung pada
orangnya dan karenanya menjadi subjektif. Di sisi lain, dari pandangan Islam sendiri, hak asasi
manusia berpusat pada Tuhan, artinya semua sesuatu berpusat pada sang pencipta. Oleh karena
itu Tuhan sangatlah dibutuhkan, karena ukuran kebenaran tergantung pada Tuhan. AK Brohi
menjelaskan:

“Berlawanan dengan pemikiran Barat, siasat Islam sangat menekankan penghormatan terhadap
hak asasi manusia dan kebebasan sebagai aspek kualitas kesadaran beragama yang tertanam di
jiwa pemeluknya. Sudut pandang Islam benar-benar teosentris. berpikir memberi ruang individu
pada posisi bahwa manusia adalah standar dari segala sesuatu. Oleh karena itu, dari sudut
pandang Islam, Allah menjadi standar dari segala sesuatu melalui Firman-Nya. Manusia ialah
salah satu makhluk Tuhan yang diciptakan untuk beribadah kepada Tuhan. Dari hal tersebut
letak perbedaan mendasar antara hak asasi manusia menurut dengan paradigma Barat dan hak
asasi manusia menurut paradigma Islam. Makna teosentris bagi umat Islam Orang pertama-tama
harus percaya prinsip-prinsip utama Islam, yang diartikulasikan dalam pengakuan bahwa tidak
ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad ialah utusan Allah. Kemudian, orang akan
berbuat baik sesuai dengan sesuatu yang ada di imannya.

BAB III Keseimbangan antara hak dan kewajiban sebagai ciri


HAM dalam islam

Komitmen dasar dalam Islam ialah bahwa yang memegang hak tertinggi dan paling dasar dan
paling berkuasa adalah Allah SWT. Apapun haknya, Allah memiliki labelnya sendiri, yaitu
“paling”. Barangsiapa yang mengatur segala sesuatu, termasuk ciptaan manusia, maka ia
memiliki ketentuan dasar: kewajiban untuk menghormati kewajiban manusia:
Pengakuan diri sebagai 'Maxim' ciptaannya

“Dan aku hanya menciptakan jin dan umat manusia untuk beribadah kepadaku.” Makna dari
kalimat tersebut ialah manusia adalah yang pertama diciptakan dan yang pertama memiliki
kewajiban. Artinya, menyembah Allah Sang Pencipta bukan memuji hak terlebih dahulu. Itu
juga anugerah Tuhan. Al-Qur'an, di antara fungsi-fungsi doktrinal teologisnya, menyebutkan
lahirnya kewajiban-kewajiban lain secara deduktif atau induktif dengan tujuan yang berbeda-
beda, oleh karena itu hakikat kewajiban. Misalnya, kita memiliki kewajiban untuk tetap hidup,
melindungi diri dari perilaku tidak terpuji, dan memperbaiki diri, perasaan, fisik, dan mental.
Obyek-obyek seperti itulah yang kami ciptakan, yang kemudian disebut hak asasi manusia yang
melekat pada manusia. Allah selalu menggunakan istilah "...diwajibkan darimu..." dalam banyak
perintah-Nya, baik berupa perintah maupun larangan, tetapi itu adalah rasionalisasi agama dari
keberadaan manusia dan tidak lebih dari rasionalisasi sosiologis. . Dalam pandangan Islam, hak
mengikuti kewajiban. Kisah kebutuhan Tuhan tentang Adam dan Hawa, yang mengakui
kekuasaan dan komitmen Tuhan untuk berada di bumi dan sekitarnya sebagai tanah kehidupan,
diikuti dengan hak untuk mempertahankan kelangsungan hidup.

Kewajiban seorang muslim di antaranya yaitu bertauhid, melaksanakan setiap perintah


Allah serta menjauhi larangannya. Selain itu, untuk mendapatkan hak kita sebagaimana mestinya,
kita memiliki kewajiban untuk menunaikan hak atas orang lain sehingga keseimbangan antara hak
dan kewajiban dapat terjadi. Dalam konsep dharuriyat ul khams, terdapat lima prinsip hak-hak
asasi manusia dalam islam, yaitu :

1. Hak perlindungan atas keyakinan


Konsep ini tertuang dalam ayat “laa ikraha fiddiin” (tidak ada paksaan dalam agama) dan
“lakum diiinukum waliyadin” (untukmu agamamu, dan untukku agamaku). Atas dasar
inilah tidak boleh ada paksaan dalam memilih keyakinan dan agama yang dianutnya.
2. Hak perlindungan atas jiwa
Konsep ini bersesuaian dengan ayat Al- Quran “Barangsiapa yang membunuh,
melenyapkan suatu jiwa, maka perbuatan itu seolah melenyapkan seluruh jiwa”
3. Hak perlindungan atas pikiran dan akal manusia
4. Hak perlindungan atas nama baik
5. Hak perlindungan atas harta milik
Kesimpulan
Hak Asasi Manusia ialah hak yang melekat pada diri manusia yang diberi langsung oleh Allah.
Perbedaan utama antara konsep hak asasi manusia Barat dan Islam adalah bahwa hak asasi
manusia Barat berpusat pada manusia dan segala sesuatu berpusat pada manusia, sedangkan hak
asasi manusia Islam berpusat pada Tuhan dan segala sesuatu berpusat pada Tuhan. Dalam islam
sendiri, manusia harus melaksanakan kewajibannya terlebih dahulu yaitu menyembah Allah,
barulah manusia tersebut berhak mendapat haknya dari Allah.
Daftar Pustaka
. (Mariam Budialjo, 1982, 120)

(Apa itu Majalah Demokrasi, 8)

(Apa itu Majalah Demokrasi, 20)

(.Ketetapan MPR-RI No.XVII/MPR/1998)

Alfaruqi, Daniel (2017). Korelasi Hak Asasi Manusia dan Hukum Islam. Jurnal Sosial dan
Budaya Syar-I, 4(1), 3.

Redasksi dalamislam. "Hak dan Kewajiban dalam Islam Sebagai Manusia".


Dalamislam.com.https://dalamislam.com/landasan-agama/hak-dan-kewajiban-dalam- islam

https://journal.unpar.ac.id/index.php/veritas/article/download/1418/1364/2956

https://ejurnal.iainpare.ac.id/index.php/diktum/article/download/425/322/

Anda mungkin juga menyukai